UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS POKOK BAHASAN LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STRUKTURAL PADA SISWA KELAS III SDN RANDUACIR 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014

  

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

POKOK BAHASAN LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STRUKTURAL

PADA SISWA KELAS III SDN RANDUACIR 01 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

  

(PGMI )

Oleh:

SITI KOMARIYAH

  

11510061

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

  

IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Tiada alasan untuk tidak tersenyum, tersenyumlah maka semuanya menjadi indah ^_^

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

   Ayahku tercinta Kasdi dan Ibunda tercinta Paerah terimakasih atas segalanya hingga aku bisa menjadi seperti ini  Kakakku Suwarti, Vani, dan Robiah yang telah banyak memberikan banyak bantuan kepada penulis  Sahabat-sahabatku Umi Latifah, Khusnul AB,Siti nur fadilah,Dias

  Ribyanti,Syarifatul umami, Arian Maghfuroh,Siti Fatimah  ikhwan yang akan menyempurnakan agamaku terimakasih telah menyemangatiku  Seluruh keluarga besar LDK Darul Amal STAIN Salatiga  Seluruh keluarga SDN Randuacir 01 Salatiga  Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2010  Seluruh keluarga besar TPQ Roudlotul Tarbiyah

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT, hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semua Umat Islam yang Mengikutinya.

  Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, Penulisan skripsi dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan lingkungan Alam dan Buatan melalui Model Cooperative Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami hatirkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

  Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan bayak terimakasih kepada: 1.

  Ketua STAIN Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. beserta dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah memberikan pendidikan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Kajur Tarbiyah STAIN Salatiga Bapak Suwardi,M.Pd 3.

  Kaprodi PGMI STAIN Salatiga Ibu Peni Susapti,M.Si 4. Bapak Rasimin, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai terselesainya skripsi ini.

  5. Teman-teman kampus senasib seperjuangan yang senantiasa ada dikala aku butuh bantuan.

  6. Semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di STAIN Salatiga sampai penulisan skripsi ini selesai .

  Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.

  Wassalamualaikum Wr. Wb Salatiga, 09 Januari 2015 Hormat saya Siti Komariyah

  

ABSTRAK

  Siti Komariyah, 2014, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan Lingkungan Alam Dan Buatan Melalui Model Cooperative

  Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014”.

  Kata Kunci : Model Cooperative Learning dan Prestasi Belajar IPS Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktifitas paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III di SDN Randuacir 01 Salatiga. Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe struktural di SDN Randuacir 01 Salatiga. Metode pada penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model cooperative

  learning tipe struktural dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan

  kualitas pembelajaran di SDNRanduacir 01 Salatiga. Hal ini terbukti dari setiap siklus memperlihatkan peningkatan partisipasi, kerjasama, bertanya dan menjawab yang menggambarkan tingginya minat siswa, peningkatan penguasaan siswa pada setiap siklus, yaitu pada siklus I ketuntasan belajar adalah 41,67%. Pada siklus II tercatat ketuntasan belajar mencapai 66,67%, dan pada siklus III tingkat ketuntasan belajar mencapai 100% sehingga mencapai kriteria ketuntasan ideal kelas. Peningkatan prosentase dari siklus I ke siklus II yaitu 25% .Siklus II ke siklus III yaitu 33,33%, prosentase dari siklus I ke siklus III adalah 66,67% dan prosentase dari pra siklus ke suklus III yaitu 75%. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus, yaitu pada siklus I dari 12 siswa, yang masuk dalam kriteria tuntas adalah 5 siswa, pada siklus II dari 12 siswa yang termasuk dalam kriteria tuntas adalah 8 siswa, dan pada siklus III semua siswa telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

  7 F. Definisi Operasional .................................................

  19

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.................................................................

  Pengertian Prestasi Belajar ................................

  Prestasi Belajar IPS 1.

  18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  10 H. Sisitematika Penulisan .............................................

  9 G. Metodologi Penelitian...............................................

  6 E. Manfaat Penelitian ...................................................

  I HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... Ii iii

  6 D. Hipotesis Penelitian .................................................

  6 C. Tujuan Penelitian .....................................................

  1 B. Rumusan masalah .....................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...........................................

