PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTs N Salatiga Tahun 2008) - Test Repository

  PERAN K O M IT E SEK O LA H DALAM PENINGKATAN K U ALITAS PENDIDIKAN (Di M TsN Salatiga T ah u n 2008)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Disusun Oleh :

  IRM A FA TIH ATUR R O H M A H Nim : 111 04 003

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2008 DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : \v\\ w .s ta in s a ia lh ’a .a c .id E-mail :

D E K L A R A S I

  Bismillah i r rahman irralt i m

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 26 Juli 200S Penulis

  IRMA FATIHATUR ROHMAH NIM. 111 04 003

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  Dra. Nur Hasanah, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Irma Fatihatur Rohmah

  • Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu'alaikunu Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Irma Fatihatur Rohmah

  NIM : 111 04 003 Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI

  Judul : PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI

  MTsN SALATIGA TAHUN 2008 Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 26 Juli 2008 Pe/noumbing

  Dra. N ur H asanah, M.Pd NIP. 150 268 213

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : IRMA FATIHATUR ROHMAH dengan Nomor Induk

Mahasiswa : 111 04 003 yang berjudul PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM

  PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Di MTsN Salatiga Tahun 2008 telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Kamis, 28 Agustus 2008 yang bertepatan dengan tanggal 26 Sya’ban I429H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  6 September2008M Salatiga,

  5 Ramadhan 1429 H Panitia Ujian

  Sidang Sekretaris

  • *r. Imam Sufomo. M. Ag

  Dr. Muh. Sttrari. M. Ag / NIP. 150 216 814 NIP. 150 24X014 NIP. 150 170 134 NIP. 150 269 911

  Pembimbing

  r \

j i ^ i

  Dra. NurHasanah, M.Pd

  

MOTTO

N ila i manusia bukan dari apa yang sebarang d i daCam genggaman tangannya.

  

Tapi lebih pada m im pi-m im pi indah yang sekian putaran w a k tu (agi

ingin dicapainya karena haCitu lebih mem6uatnya 6erarti dalam hidup.

  

K etelitian dalam halkebaikan adalah nilai tam6ah kebijaksanaan

serta pem antapan adalah tindakan tepat ter6uru-6uru

akan menuai penyesalan

  PERSEMBAHAN

  S krip si in i penulis persembahkan kepada :

  

1. B apak Slam et A n w a r dan Ib u ku A slih a tu n tercinta, terkasih, tersayang yang

telah menyayangi' dan mengasihiku dengan tulus ikhlas ju g a memberiku kesempatan untuk m enuntut ilm u dan selalu membimbing, mendoakan serta memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi terselesaikannya skripsi ini.

  

2. Papa dan mama angkatku tercinta dan tersayang yang selalu menyemangati k u

dalam segala hal dan terima kasih atas doanya.

  

3. K a k a k k u tersayang (m bak W iwiet) yang selalu m endukung a k u memotivasi

, aku, menasehati a ku , dan menyemangati a k u dalam segala hal, terima kasih atas doanya.

  

4. K a ka ku tersayang (mas A tik , m bak Puji, m bak Win, mas Y ani serta a d ikku

W ahyu dan E lis semoga kalian semua menjadi keluarga yang bahagia.

  

5. Belahan jiw a k u , sandaran h a tik u soulm ateku (Sigit) tersayang tercinta

y a n g selalu m endukung a k u , m em otivasi a k u , b a n g k itk a n a k u u n tu k segera m enyelesaikan s k rip sik u in i dan setia m enungguku .

  

6. Pon a k a u k u tersayang (V ery, A ish a , Z ahra, Ira, dan E ebila) semoga

k a lia n m enjadi a n a k y a n g sholih dan sholihah.

  

A d i k a n g k a tk u (d ik Yoga, d ik K lara, d ik Dca, dan d ik S hasha) m a a f ya

7 . d ik , m b a k Irm a ja ra n g m ain kesana ta p i m b a k Irm a tetap sayang dan kangen ka lia n .

  

8. O m D a n i ya n g m em in ja m iku fla s h d isk, selagi a k u belum beli, th a n k s y a

O m ?

