Bab II. GAMBARAN UMUM_EDIT.doc bone ok
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi a. Luas Wilayah
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Luas Wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 3.843,8 hektar atau 38,438 km2. Kota Tebing Tinggi yang berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan (ibukota Propinsi Sumatera Utara) serta terletak pada jalur lintas utama Sumatera, yaitu yang menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera Utara melalui Lintas Diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi-Pematangsiantar-Parapat-Balige-Siborong-borong. Kota Tebing Tinggi terletak diantara 30 16’-30 23’ Lintang Utara dan 990 07’-990 12’ Bujur Timur dengan batas – batas :
• Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. • Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang,
Kabupaten Serdang Bedagai.
• Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai.
• Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kabupaten Serdang Bedagai.
b. Topografi
Kota Tebing Tinggi memiliki ketinggian rata – rata 18 – 34 meter di atas permukaan laut (dpl),
c. Hidrologi
(2)
d. Klimatologi
Kota Tebing Tinggi beriklim tropis maka temperatur udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 250 – 270 C. Sebagaimana Kota-kota lain di Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi mempunyai dua musim, penghujan dan kemarau.
e. Penggunaan Lahan
Berdasarkan data dari Kantor BPS Kota Tebing Tinggi tahun 2010 bahwa sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan untuk permukiman 1.387,63 Ha (63,10 %), Sarana Sosial Budaya 241,20 Ha (6,28 %), Pertanian (sawah, tegalan/kebun) 1.956,12 Ha (50,89 %), Industri 22,85 Ha (0,59 %), Semak Belukar 134,45 Ha (3,50 %). Dan Lain-Lain (termasuk rawa-rawa) 101,55 Ha (2,64 %).
f. Potensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan potensi Kota Tebing Tinggi kedepan adalah :
1. Optimalisasi prasarana dan sarana perkotaan Tebing Tinggi seperti jaringan jalan, sarana pendidikan, kesehatan, pelayanan angkutan umum.
2. Penambahan jaringan jalan lingkar baru yang menghubungkan wilayah Kecamatan Padang Hilir dengan Kecamatan Padang Hulu.
3. Menambah sarana fasilitas umum pelayanan dasar bagi masyarakat untuk pendidikan dan kesehatan pada wilayah Kecamatan
4. Revitalisasi kawasan sekitar Pasar Gambir
5. Pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat dengan sistem produk unggulan pada masing-masing Kelurahan “one village, one product”
6. Pengembangan Wisata Kuliner
7. Pengembangan kawasan jasa pergudangan diarahkan pada lokasi-lokasi peningkatan fungsi jalan AMD menjadi jalan arteri primer dan Jalan Baja (Kolektor Sekunder).
8. Penanganan sanitasi perkotaan
9. Peningkatan pengolahan sampah kota
10. Pengendalian jaringan jalan dengan pembuatan rambu lalu lintas g. Wilayah Rawan Bencana
Secara geografis sebagian wilayah Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah yang rawan banjir. Permasalahan yang sering terjadi di Kota Tebing Tinggi adalah Bencana Banjir Bandang yang rata-rata terjadi 3-4 kali dalam satu tahun dengan ketinggian air 0,5 s/d 1,5 meter di Kelurahan Mandailing (Kampung Rao), Kelurahan Bandar Sakti, Kelurahan Persiakan, Kelurahan Badak Bejuang, Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Bulian dan Kelurahan Pasar Gambir. Adapun penyebab banjir Bandang tersebut berasal dari meluapnya sungai Bahilang dan sungai Padang yang disebabkan oleh curah hujan tinggi di hulu sungai. Dan upaya yang dilakukan oleh Tim Penanggulangan Bencana seperti Badan Kesbanglinmas, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Satpol PP, Camat se-Kota Tebing Tinggi, Unit Pemadam Kebakaran, dan Tagana (Taruna Siaga Bencana) adalah Pemantauan cuaca yang bias secara tiba-tiba dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana; Memonitoring ketinggian air sungai Padang dan sungai Bahilang untuk pendeteksian potensi banjir; Membentuk posko-posko kesiapsiagaan yang diketuai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta Camat se-Kota Tebing Tinggi dan Lurah se-Kecamatan Kota Tebing Tinggi yang daerah rawan bencana. Sedangkan Pernyataan status keadaan darurat bencana dipegang oleh Badan Penanggulangan Bencana selaku Komandan
(3)
Posko Penanggulangan Bencana. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam di wilayah Kota Tebing Tinggi, seperti banjir adalah :
1. Kecamatan Rambutan :
Kelurahan Sri Padang, Kelurahan Tanjung Marulak, Kelurahan Tanjung Marulak Hilir.
2. Kecamatan Padang Hilir
Kelurahan Tebing Tinggi, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Tambangan Hulu. 3. Kecamatan Bajenis
Kelurahan Bulian, Kelurahan Bandar Sakti, Kelurahan Pinang Mancung , Kelurahan Berohol.
4. Kecamatan Padang Hulu
Kelurahan Lubuk Raya, Kelurahan Bandar Sono 5. Kecamatan Tebing Tinggi Kota
Kelurahan Mandailing, Kelurahan Badak Bejuang.
Bencana lain yang kadang terjadi di Kota Tebing Tinggi adalah kebakaran. Data statistik untuk peristiwa kebakaran, baik kebakaran tunggal maupun kebakaran massal di Kota Tebing Tinggi selama periode 2006-2010 di daerah permukiman di pusat kota cukup tinggi. Secara umum faktor utama penyebab terjadinya bencana kebakaran adalah listrik, kompor, lampu, rokok, obat nyamuk dan lain-lain sebagai kelalaian ataupun hal-hal yang tidak dapat diperkirakan. Tantangan penanggulangan kejadian kebakaran adalah prasarana dan sarana pemadam kebakaran yang relatif masih terbatas, dan struktur bangunan dan jaringan jalan yang padat sehingga mempersulit jangkauan ke lokasi kebakaran secara tepat waktu.
h. Demografi
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Data BPS Kota Tebing Tinggi tahun 2010, jumlah penduduk kota Tebing Tinggi adalah 145.248 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 32.807 rumah tangga.
Sedangkan berdasarkan Rasio jenis kelamin penduduk Kota Tebing Tinggi maka jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari jumlah perempuan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 71.892 jiwa (49.49 persen) dan perempuan 73.356 (50.51 persen). Dan rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 98 persen, yang berarti hanya ada 98 orang laki-laki dalam 100 penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi berdomisili di Kecamatan Padang Hilir (22,77 persen), Kecamatan Tebing Tinggi Kota (21,60 persen), Kecamatan Rambutan (20,69 persen), Kecamatan Padang Hulu (18,39 persen), dan Kecamatan Bajenis (16,55 persen).
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Dari data BPS Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 dalam Kota Tebing Tinggi Dalam Angka 2011, maka laju pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2000-2010 sebesar 1,62 persen.
3. Sebaran Penduduk
Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38.438 km2 maka tingkat kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi mencapai 3.78 jiwa/ km2.
(4)
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Pertumbuhan PDRB
Hasil analisis pertumbuhan PDRB disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 2.1
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah)
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
NO Sektor 2006 2007 2008 2009 2010*)
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %) (Rp) %)
1 Pertanian 17.640,36 1.88 17.393,31 1.76 17.493,65 1.67 17.905,98 1.63 18.183,77 1.60 2 Pertambangan dan Penggalian 830,01 0.08 863,66 0.08 901,99 0.07 948,20 0.08 992,88 0.08 3 Industri Pengolahan 138.796,75 18.46 144.815,95 19.11 151.810,47 19.65 158.650,29 19.60 167.818,61 19.67 4 Listrik,Gas dan Air bersih 4.227,61 0.64 4.244,59 0.58 4.391,62 0.54 4.549,69 0.52 4.790,99 0.49 5 Bangunan 75.647,89 8.63 81.061,95 8.82 87.008,20 9.07 93.447,61 9.45 99.153,85 9.90 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 226.907,31 21.91 243.491,67 22.42 263.663,63 22.86 279.849,53 22.52 298.899,57 22.55 7 Pengangkutan dan Komunikasi 159.717,18 17.16 94.327,02 16.10 179.751,75 15.30 191.812,23 14.91 205.82,46 14.43 8 Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan 84.316,25 11.81 168.761,00 12.16 100.855,61 12.10 106.856,89 12.10 111.654,18 12.01 9 Jasa-jasa 215.231,94 19.43 223.456,85 18.98 231.588,18 18.74 245.218,42 19.20 258.609,58 19.28 PDRB 923.204,30 100.00 978.411,33 100.00 1.037.465,11 100.00 1.099.238,84 100.00 1.165.932,88 100,00
Catatan : *) Angka Sementara
Sumber : Data BPS Kota Tebing Tinggi dalam PDRB Kota Tebing Tinggi menurut Lapangan Usaha 2010
(5)
Proyeksi Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2016 Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah)
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
NO Sektor
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %) (Rp) %) (Rp) %)
1 Pertanian 19,274 1.56 20,450 1.56 21.867 1.56 23.441 1.56 25.176 1.56 27.089 1.56 2 Pertambangan dan Penggalian 1,053 0.09 1,117 0.09 1.194 0.09 1.280 0.09 1.375 0.09 1.479 0.09 3 Industri Pengolahan 178,057 14.39 188,919 14.39 202.011 14.4 216.555 14.4 232.581 14.4 250.257 14.4 4 Listrik,Gas dan Air bersih 5,082 0.41 5,392 0.41 5.765 0.41 6.180 0.41 6.638 0.41 7.143 0.41 5 Bangunan 105,203 8.50 111,620 8.50 119.355 8,5 127.948 8,5 137.417 8,5 147.860 8,5 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 317,136 25.64 336,481 25.64 359.799 25.6 385.704 25.6 414.241 25.6 445.729 25.6 7 Pengangkutan dan Komunikasi 218,378 17.65 231,699 17.65 247.755 17.7 265.594 17.7 285.248 17.7 306.926 17.7 8 Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan 118,466 9.58 125,693 9.58 134.403 9.58 144.080 9.58 154.742 9.58 166.502 9.58 9 Jasa-jasa 274,387 22.18 291,125 22.18 311.299 22.2 333.713 22.2 358.408 22.2 385.647 22.2 PDRB 1,237,054 100.10 1,312,514 100.19 1.403.471 100.00 1.504.521 100.00 1.615.855 100.00 1.738.660 100.00
Sumber Data : Data proyeksi Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2016 Atas Dasar Harga Konstan didominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Pengangkutan dan Komunikasi;Industri Pengolahan; Keuangan, sewa dan Jasa. Perusahaan; Bangunan ; Pertanian; Listrik,Gas dan Air bersih; dan Pertambangan dan Penggalian.
