MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2016 SKRIPSI

  MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: PUTRI RIFA ANGGRAENI 111-12-009 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA TAHUN 2016

  

MOTTO

                         

  Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

  Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa saja yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl:125).

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

  Persembahan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

  1. Kedua orangtuaku, Bapak Jumali dan Ibu Arif Kuzaemah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depanku.

  2. Adik tercinta, Dewi Melinia Kurnia Sari dan M. Aril Syahli Al Firdaus yang telah memberiku semangat dan tawa kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan hidup.

  3. Abah KH.Mahfudz Ridwan, Lc. dan Ibu Hj. Nafisah beserta keluarga yang senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga aku dapat menemukan ketentraman hidup.

  4. Keluarga Besar PAI angkatan 2012, PAI (A) Laa Tansa 2012, teman- teman PPL di SMA N 02 Salatiga, dan teman-teman KKN posko 02 Pulutan. Kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang-benerang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis haturkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “MOTIVASI SANTRI

  

DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK

PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2016

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  6. Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di Pesantren.

  7. Saiful Amri yang selalu memberikan motivasi, mendoakan dan juga mendampingi dalam segala hal.

  8. Milatur Rodhiyah, One Emi, Hida, Istiana, Anis Rohtun, Dedek Iwil, Cik Nur, personil kamar 4, dan teman-teman di Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi secara bersama-sama.

  9. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 14 September 2016 Penulis

PUTRI RIFA ANGGRAENI NIM. 111-12-009

  

ABSTRAK

  Anggraeni, Putri Rifa. 2016. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan

  Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri.Dosen Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

  Kata kunci: Motivasi Santri, Muhadharah

  Latar belakang penelitian ini yaitu seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara di depan umum. Objek dalam penelitian ini yaitu santri-santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin peneliti jawab adalah : (1) Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (2) Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (3) Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?

  Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode pengumpulan datanya antara lain : wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data yaitu pengumpulan data, triangulasi data, penyajian, data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dilaksanakan setiap seminggu sekali setiap malam minggu.(2) Dengan motivasi besar, maka santri akan melakukan sesuatu kegiatan dengan lebih memusatkan pada tujuan proses belajar. (3) Muhadharah dilaksanakan segenap pengurus memberitahu kepada seluruh santri untuk mengumpulkan teks pidato dan intisari sebelum maju ke depan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... v MOTTO........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATAPENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ........................................................................ 5 F. Metode Penelitian ....................................................................... 6 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 16 A. Motivasi Santri ............................................................................ 16 B. Muhadharah ................................................................................ 28

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 43 A. Paparan Data .............................................................................. 43 B. Temuan Penelitian ...................................................................... 65 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 81 A. Kegiatan Muhadharah di PondokPesantren Modern Bina Insani . 81 B. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah ……….83 C. Implementasi Kegiatan Muhadharah Bagi Santri ........................ 85 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 91 A. Kesimpulan ................................................................................ 91 B. Saran .......................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran-gambaran dan Lokasi Pesantren Bina Insani ................. 47Tabel 3.2 Kondisi Pesantren Bina Insani ....................................................... 48Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pesantren Bina Insani .................................. 49Tabel 3.4 Kegiatan Harian ............................................................................ 57Tabel 3.5 Kegiatan Mingguan ....................................................................... 58Tabel 3.6 Kegiatan Tahunan ......................................................................... 59Tabel 3.7 Tata Tertib Muhadharah................................................................ 60Tabel 3.8 Pembimbing Muhadharah ............................................................. 61

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Nota Pembimbing Skripsi 2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 4. Daftar SKK 5. Lembar Konsultasi 6. Pedoman Wawancara 7. Hasil Wawancara 8. Triangulasi Data 9. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari bahasa. Karena bahasa

  merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat (Kurniasari, 2014: 2). Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi.

  Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari pihak pemberi kepada pihak penerima (Adha, 2014: 6). Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara.

  Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain.

  Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara sangat dibutuhkan baik berbicara dalam konteks resmi maupun tidak resmi, karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya melalui bicara. Kemampuan seseorang untuk berbicara biasanya tidak sama tergantung bagaimana orang tersebut mampu berfikir secara kritis dalam menghasilkan kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit untuk berbicara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu. Namun, banyak orang yang menganggap hal tersebut tidak penting. Padahal sangat penting untuk menguasai bahasa agar dapat menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain. Memang tidak mudah untuk mahir berbicara di depan umum tanpa adanya pengalaman dan wawasan yang luas. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara didepan umum, sebagaimana ayat berikut:

                 

  “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang menkar, merekalah orang- orang yang beruntung” (Q.S. Ali Imran:104).

  Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti kata pengembangan sumber daya manusia dari segi mentalnya (Ghazali, 2001: 20). Di dalam pondok pesantren terdapat santri yang sedang mempelajari ilmu agama. Aktifitas santri dilakukan setiap hari sejak pagi hingga malam hari. Santri selalu ditekankan supaya dapat mendalami ilmu agama Islam agar dapat mendakwahkan ajaran-ajaran agama Islam, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain atau kepada seluruh umat Islam secara umum.

  Demikian pula di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, yang mana mewajibkan seluruh santri untuk dapat mengikuti segala bidang pendidikan serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para santri juga diharuskan agar dapat berdakwah dengan metode yang baik.

  Untuk mencapai tujuan itu pondok pesantren modern Bina Insani menerapkan kegiatan muhadharah. Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani adalah termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.

  Sedangkan kegiatan kurikuler formalnya mencakup aktivitas yang ada di sekolah, dan kurikuler pesantrennya antara lain pengkajian kitab-kitab klasik/ kuning seperti Nahwu Sorof, Fiqih, Aqidah/ Tauhid, Hadits dan lain- lain. Adapun kegiatan ekstrakulikuler meliputi muhadharah, muhadatsah, pembacaan Berzanzi, dan membaca Al- Qur’an.

  Muhadharah adalah metode berdakwah, guna melatih santri dalam

  berdakwah, sehingga para santri tidak merasa canggung apabila santri tersebut akan berdakwah kepada masyarakat. Di dalam kegiatan tersebut seluruh santri diwajibkan untuk selalu mengikuti kegiatan muhadharah setiap seminggu sekali dengan bimbingan para Ustad/Uztadzah dan segenap pengurus.

  Pada dasarnya muhadharah merupakan langkah awal sebagai salah satu upaya dalam menyiapkan kader da’i yang membentuk santri dari yang belum berani berpidato, kurang mampu menjadi bisa maupun bahkan menjadi lebih baik dalam menyampaikan isi ceramahnya kepada santri lainnya.

  Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menulis menyusun judul skripsi ini

  “MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI

KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN

BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN

  SEMARANG TAHUN 2016” B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? 2. Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di

  Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? 3. Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok

  Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui motivasi santri dalam mengikuti kegiatan

  Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

  3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.

  2. Manfaat praktis, dalam kegiatan berpidato dapat meningkatkan motivasi bagi penerus da’i dari santri yang belum berani berpidato, kurang mampu menjadi bisa maupun menjadi lebih baik dalam menyampaikan pidatonya kepada orang lain.

  E. Penegasan Istilah 1.

  Motivasi Santri Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah,2011:6). Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.

  Sedangkan menurut pengertian yang dipakai di lingkungan pesantren, seorang alim hanya bisa dikatakan Kiai bilamana memiliki Pesantren dan santri yang tinggal di dalam Pesantren untuk mempelajari kitab-kitab Islam Klasik (Departemen Agama RI, 2005:11). Jadi, makna santri pada umumnya adalah orang yang tinggal di pondok pesantren untuk menimba ilmu Agama dari kiainya.

  Jadi yang dimaksud motivasi santri adalah keinginan yang timbul dari diri santri untuk menguasai materi dalam rangka menunjukkan kepribadian yang utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pula, seorang santri akan lebih bisa mengembangkan kegiatan aktifitas, inisiatif, serta dapat mengarahkan memelihara ketekunan belajar.

