PENGARUH INTERAKSI GURU TERHADAP PERILAKU ALTRUISTIK SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

i

PENGARUH INTERAKSI GURU TERHADAP

PERILAKU ALTRUISTIK SISWA MADRASAH

TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA

  

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

ANNISA INDAH NURINA

NIM 111 10 060

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015 ii

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

  Nama : Annisa Indah Nurina Nim : 11110060 Jurusan : Tarbiyah Progdi Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH INTERAKSI GURU TERHADAP

  PERILAKU ALTRUISTIK SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 10 Maret 2015 Pembimbing

  Wahidin.M.Pd iii

  

MOTTO

  “PERJUANGKAN APA YANG PANTAS KALIAN PERJUANGKAN, TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN SELAGI KALIAN MAU BERUSAHA DAN

  BERDO‟A” Allah does not give all according to what you want, but Allah gives according to effort and willingness you showed.

  By: Nizutt :D

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Bapak H. M.Syaifudin dan Hj. Wahyu Sri Anggraeni selaku orang tua penulis yang tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada penulis dengan sangat tulus dan terus mendukung dan memotivasi untuk maju,memberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan selalu mendoakan serta memberi segalanya baik moral maupun spiritual bagi terlaksananya skripsi ini.

  2. Kakak (Jihan Hakim) dan adik-adik penulis (Lutfi Irza Farabbi, Ammalia Ulayya Atifah, Salsabila Syifa Azzahra) yang selalu turut mendoakan, terimakasih penulis ucapkan.

  3. Kepada kepala sekolah MTs NU Salatiga yang memberikan izin untuk penelitian yang dilaksanakan oleh penulis.

  4. Kepada siswa siswi MTs NU Salatiga terimakasih atas kerjasama dan partisipasinya.

  5. Kepada sahabat-sahabat penulis Nur Faizah, Budi Prasetya, M.Alwi, Machfud Rosyidi, Ahmad Kafi yang selalu menemani dan memberikan semangat.

  6. Kepada Umi mualifah yang senantiasa meluangkan waktu selama penulis melaksanakan skripsi.

  7. Kepada Ryan Branta Kurniawan yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan nasehat.

  8. Teman-teman PAI B yang selalu ada dan memberikan semangat agar skripsi ini cepat selesai.

KATA PENGANTAR

  Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Hidayah, Tufiq serta Inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi besar, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita pada zaman yang terang benderang.

  Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH INTERAKSI GURU TERHADAP PERILAKU ALTRUISTIK SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA TAHUN

  PELAJARAN 2014/2015” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga). Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini.

  Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT, tanpa ridho dan pertolongan- Nya skripsi ini tidak dapat terwujud, dan bantuan dari berbagai pihak yang juga sudah mendoakan dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Maka dikesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M. Pd, sebagai Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd, sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah PAI IAIN Salatiga.

  3. Bapak Wahidin.M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.

  4. Semua dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan hingga studi ini selesai,

  5. Bapak Drs. Muh Syamsul, M.Pd.I sebagai Kepala sekolah MTs NU yaitu yang telah memberikan ijin pada penelitian ini,

  6. Orang tua, kakak, dan adik-adik tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung,

  7. Sahabat-sahabat yang memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi yang penulis buat jauh dari kesempurnaan, dan belum menjadi yang terbaik, karena keterbatasan kemampuan tapi penulis melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dan berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk jadi yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan Agama Islam.

  Salatiga, 11 Januari 2015

  Penulis Annisa Indah Nurina

  NIM. 11110060

  

ABSTRAK

  Nurina, Annisa Indah. 2014. Pengaruh Interaksi Guru Terhadap Perilaku

  Altruistik Siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun

pelajaran 2014/2015 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing, Wahidin, M. Pd. Kata Kunci: Interaksi Guru, Perilaku Altruistik Siswa. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari interaksi guru yang

  memegang peranan penting dalam dunia pendidikan terhadap siswa didalam sekolah, dan penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Rumusan Masalah ini adalah (1) Bagaimana interaksi guru terhadap siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ?, (2) Bagaimana perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ?, (3) Apakah ada pengaruh antara interaksi guru dengan perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ?, dan Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui interaksi guru terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun

  Pelajaran 2014/2015 (2)Untuk mengetahui perilaku altruistik pada siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 (3) Untuk mengetahui pengaruh antara interaksi guru dengan perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 357 siswa, sedangkan sampel diambil 20% dari jumlah populasi yaitu 71 siswa. Data yang dibutuhkan digali melalui angket yang dikembangkan dan disusun oleh peneliti. Angket diberikan kepada 71 responden untuk diuji validitas dan reabilitasnya. Data penelitian dianalisis dengan teknik regresi sederhana.

