UPAYA M ENINGKATKAN KEM AM PUAN M EM B A C A A L -Q U R AN D EN GA N M E T O D E IQ R A ' PE N D E K A T A N TU TO R SEBAYA P A D A S IS W A K E L A S II S D N W A TES 4 M A G ELA N G TA H UN PELA JA R A N 2 0 0 7 2 0 0 8
UPAYA M ENINGKATKAN KEM AM PUAN
M EM BACA A L -Q U R AN DENGAN M E T O D E IQ R A '
PEN D E K A TA N TU TO R SEBAYA PA D A S IS W A
K E L A S II SD N W ATES 4 M AGELANG
TAHUN PELA JA R A N 2 0 0 7 / 2 0 0 8
S K R I P S I SEKOOleh:
A LFIYAH
NIM: 11406253
LAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2008
UPAYA MENINGKATKAN KEM AM PUAN
M EM BACA A L -Q U R AN D EN G A N M E T O D E IQ R A '
PENDE1KATAN TU TO R SEBAYA PA D A S IS W A
K ELA S II SD N W A TES 4 M AGELANG
TAHUN PELA JA R A N 2 0 0 7 / 2 0 0 8
S K RI P S I
<Diajukan untukjMemenufii lugas
(an Melengkapi Syarat (juna MemperoCeh
(jeCar Sarjana daCam iCmu (Tar6iyaf
Oleh:
A LFIY A H
N IM : 11406253
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2008
DEPARTEM EN AGAM A r SEKOLAH TING GI AGAM A ISLAM (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 323706, 323433 Kode Pos 507221 Salatiga Salatiga, 19 Agustus 2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 (satu) naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. W'b Bersama ini kami kirimken naskah skripsi mahasiswa : Nama : ALFIYAH NIM : 11 4062 53 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : l PAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE
IQRA’ PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS II SDN WATES 4 MAGELANG
TAHUN 2007/ 2008.
Untuk diujikan dalam sidang munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalmu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
l £ ( i ' yU Drs. KASTOLANI, M.Ag
P E N G E S A H A N S K R IP S I
Judul : UP A Y / l MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE
IQRA’ PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS II SDN WATES 4 MAGELANG TAHUN 2007/ 2008.
Nama : Alfiyah NIM : 11 4062 53 Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008 Dewan Penguji,
Ketua Sekretaris Drs. H. Nasafi Muna Erawati, Msi.
NIP. 15020J971 NIP. 150243624
PEMERINTAH KOTA MAGELANG
DINAS PENDIDIKAN
SD N E G E R I W A TES 4 M A G ELA N G
A lam at: J L Sumba Wates Kota Magelang
Magelang, 3 Juli 2008
SUj^AT K ETER A N G A N
N O : ST.27/K-I/TL.01/I324/VII/2008 Yang bertanda tangan tangan c iibawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri Wates 4, Cabang Dinas Magelang Utara, JCota Magelang Menerangkan bahwa : Nama : ALFIYAH
NIM :11406253 Status : Mahasiswa STAIN Salatiga
Telah melaksanakan kegiatan penelitian kelas pada kelas II SD Negeri Wates 4, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang tahun pelajaran 2007 2008 yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai pertengahan Juni 2008.
Demikian keterangan ini kami buat dangan sebenar-benarnya, sesuai dengan keadaan yang telah dilakukan/ dilaksanakan oleh saudara yang namanya tersebut di atas.
IV
HALAMAN MOTTO
- * i (Jjp)*** *-* .
1 ^ * ^ - f y ^ - ^ j ^ • j
! • ■ ■ . . .
Sesungguhnya Jillah tidahjnero6ah l{eadaan sesuatu /{aum
sehingga mere ha men6ah headaanyang ada pada diri merehg
sendiri . . . (QS. J4r^ a’du 11)(J|p (J„jgyaS\ a
j UJI tgdlllj
I)I j l Sjl^ajlj jL^aJb Iy^yZ A 1 li ^
H ai orang-orang yang 6 zriman,jadikanlah sa6ar dan shafat seSagai
penotbngmu, Sesungguhnya Jftttah 6eserta orang-orang yang sa6ar.