2. Muhadharah

  Dalam kamus bahasa arab muhadharah artinya berpidato (Yunus, 1972: 104). Jadi, yang dinamakan pidato atau public speaking adalah ucapan yang tersusun dengan baik dan ditujukan kepada orang banyak dengan penggunaan bahasa yang baik dan didukung dengan wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan.

  Jadi maksud judul skripsi ini adalah dorongan dalam perubahan tingkah laku santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah agar lebih giat dan bersungguh-sunguh mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan tersebut sangat penting bagi santri untuk bisa mengembangkan bakat dan minat santri untuk sekarang sampai seterusnya.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 3) prosedur penelitian yang melibatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati.

  2. Kehadiran peneliti Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti di kancah menjadi mutlak adanya.

  Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi “ key instrument ” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Selain itu guna menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan alat rekam atau kamera, dan peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

  3. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan secara umun di Pondok Pesantren Modern

  Bina Insani Susukan, dan khususnya bertepatan di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

  4. Sumber data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  a.

  Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subyek serta gambaran dan pemahaman dari subyek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang akan menjadi sumber data primer adalah sebagai berikut: Kiyai Muhsoni (Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Dwima Nur Fuziah (Selaku Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Istiana (Selaku Ustadzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani), dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

  b.

  Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: Pengurus OSBI (Organisasi Santri Bina Insani) dan santri yang tidak terlibat secara langsung di kegiatan Muhadharah.

5. Prosedur pengumpulan data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.

  Wawancara

  Interview yang sering juga disebut wawancara adalah

  sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1996: 144). Wawancara ini dilakukan untuk menegtahui bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. Data yang didapat baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder.

  b.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011: 217).

  Dalam metode dokumentasi peneliti mencari dokumen- dokumen penting atau arsip-arsip yang mendukung data yang berkaitan dengan penelitian, dan untuk memperkuat data-data yang didapat.

6. Analisis data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono, 2012: 244). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan.

  Adapun yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif, yaitu dengan langkah-langkah: a.

  Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode atau teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono. 2012: 240). Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya.

  b.

  Reduksi Data Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hak yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2012: 247).

  Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang kurang atau data-data yang sekitarnya tidak perlu dapat dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak dicantumkan dalam penulisan penelitian.

  c.

  Penyajian Data Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat memahami isi dalam penelitian ini. d.

  Penarikan Kesimpulan Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verivikasi (Sugiyono, 2012: 252). Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

7. Pengecekan keabsahan data

  Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011: 324-332) merupakan upaya agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirmability).

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi.

  a.

  Ketekunan/ Keajegan Pengamatan Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri- ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. b.

  Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau pembanding terhadap data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber.

  Menurut Patton (dalam Moleong, 2011: 330) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini membuat sebuah informasi yang didapat bisa dibuktikan kevalidannya. Hal itu dicapai dengan:

  1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

  2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

  3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

  4) Membandingkan keadaan dan pendapat seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

  5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

  Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

8. Tahap-tahap penelitian a.

  Tahap sebelum ke lapangan Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut dilakukan.

  c.

  Tahap analisis data Meliputi analisi data yang diperoleh melalui dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan Pengasuh Pondok Pondok

  Pesantren Modern Bina Insani, Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani, ustdzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

  d.

  Tahap penulisan laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna. Selain itu peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbinagn guna penyusunan laporan selengkapnya.

G. Sistematika penulisan

Bab 1 : PENDAHULAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II : KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Santri 1. Pengertian Motivasi 2. Jenis-jenis Motivasi 3. Fungsi Motivasi 4. Pengertian Santri 5. Macam-macam Santri B. Muhadharah 1. Pengertian Muhadharah 2. Fungsi Muhadharah 3. Bentuk-bentuk Muhadharah 4. Etika dalam Muhadharah Bab III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, yang

  berisi tentang gambaran umum tentang lokasi dan objek penelitian di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang dan temuan penelitian motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

  

Bab IV : PEMBAHASAN, yang berisi tentang analisis data dari

  deskriptif penelitian kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang, motivasi santri, dan implementasinya.

