EMOSI DAN AMALIAH IBADAH (Studi Korelasi pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Akademik 2004-2005) - Test Repository

  

EMOSI DAN

AMALIAH IB AD AH

(Studi Korelasi pada Mahasiswa STAIN Salatiga

  

Disusun guna memenuhi tugas dan m elengkapi syarat

guna m em peroleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

  

ZAINUPDIN ANWAR FATACH

NIM. 11101 025

JURUSAN TARBIYAH

PR O G R A M STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM

SEK O LAH TINGGI AGAM A ISLAM N EG ER I

Tabtin Akademik 2004-2005)

  

SKRIPSI

  Oleh

  DEPARTEMEN A G A M A Rl SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : ZAINUDDIN ANWAR FATACH dengan Nomor Induk

Mahasiswa : 111 01 025 yang berjudul : "EMOSI DAN AMALIAH IBADAH

(Studi Korelasi pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Akademik 2004-

2005)". Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 12 Juli 2006 M

yang bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1427 H dan telah diterima

sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu

Tarbiyah.

  12 Juli 2006 M Salatiga, ----------------------------------------

  16 Jumadil Akhir 1427 H

Panitia Ujian

  DEPARTEM EN AGAM A SEKOLAH TINGGI AGAMA [SLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : wvAv.stainsalatiua.ac.id E-mail :

DEKLARASI

  Bismillahirrahmanirraliim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  

Salatiga,

..(£?. n . 2005

  Peneliti Z. Anwar Fattach

  • NIM. I l l 01 025

  D EPARTEM EN AGAM A R E PU B L IK INDONESIA SEKO LAH TING GI AGAM A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion Salatiga Phone (0298) 323706

  03 Nota Pembimbing

  Salatiga, . . . 7 . ! . . . 7 99.9.f. Lamp. : 1 (satu) Naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Z. A nw ar Fattach K epada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalam ualikum VVR. W B Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Z. Anwar Fattach NIM : 111 01 025 Jurusan : Tarbiyah / PA1 Judul EMOSI DAN AM ALIA II IBADAH (STHDI KORELASI PA PA M A H A SISW A STAIN SALATIGA TAHUN A K A D EM IK 2004-2005) Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat dimunakosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikuni WR. WB. Pembimbing

  MOTTO Kesetiaan dan tanggung jawab Belajarlah tidak menyalahkan orang lain

Terima apa adanya hingga kau mendapatkan ilrau ikhlas

Bekerja belajar dan belajar bekerja

  

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah Sw t atas

segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa solawat serta sal am sernoga sdalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Saw. yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman

terang benderang. Berkat anugerah dan petunjuk dari Allah Sw t penuhsan skripsi

ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

saijana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  Juga tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang'

sangat membantu terselesaikannya penuhsan skripsi ini, serta penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

  1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag, Sdaku ketua STAIN Salatiga

  2. Drs. Saadi, M.Ag, Selaku ketua Jurusan Tarbiyah 3. Fathkurrohman, S. Ag, selaku ketua Progdi Pendidikan Agama Islam.

  4. Drs. H.A. Noeriiadi Djamal, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan iklas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga.

  6. Segenap Civitas Academica STAIN Salatiga.

  7. Teman sejawat dan semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

PERSEM BAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Kakek dan nenekku yang dengan sabar membimbing penulis dari mulai - ban gun tidur hingga akan tidur. Bapak/lbu tercinta, yang telali membimbing dan mendidik penulis dengan - penuh kesabaran dan kasih saayang. Adikku, Ulfa Shoddiqoh, A.Ma, Mufid Zuhdi Anwar, Fatkul Muflih, Ama, - Miftah dan sekeluarga yang tercinta. - Istriku Wanah tercinta, yang telah mem bed motifasi demi tercapai cita- citaku. - Keluarga Besar Menwa, Kopma, HMJ-Tarbiyah, DPM, PMII dan PA1

  01 kelas A, yang telah membantu dan menemani suka maupun duka.

  Teman-temanku, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. - Keluarga Besar Pondok “Darul Salam” K.H. Nur Quddusis Cholis, AH, dan

  • - teman-teman Pondok semuanya. Kelaurga Kecil F@th Ah Comp Bener yang telah membantu dalam - menyelesaikan skripsi.