  

9. P akdhe dan Budhe A s terim a k a sih doanya (mas A n d i n m as S an to) ya n g

m em in ja m iku kom puter d isaat ko m p u terku ru sa k th a n k s y a m as?

  1Q. B u lik k u Y a tiy a n g selalu b a ik p a d a k u .

  

11. P o n a k a n k u (U m ex) ya n g setia m endengarkan curahan h a tik u , ngrum pi

lagi y u k ?

  

12. T em anku (om H a k im ) ya n g selalu m em bantu a k u m encarikan b u k u

dalam m enyelesaikan sk rip si in i a n d th a n k s y a mas?.

  

13. le m a n k u (mas A n dan m as D o a n) y a n g selalu b a ik k ep a d a k u serta

m a n ta n k u ya n g b a ik h a ti (m as F ik r i) y a n g selalu m endukung a k u dan m enem aniku selam a a k u sa kit.

  

14. T e m a n k u (N a sh ru l A m in )y a n g m au m engantarkan a k u u n tu k m enem ui

g u ru M l s N dan selalu b a ik kepadaku.

  

15. Keluarga besar ka n d a -k a n d a d i G eta r (m as Sotidhe, p a k N yo , p a k Totig-

Tong, p a k K eker ; ju b e r m b a k N o n tin ) y a n g telah m em bim bingku d i G eta r

  • V W ' * '

  Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul akhir zaman, Muhammmad SAW, yang telah memberikan pencerahan pada dunia.

  Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

  (Di MTsN Salatiga Tahun 2008) ini telah selesai. Skripsi ni merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjan Pendidikan Agam Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini.

  Penulis sadari, bahwa skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa pertolongan Allah SWT, dan bantuan berbagai pihak yang terkait, juga orang- orang yang mendoakan selesainya skripsi ini. Maka kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Kaprogdi Pendidikan Agama Islam Bapak Fatchurahman, M.Pd.

  3. Dra. Nur Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.

  4. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang demi tresusunnya skripsi ini.

  5. Team perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

  6. Drs. Asrori selaku Kepala M'l'sN Salatiga.

  7. Seluruh keluarga besar MTsN Salatiga Drs. Syafi’i, Drs Faisal, Drs. Abdul Latif, Dra. Sili Maemonah, Slamet Anwar, BA, Ibu Sofiyah yang kesemuanya adalah pengurus komite dan para guru yang telah memberikan informasi serta telah memberikan ijin penelitian.

  8. Keluarga besar D^wan Pendidikan Salatiga, terima kasih atas bantuan informasi dan mau. meminjami buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

  9. Bapak, Ibu, kaka-kakaku, adik-adikku yang telah memberikan motivasi dan doa restunya.

  10. Semua teman-temanku (Rosida, Ani, Fauzul, lir).

  11. Teman-temanku PPL, Erna, Novita, Nur Janah, Fitri, mbak Aminah, Miasih, Ma'ruf, Slamet, Comet, dan Lutfi.

  12. Tidak lupa kepada sobat-sobatku KKN (Migi, Nurul, Pipil, Kembar, Mufit, Imam, Son Haji, Mudex kompak slalu yaw).

  13. Segenap mahasiswa Tarbiyah angkatan 2004.

  14. Semua teman-temanku Karang Taruna “IIAMAS”.

  15. Serta yang lain tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat kepada penulis.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

  Salatiga, 23 Juli 2008 Penulis trma Fatihatur Rohmah

  111 04 003 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MTs N SALATIGA

  DAFTAR ISI

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B A B IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  4. Selaku mediator untuk peningkatan kualitas pendidkan

  3. Selaku pengontrol (controling) untuk peningkatan kualitas pendidikan daln bidang sumber daya m a n u s i a 73

  

  2. Selaku pendukung (Supporting) untuk peningkatan

  

