HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

  

HUBUNGAN ANTARA

DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Herlina Jayanti

  NIM : 039114117

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

HUBUNGAN ANTARA

DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Herlina Jayanti

  NIM : 039114117

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DIME NSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DENGAN DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

  Oleh : Herlina Jayanti

  NIM : 039114117 Telah disetujui oleh :

  Pembimbing I P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. tanggal 10 September 2007

  SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DIMENS

  I KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DE NGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

  Dipersiapkan dan Ditulis oleh Herlina Jayanti

  NIM : 039114117 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 10 September 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda tangan Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., Msi. ……………………...

  Anggota Minta Istono, S.Psi., M.si. ……………………… Anggota YB. Cahya Widiyanto, S.Psi. ………………………

  September 2007 Yogyakarta, 10 September 2007 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can,

  For all the creatures you can .

  Anonim

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Penulis

  

ABSTRAK

  Herlina Jayanti (2007). Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Enam Faktor

  

dengan Kepemimpinan Transformasional . Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

  Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional. Hipotesis mayor yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional. Sedangkan enam hipotesis minor lainnya yang diajukan adalah setiap dimensi kepribadian yang terdiri dari dimensi extraversion, agreeableness, independence, openness to

  

experience , metodicalness , dan industriousness berhubungan dengan

kepemimpinan transformasional.

  Penelitian ini dilakukan di kantor stokist Tianshi Yogyakarta, subjek penelitian ini adalah leader berjumlah 41 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Alat pengumpulan data terdiri dari 2 skala, yaitu skala kepemimpinan transformasional (MLQ 5X short) yang disusun oleh Bass dan Avolio (1995) dan skala dimensi kepribadian enam faktor yang berasal dari self report dan disusun sendiri oleh penulis. Uji kesahihan dan reliabilitas untuk skala kepemimpinan transformasional adalah 0,929, sedangkan untuk skala dimensi kepribadian enam faktor adalah 0,800 untuk dimensi extraversion; 0,788 untuk dimensi

  agreaableness ; 0,744 untuk dimensi independence; 0,793 untuk dimensi openness

to experience ; 0,846 untuk dimensi methodicalness; dan 0,833 untuk dimensi

industriouness .

  Hasil analisis data menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa p=0,078, p> 0,05. Hipotesis mayor dalam penelitian ini ditolak, artinya dimensi kepribadian enam faktor tidak mempengaruhi kepemimpinan transformasional para leader Tianshi. Demikian juga dengan keenam hipotesis yang menunjukkan tidak ada hubungan tiap dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional, antara dimensi extraversion dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi agreeableness dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi independence dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi openness to experience dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi methodicalness dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), dan antara dimensi industriousness dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kepribadian enam faktor tidak berhubungan dengan kepemimpinan transformasional.

  ABSTRACT

  Herlina Jayanti (2007). The Relationship between The Six Factors of Personality Dimensions with Transformasional Leadership. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

  This research aims to find out the relationship between the six factors of personality dimensions with transformasional leadership. The major hypothesis which proposed in this reseach is there is relationship between the six factors of personality dimension with transformasional leadership. Meanwhile the six hypothesis minor which proposed in this leadership is each personality dimension which is consists of extraversion, agreaableness, independence, openness to experience, methodicalness, and industriousness related to transformasional leadership.

  This research has done at Tianshi stockist office in Yogyakarta and the research subjects are 41 leaders. The researcher uses scale as data gathering method. There are two data gathering tools namely transformasional leadership scale (MLQ 5X short) which is done by Bass and Avolio (1995) and the six factors of personality dimension scale which taken from self report and arranged by researcher. The credibility and reliability test for transformasional leadership scale is 0,929, meanwhile for the six factors of personality dimension is 0,800 for extraversion dimension; 0,788 for agreaableness dimension; 0,744 for independence dimension; 0,793 for openness to experience dimension; 0,846 for methodicalness dimension; and 0,833 for industriousness dimension.

  The result of data analysis using regression analysis shows that p=0,078, p > 0,05. The hypothesis major in this thesis is rejected, which means that the six factors personality dimension do not influence Tianshi leaders transformasional.