  D A F T A R I S I

  

  

  

  

  

  

  

  

   m

  

  

  

  

  C. Model Emosj

  22

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMP1RAN

  

D A F T A R T A B E L

JENIS TABEL I TABEL

  11 TABEL III TABEL IV TABEL V TABEL VI TABEL VII TABEL VIII NAM A Hal

  HAS1L PENYEBARAN ANGKET TINGKAT

  38 EMOSI MAHASISWA HASIL PENYEBARAN ANGKET AMALIAH 41

  1BADAH

  

  

   NILAI

  INTERVAL AMALIAH IBADAH 50 MAHASISWA DATA TENTANG TINGKAT AMALIAH IBADAH 51 MAHASISWA NOMINASI TENTANG AMALIAH

  IBADAH 54 MAHASISWA

  TABEL IX

  : TABEL TENTANG AN ALISIS LAN JUT

  55

  B A B

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

  Berbagai masalah yang timbul karena remaja dapat kita lihat dalam berbagai arus informasi dewasa ini. Ambil saja contoh kejahatan yang dilakukan remaja kita, bahkan yang dilakukan oleh anak kita sendiri.

  Hal tersebut yang menjadikan penulis mencoba untuk menggali sebab musabab dari kenakalan tersebut, khususnya dalam bidang pengaruh Pengendalian pribadi ataupun emosi yang terjadi di kalangan remaja hubungannya dengan amaliah ibadah yang dilakukan para remaja. Mulai dari sikap psikologis seorang remaja sampai implikasinya dalam amaliah ibadahnya. Dengan begitu seorang remaja kondisi emosi yang bagaimana yang dapat meningkatkan amaliah ibadahnya. Dengan latar belakang masalah yang timbul secara realita. Dapat kita tarik benang merah bahwa masyarakat khususnya masyarakat kampus STAIN Salatiga juga mendapatkan masalah yang kurang kita ketahui. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan dapat meneliti kasus-kasus yang terjadi di Civitas Academica STAIN Salatiga berkaitan dengan nilai emosi implikasinya dengan tingkatan amaliah ibadah mahasiswa STAIN Salatiga.

  Sebagai orang yang dapat berfikir dan melakukan tindakan yang benar, sepantaslah kita mengintropeksi diri dari segala keadaan yang menerpa

  2 masyarakat di sekitar kita, yang tidak hanya keluarga dekat atau teman dekat, namun keluarga besar penduduk rakyat Indonesia. Manusia yang berkecimpung hal menegakkan amaliah ibadah tidak ada salahnya, sebaliknya manusia akan salah jikalau tidak dapat mengamalkan amaliah ibadahnya meskipun hanya di bibir saja. Dalam tataran yang sempit, seorang remaja dalam artian gejolak jiw a yang menggebu-gebu, semakin akan termotifasi gejolak jiwanya dalam mencapai em osi kebebasan diri menurut versi mereka, sebagai tindak lanjut dari apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Sebagai orang ke tiga, dan sebagai pendidik pada umumnya, gejolak em osi negatif tentunya harus kita atasi bersama, dalam rangka memajukan pendidikan psikologis remaja pada umumnya. Dari pada itu sebuah penelitian harus karni lakukan guna mengetahui bahwa emosi remaja yang masih tabil dengan perubahan dan labil dalam gejolak jiw a, dapat dimengerti oleh pendidik. Tentu saja manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi kita semua dalam rangka memajukan em osi p ositif dalam diri remaja dan membunuh em osi negatifnya.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana variasi tingkat em osi mahasiswa STAIN Salatiga ?

  2. Bagaimana tingkat amaliah ibadah mahasiswa STAIN Salatiga ?

  3

3. Adakah pengaruh em osi terhadap amaliah ibadah mahasiswa STAIN Salatiga ? C . Tujuan Penelitian

  

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui variasi tingkat em osi mahasiswa STAIN Salatiga ?

  

2. Untuk mengetahui tingkat amaliah ibadaah mahasiswa STAIN Salatiga ?

  3. Untuk mengetahui pengaruh em osi terhadap amaliah ibadah pada mahasiswa STAIN Salatiga ?

D. Manfaat basil penelitian Adapun manfaat hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan mengenai emosi.

  2. Penulis mengharap skripsi ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk pendidikan em osi remaja.

  3. Diharapkan memberikan sumbangan pendidikan psikologi remaja bagi kehidupan manusia.

  4. Dan diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

E. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dengan

  

maksud utama, penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini. Perlu

penjelasan istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian.

  Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut i n i :

  4

a. Emosi Menurut istilah “em osi mempunyai arti perasaan yang dimiliki seseorang” 1 Sedangkan menurut bahasa adalah suatu keadaan yang kompleks yang menyangkut pembahasan jasmani yang luas sifatnya dalam pemafasan, denyut nadi, sekresi kelenjar, dan sebagainya dan pada sisi kejiwaan adalah keadaan terangsang (pertubasi), gusar (terganggu) dengan ditandai dengan perasaan yang kuat dan bisanya suatu dorongan kearah bentuk tingkah laku tertentu.”1

