PERAN PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DUSUN BARAN DESA KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

PERAN PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI

TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DUSUN BARAN DESA KETAPANG

KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

AKHMAD KHOZIN

NIM 12109008

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

MOTTO :

  KEBAHAGIAAN ADALAH TUJUAN DAN TUJUAN TAK AKAN TERCAPAI TANPA KERJA KERAS SERTA BERDOA

  

PERSEMBAHAN

   Kedua orang tuaku Bapak Taat Dimyati & Ibu Mudawamah tersayang yang telah membesarkankudengan penuh cinta dan kasih sayang.

   Kakakku Mbak Umi Fadilah dan Adikku Fadhilatul tufaidah serta Husniatul

  Muna Fadhilah terimaksih atas motivasi yang mereka berikan kepada penulis tercinta.

   Bapak Mufiq S.Ag M.Phil yang telah membimbing penulis dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran.

   Bapak K.H. Agus Ahmad Su’aidi Lc. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

   Seluruh sahabat-sahabati STAIN Salatiga

   Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini

  Semoga pengorbanan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas diberi balasan oleh Allah SWT. Amin...

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi robil’alamin segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadiran Allah SWT yang selalu memberikan Hidayah serta kekuatan-Nya kepada penulis yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang di Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

  Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah SWT untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul

  “Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran Desa ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2014 ”.

  Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat menyelesaikan tanpa pihak yang telah berkenan membantu penulis menyeleaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd.,selakuKetua STAIN Salatiga yang telah Insani dusun Baran desa Ketapang kecamatan Susukan kabupaten Semarang.

  2. Bapak Mufiq S. Ag., M. Phil selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  3. Bapak K.H. Agus Ahmad Su’aidi Lc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

  4. Bapak Rasimin, S. Pd.I., M. Pd., selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  5. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.Karyawan- karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  6. Ayah dan Ibu tercinta, serta keluarga besar Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spirirtual.

  7. Bapak K. Muhsoni selaku pengasuh pondok pesantren modern Bina Insani.

  8. Bapak Munzaini S. Ag,. M .Pd.selaku kepala sekolah SMA Bina Insani yang telah memberikan ijin penelitian di pondok pesantren modern Bina Insani.

  9. Masyarakat dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan kabupaten Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat SWT.

  Skripsi ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan ktritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 26 Agustus 2014 Yang menyatakan, AKHMAD KHOZIN NIM 12109008

  

ABSTRAK

  Khozin, Akhmad. 2014. : Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani

  

terhadap Keberagamaan dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran Desa

Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang . Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing mufiq S. Ag,. M. Phil.

  Kata Kunci: Keberagamaan, Kesejahteraan

  Latar belakang penelitian adalah adanya kekhawatiran masyarakat pondok pesantren yang hanya mendirikan pondok pesantren saja, akan tetapi lupa dengan keberadaan masyarakat disekitar pondok pesantren tersebut yang hanya akan menambah jumlah penduduk serta adanya kekacauan ataupun ketidak kondusifannya masyarakat dengan adanya pondok pesantren.

  Atas kegelisahan itulah, ada inisiatif untuk adanya peran pondok pesantren modern Bina Insani yang bertujuan agar pondok pesantren itu tidak hanya tempat mengaji atau menuntut ilmu akan tetapi juga bisa berperan terhadap keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat disekitar pondok pesantren.

  Fokus masalah dalam penelitian ini adalah latar belakang peran pondok pesantren modern Bina Inani terhadap keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar pondok tersebut serta hasil peran pondok bagi lembaga pesantren dan masyarakat pada umumnya.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan mulai awal bulan januari tahun 2014 di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Responden adalah masyarakat dan pihak pondok pesantren tersebut. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi, kemudian data ditranskip menjadi data lengkap. Transkip data dianalisis dengan metode dedukatif, induktif dan sintetis.

  Implementasi peran pondok pesantren adalah terjalinnya hubungan yang islami serta adanya perubahan yang signifikan baik dalam keberagamaan maupun kesejahteraan, anatara pihak pondok pesantren dengan masyarakat disekitar pondok pesantren.

