PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM
GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:
BUDI KASWARI
NIM 115 09 042

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM
GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2014/2015


SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:
BUDI KASWARI
NIM 115 09 042

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015

i

iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN


     
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.

PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku tercinta
Untuk istriku tercinta
Untuk keluargaku tercinta
Untuk para murobiku

v

K
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa pa
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala lim
limpahan
rahnat dan karunia-Nya, sehingg
ngga penulis dapat menyelesaikan tugas akhirr sskripsi

dengan judul “Penerapan Pendidika
dikan Karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan Kabupa
abupaten
Semarang”. Skripsi ini di susun unt
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memp
mperoleh
gelar kesarjanaan S1 Jurasan Pe
Pendidikan Agaa Islam Sekolah Tinggi Agamaa Islam
Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhny
nuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
ak, tidak
akan mungkin penulis dapat meny
enyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar
ar. Oleh
karena itu pada kesempatan ini
ni ppenulis ingin mengucapkan terima kasih yang se
sebesarbesarnya kepada :
1. Rektor Institut Agama Islam Ne
Negeri (IAIN) Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

.Pd.
2. Kepala Jurusan PGMI, Peni Sus
Susepti, S.Si. M.Si.
3. Dosen pembimbing Bapak Jaka
aka Siswanta, M.Pd, atas bimbingan, arahan dann mot
motivasi
yang diberikan,
4. Kedua orang tuaku tercinta yang
ang telah mencurahkan pengorbanan dan do’a restu
stu yang
tiada henti bagi keberhasilan stud
studi penulis,
5. Istriku tercinta yang selaluu sa
sabar dalam memberi motivasi dan senantiasaa bberdoa
disetiap waktu.
Penulis menyadari bahwaa sskripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh kare
karena itu
penulis mengharap kritik dan sar
saran yang bersift membangun dari berbagai piha
pihak dari

kesempatan tugas-tugas penulis sa
salanjutnya. Smoga skripsi ini bermanfaat bagi pe
pembaca
dan dunia pendidikan pada umumny
umnya.
Aamiin ya robbal ‘alamin
in
Salatiga, 14 Februari 2015
Penulis

Budi Kaswari
NIM : 11509042

ABSTRAK
Budi Kaswari 2015 . Penerapan Pendidikan Karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan
Tahun 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Bapak Jaka Siswanta.

Kata Kunci: Penerapan, Pendidikan Karakter, SDIT Izzatul Islam Getasan
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya

budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikan oleh semua warga. Oleh sebab itu, peneliti tertarik meneliti penerapan
pendidikan karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan. Sekolah tersebut mampu
melaksanakan pendidikan karakter daam pelaksanaan pembelajaranya. Permasalahan
dalam peneliti ini adalah “Bagaimana Penerapan Pendidikan Karakter di SDIT Izzatul
Islam Getasan”. Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui Penerapan
Pendidikan Karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan”.
Metode Pengumpulan data yang diguakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, wawacara, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
deskriptif. Salah satu karakter kualitatif adalah deskriptif, artinya data-data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, atau gambar-gambar, dan bukan angka-angka. Dengan
demikian laporan peneitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan
gambaran penyajian tersebut. Pendekatan deskriptiif kualitatif digunakan untuk membuat
deskripsi mengenai variable yang diteliti, jadi dalam penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat kajian terhadap informasi/kata-kata, tindakan, dan dokumen atau pustaka,
artinya yang menjadi sumber dan pokok dalam penelitian ini adalah kumpulan kata-kata
dan tindakan dengan tambahan data dokumen dan catatan, yang terkait dengan proses
penerapan pendidika karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa komponen-komponen pendidikan seperti
tujuan, nilai-nilai atau karakter dasar yang diajarkan, guru, siswa, media (sarana da

prasarana) serta evaluasi dalam pembelajaran yang terpenuhi dengan baik sehingga dapat
memperlancar pembelajaran. Melalui waktu belajar yang cukup guru dapat menanamkan
nilai-nilai positif sebagai pembentukan karakter siswa, yang tidak hanya berupa
pengetahuan saja, melainkan melalui pembnaan-pembinaan yang dikembangkan melalui
belajar praktik keagamaan yang pada akhirnya menjadi kebiasaan (menjadi karakter)
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendidikan karakter di SDIT
Izzatul Islam Getasan diterapkan melalui beberapa kegiatan baik dalam
kegiatanpembelajaran melalui mata pelajaran, melalui kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
sebelum jam pelajaran serta peringatan hari besar keagamaan dan hari besar nasional.
vii

DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................................ vi

ABSTRAK................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian.......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian.................................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7
F. Metode Penelitian ...................................................................................... 8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................ 8
2. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 8
3. Lokasi Penelitian .................................................................................. 9
4. Sumber Data ......................................................................................... 9
5. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 10
6. Analisis Data ........................................................................................ 13
7. Pengecakan Keabsahan Data ................................................................ 15
8. Tahap-tahap Pnelitian ........................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 19
A. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................................. 19
B. Hakekat Pendidikan Karakter ...................................................................... 23
C. Nilai-nilai Pendidikan Karakter .................................................................. 30
D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter.................................................. 36
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT Izzatul Islam......................................................... 40
1. Sejarah singkat berdirinya sdit izzatul islam ........................................... 40
2. Ke pala sekolah...................................................................................... 41
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 57
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Penerapan pendidikan karakter .............................................................. 69
1. Religius .......................................................................................... 69
2. Jujur................................................................................................ 70
3. Disiplin........................................................................................... 70
4. Tanggung Jawab ............................................................................. 70
B. Media dan Model Pembelajaran............................................................. 73
1. Model Pembelajaran ....................................................................... 74

2. Media alat dan Sumber ajar............................................................. 74
3. Evaluasi .......................................................................................... 75
4. Sanksi ............................................................................................. 76
5. Peran guru ...................................................................................... 77
6. Peran siswa. .................................................................................... 79
C.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Pendidikan
Karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan................................................. 81
1. Faktor Pendukung ........................................................................... 81
2. Faktor Penghambat ......................................................................... 82
3. Upaya untuk Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat Penerapan ...... 83
4. Pendidikan Karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan........................ 83

ix

BAB V SIMPUL DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................... 84
B. Saran ....................................................................................................... 87


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pendidik dan tenaga kependidikan...................................................... 19
Tabel 3.2 Sanitasi di dalam dan di luar bangunan ......................................................... 46
Tabel 3.3 Jenis buku perpustakaan................................................................................ 47
Tabel 3.4 Laboratorium IPA ......................................................................................... 47
Tabel 3.5 Unit Kesehatan Sekolah ................................................................................ 49
Tabel 3.6 Sarpras Kantor Guru dan Karyawan .............................................................. 50
Tabel 3.7 Sarpras Pimpinan .......................................................................................... 51
Tabel 3.8 Kamar Mandi................................................................................................ 52
Tabel 3.9 Prestasi siswa SDIT Izzatul Islam ................................................................ 53

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen Analisis Data ...................................................................... 14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan Observasi
Lampiran 2 Panduan Studi Dokumentasi
Lampiran 3 Hasil Wawancara
Lampiran 4 Panduan Observasi
Lampiran 5 Surat Keteranga Penelitian
Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
Lampiran 13 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 14 Riwaat Hidup Penul

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter adalah mengajar anak-anak tentang nilai-nilai dasar
manusia, termasuk kejujuran, kebaikan, kemurahan hati, keberanian,
kebebasan, kesetaraan, dan rasa hormat. Tujuannya adalah untuk membesarkan
anak-anak menjadi bertanggung jawab secara moral, dan mendisiplinkan diri
sebagai warga Negara (Berkowitz dan Melinda, 2005)
Pendidikan karakter pada dasarnya berdiri atas dua pijakan.Pertama,
keyakinan bahwa pada diri manusia telah terdapat benih-benih karakter dan
alat prtimbangan untuk menentukan tindakan kebaikan. Kedua, pendidikan
berlangsung sebagai upaya pengenalan kembali sekaligus mengkonfirmasi apa
yang sudah dikenal dalam aktualisasi tertentu (Suharno, 2009). Oleh karena itu,
pendidikan karakter yang bertujuan membentuk kepribadian sesorang, yaitu
tingkah laku baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati hak orang lain.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah
terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
simbol-simbol yang di praktikan oleh semua warga sekolah dan masyarakat
sekitar sekolah harus barlandaskan nilai-nilai tersebut.
Beberapa tahun terakhir ini, pendidikan kita diingatkan kembali akan
pentingnya menanamkan karakter dalam semua proses pembelajaran.
Pendidikan karakter telah menjadi gaung yang menggetarkan pendidikan