2 Dalam hal ini em osi yang dimaksud implikasi dari sebuh ilmu yang diterapkan untuk mempengaruhi tindakan. Maka titidakan-tindakan yang dilakukan disebabkan em osi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau hasil yang kurang maksimal. Indikator em osi (tingkat pengendalian) adalah sebagai berikut: Tidak mudah terhasud - Berperasangka baik - Rendah hati - Sopan -

b. Amaliah Ibadah Menurut kamus WJS. Poerwodarminto, amal mempunyai arti segala sesuatu yang dikeijakan dengan maksud berbuat kebaikan (derma untuk

  5

m enolong korban bayi dan sebagainya).3 Menurut istilah ialah kebaikan

kepada Tuhan perbuatan dan sebagainya untuk menyatakan bakti kepada

tuhan (seperti sholat, berdoa, bersifat baik dan sebagainya).4 Indikator amaiiah ibadah adaiah sebagai berikut: Intensitas ibadah - Kesungguhan dalam beribadah - Santun dalam beribadah Toleran dalan beribadah Mengajak orang lain beribadah - Keuletan dalam beribadah -

  c. Korelasi Korelasi berasal dari kata “KoreF yang artinya hubungan atau keadaan

berhubungan atau dihubungkan.5 Adaiah perbandingan antara satu variabel

dengan variabel lainnya, dengan jalan mempertemukan akar masalah

menjadikan penjelasan yang lebih kongret dan jelas.

  d. Mahasiswa STAIN Salatiga

Adaiah seluruh masyarakat kampus dalam kategori terdidik. Dalam hal ini

mahasiswa STAIN Salatiga terdiri dari 758 mahasiswa dimulai dari

  «

angkatan 99 hingga angkatan 2004, dengan laki-laki beijumlah 387

mahasiswa, sedangkan perempuan berjumlah 371 mahasiswa.

3 WJS. Poerwodarminto, Kam us B esar B ah asa Indonesia, Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, P N Balai Pustaka,

  Jakarta, hlm.33

  4 /A id , him, 367

  6 Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi pada Mahasiswa

  angkatan 2001 karena dipandang sebagai pertengahan study, artinya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua untuk memberil an masukan yang mendasar pada penulis. Yaitu terdiri dari : Jurusan Tadris Bahasa Inggris berjumlah 60 Mahasiswa.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam berjumlah 72 Mahasiswa. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab berjumlah 22 Mahasiswa. Jurusan Ahwalul Syahsyiah berjumlah 22 Mahasiswa/’ Jadi, yang dimaksud judul di atas adalah studi tentang korelasi antara emosi dan amaliah ibadah pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Ajaran

  2004-2005.

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang masih lemah kebenarannya dalam hal ini, Suharsini Arikunto mengatakan bahwa “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap pennasalahan penulisan penelitian, sampai terbukti memiliki data yang terkumpul”6 7 '

  Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari dua penggalan, yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis, yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

  7 Dari keterangan di atas, maka dalam penelitian ini, penulis

  mengajukan hipotesis bahwa : ’’Ada pengaruh yang signifikan emosi terhadap amaliah ibadah pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Akademik 2004- 2005”

G. M etode Penelitian

  Menurut Winarno Sukahmad “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai satu tujuan”8 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto ”Di dalam kegiatan penelitian cara memperoleh data ini dikenal; sebagai metode pengumpulan data”9

  Metode penelitian yang akan dilaksanakan berhubungan dengan : 1. Variasi tingkat emosi Mahasiswa STAIN Salatiga.

  2. Tingkat amaliah ibadah Mahasiswa STAIN Salatiga.

  3. Pengaruh antara emosi dan amaliah ibadah pada Mahasiswa STAIN Salatiga.

  Dalam pembahasan menganai metodologi ini akan dibahas komponen yang meliputi ; populasi, sample, teknik sample, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

  Winarno Surahmad, P engantar Penelitian llm iah D asar, M etode dan Teknik, ed. Ke 7,

  8

  1. Populasi Menurut Hermavvan Warsito, “Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian dan elemen populasi ltu merupakan satuan analisis’’10 1

  1 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”11 Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

  Mahasiswa STAIN Salatiga Strata 1 angkatan 2001, tahun 2004-2005 yaitu terdiri dari kelas PA1 72 Mahasiswa, PBA 22 Mahasiswa, TB1 60 Mahasiswa, AH 22 Mahasiswa. Hingga keseluruhan populasi 176 Mahasiswa.