  Peran pondok pesantren modern Bina Insani berhasil karena adanya usaha dari pihak pesantren dan masyarakat disekitar pondok pesantren yang saling bekerjasama. Dan mewujudkan cita-cita bersama.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN LOGO STAIN............................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN................................................ iv HALAMAN KEASLIAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. v HALAMAN LOGO DAN PERSEMBAHAN.................................................. vi HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................ vii HALAMAN ABSTRAK...........................................................

  ……………... viii HALAM DAFTAR ISI................................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL DAN BAGIAN........................................... x HALAMAN LAMPIRAN.............................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A.

  1 Latar Belakang Masalah.....................................................

  B.

  Fokus Penelitian..................................................................... 4 C.

  4 Tujuan Penelitian...................................................................

  D.

  5 Manfaat Penelitian................................................................

  E.

  Definisi Operasional............................................................... 6 1.

  Peran Pondok Pesantren.................................................. . 6 2. Keberagamaan Masyarakat............................................. 7

  Metode penelitian.................................................................... 7 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................ 7 2. Kehadiran Peneliti............................................................ 8 3. Lokasi Penelitian.............................................................. 9 4. Sumber Data.................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan.............................................................. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................

  17 A. Peran Pondok Pesantren………………………………………… 17 B.

  29 Keberagamaan………………………………………………….

  C.

  Kesejahteraan…………………………………………………… 38

  BAB III HASIL PENELITIAN ……………………………………………. 41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………………….. 41 1. Sejarah Pondok Pesantren Modern Bina Insani ………………… 41 2. Visi, Misi, dan Tujuan ………………………………………….. 44 3. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Bina Insani ….. 46 4. Struktur Pondok Pesantrn Modern Bina Insani …………………. 47 5. Kondisi Geografis Wilayah Dusun Baran Desa Ketapang ……… 50 B. Paparan Temun Penelitian …………………………………………… 56 BAB IV ANALISIS DATA …………………………………………………. 85 A. Keberagamaan Masyarakat Dusun Baran dan Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani …………………………………………………. 85

  B.

  Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dalam Kesejahteraan

BAB V PE NUTUP ………………………………………………………… 99 A. KESIMPULAN …………………………………………………….. 99 DAFTAR PU STAKA ………………………………………………………. 103

  Daftar Lampiran 1.

  Nilai SKK 2. Surat Bukti Penelitian 3. Nota Pembimbing 4. Instrument Pertanyaan 5. Dokumentasi Penelitian 6. Daftar Riwayat Hidup

BAB I A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, dimana pondok pesantren ikut serta dalam pembangunan

  kecerdasan, keterampilan, penguasaan ilmu dan teknologi. Selain itu pondok pesantren juga harus mampu untuk memproduksi manusia yang mampu menjawab tantangan-tantangan kemanusiaan dari zaman ini. Kedua, untuk menjawab tantangan-tantangan kebutuhan materil dan teknologis, dari perkembangan masyarakat.

  Dalam hal ini pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan serta memiliki peran bagi kesejahteraan masyarakat. Bahkan menurut Dani Fadilah dalam artikelnya bertajuk Pesantren dan Pendidikan Karakter (Suara Merdeka, 2013) mengatakan dalam perjalanan sejarah dunia pendidikan Nusantara, pondok pesantren adalah institusi pendidikan yang paling tua. Bahkan, untuk menjadi sebuah negara yang berdaulat dan mandiri, pondok pesantren telah memberikan sumbang asih konkret yang tak terkira, mulai dari menjadi landasan perjuangan rakyat mengusir penjajah hingga mencetak para pemimpin yang berkarakter kuat, militan, berintegritas tinggi, serta ikhlas dalam berjuang (Fadhilah, 2013).