  The six hypothesis minor also do not show a relationship between each six factors of personality dimension with transformasional leadership, between extraversion dimension and transformasional leadership (p>0,05), agreaableness and transformasional leadership (p>0,05), independence and transformasional leadership (p>0,05), openness to experience and transformasional leadership (p>0,05), methodicalness and transformasional leadership (p>0,05), and industriousness and transformasional leadership (p>0,05).

  The conclusion of this research is the six factors of personality dimension are not related to transformasional leadership.

KATA PENGANTAR

  Syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat memulai dan menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimak kasih kepada :

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan izin penelitian maupun memberikan waktu, saran-saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

  2. Dosen Penguji Pak Minto dan Pak Cahyo yang telah memberikan saran dan kritik bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

  3. Bapak Agung Santoso selaku dosen statistik, yang sebelum berangkat melanjutkan studi di luar bersedia mengajarkan SPSS kepada penulis.

  4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis semasa kuliah.

  5. Staf dan karyawan di sekretariat Psikologi, Pak Gi’, Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji yang telah banyak membantu penulis.

  6. Bapak Daniel selaku pemilik kantor stokist Tianshi kotabaru Yogyakarta, yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian dan izin mengukuti seminar-seminar Tianshi.

  7. Kak Suryadi selaku leader Tianshi yang membantu penulis untuk memberikan kesempatan membagikan skala penelitian pada leader-leader lainnya.

  8. Teman-teman penulis, dari pelatihan senam dan kampus yang memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai.

  9. Segenap keluarga, Papa, Mama, dan kakak-kakak yang selalu mendorong penulis untuk mengerjakan skripsi.

  Beserta pihak-pihak yang telah berproses bersama penulis hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

  Penulis, Herlina J

  DAFTAR ISI

  15 1. Dimensi Kepribadian Enam Faktor ……………………………...

  27 C. Definisi Operasional ………………………………………………….

  27 B. Identifikasi Variabel ……………………………….............................

  27 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….

  26 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………….

  25 E. Hipotesis ……………………………………………………………..

  20 D. Skema dinamika Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional ……………………………………………………..

  19 C. Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional leader Tianshi ……………

  3. Pengukuran Dimensi Kepribadian Enam Faktor ………………………………………..

  18

  2. Implikasi dari Dimensi Kepribadian Enam Faktor……………………………..................

  15

  14 B. Kepribadian ………………………………………………………….

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………. v ABSTRAK……………………………………………………………............... vi ABSTRACT…………………………………………………………… ……… vii KATA PENGANTAR ………………………………………………............... viii DAFTAR ISI…………………………………………………………............... x DAFTAR TABEL…………………………………………………… ……….. xii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...

  4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

  12

  10 3. Kepemimpinan Transformasional……………………….. ……...

  2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Transformasional………………………………………................

  9

  9 1. Pengertian Kepemimpinan ……………………………………….

  9 A. Kepemimpinan Transformasional ……………………………………

  7 BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………

  7 D. Manfaat Penelitian …………………………………………................

  7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..

  27

  1. Dimensi Kepribadian Enam Faktor …………………………….

  27 2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional …………………….

  29 D. Subjek Penelitian ……………………………………………………..

  30 E. Alat Pengumpul Data ………………………………………...............

  30 1. Skala Kepemimpinan Transformasional ……………………….

  31 2. Skala Dimensi Kepribadian Enam Faktor ……………………..

  30 F. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………….

  33 1. Validitas Isi …………………………………………………….

  33 2. Seleksi Item …………………………………………………….

  33

  3. Reliabilitas…………………………………………………….... 37 G. Metode Hasil Analisis …………………………………......................

  37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………

  38 A. Orientasi Kancah Penelitian ………………………………………….

  38 B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………….

  40 C. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………….

  40 D. Analisis Data …………………………………………………………

  41 E. Pembahasan ………………………………………………………….

  47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..

  55 A. Kesimpulan …………………………………………………………..

  55 B. Saran ………………………………………………………………….

  55 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..