  1. Memberi Pertimbangan (advirory) untuk meningkatkan

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  BABI PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatkan kualitas pendidikan sekolah. Untuk itu guru, kepala sekolah serta pihak luar seperti penilik sekolah atau pengawas dalam organisasi bahkan komite sekolah harus berperan aktif di dalamnya, serta dalam menjalankan tugas, tidak akan dirasa memberatkan bila dilaksanakan dengan penuh kesadaran akan pentingnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, kepala sekolah bahkan pengelola. Karena manusia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat, manusia sebagai anggota masyarakat selalu mengandalkan interaksi sosial yang menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat itu sendiri terdiri sebagai kelompok besar maupun kecil tergantung pada jumlah anggotanya. Suatu kelompok masyarakat diikat oleh suatu sistem nilai tergantung yang dijunjung tinggi oleh semua anggotanya, nilai-nilai tersebut didasarkan atas kebutuhan. Sehingga membentuk kelompok masyarakat berdasarkan sistem nilai profesi, organisasi, kemampuan, golongan, tingkat dan sebagainya.

  Manusia adalah makhuk hidup yang mempunyai citra “tidak pernah selesai”. Keberhasilan kemarin sekaligus menjadi perjuangan hari ini, sedang keberhasilan hari ini adalah perjuangan hari esok. Perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan terus menerus dalam menjalani kehidupan,

  2

  melahirkan pemikiran-pemikiran teoritis tentang perubahan manusia yang dikenal dengan perubahan sosial. Perubahan sosial sebagaimana sifat-sifat yang abadi akan selalu menjadi dan pasti terjadi.

  Demikian pula halnya pada organisasi. Sebagai organisasi terbuka yang memiliki ciri kumpulan orang-orang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama.

  Perkembangan zaman, terutama pada zaman modem yang pesat seperti sekarang ini, banyak menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan- kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Disamping itu pertambahan penduduk yang kian hari kian meningkat cukup banyak berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan. Keadaan seperti di atas itu akan menantang kepada masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan itu. Suatu kelompok masyarakat pada umumnya mengandalkan kelangsungan hidup mereka itu melalui pendidikan. Bagi masyarakat pendidikan merupakan wahana untuk membentuk warga negara seperti yang di cita-citakan oleh bangsa dan negara dimana masyarakat itu berada. Pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan cita-cita bangsa, kepribadian, dan kebudayaan bangsa Indonesia yang dinamakan dengan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 bab I yang bunyinya adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

  3 tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.1 Kemudian sistem pendidikan nasional itu sendiri adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

  Kemauan dan kesediaan memenuhi tugas itu datang dalam figur seorang masyarakat yang bersangkutan tanpa paksaan dari luar atau dari orang lain. Asumsi ini diperkuat pernyataan tentang kesadaran akan pentingnya tugas dalam hal melaksanakan tanggung jawabnya, karena sekolah berada pada jantung komunitas atau masyarakat setempat. Sekolah memiliki satu tradisi yang kaya tentang keterlibatan orang tua siswa dan komunitasnya dalam penyelenggaraan pendidikan, demikianlah pernyataan Kementrian

  Pendidikan dan pelatihan, Ontario, Kanada. Untuk memantapkan tradisi tersebut, maka dibentuklah satu lembaga yang dikenal dengan nama generik komite sekolah.1

  2 Proses peningkatan kualitas pendidikan melalui kedisiplinan memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan, karena akan menyadarkan pada hak dan kewajiban atau tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugasnya, maka komite diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pada peserta didik. Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 66 dalam hal pengawasan dijelaskan bahwasannya Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Komite Sekolah atau Madrasah melakukan pengaawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai

  1 UU Sistem Pendidikan Nasional, No 20 th 2003 hlm.5

  2 Suyanto, Acuan Operasional Dan Indikator Kinerja Komite Sekolah, Direktorat

  4 dengan kewenangan masing-masing.3 Pendidikan Nasional dapat terwujud dengan baik karena adanya tujuan yang tepat dan lingkungan yang memadai.