  Mengingat peran pesantren dalam perjalanan nusantara dan Indonesia wilayah keberagamaan yang memang tujuan utama didirikannya pondok diakui atau tidak pondok pesantren juga memiliki peran secara ekonomi pada masyarakat setempat dimana pondok pesantren tersebut berdiri, misal dengan adanya santri yang bermukim di pondok pesantren secara otomatis warung- warung milik warga terkena imbas positifnya; para santri membeli.

  Adanya pengaruh positif di bidang keagamaan dan kesejahteraan tersebut menunjukkan pesantren sebagai suatu sistem yang telah mampu turut serta menampung, memberikan solusi terhadap keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sistem pesantren sangat terbuka dan menawarkan kebebasan berorientasi dan membutuhkan biaya yang tidak mahal, sehingga mampu menampung keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat.

  Pondok pesantren merupakan lembaga yang telah mampu membawa pengaruh cukup besar, karena sumber nilai dan norma-norma agama merupakan acuan dan berfikir ideal para santri dan masyarakat. Sehingga pesantren sering disebut sebagai alat transformasi kultur. Pondok Pesantren merupakan sebuah pendidikan Islam yang mempunyai budaya tersendiri, berperan penting di bidang sosial keagamaan.

  Walaupun demikian pesantren tetaplah pesantren, semodern apapun ia tetap tumbuh dan berkembang dengan khas citra agama. Ia sebuah lembaga pengembangan generasi muslim yang mempunyai lingkungan dan tata nilai

  Kebanyakan pesantren sebagai komunitas belajar keagamaan sangat pelaksanaannya. meskipun pada mulanya banyak pesantren dibangun sebagai pusat reproduksi spiritual, yakni tumbuh berdasarkan sistem-sistem nilai yang bersifat Jawa, tapi para pendukungnya tidak hanya semata-mata menanggulangi isi pendidikan agama saja. Pesantren bersama-sama dengan para muridnya atau dengan kelompoknya yang akrab mencoba melaksanakan gaya hidup yang menghubungkan kerja dan pendidikan serta membina lingkungan sekitarnya berdasarkan struktur budaya dan sosial. Karena itu pesantern mampu menyesuaikan diri dengan bentuk masyarakat yang amat berbeda maupun dengan kegiatan-kegiatan individu yang beraneka ragam.

  Pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tempat kesejahteraan, dakwah kemasyarakatan bahkan sebagai lembaga perjuangan yang telah memberikan andil sangat besar, baik pada waktu membebaskan tanah air maupun dalam rangka ikut serta mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup orang banyak dan warga Negara Indonesia.

  Sebagai lembaga kemasyarakatan pondok pesanten mempunyai peran dalam mengembangkan keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Pesantren adalah milik masyarakat luas sekaligus menjadi panutan bebagai keputusan sosial, politik,agama dan etika.

  Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “PERAN PONDOK

  KEBERAGAMAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014” B. FOKUS PENELITIAN

  Berdasarkan yang telah penulis sampaikan dalam pemaparan di atas maka peneliti dapat memfokuskan masalah dalam fokusan masalah:

1. Bagaimana keberagamaan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang

  Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang di sekitar Pondok Pesantren Modern Bina Insani ? 2. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang

  Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang di sekitar Pondok Pesantren Modern Bina Insani ? 3. Apa peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani terhadap keberagamaan Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan

  Kabupaten Semarang ? 4. Apa peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani terhadap kesejahteraan

  Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang ? C.

TUJUAN PENELITIAN 1.

  Mengetahui keberagamaan di Dusun Baran Desa Ketapang Kabupaten Semarang 2. Mengetahui tentang kesejahteraaan masyarakat Dusun Baran Desa

3. Mengetahui peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani terhadap

  Susukan Kabupaten Semarang 4. Mengetahui peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani terhadap kesejahteraan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan

  Susukan Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Teoritis a.

  Menambah khasanah pengetahuan tentang pentingnya keberagamaan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

  b.

  Memperkaya pemahaman ajaran Islam sebagai agama yang berwawasan luas (R ahmatan lil’alamin).