1

kita.Karena selama ini, kita lebih dinina bobokan dan hanya berkonsentrasi
pada 'meraih angka' semata, sebagaimana dikatakan Ratna Megawangi
(2003).Hal ini terlihat dari bobot mata pelajaran yang diarahkan kepada
pengembangan dimensi akademik siswa saja, yang sering diukur dengan
kemampuan logika-matematika dan abtraksi (kemampuan bahasa, menghafal,
abtraksi atau ukuran IQ). Sehingga generasi yang dihasilkan adalah generasi
yang kurang peka terhadap permasalahan-permasalahan sosial sekitarnya.
Generasi “karbitan” itulah istilah ekstrem yang bisa diberikan.
Dengan demikian tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan
karakter menurutDoni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa karakter
sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakteristik,
atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada
masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir
Menurut Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa
peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secarta
afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Sasaran pendidikan
karakter adalah seluruh warga civitas akademika yang terdapat pada setiap
satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta.
Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan tanpa
penanaman nilai-nilai. Terdapat Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilainilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab; ketiga, kejujuran/amanah,

diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan,sukatolongmenolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja
keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati,
dan kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan (Azra, 2002:175).
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (
Joseph Zins, et.al,2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang
pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah.
Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di
sekolah.Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan teletak pada
kecerdasan otak,tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan
bekerjasama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati,
dan kemampuan berkomunikasi.
Pada millenium kedua ini, Indonesia memerlukan sumberdaya manusia
dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan
memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyebutkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta paradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Islam sendiri sebagai agama fitrah, memberikan keistimewaan
kedudukan orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu baik kedudukan
disisi Allah maupun kedudukan di mata manusia.

3

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-oses
belajarpengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S Mujadilah:11).
Sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada
pengembangan otak kiri (koknitif) dan kurang memperhatikan pengembangan
otak kanan (afektif, empati dan rasa). Proses belajar juga berlangsung secara
pasif dan kaku, sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti agama) ternyata
pada prakteknya lebih menekankan pada otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar
tahu).Padahal pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting.
Selain itu keberhasilan pendidikan karakter ini juga harus di tunjang
dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik
dan menyenangkan bagi anak. Secara formal upaya menyiapkan kondisi
sarana/prasarana,

kegiatanpendidikan,

dan

yang

mengarah

kepada

pembentukan karakter generasi muda banga memiliki landasan yuridis yang
kuat,sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa
semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali anak-anak usia sekolah.

Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan
analisis, melalui penelitian yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter
di SDIT Izatul Islam Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2014/2015”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan judul penelitian diatas maka yang menjadi rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di SDIT Izatul Islam Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apa kendala penerapan pendidikan karakter di SDIT Izatul Islam Getasan
Kabupaten SemarangTahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atasmaka dapat penulis merumuskan
tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter di SDIT Izatul Islam
Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui kendala penerapan pendidikan karakter di sekolah SDIT
Izatul Islam Getasan Kbupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

5

D. Kegunaan Penelitian
Tentang manfaat penelitian ini dapat peneliti kemukakan berdasar pada
hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan adalah :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu dan
pengetahuanbagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan karakter.
b. Manfaat praktis
a. Bagi pihak yang diteliti
1) Peneliti dapat mempelajari model pendidikan karakter di sekolah
SDIT Izatul Islam melalui pengamatan ilmiah secara langsung.
2) Peneliti dapat mengetahui nilai-nilai dalam pendidikan karakter
sekaligus penerapanya di sekolah
Kabupaten Semarang tahun

SDIT Izatul Islam Getasan

yang dapat penulis jadikan pedoman

dalam mengajar kedepanya.
b. Bagi pihak yang diteliti
Memberikan

gambaran

keberhasilan

beserta

rekomendasi

perbaikan dalam pendidikan karakter di sekolah SDIT Izatul Islam
Getasan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
c. Bagi Masyarakat umum
1) Mendidik masyarakat umum akan arti pentingnya pendidikan
karakter.

2) Mengembangkan pola pendidikan karakter Sekolah

Dasar kearah

yang lebih baik.