  BAB I PENDAHULUAN

  X DAFTAR TABEL .................................................................................... Xi

  V KATA PENGANTAR ............................................................................... Vi ABSTRAK ................................................................................................ Viii DAFTAR ISI .............................................................................................

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................ Iv MOTTO PERSEMBAHAN.......................................................................

  23

  a.

  Faktor Internal .............................................. 23 b.

  26 Faktor Eksternal ...........................................

  3.

  27 Materi IPS ....................................................

  B.

  Model Cooperative Learning 1.

  Pengertian Cooperative Learning......................... 32 2. Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Struktural .............................................................

  36 a. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Struktural...............................

  37 b. Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe Struktural ..............................................

  38 c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning.............

  39 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.

  42 Deskripsi Pelaksanaan ................................................

  1.

  42 Deskripsi Siklus I ...................................................

  2.

  44 Deskripsi Siklus II .................................................

  3.

  47 Deskripsi Siklus III ................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN A.

  51 Deskripsi Per Siklus ...................................................

  1.

  51 Pra Siklus ...............................................................

  2.

  53 Siklus I ...................................................................

  3.

  58 Siklus II ..................................................................

  4.

  63 Siklus III ................................................................

  BAB V PENUTUP A.

  72 Kesimpulan .................................................................

  B.

  72 Saran-saran ................................................................. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  

DAFTER TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III …….

  55

  68

  66

  64

  61

  59

  56

  53

Tabel 4.1 Nilai siswa pada prasiklus……………………………………… Tabel 4.2 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus I…………………….

  30

Tabel 4.9 Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Siklus I, II, dan III…………..Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dari Siklus I, II, III…………..Tabel 4.7 Nilai siswa pada siklus III………………………………………Tabel 4.6 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus III…………………..Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus II…………………… Tabel 4.5 Nilai siswa pada siklus II……………………………………….Tabel 4.3 Nilai siswa pada siklu s I………………………………………..

  71

BAB 1 PENDALUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahua Sosial merupakan mata pelajaran yang sangat tidak asing

  bagi siswa karena semua yang diajarkan nyata dan ada di sekitar kita. Namun kebanyakan guru menyampaikan materi kurang menarik dan membuat siswa jenuh terhadap materi yang disampaikan. Tugas pokok seorang guru adalah mendidik dan mengajar. Seorang guru berperan dan berfungsi sebagai pembimbing peserta didik, mitivator, dan suri tauladan bagi peserta didik. Dengan demikian seorang guru tidak hanya menyampaiakan materi kepada peserta didik saja namun juga sebagai tokoh yang memberi teladan bagi peserta didik.

  Terkain dengan hal tersebut, maka dalam proses belajar mengajar seorang guru harus menciptakan susana yang baik dan menyenangkan, dimana siswa diberikan keleluasaan untuk berpendapat didalam kelas berkaitan dengan materi yang diajarkan. Sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi yang aktif antara peserta didik dan guru. Jadi tidak hanya guru saja yang aktif dalam proses pembelajaran namun peserta didik juga terlibat aktif.

  Ilmu pengetahuan sosial menurut Wahidmurni (2010:216) menyatakan sebagai berikut.

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.

  IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

  pelajaran IPS, peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada masa yang akan datang peserta didik akn menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisi terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

  Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS ditingkat sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya.

  2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

  3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

  4. Memiliki kemampuan bekomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.

  Untuk menunjang ketercapianya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pebelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.

  Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.

  Metode Pembelajaaran IPS saat ini lebih sering mengunakan metode pembelajaran ceramah, hal tersebut mempengaruhi tujuan pembelajaran IPS untuk mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakkat sulit dicapai, siswa hanya menjadi objek pembelajaran, teacher center, kurang mendorong potensi siswa, kurang merangsang siswa belajar mandiri, pembelajaran

  IPS bersifat hafalan semata dan kurang bergairah dalam mempelajarinya. Menurut observasi baik guru maupun siswa yang menyatakan bahwa proses pembelajaran di SDN Randuacir 01 Salatiga masih menggunakan metode ceramah yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan peserta didik pasif dan krang berkonsentrasi. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleah guru. Dalam hal ini keterampilan proses siswa belum berkembang dan belum maksimal.

  Data lain juga menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik sangat rendah pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan. Dari 12 siswa hanya 2 peserta didik yang nilainya mencapai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM).