2. Praktis a.

  Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai wahana dalam memperoleh informasi dan pengetahuan peneliti untuk melatih diri dalam menganalisa masalah-masalah keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat. Khususnya tentang berbagai keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat yang dihadapi oleh pondok pesantren dan bagaimana peran pondok pesantren dalam pengaplikasian program tersebut.

  Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam, sumber informasi penelitian lebih lanjut yang mengkaji tentang permasalahan peran pondok pesantren terhadap keberagamaan dan kesejahteraan pada masyarakat.

  c.

  Bagi Lembaga Pendidikan Sedang bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini merupakan tolak ukur dari berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan peran pesantren terhadap keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat.

E. Definisi Operasional

  Skripsi ini berjud ul “ Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang”. Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang dimaksudkan, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan disini : 1.

  Peran Pondok Pesantren Modern Peran merupakan bagian atau yang memegang pimpinan yang mana peneliti memaksudkan pada kontribusi atau peran sebuah tempat pembelajaran yang berbasis agama yang dipimpin oleh seorang kyai beserta guru/ustadz. Selain itu ada juga para santri atau santriwati yang yang berada di Dusun Baran, Desa ketapang, Kecamatan Susukan, 2.

  Keberagamaan Keberagamaan meruapakan kata yang berasal dari kata agama yang mendapatkan awalan ke dan berakhiran an. Berarti sebuah perilaku yang diamalkan oleh masyarakat di Dusu Baran, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang dengan adanya Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

3. Kesejahteraan Masyarakat

  Dalam hal ini peneliti menguraikan bahwa yang dimaksud dengan kesejahteraan masyarakat ialah sejauh mana kehidupan masyarakat di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang dari factor ekonomi maupun kehidupan sehari-hari. Yaitu baik sebelum ataupun sesudah adanya peran dari Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

F. Metode dan Jenis Penelitian 1.

  Pendekatan dan Penelitian a.

  Pedekatan Guna memperoleh pemahaman yang subtansi dan kompresif tentang permasalahan yang diteliti, Penelitian ini menerapkan pendekatan Deskriptif Kualitatif. b.

  Jenis penelitian

  research ), yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data

  autentik secara obyektif/studi lapangan. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang kondisi masyarakat Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dusun Baran Desa Ketapang Kecatan Susukan Kabupaten Semarang.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat penuh, dimana peneliti mengamati secara penuh hal-hal yang menyangkut Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun 2014. Sehingga peneliti harus berusaha mengikuti aktivitas-aktivitas terlaksananya nilai-nilai yang diberikan pondok pesantren terhadapan keberagamaan dan kesejahteraan di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. Serta aktivitas-aktivitas masyarakat setempat yang sekiranya berhubungan (baik langsung atau tidak langsung) dengan kelembagaan Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

  3. Lokasi Penelitian Pesantren Modern Bina Insani yang berada di Dusun Baran. Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Peneliti memilih lokasi tersebut karena selain terjangkau oleh peneliti, peneliti juga pernah terlibat di dalamnya, baik sebagai santri maupun pengurus.

  4. Sumber Data Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber pada: a. Library research, yaitu melakukan kajian di perpustakaan dengan meneliti literatur yang ada relevansinya dengan data yang dikaji.

  b.

  Field research, yaitu penelitian yang diadakan di lapangan atau medan terjadinya gejala-gejala. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi terhadap obyek penelitian untuk mengetahui situasi yang terjadi di lapangan. Sumber data lapangan diperoleh dari pengasuh pondok pesantren, pengurus pondok pesantren, serta observasi atau pengamatan terhadap situasi yang berlangsung.

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data a.

  Interview/wawancara Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan gunakan untuk memperoleh data dengan cara mengadakan Dalam hal ini Lincoln dan Ghuba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan bahwa ada tujuh langkah pedoman wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1.

  Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

  2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

  3. Mengawali atau membuka wawancara.

  4. Melangsungkan alur wawancara.

  5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

  6. Menulis hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan.

  7. Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. (Sugiyono, 2013 : 235) Dalam wawancara ini, penulis menggunakan teknik wawancara tidak tersetruktur, dengan alasan teknik wawancara ini lebih bebas dan terbuka dalam mencari data yang diteliti, lebih fokus dalam menggali data, dan dalam pelaksanaannya tidak terlalu formal. Dalam wawancara ini ingin diperoleh data tentang keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten keberagamaan dan kesejahteraan. Selain itu adanya peran dan kesejahteraan masyarakat di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

  b.

  Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki. Jadi, observasi adalah cara mengumpulkan data dengan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

  Pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman langsung merupakan alat yang tepat untuk menguji suatu kebenaran. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti akan menanyakan kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan terhadap keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuh adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Observasi ini dilakukan untuk memproleh data-data sistem pendidikan dan kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dusun Baran Desa ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

  c.

  Dokumentasi

  Untuk mendapatkan data yang lebih akurat selain Dokumentasi ini dapat berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan metode wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah, baik kehidupan pribadi, sekolah, di masyarakat maupun autobiografi.

  Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang struktur organisasi, sejarah perkembangan, keadaan guru/ustadz dan santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

2. Analisis Data

  Langkah-langkah analis data yaitu : a. Reduksi Data

  Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yanag telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

  Adapun data-data yang direduksi tersebut adalah hal-hal Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan Dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  b.

  Triangulasi Data Triangulasi data ialah sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2013: 249).

  c.

  Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

  mendisplaykan (menyajikan) data. Dengan medisplaykan data,

  maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah difahami tersebut (Sugiyono, 2013: 249). Dalam penyajian data selain dengan dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matriik, network (jejaring kerja) dan chat. Dari hasil penyajian kesimpulan sehingga data yang dikumpulkan (diteliti) d.

  Menarik Kesimpulan dan Verifikasi Pada dasarnya kesimpun hanyalah suatu bagian dari suatu yang utuh, karena biayar bagaimanapun penarikan kesimpulan juga dilakukan selama penelitian berlangsung.

  Singkatnya hal-hal yang terjadi dan bermakna bagi peneliti yang mengacu pada suatu tema harus diuji kebenarannya, kekokohannya, yakni merupakan validitasnya, guna menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi bersifat coba-coba. Maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian.

  Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisis data- data yang terkumpul dalam Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani Terhadap Keberagamaan Dan Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2014.

3. Tahap Penelitian

  Adapun tahapan penelitian sebagai berikut; a. Kegiatan adiministrasi yang melitputi, izin observasi dari

  STAIN Salatiga kepada Pondok Pesantren Modern Bina Insani Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten b.

  Kegiatan lapangan yang meliputi; sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data. 1)

  Memilih sejumlah orang yang terkait sebagai informan yang dilakukan dengan responden penelitian.

  2) Melakukan observasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data.

  3) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan dan memudahkan untuk melakukan pemaknaan.

  4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan- kesimpulan sebagai deskripsi temuan penelitian.

  5) Menyusun laporan akhir G.

   Sistematika Pembahasan

  Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta memudah pemahaman terhadap penulisan skripsi ini menjadikan 5 bab, antara bab satu dengan bab yang lainnya saling berhubungan.

  Bab I, bagian ini merupakan pendahuluan yang dikemukakan dalam

  bab I merupakan pengantar dari keseluruah isi pembahasan. Pada bagian masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

  Bab II, berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang telah di uji kebenarannya yang berkaitan dengan obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembasahan pada bab ini berisi: pembahasan tentang peran pondok pesanten, keberagamaan masayarakat, serta kesejahteraan masayakat yang timbul akibat keberadaan pondok pesantren tersebut.

  Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, metode pembahasan, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahab-tahab penelitian.

  Bab IV, terdiri lokasi penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, hasil penelitian, pembasahan, dan hasil pembahasan. Bab V, merupakan kajian paling ahir dari skripsi ini, yang mana pada

  bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi dan saran penulis.

BAB II A. Peran Pondok Pesantren Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata peran yaitu “sesuatu

  yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama” (http://kbbi.web.id/peran) diakses 28/01/2014, 23.10 wib.