  57 LAMPIRAN A………………………………………………………………….

  59

  1. Reliabilitas

  2. Uji Normalitas

  3. Uji Linearitas

  4. Uji Regresi LAMPIRAN B………………………………………………………………….

  76

  1. Skala Untuk Try Out

  2. Skala Untuk Penelitian

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Spesifikasi Skala MLQ ……………………………………………

  30 Tabel 2. Spesifikasi Skala SFPQ…………………………………................

  32 Tabel 3. Item SFPQ sebelum dan sesudah pengujian……………................

  35 Tabel 4. Item Kepemimpinan Transformasional sebelum dan sesudah pengujian……………………………………..................................

  36 Tabel 5. Rincian Karakteristik Subjek Penelitian …………….....................

  40 Tabel 6. Rangkuman Tes Kolmogorov-Smirnov………………...................

  41 Tabel 7. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Variabel Penelitian….......

  41 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Linearitas…………………………………..

  42 Tabel 9. Rangkuman Korelasi antara Kepribadian Enam Faktor dengan

  Kepemimpinan Transformasional…………………………………

  45 Tabel 10. Rangkuman Efektifitas Kepribadian Enam Faktor………………..

  45 Tabel 11. r Prediktor Kepribadian Enam Faktor terhadap Kepemimpinan Transformasional………………………..........................................

  46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan bisnis yang pesat membuat perusahaan harus

  berusaha keras untuk bisa bertahan di dalam persaingan yang mendunia. Sumber daya manusia sebagai modal perusahaan yang utama menjadi kunci berhasil tidaknya suatu organisasi bisnis. Kebutuhan sumber daya manusia yang mandiri, memiliki sikap, komitmen, dan kemampuan yang terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan yang dinamis menjadi suatu tuntutan bagi organisasi bisnis. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang optimal (high performance team) dibutuhkan leader atau pemimpin yang mampu mengembangkan kompetensi dan komitmen bawahan dengan cara mendukung, membimbing dan memotivasi bawahan.

  Pemimpin akan mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Proses mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama ini disebut kepemimpinan (Mangunhardjana,1986). Kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dapat disesuaikan dengan perkembangan organisasi bisnis di masa kini. Multi Level Marketing Tianshi sebagai contoh organisasi yang sedang berkembang saat ini mampu bersaing dengan multi level marketing lainnya seperti CNI, Amway, dan Forever Young. Leader Tianshi menerapkan kepemimpinan yang dinamis sejalan dengan persaingan bisnis saat ini agar menghasilkan prestasi yang maksimal. Di dukung oleh support system yakni Unicore yang bertujuan mendidik leader

  Pendidikan atau training kepemimpinan dan kepribadian menunjukkan bahwa kepemimpinan secara ekologis akan menjadikan seorang pemimpin yang sukses bila memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan mempunyai kesempatan untuk dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan. Teori ekologis disepakati oleh para ahli menjadi teori yang relevan dan menjadi dasar teori-teori kepemimpinan modern (Kartono, 1982 & Syamsu, 1991). Sedangkan kepribadian melalui pendekatan modified trait approach menyebutkan bahwa sifat-sifat unggul dapat diubah, diganti atau dibatasi, sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi (Kartono, 1982).

  Peneliti beberapa kali mengikuti program acara yang diadakan Tianshi, mengamati sistem kerja Tianshi dan wawancara dengan beberapa leader, maka peneliti mengansumsikan bahwa leader MLM Tianshi menerapkan kepemimpinan transformasional. Perilaku yang ditunjukkan leader Tianshi yakni menekankan visi dan misi serta menanamkan rasa bangga, respek dan kepercayaan dalam diri pengikutnya (idelisme perilaku), mengkomunikasikan harapan-harapan, impian, mengekspresikan tujuan yang penting dan cara yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan pada anggotanya (stimulasi inspirasi), mengembangkan rasionalitas dan intelegensi pemecahan masalah secara kreatif (stimulasi intelektual), dan memberi perhatian kepada pengikutnya secara pribadi sehingga mampu bertumbuh melalui cara home sharing atau follow up (pertimbangan individual).