  

Bab V : Penutup, yang merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan

saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Santri 1. Pengertian Motivasi Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin movere, yang berarti

  gerak atau dorongan untuk bergerak (Prawira, 2013: 319). Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Mc. Donald (dalam bukunya Islamuddin 2012: 259) mengatakan, motivation is a

  energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goalreactions . Motivasi adalah suatu perubahan energy di

  dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut, (Zaenal Ma’arif 2007: 67) menyatakan sebagai berikut.

  Motivasi adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai kepuasan dan tujuan seseorang.

  Motivasi merupakan faktor penting yang selalu mendapat perhatian di dalam berbagai usaha yang ditunjukkan untuk mendidik dan membelajarkan manusia, baik di dalam pendidikan formal, nonformal, ataupun informal (Jarmasis, 2013: 170). Biasanya guru merefleksikan perhatiannya terhadap motivasi siswa dengan berbagai pertanyaan seperti, “Mengapa Ani kurang dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran hari ini? Atau masalah yang menjadi penyabab utama kegagalan dalam belajar adalah memotivasinya terhadap pelajaran rendah.

  a.

  Berbagai Pandangan terhadap Motivasi 1)

  Pandangan Behaviorisme terhadap Motivasi Motivasi dapat dijelaskan melalui teori behavioristik yang mengembangkan motivasi melalui konsep contiguity,

  reinforcement, punishment, dan modeling (Jamaris, 2013: 170). Contiguity berkaitan dengan kedekatan antara suatu peristiwa

  dengan peristiwa lainnya. Reinforcement adalah faktor penguat yang diberikan terhadap perilaku yang diinginkan.

  Reinforcement dapat dilakukan melalui pujian, hadiah dan hal-

  hal penguat lainnya. Punishment merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada individu apabila ia tidak melakukan tindakan seperti yang diharapkan. Modeling merupakan contoh perilaku yang ditujukan agar individu lain mencontoh perilaku tersebut.

  Menurut paham behavioristik, motivasi merupakan faktor eksternal yang perlu didesain untuk mengubah perilaku individu sesuai dengan perilaku yang diharapkan dengan jalan melakukan modifikasi perilaku yang diterapkan dengan mengaplikasikan konsekuensi dari perilaku yang ditampilkan individu, seperti reinforment dan punishment. Oleh sebab itu, semua faktor yang berkaitan dengan hal tersebut perlu disediakan agar individu termotivasi untuk melakukan kegiatan yang ditujukan pada perubahan perilaku yang diharapkan. 2)

  Pandangan Kognitivisme terhadap Motivasi Pandangan kognitivesme terhadap motivasi ditekankan pada keyakinan para ahli kognitivesme tentang manusia sebagai makhluk berfikir. Motivasi menurut paham kognitivesme merupakan faktor yang datang dari dalam diri manusia. Dengan demikian, motivasi menurut pandangan kognitivesme berkaitan dengan pilihan, keputusan, rencana, minat, dan tujuan dan berbagai perhitungan yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang akan dialami individu.

  Maka hakikat motivasi merupakan hal yang perlu dipahami oleh pendidik atau pihak-pihak yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.motivasi dapat didenifisikan sebagai suatu tenaga yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang akan dicapainnya.

  Setiap manusia hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu menuntut kepuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan kepuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadia tujuan dari kebutuhan tersebut. Pada saat kebutuahan manusia mendesak, munculah tegangan yang menuntut pemenuhan. Kecenderungan-kecenderungan yang ada pada manusia seperti makan, minum, cinta, nafsu memang telah diciptakan Tuhan. Berkaitan dengan kebutuhan fisik Tuhan, berfirman:

  

          

       “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan .” (QS Al- A’raf:31) (Departemen Agama RI, 2005: 154)

  Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus-menerus tanpa motivasi dari luar dirinya, merupakan motivasi intrinsic yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan ekstrinsik yang dihaapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

  Diriwayatkan dari Umar ibnul-Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia kerjakan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diperolehnya atau karena wanita

  

yang ingin dinikahinya, maka ia mendapat hal sesuai dengan apa yang ia

niatkan.” (HR Bukhari)

  Hadits di atas adalah hadits terkenal yang menyatakan ada fenomena kewajiban dalam setiap individu manusia, yakni adanya motivasi dalam setiap melakukan sesuatu perbuatan. Tidak ada suatu pekerjaan dan perbuatan pun yang dilakukan tanpa suatu tujuan, baik hal itu disadari secara penuh maupun tidak disadarinya (Taufiq, 2006: 654). Tujuan yang ada dibalik setiap perbuatan inilah yang lalu menjadi topik pembahasan kajian psikologi.

