Bab 2-Gambaran Umum Kondisi Daerah ok

(1)

GAMBARAN UMUM

KONDISI DAERAH


(2)

BAB 2

G

AMBARAN

U

MUM

K

ONDISI

D

AERAH

2.1.

ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1. Luas dan Batas Administrasi

Luas wilayah kabupaten Manggarai yaitu 1.669,42 km² atau 166.942 Ha. Secara administratif kabupaten Manggarai dibagi menjadi 12 kecamatan, 145 desa dan 26 kelurahan dengan pusat pemerintahan di kota Ruteng Kecamatan Langke Rembong dengan batas- batas wilayah sebagai berikut:

SEBELAH BARAT : KABUPATEN MANGGARAI BARAT;

SEBELAH UTARA : LAUT FLORES;

SEBELAH TIMUR : KABUPATEN MANGGARAI TIMUR;

SEBELAH SELATAN : LAUT SAWU.

Tabel 2.1 Ibu Kota dan Luas Wilayah Kecamatan Di Kabupaten

Manggarai

No Kecamatan Ibu Kota

Kecamatan

Total Wilayah (Ha)

1 Satar Mese Iteng 57,204.00

2 Satar Mese Barat Narang *

3 Satar Mese utara Langke Majok *

4 Langke Rembong Ruteng 6,054.00

5 Ruteng Cancar 17,661.00

6 Wae Rii Timung 7,655.00

7 Lelak Rejeng *

8 Rahong Utara Nanu *

9 Cibal Pagal 18,827.00

10 Cibal Barat Golo Woi *

11 Reok Reo 59,541.00

12 Reok Barat Sambi )*

Total 166,942.00

)* Luas Wilayah Masih tergabung dalam wilayah Kecamatan Induk. Sumber : Manggarai dalam Angka 2015


(3)

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kab. Manggarai

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis a. Posisi Astronomis

secara astronomis wilayah kabupaten manggarai terletak diantara 8º14’27,32” LS - 8054’57,17” 0 LS DAN 120º.13’41,34” BT-120º32”47,22” BT (Data Peta Rupa Bumi Indonesia),


(4)

b. Posisi Geostrategic

Kabupaten manggarai terletak di pulau flores bagian barat yang diapiti oleh 2 kabupaten hasil pemekaran yakni kabupaten manggarai barat dan kabupaten manggarai timur sehingga potensial untuk menjadi pusat jasa dan sumber energi listrik dengan beroperasinya pltp ulumbu dan potensi di bidang pertanian dan perkebunan di pulau flores bagian barat.

c. Kondisi Kawasan

1. Pedalaman;

Kawasan pedalaman adalah daerah terpencil yang terletak jauh dari kota dan kurang berhubungan dengan dunia luar.

Kawasan Pedalaman mencakup beberapa desa dalam wilayah kecamatan sebagai berikut:

Kecamatan Satar Mese : Desa Lungar dan Desa Mocok. Kecamatan Reok Barat : Desa Lemarang, Desa Kajong, Desa Nggalak, Desa Lante, Desa Sambi, Desa Rura, Desa Toe, dan Desa Paralando.

Satar Mese Barat terdiri dari Desa borik, Desa satar ruwuk, dan Desa Satar Lenda

2. Terpencil;

Kawasan terpencil adalah kawasan tersendiri, terasing, jauh dari yang lain, seperti Kecamatan Satar Mese Barat terdiri dari desa borik, desa satar ruwuk, desa Satar Lenda, Desa Satar Luju, Desa Ceka Luju, Desa Golo Ropong. Kecamatan Satar Mese utara terdiri dari Desa Lia, Desa Ling, Desa Gulung dan Desa Mata Wae.

Kecamatan Satar Mese terdiri dari Desa Lungar, Desa Mocok, Desa Wae Ajang dan Desa Gara, Desa Golo Lambo, dan Desa Ngkaer.


(5)

Kecamatan Lelak : Desa Ndiwar, Desa Gelong, Desa Nati, Desa Bangka Tonggur, Desa Bangka Dese, Desa Pong Umpu, Desa Urang.

Kecamatan Ruteng : Desa Beo Rahong.

Kecamatan Rahong Utara : Desa Manong, Desa Benteng Tubi, Desa Golo Langkok, Desa Bangka Ajang, Desa Pong Lengor, Desa Dimpong, Desa Tengku Lese dan Desa Compang Dari.

Kecamatan Wae Ri’i : Desa Compang Ndehes

Kecamatan Cibal Barat : Desa Golo Woi, Desa Golo Lanak, Desa Langkas, Desa Ladur

Kecamatan Reok : Desa Watu Baur, Desa Ruis, Desa Watu Tango

Kecamatan Reok Barat : Desa Lemarang, Desa Kajong, Desa Nggalak, Desa Loce, Desa Lante, Desa Sambi, Desa Rura, Desa Toe, Desa Paralando, dan Desa Torong Koe 3. Pesisir;

Kawasan pesisir adalah kawasan yang bersentuhan dengan wilayah laut dan pesisir pantai, seperti :

Kecamatan Satar Mese Barat : Desa Nuca Molas, Desa Borik, Desa Satar Ruwuk, Desa Satar Lenda, Desa Satar Luju, Desa Terong, Desa Hilihintir.

Kecamatan Satar Mese meliputi : Desa Tal, Desa Iteng, Desa Legu, Desa Satar Lou, Desa Langgo, Desa Tado dan Desa Koak.

Kecamatan Reok : Kelurahan Mata Air, Kelurahan Baru, Kelurahan Reo, Kelurahan Wangkung, dan Desa Robek, Kecamatan Reok Barat : Desa Paralando, dan Desa Lemarang.

4. Pegunungan;

Kawasan pegunungan adalah daerah permukaan bumi yang menjulang dan memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut.


(6)

Kawasan pegunungan terdiri dari : kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri’I, Kecamatan Cibal, Kecamatan Cibal Barat, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Lelak, dan Kecamatan Satar Mese Utara

5. Kepulauan.

2.1.1.3. Topografi

a. Ketinggian Lahan

Tabel 2.2 Komposisi ketinggian wilayah kabupaten manggarai dari permukaan laut

No Ketinggian Luas (Ha) Prosentase

Kemiringan

1 0 – 100 M DPL 28.512 HA 17,079%

2 100 – 500 DPL 64.362 HA 38,553%

3 500 – 1.000 DPL 56.528 HA 33,861%)

4 > 1.000 M DPL 17.540 HA 10,507%)

b. Kemiringan Lahan

Tabel 2.3 Prosentase Kemiringan Tanah

No Kemiringan Luas (Ha) Prosentase

0 – 20 5.621 HA 3,367%

2 - 150 18.732 HA 11,220%

15 – 400 52.986 HA 31,739%


(7)

2.1.1.4. Geologi

a.Struktur dan Karakteristik

Dari data dan informasi geologi diketahui bahwa, Struktur dan Karakteristik geologi pulau Flores merupakan bagian dari Busur Volkanik dalam Kalk Alkalin yang berumur Kenozoikum, yang sampai saat ini masih aktif. Busur tersebut dibentuk oleh penunjaman kerak Samudera Hindia ke arah utara. Bentuk busur kepulauan ini masih mengalami perubahan di bagian timur karena tumbukan dengan tepi benua Australia. Daerah Flores Barat sebagian besar ditutupi oleh lava dan breksi andesitik sampai basaltik disisipi tufa pasiran dan pasir tufaan dari Formasi Kiro yang berselingan dengan satuan batuan gunung api Tua (Tlmv) berumur Miosen Awal sebagai batuan tertua di Flores Barat. Sekuen ini ditutupi oleh batuan sedimen batu pasir napal dan batu gamping berselingan dengan batuan gunung api lava dasit, breksi, abu dan tufa berumur Miosen Tengah – Atas yang diterobos oleh granodiorit, diorit dan riolit. Breksi, lava dan tufa serta produk-produk gunung api Holosen seperti lahar, bom volkanik dan lapili menutupi batuan-batuan tersebut di beberapa tempat

Pulau Flores berdasarkan kerangka tektonik Indonesia termasuk dalam busur magmatik Neogen Sunda – Banda yang membujur mulai dari Pulau Sumatera – Jawa – Bali – Lombok – Sumbawa – Flores hingga ke Pulau Seram. Busur ini dibentuk oleh tumbukan beberapa lempeng disertai oleh penunjaman dan pembalikan arah penunjaman yang terjadi pada Oligosen. Kegiatan ini diperkirakan berhenti pada Pliosen dan menyebabkan terbentuknya rangkaian gunung api di Kepulauan Nusa Tenggara Timur. Pada miosen awal Pulau Flores mengalami penurunan sehingga terbentuk suatu cekungan belakang, dari bagian dalam sistem rangkaian gunung api Sunda–Banda dan bersamaan dengan pembentukan itu, terjadi kegiatan gunung api diikuti oleh


(8)

pengendapan batuan berkomposisi basal–andesit dan sedimen gunung api lingkungan laut dikenal dengan Formasi Kiro.

Pada saat kegiatan gunung api berkurang, berikutnya diendapkan batuan sedimen piroklastik berkomposisi dasit, riolit dan sedimen klastik gunung api dikenal dengan Formasi Tanahau. Akhir Miosen Tengah terjadi pengangkatan, perlipatan dan pematahan diikuti oleh munculnya batuan berkomposisi granit, granodiorit dan diorit yang menerobos kedua formasi tersebut. Terobosan ini diduga berhubungan dengan hidrotermalisasi. Pada Pliosen Akhir terjadi lagi kegiatan gunung api dan kembali mengendapkan batuan berkomposisi basal – andesit serta sedimen gunung api yang menutupi batuan yang lebih tua (Nana Ratman,dkk./1977). Kegiatan Vulkanik tektonik untuk Pulau Flores masih berlanjut hingga sekarang dengan ditandai terjadinya gempa tektonik

Tabel 2.4 Komposisi jenis tanah di kabupaten manggarai

No Kemiringan Luas (KM²) Prosentase

1 Latosol 53,357 KM² 31,96%

2 Mediterian 60,984 KM² 36,53%

3 Litosol 52,601 KM² 31,51%

b.Potensi

Dari uraian berbagai tahap dan proses geologi terbentuknya gunung api serta komposisi batuan serta sedimentasi yang ada di Pulau Flores,selanjutnya dapat gambarkan juga beberapa material hasil proses Vulkanik tektonik gunung api yang dapat dimanfaatkan, potensi material yang ada seperti,batuan dan pasir hasil erupsi gunung api. Untuk wilayah Kabupaten Manggarai berbagai material hasil proses Vulkanik gunung api,telah dimanfaatkan yaitu khusus material/lahar dingin yang


(9)

berasal dari letusan Gunung Anak Ranaka,yang terjadi pada tahun 1992.