  Hasil-hasil penelitian menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional lebih efektif daripada kepemimpinan transaksional ataupun laizzes-faire. Hal ini disebabkan kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mengubah perilaku pada diri seseorang maupun perubahan perilaku dalam organisasi. Perubahan tersebut diperlukan karena kehidupan ini mengalami perkembangan atau kemajuan yang dinamis setiap saat seperti teknologi, informasi, pendidikan, dan lain-lain (Usman, 2006).

  Ada salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi yaitu faktor kepribadian (Moenir, 1998). Kepribadian adalah sifat individu dalam berperilaku yang membedakan satu dengan yang lainnya. Menurut Phares (dalam Nindyati, 2006) kepribadian dijelaskan sebagai pola dari karakteristik berpikir, merasa, dan perilaku yang membedakan satu orang dari orang lain dan cenderung menetap sepanjang waktu dan situasi yang ada.

  Pendekatan kepribadian telah mengalami perkembangan dalam berbagai perspektif teori dan setiap teori mempunyai tingkatan atau kategori yang memiliki karakteristik yang unik (Nindyati, 2006). Pendekatan sifat kepribadian dapat digunakan untuk memprediksikan perilaku pemimpin yang efektif. Contohnya adalah hasil penelitian Stogdill (1948) mengenai sifat-sifat pemimpin yang efektif adalah berpengetahuan, berinisiatif, kooperatif, adaptasi, dan sosialisasi. Gardner dan Bass (Poespadibrata, 1998) dalam penelitiannya ditemukan bahwa pemimpin didiskripsikan sebagai individu yang jujur, kompeten, berpandangan ke depan, mampu membangkitkan semangat, dapat dipercaya, dan diandalkan. Sedangkan penelitian lain Kirkpatrick & Locke (Poespadibrata, 1998) diperoleh hasil bahwa ciri-ciri pribadi yang dianggap sebagai landasan kepemimpinan ialah dorongan semangat, motivasi, kejujuran, integritas, keyakinan diri, inteligensi, pengetahuan, dan fleksibilitas. Poespadibrata (1998) menyimpulkan manfaat dari hasil penelitian tersebut yaitu kepribadian seseorang, langsung atau tak langsung, akan berpengaruh terhadap perilakunya, khususnya pada waktu ia berperan selaku pemimpin.

  Pendekatan kepribadian yang populer dan banyak digunakan adalah dimensi kepribadian Big Five (Raad & Perugini, 2002). Dimensi kepribadian Big Five sering digunakan untuk menjelaskan profil kepribadian di bidang klinis dan non klinis. (Raad & Perugini, 2002).

  Kelemahan pengukuran menggunakan kepribadian Big Five adalah prediksi dan keterbatasan untuk menjelaskan sifat-sifat yang lebih khusus. Nilai koefisien validitas prediktif Big Five rendah ketika mengukur sifat yang mempunyai facet lebih umum dibandingkan dengan mengukur sifat yang mempunyai facet lebih khusus (Hogan & Roberts, 2002). Hal ini juga diperkuat dengan penelitian Hough’s (1992) dengan menggunakan model sembilan faktor untuk memprediksikan performansi para sales. Performansi para sales dipengaruhi oleh sifat potency dengan nilai validitas sebesar 0,28 dan achievement dengan nilai validitas sebesar 0,41. Lain halnya dengan penelitian Vinchur, Schippmann, Switzer, dan Roth (Hogan & Roberts, 2002) yang juga memprediksi performansi sales menggunakan model Big Five, hasilnya adalah dimensi extraversion dengan nilai validitas 0,21 dan conscientiousness dengan nilai validitas 0,31 mempengaruhi kesuksesan para sales. Perbedaan koefisien validitas prediktif membuat Vinchur et.al (1998) menjelaskan bahwa aspek potency merupakan bagian dari sub dimensi extraversion. Perbedaan ini mengindikasikan bahwa semakin spesifik sifat dimensi maka semakin akurat untuk memprediksikan kepribadian dibandingkan dengan dimensi yang masih luas atau umum.