  Setiap aktivitas, besar maupun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi semua gerak langkah tersebut. Di dalam pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan pemerintah. Pembinaan dan pengembangan" siswa melalui pendidikan nasional memerlukan adanya hubungan dan kerjasama yang erat antara wali murid dengan pihak sekolah serta masyarakat. Untuk itu perlu dibentuk organisasi sekolah. Selain kepala sekolah, komite sekolah juga mempunyai peranan dalam peningkatan kualitas pendidikan disekolahan. Dalam Undang-Undang Tahun 2003 Pasal 56 Bab IV pada bagian ketiga disebutkan bahwa Komite sekolah atau madrasah itu sendiri sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat suatu pendidikan.4 Jadi komite sekolah itu sendiri badan mandiri yang mewakili peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan disatuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.5

3 UU, Sistem Pendidikan Nasional, No 20 th 2003, hlr.i 41

  4 Ibid, hlm.37 Indra Djatisidi, Acuan Operasional Dan Indikator Kinerja Komite Sekolah, Direktorat

  5 Dalam menunjang kemajuan bidang pendidikan dalam rangka mensukseskan tujuan pendidikan nasional, peran komite sekolah sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan disekolah bahkan peran komite sekolah mutlak diperlukan. Peran komite sekolah misalnya tidak mencampuri teknis pendidikan, akan tetapi dalam kegiatan komite sekolah mempunyai wewenang untuk mewakili orang tua siswa dalam kegiatan yang berkaitan dengan tugas. Komite sekolah juga menjalin kerja sama yang erat antara orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha, membina peningkatan kelancaran pendidikan dan memecahkan setiap persoalan yang menjadi penghambat kelancaran pendidikan. Pada intinya komite sekolah itu berupaya dalam peningkatan mutu pemerataan dan efesiensi pengelolan pendidikan disatuan pendidikan. Peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN tidak terlepas dari motivasi para komite secara umum adalah sama yaitu pengabdian kepada bangsa dan negara dalam peningkatan kualitas pendidikan.

  Dalam pelaksanaan di lapangan masih ada sebagaian kecil yang berperan serta dalam peningkatan kualitas pendidikan, dalam kondisi yang belum sesuai dengan harapan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti : sosial ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat kesadaran, kurangnya waktu dan sebagai nny a.

  Masalah komite senantiasa mendapatkan perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya. Pemerintah memandang bahwa komite merupakan media yang

  6

  %

  sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan. Komite harus mengembang tugas-tugas sosial kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula masalah komite dapat dikatakan mendapat titik sentral dalam dunia peningkatan kualitas pendidikan. Masalah Komite adalah masalah penting, sebab komite turut manentukan mutu peningkatan, sedang mutu peningkatan pendidikan akan menentukan mutu keberhasilan kinerja di sekolah tersebut.

  Dalam melaksanakan tugasnya sering menemui problema-problema yang dari waktu ke waktu berbeda-beda, dan problema komite itu pun berbeda-beda. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM

  PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (di MTsN Salatiga).

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga ?

  2. Hambatan-hambatan apa yang dialami komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga ?

  C. Tujuan

  Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Penulis ingin mengetahui peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga.

  7

  2. Penulis ingin mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dialami di MTsN Salatiga.

  Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu: c.

  1. Secara teoritis Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi MTsN Salatiga dan memberikan wawasan serta pengetahuan mengenai peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.

  2. Secara Praktis Penelitian ini akan memberikan bahan masukan bagi masyarakat pada umurnya tentang pentingnya peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan sebagai dasar untuk meningkatan dan memajukan MTsN Salatiga.

D. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami variable, maka penulis mengemukakan penjelasan pengertian dari variable pengertian tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Peran Peran adalah sesuaatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.6 Peran pada judul diatas difokuskan pada daya

  6 WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 735

  8 yang timbul dari peranan komite sekolah yang mempunyai peranan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

  2. Komite Sekolah Komite Sekolah terdiri dari dua kata, yaitu komite dan sekolah.

  Komite yang berarti panitia (beberapa orang yang diserahi melakukan sesuatu tugas).7 8 Sedangkan sekolah berarti bangunan atau lembaga untuk o belajar dan memberi pelajaran.