2.1.1.5. Hidrologi

a. Daerah Aliran Sungai

Keadaan hidrologis di Kabupaten Manggarai terdiri atas sumber-sumber air yang berasal dari air tanah, air permukaan dan curah hujan. Sebagai daerah yang mempunyai permukaan bergunung-gunung, air sungai pada umummya bersumber dari mata air yang berasal dari kawasan pegunungan yang masih mempunyai kondisi jenis flora dari tumbuhan pepohonan yang cukup rapat

b. Sungai Danau dan Rawa

Beberapa sungai besar yang keberadaan airnya mengalir sepanjang tahun diantaranya sungai Wae Pesi, Wae Nuring, Wae Renca yang mengalir dan bermuara ke pantai Utara (Kecamatan Reok), dan sungai Wae Naong, Wae Reno dan Wae Mese yang mengalir ke arah selatan dan bermuara ke pantai Selatan (Kecamatan Satar Mese).

c. Debit Air

Sumber air tanah dan air permukaan (sungai) yang cukup penting dan mempunyai debit air cukup besar serta keberadaannya sangat penting/vital di wilayah kabupaten Manggarai, sebagian besar bersumber dari mata air Gunung Golo Lusang, Poco Ranaka serta gunung-gunung lainnya.

2.1.1.6. Klimatologi

a. Type

Secara umum Kabupaten Manggarai mengenal 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang silih berganti dengan jumlah curah hujan rata-rata 2.440,9 mm. Rata-rata bulan basah setiap tahun yakni 7 (tujuh) bulan.


(10)

b. Curah Hujan

Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Manggarai

Menurut Kecamatan perbulan Tahun 2012-2013

NO KECAMATAN BULAN RATA-RATA

2012

RATA-RATA 2013

1. Satar Mese Januari – Desember 807 -

2. Satar Mese Barat Januari – Desember 807 XX)

3. Langke Rembong Januari – Desember 1.798 XX)

4. Ruteng Januari – Desember 14.857 XX)

5. Wae Rii Januari – Desember 12.930 1759

6. Lelak Januari – Desember XX) XX)

7. Rahong Utara Januari – Desember XX) XX)

8. Cibal Januari – Desember 2.494 -

9. Cibal Barat Januari – Desember X) X)

10. Reok Januari – Desember 651 773

11 Reok Barat Januari – Desember X) X)

Sumber Data : Manggarai Dalam Angka , Tahun 2014

c. Suhu

Tabel 2.6 Suhu Udara Maksimum dan Mimimum Kota Ruteng menurut

bulan Tahun 2012 - 2013 ( ° Celcius )

Bulan Minimum Maximum Rata-Rata

2012 2013 2012 2013 2012 2013

Januari 17,7 18,5 23,2 23,9 20,00 20,6

Pebruari 15,0 16,4 24,7 23,1 20,01 19,3

Maret 16,2 16,8 23,3 25,1 19,7 20,7

April 15,0 15,7 24,9 25,1 19,5 20,0

Mei 15,8 16,1 24,5 26,6 19,9 25,0

Juni 12,9 16,4 24,3 24,4 18,6 19,7

Juli 13,1 14,0 24,3 23,7 18,6 18,6

Agustus 11,7 12,5 25,00 24,7 18,3 18,2

September 13,6 13,7 26,8 26,1 20,02 19,6

Oktober 15,1 14,4 26,1 26,9 20,07 20,9

Nopember 16,0 15,6 25,9 25,4 21,1 21,0

Desember 17,0 16,1 25,1 24,0 20,09 20,3

Rata - Rata 14,9 15,5 24,8 24,9 19,8 20,3


(11)

d. Kelembaban

Secara umum kabupaten manggarai mengenal 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang silih berganti dengan jumlah curah hujan rata-rata 2.440,9 mm. Rata-rata bulan basah setiap tahun yakni 7 (tujuh) bulan.

Tabel 2.7 Rata-Rata Kelembaban Udara

Bulan Kelembaban (%) Kecepatan Angin (knot) Tekanan Udara

(mb)

2013 2014 2013 2014 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Januari 91 91 270/11 000/7 892,0 896,3

Pebruari 92 88 000/10 270/10 892,0 892,5

Maret 87 89 000/10 000/8 893,4 893,9

April 87 91 360/7 000/7 893,4 896,3

Mei 91 90 000/6 000/6 893,6 894,3

Juni 92 80 000/6 000/6 893,0 894,8

Juli 81 87 000/7 000/6 893,4 894,7

Agustus 79 87 350/7 000/7 894,3 895,1

September 70 65 360/7 090/9 894,5 895,5

Oktober 75 65 360/8 090/10 894,9 895,3

Nopember 87 77 000/7 020/8 892,9 894,1

Desember 93 91 000/7 000/6 892,0 892,8

Rata-Rata

Average 85 83 893,2 894,5

Tabel 2.8 Tabel Arah Kecepatan Angin Perbulan

No Bulan Arah Kecepatan Angin

1 Januari Barat laut/15 knots

2 Pebruari Barat laut/30 knots

3 Maret Barat daya/25 knots

4 April Barat tenggara/20 knots

5 Mei Barat /12 knots

6 Juni Timur laut/19 knots

7 Juli Tenggara/15 knots

8 Agustus Barat /11 knots

9 September Timur/15 knots

10 Oktober Barat/15 knots

11 Nopember Utara/15 knots


(12)

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Kawasan pemanfaatan di wilayah kabupaten manggarai merupakan daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan ekonomi. Pada wilayah pesisir dan laut terdapat berbagai kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya tersebut, diantaranya untuk perikanan tangkap, perikanan budidaya, pariwisata, industri kelautan dan lainnya.

Kondisi kawasan lindung di pesisir kabupaten manggarai pada saat ini dijadikan areal tambak oleh masyarakat, sehingga perlu diatur dalam pembatasan konversi hutan bakau agar kelestarian sumberdaya tetap terjaga.

A. Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya Mencakup Pemanfaatan Kawasan Budidaya Darat Dan Pemanfaatan Kawasan Budidaya Pesisir Dan Kelautan.

Pemanfaatan Kawasan Budidaya

Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung lingkungan kabupaten manggarai, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, terciptanya keserasian dengan rencana struktur tata ruang yang dikembangkan. Pemanfaatan ruang kawasan budidaya darat meliputi :

1. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK), yang terbagi dalam :

a. Kawasan hutan produksi tetap b. Kawasan hutan produksi terbatas c. Hutan produksi yang dapat dikonversi

2. Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK), yang terbagi dalam :

a. Pertanian b. Perkebunan c. Perikanan d. Permukiman


(13)

3. KawasanBudidaya Non Pertanian

a. Kawasan pertanian tanaman pangan

Sebaran kawasan pertanian tanaman pangan terdapat pada lokasi -lokasi yang diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 2.9 Lokasi dan Luas Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

per Kecamatan di Kabupaten Manggarai

No. Kecamatan Luas Areal (Ha)

1. Reok 23.326

2. Cibal 3.769

3. Wae Ri'i 4.004

4. Langke Rembong 1.522

5. Ruteng 1.439

6. Rahong Utara 530

7. Lelak 769

8. Satar Mese 6.200

9. Satar Mese Barat 3.451

Sumber : RTRW Kab.Manggarai

b. Kawasan Pertanian Hortikultura

Sebaran kawasan pertanian hortikultura terdapat pada lokasi -lokasi yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.10 Lokasi dan Luas Kawasan Pertanian Hortikultura di

Kabupaten Manggarai

No Kecamatan Luas Areal (Ha)

1. Reok 20.000

2. Cibal 2.000

3. Wae Ri'i 300

4. Langke Rembong 40

5. Ruteng 300

6. Rahong Utara 125

7. Lelak 150

8. Satar Mese 3.000

9. Satar Mese Barat 162


(14)

4. Kawasan Perkebunan

Luas kawasan, lokasi serta jenis komoditi perkebunan terdapat pada lokasi sebagai berikut :

Tabel 2.11 Jenis Komoditi, Luas Areal dan Lokasi Perkebunan di Kabupaten Manggarai

No. Jenis Komoditi Luas Areal (Ha) Lokasi

1. Cengkeh 2.229 Semua Kecamatan

2. Kopi Robusta 450 Semua Kecamatan

3. Kopi Arabica 1.500 Semua Kecamatan

4. Vanili 115 Kec. Wae Ri'i

Kec. Cibal

Kec. Rahong Utara Kec. Lelak

Kec. Satar Mese Kec. Satar Mese Barat Kec. Reok

5. Kakao 2.760 Kec. Cibal

Kec. Reok

Kec. Rahong Utara Kec. Satar Mese Kec. Satar Mese Barat

6. Kelapa 1.400 Kec. Reok

Kec. Rahong Utara Kec. Satar Mese Kec. Satar Mese Barat

7. Kemiri 350 Kec. Cibal

Kec. Reok

Kec. Rahong Utara Kec. Satar Mese Kec. Satar Mese Barat

8. Jambu Mete 1.350 Kec. Reok

Kec. Satar Mese Kec. Satar Mese Barat

Sumber : RTRW Kabupaten Manggarai

5. Kawasan Peternakan

Luas kawasan peternakan, lokasi serta jenis ternak terdapat pada lokasi - lokasi sebagai berikut :

a. Kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Barat, Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Reok sebagai kawasan pengembangan ternak besar, unggas dan ternak kecil terbatas dengan luas kurang lebih 30.399 Ha;


(15)

b.Kecamatan Cibal, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Lelak dan Kecamatan Ruteng sebagai kawasan pengembangan ternak kecil, unggas dan ternak besar terbatas dengan luas kurang lebih 8.675 Ha.