(3S. JZC(Baqarah 153)
Sesungguhnya sesudah hesuRtan itu ada hemudahan. (QS .Hasyrah 6)
HALAMAN PERSEMBAHAN
❖ S u a m i tercinta, y a n g telah m e m beriku m otivasi, sem angat, bim bingan
dalam setiap suka duka dalam segala s is i h id u p ku d e nga n segala kesabaran, kete la te n a n serta doa d i setiap lang kah pe rjalanan hidupku..
❖ P u tra / putriku y a n g m e lu p a ka n p e le cu t sem ang at b a g iku un tu k selalu
berkarya..
♦> Seluruh p iha k y a n g telah m em bantu m e nyelesaikan P enelitian
Tindakan K elas ini.VI
ABSTRAKSI
Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Iqra’ Pendekatan Tutor Sebaya Pida Siswa Kelas II SDN Wates 4 Magelang Tahun 2007/ 2008. PTK. Alfiyah: J jrusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Usaha memberikan pekjaran membaca Al Qur’an disekolah belum dapat memberikan hasil yang maksimal, dalam artian siswa 100% belum mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar, baik, dan benar. Pembelajaran yang kondusif dan kooperatif diharapkan d ipat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa kelas II SDN Wates 4 Magelang melalui bantuan teman sekelas yang dijadikan sebagai tutor sebaya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini, Apakah dengan menggunakan metode Iqro’ pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an pada siswa SDN Wales 4 Magelang? Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah metode Iqra’ yang diterapkan dengan benar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an pada siswa kelas II SDN Wates 4 Magelang.
Jenis penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua kali siklus dengan sub>ek seluruh siswa kelas II SDN Wates 4 Magelang yang berjumlah sebanyak 23 orang siswa. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan tes secara lisai, kemudian data hasil evaluasi diolah menggunakan statistik deskriptif karena berkaitan dengan pencarian rata-rata dan prosentase.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, prosentase ketuntasan belajar meningkat cukup signifikan dari dari data awal sebesar 60.6 % (sebelum diadakannya pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui tutor sebaya) menjadi 72.7 % pida siklus I dan pada siklus II menjadi 87.8 %. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas II SDN Wates 4 Magelang tahun pelajaran 2007/ 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Iqra’ Pendekatan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas II SDN Wates 4 Magelang Tahun Ajaran 2007/ 2008”.
Penulis sudah berusa ia semaksimal mungkin baik doa maupun pikiran untuk menyelesaikan penyusman PTK ini. Namun demikian penulis menyadari karena keterbatasan ilmu dar pengetahuan yang penulis kuasai, sehingga dalam penyajian penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Dalam kesempatan iri perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhorm at:
1. Bapak Kastolani M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu mengarahkan membimbing, dan memberi dorongan sampai Penelitian Tindakan Kelas ini terselesaikan.
2. Ketua Sekolah Tirggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, beserta jajaran dosen dan seluruh staf karyawan.
3. Bapak Ibu guru SDN Wates 4 Magelang yang ikut mendukung penelitian yang penulis lakukan.
Magelang, 19 Agustus 2008 Penulis
ALFIYA H
viii
DAFTAR ISI
3. Pemilihan Pendekatan Tutor Sebaya dalam Membaca
BAB I PENDAHULUAN
2. Kemampuan Guru dan Tutor dalam Mengelola Pembelajaran 25
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekapitulasi Has 1 Tes Formatif Siklus 1.......................................20 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I I .....................................
23 XI
BABI
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terjadilah perubahan dan perkembangan di masyarakat, yang berpengaruh besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Pada saat ini diharapkan program pendidikan yang ada dan mampu menyediakan sumber data diolah untuk mengatasi dan memecahkan permasalahan. Agar harapan tersebut dapat terwujud di perlukan adanya perbaikan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memberikan pembelajarar tentang membaca Al-Qur’an. Akan tetapi, usaha ini belum dapat memberikan hasil yang maksimal, dalam artian siswa 100% belum mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar, baik, dan benar berdasarkan pada evaluasi harian yang telah dilaksanakan.