E. Penegasan Istilah
1. Pendidikan Karakter
Menurut UU No 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Wynne (dalam Mulyasa, 2012) mengemukakan bahwa karakter
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter

adalah

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
menjadi ciri khas seseorang (KBBI, 2007:2003).Seedangkan pendapat yang
lainya, karakter adalah sebuah pola, baik pikiran, sikap maupun tindakan
yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan
(Munir, 2010:3).

7

Kemendiknas telah menetapkan 18 karakter pendidikan karakter
yaitu: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif,
7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11)
cinta tanah air, l2) menghargai prestasi, 13) bersahabat/ komunikatif, 14)
cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial,
18) tanggung jawab.
Dalam deskripsi ini, pendidikan karakter yang diletliti hanya di batasi
masalah religius, disiplin, jujur, tanggung jawab.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian
Pendekatan

ini

kualitatif

menggunakan
merupakan

pendekatan
suatu

deskreptif

prosedur

kualitatif.

penelitian

yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan pelaku yang dapat diamati (Moleong, 2003 :90 )
Menurut saya tidak hanya mengambil data yang ada tetapi terjun
langsung di lapangan atau di masyarakat untuk membuktikan bahwa data
yang ada itu sesuai dengan keadaan dilapangan. Sehingga data tersebut
dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
deskreptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati (Moleong, 2003 :90 )
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data secara deskriptif yaitu
mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal
ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laoran tersebut.Data peneliti tersebut berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan dokumen
resmi lainya.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDIT Izzatul Islam Kabupaten
Semarang. Pertimbangan peneliti memilih SDIT Izzatul Islam karena hasil
observasi di SDIT telah melaksanakan pendidikan karakter yang di
integrasikan ke dalam semua mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri melalui berbagai pembiasaan
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi:
a. Data utama berupa data data yang diperoleh langsung dari : kepala
sekolah, guru-guru, siswa SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
Kabupaten Semarang. Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011:157)
menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan didapat melalui
wawancara atau pengamatan berperan serta untuk mengetahui penerapan

9

pendidikan karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan Kabupaten
Semarang..
b. Data kedua atau data sekunder yakni data tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan SDIT
Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang . Data kedua ini digunakan
peneliti untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang didapat dari
data utama. Data sekunder berupa pamflet, profil maupun berrkas
tertulisnya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan
data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa taknik yaitu:
a. Interview
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relative lama (Dr.Burhan Bungin, 2008 dalam
Asmani, 20011:112).
Metode ini digunakan sebagi metode dalam mengumpulkan data
tentang bagaimana pelaksanaan

pendidikan karakter di SDIT Izatul

Islam dan kendala dalam penerapanpendidikan karakter di SDIT Izzatul
Islam Getasan Kabupaten Semarang.

Dalam penelitian ini wawancara diajukan kepada kepala sekolah
(Muniroh M.Pd), waka kurikulum (Sutrimo )Ustadz/Ustadzah yang
bersangkutan dengan tujuan untuk mencari data tentang pendidikan
karakter yang di terapkan di SDIT Getasan Kabupaten Semarang.
Adapun pedoman yang di gunakan dalam pelaksanaan interview
meliputi waktu pendidikan karekter di SDIT Izatul Islam, media yang
pendidikan karakter di SDIT Izatul Islam, cara pelaksanaan pendidikan
karakter di SDIT Izatul Islam, kesulitan yang dialami dalam pendidikan
karakter di SDIT Izatu Islam, kesulitan yang sering di hadapi dalam
pendidikan karakter di SDIT Izatul Islam, cara menyikapi kesulitan yang
ada.
b. Observasi
Titik fokus observasinya yaitu tentang bagaimana cara penerapan
pendidikan karakter yang selama ini diterapkan oleh SDIT Izzatul Islam,
selanjutnyatujuan menggali data digunakan untuk menggali data kegiatan
ekstrakurikuler anak, penggunakan jam tambahan guru, metode
pembelajaran, dan jenis aktivitas anak ketika di dalam lingkup sekolahan.
Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologi melalui penglihatan dan
pencatatan secara langsung.
Dalam penelitian kualitatif, observasi dimanfaatkan sebesarbesarnya. Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2011: 174) menyebutkan
beberapa alasan sebagai berikut:

11

1. Pengalaman ini didasarkan atas pengalaman secara langsung.
2. Pengamatan

memungkinkan

melihat

dan

mengamati

sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada keadaaan sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang

berkaitan

dengan

pengetahuan

proposisional

maupun

pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.
4. Adanya keraguan dalam diri peneliti bahwa data yang dijaringnya bias
atau keliru.
5. Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi
yang rumit.
6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan,

pengamatan

dapat

menjadi

alat

yang

sangat

bermanfaat.
Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah tertentu (madori, 2006:26)
observasi juga di sebut pengamatan.Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang di perlukandan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung hal yang diamati adalah aktivitas
belajar siswa.Motivasi siswa dalalm penerapan pendidika karakter.
Untuk mengetahui pendidikan karakter pada anak kelas rendah di
SDIT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang, (Sabari, 2010:380)
peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti sama

sekali tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat atau kelompok
komunitas sasaran penelitian.
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek yang menggunakan alat indra (Arikunto,
200:133). Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan
langsung di SDIT Izzatul Islam Getasan dengan cara melihat, mendengar
dan penginderaan lainya.Observasi secara langsung mempunyai maksud
untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pendidikan
yang dilakukan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data
mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar
riwayat hidup, transkip dan lain-lain yang disebut dokumen. Dokumen
adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan,
menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan ineterprestasi yang
berhubungan sangat dekat konteks rekaman peristiwa tersebut (Bungin,
2011:142). Metode dokumentasi disini digunakan untuk mendapatkan
data yang berkenan dengan data base tentang siswa dan guru, konsep dan
pelaksanaan pendidikan karakter, dan profil SDIT Izatul Islam Getasan
Kabupaten Semarang.
6. Teknik Analisis Data
Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tehnik analisis model interaktif yaitu untuk mengetahui pendidikan karakter

13

pada siswa dan guru SDIT Izatul Islam Getasan Kabupaten Semarang.Pada
perkembangan selanjutnya para peneliti sejenis telah berupaya untuk
menjelaskan proses analisisnya secara rinci, meskipun masih beragam
caranya. Namun, hal itu dapat dipahami sesuai dengan sifat keterbukaan dan
kelenturan metode ini (Sutopo, 2002).

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Data

a. Pengumpulan Data
Yaitu pengumpulan data dari lapangan baik dari hasil pengamatan
maupun wawancarayang dilakukan secara fungsional sehingga diperoleh
data yang dituangkan dalam catatan lapangan memuat:
1) Indentitas catatan lapangan : pengamatan dan wawancara
2) Bagian diskripsi : yang berisi hasil pengamatan dan wawancaraapa
adanya atau terbaca dari data yang diperoleh di lapangan.

3) Bagian refleksi yang berisi analisa dan kesimpulan sementara dari
peneliti tentang data yang diperoleh.
b. Reduksi Data
Yaitu melakukan pemotongan terhadap data-data yang dianggap
tidak terkait dengan permasalahan yang diangkat.Prosesnya yaitu dari
sekian data yang diperoleh, kemudian dipilah-pilah data mana yang
cocok dan dibutuhkan dalam penelitian.
c. Penyajian Data
Yaitu melakukan penyajian data-data yang diperoleh selama
penelitian.Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, Penyajian
data dilakuakan secara sistematis kedalam laporan.
d. Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
Kesimpulan awal yang di temukan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.
7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data)
Validitas

data merupakan faktor yang penting dalam sebuah

penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami
pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai
dengan kenyataan dan memang sesuai dengan yang sebenarnya atau
kejadianya (Nasutiaon, 2003:105).Teknikpengujian validitas data yang
digunakan dalam penelitian ini adalahdenganmenggunakan triangulasi.

15

Triangulasiadalah

teknik

memanfaatkansesuatu

yang

pemeriksaan
lain

dari

keansahan

datatersebut

sebagai

dengan
bahan

pembanding atau pengecekan dari dataitu sendiri (Moelong, 2009:330).
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu:
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa
sumber data dari responden semua pihak yang terkait di SDIT Izatul
IslamGetasan Kabupaten Semarang yang berbeda.
b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan
metode yang berbeda, dan
c. Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melengkapi data agar ada kesesuaian antara temuan dan
kenyataan.
8. Tahap-tahap Penelitian
Moleong ( 2009:107) mengemukakan bahwa pelaksanaan penelitian
ada empat yaitu tahap sebelum dilapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap
analisis data, tahap penelitian laporan. Dalam penelitian ini tahap yang di
tempuh sebagai berikut.
a) Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penemuan fokus,
penyesuaian paradigm dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan iin kepada subjek yang di telii,
konsultasi fokus penelitian, penyusunan.
b) Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan Penerapan Pendidikan Karakter di SDIT Izzatul Islam