  2. Sample dan Teknik Sampling

  a. Sample Menurut Suharsimi Arikunto, sample adalah “Sebagian atau wakil dari X populasi yang diteliti”12

  Menurut Tantowi dan Ach. Muhyi Muchdhoero, mamberikan ancer- ancer dasar penentuan sample sebagai berikut “Untuk besarnya sampel yang akan diambil peneliti harus mempertimbangkan beberapa hal, namun ada beberapa peneliti yang menyatakan bahwa besarnya sample

10 Hermawan Warsito, Pengantar M elhodologi Penelitian, Gramedia Pustaka Utama,

  9

  tidak kurang dari 10 %, dan ada pula yang menyatakan minimum 5 % dari populasi yang ada” 1 ’ Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa sample adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya kurang dari populasi dan menjadi objek penelitian sesungguhnya. Dalam penelitian ini diambil sampel PA1 30 %, PBA 30 %, TB1 30 %,

  AH 30 %, masing-masing sampel adalah sebagai berikut: Populasi PAI 72 Mahasiswa, Sampel 20 Mahasiswa Populasi PBA 22 Mahasiswa, Sampel 6 Mahasiswa Populasi TBI 60 Mahasiswa, Sampel 18 Mahasiswa Populasi AH 22 Mahasiswa, Sampel 6 Mahasiswa Jumlah populasi 176 Mahasiswa sample 50 Mahasiswa

  b. Teknik sampling Untuk menulis sample yang dapat mencerminkan seluruh populasi yang ada, maka harus menggunakan teknik sample atau cara yang digunakan untuk mengambil sample. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik ramdum sampling, maksudnya bahwa pengambilan sample berdasarkan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui yaitu kelas PAI, PBA, TBI, dan AH. *

  Tantowi dan Ach. Muhyi Muchdhoero, M ethodolagi Penelitian, Fak. Ekonomi UMM,

  10 Dengan memperhatikan populasi penyebaran populasi menurut tingkat

  kelas, serta memberi paluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sample penelitian.

  Da'am ramdomisasi ini digunakan cara acak untuk menentukan kelas sebagai sub populasi.

  c. Teknik Pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat dibutuhkan alat pengumpulan data yang valid melalui teknik yang tepat, sebab kekeliruan memilih teknik pengumpulan data akan menyebabkan sesat dalam memperoleh hasil penelitian. Sehubungan dengan jalan tersebut di atas, sesuai dengan data yang diungkap, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  1. Angket

  a. Pengertian Angket Kartini Kartono menjelaskan pengertian angket adalah “Angket atau kuisioner (quesionaire) ialah penyelidikan suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek. Untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya”14 Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, angket atau kuisioner adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui"1^ Berpijak dari ke dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi tertulis terhadap sumber data atau responden. Data yang dikehendaki dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang kemudian diajukan kepada responden dan responden diminta memberikan tanggapan, informasi yang di kehendaki oleh peneliti.

  b. Jenis Angket Angket diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk sebagaimana dikemukakan oleh para ahli, diantaranya angket tertutup langsung menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi menjelaskan bahwa “Pertanyaan tertutup kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberi jawaban” 16

  Kemudian menurut Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa “Suatu angket disebut kuisioner langsung jika daftar pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat, keyakinan atau dimintai menceritakan tentang keadaannya

  12

  sendiri” 17 Alasan penulis menggunakan angket dalam pengumpulan data adalah :

  1. Menghemat tenaga dan biaya

  2. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh data yang banyak.

  3. Dapat dilakukan terhadap subjek yang jumlahnya besar. Kemudian yang menjadikan alasan dasar yang dipergunakannya, jenis-jenis angket tertutup adalah :

  1. Responden adalah orang yang mampu diajak komunikasi secara tertulis, sehingga tidak perlu perantaraan orang lain.

  2. Jenis angket tertutup, dapat memudahkan responden untuk menjawab, juga memudahkan penulis untuk menganalisa javvaban.

  3. Untuk memperoleh jawaban yang objektif dari responden.

  2. Observasi Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan tentang fenomena yang diselidiki. Teknik ini penulis gunakan untuk mengunpulkan data tentang situasi serta kondisi kampus STAIN Salatiga.

  13

3. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data langkah- langkah yang periu diperlihatkan aalah untuk mengetahui bagaimana motifasi em osi mahasiswa STAIN Salatiga. Untuk mengetahui distribusi frekwensi em osi mahasiswa STAIN Salatiga digunakan teknik analisis persentase dengan rum us : p = F x 100 % N Keterangan: P = Persentase perolehan F = Frekwensi mentah N = Jumlah total responden Untuk mengetahui hubungan em osi terhadap amaliah ibadah menggunakan rum u s :

  r

  XV V{ n . v x 2 - ( Y x )2 } ( n . ly2-(Zy) ) m

  Keterangan: = Koefisien korelasi rxy N = Jumlah subjek X - Skor item

  14 Setelah semua dimasukkan ke dalam rumus, maka akan diperoleh

  batas penolakan hipotesisnya, selanjutnya akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Apakah T 0 < t tabel, maka hipotesis nihil diterima. Dan hipotesis keija ditolak.