6. Kawasan Perikanan, Kelautan Perikanan Dan Pesisir

Kawasan peruntukan kelautan, perikanan dan pesisir terdiri atas: a.Kawasan peruntukan perikanan tangkap, yang tersebar pada

lokasi wilayah perairan Kecamatan Satar Mese, wilayah perairan Kecamatan Satar Mese Barat dan wilayah perairan Kecamatan Reok.

b.Kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar, terdapat pada lokasi Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri'i, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat.

c. Kawasan peruntukan perikanan budidaya laut, terdapat pada kawasan perairan Kecamatan Reok, kawasan perairan Kecamatan Satar Mese dan kawasan perairan Kecamatan Satar Mese Barat.

d.Kawasan peruntukan perikanan budidaya pesisir, terdiri dari

kawasan perikanan budidaya air payau yang berlokasi di kawasan pesisir Kecamatan Reok dan Kecamatan Satar Mese serta untuk kawasan sawah garam yang berlokasi di Kelurahan Reok dan Kelurahan Baru, Kecamatan Reok.

7. KawasanPertambangan

Kawasan pertambangan diarahkan berdasarkan hasil explorasi/ penelitian dari dinas pertambangan kabupaten manggarai bahwa potensi kandungan mineral yang ada terdiri dari zeolit (desa watu baur, desa rura kecamatan reok), silika (desa pong leko kecamatan ruteng), tras (desa longko kecamatan langke rembong), feldspar (desa ruis kecamatan reok), sirtu (kelurahan mata air kecamatan reok), emas (desa nggalak, desa kajong, desa lante kecamatan reok, desa wae renca kecamatan cibal) , timah (desa paka kecamatan


(16)

satar mese, potensi geothermal (desa lungar/ulumbu kecamatan satar mese) siap dikembangkan. Kawasan budidaya dapat dilihat pada tabel 2.6. Berikut ini.

Tabel 2.12 Kawasan Budidaya Pertanian dan Hutan

No Kecamatan

Kawasan budidaya

Non pertanian

(Ha)

Kawasan budidaya pertanian dan hutan produksi (ha)

Jumlah

TPLB TPLK TTB HPT HP

1 Reok 819 3.610 - 1.122 - 17.625 23.177

2 Reok Barat

3 Cibal 1.482 729 - 4.540 - - 6.751

4 Cibal Barat

5 Wae Rii 1.328 726 - 4.542 - - 6.596

6 Langke

Rembong 2.220 1.602 - 2.098 - - 5.920

7 Ruteng 2.000 1.332 - 3.394 548 - 7.274

8 Rahong Utara 1.000 - - 4.042 1.167 - 6.209

9 Lelak 761 - - 1.100 655 - 2.516

10 Satar Mese 1.455 4.663 3.483 2.030 3.554 - 15.185 11 Satar Mese

Barat 1.077 4.852 4.516 1.043 6.423 - 17.912 12 Satar Mese

Utara Jumlah


(17)

8. Kawasan Pariwisa

a. Obyek Wisata Budaya Yang Potensial

Tabel 2.13 Obyek Wisata Budaya Yang Potensial

No Nama obyek Daya tarik

1 Kampung Ruteng Pu’u

Kampung tua dengan halaman bundar yang di kelilingi batu tersusun rapi.

2 Liang Bua Gua tempat fosil homo floresiensis, gajah kerdil, kadal raksasa dan berbagai artefak, serta terdapat stalagtit dan stalagmit

3 Compang Cibal Kampung tradisional dengan tempat

persembahan bagi para leluhur pada pelataran

4 Kampung Welo Pusat kerajaan manggarai pertama, terdapat niang, meriam kuno dan tambur unik “loke nggerang” terbuat dari kulit seorang gadis 5 Kampung Todo Benteng pertahanan perang dan meriam kuno

6 Kampung

Pongkor

Kampung tua, rumah adat dan mata air panas di lembah indah di kelilingi pegunungan

7 Wae Rebo Rumah adat tempat tinggal raja baroek (raja wunut)

8 Mbaru Wunut Rumah adat tempat tinggal raja baroek (raja wunut)

9 Geraja st. Yosef Ruteng

Bangunan tua yang eksotis dan artistik

10 Makam Motang Rua

Pemakaman pahlawan manggarai guru

amenumpung rombo pongkor “motang rua”, di

beo kina


(18)

b. Obyek Wisata Alam yang Potensial

Tabel 2.14 Obyek Wisata Alam Yang Potensial

No Nama obyek Daya tarik

1 Torong Besi Panorama alam pantai yang indah dan gua maria tempat ziarah umat katolik

2 Hutan Inembele Hutan lindung di pinggir pantai di dalamnya terdapat kera, lebah madu dan ribuan kalong. 3 Golo Curu Bukit indah di utara kota ruteng tempat patung

bunda maria di tahtakan

4 Cunca Lega Air terjun tertinggi kabupaten manggarai di rahong utara

5 Cara Bentuk khas pembagian tanah komunal di

manggarai yang berbentuk sarang laba-laba

6 Poco Ranaka Gunung tertinggi di ntt dengan panorama alam yang indah

7 Liang Woja Gua besar dengan stalagtit dan stalagmit di desa barang kecamatan cibal

8 Pantai Ketebe Pantai berpasir putih dengan air jernih dan trumbu karang di desa robek kecamatan reok

9 Tengku Romot

(budaya)

Pantai yang indah dengan pasir halus di kelurahan wangkung kecamatan reok

10 Sengari Meriam kuno peninggalan zaman kerajaan

goa di kelurahan mata air kecamatan reok 11 Pulau Mules Pulau dengan padang rumput yang luas, di

dalamnya terdapat rusa liar di desa nuca molas kecamatan satar mese barat

12 Ulumbu Sumber mata air panas dan gas alam terbesar

di ntt, di desa wewo kecamatan satar mese. 13 Ine damba Periuk besar dari tanah liat di desa ceka luju

kecamatan satar mese barat

14 Kawasan poco

leok

 Panggal emas, lopa emas, dan kerangka kera di mocok

 Meriam kuno dan mata air panas di lungar kecamatan satar mese

15 Pantai pasir putih Pasir putih berbentangan luas nan indah di desa satar ruwuk kecamatan satar mese barat Sumber : RTRW Kabupaten Manggarai


(19)

c. Kawasan Perkotaan Dan Perdesaan

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

B. Kawasan Lindung

Berdasarkan hasil analisis kondisi fisik wilayah Kabupaten Manggarai, alokasi peruntukan ruang untuk hutan lindung di kabupaten Manggarai direncanakan mencapai luas 67.039 Ha atau sebesar 40,16 % dari luas wilayah secara keseluruhan. Sisanya, sebesar 59,84 % merupakan kawasan untuk ruang budidaya. Kawasan lindung terdiri atas kawasan perlindungan setempat yang terdiri atas :

a)Kawasan hutan lindung;

Tabel 2.15 Lokasi dan Luas Kawasan Hutan Lindung

Kabupaten Manggarai

No Nama Kawasan Lokasi

Luas Areal

(Ha)

1. Hutan Todo Kec. Satar Mese Barat 10.089,20

2. Hutan Ramut Kec. Satar Mese Barat 1.165,90

3. Hutan Meler Kuwus Kec. Lelak dan Kec. Ruteng 3.040

4. Hutan Gapong Kec. Cibal 952,36

5. Hutan Nggalak Rego Kec. Reok Barat 14.690,30

6. Hutan Pisok Kec. Reok Barat 156,61

7. Hutan Bajak Kec. Reok 112,35


(20)

b)Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

Sasaran kawasan tersebut adalah untuk memberikan perlindungan khusus terhadap kawasan resapan air yang terdapat pada lokasi sebagai berikut :

 Kawasan Hutan Todo dan Kawasan Hutan Ramut di Kecamatan Satar Mese Barat;

 Kawasan Hutan Meler Kuwus di Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Lelak;

 Kawasan Hutan Gapong di Kecamatan Cibal;

 Kawasan Hutan Nggalak Rego, Kawasan Hutan Bajak dan kawasan

 Hutan Pisok di Kecamatan Reok; dan

 Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng di Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Wae Ri’i.

c)Kawasan perlindungan setempat.

Yang merupakan kawasan perlindungan setempat yaitu berupa:

 Kawasan sempadan pantai

Terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat dengan jarak sempadan pantai paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat.

 Kawasan sempadan sungai

Terdapat di semua kecamatan, untuk sempadan sungai bertanggul dengan jarak sempadan sungai paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar, sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan jarak sempadan paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai dan sempadan anak sungai tidak bertanggul diluar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.


(21)

 Kawasan sekitar danau

Terdapat di Kecamatan Langke Rembong dengan jarak sempadan danau 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau tertinggi.

 Kawasan kearifan lokal

Terdapat di Kampung Wae Rebo Kecamatan Satar Mese Barat dan semua Kecamatan yang menerapkan sistem

lodok.

 Kawasan ruang terbuka hijau

Kawasan ruang terbuka hijau, di Kabupaten Manggarai meliputi:

 Ruang terbuka hijau di Ibukota Daerah dengan luas kurang lebih

3.444Ha;

 Taman-taman kota pada pusat-pusat kegiatan di semua kecamatan yang juga dapat berfungsi sebagai pusat interaksi sosial dan landmark kawasan;

 Ruang terbuka hijau publik di gedung-gedung atau kawasan perkantoran milik Pemerintah, sarana pendidikan, sarana perdagangan, dan lainnya; dan

 Ruang terbuka hijau pada perumahan, perkantoran swasta, sarana perdagangan, kawasan industri dan tempat-tempat komersial lainnya dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum dan Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

d)Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Cagar Budaya, terdiri atas:

1. Kawasan pantai berhutan bakau.

Terdapat pada wilayah pesisir Kecamatan Satar Mese,Satar Mese Barat dan Kecamatan Reok.


(22)

Terdiri atas rencana Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu di wilayah perairan Selat Sumba terdapat di Kecamatan Satar Mese dan

Kecamatan Satar Mese Barat dengan luas 567.165,64 Ha. 3. Kawasan TWA.

Kawasan TWA Ruteng yang terdapat di Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Ruteng dengan luas kurang lebih 8.188 Ha.

e)Kawasan rawan bencana alam;

 Kawasan rawan tanah longsor Tersebar di semua Kecamatan.

 Kawasan rawan gelombang pasang.

Terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat.

 Kawasan rawan banjir.