  Kelemahan kedua menggunakan kepribadian Big Five terletak pada penginterpretasiannya. Contohnya, facet conscientiousness yang memprediksi tingginya produktivitas dari para pekerja. Apa penyebab tingginya produktivitas kerja belum dijelaskan lebih khusus, apakah dikarenakan oleh sifat keteraturan, tanggung jawab, atau motivasi berprestasi (Hogan & Roberts, 2002).

  Instrumen lain yang juga mengukur kepribadian selain menggunakan dimensi kepribadian Big Five adalah dimensi kepribadian enam faktor (Six Factor

  Personal Questionnaire ). Dimensi kepribadian enam faktor merupakan perluasan dari dimensi kepribadian Big Five dan mempunyai facet yang lebih khusus.

  Perbedaan kepribadian Big Five dan enam faktor terletak pada dimensi

  

conscientious dan neuroticism. Pada kepribadian enam faktor, dimensi

conscientious dibedakan menjadi dua, yaitu industriousness dan methodicalness.

  Dimensi neuroticism pada kepribadian Big Five berubah menjadi dimensi

  

independence . Sehingga dimensi kepribadian enam faktor terdiri dari

extraversion , agreeableness , independence , openness to experience,

methodicalness, dan industriousness.

  Dimensi kepribadian enam faktor mempunyai 6 faktor skala yang terdiri dari 3 facet dan mempunyai total 108 item (Raad & Perugini, 2002). Pada dasarnya dimensi kepribadian enam faktor adalah sama dengan kepribadian Big Five. Sifat-sifat yang terkandung pada dimensi kepribadian enam faktor mempunyai kesamaan dengan dimensi kepribadian Big Five.

  Dimensi Extraversion terdiri dari facet affilation, facet dominance, dan

  facet exhibiton . Dimensi ini mengukur keaktifan, sosialisasi, dan dominasi pada orang lain (Raad & Perugini, 2002).

  Dimensi Agreeableness terdiri dari facet abasement, facet even-tempered, dan facet good-natured. Dimensi ini mengukur kekooperatifan, menghindari konflik, dan permusuhan (Raad & Perugini, 2002).

  Dimensi Independence terdiri dari facet autonomy, facet individualism, dan facet self relience. Dimensi mengungkap kemandirian, kebebasan, dan kurang mementingkan reputasi (Raad & Perugini, 2002).

  Dimensi Openness to Experience terdiri dari facet change, facet

  

understanding , dan facet breadth of interest. Dimensi ini berkaitan dengan

  intelektualitas, keterbukaan ide-ide baru, dan menerima pengalaman baru (Raad & Perugini, 2002) .

  Dimensi Methodicalness meliputi facet cognitive structure, facet

  

deliberateness , dan facet order. Dimensi ini mengukur perilaku yang menyukai

kepastian, berpikir sebelum bertindak, dan terorganisir (Raad & Perugini, 2002).

  Dimensi Industriousness mempunyai facet achievement, facet endurance, dan facet seriousness. Dimensi ini mengukur perilaku yang berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan, ketahanan kerja, dan keseriusan (Raad & Perugini, 2002).

  Penelitian kepribadian dengan enam faktor masih jarang digunakan karena kajian dengan dimensi kepribadian enam faktor relatif masih baru dibandingkan dengan kepribadian Big Five (Raad & Perugini, 2002). Hasil penelitian meta- analisis Bono & Judge (2000) menjelaskan peranan kepribadian Big Five yang berhubungan dengan kepemimpinan transformasional yakni faktor extraversion dan agreeableness mempunyai kontribusi yang paling berpengaruh dalam kepemimpinan transformasional.

  Dimensi kepribadian enam faktor yang memiliki facet yang lebih spesifik daripada Big Five dan hasil penelitian yang relatif kurang banyak dibandingkan dengan Big Five, membuat peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut menggunakan dimensi kepribadian enam faktor. Melalui pengukuran dimensi kepribadian enam faktor maka akan diketahui profil kepribadian leader Tianshi hasil dari training Unicore dan hubungan dimensi kepribadian enam faktor leader Tianshi dengan kepemimpinan transformasional.

B. Rumusan Permasalahan

  Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian leader Tianshi dengan kepemimpinan transformasional ?

  C.

  

Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian leader Tianshi dengan kepemimpinan transformasional.