(6)
Tabel : 2.3
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
NO Sektor 2006 2007 2008 2009 2010*)
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %) (Rp) %)
1 Pertanian 26.635,34 1.91 28.371,67 1.78 30.432,90 1.69 33.090,68 1.63 36.753.34 1.56 2 Pertambangan dan Penggalian 1.093,27 0.09 1.213,43 0.09 1.366,28 0.09 1.550,76 0.09 1.732.82 0.09 3 Industri Pengolahan 261.475,69 15.03 307.707,65 14.80 358.281,38 14.63 398.529,59 14.43 451.399.16 14.39 4 Listrik,Gas dan Air bersih 9.119,52 0.46 9.329,68 0.43 9.872,24 0.42 10.492,97 0.41 11.307.43 0.41 5 Bangunan 122.233,23 8.19 142.000,17 8.29 165.405,20 8.39 192.048,19 8.5 227.141.64 8.50 6 Perdagangan, Hotel danRestoran 310.314,80 24.58 361.004,33 24.89 416.864,62 25.41 457.856,81 25.46 517.438.37 25.64 7 Pengangkutan dan Komunikasi 243.025,27 17.30 259.167,49 17.25 279.075,54 17.33 303.165,67 17.45 331.245.15 17.65 8 Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan 167.332,08 9.13 195.811,48 9.64 220.696,69 9.72 246.048,99 9.72 275.551.58 9.58 9 Jasa-jasa 275.155,06 23.31 305.566,00 22.84 341.677,36 22.32 390.211,98 22.31 442.397.97 22.18 PDRB 1.416.384,25 100,00 1.610.172,00 100,00 1.823.672,20 100,00 2.032.995,63 100.00 2.294.967.45 100.00
Catatan : *) Angka Sementara
(7)
Tabel : 2.4
Proyeksi Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2016 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
NO Sektor
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %) (Rp) %) (Rp) %)
1 Pertanian 41,347 1.60 46,309.18 1.59 49.518 1.59 53.083 1.59 57.011 1.59 61.344 1.59 2
Pertambangan dan Penggalian
1,941 0.08
2,173.6
5 0.07 2.324 0.07 2.491 0.07 2.676 0.07 2.879 0.07
3 Industri Pengolahan
50
7,824 19.67
568,762.6
3 19.76 608.177 19.76 651.966 19.76 700.212 19.76 753.428 19.76 4
Listrik,Gas dan Air
bersih 12,721 0.49
14,247.3
5 0.49 15.234 0.49 16.331 0.49 17.540 0.49 18.873 0.49 5 Bangunan
25
5,534 9.90
286,198.3
1 9.94 306.031 9.94 328.066 9.94 352.343 9.94 379.121 9.94 6
Perdagangan, Hotel danRestoran
58
2,118 22.55
651,971.9
9 22.65 697.153 22.65 747.348 22.65 802.652 22.65 863.654 22.65 7
Pengangkutan dan
Komunikasi 372,651 14.43
417,368.6
6 14.50 446.292 14.50 478.425 14.50 513.828 14.50 552.879 14.50 8
Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan
30
9,995 12.01
347,194.8
0 12.06 371.255 12.06 397.985 12.06 427.436 12.06 459.921 12.06 9 Jasa-jasa
49
7,697 19.28
557,421.1
4 19.36 596.050 19.36 638.966 19.36 686.249 19.36 738.404 19.36 PDRB
2,581,837.0
0 100.45
2,904,567.0
0 100.89 3.105.853 100.89 3.329.474 100.89 3.575.856 100.89 3.847.621 100.89
Sumber Data : Data Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dimana struktur ekonominya tetap didominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel, & Restoran; Industri Pengolahan; Jasa-jasa ; Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan; Bangunan; Pertanian; Pertambangan & Penggalian; serta Listrik,Gas, & Air bersih.
(8)
Tabel : 2.5
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006. s.d 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
Kota Tebing Tinggi
NO Sektor
2006 2007 2008 2009 2010*)
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
1 Pertanian 1.91 1.88 1.78 1.76 1.69 1.67 1.63 1.63 1.56 1.60
2 Pertambangan dan Penggalian 0.09 0.08 0.09 0.08 0.09 0.07 0.09 0.08 0.09 0.08 3 Industri Pengolahan 15.03 18.46 14.80 19.11 14.63 19.65 14.43 19.60 14.39 19.67 4 Listrik,Gas dan Air bersih 0.46 0.64 0.43 0.58 0.42 0.54 0.41 0.52 0.41 0.49
5 Bangunan 8.19 8.63 8.29 8.82 8.39 9.07 8.5 9.45 8.50 9.90
6 Perdagangan, Hotel danRestoran 24.58 21.91 24.89 22.42 25.41 22.86 25.46 22.52 25.64 22.55 7 Pengangkutan dan Komunikasi 17.30 17.16 17.25 16.10 17.33 15.30 17.45 14.91 17.65 14.43 8 Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan 9.13 11.81 9.64 12.16 9.72 12.10 9.72 12.10 9.58 12.01
9 Jasa-jasa 23.31 19.43 22.84 18.98 22.32 18.74 22.31 19.20 22.18 19.28
PDRB 100,00 100.00 100,00 100.00 100,00 100.00 100.00 100.00 100.00 100,00
Catatan : *) Angka Sementara
(9)
b. PDRB per kapita
PDRB Perkapita merupakan gambaran ratuk sebagai hasa-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Pada periode 2006-2010, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi sebesar Rp. 10.20 juta per tahun (Rp. 0.85 juta per orang per bulan). Pada tahun 2010, angka tersebut naik menjadi Rp. 15.80 juta (Rp. 1.32 juta per orang per bulan). PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 tersebut meningkat 11.74 persen dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 14.14 juta (Rp. 1.18 juta per orang per bulan). Secara riil, dengan mengeluarkan faktor inflasi, PDRB per kapita yang dilihat atas dasar harga konstan Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 sebesar Rp. 8.03 juta (Rp. 0.68 juta per orang per bulan). PDRB per kapita tersebut naik sebesar 4.97 persen bila dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 7.65 juta (Rp. 0,64 juta per orang per bulan).
Tabel : 2.6
PDRB Per Kapita Kota Tebing Tinggi Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)
PDRB
Per Kapita 2006
2007ing kan dengan
tahun 2009 sebesar
Rp.
2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Atas Dasar Harga
Berlaku 10,27 11,55 12,93 14,24 15,80
Atas Dasar Harga
Konstan 6,69 7,02 7,35 7,70 8,03
Catatan : *) Angka Sementara
Sumber : Data BPS Kota Tebing Tinggi dalam PDRB Kota Tebing Tinggi menurut Lapangan Usaha 2010
Dengan demikian, menurut PDRB per kapta atas dasar harga konstan 2000 sudah ada perbaikan dalam taraf hidup riil masyarakat di Kota Tebing Tinggi selama periode 2006-2010, dari yang sebelumnya tahun 2006 hanya memperoleh Rp. 554.249.- per orang per bulan menjadi Rp. 668.932 per orang per bulan pada tahun 2010.
c. Distribusi Pendapatan Indeks Gini
Pemerataan pendapatan berdasarkan Indeks Gini/Lorenz Curve menyimpulkan bahwa distribusi pendapatan di Kota Tebing Tinggi memiliki kategori ketimpangan rendah. Hal ini dibuktikan dengan ikatakan makin nilai Gini Rasio sebesar 0.3154 atau kecil dari 0.4. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan makin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin mendekati satu (Sumber Data :
Bappeda Kota Tebing Tinggi dalam Kajian Interaksi antara Kinerja Ekonomi dan kemiskinan di Kota Tebing Tinggi).
(10)
Kemudian berdasarkan kurva Lorenz juga menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran rumah tangga di Tebing Tinggi relatif rendah. Hal ini ditunjukkan bahwa semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
d. Persentase Penduduk diatas garis kemiskinan
Kemiskinan adalah sebuah permasalahan yang bersifat komprehensif mencakup kondisi perekonomian, kependudukan, ketenagakerjaan, kesehatan, dan pendidikan. Sedangkan penduduk miskin adalah penduduk yang tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupan yang layak, baik kebutuhan dasar makanan maupun kebutuhan dasar bukan makanan. Sedangkan Garis Kemiskinan dapat dinyatakan dalam nilai rupiah dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan, dengan kata lain Penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan disebut sebagai penduduk miskin. Adapun kategori Indikator miskin menurut BPS adalah :
Untuk pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin maka diperlukan indikator yang lebih merefleksikan tingkat kemiskinan yang sesungguhnya di masyarakat. Indikator untuk menentukan fakir miskin tersebut ialah :
1. Penghasilan rendah atau berada dibawah garis sangat miskin yang diukur dari tingkat pengeluaran perorangan perbulan berdasarkan standar BPS per wilayah propinsi dan kabupaten/ kota.
2. Ketergantungan pada bantuan pangan untuk penduduk miskin (seperti zakat/ beras untuk miskin/ santunan sosial).
3. Keterbatasan kepemilikan pakaian untuk setiap anggota keluarga pertahun (hanya mampu memiliki 1 stel pakaian lengkap perorang pertahun).
4. Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
5. Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
6. Tidak mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun bagi anak-anaknya.
7. Tidak memiliki harta (asset) yang dapat dimanfaatkan hasilnya atau dijual untuk membiayai kebutuhan hidup selama tiga bulan atau dua kali batas garis sangat miskin.
8. Ada anggota keluarga yang meninggal dalam usia muda atau kurang dari 40 tahun akibat tidak mampu mengobati penyakit sejak awal.