  Peran tidak dapat dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan karena dia (orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat, walaupun kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.

  Gross, Mason dan A. W. Mc Eachern (1995 : 99) mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedududukan sosial tertentu.

  Harapan-harapan tersebut menurut David Berrry (2003 : 217), merupakan imbangan dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan- Sarlito Wirawan Sarwono (1984 : 235) juga mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku-perolaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.

  Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud dengan peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan- keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.

  Peran yang dimaksud di sini adalah Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani dalam memberikan pendidikan keagamaan Islam kepada masyarakat sebagai bentuk peran pondok pesantren terhadap keberagamaan dan kesejahteraan masyarakat dusun baran desa ketapang kecamatan susukan kabupaten semarang.

  Pondok Pesantren merupakan kerangka sistem pendidikan Islam tradisional Jawa dan Madura (Dhofier, 1982:16). Istilah pesantren secara lengkap adalah pondok pesantren yang berarti suatu bentuk pendidikan keIslaman yang melembaga di Indonesia (Ziemek,1986: 98). Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bamboo atau barangkali berasal dari kata Arab funduq yang berarti hotel atau asrama. Perkataan pesantren berarti tempat tinggal para santri (Dhofier,1982:18). Geertz berpendapat Budha (dalam Ziemek, 1986:101).

  Pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu ”pondok” dan ”pesantren” yang keduanya itu sebenarnya mengandung arti yang sama dan maksud yang sama. Namun kebanyakan orang hanya menyebut salah satunya saja. Yaitu pondok atau pesantren saja. Tapi ada pula yang menyebutkan kedua-duanya secara bersamaan.

  Pesantren berasal dari kata santri yang berarti seseorang yang menuntut ilmu. Dalam arti luas Pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam yang mengajakan materi agama yang diasuh oleh seorang kiai. Pondok Pesantren di Indonesia diketahui perkembangannya sejak abad ke 16. Karya sastra kitab klasik dalam bidang fiqih, tasawuf menjadi pusat pengajaran di Pesantren (Depag, 2003: 8).

  Dalam Kamus Ilmiah Populer yang ditulis oleh Burhani MS dan Hasbi Lawtens (tanpa tahun: 517) bahwa kata Pesantren berarti perguruan pegajian Islam. Ini berarti pesantren adalah suatu perguruan atau organisasi atau kelompok yang di dalamnya terdapat pengajian tentang ajaran-ajaran Islam.

  Dimana pada umumnya pengajian adalah suatu kegiatan yang didalamnya ada seseorang yang disebut dengan kyai/ Da’i yang menyampaikan suatu kajian atau materu yang berhubugan dengan aharan-ajaran agama Islam yang diikuti dan di dengarkan oleh kaum muslimin khususnya.

  Menurut Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam (1997:99) bahwa kata

  

buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang Ilmu

Pengetahuan . Di luar pulau Jawa lembaga pendidikan ini disebut dengan

  nama lain, seperti surau (di Sumatera Barat), Dayah (Aceh), dan Pondok untuk daerah lain. Selain itu Pesantren adalah tempat para santri belajar agama Islam dengan menerapkan moralitas Islam sebagai pedoman (Arman, 2001:17).

  Unsur-unsur pondok pesantren adalah kiai sebagai pendiri, pelaksana dan guru, santri (pelajar) yang secara pribadi langsung diajar berdasarkan naskah-naskah Arab klasik tentang pengajaran, faham, akidah keislaman. Di sini kiai dan santri tinggal bersama-sama untuk masa yang lama membentuk suatu komunitas pengajar dan belajar yaitu pesantren bersifat asrama (Ziemek,1986:100-101).

  Dari beberapa pendapat diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada perinsipnya yang dimaksud dengan pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam dan menerapkan moralitas sebagai pedoman dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen tertentu yang menjadi ciri khas lembaga tersebut, yaitu kiai sebagai pengasuh sekaligus berperan sebagau pendidik, surau atau masjid sebagai sarana dan pusat peribadatan dan pendidikan. Santri sebagai peserta didik, pondok sebagai sarana tempat tinggal para santri.