D. Manfaat Penelitian 1.

   Manfaat Teoritis

  a. Hasil penelitian kepribadian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan di bidang industri organisasi yakni melihat sifat-sifat kepribadian leader yang berhubungan dengan kepemimpinan transformasional.

2. Manfaat Praktis

  a. Menambah referensi bagi MLM Tianshi mengenai profil kepribadian dari leader . b.

  Menjadi pertimbangan MLM atau organisasi bisnis lainnya untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepemimpinan Transformasional

1. Pengertian Kepemimpinan

  Banyak pemahaman mengenai konsep kepemimpinan, diantaranya adalah menurut Stoner (Maridjo, 2001), kepemimpinan adalah proses pengarahan dan pemberian pengaruh terhadap kegiatan-kegiatan sekelompok anggota yang saling berhubungan.

  Heiman dan Scott (Syamsu, 1991) mengartikan kepemimpinan adalah proses mengatur orang-orang, membimbing dan mempengaruhi dalam memilih dan mencapai tujuan. Demikian pula dengan Cooley (Syamsu, 1991) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai individu yang memiliki program dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

  Mangunhardjana (1986) mengartikan kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama.

  Wahjosumidjo (1987) menjelaskan kepemimpinan, sebagai berikut:

  a. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang pemimpun berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan. b. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

  c. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

  Berdasarkan pengertian kepemimpinan dari para tokoh, maka kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

  Davis (Syamsu, 1991) menyampaikan empat faktor yang mempengaruhi pemimpin dalam kepemimpinan kelompok atau organisasi yaitu: a. Intelligensi

  Para peneliti menunujukkan hasil penelitiannya bahwa para pemimpin mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi dari pengikutnya.

  b.

  Kematangan dan keluasan pandangan sosial Pada umumnya para pemimpin memiliki kestabilan emosi, keluasan pandangan dan aktifitasnya.

  c.

  Motivasi dan pencapaian prestasi Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang datang dari dalam para pemimpin. d. Relasi sosial Para pemimpin mempunyai sikap dalam membina relasi sosial.

  Kesuksesan para pemimpin ditunjukkan dengan sikap yang yang mampu menghargai martabat dan kemampuan berempati dengan pengikutnya.

  Maridjo (2001) menambahkan sifat-sifat utama yang dikaitkan dengan kepemimpinan efektif pada dasarnya yaitu : a. Kecerdasan

  Kecerdasan merupakan salah satu sifat pemimpin dimana adanya kecenderungan bahwa pemimpin lebih cerdas daripada pengikutnya.

  b. Kepribadian Kepribadian merupakan totalitas sikap dan perilaku yaitu berbagai cara seorang bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, adalah berkaitan erat dengan kepemimpinan efektif.

  c.

  Kemampuan Kemampuan orang mempunyai hubungan positif untuk mengawasi dalam hirarki organisasi.

  Sementara Bernard menjelaskan lebih lanjut sifat pribadi yang mempengaruhi dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin (Wahjosumidjo, 1985), adalah:

  a. Sifat pribadi yang meliputi kelebihan fisik, kecakapan, teknologi, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat dan imajiansi.

  b. Sifat pribadi yang mempunyai watak lebih subyektif, seperti keunggulan pemimpin dalam hal keyakinan, ketekunan, daya tahan dan keberanian.

  Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan Bernard mengenai beberapa sifat pribadi seperti kecakapan, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat, imajinasi, keyakinan, ketekunan, daya tahan dan keberanian tersebut secara tidak langsung merupakan bagian dari facet-facet kepribadian enam faktor.

3. Kepemimpinan Transformasional

  Kepemimpinan transformasional dikembangkan lebih lanjut oleh Bass (1985) yang merupakan gagasan awal dari James McGregor Burns (1978) tentang transforming leadership. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini didefinisikan sebagai kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu (Hughes et al., 1999).