  Metode ceramah sebagai metode utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan metode tersebut ang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran IPS, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran.

  Untuk mengatasi permasalahan diatas maka diperlukan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Salah satatu model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif

  Pembelajaran cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekarja dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen ( Rusman, 2011:202). Model pembelajaran kooperatif menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya.

  Penerapan Model pembelajaran kooperatif metode struktural pada mata pelajaran IPS diharapkan dapat tercipata suasana belajar siswa yang aktif dengan dimensi kegembiraan, yang saling berkomuikasi , saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selaing dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa. Sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata

  pelajaran IPS . Berdasarkan uraian diatas, judul yang di ambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “ Upaya Peningkatan

  Prestasi Belajar Ips Pokok Bahasan Lingkungan Alam Dan Buatan Melalui Model Cooperative Learning tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01

  Salatiga Tahun 2014 “ B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini : Apakah model pembelajaran cooperative Learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar

  IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III di SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun 2014? C.

   Tujuan Penelitian

  Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe struktural di SDN Randuacir 01 Salatiga.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang dperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010:96).

  Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui penelitian. Melalui model pembelajaran cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar

  IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan siswa kelas III di SDN Randuacir 01 tahun 2014.

2. Indikator Keberhasilan a.

  Siswa mampu menjelaskan pengertian lingkungan alam dan buatan b. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam dan buatan c.

  Siswa mampu menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi manusia d.

  Siswa mampu menyebutkan cara merawat lingkungan alam dan buatan

E. Mafaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memerikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  Adapun manfaat tersebut sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

  Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang penerapan model pembelajaran koooperatif metode struktural dalam meningkatkan prestasi siswa khususnya mata

  pelajaran IPS dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang diibahas.

2. Manfaat praktis a.

  Peneliti Bagi peneliti calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk trjun mdidunia pendidikan.

  b.

  Bagi guru Bagi para guru dpat meningkatkan ketrampilan dalam penguasaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan proses pembelajaran.

  c.

  Bagi sekolah Untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena prestasi belajar siswa yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

  d.

  Bagi siswa

  Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.

F. Definisi Operasional 1.

  Upaya Peningkatan Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksut

  (Poerwadarminta, 2006:1345) sedangkan Pengertian peningkatan adalah perbuatan meningkatkan ( usaha atau cara) (Djamarai, 1990:1435)

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan adalah suatu usaha untuk menaikkan pemahaman dan hasil belajar siswa di akir pembelajaran. Dalam hal ini yaitu usaha untuk menaikkan prestasi siswa dalam pembelajaran.

2. Prestasi Belajar

  Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan (Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan (Slameto, 1995:2) 3.

  IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

4. Cooperative learning Tipe Struktural

  Cooperative learning Tipe Struktural merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif .

  Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud pembelajaran kooperatif learning adalah pembelajaran dengan mengelompokkan siswa kedalam kelompo-kelompok kecil. Dalam kelompoknya siswa belajar bersama, bekerjasama, saling melengkapi, serta saling tolong menolong dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tercipata iteraksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dangan guru.

  Jadi yang dimaksud cooperative learning tipe struktural yaitu pembelajaran secara kelompok dan saling berkolaboratif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain secara runtut.

G. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas

  .Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom Action Recearch, yang berarti Action

  Recearch (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Hamzah, 2012:62).

  Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dalam partik pembelajarannya, sehingga peneliti secara reflektif dapat menganalisis, mensinesis terhadap apa yangg dilakukan di kelas.Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat memperaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif.

  Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.

  Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian.

  2. Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu Penelitian dilaksanaka 18 Agustus 2014 sampai 09

  September 2014. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN Randuacir 01 Salatiga 3. Subjek Penelitian

  Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga. Dengan jumlah siswa 11orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Alasan penelitian mengambil kelas III karena dimana siswa berada dalam masa pembelajaran yang konkrit, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib, dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran.

  4. Langkah-langkah

  Susilo (2010:20) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan PTK , dibutuhkan tahapan Planning (rencana),

  Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflektion (refleksi).

  Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Perencanaan (planning)

  Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pemelajaran kita. Kegiatan yang kita lakukan adalah :

  1) Menyiapkan materi pembelajaran. 2) Memnbuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3)

  Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode struktural dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif metode struktural.