Di Indonesia, banyak netode membaca Al Qur’an yang disusun secara sistematis, dan diciptakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak agar mereka lebih mudah dalam belajar membaca, seperti metode Iqra.
Menurut HM. Budiyanto,1 kunci sukses pengajaran buku Iqra’ adalah asistensi. Santri yang lebh tinggi pelajarannya dapat membantu menyimak
HM Budiyanto dkk Ringkasan Redaman, Pengelolaan, pembinaan dan Pengembangan
(.jerakan Membaca, Menulis, Memahami , Mengamalkan, dan Memasyarakatkan Al-Onr'an.Yogyakarta: Yayasan Team Tadarus ‘ AMM”. 2003. him. 18 santri lain. Sehingga, dalam hal ini asistensi/tutor sebaya dapat membantu guru dalam memahamkan pelajaran kepada siswa Berdasarkan pada permasalahan di atas, penulis memandang perlunya diadakan adanya perbaikan mutu pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul: “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Metode Iqra’ Pendekatan Tutor Sebaya pada Siswa Kelas II SDN Wates 4 Magelang”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar telakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan metode Iqro’ pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa SDN Wates 4 Magelang?”
C. TUJUAN PENELIAN
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah metode Iqra’ yang diterapkan dengan benar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa SDN Wates 4 Megelang bagi siswa SDN Wates 4 Magelang?
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Iqra’ pendekatan tutor sebaya dapat membantu guru untuk mencapai target pembelajaran membaca Al-Qur’an bagi siswa SDN Wates 4 Magelang.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Mengacu pada pengguiaan metode membaca Iqra pendekatan tutor sebaya dalam pembelajaran membaca Al Qur’an, penulis mengajukan hipotesis: “Dengan Metode Iqra’ pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa SDN Wates 4 Magelang.”
E. KEGUNAAN PENEL ITIAN
1. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memperkuat teori yang sudah ada.
2. Secara Praktis, dite rapkan akan membantu lembaga pendidikan dalam g membekali para siswa sehingga mampu membaca Al Q ur’an.
a
F. PENEGASAN ISTIL H
Adapun definisi variabel operasional yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Menurut WJS Poerwadarminta, membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu .2 Dari pengertian di atas, penulis dapat menarik pengertian bahwa kemampuan memteca Al Qur’an adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam melisankan apa yang tertulis dalam Al Qur’an.
2. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir dengan baik, untuk mencapai suatu maksud. (WJS Purwadarminta, 1976)
2 WJS. Poerwodarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 1976. him. 376
Dari pengertian ci atas, penulis dapat menarik pengertian bahwa metode Iqra’ ada ah cara membaca Al-Qur’an secara teratur dan terpikir dengan baik menggunakan penduan Iqra\
3. Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa.3 Pendekatan tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan sisw i yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan,"4.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja ditimbulkan dan teijadi dalam sebuah kelas secara bersama.5
2. Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan pada seluruh siswa kelas II SD Negeri
Wates 4 Magelang, pada tahun ajaran 2007/ 2008 tercatat sebanyak 33 orang siswa.
3 Ibid, him 526
1 Metode Tutor Sebava ( 'oeok Diterapkan di Aceh, Kamis, 17
Februari 2005.5 Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.. 2006. him. 3.
3. Langkah-langkah/ Siklus Penelitian Prof. Suhardjono merinci kegiatan Penelitian Tindakan kelas adalah sebagai berikut :6 a) Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
b) Tindakan Pada tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
c) Pengamatan atau observasi Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
d) Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan alat berup tes dan observasi untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Untuk evaluasi menggunakan instrumen tes lisan, yaitu evaluasi yang dilakukan guru dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
(' Suhardjono. Penelitian Undakan Kelas. Jakart: PT. Bumi Aksara. Cet. keempat, 2007. him 3 sudah disusun terlebih dahulu. Observasi menggunakan instrumen daftar cocok (chek list).