  Hasil dari penelitian ini 1) Interaksi guru terhadap siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 berlangsung baik, mereka mempunyai kedekatan terhadap siswa-siswanya, dan termasuk kategori tinggi dengan nilai interval 36-45 yakni sebanyak 100%. 2) Perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 termasuk kategori tinggi dengan nilai interval 36-45 yakni sebanyak 100%. 3) Interaksi guru terhadap perilaku altruistik siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ada pengaruh positif signifikan, ditunjukkan dengan nilai pengaruh sebesar 0,000< 0,05.

  Artinya, interaksi guru mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perilaku altruistik siswa.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………….. ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………….. iii PENGESAHAN ……………………………………………………………. iv MOTTO …………………………………………………………………….. v PERSEMBAHAN ………………………………………………………….. vi KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vii ABSTRAK………………………………………………………………….. x DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  ……………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 3 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 4 D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………… 4 E. Kegunaan Penelitian………………………………………………… 5 F. Penegasan Istilah …………………………………………………... 6 G. Metode Penelitian………………………………………………….. 10 H. Sistematika Penulisan ……………………………………………... 14

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi Guru …………………………………………………….. 16 1. Pengertian Interaksi Guru …………………………………….. 16 2. Guru Idaman ………………………………………………….. 19 B. Perilaku Altruistik ………………………………………………… 21 1. Pengertian Perilaku Altruistik ………………………………… 21

  2. Bentuk- bentuk Perilaku Altruistik ……………………………. 23

  3. Ciri- ciri Perilaku Altruistik …………………………………… 26

  4. Karakteristik Siswa …………………………………………... 26

  C. Pengaruh Interaksi Guru Terhadap Perilaku Altruistik Siswa

  ……………………………………………………………………. 27

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga

  ……………………………………………………………………. 30 B. Deskripsi tentang Interaksi Guru dan Perilaku Altruistik Siswa … 43

  1. Interaksi Guru ………………………………………………... 43 2.

  Sikap Altruistik Siswa ……………………………………….. 46

  BAB IV ANALISIS DATA Analisis Pengaruh Interaksi Guru Terhadap Perilaku Altruistik Siswa X

  terhadap Y 1.

  Persiapan Analisis Statistik X terhadap Y …………………… 50

  2. Analisis Uji Hipot esis ………………………………………… 54

  3. Analisis Lanjutan ……………………………………………... 55

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 56 B. Saran ……………………………………………………………… 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  2. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI 3. DAFTAR NILAI SKK

  4. SURAT IJIN PENELITIAN

  5. PERSETUJUAN PEMBIMBING 6. ANGKET PENELITIAN

  7. HASIL TABULASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan cara berinteraksi guru yang baik dapat

  membuat anak semangat untuk belajar dan guru yang baik akan menjadi contoh yang baik untuk anak didiknya. Seperti yang dikemukakan Abuddin Nata (2001:49) guru memegang peranan amat penting, bahkan berada pada “garda” terdepan. Beliau juga menuliskan bahwa keberhasilan pendidikan sebagian besar tergantung pada kualitas guru baik dari segi penguasaannya terhadap materi pelajaran maupun cara untuk menyampaikan pelajaran tersebut dan kepribadian yang baik, yaitu pribadi yang terpadu antara ucapan dan perbuatannya secara harmonis.

  Menurut Kunandar (2007:5) guru sebagai pembimbing atau konselor, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Guru dijadikan panutan bagi siswanya, jika guru dapat berinteraksi dengan baik pasti dapat membentuk siswa untuk berbuat kebaikan. Sebagaimana dikemukakan Idris dan Barizi(2009: 131

  ) “Guru sebagai pembangkit listrik kehidupan siswa dimasa depan ”.