Terdapat di Kecamatan Ruteng, Kecamatan Reok, Kecamatan Lelak, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat.

f) Kawasan lindung geologi

1) Kawasan cagar alam geologi;

a.Kawasan keunikan batuan dan fosil, terdapat di Liang Bua Kecamatan Rahong Utara;

b.Kawasan keunikan solfatara Ulumbu, terdapat di Kecamatan Satar Mese; dan

c. Kawasan keunikan proses geologi Wae Rem, terdapat di Kecamatan Cibal dan Cunca Lega di Kecamatan Rahong Utara.

2) Kawasan rawan bencana alam geologi;

a.Kawasan rawan letusan gunung berapi, terdapat di Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Langke Rembong dan Kecamatan Satar Mese;

b.Kawasan rawan gempa bumi, terdapat di semua Kecamatan;


(23)

c. Kawasan rawan gerakan tanah, terdapat di semua Kecamatan;

d.Kawasan rawan tsunami, terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat; e. Kawasan rawan abrasi, terdapat di Kecamatan Reok,

Kecamatan

Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat; dan

f.Kawasan rawan bahaya gas beracun, terdapat di Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Wae Ri’i.

3) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah yaitu kawasan sempadan mata air dengan radius paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air dan terdapat di semua kecamatan.

g)Kawasan lindung lainnya.

Meliputi kawasan terumbu karang, yang terdapat di :

1) Kecamatan Satar Mese Barat, meliputi kawasan Terumbu karang Hilihintir, Terumbu karang Terong, Terumbu karang Ceka Luju, Terumbu karang Satar Luju, Terumbu karang Satar Lenda, Terumbu karang Satar Ruwuk, Terumbu karang Borik dan Terumbu karang Nuca Molas.

2) Kecamatan Satar Mese, meliputi kawasan terumbu karang Legu.

3) Kecamatan Reok, meliputi kawasan Terumbu karang Baru, Terumbu karang Salama, Terumbu karang Wangkung, Terumbu karang Robek, Terumbu karang Paralando, dan Terumbu karang Lemarang.


(24)

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 - 2032 maka, berbagai kegiatan pemanfaatan kawasan dan penggunaan lahan disesuaikan dengan Rencana Pola Ruang Wilayah Daerah yang telah ditetapkan, meliputi dua kawasan yaitu :

a. Kawasan Budidaya; dan b. Kawasan Lindung.

Kabupaten Manggarai merupakan wilayah yang sangat strategis baik dalam lingkup nasional, regional, maupun internasional. Oleh karena itulah, dalam pengembangan wilayah memperhatikan lingkungan strategis sekitarnya. Dalam pengembangan wilayah, rencana struktur ruang Kabupaten Manggarai merupakan perwujudan dan penjabaran dari struktur ruang kawasan.

Sejalan dengan hal tersebut, maka perencanaan struktur ruang telah memperhatikan berbagai aspek lingkungan strategis yang diduga akan mempengaruhi perkembangan kota Ruteng secara keseluruhan. Rencana struktur ruang yang dikembangkan di Kabupaten Manggarai meliputi tiga struktur ruang, yaitu sistem pusat-pusat kegiatan, sIstem jaringan prasarana utama, dan sistem jaringan prasarana lainnya.

Sistem pusat kegiatan terdiri dari Pusat Kegiatan Wilayah, Pusat Kegiatan Lokal, Pusat Pelayanan Kawasan dan Pusat Pelayanan Lingkungan. Sistem jaringan prasarana utama terdiri dari sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut, sistem jaringan transportasi udara dan sistem jaringan prasarana lainnya. Selanjutnya sistem jaringan prasarana lainnya terdiri dari sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Pusat kegiatan di Kabupaten Manggarai terlihat pada peta berikut.


(25)

2.1.2.1. Kawasan Peruntukan Kelautan, Perikanan dan Pesisir a.Kawasan perikanan budidaya air tawar

Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Rii,

Kecamatan Ruteng, Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat.

b.Kawasan perikanan tangkap


(26)

Mese Barat, Kecamatan Reok dan Kecamatan Reok Barat. c. Kawasan peruntukan perikanan budidaya laut

Wilayah perairan kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Barat, Kecamatan Reok dan Kecamatan Reok Barat. d.Kawasan peruntukan budidaya pesisir

Kawasan budidaya air payau dan sawah garam e. Kawasan peruntukan budidaya air payau

Kawasan pesisir kecamatan Reok, Reok Barat, Satar Mese dan Kecamatan Satar Mese Barat

2.1.2.2. Kawasan Peruntukan Pertanian

a.

Kawasan pertanian tanaman pangan

- Kecamatan Reok dengan luasan kurang lebih 23.326 Ha; - Kecamatan Cibal dengan luasan kurang lebih 3.769 Ha; - Kecamatan Wae Ri’i dengan luasan kurang lebih 4.004 Ha; - Kecamatan Langke Rembong dengan luasan kurang lebih

1.522 Ha;

- Kecamatan Ruteng dengan luasan kurang lebih 1.439 Ha; - Kecamatan Rahong Utara dengan luasan kurang lebih 530

Ha;

- Kecamatan Lelak dengan luasan kurang lebih 769 Ha;

- Kecamatan Satarmese dengan luasan kurang lebih 6.200 Ha; dan

- Kecamatan Satarmese Barat dengan luasan kurang lebih 3.451 Ha

b.

Kawasan pertanian hortikultura

- Kecamatan Reok dengan luasan kurang lebih 20.000 Ha; - Kecamatan Cibal dengan luasan kurang lebih 2.000 Ha; - Kecamatan Wae Ri’i dengan luasan kurang lebih 300 Ha; - Kecamatan Langke Rembong dengan luasan kurang lebih

40 Ha;

- Kecamatan Ruteng dengan luasan kurang lebih 300 Ha; - Kecamatan Rahong Utara dengan luasan kurang lebih 125


(27)

- Kecamatan Lelak dengan luasan kurang lebih 150 Ha;

- Kecamatan Satarmese dengan luasan kurang lebih 3.000 Ha; dan

- Kecamatan Satarmese Barat dengan luasan kurang lebih 162 Ha.

c.

Kawasan perkebunan

- Kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di semua kecamatan dengan luas kurang lebih 2.229 Ha;

- Kawasan perkebunan kopi robusta, terdapat di semua kecamatan dengan luas kurang lebih 450 Ha;

- Kawasan perkebunan Kopi Arabika, terdapat di semua kecamatan dengan luas kurang lebih 1.500 Ha;

- Kawasan perkebunan Vanili, terdapat di Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Cibal, Kecamatan Reok, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Satarmese, Kecamatan Satarmese Barat dan Kecamatan Lelak dengan luas kurang lebih 115 Ha;

- Kawasan perkebunan Kakao, terdapat di Kecamatan Cibal, Kecamatan Reok, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Satarmese dan Kecamatan Satarmese Barat dengan luas kurang lebih 2.760 Ha;

- Kawasan perkebunan Kelapa, terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Satarmese dan Kecamatan Satarmese Barat dengan luas kurang lebih 1.400 Ha;

- Kawasan perkebunan Kemiri, terdapat di Kecamatan Cibal, Reok, Rahong Utara, Kecamatan Satarmese dan Kecamatan Satarmese Barat dengan luas kurang lebih 350 Ha; dan

- Kawasan perkebunan Jambu Mete, terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Satarmese dan Kecamatan Satarmese Barat dengan luas kurang lebih 1.350 Ha.


(28)

d.

Kawasan peternakan

- Kecamatan Satarmese, Kecamatan Satarmese Barat, Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Reok sebagai kawasan pengembangan ternak besar, unggas dan ternak kecil terbatas dengan luas kurang lebih 30.399 Ha; dan

- Kecamatan Cibal, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Lelak dan Kecamatan Ruteng sebagai kawasan pengembangan ternak kecil, unggas dan ternak besar terbatas dengan luas kurang lebih 8.675 Ha.

2.1.2.3. Kawasan peruntukan pariwisata

1. Kawasan peruntukan pariwisata budaya, terdiri atas :

a.Kampung Adat Ruteng Pu’u,Kampung Adat Tenda,

Kampung Adat Bangka Tuke dan Mbaru Wunut Kecamatan Langke Rembong;

b.Kampung Adat Wae Rebo dan Kampung Adat Todo Kecamatan Satarmese Barat;

c. Kampung Adat Pongkor dan Kampung Adat Mocok Kecamatan Satarmese;

d.Kampung Adat Cibal dan Kampung Adat Wudi Kecamatan Cibal; dan

e. Kawasan Pytocantropus Erectus danHomo Floroencise Liang Bua, Kecamatan Rahong Utara.

2. Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas: a.Hutan Inembelle, Kecamatan Satarmese;

b.Pulau Mules Desa Nuca Molas, Pantai Nenu Nakeng dan Pantai Pasir Putih Borik Kecamatan Satarmese Barat;

c. Air Terjun Tengku Lese dan Cunca Lega, Kecamatan Rahong Utara;

d.Air Terjun Wae Garit, Kecamatan Langke Rembong;

e. Wae Rem, Liang Woja, Watu Hemping, Golo Wua, Liang Warwetu, Liang Nderu dan Longka Lala Kecamatan Cibal; f.Pantai Ketebe, Pantai Sengari dan Hutan Bambu Laut Robek


(29)

Kecamatan Reok;

g.TWA Ruteng di Kecamatan Langke Rembong, Wae Rii, Satarmese dan Kecamatan Ruteng; dan

h. Wisata bahari Laut Sawu dan Laut Flores.

3. Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi antara lain : a.Lodok Cara di Desa Meler Kecamatan Ruteng; dan

b.Pemancingan Nanga Woja di Kecamatan Satarmese. 4. Kawasan peruntukan pariwisata religius, meliputi antara lain :

a. Golo Curu dan Gereja Katedral Lama Kecamatan Langke Rembong;

b. Gereja Pagal Kecamatan Cibal; dan c. Gua Maria Torong Besi Kecamatan Reok.

2.1.2.4. Kawasan peruntukan industri

1. Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas: a. Industri kopi di Kecamatan Langke Rembong; dan b. Industri air minum di Kecamatan Langke Rembong. 2. Kawasan peruntukan industri mikro, terdiri atas:

a. Industri pengolahan hasil pertanian di semua Kecamatan; b. Industri pengolahan hasil perikanan di Kecamatan Reok dan

Kecamatan Satarmese;

c. Industri tenun di Kecamatan Cibal dan Kecamatan Satarmese Barat; dan

d. Industri mebel di semua Kecamatan.