  2. Apakah T 0 > t tabel, maka hipotesis nihil ditolak. Dan hipotesis kerja diterima.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: Bab I Berisi tentang pendahuluan, dalam hal ini menjelaskan latar belakang masalah, penjelasan penggunaan sample dan populasi serta teknik-teknik pengumpulan data.

  BAB II : Berisi tentang tinjauan pustaka, berisi telaah teoritik. BAB 111: Berisi tentang sejarah lokasi penelitian dan laporan hasil penelitian. BAB IV : Berisi tentang analisis data. BAB V : Berisi kesimpulan atau penutup serta saran.

  

B A B I I

LANDASAN TEOR1

A. Pcngertian Emosi

  Remaja yang mampu berfikir formal hidup dalam suatu dunia kemungkinan. Antara tatanan kongkret dan tradisional, yang mematok dunia masa kanak-kanak dan pilihan yang akan menentukan masa dewasanya, terletaklah cakrawala luas dari yang hipotesis. Maka dari itu manusia remaja dalam kategori orang yang berkembang mempunyai sebuah emosi yang tinggi dan belum tentu diiringi dengan tindakan yang konvensional tingkah laku.

  Emosi mempunyai artian dua mencakup emosi positif dan emosi yang negatif, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan yang berhubungan dengan masyarakat luas maupun tindakan yang mempunyai keuntungan pribadi.

  Seorang yang mempunyai emosi tinggi biasanya amaliah ibadahnya tinggi pula, hal ini belum tentu, sebab yang dimaksud emosi tinggi di sini adalah emosi yang mampu mengendalikan perasaan dari sebuah gejolak yang dirasakan saat menerima rangsangan atau stimulus baik dari diri sendiri atau dari orang lain, maka hal tersebut dapat diartikan bahwa seseorang dapat menerima atau mengendalikan emosi berdasarkan dari jiwa seseorang sendiri.

  Dapat diambil contoh jikalau seorang yang katakanlah mempunyai ilmu akan memperhatikan ilmu tersebut, jikalau ia tidak dapat memperhatikan bahkan

  16

  emosinya. Maka dari itu, sebelum emosi yang akan membenturkan dari sebuah ilmu maka akan dibentengi dengan perasaan dan juga kesadaran.

  Kesadaran, dalam hal ini dapat diindahkan namun tidak dapat dipisahkan, kesadaran yang timbul atau emosi yang timbul dari rangsangan tersebut menyebabkan seseorang dapat mengendalikan diri atau bahkan tidak dapat mengontrol diri. Hasilnya seorang yang tidak dapat mengontrol emosinya cenderung berbuat ceroboh, berbeda jikalau seorang mempunyai kesadaran tinggi dalam mengendalikan emosinya, maka dia akan tidak mudah terhasud oleh perasaan-perasaan yang akan menghancurkan dari pada kesadarannya. Sebut saja seorang mahasiswa yang telah mempunyai ilmu pengetahuan, paling tidak ia mengetahui seluk beluk dari pada ilmu yang ia miliki, namun jikalau ia tidak dapat mengendalikan emosi perasaan dan kesadaran akan ilmunya tersebut mudah saja ia akan terjerumus ke dalam rangsangan atau stimulus yang kotor, contoh lain dari seorang karateka yang ia mempunyai ilmu kadigjayaan yang sebenarnya hanya untuk membela diri pada saat ada hal yang tidak diinginkan, suatu saat ia mendapat tantangan berkelahi yang memicu emosinya, maka dapatkah ia mengendalikan emosi atau tidak dapat mengendalikan emosinya. Jika ia dapat mengendalikan emosi marahnya dari pertarungan tersebut maka ia mempunyai kesadaran berbuat yang tinggi atau tingkat emosi yang tinggi, namun jika ia tidak dapat mengendalikan diri dari pertempuran tersebut maka ia tidak memiliki kesadaran berbuat yang tinggi, dan ia mempunyai emosi yang rendah.

  17 Ada perbedaan saat ada cmosi rendah dan emosi yang tinggi, maksud

  dari penulis bahwa emosi yang tinggi adalah emosi yang dapat mengendalikan perbuatan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan, artinya ia dapat mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

  Emosi rendah adalah bukan ia tidak punya jiwa marah yang meledak- ledak, namun malahan jika ia mempunyai jiwa marah yang meluap-luap itulah yang mempnyai emosi yang rendah, karena tidak dapat mengendalikan emosi marahnya.

  Dalam makna paling harfiah didefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. 1

  Pernyataan Ruth Benedict mengatakan “Although it is a fact nature

  that the child becomes a various from one sosiety to another, and no one o f these particular cultural bridges should be regarded as the “natural"path to maturity ”*

2 Bahwa perkembangan seorang dengan kejiwaan yang sempuma adalah

  kejiwaan yang menuju kedewasaan, artinya seorang dengan pemikiran dewasa akan dapat menyelesaikan masalah yang ia hadapi, dan dapat memilih yang terbaik untuk dapat menghindari perbuatan yang menyebabkan tingkat emosi marah meningkat.