  Sebuah slogan yang ada didalam dunia pendidikan, bahwa guru sebagai cerminan bagi anak didik adalah guru kencing berdiri murid kencing lari, slogan tersebut memberikan pesan moral kepada guru agar bertindak dengan penuh pertimbangan. Ketika guru menanamkan nilai dan contoh karakter dan sifat yang tidak baik, maka jangan salahkan siswa ketika berperilaku lebih dari apa yang guru lakukan. Seperti kelakuan buruk guru ketika membocorkan jawaban Ujian Nasional sebagai upaya menolong kelulusan anak didiknya. Memang murid pada saat itu senang, karena mendapatkan jawaban untuk mempermudah mereka lulus. Akan tetapi, saat itu juga guru telah menanamkan ketidakpercayaan siswa terhadap guru. Dan suatu saat mereka akan berbuat jauh lebih buruk lagi ketimbang saat ini yang guru mereka lakukan.

  Seorang guru berinteraksi dengan para siswa bukan hanya didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. Bermain dan beraktifitas bersama para siswa bisa menjadi sarana yang bagus untuk membangun kedekatan. Secara alamiah jika siswa mendapat sentuhan fisik akan menambah kedekatan dengan mereka. Tetapi ketika siswa sudah besar (dewasa) sentuhan fisik tidak boleh dilakukan karena terkendala oleh hukum muhrim dan bukan muhrim.

  Komunikasi yang baik dengan siswa akan menambah kehangatan hubungan guru dengan siswa. Dengan kasih sayang dalam berinteraksi dan berkomunikasi guru kepada siswa akan membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik dan mempunyai sifat yang penuh cinta, suka menolong orang lain, tidak mementingkan diri sendiri seperti yang disebut sikap altruistik.

  Sikap altruistik adalah salah satu akhlak yang mulia, menurut Ibnu Qoyyim altruistik adalah mendahulukan orang lain (Dr. Hasan Bin Ali Al- hijazy, 2001: 220). Dan altruisme merupakan ajaran comte yang merupakan kelanjutan dari ajarannya tentang tiga zaman. Altruisme diartikan sebagai menyerahkan diri kepada keseluruhan masyarakat (Dr. Juhaya S,Praja, 1997: 91). Altruistik adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Altruistik memusatkan perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk melakukan kebaikan tanpa pamrih.

  Dalam dunia pendidikan perilaku altruistik baik untuk ditanamkan kepada siswa dengan interaksi yang baik dari seseorang guru, karena dengan perhatian guru siswa merasa nyaman dan siswa akan balik memperhatikan guru, mencontoh sikap-sikap seorang guru dengan baik. Jika guru mempunyai sikap altruistik maka tertanam juga didalam diri siswa.

  Dari latar belakang itulah penulis merasa terbangun untuk mengamati dan memahami sikap altruistik pada siswa yang dikarenakan interaksi yang baik oleh guru. Maka penulis tertarik mengangk at judul “ PENGARUH

  INTERAKSI GURU TERHADAP PERILAKU ALTRUISTIK SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ”.

B. Rumusan Masalah

  Melihat dari latar belakang diatas, maka penulis mengajukan persoalan sebagai berikut:

  1. Bagaimana interaksi guru terhadap siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

  2. Bagaimana perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

  3. Apakah ada pengaruh antara interaksi guru dengan perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan adanya rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui interaksi guru terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui perilaku altruistik pada siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

  3. Untuk mengetahui pengaruh antara interaksi guru dengan perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun

  Pelajaran 2014/2015. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998: 67). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa interaksi guru mempengaruhi pembentukan sikap altruistik pada siswa, artinya jika seorang guru dapat berinteraksi dengan baik kepada siswa maka akan mudah terbentuk sikap altruistik pada siswa.

E. Kegunaan Penelitian

  Penulis berharap penelitian ini bisa memberikan beberapa manfaat, adapun manfaat yang diharapkan terbagi menjadi dua, yaitu :

  1. Secara teoritis

  Hasil penelitian ini dharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan menambah bahan bacaan dan sebagai refrensi bagi mahasiswa IAIN yang berkait dengan pengaruh interaksi guru terhadap pembentukan sikap altruistik siswa.