Getasan Kabupaten Semarang. Data tersebut di peroleh dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara melihat pendidikan
karakter di SDIT Izzatul Islam Getasan Kaupaten Semarang.
c) Tahap analisis data, meliputi analisis data baik di peroleh melalui
observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan kepala
sekolah. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks
permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan
data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode
perolehan data, sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan
untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam
memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
d) Tahap penulisan laporan meliputi: Penyusunan hasil penelitian dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna
data setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian kepada dosen
pembimbing

untuk

mendapatkan

perbaikan

saran-saran

demi

kesempurnaan skripsi yag kemudian di tindak lanjuti hasil bimbingan
tersebut dengan penulis skripsi.

17

G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pemahan dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan
sistematika hasil sistematika hasil penelitian yang secar garis besar dapat
dilihat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini menjelaskan seacara umum tentang
pendidikan karakter. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat
mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, fokus penelitian,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Padabab ini berisi tentang Hakikat Pendidikan Karakter, Nilai-Nilai
Penddikan Karakter, dan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam
Terpadu,SDIT Izatul Islam.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Penerapan Pendidikan
Karakter di SDIT Izzatul IslamGetasan Kabupaten Semarang.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang penerapan pendidikan karakter
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulandan saran.Bagian akhir terdiri dari daftar
pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Karakter
1. Makna Pendidikan
Menurut Puskur

Kemendikas dalam Asmaun Sahlan (2012:13)

karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
Jhon Dewey dalam tulisanya

(Dwi siswoyo dkk, 2007:19)

menjelaskan pendidikan adalah rekonstrusi atau reorganisasi pengalaman
yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan
untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
Thomas Lickona (2013:81) berpendapat bahwa karakter terdiri dari
nilai operatif, nilai dalam tindakan. Kita berproses dalam karakter kita,
seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat
diandalkan untuk menggapai situasi dengan cara yang menurut moral itu
baik. Tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa kebiasaan
manusia setiap hari itulah yang akan membentuk karakter seseorang
manusia (Sulistyowati, 2012:2013).
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

19

pikiran (intellect) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan
agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita (Tim
Penyusun , 2010:13). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan proses, cara pembuatan mendidik
(KBBI, 2007:263). Proses mendidik tersebut tidak terikat oleh dan kepada
siapa berlangsung, dimana berlangsung, sejak kapan dan sampai kapan
berlangsung, dan bagaimana berlangsung.
Ketika berada dilingkungan keluarga, setiap anggota keluarga,
terutama orang tua, harus memberikan pendidikan yang baik kepada
anggota keluarga lainya, baik berupa perkataan dan tindakan.Di lingkungan
sekolah, seluruh civitas terutama guru juga harus memberikan pendidikan
yang baik.Begitu juga ketika berada di tengah-tengah masyarakat.
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang
pribadi, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya, ia mampu
menempatkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan
menentukan dirinya, nasibnya ada di tangan sendiri (Driyarkara, 1980:82).
Anak didik adalah manusia muda, manusia yang masih dalam taraf
potensial, manusia yang belum sampai pada taraf “maksimal”.Maka dari itu,
mengapa pendidikan atau mendidik itu di sebut suatu perbuatan
fundamental. Sebabnya, karena mendidik itu adalah memanusiakan manusia
muda, mendidik itu adalah proses hominisasi dan humanisasi, yaitu
perbuatan yag menyebabkan manusia menjadi manusia (Driyarkara, 1980