  18 B. Bcntuk-Bentuk Emosi

  Berbagai macam bentuk-bentuk emosi yang ada di dalam dunia ini yang jika kita gambarkan akan semakin sulit kita bayangkan, dari pada itu sebuah emosi yang terkandung dalam skripsi ini meliputi beberapa emosi yang dapat kita bahas lebih lanjut dalam study selanjutnya.

  Emosi yang termaktub dalam pembahasan tidak hanya yang memiliki bentuk yang nampak, seperti marah karena ia dihina, melakukan perbuatan memukul jika ia tnerasa tersinggung, namun hal lain dari pada itu, yaitu dapat pula perasaan sedih atau yang lainnya.

  Selain dari itu, emosi dapat diartikan pengendalian diri dari perasan atau kesadaran berfikir dewasa pada seorang remaja, perasaan inilah yang mempengaruhi setiap emosi seseorang yang menyebabkan emosi tinggi atau emosi yang rendah, semakin tingkat kesadaran emosinya tinggi semakin bijaksanalah ia, namun jika tingkat kesadarannya rendah maka rendah pula tingkat emosionalnya.

  Adapun bentuk-bentuk yang terdapat dalam emosi itu sendiri meliputi antara lain : a. Amarah

  Amarah diidentifikasi dengan beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

  19 Pcrasaan yang tertuang dalam amarah adalah bentuk yang keluar

  dari tingkat kesadaran yang rendah, karena pengendalian diri belum termaktub di dalamnya, jika begitu perasaan atau kesadaran emosi yang ada dalam amarah adalah tingkat emosi yang rendah bukan malahan tingkat emosi yang tinggi.

  b. Kesedihan Kesedian diartikan mempunyai beberapa makna, antara lain pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

  Ekspresi yang ditimbulkan dari kesedihan adalah air mata, hal tersebut dapat pula disebut emosi yaitu emosi kesedihan, adakah perasaan di dalam kesedihan ? Tentu saja ada perasaaan sedih adalah buah dari rasa kecewa yang mendalam terhadap hal yang tidak terpuaskan dalam hatinya. Maka dari itu kesadaran emosi ini yaitu emosi kesedihan dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk dapat lebih bijaksana ataukah malahan menjadi kekanak-kanakan.

  c. Rasatakut Perasaan ini dapat timbul dalam beberapa makna yaitu : cemas takut, gugup khawatir, was-was, perasaan takut sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut, sebagai patologi, fobia dan panik.

  Perasaan ini dapat digolongkan emosi yang unik, karena rasa takut

  20

  tersambung, tapi disisi lain, perasaan takut adalah bcntuk luapan emosi yang mengakibatkan tingkat kesadaran berbuat dan tingkat perasaan berubah. Artinya perasaan marah dan perasaan rasa takut adalah sama- sama bentuk dari emosi, perbedaannya adalah implikasi dari perbuatan tersebut, jika perasaan marah cenderung mslakukan perbuatan yang anarkis, namun jika perasaan rasa takut sering halnya melakukan perbuatan yang cenderung tidak anarkis.

  d. Kenikmatan Luapan bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania.

  Secara nalar hal tersebut bukanlah emosi tapi, secara pemahaman dapat kita masukkan dalam kategori emosi, sebab perasaan luapan gembira, rasa kenikmatan, adalah bentuk dari sebuah akibat dari perasaan dan kesadaran perbuatan. Maka dari itu kesadaran rasa kenikmatan adalah emosi yang tergantung dari perasaan dan kesadaran seseorang dalam melakukan kegiatannya.

  e. Cinta Adalah juga bentuk dari emosi yang mempunyai beberapa arti yaitu : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

  21 Gejolak emosi para rcmaja, tentu saja, hal tersebut, adalah bukti

  emosi cinta dan perasaan mempengaruhi perbuatan dan tindakan seorang dalam kesehariannya. Persahabatan dan pertemanan adalah bukti nyata dalam kehidupan bahwa seseorang tidak dapat dipisahkan dari bentuk emosi, baik itu emosi yang tinggi maupun emosi yang rendah, seperti halnya perasaan persahabatan dan cinta tersebut.

  f. Terkejut Adalah juga bentuk dari emosi yang menyiratkan terkesiap, takjub, terpana.

  Apa hanya dengan terkejut menjadikan emosi yang tinggi ? Bisa saja dengan terkejut dan marah akibat dikejutkan menimbulkan tekanan darah memuncak, keadaan ini juga dapat menimbulkan emosi yang tidak kecil, tapi dalam pembahasan skripsi ini, kategori emosi tersebut disebut emosi yang rendah karena belum dapat mengendalikan kesadaran.

  g. Jengkel Dapat diartikan hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah, juga merupakan bentuk dari emosi yang tidak terkendali.