9. Ada anggota keluarga usia 15 tahun keatas yang buta huruf. 10. Tinggal dirumah yang tidak layak huni.
11. Luas rumah kurang dari 4 meter persegi. 12. Kesulitan air bersih.
13. Rumah tidak mempunyai sirkulasi udara. 14. Sanitasi lingkungan yang kumuh (tidak sehat).
Berdasarkan data dalam dokumen Sumatera Utara Dalam Angka 2010 menunjukkan bahwa KK miskin di Tebing Tinggi sejak tahun 2007-2009 berfluktuatif dengan trend meningkat. Pada tahun 2007 jumlah KK miskin di Kota Tebing Tinggi sebanyak 13.400 KK atau 9.67 persen dari jumlah KK. Kemudian meningkat menjadi 23.070 KK pada tahun 2008 (16.5 persen) dan selanjutnya turun menjadi 20.530 KK pada tahun 2009 (14.58 persen). Jika dibandingkan dengan persentase rata-rata penduduk miskin di
(11)
Sumatera Utara, angka-angka tersebut relative tinggi. Untuk kota di Sumatera Utara, Tebing Tinggi merupakan kota yang persentase KK miskinnya nomor tiga terbesar setelah Kota Tanjung Balai dan Sibolga.
e. Laju Inflasi
Tabel : 2.7
Nilai inflasi rata-rata Tahun 2006 s.d 2010 Kota Tebing Tinggi
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010*)
Inflasi 7,11 7,27 6,81 5,21 6,43
Catatan : *) Angka Sementara
Sumber : Data BPS Kota Tebing Tinggi dalam PDRB Kota Tebing Tinggi menurut Lapangan Usaha 2010
Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Bidang Pendidikan a. Angka melek huruf
Ukuran yang sangat mendasar dari indikator pendidikan, secara makro adalah kemampuan membaca dan menulis (angka melek huruf) penduduk dewasa, yaitu kemampuan untuk membaca dan menulis huruf dan huruf lainnya. Berdasarkan data Susenas Tahun 2010 menunjukkan bahwa angka melek huruf penduduk dewasa Kota Tebing Tinggi cenderung stabil. Pada tahun 2009 angka melek huruf Kota Tebing Tinggi sebesar 98.61 persen dan meningkat menjadi 98.7 persen pada tahun 2010.
Tabel : 2.8
Angka Melek Huruf Kota Tebing Tinggi dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2010
No. Provinsi/Kota Angka Melek Huruf (persen)Tahun
2006 2007 2008 2009 2010*)
1 Provinsi
Sumatera Utara
97.00 97.03 97.08 97.15 97.32
2 Kota Tebing
Tinggi
98.50 98.53 98.53 98.61 98.7
Catatan : *) Angka Sementara
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia Kota Tebing Tinggi 2010
Bila dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan Kota Tebing Tinggi sudah lebih tinggi. Hal ini berdasarkan
(12)
98.70 persen. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, angka melek huruf Kota Tebing Tinggi berada pada urutan keduabelas.
b. Rata-rata Lama Sekolah
Indikator pendidikan selain angka melek huruf yang digunakan untuk penghitungan indeks pembangunan manusia antara lain adalah rata-rata lama sekolah. Indikator rata-rata lama sekolah merupakan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk dewasa berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh pendidikan formal yang pernah dijalani.
Tabel : 2.9
Rata-rata Lama Sekolah Kota Tebing Tinggi dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2010
No. Provinsi/Kota
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Tahun
2006 2007 2008 2009 2010*)
1 Provinsi
Sumatera Utara
8.60 8.60 8.60 8.65 8.85
2 Kota Tebing
Tinggi 9.80 9.80 9.80 9.81 9.85
Catatan : *) Angka Sementara
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia Kota Tebing Tinggi 2010
Rata-rata lama sekolah (schooling years) Kota Tebing Tinggi tahun 2010 adalah 9.85 tahun. Rata-rata lama sekolah ini lebih lama bila dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 8.85 tahun. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, rata-rata lama sekolah Kota Tebing Tinggi berada pada urutan kelima yang tertinggi.
(13)
Tabel 2.10
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2009 , 2010 dan 2011
Sumber Data : Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi Tahun 2011
Tabel 2.11
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2010
Su mbe r Data : Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi Tahun 2011
No Capaian Pembangunan Satuan Tahun
2009 Tahun
2010
Tahun 2011 1. Jumlah grup kesenian per 10.000
penduduk 10 12 16
2. Jumlah Gedung Kesenian per 10.000 penduduk
- - -
-3 Jumlah Klub Olahraga per 10.000 penduduk
klub 90 98 106
4 Jumlah Gedung Olahraga per 10.000 penduduk
unit 2 -
-N0. Kota/Kecamatan Jumlah grup kesenia n per 10.000 pendud uk Jumlah Gedung Kesenia n per 10.000 pendud uk Jumlah Klub Olahrag
a per 10.000 pendud uk Jumlah Gedung Olahrag a per 10.000 pendud
uk
1. Kota Tebing Tinggi 16 - 106 2
2. Kecamatan Rambutan 4 - 24 1
3 Kecamatan Tebing Tinggi
Kota 2 - 15
-4 Kecamatan Padang Hilir 4 - 25
-5 Kecamatan Padang Hulu 4 - 20 1
(14)
-2.3. Aspek Pelayanan Umum
A. Fokus Layanan Urusan Wajib 2.3.1. Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah (APrS)
Angka partisipasi sekolah merupakan indikator yang menunjukkan persentase usia sekolah yang saat ini duduk di bangku sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Artinya, APrS ini menunjukkan akses penduduk usia sekolah terhadap pendidikan di suatu daerah. Berdasarkan Data Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, APrS SD Kota Tebing Tinggi adalah sebesar 90,71%. Angka ini lebih rendah dari APrS SD Provinsi Sumatera Utara (94,24%). Kemudian APrS SMP adalah sebesar 74,71% lebih rendah dari Provinsi Sumatera Utara (74,74%).
Secara umum angka di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan APrS dari jenjang SD ke jenjang SMP. Hal ini harus diperhatikan serius oleh Pemko Tebing Tinggi karena penurunan angka ini apakah disebabkan tingginya angka putus sekolah atau angka mengulang kelas. Penurunan angka ini juga secara langsung dapat mengakibatkan sulitnya pencapaian program wajib belajar 12 tahun yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Tabel 2.12
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2006-2010 Kota Tebing Tinggi
N
o. PendidikanJenjang 2006 2007 2008 2009 2010
1. SD/MI
1. 1
Jumlah murid usia
7-12 tahun 16.151 16.340 16.342 16.195 16.335
1. 2
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
17.549 18.017 18.225 18.468 15.746 1.
3
APS SD/MI 104.25 91.95 100.97 100.64 121.14
2. SMP/MTs 2.
1
Jumlah Murid usia
13-15 tahun 7.676 7.664 8.324 7.901 7.311
2. 2
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
9.606 9.043 9.986 10.755 9.059
2. 3
(15)
SumSumber Data : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2010
Tabel 2.13
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010
Menurut Kota/Kecamatan Kota Tebing Tinggi
No. Kota/Kecamatan
SD/MI SMP/MTs
Jumla h murid
usia 7-12 tahun
Jumlah pendu
duk kelom
pok usia
7-12 tahun
APS Juml
ah Muri
d usia
13-15 tahu
n
Jumlah pendu
duk kelom
pok usia 13-15 tahun
APS
1. Kota Tebing
Tinggi 16.335 15.746 121,14 7.311 9.059 132,35
2. Kecamatan
Rambutan 3.123 3.515 132,60 401 1.790 10.863
3 Kecamatan Tebing Tinggi Kota
5.170 3.364 199.64 4.408 1.935 294,01
4 Kecamatan Padang Hilir
2.446 3.098 84,96 537 1.782 52,47
5 Kecamatan
Padang Hulu 2.517 2.741 92,45 715 1.578 7.605
6 Kecamatan
Bajenis 2.687 3.420 89,21 1.250 1.655 112,56
(16)
b. Ratio Ketersediaan Sekolah/penduduk usia sekolah Tabel 2.14
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2006-2010 Kota Tebing Tinggi
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2010
Tabel 2.15
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010
Menurut Kota/Kecamatan Kota Tebing Tinggi
N
o. PendidikanJenjang 2006 2007 2008 2009 2010
1. SD/MI
1. 1
Jumlah gedung
sekolah 95 97 98 98 98
1. 2
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
17.549 16.340 18.255 18.468 15.746 1.
3
Rasio 185 169 187 189 161
2. SMP/MTs 2.
1
Jumlah gedung
sekolah 28 29 29 30 31
2. 2
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
9.606 9.043 9.986 10.755 9.059
2. 3
(17)
N0. Kota/Kecamatan Jumlah SD/MI SMP/MTs gedun g sekola h Jumlah pendu duk kelom pok usia 7-12 tahun Rasi
o Jumlah gedu ng sekol ah Jumlah pendu duk kelom pok usia 13-15 tahun Rasi o
1. Kota Tebing
Tinggi 98 15.746 161 31 9.059 293
2. Kecamatan Rambutan
19 3.123 165 3 1.797 599
3 Kecamatan Tebing Tinggi Kota
27 3.364 125 16 1.935 121
4 Kecamatan
Padang Hilir 17 3.098 183 3 1.782 594
5 Kecamatan
Padang Hulu 17 2.741 162 3 1.578 526
6 Kecamatan Bajenis
18 3.420 190 6 1.967 328
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2010
c. Ratio Murid terhadap Sekolah dan Guru pada berbagai jenjang pendidikan
Dari data di bawah ini terlihat bahwa rasio murid terhadap sekolah dan guru. Rasio murid terhadap sekolah menunjukkan bahwa masyarakat Kota Tebing Tinggi lebih berminat pada sekolah – sekolah umum dibandingkan sekolah yang dikelola oleh Departemen Agama. Kemudian rasio murid terhadap guru menunjukkan bahwa angka rasio antara 8 – 16. Artinya angka ratio tersebut cukup ideal untuk melakukan pengajaran dan bimbingan kepada siswa.