  Menurut Dhofier (1986:44) pesantren memiliki unsur-unsur antara lain ibadah dan pengajaran, kitab-kitab klasik sebagai mata pelajaran, santri atau pelajar dan kiai.

  Pondok merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya. Adanya pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kiai dengan para santrinya dan bekerja sama dalam memebuhi kebutuhan sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.

  Pada awal perkembangannya, pondok tersebut bukanlah semata-mata sebagai tempat tingal atau asrama para santri, untuk mengikuti dengan baik pelajaran yang diberikan oleh Kiai tetapi juga sebagai tempat training atau latihan bagi satri yang bersangkutan. Agar mampu hidup mandiri dalam masyarakat, para santri di bawah bimbingan kiai bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam situasi kekeluargaan dan bergotong royong sesama warga pesantren. Tetapi dalam perkembangan berikutnya terutama pada masa sekarang, tampaknya lebih menonjol fungsinya sebagai tempat pemondokan atau asrama. Dan setiap santri dikenakan semacam sewa atau iuran untuk pemeliharaan pondok tersebut (Hasbullah, 1995:142).

  Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai operasionalisasi dan pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik mushalla. Hal ini yang merupakan fase pembinaan dan peningkatan kualitas pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan kungkungan hidup dalam arti kata pengembangan sumber daya manusia dari segi mentalnya (Ghazali, 2003:19-20)

  Di Indonesia istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok (kamar, gubuk, rumah kecil) dipakai dalam bahasa Indonesia dengan menekankan kesederhanaan bangunan. Sedangkan dalam bahasa Arab berasal dari kata funduq, yang berarti hotel, asrama , rumah, dan tempat tinggal sederhana. Dengan demikian, pesantren adalah sebuah tempat dimana para santri menginap dan menuntut ilmu (mathlab).

  Akan tetapi Karel A. Stenbirk membantah dengan tegas bahwa istilah pondok berasal dari India bahkan istilah-istilah pesantren seperti mengaji, langgar surau, semuanya berasal dari India. Hal itu dapat dipahami pendidikan pesantren, dilihat dari segi bentuk dan sistemnya mungkin berasal dari India. Para ahli juga berkeyakinan bahwa sebelum Islam datang ke Jawa, di Jawa telah berkembang kepercayaan Budhisme. Bukti ini kiranya menjadi alasan kuat bahwa istilah-istilah pesantren berasal dari India.

  Secara garis besar pondok pesantren atau lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Sebagai salah satu kekayaan budaya Islam, pondok pesantren memiliki ciri khas tersendiri, Sedangkan pengertian dari pondok pesantren adalah tempat seorang santri memperdalam ilmu agama yang di dalamnya mengajarkan beberapa ilmu agama, pendalaman kitab-kitab maupun kajian-kajian tentang ketauhidan dan kepercayaan.

  Dari elemen-elemen pondok pesantren sebagaimana diterangkan di atas bahwa tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya, yang mana hal tersebut saling berhubungan. Di antara elemen-elemen itu yakni masjid, masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik sembahyang lima waktu, khutbah dan sembahyang Jum'at dan pengajaran kitab-kitan Islam klasik. Seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya pertama-tama akan mendirikan masjid dekat rumahnya (Dhofier,1986:49).

  Masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan sholat jamaah setiap waktu sholat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu belajar mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu sholat berjamaah baik sebelumnya dan sesudahnya. Alam perkembangannya, sesuai dengan perkembangan jumlah santri dan tingkatan pelajaran, dibangun tempat atau ruangan-ruangan adanya ruangan-ruangan yang berupa kelas-kelas sebagaimana yang terdapat tempat belajar mengajar. Pada sebagian pesantren masjid juga berfungsi sebagai t empat i’tikaf dan melaksanakan latihan-latihan atau suluk dan dzikir, maupun amalan-amalan lainnya dalam kehidupan tarekat dan sufi (Hasbullah, 1995:142-143).