  Perasaan jengkel, marah terhadap sesuatu menimbulkan efek terhadap kesadaran berbuat berkurang, maka tingkat emosionalnya juga akan berkurang.

h. M a lu

  Tidak biasanya perasaan ini termasuk dalam kategori emosi, namun malu adalah salah satu perasaan yang timbul dari kesadaran seseorang dan tidak dapat dibuat-buat untuk menutupi perasaanya, maka perasaan dan kesadaran rasa malu tersebut adalah salah satu bentuk dari emosi yang ada dalam diri seseorang.

  Dalam hal ini malu dimasukkan dalam kategori emosi yang meliputi : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. '

  Faktor yang membantu pembentukan sikap keagamaan adalah sistem pengalaman emosional yang dimiliki setiap orang dalam kaitannya dengan agama mereka. Ini disebut faktor “emosional” atau “afektif’ dalam sikap keagamaan.*

  4 C. Model Emosi Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa model versi yang ada dan dikatakan oleh Daniel Goleman antara lain :

  1. Kesadaran diri Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya, untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

  23 Sadar dari perbuatan yang dilakukan, dari apa yang akan terjadi

  jika melakukan, dan siap untuk menerima akibat dari perbuatan yang dilakukan.

  2. Pengaturan diri Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Aturan yang diterapkan dalam diri, sehingga mampu menguasai keadaan yang ada dalam lingkungan pergaulan.

  3. Motivasi Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan atau frustasi. Penyebab dari akibat perbuatan kesadaran emosi yang menggerakkan organ tubuh manusia untuk mencapai keinginannya.

  4. Empati Mcrasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

  Hal tersebut dapat dikatakan sesuai dengan kehidupan bermasyarakat, karena rasa empati sangat dibutuhkan dalam pergaulan untuk menumbuhkan rasa kesadaran berbuat dan menerima akibat.

  24

  5. Keterampilan sosial Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.3

D. Pengertian Amaliah Ibadah

  Pengertian amaliah ibadah adalah menunjukkan kerendahan diri terhadap satu-satunya orang yang berhak menerima pengabdian dari Allah Swt.

  Menurut ulama umumnya pengertian ibadah ialah meng-Esa-kan Allah, menta'dhimkan dengan sepenuhnya sepenuh-penuh ta'dim serta menghinakan diri serta menundukkan jiwa kepada-Nya.4 5

  Di samping itu ibadah berarti hukum-hukum yang maksud pokoknya mendekatkan diri kepada Allah. Hukum ini telah ditegaskan dalam nash dan keadaan tetap, tetapi tidak dipengaruhi oleh perkembangan masa dan perlainan tempat dan wajib diikuti dengan tidak perlu menyelidiki makna dan maksudnya."

  Dalam pembagian besar, ibadah terbagi atas : a. Ibadah Mahdah, seperti: salat dan puasa.

1 Daniel Goleman, K ecerdasan Em osi untuk m encapai Puncak Preslasi, Gramedia

  25

  b. Ibadah Ghoiru Mahdah, seperti : zakat, kaffarah.6 Dalain keterangan ibadah mahdah seperti kita ketahui antara lain adalah salat, ada suatu pertanyaan yang sangat menarik dalam kehidupan dikala kita memikirkan makna dari kegiatan tersebut. Artinya manfaat dari pada kegiatan salat antara lain adalah sebagai pedoman kehidupan manusia, yang mempunyai pengertian salat adalah sebagai tiang agama dan dapat pula sebagai tolak ukur dalain sikap manusia di dunia.

  Dengan menjalankan salat manusia akan selalu merasa dirinya terlindungi oleh Yang Maha Kuasa, namun jika manusia tersebut dapat melupakan ibadah tersebut di atas maka manusia tersebut tidak dapat mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya. Hasilnya dapat diketahui bahwa orang yang teratur menjalankan ibadah salat akan lebih dapat menguasai kejiwaanya dari pada orang yang jarang atau bahkan tidak menjalankan salat.

  Secara sempit, salat adalah ibadah yang diwajibkan Allah kepada manusia yang tujuannya menyembah. Namun secara luas manusia melakukan kegiatan salat sangat banyak manfaatnya salah satunya dapat mengendalikan diri dari sifat amarah dan emosi.

  Manfaat dari amaliah ibadah mampu mengajak pelakunya untuk selalu memiliki Allah Swt dan menimbulkan rasa keagungan-Nya dalam setiap tindakan dan pergaulan. Keadaan inilah yang memperkuat kehendak diri

  26

  sehingga ia tidak menjadi tawaran hawa nafsu dan tidak pula hamba keserakahannya.