5. Pengumpulan Data Data yang diperoleh penulis, dihimpun dari nilai tes kemampuan membaca Al Qur’an secara lisan. Sedangkan untuk observasi, karena penelitian ini bersifat kolaboratif maka pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yang telah ditunjuk oleh peneliti.
6. Analisis Data Analisis data kualitatif, digunakan untuk menarik kesimpulan dari gambaran kejadian di kelas dalam bentuk kalimat. Hasil evaluasi berupa data kuantitatif,7 diolah dengan statistik deskriptif karena berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari prosentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya (berupa grafik, tabel, chart).
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sebelum menelusuri lebih jauh per bab pada halaman-halaman yang selanjutnya penulis akan memberikan garis besar penulisan PTK ini agar pembaca yang budiman mempunyai satu gambaran yang jelas. Adapun sistematika penulisan adalah:
BAB I : Mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat
7 Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakart: PT Bumi Aksara. Cet. keempat, 2007. him. 131-132
penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Membahas tentang kajian teoritis yaitu Al Qur’an, meliputi pengertian, dan keutamaan membaca Al Qur’an, metode Iqra’ meliputi Pengertian metode Iqra, Sistematika buku Iqra, dan Prinsip-prinsip metodologi buku Iqra. Tutor sebaya meliputi pengertian tutor sebaya, peran tutor sebaya dalam membaca, dan kelebihan tutor sebaya dalam pembelajaran
BAB III : Membahas tentang pelaksanaan penelitian meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi penelitian siklus II
BAB IV : Membahas tentang hasil penelitian dan pembahasannya, yaitu data dari hasil evaluasi tes lisan, pengamatan, refleksi.
BAB V : Kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA
BAB II KAJIAN TEORI A. AL QUR’AN
1. Pengertian Al Qur’an Secara bahasa Al Qur’an ( ) adalah mashdar dari kata qara a
( ^ ) yang artinya bacaan.1 Al Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara Mutawatir, yang tertulis dalam bentuk mushaf dan membacanya sebagai ibadah.2 3
Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu/' Jadi Kemampuan membaca Al Qur’an adalah keahlian mengerti, melisankan apa yang tertulis dalam Alqur’an
2. Keutamaan Membaca Al Qur’an Sesungguhnya ibadah paling baik, ketaatan yang paling mulia serta pendekataan diri kepada Allah yang paling sempurna adalah dengan membaca Al Qur’an. Bagi pembacanya, Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Faathir ayat 29- 30 :
1 Mahmud Yunus, Kamus Arah-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsiran Al Qur’an. 1989. him. 335.
z Subhi Salih, Mabahis f / "Ulumi Al-Ouran. Dar Al-I ikri, Mesir, 1977, him 5.
3 Purwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. 1976.
, a . ? S a 9
- -9 9 ^
^ i I / | / ✓
j j
!/*- ^ - ^ "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi berterimaksih (memberi nikmat dan pahala) " 4 Qs. Faathir: 29-30.
3. Pelajaran Al Qur’an di Sekolah Pelajaran Al Qur’an di sekolah diberi nama dengan Baca Tulis Al Qur’an yaitu bagian dari sub mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Penyelenggaraan pendidikan agama adalah tanggung jawab keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu perlu ditentukan isi dan bahan pelajaran yang harus saling mendukung dan melengkapi.5
l ^
aSll J^-3 I (jLSc- (jl—<uc- (jc- j
j j c
a l j j 4 j (j* - A
I Afal
,u a i
Dari Utsman Ibn Affan Ra., dia berkata: Rasulullah SAW. Bersabda: Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an yang dan yang mengajarkannya. (HR. Bukhari)6
4 Mahmud Junus. Tar jamah Qur’an Karim. Bundling PT Al Ma’arif. 1987. him
5 Udin S. Wiranaputra Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Dep P & K 1998. him 1.18
Imam Nawawi. Tar jamah Riyadhus Sholihin. Diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashori Al
Sanuwi. Surabaya: Duta Ilmu. 2004. him. 212B. METODE IQRA
1. Pengertian Metode Iqra Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir dengan baik, untuk mencapai suatu maksud. 7 Iqra’ sebenarnya adalah nama judul sebuah buku yang berisi tuntunan belajar membaca Al Qur’an dengan cara-cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama, sebagaimana yang dituntunkan o oleh Al Qowaidul Baghdadiyah.
Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Iqra’ adalah cara membaca Al Qur’an yang telah teratur dan terpikir dengan baik, menggunakan panduan Iqra agar siswa dapat membaca lebih baik.
2. Sistematika Buku Iqra’ Buku Iqra yang kemudian di tengah masyarakat dikenal dengan istilah
“Metode Iqra” disusun dalam buku-buku kecil ukuran % (seperempat folio) dan terbagi dalam enam jilid. Tiap jilid rata-rata memiliki 43 halaman dengan warna sampul masing-masing jilid yang berbeda-beda.
Jilid-jilid tersebut disusun berdasarkan urutan dan tertib materi yang harus dilalui secara bertahap oleh masing-masing anak. Jika seorang anak yang telah menyelesaikan jilid 6, bila mengajarnya sesuai petunjuk, dapat dipastikan bahwa ia telah mampu membaca Al Qur’an dengan benar.
3. Pemilihan Metode Iqra Banyak metode membaca Al Qur’an yang dipakai di Indonesia, seperti metode An Nur, Metode Qiro’ati, Metode Tsaqifa dll. Setiap metode mempunyai kelebihan dibandingkan metode yang lainnya. Kelebihan
7 Ibid x Budiyanto. Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra' Yogyakarta Team Tadarus AMM. 1995.
him. 3. metode Iqra yang tertuang dalam Buku Iqra’ disusun berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut: a. Mengajarkan membaca huruf-huruf Al Qur’an
b. Mengajarkan secara berangsur-angsur mulai dari kongkrit menuju yang abstrak, dari mudah menuju yang sulit, dan dari sederhana menuju yang komplek.
c. Prinsip CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) yang ditandai oleh diutamakannya belajar daripada mengajar yang menekankan keaktifan siswa. Prinsip CBSA ini sesuai dengan prinsip- prinsip pengajaran modem dan didukung pula oleh Imam Ghazali dalam maqalahnya.9 1 d. Pengajaran berorientasi pada tujuan, bukan alat yang digunakan.
e. Prinsip memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan tabi'at peserta didik.1"
C. TUTOR SEBAYA
1. Pengertian Tutor Sebaya Peer Tutoring dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya. Ada beberapa ahli yang meneliti masalah ini diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya adalah sebagai berikut: Tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang
Abu Tauhied MS BeberapaAspek Pendidikan Islam, IAIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta 1990.
him. 94.
10 Budiyanto. Prinsip-prinsip Metodologi Buku lqro' Team Tadarus AMM. Yogyakarta, him. 26.
sama, kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar.11 Kelemahannya, pendekatan tutor sebaya menjadi tidak efektif bila dilaksanakan pada kelas yang jumlah siswanya sedikit. Dengan jumlah siswa yang sedikit pembelajaran cukup dilaksanakan oleh guru, karena tujuan pendekatan tutor sebaya adalah untuk meringankan tugas guru dalam proses belajara mengajar bila jumlah siswa terlalu banyak.
2. Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tutor Sebaya Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa teijadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Caranya, Setiap hari alokasikan waktu khusus agar peserta didik dapat saling membantu dalam belajar. 12
Metode tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan,13
Fungsi lain adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridnya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya.
11 Dikutip dari Majalah Guru SMP Negeri 1 Cidahu "DIDAKTIKA" terbit Edisi I Tahun 2006
"Mengelola Kelas Inklusif Dengan Pembelajaran yang Ramah. Authentic Assessment a
briefing http//home ecn ab ca/ him 14" Metode Tutor Sebaya Cocok Diterapkan di Aceh suaramcrdcka com Kamis, 17
Februari 2005
Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran. Hal tersebut dimungkinkan karena diantara siswa telah terbentuk bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga pertanyaan perasaaan yang dapat diterima oleh semua siswa.
Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari tutornya.
Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri.14 Bila tujuan pembelajaran telah tercapai, pengkondisian kelas, serta jalannya pembelajaran dapat diampu kembali oleh guru untuk melakukan pengulangan atas pengetahuan yang telah didapatkan siswa dari tutornya.
3. Pemilihan Pendekatan Tutor Sebaya dalam Membaca Al Qur’an Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik melalui kerja sama.
Dalam membaca, pengajaran tutor sebaya sering digunakan untuk membantu pembaca yang lambat atau untuk memberikan tambahan membaca bagi semua peserta didik lebih muda. Kelebihan Tutor sebaya dalam pembelajaran: 15 a. Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya.
14 lbid 15 Ibid him 15. b. Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam membaca. Seringkali guru sering tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan satu per satu peserta didik.
c. Pencapaian kemampuan membaca dengan bantuan tutor sebaya hasilnya bisa menjadi di luar dugaan (lebih baik).
d. Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan meningkat dengan strategi ini. Pembaca yang lemah memperoleh manfaat dari perhatian yang tak terbagi.
BAB III DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini bersifat kolaboratif (saling keijasama) antara peneliti bersama teman sejawatnya, tujuannya agar data yang diperoleh obyektif. Teman sejawat bertugas sebagai pengawas jalannya pembelajaran membaca Al Qur’an, dengan mengisi lembar observasi yang disediakan oleh peneliti. Adapun Jalannya penelitian dilaksanakan dalam dua kali siklus, yaitu siklus I,
dan siklus II. Pada siklus II penelitian dihentikan karena hasil yang diperoleh telah mencapai standar yang ditentukan.
A. DESKRIPSI SIKLUS I
1. Perencanaan
a. Guru merancang pembuatan Rencana Pengajaran I, sesuai pokok bahasan yang diajarkan.
b. Guru merancang membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Tutor Sebaya.
c. Guru merancang pelatihan soal dengan tes lisan sebagai evaluasi pembelajaran membaca Al Qur’an.
d. Bersama teman sejawat, guru merancang indikator-indikator yang digunakan dalam observasi, seperti pengamatan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif sebagaimana tercantum dalam lampiran.
2. Pelaksanaan
a. Guru mengawali pembelajaran membaca Al Qur'an secara klasikal b. Berdasarkan nilai harian, guru mengelompokkan siswa sesuai tingkat kemampuan kognitif masing-masing siswa.
c. Beberapa siswa dengan kemampuan diatas rata-rata kelas (berdasarkan nilai harian), ditunjuk menjadi tutor. Tutor yang dianggap paling mampu menjelaskan pelajaran dengan baik ditempatkan bersama kelompok yang memiliki aspek kognitif terendah untuk mengadakan pembelajaran bersama sesuai dengan arahan guru.
d. Setelah tujuan pembelajaran tercapai, guru mengambil alih jalannya pembelajaran dan membubarkan kelompok kemudian secara klasikal membimbing siswa membuat kesimpulan.
e. Guru mengadakan evaluasi melalui tes lisan secara individual.
3. Pengamatan
a. Teman sejawat yang telah ditunjuk peneliti melakukan observasi dengan mengisi form chek list yang berisi indikator kemajuan siswa saat proses pembelajaran membaca Al Qur’an masih berlangsung.
b. Guru melakukan penilaian hasil membaca Al Qur’an yang dilakukan siswa secara individual.
4. Refleksi Hasil tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti kemudian peneliti dapat merefleksikan berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil dari siklus I digunakan untuk perbaikan-perbaikan pada siklus II.
B. DESKRIPSI SIKLUS II
1. Perencanaan
a. Guru merancang pembuatan Rencana Pengajaran II, sesuai pokok bahasan yang diajarkan. b. Guru merancang membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Tutor Sebaya.
c. Guru merancang pelatihan soal dengan tes lisan sebagai evaluasi pembelajaran membaca Al Qur’an.
d. Bersama teman sejawat, guru mempersiapkan lembar observasi.