  4) Membuat instrumen penelitian. 5)

  Menyiapkan alat pembelajaran b.

   Tindakan (action)

  Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tidakan (action) dari guru berupa tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan , inti dan penutu. Dalam RPP bagian inti meliputi elaborasi,eksplorasi dan konfirmasi.

  c.

  Pengamatan (observing)

  Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode struktural.

  d.

  Refleksi (refleksing) Setelah dimati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah direncanakan tersebut, akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya.

  Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

  Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus dilaksanakan.

  Untuk lebih lebih tepatnya, berikut dikemukakan bentuk desainnya Kemmis & McTaggar Siklus I Planing

  Refleksi Acting

  Observasi Planing

  Siklus II Refleksi Acting

  Observasi Siklus III

  ? 5.

  Intrumen Penilaian Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitan adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang dimati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitin (Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini terdiri atas : a.

  Soal Tes Instruen dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah tentang lingkugan alam dan buatan. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan pada tiap akir pemelajaran.

  b.

  Pedoman pengamatan (Observasi) Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS.

  c.

  Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.

6. Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.

  Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan tenhik sebagai berikut: a.

  Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu aau kelompok (Arikunto, 1995:29) Tes berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah tentang lingkungan alam. Ts dilaksanakan pada pra siklus dan akir setiap siklus penelitian. Dalam hal ini tes digunakan untuk engukur prestasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif metode struktural.

  b.

  Observasi Pengamatan / Observasi adalah proses engambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.

  Observasi sangat sesuai digunakan dalampenelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Hamzah, 2012:90) Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamatai adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan prestasi siswa dalampembelajaran IPS.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu usaha untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger , agenda, dan sebagainya (Elfanani, 2013:91) Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dan gambar tentang sekolah, guru dan karyawan, sarana dan prasarana, serta keadaan siswa secara umum.

7. Analisis Data

  Analisis data dilakukan peneliti bersama kolaborator yaitu guru IPS kelas III sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus berikutnya atau untuk mendekteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tertulis atau tes formatif pada setiap akir pembelajaran.Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang terkumpul.

  Cara yang ditempuh untuk mengamalisis data adalah memberikan nilai untuk setiap jawaban per item soal dari soal yang telah diberika kepada respoden, dan dari skor observasi yang diniai oleh obsever, kemudian dianalisis per siklus untuk melihat perbandingan nilai yang dicapai. Selain menganalisis data yang diperoleh, analisis juga dilakukan untuk hasil pengamatan / observasi terhadap guru dan siswa dalam setiap proses pembelajaran.

  Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan) digunakan rumus : P = 100 f = Presentasi yang sedang dicari presenasiya.

  N = Number of Cases (jumlah rekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentsi (Sujana, 2010:43)

H. Sistematika Penulisan

  Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judl ersetujuan pembimbing, pengesahan keulusan, pernyaaan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lapiran.

  BAB I: Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian penjelasan definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II: Kajian Pustaka Berisi pembelajaran terstruktur, definisi pembelajaran terstruktur, materi jual beli, pemberian tugas, langkah- langkah pembelajaran terstruktur, penerapan pemberian tugas pada materi jual beli.

  BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian Berisi gambaran situasi umum SDN Randuacir 01 subjek penelitian dan karakteristik objek penelitian serta deskripsi persiklus.

  BAB IV: Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan pembahasan.

  BAB V: Penutup Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar IPS 1. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie

  kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berati hasil usaha (Arifin, 1988:2).

  Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan linkungannya (Slameto, 1995:2)

  Belajar adalah sebuah proses maka hal inilah yang harus ditempuh siswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahuai namun belum seluruhnya. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu (Fajar, 2005:10)

  Pada Q ur’an surat Luqman ayat 13 yang berbunyi

  ٌميِظَع ٌمْلُظَل َكْرِّشلا َّنِإ ِهَّللاِب ْكِرْشُت لا ََّنَُ ب اَي ُهُظِعَي َوُهَو ِهِنْبلا ُناَمْقُل َلاَق ْذِإَو

  Artinya”Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil usaha yang dilakukan secara sadar oleh individu yang berdasarkan pada pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pada umumnya belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku koqnitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi pada individu kearah yang lebih baik positif yaitu keadaan kemampuan koqnitif, afektif,dan psikomotor berorientasi kearah yang lebih maju dari keadan sebelumnya. Belajar juga bisa dikatakan sebuah proses peruahan yang terjadi pada diri manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.