Tabel : 2.16
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Taman Kanak-Kanak /Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal di Kota Tebing Tinggi
Tahun Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. 2007 38 2.276 166 14
2. 2008 37 2.173 147 15
3. 2009 37 2.313 182 13
4. 2010 36 2.959 179 17
(18)
Tabel : 2.17
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Taman Sekolah Dasar (SD) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. Padang Hulu 16 2.853 177 16
2. TebingTinggi Kota 27 6.386 357 18
3 Rambutan 19 4.105 224 18
4 Bajenis 16 2.992 148 16
5 Padang Hilir 16 2.849 175 16
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka, 2010 Tabel : 2.18
Banyaknya Sekolah, Murid,Guru dan Rasio Murid-Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Tebing Tinggi
Tahun Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. 2007 4 500 33 15
2. 2008 4 518 44 12
3. 2009 4 523 26 20
4. 2010 4 550 47 2
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka, 2010 Tabel : 2.19
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Taman Sekolah Dasar (SD) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. Padang Hulu 2 775 52 15
2. TebingTinggi Kota 14 5.464 387 14
3 Rambutan 3 1.037 61 17
4 Bajenis 3 1.186 117 10
5 Padang Hilir 1 646 38 17
(19)
Tabel : 2.20
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Tebing Tinggi
Tahun Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. 2007 8 1.586 136136 12
2. 2008 8 1.622 140 12
3. 2009 8 1.529 126 11
4. 2010 8 1.368 11
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka, 2010 Tabel : 2.21
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Tebing Tinggi
Tahun Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. 2007 8 1.586 136 12
2. 2008 8 1.622 136 12
3. 2009 8 1.529 140 11
4. 2010 8 1.368 126 11
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka, 2010 Tabel : 2.22
Banyaknya Sekolah, Murid. Guru dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Tahun Sekolah Jumlah JumlahMurid JumlahGuru dengan GuruRasio Murid
1. SMA 15 6.325 456 14
2. SMK 13 6.079 485 13
3. MA 7 914 119 8
(20)
d. Jumlah Lembaga Pendidikan, Peserta Didik dan Tenaga Pendidik
Data di bawah ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah secara total lembaga pendidikan formal adalah sebanyak 188 lembaga, sedangkan lembaga pendidikan non-formal sebanyak 81 lembaga. Kemudian, jumlah siswa sebanyak 40.409 siswa untuk lembaga formal dan sebanyak 534 siswa untuk lembaga non-formal. Sedangkan jumlah tenaga pendidik sebanyak 2.726 guru untuk lembaga formal dan 146 guru untuk tenaga non-formal.
Tabel : 2.23
Jumlah Lembaga Pendidikan, Peserta Didik dan Tenaga Pendidik
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Tebing Tinggi, 2010 e. Fasilitas pendidikan
Dari data jumlah sekolah yang ada di Tebing Tinggi tahun 2010, tercatat jumlah ruang kelas dalam kondisi baik berjumlah 1.319 buah (90,78%), kondisi rusak ringan berjumlah 116 (7,98%) dan kondisi rusak berat berjumlah 18 (1,24%). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fasilitas di Tebing Tinggi secara umum dalam kondisi baik.
(21)
Tabel : 2.24 Fasilitas pendidikan
No. Jenjang SatuanPendidikan
Kondisi Ruang Kelas
Jumlah
Baik Rusak
Ringan
Rusak Berat
01 TK 64 2 0 66
02 RA 24 3 0 27
03 SD 542 47 15 604
04 MI 15 6 0 21
05 SMP 236 13 3 252
06 MTs 39 1 0 40
07 SMA 188 17 0 205
08 MA 32 2 0 34
09 SMK 179 25 0 204
Jumlah 1.319 116 18 1.453
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Tebing Tinggi, 2010 f. Kualifikasi Guru
Kondisi kualifikasi guru di Tebing Tinggi menunjukkan bahwa sudah sebagian besar Strata 1 (S1/Sarjana) khususnya di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Namun, untuk jenjang TK s.d SD masih banyak ditemukan guru dengan kualifikasi pendidikan terakhir adalah SMA dan D2-D3. Untuk ke depannya, kemungkinan guru dengan kualifikasi tersebut akan berkurang karena sistem rekrutmen guru saat ini sudah pada jenjang minimal sarjana. Kondisi kualifikasi guru Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel : 2.25
(22)
g. Angka Partisipasi Kasar
Tabel : 2.26
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2010 Kota Tebing Tinggi
NO Jenjang Pendidikan 2010
1 PAUD
1.1. Jumlah siswa PAUD 2.959
1.2. APK PAUD 31,74
2 SD/MI
2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan
SD/MI 19.735
2.2. APK SD/MI 125,33
3 SMP/MTs
3.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs
10.476
3.2. APK SMP/MTs 115,64
4 SMA/SMK/MA
4.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan
SMA/SMK/MA 13.318
4.2. APK SMA/SMK/MA 115,26
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, 2010
Dari data Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2010 terlihat bahwa APK untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Tebing Tinggi masih tergolong rendah yaitu 31,74%, sehingga masih perlu perhatian yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
h. Angka Partisipasi Murni
Perkembangan Angka Partisipasi Murni di Tebing Tinggi sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : 2.27
Perkembangan APM Tahun 2010 Kota Tebing Tinggi
NO Jenjang Pendidikan 2010
1 APM SD/MI 103,74
2 APM SMP/MTs 80,70
3 APM SMA/MA/SMK 75,21
Sumber Data : Profil Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, 2010
Dari data Angka Partisipasi Murni Kota Tebing Tinggi tahun 2010, terlihat bahwa ada kecenderungan terjadinya penurunan jumlah partisipasi siswa dari APM siswa SD
(23)
(103,74%), SLTP (SMP/MTs) (80,70%) dan SLTA (SMA/MA/MK) 75,21%. Hal ini menunjukkan masih banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi diatasnya (putus sekolah). Hal ini disebabkan masih rendahnya minat dan dorongan orang tua untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Disamping masih terbatasnya kemampuan ekonomi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam rangka pencapaian sasaran pendidikan di Tebing Tinggi yakni Wajib Belajar 12 tahun dan untuk mewujudkan industrialisasi di Provinsi Sumatera Utara diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki pendidikan dan keahlian yang memadai atau minimal tamat Sekolah Lanjutan Menengah Atas (SLTA) khususnya dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2.3.2. Kesehatan
Pada bidang kesehatan capaian yang telah diperoleh sampai dengan tahun 2010, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Khusus terkait dengan cakupan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin adalah sebesar 82,16%, lebih besar dari cakupan layanan Askeskin yang sebesar 80,24 %. Artinya, sekitar 1,92% masyarakat yang tidak tertampung dalam program Askeskin tetap dilayani oleh rumah sakit dan puskesmas di Tebing Tinggi. Sebesar 97,14 % bayi yang telah mendapatkan imunisasi. Kemudian balita gizi buruk yang mendapat perawatan, penanganan TBC dan DBD sebesar 100%.
Tabel : 2.28
Capaian Indikator Bidang Kesehatan sampai dengan tahun 2010
No. Indikator Capaian
1. Rasio posyandu per satuan balita 1: 111,53
2. Rasio puskesmas per satuan penduduk 1: 15.673
3. Rasio pustu per satuan penduduk 1:10.076
4. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 1:28.212
5. Rasio dokter per 100.000 penduduk 1:68
6. Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk 1:274
7. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100%
8. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
100% 9. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization
(UCI)
97,14%
10. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100%
11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
100% 12. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
DBD
100% 13. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin
82,16%
14. Cakupan kunjungan bayi 90,57%
15. Rasio puskesmas/jumlah penduduk 1:15.673
16. Rasio pembantu puskesmas/jumlah penduduk 1:10.076
(24)
Capaian Indikator utama bidang kesehatan adalah sebagai berikut : a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kelangsungan hidup bayi atau Angka Kematian Bayi (AKB) dilihat dari data kematian/1.000 kelahiran hidup. Untuk Tebing Tinggi AKB pada tahun 2010 adalah sebesar 6,37/1.000 kelahiran hidup atau 0,637 %, lebih tinggi sedikit dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar 6,34/1.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dari AKB Provinsi Sumatera Utara yaitu 25,6/1.000 kelahiran hidup atau 2,56%. b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Kematian balita tercatat 48 kasus atau 15.20/1.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 dengan 44 kasus atau 14.01/1.000 kelahiran hidup.
c. Angka Kematian Ibu Melahirkan
Pada tahun 2009 dilaporkan 4 kasus kematian ibu melahirkan atau 127.7/100.000 kelahiran hidup, lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2008 dengan 5 kasus atau 159.24/100.000 kelahiran hidup).
d. Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)
Angka Harapan Hidup digunakan untuk menilai tingkat kesehatan penduduk yang dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan taraf kesehatan secara keseluruhan. Kebijaksanaan peningkatan kesehatan antara lain adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membiasakan diri menuju hidup sehat, diperkirakan sangat membantu memperpanjang harapan hidup penduduk. Kemudian meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat memungkinkan penduduk untuk memperoleh perawatan kesehatan yang lebih baik sehingga memperpanjang usia. Sejalan dengan Angka Harapan Hidup pada tahun 2006 sebesar 70,3 dan tahun 2009 menjadi 71,2. Meningkatnya angka harapan hidup ini karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makin meningkatnya kondisi sosial ekonomi, yang sangat memungkinkan memberikan jalan bagi perbaikan gizi serta kesehatan di lingkungan masyarakat itu sendiri maka angka harapan hidup naik. Bila dilihat Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 2009 di masing-masing Kota di Propinsi Sumatera Utara, dimana Kota Tebing Tinggi menduduki urutan ke-4 (71,2) setelah Kota Binjai.
Tabel : 2.29
Angka Harapan Hidup di masing masing Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2009
(25)
Kota Angka Harapan Hidup 2009
(1) (2)
1. Sibolga 70,1
2. Tanjung Balai 70,0
3. Pematangsiantar 72,0
4. Tebing Tinggi 71,2
5. M e d a n 71,7
6. B i n j a i 71,6
7. Padangsidimpuan 69,4
Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara.