2. Pelaksanaan
a. Guru mengawali pembelajaran membaca Al Qur’an secara klasikal
b. Guru mengelompokkan siswa kedalam kelompoknya sesuai dengan susunan kelompok pada siklus I.
c. Beberapa siswa dengan kemampuan diatas rata-rata kelas, ditunjuk menjadi tutor seperti pada siklus I. Tutor yang dianggap paling mampu menjelaskan pelajaran dengan baik ditempatkan bersama kelompok yang memiliki aspek kognitif terendah untuk mengadakan pembelajaran bersama sesuai dengan arahan guru.
d. Setelah tujuan pembelajaran tercapai, guru mengambil alih jalannya pembelajaran dan membubarkan kelompok kemudian secara klasikal membimbing siswa membuat kesimpulan.
e. Guru mengadakan evaluasi melalui tes lisan siklus II secara individual.
3. Pengamatan
a. Saat pembelajaran siklus II berlangsung, teman sejawat melakukan observasi dengan mengisi form chek list yang berisi indikator kemajuan siswa dalam proses pembelajaran membaca Al Qur’an dengan pendekatan tutor sebaya. b Guru melakukan penilaian hasil membaca Al Qur’an yang dilakukan siswa secara individual.
4. Refleksi Guru beserta teman sejawat, merenungkan kembali berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil observasi, dan hasil evaluasi siswa di akhir siklusl dan II.
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bila kemampuan membaca Al Qur’an siswa secara individu meningkat yakni mencapai nilai rata-rata 7, serta ketuntasan secara klasikal sebanyak 85 %.
Diharapkan setelah akhir siklus II ini, dengan penggunaan metode Iqra pendekatan tutor sebaya dalam pengajaran membaca Al Qur’an maka prestasi membaca Al Qur’an siswa kelas Kelas II SDN Wates 4 Magelang dapat ditingkatkan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah penelitian selesai dilaksanakan, data hasil penelitian kemudian
dikumpulkan dan diolah sesuai dengan jenis datanya. Data pengamatan yang berbentuk kalimat atau pernyataan-pernyataan dari peristiwa jalannya penelitian disimpulkan melalui analisis data kualitatif, sedangkan data berupa angka-angka (data kuantitatif) seperti hasil evaluasi lisan dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk dicari rata-rata, serta prosentasenya.
A. ANALISIS DATA PENELITIAN PERSIKLUS
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui tutor sebaya.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2008 dikelas II SDN Wates 4 Magelang dengan jumlah siswa 33 orang. Proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (Observasi) dilaksanakan oleh teman bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Table 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus INo Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif
69
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar
24
3 Prosentase ketuntasan belajar 72.7 %
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran membaca Al Qur’an menggunakan metode lqra melalui tutor sebaya diperoleh nilai rata-rata kemampuan membaca siswa adalah 69, dan ketuntasan belajar mencapai 72.7 % atau ada 24 siswa dari 33 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 70 hanya sebesar 72.7 % lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa asing dengan pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan tutor sebaya, juga faktor kurangnya kemampuan tutor dalam mengajarkan materi kepada siswa lainnya. c. Analisis Data Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Siklus I 1) Aspek Kognitif
Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 24 anak (72.1 %) memiliki aspek kognitif yang baik dan 9 anak atau (27.9 %) memiliki aspek kognitif yang kurang. 2) Aspek Afektif
Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 28 anak (84 %) memiliki aspek afektif yang baik dan 5 anak (16 %) memiliki aspek afektif kurang. 3) Aspek Psikomotorik
Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 27 anak (81.8 %) memiliki aspek psikomotor yang baik dan 6 orang anak (18.2 %) memiliki aspek psikomotor kurang.
d. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Kurangnya kemampuan tutor dalam menyampaikan materi pelajaran 2) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
e. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah:
1) Tutor perlu diberi pelatihan agar terampil dalam menyampaikan pelajaran.