  Yukl (1994) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai proses mengembangkan komitmen pada tujuan-tujuan organisasi dan memberdayakan para pengikut utuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan Schermerhon, Jr (1996) menyimpulkan istilah kepemimpinan transformasional mendeskripsikan seseorang yang menggunakan karisma dan sifat-sifat yang berkaitan untuk meningkatkan aspirasi dan mengubah orang dan sistem organisasi ke dalam pola-pola kerja yang lebih tinggi.

  Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh mengenai kepemimpinan transformasional, maka kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang dapat menginspirasi dan mempengaruhi anggotanya untuk mencapai kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan melampui kepentingan pribadinya.

  Bass mempertentangkan kepemimpinan transformasional dengan kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) dimana para pengikut mendapat imbalan yang segera dan nyata untuk melakukan perintah-perintah pemimpin. Sedangkan kepemimpinan laissez-faire atau kepemimpinan bebas kendali adalah kepemimpinan dimana pemimpin menghindari tanggung jawab, tidak membuat keputusan, dan membebaskan para anggotanya (Hughes et al., 1999).

  Menurut Bass (1985), pemimpin transformasional akan membangkitkan kepercayaan, kekaguman, loyalitas, rasa hormat, dan akan termotivasi untuk melaksanakan mereka lebih daripada yang diharapkan (Landy & Conte, 2004). Para pemimpin transfomasional akan menstransformasi dan memotivasi para pengikut dengan : a. Membuat mereka lebih sadar tentang pentingnya hasil kerja.

  b.

  Mempengaruhi mereka untuk lebih mementingkan organisasi daripada diri sendiri c. Merangsang timbulnya kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih tinggi.

  Ciri-ciri kepemimpinan transformasional menurut Kouzes & Posner (1987) mencangkup: a. Visi : mempunyai gagasan atau ide dan kesadaran yang jelas tentang arah, mengkomunikasikannya kepada orang lain dan membangkitkan semangat untuk meraih “impian” bersama.

  b. Karisma : membangkitkan antusisme, keyakinan, loyalitas, kebanggan, dan kepercayaan diri orang lain melalui kekuasaan referensi pribadi dan daya tarik emosi.

  c. Simbolisme : mengidentifikasikan “para pahlawan”, mempersembahkan imbalan, dan menyelanggarakan upacara yang bersifat spontan dan terencana untuk merayakan keunggulan dan prestasi tinggi.

  d.

  Pemberdayaan : membantu orang lain berkembang, menyingkirkan hambatan atau rintangan kerja, berbagai tanggung jawab, dan mendelegasikan pekerjaan yang benar-benar menantang.

  e.

  Stimulasi intelektual : merangsang keterlibatan orang lain dengan menciptakan masalah dan membangkitkan imajinasi mereka untuk menemukan pemecahan yang berkualitas tinggi.

  f. Integritas : bersikap jujur dan dapat dipercaya, bertindak secara konsisten atas dasar keyakinan pribadi, dan menepati komitmen untuk menindaklanjuti apa yang sudah direncanakan.

4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

  Bass dan Avolio (1997) mengkategorikan kepemimpinan transformasional menjadi 4 dimensi, yaitu: a. Idealized influence: Dimensi kepemimpinan yang memberikan visi dan misi serta menanamkan rasa bangga, respek dan kepercayaan dalam diri pengikutnya.

  b. Inspiration stimulation: Kemampuan mengkomunikasikan harapan-harapan yang agung, penggunaan simbol-simbol, mengekspresikan tujuan yang penting dan cara yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

  c.

  Intelectual stimulation: Kemampuan pemimpin mengembangkan rasionalitas, intelegensi maupun pemecahan masalah secara kreatif d. Individualized consideration: Kemampuan memberi perhatian dan perlakuan personal kepada setiap pengikutnya secara pribadi sehingga mampu bertumbuh.

  Secara ringkas kepemimpinan transformasional adalah kegiatan yang dilakukan pemimpin berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain, mengartikulasi visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelek, dan menaruh perhatian pada perbedaan yang dimiliki bawahan.