2.3.3. Bidang Kependudukan dan Tenaga Kerja a. Persentase penduduk miskin
Jumlah penduduk miskin di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2009 adalah sebanyak 20.808 jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah penduduk yang memperoleh Jamkesmas dan jamkesda di Tebing Tinggi. Artinya, tingkat kemiskinan penduduk di Tebing Tinggi pada tahun 2009 adalah 14,58%. Dengan tingginya angka kemiskinan tersebut, maka Pemerintah Kota harus memfokuskan program pembangunannya untuk menangani masalah kemiskinan ini.
b. Kesempatan kerja (Rasio penduduk yang bekerja)
Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia 15 tahun keatas ke dalam pasar tenaga kerja. Semakin tinggi TPAK berarti semakin besar keterlibatan mereka. Atau dengan kata lain semakin produktif penduduk Tebing Tinggi dan lebih jauh dapat menggerakkan perekonomian daerah. Menurut Data BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2010 dengan jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi sebanyak 145.248 orang dapat dikelompokkan kepada jumlah angkatan kerja (labour force) terdiri dari : bekerja (working) , mencari pekerjaan (Seeking Job), dan Bukan Angkatan Kerja yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : 2.30
Penduduk Kota Tebing Tinggi berumur 15 tahun keatas yang bekerja, mencari pekerjaan, dan bukan angkatan kerja menurut jenis kelamin Tahun 2010
(26)
(Type of Activity) (Male) (Female) (Total) 1 Angkatan Kerja (Labour
Force)
46.464 27.210 73.824
- Bekerja (Working) 42.524 23.227 65.751
- Mencari Pekerjaan
(Seeking Job) 2.024 2.328 4.325
2 Bukan Angkatan Kerja ( NonLabour force)
25.428 46.176 71.424
Jumlah (Total) 71.892 73.356 145.248
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2010
2.3.4. Pekerjaan Umum
a. Jaringan jalan dalam kondisi baik
Berikut adalah tabel yang menunjukkan panjang jalan di Kota Tebing Tinggi menurut kondisi dan status yang diambil dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi.
Tabel : 2.31
Panjang jalan di Kota Tebing Tinggi menurut Kondisi dan Status, 2009 ( Km )
No. Keadaan Negara Provinsi Kota Jumlah
1. Baik 16,32 1,00 195,64 212,96
2. Sedang 2,88 1,00 21,21 25,09
3. Rusak 0,00 2,50 18,86 21,36
Total 19,02 4,50 235,72 259,42
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi, 2009
Dari tabel di atas diketahui bahwa panjang jalan kota di Kota Tebing Tinggi dengan kondisi baik sepanjang 195,64 Km, untuk kondisi sedang sepanjang 21,21 Km dan untuk kondisi dan status jalan rusak sepanjang 18,86 Km. Jadi total panjang jalan kota di Kota Tebing Tinggi untuk tahun 2009 sepanjang 235,72 Km.
b. Panjang jalan dilalui Roda 4
Pada dasarnya, jalan yang dilalui kendaraan roda 4 yaitu total panjang jalan di Kota Tebing Tinggi baik dalam kondisi baik, sedang dan rusak menurut kondisi dan status Jalan. Dari tabel Panjang Jalan di Kota Tebing Tinggi menurut Kondisi dan Status di atas diperoleh bahwa panjang jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4 yaitu sepanjang 259,42 km.
c. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tabel : 2.32
(27)
Tahun 2009
No. Sumber Air 2009
1. Ledeng / Air dalam kemasan 24,49
2. Pompa 59,39
3. Sumur Terlindung 13,98
4. Sumur Tak Terlindung 1,48
5. Mata Air Terlindung 0,16
6. Mata Air Tak Terlindung 0,33
7. Air Sungai 0,16
8. Air Hujan 0,00
Sumber : Susenas, 2009
Dari data Persentase Rumah Tangga di Kota Tebing Tinggi menurut Sumber Air Minum di atas terlihat bahwa penduduk di Kota Tebing Tinggi masih dominan menggunakan sumber air pompa yaitu sebesar 59,39 %.
d. Rumah Tangga Pengguna Listrik
Fasilitas perumahan yang digunakan oleh rumah tangga adalah mencerminkan tingkat kesehatan dan lingkungannya. Dari data yang ada, dapat kita lihat bahwa di Kota tebing Tinggi masih ada rumah tangga yang menggunakan penerangan bukan listrik walaupun persentasenya sangat kecil yakni sekitar 1,32 % di tahun 2009.
Tabel : 2.33
Persentase Rumah Tangga di kota Tebing Tinggi Menurut Sumber Penerangan Tahun 2009
Sumber Penerangan 2009
1. Listrik PLN 98,68
2. Aladin/Petromak 0,66
3. Pelita/Sentir/Obor 0,49
4. Lainnya 0,16
Sumber : Susenas, 2009 e. Rumah Tangga Bersanitasi
Tabel : 2.34
Persentase Rumah Tangga di Kota Tebing Tinggi
Menurut Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2009
No. Kepemilikan Kloset Tahun 2009
1. Sendiri 84,36
2. Bersama 11,36
3. Umum 1,15
4. Lainnya 3,13
Sumber : Susenas 2009
Menurut Susenas 2009, kepemilikan fasilitas tempat buang air besar terbanyak adalah sendiri, sebesar 84,36%. Kemudian yang bersama sebanyak 11,36 %, sementara yang umum dan lainnya ada 4,28 %. Dari data tersebut, hampir keseluruhan rumah tangga
(28)
e.Lingkungan Pemukiman Kumuh
Tabel : 2.35
Persentase Kawasan Kumuh di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
No. Kecamatan Kelurahan
Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Jumlah Rumah Tangga (kk) 1. Padang Hulu 1. Bandarsono2. Persiakan 1,400,90 53255589 1310956
2. Tebing Tinggi
Kota
1. Mandailing 2.Bandar Utama
0,24 0,98
3210 5617
874 1368
3. Rambutan
1.Sri Padang 2.Tg. Marulak Hilir
0,61 0,65
4416 3615
1083 989
4. Bajenis 1. Bandar Sakti 0,78 5005 1191
Sumber : SK Walikota No. 460/036 Tahun 2010
Data di atas menunjukkan bahwa dari 5 kecamatan yang ada di Kota Tebing Tinggi hanya 1 Kecamatan yang tidak termasuk dalam Kawasan Kumuh yaitu Kecamatan Padang Hilir. 2.3.5 Perumahan
Luas lantai,jenis lantai, jenis dinding dan atap rumah dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat karena merupakan aspek yang dapat menggambarkan keadaan suatu tempat tinggal. Berikut adalah tabel yang menunjukkan persentase rumah tangga menurut luas lantai, jenis lantai, jenis dinding dan atap rumah di Kota Tebing Tinggi berdasarkan data Susenas tahun 2009.
Tabel : 2.36
Persentase Rumah Tangga menurut luas lantai di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
No Luas Lantai (m2) Tahun 2009
1 < 20 1,15
2 20 – 49 23,20
3 50 – 99 53,46
4 100 – 149 15,94
5 > 150 6,25
Sumber data : Susenas tahun 2009
Dari data diatas jumlah yang paling dominan adalah rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai antara 50 – 99 m2 yaitu sebesar 53,46 %. Sedangkan untuk luas lantai antara 100 – 149 m2 persentasenya sebesar 15,94 %.
(29)
Tabel : 2.37
Persentase Rumah Tangga menurut jenis lantai di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
No Jenis Lantai Tahun 2009
1 Bukan Tanah 98,52
2 Tanah 1,48
Sumber data : Susenas tahun 2009
Dari data diatas persentase rumah penduduk yang memiliki lantai bukan tanah sudah lebih tinggi dari data rumah penduduk yang menggunakan lantai tanah yaitu sebesar 98,52 %
Tabel : 2.38
Persentase Rumah Tangga menurut jenis dinding rumah di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
No Jenis Dinding Tahun 2009
1 Tembok 68,74
2 Bukan Tembok 31,26
Sumber data : Susenas tahun 2009
Dari data diatas persentase rumah penduduk yang menggunakan tembok lebih tinggi dari rumah yang tidak menggunakan tembok yaitu sebesar 68,74 %.
Tabel : 2.39
Persentase Rumah Tangga menurut jenis Atap rumah di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
No Jenis Atap Tahun 2009 (%)
1 Beton 3,79
2 Genteng 0,33
3 Sirap 0,16
4 Seng 92,10
5 Asbes 1,32
6 Ijuk/ daun 2,30
Sumber data : Susenas tahun 2009
Dari data diatas persentase rumah penduduk yang paling banyak menggunakan atap seng yaitu sebesar 92,10 %.
2.3.6 Penataan Ruang
Hal – hal / kegiatan yang dilaksanakan dalam Program Pemanfaatan ruang yaitu Survei, Pendataan dan Pemetaan Kota Tebing Tinggi yang menghasilkan survei dan
(30)
2.3.7 Perhubungan
a. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
Tabel di bawah ini menunjukkan persentase uji KIR Angkutan Umum di Kota Tebing Tinggi tahun 2008 dan 2009. Dari data tersebut sepeda motor memiliki jumlah terbesar di tahun 2009 yaitu 64.485.
Tabel : 2.40
Uji KIR Kendaraan Umum di Kota Tebing Tinggi Tahun 2008 dan 2009
Tahun PenumpangMobil Bus Mobil Truk SepedaMotor Jumlah
2008 3790 50 2944 44999 51783
2009 3615 397 3901 64485 72398
Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, 2011 b. Kepemilikan KIR Angkutan Umum
Tabel : 2.41
Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009
IKK Rumus CapaianKinerja Keterangan
1. Jumlah angkutan umum yang tidak
memiliki KIR = 0 unit 3600 100%
0
x unit unit
0 %
Balai Pengujian Kendaraan Bermotor ( PKB )
2. Jumlah angkutan umum = 3600 unit - -
Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, 2009
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) belum dibangun dan wadah untuk pengujian tersebut belum ada sehingga capaian kinerja masih 0 % dan telah diusulkan untuk pembangunan balai tersebut di tahun 2012.
c. Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ( KIR )
Pengujian kelayakan angkutan umum berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2009 memiliki lama pengujian 1 jam.
Tabel : 2.42
Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ( KIR )
IKK Rumus CapaianKinerja Keterangan
(31)
Angkutan Umum ( KIR ) pengujian angkutanumum Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, 2010 d. Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum
Data Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi di bawah ini menunjukkan bahwa biaya pengujian kelayakan angkutan umum dengan tarif Rp. 11.500,- untuk yang berdomisili di Tebing Tinggi dan Rp. 21.500,- untuk diluar Kota Tebing Tinggi.