2) Siswa perlu berikan semangat dan motivasi agar lebih antusias dalam mengikut pembelajaran.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat- alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar obsevasi aktivitas tutor dan siswa dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra pendekatan tutor sebaya.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2008 dikelas II dengan jumlah siswa 33 orang.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan oleh teman sejawat bersamaan dengan berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif 2. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus n1 Nilai rata-rata tes formatif
76
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar
29
3 Prosentase ketuntasan belajar 87.8 %
Dari tabel diatas diperoleh nilai kemampuan membaca Al Qur’an siswa adalah 76 dan dari 33 siswa yang telah tuntas sebanyak 29 siswa dan masih ada 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Tetapi demikian, secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87.8 % (termasuk kategori tuntas. Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan diadakan tes sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran, juga peningkatan kemampuan tutor dalam menyampaikan materi pelajaran, c. Analisi Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Siklus II
1) Aspek Kognitif Dari analisis diperoleh hasil sebanyak 30 siswa (90.4 %) memiliki aspek kognitif yang baik, dan 3 siswa (9.6%) anak yang memiliki aspek kognitif kurang.
2) Aspek Afektif Dari analisis diperoleh hasil sebanyak 29 siswa (87.9 %) memiliki aspek afektif baik, dan 4 siswa (12.1 %) memiliki aspek afektif kurang. 3) Aspek Psikomotorik
Dari analisis diperoleh hasil sebanyak 29 siswa (87.9 %) memiliki aspek psikomotorik baik, dan 4 siswa (12.1 %) memiliki aspek psikomotorik kurang,
d. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode Iqra melalui tutor sebaya dalam membaca
Al Qur'an. Dari data-data yang ada, dapat diuraikan sebagai berikut: Selama proses belajar mengajar guru maupun tutor telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
Berdasarkan data hasil pengamatan di akhir siklus II, diketahui bahwa siswa aktif selama pembelajaran berlangsung.
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga menajdi lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. B. PEMBAHASAN
1. Ketuntasan Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode Iqra melalui tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat pada siklus I dan II) yaitu dari semula 60.6 % (sebelum diadakannya pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui tutor sebaya) menjadi 72.7 % pada siklus I dan pada siklus II menjadi 87.8 % . Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dan Tutor dalam Mengelola Pembelajaran Fungsi guru dalam pembelajaran dengan metode Iqra lebih mengarah kepada bagaimana mengkondisikan kelas, sedangkan tutor sebagai penyampai materi kepada teman sekelompoknya.
Berdasarkan analisis data yang di gambarkan oleh teman sejawat, kemampuan guru dan tutor dalam mengelola pembelajaran pada siklus I 81.15% meningkat pada siklus II menjadi 85 %. Hal ini berdampak positif terhadap kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an pada tiap siklus.
3. Analisis Data Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
a. Aspek Kognitif Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 24 anak (72.1
%) memiliki aspek kognitif baik dan 9 orang anak (27.9 %) memiliki aspek kognitif kurang. Pada siklus II sebanyak 30 siswa (90.4 %) memiliki aspek kognitif baik dan 3 siswa (9.6%) memiliki aspek kognitif kurang.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan aspek kognitif siswa.
b. Aspek Afektif Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 28 anak (84 %) memiliki aspek afektif baik dan 5 anak (16 %) memiliki aspek afektif kurang. Pada siklus II sebanyak 29 siswa (87.9 %)) memiliki aspek kognitif baik dan 4 siswa (12.1 %) memiliki aspek afektif kurang.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan aspek afektif siswa.
c. Aspek Psikomotorik Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 27 anak 81.8 % memiliki aspek psikomotorik baik dan 6 anak atau (18.2 %) memiliki aspek psikomotorik kurang. Pada siklus II sebanyak 29 siswa (87.9 %) memiliki aspek psikomotorik baik dan 4 siswa (12.1 %) memiliki aspek psikomotorik kurang.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode Iqra melalui pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan aspek psikomotorik siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selam dua siklus hasi
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metotode Iqra yang sistematis dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an pada siswa SDN Wates 4 Magelang