  Sesungguhnya perilaku manusia (dan juga perilaku binatang) tidak bisa dipahami maknanya kecuali dilihat dari sisi motivasi yang menyertainya, baik itu mitivasi biologis, psikologis maupun spiritual.

  Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu :

  1) Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan tidur.

  2) Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebasebutuhan akan rasa sukses (Ramayulis,2004:104)

  Kebutuhan peserta didik perlu diperhatikan oleh setiap pendidik sehingga anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis dan fisik. Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami.

2. Jenis-jenis motivasi

  Dalam membicarakan jenis-jenis motivasi di atas tersebut, hanya akan membahas dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  a.

  Motivasi Intrinsik Islamuddin mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari dari luar, kerena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

  Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatn yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktifitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar.

  Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna baik diwaktu sekarang maupun di masa mendatang.

  Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

  b.

  Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.

  Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsikarena adanya perangan dari luar.

  Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses intrinsik edukatif di kelas.

  Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.

  Motivasi belajar dikatakan ektrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal dipelajarinya (Islamuddin, 2012: 260).

  Misalnya, seseorang itu belajar karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapat nilai yang tinggi atau nilai yang baik. Jadi yang terpenting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dari dorongan luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.

3. Fungsi-fungsi motivasi

  Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. RBS. Fudyartanto (2003) menuliskan fungsi- fungsi motivasi sebagai berikut.

  Pertama, motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu. Tingkah laku individu dikatakan bermitiv jika bergerak menuju ke arah tertentu. Dengan demikian, suatu motif dipastikan memiliki tujuan tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak.

  Kompleksnya suatu motif dipengaruhi oleh berbagai macam variabel yang berlangsung dalam organism dan dalam lingkungan di sekitarnya. Lashley (dalam bukunya Prawira 2013: 321) menguraikan beberapa variabel motivasi yang penting untuk diketahui: faktor kebiasaan individu, meskipun tidak semua kebiasaan bertindak sebagai motivator, kesiapan mental, niali-nilai dan sikap-sikapindividu yang berpengaruh pada proses motivasi, faktor biologis dalam organisme atau indivisdu, fakltor emosi yang biasanya sering disebut sebagai kondisi yang memotivasi keadaan.

  Kedua, motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu. Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat individu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut. Maka dari itu adanya motif menghindari individu menjadi buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu yang telah diniatkan sebelumnya.

  Ketiga, motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu. Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama. Jadi, semakin besar motif pada individu, semakin efisien dan sempurna tingkah lakunya (Prawira, 2013: 322). Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

  4. Pengertian Santri

  Santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1032) adalah santri 1 yang mendalami pengajiannya Agama Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya; 2 orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh.

  Istilah santri terdapat di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren (Ghazali, 2001: 22). Santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan pesantren.. Oleh karena itu santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren.

  5. Macam-macam Santri

  Zamakh Stari Dhofier (Ghazali, 2001: 23) mengatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri yang belajar di pesantren, antara lain: a.

  Santri Mukim Santri Mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang kyai. Dapat juga secara langsung sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab atas keberadaan santri lain. Setiap santri yang mukim telah lam menetap dalam pesantren secara tidak langsung bertindak sebagai wakil kyai.

  Ada dua motif seorang santri menetap sebagai santri mukim: 1)

  Motif menurut ilmu artinya santri itu datang dengan maksud menuntut ilmu dari kyainya.

  2) Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri belajar secara tidak langsung agar santri tersebut setelah di pesantren akan memiliki akhlak yang terpuji sesuai dengan akhlak kyainya.

  b.