B. Kepribadian

1. Dimensi Kepribadian Enam Faktor

  Dimensi kepribadian enam faktor atau Six Factor Personality (SFPQ) ditemukan oleh Jackson (1967) dan dirancang ulang oleh Jackson, Paunonen, & Tremblay tahun 2000 (Raad & Peugini, 2002). Penyusunan dimensi kepribadian Enam Faktor merupakan pengembangan item-item dari Personality Research

  

Form (PRF) (Jackson, 1967, 1974, 1984) dan Jackson Personality Inventory

(JPI) (1976, 1994) ( .

  Dimensi kepribadian enam faktor terdiri dari 6 faktor skala dan setiap faktor skala mempunyai 3 facet yaitu faktor Extroversion mempunyai facet

  

affiliation, facet dominace , dan facet exhibition. Faktor Agreeableness

mempunyai facet abasement, facet even-tempered, dan facet good-natured.

  faktor Independence mempunyai facet autonomy, facet individualism, dan facet

  

self reliance . Faktor Openness to Experience mempunyai facet change, facet

understanding , dan facet breadth of experience. Faktor methodicalness facet

cognitive structure, facet deliberatness , dan facet order. Faktor Industriousness

  mempunyai facet achievement, facet endurance, dan facet seriousness (Raad & Perugini, 2002).

  a. Faktor extraversion mempunyai karakter lebih bersifat sosial, keterbukaan ekspresi dan asertif. Individu yang memiliki extraversion tinggi lebih suka berada di sekitar orang lain, senang mempengaruhi, dan cenderung menjadi pusat perhatian. Sedangkan individu yang memiliki extraversion rendah mempunyai karakter yang kurang berminat untuk sosialisasi, suka bekerja dengan diri sendiri, dan kurang aktif dalam berpartisipasi.

  b.

  Faktor agreeableness adalah penerimaan, memaafkan, menghindari permusuhan, keinginan untuk membantu, dukungan emosi, dan kejujuran atau kepercayaan. Individu dengan agreeableness tinggi cenderung berempatik dan bersahabat, dan memiliki teman yang lebih banyak.

  Individu dengan agreeableness rendah lebih menyukai untuk beragumentasi, mudah terganggu, dan defensif.

  c. Faktor independence adalah autonomi, kebebasan, mandiri, dan kurang mementingkan reputasi. Individu dengan independence tinggi cenderung merasa bebas, mandiri, nyaman terhadap dirinya sendiri, tidak mencari simpatik dari orang lain, dan tidak mudah terganggu dengan orang lain.

  Individu dengan independence rendah cenderung kurang mandiri, kurang nyaman dengan dirinya sendiri, membutuhkan support dari orang lain, dan sensitive.

  d.

  Faktor openness to experience menunjukkan kemampuan intelektual, keterbukaan, dan menyukai hal-hal baru. Individu dengan openness to

  experience yang tinggi cenderung terbuka terhadap hal-hal baru,

  pengalaman baru, mempunyai ketertarikan minat, and kreatif. Individu dengan openness to experience yang rendah cenderung kurang berminat dengan hal-hal baru, dangkal, dan kurang berpengetahuan.

  e. Faktor methodicalness adalah kepastian, berpikir sebelum bertindak, dan terorganisir. Individu dengan methodicalness tinggi cenderung disiplin, menyukai kerapian, terencana, dan terorganisir, pasti, perfeksionis, dan pemikir. Individu dengan skor rendah cenderung menghindari rencana yang terjadwal, tidak jelas, terburu-buru, dan tidak disiplin.

  f. Faktor industriousness adalah pencapaian prestasi, ketahanan kerja, dan ambisi. Individu dengan industriousness tinggi memiliki ambisi, antusias, serius, pantang menyerah, dan menginspirasi. Individu dengan skor rendah cenderung tidak memiliki pencapaian prestasi, kurang ambisi, suka bermain-main, dan santai.

4. Implikasi dari Dimensi Kepribadian Enam Faktor

  Alat ukur kepribadian enam faktor di bidang industri organisasi relatif masih baru dibandingkan dengan dimensi kepribadian Big Five. Dimensi kepribadian enam faktor ditemukan oleh Jackson tahun 1967 dan di rancang ulang oleh Jackson, Paunonen, & Tremblay tahun 2000 (Raad & Perugini, 2002) baru dipergunakan serta diteliti pada sekitar tahun 2000.