  Jadi pengertian komite sekolah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu, pemerataan dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.9 Indikator-indikator komite sekolah:.

  a. Memberi pertimbangan {advisory) dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana b. Pendukung {supporting) dalam bidang, manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana c. Pengontrol {controlling) dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasrana d. Mediator dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana

  7 Ibid. him. 517

  8 Ibid, hlm.889

  9

  3. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya lapis dari sesuatu yang bersusun.10 1

  1 Jadi peningkatan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat dari sesuatu yang bersusun.

  4. Kualitas Pendidikan Kualitas pendidikan terdiri dari dua kata yaitu kualitas yang artinya mutu.11 Sedangkan pendidikan adalah perbuatan (hal, cara).12 Jadi kualitas pendidikan yaitu perbuatan yang dilakukan untuk menghasilkan mutu yang terbaik. Usaha peningkatan kualitas pendidikan dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dimana pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis, terutama mengarahkan segenap lembaga pendidikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Dalam peningkatan kualitas pendidikan dilakukan peningkatam-peningkatan di bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia sarana prasarana pendidikan.13

  E. Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh pemahaman yang substantif dan komprehensif tentang permasalahan yang dikaji, penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber data deskriptis yang luas dan

10 WJS. Poenvodarminto, op.cit, him. 1077

  11 Ibid him 542 " Ibid him 250 lj Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan Agama,

  10 berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.14

  Penelitian deskriptis ini melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptis, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Simpulan yang diberikan jelas atas dasar faktualnya, sehingga semua dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh, karena langsung mencari data ditempat yang dijadikan penelitian yaitu MTsN Salatiga. “

F. Metode Penelitian

  1. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan, pencatatan dengan sistematik, fenomena-fenomena yang diselidiki, mengadakan pertimbangan, dan mengadakan penilaian.15 Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang peranan komite sekolah dalam peningkatn kualitas pendidikan di MTsN Salatiga. Observasi dilakukan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada sekecil-kecilnya sekalipun. Observasi berpedoman

  14 Matthew B. Miles A. H. Michael Huberman, Qualitive Data Analysis, Jakarta, 1992, hlm.l

15 Suharsimi Arikiinto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

  11 pada aktivitaas MTsN Salatiga dalam peningkatan kualitas pendidikan, semacam ini disebut observasi yang bersifat positif atau disebut pengalamam berperan serta.16 Kegiatan informasi dilaksanakan dengan cara formal dan informal untuk mengamati berbagai keadaan sebagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi. Observasi ini juga dimaksudkan untuk dapat mengetahui adanya faktor-faktor yang berpengaruh, baik faktor pendukung maupun faktor yang menghambat peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga.

  2. Metode Interview Yaitu metode yang mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu atau sering disebut dengan wawancara atau questioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari si pewawancara.17 Menurut Maelong percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.18 Wawancara ini terutama dilakukan dengan berbagai pihak yang telah dipilih sebagai informan dan sekaligus sebagai sumber data yang ingin di ungkapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menggali dan memperoleh informasi yang lengkap dan lebih efektif atau sesuai dengan yang sebenarnya. Wawancara jenis ini

  16 Lexy. J. Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Karya, Bandung, 1989, him. 117

  17 Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1989, him. 129

  12 tidak dilakukan dengan sruktur mengikat, tetapi dengan pertanyaan yang memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam.

  Wawancara ini mampu mengoreksi kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara interaktif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi MTsN Salatiga. Panduan wawancara berisikan tentang pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh sumber peneliti atau orang yang di wawancarai yang meliputi: Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Guru, Karyawan, dan Siswa.

  3. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan gambaran secara umum pada MTsN Salatiga maupun dokumen atau arsip yang dimiliki komite sekolah MTsN Salatiga sebagai lokasi dan obyek penelitian. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19 Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bersifat” natural setting: maka datnya dari manusia (human instrumen)

  G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh untuk

19 Suharsimi Arikunto. op.cit, hlm.236

  memberikan informasi lebih lanjut. Menurut Maclong yang mengutip pendapat dari Patton bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.20

  Miles menganjurkan penggunaan langkah-langkah menganalisis data, yaitu :21

  1. Reduksi Data Reduksi Data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal pokok yang berhubungan dengan model peranan komite sekoiul. peningkatan kualitas pendidikan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hinga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan difcrtifikasi.

  13 20 Lexy. J.M aclong. o p . c i t , him . 103 M atthew B M iles and i l. M ichael Huberman, o p . c i l , him . 21

  14 Rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang 'ebih luas serta mempermudah pelacakan kembali apabila diperlukan.