Tabel : 2.43
Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum
IKK Rumus Capaian Kinerja Keterangan
Biaya Pengujian Kelayakan
Angkutan Umum
-1. Rp. 1-1.500,- untuk alamat domisili Tebing Tinggi
2. Rp. 21.500,- untuk alamat luar Tebing Tinggi ( numpang uji )
PKB Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, 2010
e. Rasio Ijin Trayek
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2009 angkutan kota yang beroperasi sebanyak 289 unit yang melayani 11 ( sebelas ) jaringan trayek. Sedangkan becak bermotor pengangkut orang ( BBPO ) sebanyak 1274 unit.
f. Pemasangan Rambu- Rambu
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas untuk tahun 2009 sebanyak 8 unit dan lokasinya berada di POLRES Tebing Tinggi dan Simpang Jl. Dr. Sutomo ( Simpang Semangat ). Di tahun 2010, pemasangan rambu-rambu lalu lintas sebanyak 3 unit yang berlokasi di Simpang Beo.
2.3.8 Lingkungan Hidup a. Penanganan Sampah
Data yang didapat dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi tahun 2009 bahwa persentase volume sampah yang telah ditangani adalah sebesar 62,63 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah berupaya menangani masalah sampah walaupun belum optimal.
b. Tempat Pembuangan Sampah ( TPS ) Per Satuan Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2008 sebanyak 141.059 jiwa. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi jumlah TPS yang ada di Kota Tebing Tinggi sebanyak 124 buah yang tersebar di 5 Kecamatan.
2.3.9 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Rata – rata jumlah anak per keluarga di Tebing Tinggi adalah 2 anak. Jumlah pasangan akseptor KB baru tahun 2009 sebanyak 4.053 pasangan dengan cakupan peserta KB aktif sebesar 72,08 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.
(32)
Tabel : 2.44
Capaian Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
No Uraian 2009
1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2
2 Jumlah Akseptor Baru (pasangan) 4.053
3 Cakupan peserta KB aktif (% dari jlh PUS) 17.954 pasangan (72,08 %)
Sumber: BPS Kota Tebing Tinggi, 2010
2.3.10 Sosial
Berikut ini merupakan stakeholders yang terkait dengan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Tebing Tinggi. Dari data terlihat bahwa ada 1 (satu) Panti Sosial yang menangani PMKS di Tebing Tinggi dan terdapat 49 orang relawan sosial. Selain itu, terdapat lembaga lainnya yang terkait dalam penanganan PMKS. Keberadaan lembaga tersebut merupakan modal dasar dalam penanganan PMKS di Tebing Tinggi.
Tabel : 2.45
Lembaga dan Aktor yang Terlibat dalam Penanganan PMKS Kota Tebing Tinggi
No. Sarana/Lembaga/Aktor Jumlah
1 Panti Sosial 1 Unit
2 Karang Taruna 220 Buah
3 Organisasi Masyarakat 120 Kelompok
4 Relawan Sosial 49 orang
5 Kelompok Usaha Bersama 22 Kelompok
Sumber: Dinas Sosial, TK, dan KB, 2010 2.3.11 Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,baik jumlah maupun mutunya aman.
Ketersediaan Pangan
Kebutuhan beras penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 adalah sebesar 20.202 ton sedangkan produksi beras di Kota Tebing Tinggi sebesar 3.275 ton hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kota Tebing Tinggi sebesar 16,21 %. Artinya untuk memenuhi kebutuhan beras dapat dipenuhi dari daerah hinterland seperti Kabupaten Simalungun, Pematang Siantar, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan daerah sentra produksi lainnya. Ketersediaan beras di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 adalah sebesar 29.016 Ton.
Kerawanan Pangan
Kerawanan Pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami oleh daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.
Program Aksi Gema Pangan pada Tahun 2010 dilaksanakan di Kelurahan Pinang Mancung Penanganan KK Miskin di Kelurahan Gema Pangan dilaksanakan melalui pembinaan Kelompok Afinitas. Tahun 2010 telah terbentuk kelompok Afinitas di Kelurahan Gema Pangan sebanyak 3 Kelompok dengan jumlah anggota 40 orang
(33)
Guna menanggulangi kerawanan pangan pada masyarakat miskin, pada Tahun 2010 Pemerintah Kota Tebing Tinggi menyalurkan Beras Miskin (Raskin) sebanyak 759.900 kg untuk 4.470 KK miskin. Pembagian Raskin tersebut diberikan untuk masing-masing 1 (satu) KK sebanyak 15 kg – 20 kg setiap bulan. Jumlah Raskin yang disalurkan kepada rumah tangga miskin berdasarkan data dari Bagian Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Setdako Tebing Tinggi dilihat pada tabel berikut:
Tabel : 2.46
Pemberian Bantuan Beras Raskin di Kota Tebing Tinggi Tahun 2006-2010
No. Tahun Rumah Tangga Miskin Raskin yang disalurkan
( Kg )
1 2006 5.262 KK 10 Kg/KK
2 2007 5.248 KK 10 Kg/KK
3 2008 5.250 KK 10 Kg - 15 Kg/KK
4 2009 5.016 KK 15 Kg/KK
5 2010 4.470 KK 15 Kg – 20 Kg/KK
Sumber: Bagian Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Setdako Tebing Tinggi
Konsumsi dan Mutu Pangan
Dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Kota Tebing Tinggi sebagaimana Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian No. 43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam hal ini Kantor Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi bersama sama dengan Dinas Pertanian telah melakukan beberapa upaya sebagai berikut :
- Melaksanakan sosialisasi pangan beragam, bergizi, seimbang bagi kelompok wanita di 5 kecamatan Kota Tebing Tinggi.
- Melaksanakan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) bagi kelompok dasawisma, melalui pemberian bantuan peralatan tepungnisasi
- Melaksanakan pelatihan pengolahan aneka pangan beragam, bergizi seimbang kepada TPPKK Kota Tebing Tinggi.
Keamanan Pangan
Berdasarkan data di lapangan hampir semua sampel jenis jajanan anak sekolah yang favorit bagi anak-anak yang dijadikan sampel mengandung Mikrobiologi dan Bahan Tambahan Makanan (pewarna) yang sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Untuk itu perlu adanya upaya koordinasi dengan semua pihak dalam upaya pembinaan dan pengawasan guna pencegahan penggunaan bahan-bahan berbahaya terhadap pangan khususnya pada jajanan anak sekolah.
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain :
- Uji laboratorium bekerja sama dengan Badan POM Provinsi Sumatera Utara
- Sosialisasi dan pembinaan pangan segar yang aman di pasar-pasar tradisional.
(34)
Regulasi Ketahanan Pangan
Menyangkut regulasi yang berkaitan dengan ketahanan pangan di Provinsi Sumatera Utara telah diterbitkan peraturan perundang-undangan yakni :
a. Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara (Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 Nomor 14 Seri G)
b. Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 25 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan Dan Swasembada Pangan.
B. Fokus Layanan Urusan Pilihan 2.3.12 Urusan Pilihan Pertanian
a. Pertanian
Pangan Utama
Komoditi tanaman bahan makanan yang dihasilkan di Kota Tebing Tinggi meliputi padi sawah, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Komoditi tanaman bahan makanan yang masih relatif banyak di Kota Tebing Tinggi adalah sawah dan ubi kayu. Produksi padi sawah pada tahun 2010 sebanyak 6.950 ton atau turun 1,67 persen dari tahun 20009 yakni sebanyak 7.068 ton. Komoditi ubi kayu, mengalami penurunan. Pada tahun 2010 produksi ubi kayu di Kota Tebing Tinggi sebanyak 7.856 ton, turun 4,19 persen dari produksi tahun 2009 yang sebesar 8.200 ton. Sementara itu komoditi sayur-sayuran yang dipanen di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 antara lain tanaman sawi, kacang panjang, cabe, terong, ketimun, kangkung dan bayam. Produksi sayur-sayuran pada tahun 2010 seluruhnya mengalami peningkatan dari tahun 20009. Peningkatan terbesar terjadi pada komoditi kacang panjang. Pada umumnya produksi komoditi buah-buahan pada tahun 2010 mengalami peningkatan pada hampir seluruh jenis komoditi.
Tabel : 2.47
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan
Padi Sawah Padi Ladang
Luas Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Padang Hulu 280 1.652 5,9 -- --
(35)
--Kota
Rambutan 88 519,2 5,9 -- --
--Bajenis 810 4.779 5,9 -- --
--Padang Hilir -- -- -- -- --
--Tebing Tinggi 1.178 6.950,2 5,9 -- --
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.48
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung dan Kedelai menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Luas Jagung Kedelai
Panen (Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Padang Hulu 23 102,6 44,629 -- --
--Tebing Tinggi Kota
-- -- -- -- --
--Rambutan 5 22,31 44,62 -- --
--Bajenis 7 31,23 44,62 -- --
--Padang Hilir 14 62,46 44,62 -- --
--Tebing Tinggi 49 218,6 44,62 -- --
--Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.49
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah dan Kacang Hijau menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Luas Kacang Tanah Kacang Hijau
Panen (Ha)
Produksi
(ton) Produktivitas(Kuintal/ha) PanenLuas (Ha)
Produksi
(ton) Produktivitas(Kuintal/ha)
Padang Hulu 1 1,12 11,18 1 1,03
(36)
Rambutan 0 -- -- 1 1,03 10,29
Bajenis 1 1,12 11,18 0 --
--Padang Hilir 1 1,12 11,18 0 --
--Tebing Tinggi 3 3,36 11,18 2 2,06 10,29
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.50
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu dan Ubi Jalar menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan
Ubi Kayu Ubi Jalar
Luas Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kuintal/ha)
Padang Hulu 17 440,8 259,3 1 11,2 112,49
Tebing Tinggi
Kota 4 103,7 259,3 0 --
--Rambutan 8 207,4 259,3 0 --
--Bajenis 19 492,7 254,3 3 33,7 112,49
Padang Hilir 255 6.612,2 254,3 3 33,7 112,49
Tebing Tinggi 273 7.856,8 259,3 7 78,6 112,49
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.51
Luas Panen, Tanaman Sayuran (Ha) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan (1)
Bawang
Merah Cabe Kentang Kubis Wortel Petsai Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Padang Hulu 0 0 0 0 0 3 40
Tebing Tinggi
Kota 0 0 0 0 0 0 8
Rambutan 0 0 0 0 0 10 38
(37)
Padang Hilir 0 0 0 0 0 0 23
Tebing Tinggi 0 2 0 0 0 28 157
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.52
Produksi Tanaman Sayuran (Kw) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan (1)
Bawang Merah
Cabe Kentang Kubis Wortel Petsai Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Padang Hulu 0 -- 0 0 0 242,18 2.464,21
Tebing Tinggi
Kota 0 -- 0 0 0 0 199,68
Rambutan 0 -- 0 0 0 2.420,18 1.776,51
Bajenis 0 90,8 0 0 0 1.210,8 1.777,25
Padang Hilir 0 -- 0 0 0 0 1.143,88
Tebing Tinggi 0 90,8 0 0 0 3.873,2 7.361,59
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.53
Produksi Buah-buahan (ton) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas Lainnya
Padang Hulu 20 -- -- 50 10 -- 30
Tebing Tinggi
Kota -- -- -- 11,5 20 -- 9
Rambutan 2 -- -- 57,5 -- 2,2 362
Bajenis 130 -- 5 79 61 10 1.126
(38)
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011 Tabel : 2.54
Produksi Buah-buahan (ton) menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Kecamatan Karet Kelapa Kelapa Sawit
Kopi Lada Kakao Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Padang Hulu -- -- -- -- -- --
--Tebing Tinggi
Kota -- -- -- -- -- 4
--Rambutan 1 5 16 -- -- 11
--Bajenis -- -- -- -- -- --
--Padang Hilir -- -- 28 -- -- 4
--Tebing Tinggi 1 5 44 -- -- 19
--Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
b. Peternakan
Secara keseluruhan populasi ternak di Kota Tebing Tinggi tahun 2010 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Populasi ternak pada tahun 2010 terdiri dari : sapi sebanyak 609 ekor, kambing 6.463 ekor, domba 1.013 ekor dan babi 1.388 ekor. Pada tahun 2010, produksi daging sapi sebanyak 138.780 kg, daging kambing 5.352 kg, daging domba 4.080 kg dan daging babi 109.740 kg. sementara itu populasi ayam bertambah dari 222.807 ekor menjadi 233.926 ekor dan populasi itik bertambah dari 10.443 ekor menjadi 10.966 ekor. Produksi telur tahun 2010 secara keseluruhan sebanyak 391.810 butir atau naik sekitar 1,79 persen dari produksi telur tahun 2009 sebanyak 384.925 butir.
