Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit T1 212005032 BAB II

(1)

7 BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan hal yang penting, adanya kerangka teori memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian, baik secara teoritis maupun kenyataan empiris pada obyek penelitian. Kerangka teoritis akan membahas tentang konsep-konsep yang relevan dalam penelitian, dimana konsep adalah unsur utama yang membentuk teori (Ihalauw, 2000).

Berdasarkan pada rumusan masalah dan persoalan penelitian pada bab I, maka konsep utama dalam skripsi ini adalah kartu kredit, gaya hidup, lingkungan dan kebutuhan. Berikut ini akan diuraikan definisi konsep, dalil dan model lengkap dengan penalarannya.

2.1 Penggunaan kartu Kredit

Kartu kredit adalah, kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang (Wibowo, 2008).

Dalam beberapa tahun terakhir, kartu kredit sebagai salah satu instrumen pembayaran nontunai sudah mulai dapat diterima luas oleh masyarakat Indonesia (Wijaya, 2009). Pembayaran nontunai adalah Keuntungan finansial yang bisa didapat dari jasa pelayanan kartu kredit mengundang rasa ketertarikan perusahaan perbankan untuk ikut bersaing


(2)

8

dalam bisnis kartu kredit di Indonesia sehingga tercipta persaingan yang ketat antar lembaga penerbit kartu (card issuer) (Wijaya, 2009).

Setiap analisis yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit harus secara jelas membedakan aspek dari penggunaan kartu kredit dan menetapkan isu utama untuk dipelajari. Kartu kredit sangat khas karena selain sebagai media transaksi juga sebagai bentuk pinjaman jangka pendek (Robb, 2007).

Kartu kredit sebagai media transaksi atau alat pembayaran, bukan berarti kartu kredit mempunyai nominal yang sama dengan uang tunai sehingga dapat dipertukarkan dengan barang atau jasa. Dengan sarana dan bantuan teknologi kartu kredit mempunyai nilai intrinsik (nilai yang melekat/terkandung didalamnya) sebagaimana uang tunai. Karena mempunyai nilai ekonomis, maka kartu kredit dapat digunakan sebagai alat pembayaran dari kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi (Santosa, 2009:34).

Kartu kredit sebagai pinjaman jangka pendek atau dapat disebut dengan hutang karena nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam kartu kredit tersebut bukanlah milik dari pemegangnya, namun milik penerbit kartu kredit. Selanjutnya, pemegang kartu mempunyai kewajiban mengembalikan sejumlah nilai uang yang digunakan kepada penerbit kartu, apakah akan dikembalikan sekaligus atau secara cicilan tergantung dari pemegang kartu, namun cara tersebut dalam suatu persyaratan yang telah disepakati (Santosa, 2009:34). Tagihan pelunasan saldo hutang para


(3)

9

pemegang kartu kredit dilakukan tiap bulan sekali. Para pemegang kartu kredit diberi batas waktu pembayaran tagihan, apabila mereka melunasi saldo pinjaman dalam jangka waktu tersebut, bank tidak akan membebani bunga kredit. Batas tertinggi jumlah belanja tiap transaksi pembelian yang ditentukan bank akan tergantung dari jenis dan lokasi penjual maupun jenis barang atau jasa yang dibeli (Sutojo, 1995:38).

Berikut adalah beberapa contoh pos pembebanan biaya kepada cardholder. Pos biaya ini biasanya tertera pada halaman belakang tagihan kartu kredit atau melalui pemberitahuan dalam bentuk lain oleh bank penerbit (Santosa, 2009:28).

Tabel 2.1 JENIS POTONGAN

BIAYA KETERANGAN

Annual fee Adalah biaya administrasi tahunan yang ditagih setiap kali terjadi perpanjangan kartu.

Cash advance fee Adalah fee yang harus dibayar atas kemudahan cash advance yang dilakukan oleh pemegang kartu.

Late charges fee Adalah biaya yang harus dibayar oleh pemegang kartu sebagai penalti atas keterlambatan pembayaran hutang kartu kredit.

Copy sales draft fee Adalah fee yang harus dibayar sebagai pengganti biaya administrasi atas upaya penerbit menyediakan copy sales draft.