  2. Secara Praktis

  a. Setelah mengetahui pengaruh interaksi guru terhadap perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga, dapat menjadi masukan bagi sekolah agar menjadi sekolah yang tidak hanya berprestasi tetapi juga berkualitas.

  b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dan calon-calon guru dalam melakukan interaksi terhadap perilaku altruistik siswa.

  c. Memberikan informasi kepada siswa bahwa perilaku altruistik itu baik untuk ditanamkan pada diri mereka karena tidak merugikan mereka dan orang lain.

  d. Hasi penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh interaksi guru terhadap perilaku altruistik siswa.

F. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah ini dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Interaksi Guru

  a. Interaksi Interaksi menurut Sadirman (1986: 8) yaitu komunikasi timbal- balik antara fihak yang satu dengan fihak yang lain. Sedangkan dalam

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 335) Interaksi adalah hal saling mempengaruhi, hubungan yang dinamis antara orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, antara kelompok dan kelompok.

  b. Guru Guru adalah sebagai pembimbing atau konselor, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa (Kunandar,2007: 5). Sedangkan menurut Fakhruddin (2009: 73-74) Guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian kusus.

  Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan. Itulah sebabnya jenis profesi ini mudah terkena pencemaran. Seorang guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah dituntut untuk dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia pun dituntut mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para siswanya.

  Pengertian interaksi guru dalam penelitian ini adalah komunikasi timbal-balik antara guru dengan siswa yang dilakukan khususnya didalam sekolah.

  Adapun indikator-indikatornya adalah: a. Sikap dan perilaku guru terhadap tingkah laku belajar siswa.

  b. Hangat dalam bergaul.

  c. Penjelasan guru mudah dipahami.

  d. perhatian terhadap siswa.

2. Perilaku Altruistik Siswa

  a. Perilaku Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:33).

  b. Altruistik Menurut James Drever (1986: 12) altruistik adalah pemikiran atau keprihatinan terhadap kesejahteraan orang lain ( tanpa mengharapkan imbalan ).

  Dalam ajaran islam altruisme merupakan tindakan untuk menolong orang lain secara ikhlas karena islam menilai kebaikan dan perbuatan seseorang berdasarkan keiklasan untuk mengharapkan ridho Allah SWT, sehingga setiap amal yang dilakukan hanya semata-mata karena Allah SWT, menafkahkan harta ditetapkan sebagai perbuatan baik, dan berpahala besar sebab sangat bermanfaat untuk orang banyak, tindakan yang dilakukan seperti ini merupakan bentuk kesolehan. Seperti dalam Al-Q ur‟an Surat Al-Hasyr ayat 9:

       

         

       

          

      artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.

  Sikap altruistik adalah sikap positif yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Didalam sekolah sikap altruistik harus ditanamkan pada diri siswa supaya mereka tumbuh menjadi orang yang tidak hanya pintar tapi mempunyai akhlak yang baik.

  c. Siswa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:834) siswa diartikan peserta didik pada jenjang pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

  Pengertian perilaku altruistik siswa dalam peneitian ini adalah perilaku positif yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, yang baik untuk ditanamkan pada diri siswa.

  Menurut Emile Durkheim (1961: 150-167) untuk mengukur seorang tersebut dikatakan bersikap altruistik digunakan indikator sebagai berikut:

  a. Menolong sesama tanpa pamrih

  b. Tidak egois

  c. Bersedia berkorban

  d. Peka dan siap bertindak demi membantu sesama yang kesusahan

  e. Mempunyai rasa belas kasihan

  f. Murah hati g. Tidak tegaan

  h. Penuh kasih sayang i. Empati

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh variabel pertama terhadap variabel kedua penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi sederhana untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel.

2. Variabel Penelitian

  Bedasarkan judul yan g akan penulis teliti “Pengaruh interaksi guru terhadap pembentukan perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015, maka Variabel penelitian ini ada dua yaitu:

  a. Variabel independent (variabel bebas yang mempengaruhi) yaitu interaksi guru terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga.

  b. Variabel dependent (variabel yang dipengaruhi) dalam penelitian ini adalah pencapaian perilaku altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Jalan Kartini NO.2 ( jetis ) Salatiga.

  Pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014.

4. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah

  “keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1998:115). Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Jalan Kartini NO.2 ( jetis ) Salatiga.. Adapun jumlah keseluruhan siswa yang ada 357 siswa.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

  (Suharsimi Arikunto, 1998:117). Didalam pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang pasti. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa sekedar perkiraan maka apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Dan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau lebih.

  Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis mengambil sampel 20% dari jumlah populasi yaitu kurang lebih 71 dari 357 siswa.

5. Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Angket

  Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.(Machfudz dan supriyanto, 2010:201)

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

  b. Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998:148).

  Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil gambaran, keadaan, lokasi, dan sarana prasarana yang telah ada di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

6. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa pengaruh interaksi guru terhadap perilaku altruistik siswa. Angket dirancang dalam 30 pertanyaan ditujukan untuk siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

  Setiap item ditentukan skor 1-3 dengan pengkategorian bobot yang peneliti tetapkan adalah:

  • Untuk pilihan selalu bobot nilai 3
  • Untuk pilihan kadang-kadang bobot nilai 2
  • Untuk pilihan tidak pernah bobot nilai 1 Skor 3 berarti baik, skor 2 berarti cukup, skor 1 berarti kurang. Angket yang dijawab dilakukan pengkategorian pengaruh interaksi guru terhadap perilaku altruistik siswa.

7. Analisis Data

  Dalam penelitian kuantitatif ini, setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  a. Analisis Data Pendahuluan Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh peneliti adalah memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari hasil penelitian kemudian dibuat tiga kategori, yaitu tinggi (baik), sedang (cukup baik), dan rendah (kurang baik).

  b. Analisis Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis korelasi berganti (murtiple regression analisis) dengan bantuan

  SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini analisis korelasi untuk mengetahui pengaruh interaksi guru ( X ) terhadap perilaku altruistik siswa ( Y ).

  Analisis regresi sederhana bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Angka ) ditolak dan probabilitas hasil analisa ≤ 0,05 maka hipotesis nol ( H hipotesis kerja ( H ) diterima.

  k H.

   Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengemukakan: Latar belakang masalah,

  rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dalam metode penelitian meliputi: Pendekatan penelitian, variabel penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA

  Dalam bab ini berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu teori- teori mengenai interaksi guru, sikap altruistik siswa dan pengaruh interaksi guru terhadap pembentukan sikap altruistik siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III : HASIL PENELITIAN Secara garis besar, bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data.

  1. Gambaran umum lokasi penelitian Pada bagian ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian meliputi sejarah singkat, letak geografis, profil, visi, misi motto.

  2. Penyajian Data

  Bagian ini berisi uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel, berupa skor atau nilai yang diperoleh melalui instrumen penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA Isi bab ini meliputi analisis terhadap tiap-tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Interaksi Guru

1. Pengertian Interaksi Guru

  Interaksi merupakan sesuatu hal yang dilakukan oleh semua makhluk didalam kehidupan, khususnya manusia yang tidak akan pernah lepas dari kata interaksi. Interaksi dilakukan oleh manusia kepada Tuhan, sesama manusia, serta makluk hidup lainnya karena semua saling berhubungan dan membutuhkan.

  Interaksi akan selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Kegiatan komunikasi bagi diri manusia, akan merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Dinamika kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi dan interaksi dalam hubungannya dengan pihak lain dan kelompok. Bahkan dapat dikatakan melalui komunikasi akan terjaminlah kelanjutan hidup mayarakat dan terjamin pula kehidupan manusia (Sardiman, 1994: 7)

  Interaksi manusia dengan sesamanya selalu dikaitkan dengan istilah sosial dalam ilmu sosiologi. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial ( yang juga dapat dinamakan proses sosial ), oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila ada dua orang bertemu maka interaksi dimulai pada saat itu. Begitupun antara guru dan siswa yang melakukan komunikasi timbal balik atau yang disebut interaksi didalam sekolah.