  Menurut Somantri dalam Rasimin (2012:5) bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Wahidmurni,2010:216)

  Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah. Bahka pada sebagian perguruan tinggi ada jga dikembangkan ilmu pengetahuan social sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan pada social scinces (Nurdin, 2005:22)

  Berdasarkan uaraian yang dikemukakan diatas bahwa ilmu pengetahuan social adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi yang diajarka dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

  Lingkungan Alam dan Buatan adalah salah satu materi pokok dalam mata pelajaran IPS kelas tiga semester pertama. Lingkungan Alam adalah lingkungan yang satu ini disebut juga dengan lingkungan yang original karena masih belum ada campur tangan manusia yang ikut andil dalam mengembangkan lingkungan yang satu ini. Perkembangan yang dimaksud dalam hal ini adalah perkembangan penampilan dari lingkungan.Lingkungan alam meliputi gunung, sungai

  Sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia.(http://bangjuju.com/definisi-lingkungan-alami-dan- lingkungan-buatan ) diakses pada 15 Agustus 2014 pukul 20.53 WIB

  Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada dengan sendirinya. Lingkungan alam diciptakan oleh Tuhan. Contoh: gunung, danau,sungai, hutan, pulau, dan laut. Sedangkan lingkungan buatan merupakan lingkungan yang dibuat oleh manusia. Lingkungan buatan dibuat untuk keperluan manusia.Contoh: waduk, kolam, sawah, kebun, jalan, bangunan, stasiun, dan rumah sakit.Secara umum lingkungan dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan alam dibedakan atas lingkungan perairan dan lingkungan daratan. Lingkungan perairan antara lain laut, sungai, danau, rawa. Sedangkan lingkungan buatan antara lain rumah, jalan, sawah, sekolah, dan pasar.

  Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

  IPS yaitu hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar secara keseluruhan dari awal sampai akir dengan berinteraksi pada lingkungan sekitar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

  a.

  Faktor internal 1)

  Faktor Jasmaniah

  a) Faktor Kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

  Proses belajar seeorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan pat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, nagntuk jika badannya lemah. Agar seseoarnga dapa belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur , makan dll.

  b) Cacat Tubuh

  Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siawa yang cacat belajarnya juga tergangu.

  2) Faktor Psikologis

  a) Inteligensi

  Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kamajuan belajar. Hal ini disebabkan karena belajar adalha suatu yang kompleks dengan banyak factor yang mempengaruhinya, sedang inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain.Setiap siswa mempunyai tingkat inteligensi yang berbeda-beda. Ada siswa yang tingkat inteligensi tinggi dan ada inteligensi yang rendah.

  b) Perhatian

  Perhatian menurut Gozali adalh keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus punya perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar.

  c) Minat

  Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat

  Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatik. Maka dari itu bakat mempengaruhi belajar.

  e) Motif

  James Drever memberi pengertian tentang motif sebagai berikut:

  Motive is an effective-conative factor which operate in determining the direction of an individual behavior toward an and goal consciously apprehended or unconsciously .

  Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar.

  f) Kematangan

  Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata lain, anak yang sudah siap atau matang belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap. Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

  g) Kesiapan

  Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau berekasi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

  h) Faktor kelelahan

  Faktor kelelahan dibagi menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan utnuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian diatas dapatlah dimengerti bhawa kelelalahan itu mempengaruhi belajar.

  b.

  Faktor eksternal 1)

  Faktor keluarga Terdiri dari : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana ruamah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan. Kesemuanya itu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak

  2) Faktor sekolah

  Terdiri dari: metode mengajar guru, relasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, kurikulum, keadaan gedung, tugas rumah atau PR. 3)

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VA SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG

0 11 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS 5 SDN KRANDON LOR 01 SURUH SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS III SD N SALATIGA 01 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SUB POKOK BAHASAN LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE CROSSWORD PUZZL,E PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PRINGSARI 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2OI4 - Test Repository

0 0 112