  2. Penyajian Data Dengan melihat penyajian-penyajian data kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh mengananalisis ataukah mengambil tindalan berdasarkan atas pemahaman yang didapati dari penyajian-penyajian tersebut.penyajian ini berguna untuk melihat gambar keseluruhan hasil penelitian, baik bentuk matrik maupun bentuk pengkodean. Dari hasil penyajian data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik suatu kesimpulan dan memvertifikasi sehingga menjadi kebermaknaan data.

  3. Menarik kesimpulan atau verilikasi Penarikan kesimpulan, dalam pandangan kami, hanyalah sebagaian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diferifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif’.

  Singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus di uji kebenarannya, kekokohannya, yakni yang merupakan validitasnya, untuk

  15 menetapkan kesimpulan lebih gounded (beralasan) dan tidak lagi bersifat tentative (coba-coba), maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian langsung sejalan dengan member check, triangulasi, dan audit trail, sehingga menjamin signifikasi atau kebermaknaan hasil penelitian.

  Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisis data-data yang terkumpul tentang peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga. Dalam menganalisis penulis berdasarkan data-data yang diperoleh dari kepala sekolah, komite, guru, karyawan, dan

  » siswa yang terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sehubungan dengan penelitian ini teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis antar kasus dengan model analisis interaktif.

  Model analisis ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses p rrg ’^ p u la n data sebagai suatu siklus.

  Siklus interaktif ini diharapkan 'intuk memperoleh pengertian yang mendalam, komprehensif dan rinci mengenai suatu masalah sehingga akan melahirkan pernyataan tersebut. Adapun kejelasan mengenai proses analisis dengan model interaktif tersebut diatas dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:

  16 Penelitian ini bersifat spekulatif karena segalannya diteliti dilapangan, selain itu cara analisisnya pun mengikuti pemikiran kualitatif.

  Dalam pengertian diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang-ulang dan terus- menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

  Tahap-tahap penelitian:

  a. Kegiatan administrasi yang meliputi: pengajuan ijin observasi untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga, kepada pihak sekolah di MTsN Salatiga.

  b. Kegiatan lapangan yang meliputi: 1) Surey awal untuk mengetahui lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data. 2) Memasukkan sejumlah orang sebagai informen yang dilakukan dengan responden penlitian.

  3) Melakukan observasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data.

  4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan memudahkan untuk melakukan pemaknaan.

  5) Melalukan vertifikasi untuk membuat kesimpulan-kasimpulan sebagai deskrpsi temuan penelitian.

  6) Menyusun laporan akhir.

  17 H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah di dalam mempelajari dan memahami serta mengetahui pokok bahasan sekripsi, maka dalam penyusunan sekripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab. Masing-masing bab memuat sub-sub bab.

  Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

  1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi, dan daftar pengesahan

  2. Bagian isi yang memuat

BAB I PENDAHULUAN

  • Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan sekripsi.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini, dikemukakan landasan teori yang

  meliputi:

  1. Pengertian komite sekolah, fungsi komite sekolah, tujuan komite sekolah, peran komite sekolah, susunan organisasi komite sekolah, pembentukan komite sekolah, kedudukan komite sekolah

  2. Kualitas pendidikan dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sama prasama.

  18

  3. Peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum MTsN Salatiga yang meliputi: Sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, visi dan misi, organisasi komite sekolah, progam keija komite sekolah di MTsN

  Salatiga dalam peningkatan kualitas pendidikan, laporan hasil penelitian.

  BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini akan menguraikan analisis tentang hasil yang dicapai mengenai peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan dalam bidang kurikulum, manajemen, sarana prasama, sumber daya manusia

  BABY KESIMPULAN, SARAN dan PENUTUP PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MTs N SALATIGA

  BAB II LANDASAN TEORI A. Komite Sekolah

  1. Pengertian Komite Sekolah Komite sekolah merupakan rangkaian dua kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Menurut pengertian kamus, komite berarti panitia (beberapa orang yang disertai melakukan suatu tugas).22 Sekolah berarti bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.23 Secara keseluruhan pengertian komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan prasekolah, maupun pendidikan dasar dan menengah.24

  2. Komite sekolah berfungsi sebagai

  a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan bermutu.

  b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan / organisasi / dunia usaha / dunia industri) c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

22 WJS. Poerwodarminto, op.cit. him 517

  23 Ibid, him 889 “4 Mustofa Rahman, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pilar Media, Jogjakarta,

  20

  d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1) Kebijakan dan progam pendidikan 2) Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Madarash (RAPBM) 3) Kriteria kinerja satuan pendidikan 4) Kriteria tenaga kependidikan

  5) Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan

  e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, progam, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan.25

  3. Tujuan dibentuknya komite sekolah

  a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan progam pendidikan di satuan pendidikan

  b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di saatuan pendidikan c. Menciptakan’ suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.26

  25 Ibid, him. 252

  26 Ibid, him 250

  21

  4. Peran komite sekolah

  a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujut finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

  c. Pengontrol (contilling agency) dalam rangka transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan d. Mediator antara pemerintah (executve) dengan masyarakat di satuan pendidikan.27

  5. Susunan Organisasi Komite Sekolah

  a. Keanggotaan Keanggotaan komite sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan, badan pertimbangan desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota. Anggota komite tersebut dibentuk dengan ketemtuan-ketentuan unsur tertentu.

  b. Unsur masyarakat yang berasal dari: orang tua atau wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha atau industri, dan khusus jenjang pendidikan menengah, dan wakil peserta didik

  c. Unsur dewan guru paling banyak 15% dari jumlah anggota komite sekolah

27 Ibid, him 251

  22

  d. Unsur yayasan / lembaga penyelenggara pendidikan

  e. Badan pertimbangan desa dan lain-lain yang dianggap perlu dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah f. Perwakilan dari organisasi siswa

  6. Kepengurusan komite sekolah Pengurus komite sekolah ditetapkan berdasarkan AD / ART yang sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Ketua

  b. Wakil ketua

  c. Sekretaris

  d. Wakil sekretaris

  e. Bendahara

  f. Anggota Pengurus komite dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis.

  Khusus jabatan ketua komite dianjurkan bukan berasal dari kepala satuan pendidikan, yang mengenai urusan administrasi komite sekolah sebaiknya juga bukan pegawai sekolah.

  Pengurusan komite sekolah adalah personal yang ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam musyawarah komite sekolah b. Masa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota komite sekolah

  23

  c. Jika diperlukan pengurus komite sekolah dapat menunjuk atau di bantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang keahliannya Mekanisme kerja komite sekolah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Pengurus komite dekolah terpilih bertanggung jawab kepada musyawarah anggota sebagai forum tertinggi sesuai AD /ART b. Pengurus komite sekolah menyusun progam kerja yang disetujui melelui musyawarah anggota yang berfokus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan peserta didik

  c. Apabila pengurus komite sekolah terpilih dinilai tidak produktif dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru

  d. Pembiyaan pengurus komite sekolah diambil dari anggaran komite sekolah yang ditetapkan melalui musyawarah.28

  7. Pembentukan komite sekolah

  a. Prinsip pembentukan Pembentukan komite sekolah harus dilakukan secara transparan, akuntabel, berkeadilan dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi

  28

  24 calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan.

  Dilakukan secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggung jawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan.

  Dilakukan secara demokratis adalah bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat.

  Dilakukan secara berkeadilan adalah bahwa dengan memperhatikan komposisi pengurus dengan perwakilan masyarakat, sekolah atau lainnya secara proporsional dan adil, jika dipandang perlu pemilihan anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui pemungutan suara. .

  b. Mekanisme pembentukan Pembentukan komite sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh kepala satuan pendidikan atau oleh masyarakat. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya lima orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, pemelihara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM perduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha, dan industri), dan orang tua pesti ta didik.

  Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan komite sekolah dengan langkah-langkah sebagi berikut:

  25 1) Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus / anggota BP3, majlis sekolah, dan komite sekolah yang sudah ada) tentang komite sekolah menurut keputusan ini