  Menurut Hasbullah (1995:136) bahwa secara garis besar fungsi surau dan masjid antara lain adalah sebagai tempat ibadah, dan sebagai tempat pendidikan dan pembudayaan, dan tempat penyelenggaraan urusan ummat.

  Unsur lain yang cukup membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan Bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam. Dan tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis-jenis kitab-kitab yang diajarkan (Hasbullah, 1995:144).

  Pengajaran kitab-kitab klasik terutama karangan ulama yang menganut faham Syafi'iyah, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk mendidik calon-calon ulama. Keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren dapat digolongkan kedalam 8 kelompok yaitu nahwu dan sharaf, fiqih, usul fiqh, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika serta cabang-cabang

  Ada dua esensi seorang santri belajar kitab-kitab tersebut di samping Arab sebagai bahasa kitab tersebut. Oleh karena itu seorang santri yang telah tamat belajarnya di pesantren cenderung memiliki pengetahuan bahasa Arab.

  Hal ini menjadi ciri khas seorang santri yang telah menyelesaikan studinya di pondok pesantren, yakni mampu memahami isi kitab dan sekaligus mampu menerapkan bahasa kitab tersebut menjadi bahasanya.

  Sisi lain tercapainya tujuan pegajaran yakni isi kitab dan bahasa Arab dapat dikuasai, maka terdapat hubungan horizontal antara santri dan kiainya, yang mengakibatkan tertanamnya rasa kebersamaan antara sesama santri dan para kiai yang membimbing. Hal yang demikian itu menghilangkan kesan adanya sikap stratifikasi dalam pesantren yakni kiai sebagai yang dituakan dan santri merupakan yang diberikan pelajaran (Ghazali, 2003: 24).

  Dalam pendidikan yang digunakan di Pondok Pesantren Modern Bina Insani menggunakan sistem pendidikan salafi modern, yang mana dalam pembelajaran pendalaman agama menggunakan kitab-kitab klasik dari para ulama salafi. Sedangkan dalam pendidikan modern mengajarkan tentang pendidikan bahasa Inggris sebagai pengembangan dari ilmu yang dipergunakan kebanyakan masyarakat dalam percakapan ataupun pembelajaran khusus. Sehingga para santri di samping mendalami ilmu kitab- kitab klasik, juga dituntut untuk memahami bahasa Inggris yang mana bahasa yang tidak digunakan di pondok pesantren salafiyah. Karena kebanyakan dari yang modern mengajarkan pengembangan ilmu bahasa asing, dalam hal ini lain-lain yang menanamkan pendidikan selain pendidikan keagamaan.

  Di samping masjid santri juga menjadi bagian elemen pondok pesantren. Karena Istilah santri hanya terdapat di pesantren sebagai

  

pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan

  yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren. Oleh karena itu santri biasanya berkaitan dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghazali, 2003: 22-23).

  Ada beberapa definisi santri yang dikemukakan oleh para ahli antara lain, Profesor Johns yang berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji (dalam Dhofier, 1982:18). Sedangkan C.C. Berg berpendapat bahwa santri berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang ahli kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan (Dhofier,1982:18). Menurut Geertz dalam Ziemek (1986: 99) pengertian santri mungkin diturunkan dari kata Sansekerta "Shastri" yang berarti ilmuwan Hindu yang pandai menulis yang dalam pemakaian bahasa modern memiliki arti sempit dan luas. Arti sempitnya ialah santri seorang pelajar sekolah agama yang disebut pondok pesantren. Dalam arti yang luas dan lebih umum kata santri mengacu pada seorang anggota bagian penduduk pergi ke masjid pada hari Jumat dan sebagainya. Santri merupakan elemen Menurut Dhofier (1982:51-52) terdapat dua macam santri di dalam dunia pesantren yaitu;

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 71

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 70

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI YA QOWIYYU DI DESA JATINOM KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98