2.1.2.5. Kawasan peruntukan pertambangan

1. Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara, meliputi antara lain:

a. Sirtu terdapat di Wae Pesi Desa Bajak dan Desa Salama Kecamatan Reok dan Wae Reno Desa Ranaka Kecamatan Wae Ri’i;

b. Andesit terdapat di Desa Wae Ri’i Kecamatan Wae Ri’i dan Kelurahan Wae Belang Kecamatan Ruteng;

c. Tras terdapat di Tuke Nikit Desa Poco Likang Kecamatan Ruteng, di Wae Lengkas Kecamatan Langke Rembong,


(30)

Desa Ranaka Kecamatan Wae Ri’i, Desa Umung Kecamatan Satarmese dan Desa Cireng Kecamatan Satarmese Barat; d. Lempung terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan

Satarmese dan Kecamatan Satarmese Barat;

e. Gamping terdapat di Kecamatan Reok, Kecamatan Cibal dan Kecamatan Ruteng;

f. Zeolit terdapat di Kecamatan Reok;

g. Mangan terdapat di Ropang dan Ojang Desa Lante,

Ngancar Desa Bajak, Wae Beci Desa Ruis, Desa Watu Tango, Desa Robek, Sambor Desa Nggalak, Wangkal Desa Kajong, Desa Lemarang, Kampung Baru Desa Paralando

Kecamatan Reok dan Timbang Kecamatan Cibal; h. Emas terdapat di Desa Lante, Kajong dan Desa Nggalak

Kecamatan Reok

i. Timah terdapat di Keka Desa Golomuntas Kecamatan Satarmese; dan

j. Pasir Besi terdapat di sepanjang pantai selatan Kecamatan Satarmese dan antara lain Satarmese Barat.

2. Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi, terdapat di Ulumbu Desa Wewo Kecamatan Satarmese dan Wae Pesi Kecamatan Reok

2.1.2.6. Kawasan peruntukan permukiman

1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di antara lain :

a. Ruteng dengan luas kurang lebih 3.884,6 Ha; b. Reo dengan luas kurang lebih 282 Ha;

c. Pagal dengan luas kurang lebih 249 Ha; dan d. Cancar dengan luas kurang lebih 323 Ha.

2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di antara lain :

a. Iteng dengan luas kurang lebih 449 Ha; b. Narang dengan luas kurang lebih 870 Ha; c. Rejeng dengan luas kurang lebih 677 Ha;


(31)

d. Timung dengan luas kurang lebih 868 Ha; e. Purang dengan luas kurang lebih 538 Ha;

2.1.2.7. Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan peruntukan lainnya, yaitu kawasan pertahanan dan keamanan, terdiri atas:

a. Komando Distrik Militer (KODIM) 1612/Manggarai yang berada di Kecamatan Langke Rembong;

b. Komando Rayon Militer (KORAMIL) 1612-01/Ruteng yang berada di kecamatan Langke Rembong, KORAMIL 1612-03/Reok di Kecamatan Reok dan Koramil 1612-7/Satarmese di Kecamatan Satarmese;

c. Pos Bantuan bimbingan masyarakat (Babinsa) Cancar di Kecamatan Ruteng, Pos Babinsa Wae Ri’i di Kecamatan Wae Ri’i dan Pos Babinsa Cibal di Kecamatan Cibal;

d. Kepolisian Resor (Polres) Manggarai di Kecamatan Langke Rembong;

e. Kepolisian Sektor (Polsek) di Kecamatan Reok, Cibal dan Kecamatan Satarmese; dan

f. Pos Polisi (Pospol) di Kecamatan Langke Rembong dan Kecamatan Ruteng.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Berdasarkan kondisi geologi dan kondisi fisik permukaan kabupaten Manggarai yang merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan maka secara umum wilayah kabupaten Manggarai termasuk kawasan rawan bencana terutama bencana gempa bumi, longsor, banjir. Selain itu terdapat juga bencana yang diakibatkan gelombang pasang, tsunami mengingat wialayah kabupaten Manggarai termasuk dalam busur vulkanik dalam kalk alkalin yang sampai saat ini masih aktif. Berikut adalah Peta Rawan Bencana


(32)

Tabel 2.16 Wilayah Potensi Bencana

No Wilayah Jenis Bencana

1 Kecamatan Langke

Rembong

1. Kebakaran

2. Gempa Bumi

3. Tanah Longsor 4. Banjir

5. Angin Putting Beliung

6. Gunung Api

7. Konflik Sosial

2 Kecamatan Cibal 1. Tanah Longsor

2. Banjir

3. Angin Putting Beliung

4. Kebakaran

5. Gempa Bumi

6. Konflik Sosial 7. Kekeringan

3 Kecamatan Cibal Barat 1. Tanah Longsor

2. Banjir

3. Angin Putting Beliung

4. Kebakaran

5. Kekeringan

6. Gempa Bumi

7. Konflik Sosial

4 Kecamatan rahong

Kecamatan Rahong

utara

1. Kebakaran

2. Tanah Longsor 3. Angin Putting Beliung

4. Gempa Bumi

5. Kekeringan 6. Banjir

7. Konflik Sosial

5 Kecamatan Lelak 1. Tanah Longsor

2. Angin Putting Beliung

3. Gempa Bumi

4. Kekeringan

5. Kebakaran

6. Konflik Sosial

6 Kecamatan Ruteng 1. Angin Putting Beliung

2. Konflik Sosial

3. Gempa Bumi

4. Tanah Longsor 5. Banjir

6. Kebakaran

7. Kekeringan

7 Kecamatan Wae Ri’i 1. Angin Putting Beliung 2. Konflik Sosial

3. Gempa Bumi

4. Tanah Longsor 5. Banjir

6. Kekeringan


(33)

No Wilayah Jenis Bencana

8 Kecamatan Reok 1. Banjir

2. Gelombang Pasang/Tsunami

3. Tanah Longsor 4. Angin Putting Beliung 5. Kekeringan

6. Konflik Sosial

7. Gempa Bumi

8. Kebakaran

9. Abrasi DAS Wae Pesi

9 Kecamatan Reok Barat 1. Kekeringan

2. Angin Putting Beliung

3. Gelombang Pasang/Tsunami

4. Tanah Longsor 5. Konflik Sosial

6. Gempa Bumi

7. Kebakaran

8. Abrasi

10 Kecamatan Satar Mese 1. Kekeringan

2. Angin Putting Beliung

3. Gelombang Pasang/Tsunami

4. Gunung Api

5. Tanah Longsor 6. Konflik Sosial

7. Gempa Bumi

8. Kebakaran

9. Abrasi

11 Kecamatan Satar Mese

Barat

1. Kekeringan

2. Angin Putting Beliung

3. Gelombang Pasang/Tsunami

4. Gunung Api

5. Tanah Longsor 6. Konflik Sosial

7. Gempa Bumi

8. Kebakaran

9. Abrasi

12 Kecamatan Satar Mese

Utara

1. Kekeringan

2. Angin Putting Beliung 3. Tanah Longsor 4. Konflik Sosial

5. Gempa Bumi

6. Kebakaran

Sumber Data : BPBD Kab. Manggarai Tahun 2015

A. Tanah Longsor

Intensitas curah hujan yang melampaui batas normal menyebabkan wilayah kabupaten manggarai sering mengalami longsor yang mengakibatkan korban jiwa dan harta benda.


(34)

Tabel 2.17 Lokasi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Manggarai

Kecamatan Desa / kelurahan

Cibal Gapong, Perak, Riung, Langkas Bea Mese,

Nenu, Rado, Golo, Welu, Golo Ncuang, Barang, Pinggang dan Wudi

Cibal Barat Timbu, Lenda, Compang Cibal, Bere, Wae

Codi, Golo Lanak, Wae Renca, Latung dan Golo Woi

Ruteng Bea Rahong, Golo Worok, Poco Likang, Belang

Turi, Cumbi, Compang Dalo, Meler, Pong Lale, Bulan dan Pong Lao

Rahong Utara Golo Langkong, Dimpong, Compang Dari,

Manong, Pong Lengor, Buar, Tengku Lese, Bangka Ajang dan Benteng Tubi

Wae Rii Ranaka, Compang Ndehes, Poco, Wae Ri’i,

Ndehes, Ling dan Longko

Langke Rembong Wali

Satar Mese Umung, Lungar, Moncok, Ponggeok, Ngkaer,

Papang, Pongkor, Wewo dan Wae Ajang

B. Gempa Bumi

Seluruh wilayah kabupaten manggarai yang terdiri dari 12 kecamatan, 145 desa dan 26 kelurahan merupakan daerah potensi rawan bencana gempa bumi karena kepulauan indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng australia, lempeng eurasia dan lempeng pasifik.

C. Gunung Api

Kabupaten manggarai memiliki satu gunung api yang masih aktif yaitu : anak gunung ranaka. gunung ini pernah meletus pada tahun 1987 berdasarkan data yang diperoleh dari pos pemantauan gunung api, gunung anak ranaka di lando Kabupaten Manggarai selama bulan april 2010 dari pagi hingga malam hari gunung kebanyakan tertutup kabut 0i-0iii, terkadang pada pagi dan siang hari gunung tampak jelas, disaat tampak jelas dari pos terlihat asap putih tipis, tekanan gas lemah, tinggi


(35)

asap antara 0- 15 m diatas puncak hal ini menunjukkan bahwa gunung api anak ranaka dinyatakan aktif normal.

kondisi ini menunjukan bahwa Kabupaten Manggarai masih terdapat gunung api yang perlu diantisipasi khusunya pada desa-desa sekitarnya yaitu: kecamatan wae rii yaitu desa satar ngkeling, desa golo cador, desa golo mendo, desa wae rii dan desa ranaka.

Tabel 2.18 Lokasi Daerah Rawan Gunung Berapi di Kabupaten

Manggarai

Kecamatan Desa / kelurahan

Wae Rii Ranaka, Longko, Wae Rii, Bangka Jong<Golo Mendo,Golo Cador

Langke Rembong Carep, Tenda Satar Tacik

Satar Mese Lungar, Umung., Papang , Ponggeok,Ulu

Belang.

Sumber data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015

D. Tsunami / Gelombang Pasang

Daerah/wilayah kabupaten manggarai yang berada di pesisir pantai merupakan daerah/wilayah potensi rawan bencana tsunami yang dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 2.19 Lokasi Daerah Potensi Tsunami di Kabupaten

Manggarai

Kecamatan Desa / kelurahan

Kecamatan Reok Reo, Salama, Baru, Mata Air, Wangkung, Robek.