Card replacement fee Adalah biaya yang harus dibayar untuk penggantian kartu yang rusak atau hilang.

Increase limit fee Adalah fee yang dibebankan apabila pemegang kartu ingin meningkatkan limit kartu kredit baik baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat tetap.


(4)

10 JENIS POTONGAN

BIAYA KETERANGAN

Copy billing statement fee Adalah fee yang dibebankan apabila pemegang kartu ingin meminta copy billing statement karena billing statement asli hilang atau rusak.

Payment fee Adalah biaya yang dibebankan kepada pemegang kartu apabila melakukan pembayaran melalui electronic channel bank lain.

Card up-grade fee Adalah beban yang ditanggung pemegang kartu apabila ingin meningkatkan jenis kartu kredit yang dipegang. Misalnya dari kartu klasik menjadi kartu gold atau platinum.

Card cancellation fee Adalah biaya yang dibebankan apabila pemegang kartu membatalkan kartu kredit yang sudah terlanjur diterbitkan.

Over limit fee Adalah fee atas kerelaan penerbit untuk menaikkan limit darurat yang biasanya dibutuhkan pada saat berbelanja.

Berdasarkan uraian diatas maka penggunaan kartu kredit didefinisikan sebagai fungsi yang melekat pada kartu yang dikeluarkan oleh bank sebagai instrumen pembayaran (Wijaya, 2009) yang juga sebagai bentuk pinjaman jangka pendek (Robb,2007).

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit

Menurut Angel, Blacwell dan Miniard (1994:4), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan mengatur barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.


(5)

11

Perilaku konsumen dalam penggunaan alat pembayaran modern dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri (internal) maupun dari lingkungannya (eksternal) yang dalam penelitian ini dibatasi faktor budaya dan kelompok referensi. Semakin kompleks keputusan yang akan diambil, semakin banyak faktor-faktor pertimbangan yang terlibat. Faktor-faktor pertimbangan yang mempengaruhi konsumen tersebut dapat timbul dari dalam atau internal maupun dari luar atau eksternal. Ada tiga alasan mengapa seseorang memilih untuk memakai kartu kredit daripada membayar tunai. Pertama, karena konsumen membutuhkan kredit untuk mampu membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kedua, konsumen ingin memanfaatkan kenyamanan untuk tidak perlu membawa-bawa uang tunai. Ketiga, konsumen merupakan orang yang sangat perhitungan dan memahami keuntungan yang diperoleh dari membeli sekarang dan membayar kemudian (Ingene dan Levy, 1982).

2.2.1 Pengaruh Faktor Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan (Kotler, 1989:189).

Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masayarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah


(6)

12

sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera, kebiasaan dan perilaku pembelian.

Klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah delapan tipologi value and lifestyles (VALS2) (Kotler dan Armstrong: 2007,151). Kedelapan tipologi tersebut sebagai berikut:

1. Actualizer, mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan harga diri yang tinggi. Mereka mempunyai rentang minat yang luas ada berbagai bidang dan terbuka pada perubahan. Mereka membeli produk untuk mencapai yang terbaik dalam hidup. Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membeli produk-produk mahal dan bergengsi untuk menunjukkan gengsi mereka.

2. Fulfilleds, berpendapatan tinggi, dewasa, bertanggung jawab dan berpendidikan tinggi.

Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan ponsel pascabayar.

3. Believers, konsumen konservatif, dapat ditebak dengan pendapatan lebih dari cukup yang menyukai produk terkenal. 4. Achievers, orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,

konserfatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan dan keluarga mereka.


(7)

13

Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membeli produk-produk mapan untuk menunjukan keberhasilan mereka.

5. Strivers, orang dengan nilai-nilai serupa dengan achievers, tapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit. Contoh: menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan mendesak, saat tidak membawa uang tunai.

6. Experiencers, senang yang baru, aneh dan beresiko, senang olah raga, sosialisasi dan udara luar, peduli tentang diri, tidak sama dengan konformis, kagum kekayaan, kekuasaan, ketenaran dan tidak peduli politik.

contoh: para remaja yang menginginkan kartu kredit karena hadiah atau reward yang ditawarkan.

7. Makers, menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang dengan kalangan dan teman dekat, menghindari orang, mencemooh politisi, orang asing dan konglomerat.