  Masalah komunikasi antara manusia dewasa banyak mengalami kegagalan karena tidak semua pihak mengartikan sama apa yang dimaksudkan oleh yang lain. Soal komunikasi di sekolah lebih banyak lagi mengalami kesulitan oleh karena masalah komunikasi ini berlangsung antara orang dewasa (guru) dengan orang yang masih harus dewasa (siswa). Persoalannya bukan hanya menyampaikan pikiran-pikiran secara cekatan, tetapi menyampaikan pikiran-pikiran yang mendidik dengan cekatan (Surakhmad, 1990: 81).

  Guru adalah sebagai pembimbing atau konselor, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa (Kunandar, 2007 : 5). Guru dijadikan panutan bagi siswanya, jika guru dapat berinteraksi dengan baik pasti dapat membentuk siswa untuk berbuat kebaikan.

  Dalam buku surakhmad, (1990: 61- 63) kecakapan serta pengetahuan- pengetahuan dasar seorang guru terletak dalam sedikitnya 4 bidang utama: a. Guru harus mengenal setiap murid yang dipercayakan padanya.

  Bukan saja mengenai sifat dan kebutuhan murid-murid itu secara umum sebagai sebuah kategori, dan bukan saja mengetahui jenis minat dan kemampuan yang dimiliki oleh murid-muridnya, bukan saja mengenai cara-cara manusia pada umumnya belajar, tetapi juga mengetahui secara khusus sifat, kebutuhan, minat, pribadi, serta aspirasi setiap murid.

  b. Guru harus mempunyai kecakapan dalam memberi bimbingan.

  Sesungguhnya mengajar merupakan salah satu bentuk bimbingan yang dilaksanakan oleh guru. Di samping bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan ia menetapkan tingkat-tingkat perkembangan setiap anak didiknya, baik perkembangan itu dibidang emosi, di bidang minat dan kecakapan khusus, maupun dalam presentasi-presentasi skolatik, fisik dan sosial. Dengan dapatnya ia menetapkan taraf-taraf, tingkat-tingkat perkembangan seseorang dalam berbagai bidang itu, ia dapat membangun sebuah rencana atas dasar pengetahuan itu sehingga murid-murid mendapat pendidikan yang menyeluruh.

  c. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya sesuai dengan tahap-tahap pembangunan.

  d. Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan.

  Selanjutnya, dalam rangkaian penelitian terhadap siswa-siswa mengenai pendapat mereka tentang guru yang baik, sejumlah besar kelompok pelajar memberikan reaksi bahwa didalam pengalaman mereka, guru yang paling mereka sukai ialah guru yang : a. Bersifat ramah dan bersedia memahami setiap orang

  b. Bersifat sabar dan suka membantu, memberi perasaan senang

  c. Adil, tegas dan tidak memihak

  d. Cerdas dan mempunyai pemikiran yang luas

  e. Memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan f. Memperlihatkan tingkah laku dan lahiriyah yang menarik.

  Jadi pengertian interaksi guru disini adalah hubungan sosial yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa sebagai sosok yang menjadi contoh, panutan, dan sebagai orang tua kedua siswa. Interaksi guru merupakan Komunikasi antara guru dengan siswa yang baik dari guru sehingga dapat membuat suasana nyaman dalam sekolah, 2.

   Guru Idaman

  Menurut Barizi (2009: 154-157) Guru idaman merupakan produk dari keseimbangan (balance) antara penguasaan aspek keguruan dan disiplin ilmu. Kedua aspek ini dijadikan pegangan bagi guru yang professional secara utuh dan berkualitas yang penuh tanggung jawab dalam konteks personal, sosial, dan professional. Sebab profesionalisme keguruan bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar, akan tetapi bagaimana mengembangkan potensi- potensi yang dimiliki siswa menjadi aktual. Disinilah kepribadian professional guru yang didiidamkan.

  Tugas professional bukan hanya mengandung makna sebagai kegiatan rutin untuk mencari nafkah (mata pencaharian), tetapi mencakup didalamnya adalah pengertian calling professio, yakni panggilan terhadap pernyataan janji yang diucapkan di muka umum untuk ikut berkhidmad guna merealisasikan terwujudnya nilai mulia yang diamanatkan oleh Tuhan dalam masyarakat melalui usaha kerja keras dan cerdas. Begitu pula yang harus dilakukan guru, bersungguh- sungguh dalam memberi ilmu kepada siswa dengan ikhlas tanpa rasa terpaksa.