Kecamatan Reok Barat

Paralando, Lemarang.

Kecamatan Satar Mese Barat

Borik, Satar Ruwuk, Nuca Molas, Satar Lenda, Satar Luju, Ceka Luju, Terong dan Hilihintir

Kecamatan Satar Mese

Tal, Paka, Legu, Langgo, Koak dan Tado Sumber data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015


(36)

E. Banjir

Banjir juga berpotensi melanda beberapa wilayah di kabupaten manggarai utamanya disebabkan oleh curah hujan lokal yang tinggi, curah hujan yang tinggi di daerah hulu berpotensi menjadi banjir kiriman yang berpotensi banjir seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.20 Desa/Kelurahan Rawan Banjir

di Kabupaten Manggarai

No Kecamatan Sungai Desa/kelurahan

1 Reok Sungai Wae

Mbeak

Desa bajak, desa watu tango dan desa ruis,

Sungai Wae Kaap

Sebagian desa ruis, kelurahan wangkung dan mata air

Sungai Wae Pesi Bajak reo, mata air, baru, salama 2 Reok Barat Sungai Wae Kuli Desa toe, desa lemarang dan

desa para lando

3 Cibal Sungai Wae

Naong

Pinggang Bea Mese, Rado dan Desa Riung

4 Cibal Barat Sungai Wae Renca

Desa Wae Renca

5 Rahong Utara

Sungai Wae Racang

Desa golo langkok, liang bua dan manong

Sungai Wae Rii Dimpong, buar, angka ruang dan manong

Sungai Wae Lega Tengku lese, buar dan angka ruang.

6 Satar Mese Barat

Sungai Wae Mese

Hilihintir, terong, popo dan golo ropong

7 Satar Mese Sungai Wae Koe Paka dan legu, jaong, golo lambo, ngkaer, pongkor dan tal 8 Langke

rembong

Sungai Wae Garit Kelurahan golo dukal dan Kelurahan Wali

9 Ruteng Wae Palo, Wae

Rajong, Wae Ireng Dan Wae Kunce

Desa kakor, benteng

kuwu,belang turi, meler dan pong leko

10 Wae Rii Wae Mulu, Wae

Racang dan Wae Kokak

Desa lalong, golo wua, golo watu, ranggi, wae mulu golo cador, compang ndehes, golo wua, desa bere dan desa poco Sumber Data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015


(37)

F. Kebakaran

Ancaman kebakaran di kabupaten manggarai mengenal 2 musim yaitu musim hujan 7 bulan dan musim kemarau 5 bulan. Pada musim kemarau kejadian kebakaran rumah penduduk dan kebakaran hutan cukup besar

Tabel 2.21 Daerah Rawan Kebakaran Hutan

Kecamatan Desa / kelurahan

Reok Desa yang mempunyai hutan Lindung

Reok Barat Desa yang mempunyai hutan Lindung

Satar Mese Desa yang mempunyai hutan Lindung

Satar Mese Barat Desa yang mempunyai hutan Lindung Satar Mese Barat Utara Desa yang mempunyai hutan Lindung

Cibal Desa yang mempunyai hutan Lindung

Cibal Barat Desa yang mempunyai hutan Lindung

Ruteng Desa yang mempunyai hutan Lindung

Lelak Desa yang mempunyai hutan Lindung

Wae Ri’i Desa yang mempunyai hutan Lindung

Langke Rembong Desa yang mempunyai hutan Lindung

Rahong Utara Desa yang mempunyai hutan Lindung

Sumber Data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015

G. Kekeringan

Ancaman kekeringan kerap kali menjadi langganan setiap tahun bagi masyarakat kabupaten manggarai. Dampak langsung dari ancaman kekeringan adalah gagal tanam, gagal panen dan kebakaran.

Wilayah kecamatan yang sering dilanda kekeringan adalah kacamatan satar mese, kec. Satar mese barat, kec. Reok dan kecamatan cibal bagian utara.


(38)

Tabel 2.22 Lokasi Daerah Rawan Kekeringan di Kabupaten Manggarai

Kecamatan Desa / kelurahan

Reok Bajak, Watu Tango, Ruyis, Wangkung, Mata Air,

Baru, Salam, Reo, Robek dan Watu Baur.

Rahong Utara Dimpong, Bangka Ruang, Buar, Manong, Golo Langkok, Liang Bua dan Tengku Lese.

Satar Mese Barat Hilihintir, Popo, Terong, Golo Ropng, Borik, Cambir Leca dan Ruang

Papang, Jaong, Golo Lambo, Ngkaer, Pongkor, Tal, Paka, Legu dan Satar Loung.

Lelak Urang, Pong Umpu, Gelong, Nati, Ndiwar dan

Bangka Dese

Reok Barat To’e, Lante, Nggalak, Lemarang, Para Lando, Torong Koe, Loce, Sambi, Kajong dan Rura.

Cibal Barat Timbu, Lenda, Compang Cibal, Bere, Wae

Codi, Golo Lanak, Wae Renca, Latung, Golo Woi dan Bangka Ara

Sumber data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015

H. Angin Putingbeliung

Tabel 2.23 Lokasi Daerah Rawan Angin Putingbliung

di Kabupaten Manggarai

No Kecamatan Desa/kelurahan

1 Reok Bajak, Watu Tango, Ruis,

Wangkung, Watu Baur, Salama

2 Cibal Riung, Wae Renca, Pinggang, Bea

Mese

3 Cibal Barat Timbu, Lenda, Compang Cibal,

Bere, Wae Codi, Golo Lanak, Wae Reenca, Latung, Bangka Ara


(39)

No Kecamatan Desa/kelurahan

4 Rahong Utara Dimpong, buar, bangka ruang,

Buar, manong, Golo Langkok, Tengku Lese

5 Satar Mese Barat Hilihintir, popo, terong,golo

ropong, Ruang, Satar Luju

6 Satar Mese Golo Muntas, Koak, Gara,

Langgo, Legu, Jaong

7 Langke rembong Kelurahan golo dukal dan

Kelurahan Wali, Karot, Tenda, Watu, Waso

8 Ruteng kakor, belang turi, meler, Bangka

Lao, Wae Belang, Compang Dalo

9 Lelak Urang, Pong Umpu, Gelong, Nati,

Ndiwar, Bangka Dese

I. Bencana Sosial

Bencana sosial merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintah kabupaten manggarai terutama wabah penyakit dan konflik sosial perebutan batas tanah dan masalah tanah baik orang perorangan maupun kelompok.

Tabel 2.24 Desa/Kelurahan Rawan Epidemi di Kabupaten

Manggarai

No Kecamatan Desa/kelurahan

1 Reok Semua Desa/Kelurahan

2 Reok Barat Semua Desa/Kelurahan

3 Satar Mese Semua Desa/Kelurahan

4 Satar Mese Barat Semua Desa/Kelurahan

5 Satar Mese Utara Semua Desa/Kelurahan


(40)

No Kecamatan Desa/kelurahan

7 Cibal Barat Semua Desa/Kelurahan

8 Ruteng Semua Desa/Kelurahan

9 Lelak Semua Desa/Kelurahan

10 Wae Ri’i Semua Desa/Kelurahan

11 Langke Rembong Semua Desa/Kelurahan

12 Rahong Utara Semua Desa/Kelurahan

Sumber data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015

Tabel 2.25 Desa/Kelurahan Rawan Konflik di Kabupaten

Manggarai

No Kecamatan Desa/kelurahan

1 Reok Semua Desa/Kelurahan

2 Langke Rembong Semua Desa/Kelurahan

3 Satar Mese Semua Desa/Kelurahan

4 Satar Mese Barat Semua Desa/Kelurahan

5 Lelak Semua Desa/Kelurahan

6 Cibal Semua Desa/Kelurahan

7 Rahong Utara Semua Desa/Kelurahan

8 Ruteng Semua Desa/Kelurahan

Sumber data : BPBD Kab. Manggarai tahun 2015

2.1.4. Demografi

Penduduk Kabupaten Manggarai berjumlah 338,324 jiwa pada tahun 2015. Dari keseluruhan jumlah penduduk tersebut, penduduk laki-laki adalah sebanyak 168,986 jiwa dan perempuan sebanyak 169,338 jiwa, dengan seks rasio 99,79

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Manggarai Tahun 2014 sebesar 1.58 % persen per tahun. Struktur penduduk Mangarai dapat dilihat pada Tabel penduduk berikut


(41)

Tabel 2.26 Laju Pertumbuhan Penduduk

No Wilayah

Jumlah Penduduk

2014

Laju Pertumbuhan

Penduduk 2010-2013

Laju Pertumbuhan

Penduduk 2013-2014

1 Manggarai 314.491 1.71 1,58

2 NTT 5.036.897 1.71 1.67

Tabel 2.27 Struktur penduduk perkecamatan

Kabupaten Manggarai

Kecamatan

Penduduk

Sex Ratio Laki-laki Perempuan Laki-laki +

perempuan

Langke rembong 35.580 36.210 71.790 98,26

Ruteng 22.793 22.871 45.664 99,66

Wae rii 15.080 15.073 30.153 100,05

Lelak 6.815 6.719 13.534 101,43

Rahong utara 12.286 12.439 24.725 98,77

Cibal 13.464 13.798 27.262 97,58

Cibal Barat 7.920 7.993 15.913 99,09

Reok 10.589 10.293 20.882 102,88

Reok Barat 7.584 7.503 15.087 101,08

Satar mese 18.695 18.259 36.954 102,39

Satar mese barat 18.180 18.180 36.360 100

Satar Mese Utara - - - -

Total manggarai 168.986 169.338 338.324 99,79


(42)

Grafik 2.3 Grafik PDRB (ADHK-ADHB) Kab. Manggarai

2.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1.