Tabel : 2.55
Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 (000 ekor)
Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Padang Hulu Tebing Tinggi Kota Rambutan Bajenis 0 0 0 0 136 0 183 143 0 0 0 0 0 0 0 0 1.765 0 2.125 1.368 267 0 308 239 517 0 132 411
(39)
Padang Hilir 0 147 0 0 1.178 199 328
Tebing Tinggi 0 609 0 0 6.463 1.013 1.388
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011.
Tabel : 2.56
Populasi Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 (000 ekor)
Kecamatan Ayam Kampung Ayam Petelor Ayam Pedaging Itik
(1) (2) (3) (4) (5)
Padang Hulu Tebing Tinggi Kota Rambutan Bajenis Padang Hilir 14.292 802 17.183 17.115 18.004 0 0 0 0 0 38.180 0 46.149 45.075 37.126 2.663 418 2.842 2.579 2.464
Tebing Tinggi 67.396 0 166.530 10.966
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011.
Tabel : 2.57
Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 (000 ekor)
Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padang Hulu Tebing Tinggi Kota Rambutan Bajenis 136 0 183 143 0 0 0 0 0 0 0 0 1.765 0 2.152 1.368 267 0 308 239 517 0 132 411
(40)
Tebing Tinggi 609 0 0 6.463 1.013 1.388 Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011.
Tabel : 2.58
Produksi Daging Ternak Besar dan Kecil menurut Jenis Ternak 2005 - 2010 (kg)
Tahun Sapi Kerbau Kambing Domba Babi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 32.123 58.601 65.240 46.125 57.988 138.780 48.123 12.629 14.325 18.092 17.903 7.560 7.126 8.584 9.542 6.450 6.026 5.352 4.854 3.648 3.875 4.499 1.732 4.080 85.720 80.320 81.483 86.861 74.724 109.740 Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel : 2.59
Produksi Daging Unggas di Kota Tebing Tinggi menurut Jenis Unggas 2005 - 2010 (kg)
Tahun Ayam Ras Kambing Domba
Pedaging Petelur 2005 2006 2007 2008 2009 2010 213 193 365.850 407.500 694.416 690.852 33.719 337.733 115.623 -25.133 17.718 10.125 9.370 2.832 2.868 2.218 1.892 34.857 3.322 1.044 1.096
(41)
Tabel : 2.60
Produksi Telur di Kota Tebing Tinggi Menurut Jenis Unggas
Tahun Ayam Petelur Ayam Buras Itik/Itik Manila
(1) (2) (3) (4)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
96.235 106.859 115.623
-20.450 15.778 10.125 11.200 332.710 336.980
65.240 34.553 34.857 35.100 52.215 54.830
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011
2.3.13. Urusan Pilihan Perdagangan
Pada tahun 2010, terdapat 1.684 perusahaan di Kota Tebing Tinggi. Jumlah perusahaan tersebut didominasi oleh perusahaan perorangan sebesar 1.161 perusahaan yakni 68,94 persen diikuti oleh CV/Firma sebesar 372 perusahaan atau 22,04 persen dan PT sebesar 125 perusahaan atau 7,42 persen.
Sementara itu di tahun 2010 terdapat 1.506 pedagang yang tersebar di Kota Tebing Tinggi yang terdiri dari 1.334 pedagang kecil, 168 pedagang menengah dan 4 pedagang besar. Jumlah pedagang terbanyak terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Kota yakni sebanyak 702 pedagang kecil dan 96 pedagang menengah.
Koperasi
Di tahun 2010, terdapat 208 koperasi yang berada di Kota Tebing Tinggi. Tebing Tinggi Kota adalah Kecamatan dengan jumlah koperasi terbanyak di Kota Tebing Tinggi yakni sebanyak 78 unit, diikuti oleh Kecamatan Rambutan sebanyak 46 unit, dan Kecamatan Bajenis dengan 35 unit. Jumlah Koperasi yang berada di Kota Tebing Tinggi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2010 tercatat sebanyak 208 unit, di tahun 2009 sebanyak 200 unit dan di tahun 2008 sebanyak 193 unit.
(42)
disusul oleh Kecamataan Padang Hilir yakni sebesar Rp. 15.120.000,00 dan Kecamatan Rambutan Rp. 4.921.000,00
Tabel : 2.61
Banyaknya Perusahaan di Kota Tebing Tinggi nemurut Bentuk Badan Hukum
Badan Hukum 2010
PT 125
CV/Firma 372
Koperasi 23
Perorangan 1.161
Lainnya 3
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011 Tabel : 2.62
Banyaknya Pedagang di Kota Tebing Tinggi menurut Kecamatan
Kecamatan Pedagang Besar Pedagang Menengah Pedagang Kecil
Padang Hulu 1 14 114
Tebing Tinggi Kota -- 96 702
Rambutan 1 22 189
Bajenis -- 19 191
Padang Hilir 2 18 138
Tebing Tinggi 4 168 1.334
Sumber Data : BPS Kota Tebing Tinggi dalam Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2011 2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah dilihat capaian indikator kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia
Fokus Sumber Daya Manusia
Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3.
a. Kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3)
Tabel : 2.63
Banyaknya Pedagang di Kota Tebing Tinggi menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Yang Ditamatkan
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
(43)
SLTP 45 4 49
SLTA 442 415 857
Diploma 238 829 1.067
S1 637 1.015 1.652
S2 43 15 58
S3 -- --
(44)
b. Tingkat Ketergantungan
Tabel 2.64
Tingkat Ketergantungan Menurut Beberapa Aspek di Kota Tebing Tinggi
No Aspek/Fokus/Bidang
Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Kota
Satuan Kondisi
Tahun Target Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 PDRB Harga Berlaku Rupiah 2.547.413.869 2.904.567.000 3.105.853.490 3.329.474.940 3.575.856.090 3.847.621.150
1.2 Pertumbuhan Ekonomi % 6,19 6,32 6,93 7,2 7,4 7,6
1.3 PDRB Harga Konstan Rupiah 1.232.626.920 1.304.320.960 1.403.471.220 1.504.521.150 1.615.855.710 1.738.660.750
1.4 Inflasi % 5,10 5,00 4,90 4,80 4,70 4,50
1.5 PDRB Perkapita Harga Berlaku Juta Rp 17.356.564 18.912.790 20.469.016 22.025.242 23.581.968 25.137.694
1.6 PDRB Perkapita harga Konstan Juta
Rupiah
8.352.146 8.677.105 9.002.064 9.327.023 9.651.932 9.976.941
1.7 Investasi % PDRB 2.75 3.54 4.3 4.31 4.65 5.01
1.8 Kebutuhan Investasi Milyard 70 100 135 150 180 215
Kesejahteraan Sosial
1 Pendidikan
1.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
% 10.5 20.5 30.5 40.5 50.5 60.5
1.2 APK SD % 125.33 115.75 127.33 129.33 131.33 133.33
(45)
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Pembangunan Kota
Satuan Kondisi
Tahun Target Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.4 APK SLTP % 115.6 117.2 119.2 121.2 123.2 125.2
1.5 APM SLTP % 80.7 76.7 82.7 84.7 86.7 88.7
1.6 APK SMA % 115.26 160.84 162.84 164.84 166.84 168.84
1.7 APM SMA % 75.21 102.3 104.3 106.3 108.3 110.3
2 Kesehatan
2.1 Angka Usia Harapan Hidup % 70 70 75 75 80 80
2.2 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 100
2.3 Persentase balita kurang gizi yang mendapat makanan tambahan dan vitamin
% 60 60 65 70 75 80 80
2.4 Persentase ibu hamil kurang energy kronis yang mendapat makanan tambahan dan vitamin
% 60 60 65 70 75 80 85
ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib
1 Pendidikan
1.1 Pendidikan Dasar
1.1.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100 100 100 100 100 100
1.2 Pendidikan Menengah
1.2.1 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99.97 100 100 100 100 100
1.2.2 Angka kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA % 99.98 100 100 100 100 100
(46)
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Pembangunan Kota
Satuan Kondisi
Tahun Target Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- TK Unit 3 3 4 4 5 5
- SD Unit 77 77 77 77 77 77
- SMP Unit 11 11 12 12 12 12
- SMA Unit 4 4 4 4 4 4
- SMK Unit 4 5 5 5 5 5
2 Kesehatan
2.1 Persentase posyandu purnama dan mandiri
% 60 60 65 70 75 80 85
2.2 Persentase Posyandu Lansia % 60 60 65 70 75 80 85
2.3 Cakupan pemberian makanan tambahan dan vitamin bagi penderita TB Paru
% 60 60 65 70 75 80 85
2.4 Cakupan pemberian makanan tambahan dan vitamin bagi lansia
% 70 70 75 80 85 85 90
2.5 Cakupan pemberian makanan tambahan bagi anak SD kurang gizi dan kurang mampu
% 70 70 75 80 85 90 90
2.6 Cakupan pemberian vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
% 60 60 65 70 75 80 85