  Seorang guru pada hakikatnya merupakan pribadi dan komponen strategis yang memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, sehingga ia harus bersinergi dengan siapa pun selama bertujuan memberikan kebaikan dan kemanfaatan kepada orang lain dan juga semesta (fakhruddin, 2009: 75).

  Jadi guru idaman yakni guru yang disiplin ilmu, professional, bertanggung jawab, dan guru yang menarik, tidak membosankan sehingga membuat suasana menyenangkan dalam sekolah, jika guru dapat seperti diatas siswa akan lebih patuh dan rajin sekolah.

B. Perilaku Altruistik Siswa

1. Pengertian Perilaku Altruistik Siswa

  Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:33).

  Menurut Sardiman (1986: 29-30) Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan. perilaku siswa tidak akan akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru tidak sekedar

  “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya. Dengan dilandasi nilai- nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajari.

  Dalam kamus filosofi, menurut Lorens Bagus (1996: 42) kata altruistik diangkat oleh auguste comre, filusuf perancis, istilah ini menyiratkan penghargaan dan perhatian terhadap pengorbanan kepentingan pribadi. Dalam kamus psikologi, menurut Dali Gulo (1982: 7) altruistik adalah perilaku yang menguntungkan orang lain daripada si pelaku.

  Kata altruistik dalam bahasa arab dikenal dengan istilah „al- itsar yang memberi pengutamaan atau tafdhil. Orang yang mempunyai sifat altruistik senang menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan, karena dia lebih mengutamakan orang lain dan di dalam dirinya terdapat rasa solidaritas yang tinggi, bukan untuk bahan kesombongan melainkan rasa peduli kepada sesama yang sangat besar, oleh karena itu sikap altruistik sebaiknya ditanamkan pada diri siswa sejak dini.

  Menurut Sardiman (1986: 111) siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebab relevan dengan uraian diatas bahwa siswa atau anak didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

  Dengan demikian tidak tepat kalau dikatakan bahwa siswa atau anak didik itu sebagai objek (objek dalam pembelajaran). Pandangan yang menganggap siswa itu objek, sebenarnya pendapat using yang terpengaruh oleh konsep Tabularasa bahwa anak didik diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat ditulisi sekehendak hati oleh para guru atau pengajarnya. Dalam konsep ini berarti siswa hanya pasif seolah- olah “barang”, terserah mau diapakan, mau dibawa kemana, terserah kepada yang akan membawanya atau yang disebut guru. Sebaliknya guru akan sangat dominan, ibarat raja dalam kelas.

  Jadi yang dimaksud perilaku altruistik siswa adalah pribadi yang baik, tidak egois, dan lebih memperhatikan orang lain, tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa menghiraukan orang disekitarnya.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Altruistik

  a. Menolong sesama tanpa pamrih Tanpa pamrih atau ikhlas merupakan tindakan menolong orang laina tanpa menginginkan imbalan atau balas jasa dari orang yang dibantu. Seperti pengorbanan ibu untuk anaknya dengan penuh kasih sayang. Menurut Yunus (2008: 25) ikhlas adalah melaksanakan suatu amal hanya karena Allah.

  b. Tidak egois Egoism adalah suatu motif (yang mungkin mendasari semua perilaku) untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya (David,

  2012: 190). Tidak egois berarti suatu perilaku yang motifnya tidak untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri melainkan untuk kesejahteraan orang lain. c. Bersedia berkorban Bersedia berkorban menurut Emile Durkheim,(1990: 153) ialah seseorang yang memberikan waktu, energi, dan uang untuk orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

  d. Peka dan siap bertindak demi membantu sesama Ketika melihat orang lain dalam kesulitan ia langsung membantu (sensitif) terhadap permasalahan orang lain.

  e. Mempunyai rasa belas kasihan Belas kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 100

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 133

HUBUNGAN AKTIVITAS TADARUS AL-QURAN DENGAN AKHLAK SISWA MTS NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 92