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Pertumbuhan PDRB

Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha

Sumber : BPS Manggarai

Keterangan )** : Angka Sangat Sementara Grafik 2.4

Grafik Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha


(43)

Grafik 2.5 GrafikPertumbuhan Ekonomi Kab. Manggarai

2. Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : BPS Manggarai

Keterangan )** : Angka Sangat Sementara

Dari grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manggarai diatas, Perlambatan Ekonomi Tahun 2013 ke tahun 2014 (0.24%) lebih disebabkan oleh rendahnya produksi pertanian. Yang mana dari Distribusi PDRB, Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sangat siginifikan (25.48%), sehingga flutuasi sektor ini akan sangat berpengaruh pada Petumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Hal ini dapat dilihat dari Pada tahun 2014, produksi padi sawah dan padi lading di Manggarai tercatat sebanyak 107.061 ton gabah kering giling. Jumlah produksi ini turun hingga 12,08 persen dibandingkan produksi di tahun sebelumnya. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas (padi sawah dan padi ladang) lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.28 Luas Panen, Produksi Padi di Manggarai taun 2011 s.d 2014

Tahun

Luas Panen Produksi

Hektar Pertumbuhan

(%) Ton (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

2011 22,404.00 -3.74 107330.00 -5.52

2012 23,105.00 3.13 108,049.00 0.67

2013 25,347.00 9.70 121,766.00 12.70


(44)

3. Laju Inflasi

Sumber : BPS Provinsi NTT

Keterangan )** : Angka Sangat Sementara

Grafik Laju inflasi diatas , menggunakan data BPS Propinsi NTT. Sedangkan BPS Manggara belum memiliki data khusus inflasi Kabupaten.

4. Koefisien Gini (Gini Ratio)

Tabel 2.29

Koefisien Gini (Gini Ratio) tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Manggarai

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015)**

Indeks Gini (Gini Ratio)

0,36 0,36 0,35 0,35 0,35 )**

Sumber : BPS Provinsi NTT

Keterangan )** : Angka Sangat Sementara

Indeks gini adalah angka yang menggambarkan Ketimpangan antara kelompok pengeluaran konsumsi perkapita. Range nya 0 s.d 1 , diatas 1 dianggap tidak normal/ tinggi, sehingga dari table tersebut ditas dapat disimpulkan bahwa indeks ketimpangan (Gini ratio) kabupaten manggarai masih Normal dimana ratio 0.35 >1.

Gambar 2.6 Grafik Laju Inflasi Provinsi NTT


(45)

5. Penduduk Diatas Garis Kemiskinan

Tabel 2.30

Persentase penduduk diatas garis kemiskinan tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Manggarai

Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014

Prosentase Penduduk

Miskin 21,86 21,13 20,96 20,22

Prosentase Penduduk diatas garis kemiskinan

(100-Penduduk Miskin)

78,14 78,87 79,04 79,78

Sumber : BPS Provinsi NTT

Keterangan )** : Angka Sangat Sementara

2.2.2.

Fokus Kesejahteraan Sosial

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian pembangunan dalam konteks kesejahteraan sosial. Selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, IPM Kabupaten Manggarai fluktuatif, IPM tahun 2014 masih bersifat sangat semnetara sedangkan Tahun 2015 merupakan rill hasil penelitian. Hal Ini

menunjukkan bahwa pencapaian hasil pembangunan yang

dilaksanakan di Kabupaten Manggarai telah berhasil menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan


(46)

2. Angka Kriminalitas Yang Tertangani Tabel 2.31

Jumlah Angka Kriminalitas yang Tertangani

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

1. Angka kriminalitas yang tertangani

125 110 180 164 181

Gambar 2.6 Grafik Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Manggarai


(47)

3. Capaian SPM

Tabel 2.32

Tabel Realisasi Pencapaian Target Kinerja 15 (lima Belas) Bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Mangarai Tahun 2011 s/d 2015.

1. Kesehatan;

No Bidang/Jenis

Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

%

Batas Waktu Pencapaian

%

CAPAIAN

2011 2012 2013 2014 2015

A Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 80 2015 68,78 78,2 66.58 80 61

2. Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 80 2015 80,94 100 25.6 66.7 93.6

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90 2015 82,56 89,21 93.4 93.3 95.2

4. Cakupan pelayanan nifas 90 2015 84,76 90,73 91.8 88.6 90.2

5. Cakupan neonatus dengan komlikasi yang

ditangani 80 2015 97,47 40,9 61.39 61.07 67.7

6. Cakupan kunjungan bayi 90 2015 85,79 95,1 94.4 80.2 99.6

7. Cakupan desa/kelurahan UCI 80 2015 75,17 73,83 88.3 89.51 85.80

8. Cakupan pelayanan anak balita 90 2015 76,62 71 74.61 78.20 80.9

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI

pada anank usia 6-24 bulan keluarga miskin 0 2015 0 0 0 0 0

10.Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 2015 100 100 100 100 100


(48)

No Bidang/Jenis

Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

%

Batas Waktu Pencapaian

%

CAPAIAN

2011 2012 2013 2014 2015

setingkat

12.Cakupan peserta KB aktif 70 2015 71.9 69,6 55.7 45.7 51.5

13.Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit

a. Acute Flacid Paralysis ( AFP) rate per 100.000

<15 tahun ≥2 2015 8,01 4,47 93.38 0 2.11

b. penemuan penderita pneumonia balita 50 2015 21,58 14,27 8.3 8.8 2.6

c. penemuan pasien baru TB BTA Positif >85 2015 19,19 56,50 48.22 42.008 74.8

d. penemuan penderita Diare 100 2015 65,38 47,89 50.3 86.6 54.3

14.Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien

miskin 100 2015 122,74 132.78 126.9 122.5 107.29

15.Cakupan pelayan kesehatan rujukan pasien miskin 100 2015 0,16 2 0.1 0.13 2.11

16.Cakupan pelayanan gawat darurat level I yang

harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota 100 2015 4.2 3.7 3.6 3.7 4.1

C Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan KLB

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan Epidemologi < 24 jam 100 2015 100 0 100 0 0

D Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


(49)

2. Lingkungan Hidup;

No Bidang/Jenis

Layanan

Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas waktu Pencapaian

Realisasi Pencapaian Target (%)

2011 2012 2013 2014 2015

Lingkungan Hidup

Pencegahan Pencemara Air Tidak ada data

Pencegahan Pencemaran udara dari

Sumber tidak bergerak Tidak ada data

Penyediaan Informasi status kerusakan lahan

dan atau tanah untuk produksi biomasa Tidak ada data

Tindaklanjuti Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup


(50)

3. Pemerintahan Dalam Negeri

No Bidang/ Jenis Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas Waktu Pencapaian

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pelayanan Dokumen

Kependudukan

1. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) 0,15 2011 0,42 0,65 0,50 0,53 0,59

2. Cakupan penerbitan akta kelahiran 235,25 Jiwa 2011 325,608 215 216,4 225 235,7

2

Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban Masyarakat

Cakupan Petugas Perlindungan

Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 66,97% 2015

80.95 80.37 67.12 65.99

96,44

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di kabupaten

2010

3 Penanggulangan

Bencana Kebakaran

Cakupan pelayanan bencana kebakaran

kabupaten 2015

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen kebakaran (WMK)


(51)

4. Sosial

No Bidang/ Jenis Layanan Indikator Kinerja Rencana Target

Pencapaian

Batas Waktu Pencapaian

2011 2012 2013 2014 2015

1

Pelaksanaan Program/ Kegiatan Bidang Sosial 1. Pemberian Bantuan social

bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial skala provinsi

Persentase (%) PMKS skala Kabupaten yang memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan kebutuhan dasar 100% 2015 0 36 47 87 30

2. Penyelenggaraan pelayanan dan rahabilitasi social dalam panti sosial skala provinsi

Persentase (%) PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan social melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

100% 2015 40 15 75 60 110

2

Penyediaan Sarana dan Prasarana Sosial 1. Pilihan sarana prasarana

panti sosial skala kabupaten

Persentase (%) Panti sosial skala kabupaten yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

0% 2015 0 0 0 0 0

2. Penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala kabupaten

Persentase (%) Wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang

menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

100% 2015 0 0 0 0 0

Penanggulangan Korban Bencana 1. Bantuan sosial bagi korban

bencana skala kabupaten

Persentase (%) Korban bencana skala kabupaten yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

100% 2015 66 22 38,33 33,33 66,67

2. Evaluasi korban bencana skala kabupaten

Persentase (%) Korban bencana skala kabupaten yang dievakuasi dengan


(52)

No Bidang/ Jenis Layanan Indikator Kinerja Rencana Target Pencapaian

Batas Waktu Pencapaian

2011 2012 2013 2014 2015

menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap

Pelaksanaan dan

pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial

- Penyelenggaraan jaminan sosial skala kabupaten

Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

0% 2015 0 0 0 0 0

5. Perumahan

No Bidang/Jenis Layanan

Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas waktu Pencapaian

Realisasi Pencapaian Target (%)

2011 2012 2013 2014 2015

1,1

Rumah Layak Huni dan Terjangkau

1 Cakupan ketersediaan rumah

layak huni 100% 2009 - 2025

Tidak Ada

2 Cakupan layanan rumah layak

huni yang terjangkau 70% 2009 - 2025

1,2

Lingkungan yang sehat dan aman yang

didiukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)

Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung


(53)

6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak;

No Bidang/Jenis Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas waktu Pencapaian

Realisasi Pencapaian Target (%)

2011 2012 2013 2014 2015

1

pengaduan/laporan korban kekerasan

terhadap perempuan dan anak

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh

petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu.

100% 2014

100 89 94 100 45

2

Pelayanan kesehatan Bagi perempuan dan anak korban kekerasan

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas

mampu tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di RS

100% 2014

100 100 100 100 100

3

Rehabilitasi sosial bagi Perempuan dan anak Korban kekerasan

1 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu.

75% 2014

90 70 38 80 28

2 Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas

bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam

unit pelayanan terpadu

75% 2014


(54)

No Bidang/Jenis Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas waktu Pencapaian

Realisasi Pencapaian Target (%)

2011 2012 2013 2014 2015

4

Penegakan dan bantuan hukum bagi

Perempuan dan anak Korban kekerasan

1 Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

80% 2014

26,34 36,67 15,53 100,65 103,23

2 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum.

50% 2014

40 55 23 151 155

5

Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

1 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban

kekerasan.