  Dalam hal ini penulis mengerucutkan persoalan dalam hal ibadah mahdah yaitu khusus salat, karena untuk pengukuran segala ibadah dimulai dari tindakan dan perbuatan salat, maka salat adalah titik temu dari segala aktivitas manusia dalam hal kerokhanian. Karena amal perbuatan manusia dapat diukur melalui bagaimana ia salat dan bagaimana ia menjalankannya dengan baik.

  Dalam A1 Qur'an juga diterangkan tentang penjagaan orang yang emosi. Yaitu : ~ ~ e- , s

  c . , . ij - ■1 £. c J j

  Artinya :

  “Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras ierhadap orang-orang kafir, telapi

berkasih sayang sesama mereka....” (Q.S. A1 Fath 29)7

  Dalam keterangan kalam A1 Qur'an tersebut di atas, menerangkan kasih sayang harus diberikan kepada orang yang dibenci sekalipun. Maka dari itu emosi yang berkembang haruslah dijaga agar tidak melampaui batas yang wajar.

  27 E. Perkembangan Emosi Remaja

  Emosi remaja adalah perbuatan kesadaran remaja yang menyebabkan penyaringan energi dari tindakan yang menyebabkan kegoncangan jiwa dan hatinya.

  Semakin ia dapat menekan tingkat emosinya, semakin tinggi kesadaran emosinya, namun jika ia tidak dapat mengendalikan emosinya untuk mencapai kesadaran berbuat, maka tingkat emosinya sangat rendah. Perkembangan emosi remaja saat ini sangatlah positif, hal tersebut dapat dilihat dari perbuatan yang dilakukan para remaja yang menginjak dewasa dan semakin matang dalam melaksanakan tugasnya sebagai manusia di dunia.

  Amaliah ibadah juga akan berpengaruh dari permainan sikap manusia, dengan melakukan ibadah mahdhoh saja manusia dapat mengendalikan emosinya dengan lebih berfikiran dewasa dan berkembrng serta mampu memutuskan masalah dengan pikiran jemih. Oleh karena ibadah mahdhoh sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan remaja dalam peningkatan emosi.

  Maka dari itu perkembangan emosi remaja dapat lebih signifikan ke arah positif atau ke arah negatif. Hal ini dapat ditemukan dalam sikap dan terutama dengan amaliah ibadahnya, semakin tinggi nilai amaliah ibadahnya semakin tinggi pula tingkat emosinya, sebaliknya remaja yang tingkat amaliah ibadahnya rendah, semakin lemah pula tingkat emosinya hasilnya remaja tersebut akan mudah mengumbar emosi dan sulit mengendalikan dirinya sendiri.

  28 F. Kerangka Teoritik

  Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan kadang-kadang bertentangan satu dengan yang lain. Misalnya rasa ketergantungan pada orang tua, belum lagi dapat dihindari, mereka tidak ingin orang tua terlalu banyak ikut campur tangan dalam urusan pribadi. Kita sering melihat remaja terombang ambing dalam gejolak emosi yang tidak terkuasai. Yang kadang-kadang membawa pengaruh terhadap kesehatan jasmaninya, atau sekurang-kurangnya pada kondisi jasmani, seperti tangan menjadi berkeringat, nafas sesak, kepala pusing dan lain sebagainya.

  Di antara sebab-sebab atau sumber-sumber kegoncangan emosi pada masa remaja, adalah konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi pada remaja dalam kehidupan, baik yang terjadi pada dirinya sendiri, maupun yang terjadi dalam masyarakat umum atau sekolah.

  Diantara konflik yang membingungkan dan mer.ggelisahkan remaja ialah, jika mereka merasa atau mengetahui adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan. Mungkin sekali ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan agama, tapi karena pengertian agama itu disampaikan atau diterangkan kepada remaja sejak kecilnya dengan cara yang menyebabkan terasa olehnya ada pertentangan, maka remaja itu akan gelisah, mungkin akan menggoncangkan keyakinan yang telah tertanam itu.

  Maka dengan itu hubungan emosi dan amaliah ibadah menyebutkan bahwa dengan emosi maka amaliah ibadah terpengarui, pengaruh besar juga

  29

  semakin tinggi emosi scseorang semakin tinggi pula tingkatan kcdevvasaan seseorang yang berakibat kejiwaan yang terbentuk akan matang.

  Dengan menggabungkan kedua konsep yang berbeda di atas maka dengan ini menyebutkan hububungan di antara keduanya. Emosi sangat memegang peranan penting dalam sikap dan tindakan agama. Tidak ada satu sikap atau tindakan agama seseorang yang dapat dipahami, tanpa mengindahkan emosi. Karena itu, dalam meneliti dan mempelajari, perlu diperhatikan perkembangan jiwa agama seseorang, perlu diperhatikan fungsi- fungsi jiwanya sebagai kebulatan.