:87). Proses hominisasi artinya penjadian manusia, yaitu manusia dari taraf
potensial ke taraf “maksimal” (telah mampu berbuat sebagai selayaknya
manusia), sedangakan proses humanisasi menunjukan perkembangan yang
lebih tinggi. Humanisasi berarti perkembangan kebudayaan tang lebih
tinggi.
Berdasarkan pandangan di atas, Driyarkarya mengemukakan rumusan
pendidikan sebagai pendidikan sebagai berikut:
1) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibuanak, dimana terjadi pemanusiaan anak, dengan mana dia berproses
untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan (Drikarya,
1980 : 129).
2) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu
anak, dimana terjadi pembudayaan anak, dengan mana dia berproses
untuk

akhirnya

bisa

membudaya

sendiri

sebagai

manusia

purnawanPembudayaan di sini menunjuk aktivitas baik dari pendidik
maupun dari anak didik. Pendidik membudayakan anak, dan anak karena
dibudayakan itu membudayakan diri. Sebagai contoh: ibu mengajari anak
mengenakan sepatu dan celana, dan anak kelak dapat berbuat hal itu
sendiri itupun sudah masuk kebudayaan dan pembudayaan.
3) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibuanak, dimana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia
4) berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia
purnawan ( Driyarkarya, 1980 : 131).

21

Menurut Hasan Langgulung “Pendidikan (education) dalam bahasa
Inggris berasal dari bahasa Latin‘educare’ berarti memasukkan sesuatu”
(1994: 4).Dalam konteks ini, makna pendidikan adalah menanamkan nilainilai tertentu ke dalam kepribadian anak didik atau siswa.Driyarkara dalam
jurnal yang ditulis Ali Muhtadi (2010: 32), mengemukakan “Bahwa
pendidikan pada dasarnya adalah usaha uk untuk memanusiakan manusia”.
Pada konteks tersebut pendidikan tidak dapat diartikan

sekedar

membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan
perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan yang memiliki
peradaban. Sedangkan menurut Yahya Khan (2010: 1) “Pendidikan
merupakan

sebuah

proses

yang

menumbuhkan,

mengembangkan,

mendewasakan, menata, dan mengarahkan”. Pendidikan juga berarti proses
pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar
dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan juga
lingkungannya.
Pengertian secara umum pendidikan budaya dan karakter merupakan
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
pada diri siswa, sehingga mereka memiliki dan menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga
Negara yang religius, produktif, dan kreatif. Secara progmatik diartikan
sebagai usaha bersama semua guru dan pemimipin sekolah, melalui mata
pelajaran dan budaya sekolah dalam membina dan mengembangkan nilainilai budaya dan karakter bangsa pada siswa melalui proses aktif dalam

proses pembelajaran. Secara teknis memiliki makna sebagai proes
internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
dilakukan siswa secara aktif di bawah bimbingan guru, kepala sekolah, dan
tenaga kependidikan dalam kehidupanya dikelas, sekolah dan masyarakat
(Sulistyowati, 2012: 23).
Pendidikan di setiap jenjang satuan pendidikan memiliki tujuan dan
target capaian masing-masing. Namun begitu, pendidikan di semua jenjang
satuan pendidikan memiliki tujuan umum sabagai berikut (Hidayatullah,
2010:5).
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi bila dalam
pendidikan.
b. Menumbuhkan atau menanamkan kecerdasan emosi dan spiritual yang
mewarnai aktivitas hidupnya.
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir melalui pelaksanaan tugas-tugas
pembelajaran.
d. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif
secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari
keterlibatanya.
2. Makna Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:3) “Karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”.

23

Sedangkan menurut Darmiyati (2006:5), sistem pendidikan yang sesuai
untuk menghasilkan kualitas masyarakat yang berkarakter positif adalah
yang bersifat humanis, yang memposisikan subjek didik sebagai pribadi dan
anggota masyarakat yang perlu dibantu dan didorong agar memiliki
kebiasaan efektif, perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, dan
keinginan.

Menurut Tadkiratun Musfiroh “Karakter mengacu pada

serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivations), dan
ketrampilan (skills), meliputi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik”
(2008: 27). Menurut Megawangi dalam buku Darmiyati (2004: 110)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak

agar

dapat

mengambil

keputusan

dengan

bijak

dan

mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya”.
Menurut (Mulyana 2004:24)

nilai merupakan “Sesuatu yang

diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang. Nilai tersebut
pada umumnya mencakup tiga wilayah, yaitu nilai intelektual (benar-salah),
nilai estetika (indah-tidak indah), dan nilai etika (baik-buruk)”. Istilah moral
berasal dari kata moralis (Latin) yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup:
sama dengan istilah etika yang berasal dari kata ethos (Yunani). Tema moral
erat kaitannya dengan tanggung jawab sosial yang teruji secara langsung,
sehingga moral sangat terkait dengan etika.Sedangkan tema nilai meski
memiliki

tanggung

jawab

sosial

dapat

ditangguhkan

sementara

waktu.Sebagai contoh kejujuran merupakan nilai yang diyakini seseorang,

namun orang tersebut (menangguhkan sementara waktu) melakukan korupsi
(Udik Budi Wibowo, 2010: 4).