50% 2014

159 152 188 152 90

2 Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

100% 2014


(55)

7. Keluarga Berencana

No Bidang/Jenis

Layanan Indikator Kinerja

Target Rencana Pencapaian

Batas Waktu Pencapaian

Realisasi Pencapaian Target

2011 2012 2013 2014 2015

1 Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk

(LPP) - 2015 1.81% 1.78% 1.75% 1.71% 1.69%

2 Total Fertility Rate - 2015 3.5% 3.48% 3.61% 3.49% 3.38%

3

Persentase penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat

30% 2015 0% 0% 0% 0% 0%

4 Persentase PUS yang Istrinya dibawah Usia 20

Tahun 1.49% 2015 2.62% 2.90% 5.10% 6.12% 5.13%

5 Persentase Unmet Need 11% 2015 13.62% 11.56% 18.53% 20.68% 16.42%

6 Persentase Contraceptive Prevalance Rate

(CPR) 72% 2015 71.88% 74.38% 67.53% 60.53% 66.54%

7 Persentase cakupan anggota BKB yang Ber

KB 90% 2015 71% 100% 78.54% 81.30% 85.26%

8

Ratio petugas lapangan Keluarga

Berencana/Penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB)

1 : 2 2015 1 : 2.48 1 :

2.48

1 : 2.42

1 : 2.42

1 : 3.11

9 Ratio Pembantu Pembina Keluarga

Berencana (PPKBD) 1 : 1 2015 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1

10 Persentase cakupan anggota UPPKS yang

Ber KB 95% 2015 71.43% 100% 64.98% 85.17% 79.88%

11 Prosentase penyediaan Data mikro di

Desa/Kelurahan 100% 2015 100% 100% 100% 100% 100%


(56)

8. Pendidikan

No Bidang/jenis layanan Indikator kinerja

Target rencana pencapaian Batas waktu pencapaian (tahun)

Realiasi pencapaian target (2020)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang

terjangkau dengan berjalan kaki yaitu : Jarak maksimal satuan

pendidikan 2015

a. SD/MI Maksimal 3 km 100 100 100 100

b. SMP/MTs maksimal 6 km 100 100 100 100

2 Jumlah Peserta Didik dalam setiap rombongan

belajar untuk :

Maksimal jumlah perserta didik setiap rombongan belajar

2015

a. SD/MI tidak melebihi 32 orang 100 34,19 51,46 77,08

b. SMP/Mts tidak melebihi 36 orang 100 68,33 68,66 73,13

3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang

laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik.

Ruang laboratorium IPA beserta

perlengkapannya

100 2015 60,34 61,67 65,67 56,06

4

a) Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya.

Ruang guru beserta

perlengkapannya 100 2015 6,99 27,35 33,05 18,33

b) Di setiap SMP/ MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru, yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru dan kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya.

65,52 66,67 70,15 50,00

5 Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)

Guru per rombongan


(57)

No Bidang/jenis layanan Indikator kinerja Target rencana pencapaian Batas waktu pencapaian (tahun)

Realiasi pencapaian target (2020)

2011 2012 2013 2014 2015

orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan.

6

Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran.

Guru per mata

pelajaran 100 2015 100 100 100 94,03

7

Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifi kat pendidik.

Guru yang memenuhi standar kualifikasi dan sertifikasi

100 2015 100 100 100 100

8

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70 % dan separuh diantaranya (35 % dari

keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40 % dan 20 %)

Guru yang memenuhi standar kualifikasi dan sertifikasi

100 2015 100 100 100 95,52

9

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

Sertifikasi pendidik 100 2015 89,66 100 100 100

10

Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.

Kualifikasi kepala SD/MI 100 2015 34,50 87,18 - 68,64

11

Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.

Kualifikasi kepala


(1)

dan hortikultura menjanjikan investasi harapan bagi transformasi struktur ekonomi Manggarai dari primer ke sekunder.

Pengembangan perdagangan di Kabupaten Manggarai difokuskan pada pengembangan sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Pengembangan sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang, memperkecil disparitas antar desa dan kota, mengurangi fluktuasi harga yang disebabkan oleh sistem monopsoni dan oligopsoni, menjamin ketersediaan barang kebutuhan yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat. Adapun peningkatan akses pasar dalam negeri maupun luar negeri dilakukan melalui promosi/pameran produk dan misi perdagangan.

Laporan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai dikutip oleh BPS Manggarai, potensi sumberdaya galian baik non-logam maupun logam yang belum dieksplitasi masih tersedia dibawah permukaan bumi Manggarai. Potensi mangan seluas 15.921,50 Ha, Feldspar 25 Ha, Batu Gamping 230.880.000 M3, Sirtu 697.820 M3, Batu Silika 15 Ha, Trass 199,95 Ha, Zeloit 121 Ha, Bijih Besi 671.000 Ton, Emas tersedia pada area seluas 5.804,70 Ha.

Bahan galian tersebut saat ini sebagian sudah dieksploitasi. Pada lokasi bahan yang sudah dieksploitasi dihasilkan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Tetapi pengelolaan dampak negatif yang ditimbulkan belum dikelola dengan efektif sehingga berpotensi menghasilkan kerusakan lingkungan dan pencemaran. Pertambangan bahan galian non logam, pada lokasi tertentu sudah mengganggu air tanah dan menimbulkan bahaya tanah longsor, sehingga ekonomi masyarakat pasca tambang juga terganggu. Oleh karena itu perencanaan perbaikan lingkungan dan penyediaan alternatif aktivitas ekonomi harus segera dilakukan. Sedangkan yang belum dieksploitasi selain karena belum ekonomis, mungkin juga karena belum diketahui cadangannya secara terukur. Pada bahan tambang yang belum


(2)

Potensi pariwisata di Kabupaten Manggarai cukup menjanjikan, namun belum dikelola secara optimal, proporsional dan profesional serta belum ditempatkan sebagai kegiatan industri pariwisata. Potensi pariwisata yang saat ini dimiliki oleh Kabupaten Manggarai antara lain : wisata alam di pegunungan Madosawu dan Inanmbele, wisata budaya di Liang Bua dan di Wae Rebo, dan wisata religius di Golo Curu dan Torong Besi, dan daya tarik seni Caci, Mbata, Sanda, menjadi daya tarik wisata.

Tabel 2.218 Angka Kriminalitas

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pembunuhan 5 - - - -

2 Penganiayaan Berat

68 53 112 100 112

3 Pencurian 36 43 53 40 47

4 Pemerkosaan/ Kejahatan Seksual

8 4 2 4 2

5 Penipuan 7 10 10 18 17

6 Pemalsuan Uang

1 - - - -

Jumlah Angka Kriminalitas

125 110 180 164 181

Jumlah Penduduk

303.978 326.990 332.560 337.286 338.324

Prosentase Angka Kriminalitas

4,11 3,36 5,41 4,86 5,32

Sumber : Polres Kab. Manggarai, 2015

Tabel 2.219 Jumlah Demo

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Demo - - - - 10 Kali


(3)

Tabel 2.220 Lama Proses Perizinan

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Lama Proses

Perijinan 14 Hari 14 Hari 14 Hari 14 Hari 14 Hari Sumber : KPPTSP Kab. Manggarai, 2015

Tabel 2.221 Jumlah Dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Pajak 9 9 9 9 9

2 Jumlah Retribusi 3 3 3 3 3

Tabel 2.222 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Perda 5 5 5 5 5

Tabel 2.223

Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap Total Desa

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah

Desa/Kelurahan Berswasembada

- - - - -

2 Jumlah Desa atau Kelurahan

162 162 162 162 171

3 Presentase Desa berstatus

Swasembada terhadap total desa

- - - - -

Tabel 2.224 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah BANK 5 5 6 6 6


(4)

Tabel 2.225

Jenis Dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jenis Perusahaan asuransi

2 2 2 2 2

2 Jumlah Perusahaan asuransi

2 2 2 2 2

2.4.5. Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Menurut arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai, penataan wilayah Kabupaten Manggarai terbagi menjadi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi fungsi lindung dan kawasan dengan kemiringan lahan >40% yang tersebar di kabupaten Manggarai seluas 29.254,26 Ha hutan produksi 952,36Ha, taman wisata 8.103,60 Ha. Sedangkan Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara karakteristik wilayah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Kawasan diperuntukan bagi permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan dan olahraga, pemerintahan dan perkantoran, industri, kawasan wisata /rekreasi, pemakaman Umum, kawasan khusus.

Tabel 2.226 Luas Wilayah Produktif

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas Wilayah Produktif

150.554 150.554 150.554 150.554 150.554 2 Luas seluruh

wilayah Budidaya

57.972 58.297 79.650 79.650 79.650

3 Rasio 2.6 2.58 1.89 1.89 1.89


(5)

Tabel 2.227 Luas Wilayah Perkotaan

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas Wilayah Perkotaan

4.778.79 4.778.79 4.778.79 4.778.79 4.778.79 2 Luas Seluruh

wilayah budidaya

91.540 91.540 91.540 91.540 91.540

3 Rasio Luas wilayah Perkotaan

0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

Sumber Data : RTRW Kab. Manggarai, 2015

2.4.6. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kabupaten Manggarai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 2,34 % per tahun. Hingga pada tahun 2015 penduduk Manggarai berjumlah 337.286 orang, terdiri dari; laki-laki 168.049 orang; perempuan 169.237 orang. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 81.151 KK. Sumber Daya Manusia sebagai potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat Manggarai dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. BPS Manggarai (2015) melaporkan Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manggarai tahun 2011 sebesar 67,81; tahun 2012 sebesar 68,30; tahun 2013 sebesar 68,69; dan tahun 2014 sebesar 69,04. Berkenaan dengan pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Manggarai, perkembangan kualitas sumberdaya manusia (SDM) Kabupaten Manggarai menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung berdasarkan tiga indikator, yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli, dengan indeks komulatif ke dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


(6)

Dari komposisi umur penduduk Kabupaten Manggarai pada tahun 2014, yaitu usia 0-14 tahun sebanyak 38,05%, usia 15-64 tahun sebanyak 58,22%; dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,73%. Angka beban ketergantungan (dependency ratio) mencapai 71,77 yang berarti diantara 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 71,77 orang penduduk usia non produktif.

Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2014 sebesar 67,88%; dengan serapan kesempatan kerja berdasarkan lapangan usaha; (1) pertanian, kehutanan, dan perikanan 48,84%; (2) pertambangan dan penggalian 2,52%; (3) industri pengolahan 2,80%; (4) listrik, Gas, dan Air Minum 0,39%; (5) bangunan dan konstruksi 18,30%;(6) perdagangan, hotel, dan restoran 8,92%; (7) keuangan, persewaan, dan jasa 1,67%; (8) angkutan dan komunikasi 8,59 %; dan (9) jasa-jasa 11,40%.