2.7 Cakupan kunjungan bayi % 90 90 100 100 100 100
3 Lingkungan Hidup
3.1 Persentase penanganan sampah % 80 85 90 95 100 100
3.2 Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL % 60 65 75 80 90 95 100
3.3 Persentase Sumber air/mata air dalam kondisi baik/ kondisi debit
(47)
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Pembangunan Kota
Satuan Kondisi
Tahun Target Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
stabil
3.4 Tersedianya alat pengelolaan sampah
Unit 2 4 2 2 2 2 2
4 Pekerjaan Umum
4.1 Panjang jalan kota dalam kondisi baik
Kilometer 217.95 220 235 255 280 300
4.4 Persentase jumlah turap/talud/bronjong yang terbangun
% 20 20 20 20 20 20
4.5 Ruas jalan kabupaten dan jembatan kondisi mantap
Km 200 220 230 240 260 260
4.6 Terpeliharanya jalan kabupaten
dan kota Km 200 220 230 240 260 260
4.7 Terpeliharanya jembatan
kabupaten dan kota M 600 700 900 1100 1300 1300
4.8 Cakupan air bersih % 53 56 59.9 64.74 70.46 77.02
5 Perumahan
5.1 Rasio Tempat Ibadah Per 1000
(unit)
264 264 264 264 264 264 264
5.2 Persentase Rumah Tangga yang
memiliki jamban sehat % 76 80 85 95 100 100
6 Penataan Ruang
6.1 Luas ruangan terbuka hijau % 2 3 4 5 6 7
6.2 Persentase RTH di DAS % 30 35 40 45 50 55
7 Pertamanan
7.1 Persentase pengurangan dan
pemanfaatan sampah % 24 10 15 20 23 23
8 Perhubungan
(48)
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Pembangunan Kota
Satuan Kondisi
Tahun Target Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
darat
8.2 Kontribusi PDRB terhadap jasa transportasi
% 5 7 7 8 9 10
9 Koperasi
9.1 Jumlah koperasi aktif Koperasi 213 216 219 222 225 228
9.2 Jumlah UMKM dan IKM yang
mendapat izin usaha/izin industri Buah 10 10 10 10 10 10
9.3 Jumlah pedagang kaki lima yang
dibina Usaha 300 315 325 350 370 400
9.4 Jumlah LKM Unit 2 3 3 3 4 4
9.5 Jumlag anggota LKM Orang 100 120 120 125 145 150
10 Kependudukan
10.1 Persentase jumlah kepemilikan
KTP % 80 85 90 95 100 100
10.2 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
% 60 80 100 100 100 100
10.3 Persentase bayi ber-akta kelahiran
% 50 70 90 100 100 100
10.4 Persentase pasangan ber-akta nikah
% 30 50 60 70 80 100
10.5 Terlaksananya pembuatan dan
peralihan KTP biasa ke e-KTP % 30 45 50 40 40
11 Ketenagakerjaan
11.1 Peningkatan kesejahteraan anak panti asuhan
Tahun 1 1 1 1 1 1 1
11.2 Peningkatan pengetahuan kader PSM dan organisai
Tahun 1 1 1 1 1 1 1
11.3 Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja
Paket 94.8jt 4 4 4 4 4 4
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 stabil
3.4 Tersedianya alat pengelolaan sampah
Unit 2 4 2 2 2 2 2
4 Pekerjaan Umum
4.1 Panjang jalan kota dalam kondisi baik
Kilometer 217.95 220 235 255 280 300
4.4 Persentase jumlah turap/talud/bronjong yang terbangun
% 20 20 20 20 20 20
4.5 Ruas jalan kabupaten dan jembatan kondisi mantap
Km 200 220 230 240 260 260
4.6 Terpeliharanya jalan kabupaten
dan kota Km 200 220 230 240 260 260
4.7 Terpeliharanya jembatan
kabupaten dan kota M 600 700 900 1100 1300 1300
4.8 Cakupan air bersih % 53 56 59.9 64.74 70.46 77.02
5 Perumahan
5.1 Rasio Tempat Ibadah Per 1000 (unit)
264 264 264 264 264 264 264
5.2 Persentase Rumah Tangga yang
memiliki jamban sehat % 76 80 85 95 100 100
6 Penataan Ruang
6.1 Luas ruangan terbuka hijau % 2 3 4 5 6 7
6.2 Persentase RTH di DAS % 30 35 40 45 50 55
7 Pertamanan
7.1 Persentase pengurangan dan
pemanfaatan sampah % 24 10 15 20 23 23
8 Perhubungan
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 darat
8.2 Kontribusi PDRB terhadap jasa transportasi
% 5 7 7 8 9 10
9 Koperasi
9.1 Jumlah koperasi aktif Koperasi 213 216 219 222 225 228
9.2 Jumlah UMKM dan IKM yang
mendapat izin usaha/izin industri Buah 10 10 10 10 10 10
9.3 Jumlah pedagang kaki lima yang
dibina Usaha 300 315 325 350 370 400
9.4 Jumlah LKM Unit 2 3 3 3 4 4
9.5 Jumlag anggota LKM Orang 100 120 120 125 145 150
10 Kependudukan
10.1 Persentase jumlah kepemilikan
KTP % 80 85 90 95 100 100
10.2 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
% 60 80 100 100 100 100
10.3 Persentase bayi ber-akta kelahiran
% 50 70 90 100 100 100
10.4 Persentase pasangan ber-akta nikah
% 30 50 60 70 80 100
10.5 Terlaksananya pembuatan dan
peralihan KTP biasa ke e-KTP % 30 45 50 40 40
11 Ketenagakerjaan
11.1 Peningkatan kesejahteraan anak panti asuhan
Tahun 1 1 1 1 1 1 1
11.2 Peningkatan pengetahuan kader PSM dan organisai
Tahun 1 1 1 1 1 1 1
11.3 Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja
Paket 94.8jt 4 4 4 4 4 4
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 penyelesaian prosedur
penyelesaian perselisihan hubungan industrial
11.5 Terlaksananya penetapan UMK dan UMSK Kota
Tahun 1 1 1 1 1 1 1
11.6 Terselenggaranya sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
Orang 7.05jt 50 50 50 50 50 50
12 Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera
12.1 Persentase partisipasi keluarga berencana
%
80
80
80
85 90 9012.2 Persentase keluarga miskin yang memperoleh pelayanan KB dan alat kontrasepsi
%
80
80
80
85 90 9012.3 Proporsi kepesertaan KB pria
%
50 55 60 65 70 7512.4 Persentase pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
%
75 80 85 90 92 9512.5 Persentase pelayanan KB medis operasi kepada masyarakat
%
80 85 90 92 95 97
12.6 Persentase pelayanan KB keliling
%
80 85 90 92 95 9712.7 Cakupan peserta KB aktif
%
70 80 80 90 90 10013 Komunikasi dan Informatika 13.1 Jumlah Jaringan Komunikasi
a. Tower b. Ponsel c. Warnet
d. Usaha Jasa Titipan
Unit Unit Unit Unit 54 60 57 6 62 63 62 6 70 66 67 7 78 69 72 7 86 72 77 8 94 75 82 8 13.2 Jumlah Surat Kabar
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
13.3 Jumlah Penyiaran Radio Unit 2 2 2 2 2 3
14 Perpustakaan
14.1 Jumlah penyediaan bahan pustaka
% 100 100 100 100 100 100
15 Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri
15.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Orang/10.0 00
5.7 6.8 7.9 9.0 10.1 11.2
16 Kepemudaan
16.1 Jumlah Organisasi Pemuda Organisasi 15 20 25 30 35 40
16.2 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kegiatan 10 15 20 25 30 35
17 Kearsipan
17.1 Terlaksananya penataan dan penyusunan kearsipan
% 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Urusan Pilihan 1 Pertanian dan Kelautan
1.1 Produksi ikan air tawar Ton 273 389 400 425 450 475
1.2 Produksi benih ikan air tawar Rp. 295.000 2.556.000 3.000.000 3.600.000 3.900.000 4.300.000
1.3 Produksi tanaman padi (ton) Kw/Ha 60 60 61 62 62 63
1.4 Terjaganya pasokan pangan % 100 100 100 100 100 100
1.5 Penguatan cadangan pangan % 0 0 80 100 100 100
1.6 Ketersediaan pangan utama % 100 100 100 100 100 100
1.7 Kontribusi sektor pertanian
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Perindustrian dan Perdagangan
2.1 Jumlah sengketa konsumen yang dapat diselesaikan oleh BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen)
Kasus 3 24 24 24 24 24
2.2 Jumlah pembinaan dan
pengawasan terhadap keamanan produk konsumen
Kali 4 4 4 4 4 4
ASPEK DAYA SAING DAERAH Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 Persentase PNS yang memiliki
pendidikan formal S1 Org - 20 20 20 20 20
1.2 Persentase PNS yang memiliki pendidikan formal S2
Org 1 1 1 1 1 1
1.3 Persentase PNS yang mengikuti BINTEK
Org 187 66 66 66 66 66
1.4 Persentase PNS yang mengikuti Diklat Fungsional
Org 255 66 66 66 66 66
1.5 Jumlah aparatur yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
% 100 100 100 100 100 100
2 Keuangan Daerah
2.1 Jumlah PAD dari sektor jasa Rp. 11.571.300.000 12.728.430.000 14.001.273.000 15.401.400.300 16.941.540.330 18.635.694.363
2.2 Persentase peningkatan PAD % 5 10.25 15.51 21.28 27.3 34.28
(6)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sumber-sumber pendapatan