Dari pemaparan diatas tampak bahwa

pengertian karakter kurang lebih sama dengan moral dan etika, yakni terkait
dengan nilai-nilai yang diyakini seseorang dan selanjutnya diterapkan dalam
hubungannya dengan tanggung jawab sosial. Udik Budi Wibowo (2010: 4)
mengemukakan

“Manusia

yang

berkarakter

adalah

individu

yang

menggunakan seluruh potensi diri, mencakup pikiran, nurani, dan
tindakannya seoptimal mungkin untuk mewujudkan kesejahteraan umum”.
Karakter seseorang dapat dibentuk namun sulit untuk diubah (Munir,
2010: 5-10).Karakter dapat dibentuk karena bukan merupakan seratus
persen turunan orang tua, melainkan sangat dipengaruhi oleh sekitar dan
lingkungan terutama orang tua. Karakter sulit diubah karena memang adalah
apa yang sudah sangat melekat pada diri seseorang dan bukanya sifat, sikap,
pandangan, pendapat, atau pendirian yang bersifat temporal. Sebagai
contoh, karakter oarng yang pemberani akan sulit diubah menjadi penakut
atau pengecut, demikian juga sebaliknya seorang penakut sulit diubah
menjadi seorang yang pemberani atau menyukai suatu tantangan.
3. Makna Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral pendidikan akhlak. Tujuanya adalah membentuk pribadi
anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga
negara yang baik T. Ramli (2003).

25

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 4) pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif. Sedangkan menurut Koesoema pendidikan
karakter merupakan nilai-nilai dasar yang harus dihayati jika sebuah
masyarakat mau hidup dan bekerja sama secara damai. Nilai-nilai seperti
kebijaksanaan, penghormatan terhadap yang lain, tanggung jawab pribadi,
perasaan senasib, sependeritaan, pemecahan konflik secara damai,
merupakan nilai-nilai yang semestinya diutamakan dalam pendidikan
karakter (2007: 250).
Untuk melaksanakan pendidikan karakter memerlukan kesepahaman
bersama di kalangan sekolah.Selain itu, yang lebih penting adalah
menyiapkan tenaga pengajar atau guru yang berkarakter.Hal ini karena guru
tidak hanya berperan dalam menstranfer pengetahuan, tetapi juga
menanamkan nilai-nilai (Hidayatullah, 2010:25).
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum,

proses

pembelajaran

dan

penilaian,

penanganan

atau

pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan

karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam
menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter. Pendidikan karakter juga
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara
guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya.
Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan
warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya
masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai,
yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan

karakter merupakan

upaya-upaya

yang

dirancang

dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.

27

Merealisasikan pendidikan karakter bukanlah usaha yang mudah.
Terdapat beberapa hambatan dan tantangan sebagai berikut (Hidayatulah,
2010:15-17):
a. Sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter,
tetapi lebih menekankan pembangunan intelektual, misalnya system
evaluasi pendidikan menekankan aspek kognitif atau akademik seperti
Ujian Nasional (UN).
b. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung karakter pembangunan
yang baik.
c. Terbiasa

dengan

kebiasaan-kebiasaan

yang

tidak

afektif

untuk

menciptakan bangsa atau masyarakat yang unggul yaitu:
1) Kebiasaan0kebiasaan memperlakukan diri sendiri:
2) Kebiasaan-kebiasaan memperlakukan lingkungan.
3) Kebiasaan-kebiasaan merugikan ekonomi
4) Kebiasaan-kebiasaan dalm bersosialisasi.

B. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan dan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui
pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan
karakter bangsa.Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya
adalah nilai.Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup

atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Menurut Hamid Hasan (2010:7) tujuan pendidikan karakter bangsa
adalah:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
seja

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI YA QOWIYYU DI DESA JATINOM KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122