Contoh: menggunakan kartu kredit sebagai penunjang

8. Strugglers, minat terbatas, kegiatan terbatas, cari rasa aman, kesehatan bermasalah, konservatif dan tradisional, memegang agama.

Contoh: menggunakan kartu kredit untuk hal mendesak selama tidak melanggar nilai-nilai agama yang dianutnya.

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup achievers dengan


(8)

14

minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita sekretariat daerah Propinsi Jawa Tengah (Alam, 2006). Hubungan ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi r = 0,518 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Nilai korelasi tersebut 0,518 menunjukkan hubungan positif yang kuat antara gaya hidup achiever dengan minat menggunakan kartu kredit (Alam, 2006).

Susilowaty meneliti pengaruh gaya hidup terhadap frekuensi pemakaian kartu kredit kelompok pemakai kartu kredit (kelompok pemakai jarang, kelompok pemakai sedang dan kelompok pemakai sering). Temuannya menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga seseorang maka semakin tinggi frekuensi pemakaian kartu kreditnya (Susilowaty, 2001). Selain itu juga dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi atau memotivasi perilaku pemegang kartu kredit untuk menggunakan kartu kreditnya. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor keunggulan dan faktor kemudahan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah terbentuk bisa dikatakan dengan gaya hidup masing-masing kelompok (Susilowaty,2001).


(9)

15 2.2.2 Pengaruh Faktor lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan bersumber dari luar diri konsumen atau eksternal yaitu:

1. Budaya

Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu (Wallendorf dan Reilly: Mowen, 1995).

Kebudayaan meliputi pengamatan yang menyeluruh akan sifat-sifat masyarakat secara utuh termasuk bahasa, pengetahuan, hukum, agama, teknologi, kebiasaan makan, musik, kesenian, pola kerja, produk, dan benda-benda lain yang menunjukkan suatu yang khas tentang masyarakat yang bersangkutan. Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar (Kotler, 1997:153). Akhir-akhir ini perkembangan budaya dipicu oleh unsur kemajuan teknologi.

- Perkembangan teknologi dibidang informasi dan komunikasi (misalnya pertumbuhan stasiun televisi, radio, dan internet) dapat memudahkan untuk mengakses


(10)

16

informasi sebanyak-banyaknya, dan dengan maraknya penggunaan handphone kahir-akhir ini dapat membuat komunikasi lebih lancar

- Perkembangan pendidikan, misalnya makin banyak universitas-universitas yang mengadakan kegiatan belajar mengajarnya dengan cara online, membuati mahasiswa tidak harus hadir di dalam kelas untuk mengikuti perkuliahan. Selain itu, jika sebelumnya kita hanya bisa membaca buku dan mendapatkan pengetahuan dari guru dengan adanya internet lebih memudahkan siswa atau mahasiswa untuk mencari bahan-bahan dan pengentahuan tambahan melalui internet.

- Perkembangan perbankan, seperti kemajuan teknologi e- banking, menyebabkan beberapa transaksi dapat dilakukan melalui Internet, antara lain untuk transfer uang, pengecekan saldo, pembayaran tagihan, dan informasi rekening. Selain itu ada juga kartu kredit untuk pengganti uang tunai yang dapat digunakan membayar di pusat-pusat perbelanjaan, restaurant, hotel, dan bahkan untuk membayar pintu tol dan parkir, serta ATM untuk memudahkan penarikan uang tunai.

- Perkembangan teknologi transportasi: kini penumpang tidak perlu lagi berdesak-desakan mengantri untuk membeli


(11)

17

tiket, tetapi dapat melakukan transaksi online dengan menggunakan kartu kredit untuk pembayaran. Contohnya tiket pesawat dan kereta api.

Oleh karena itu dalam skripsi ini, konsep budaya akan difokuskan pada unsur atau dimensi teknologi. Konsumen dengan latar belakang lingkungan budaya yang maju, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mempunyai kecenderungan untuk memiliki pendapat bahwa memiliki dan menggunakan kartu kredit adalah hal yang penting. Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong sektor ekonomi lain untuk maju. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja.

Kemajuan teknologi dan informasi juga ikut mempengaruhi perilaku konsumen para mahasiswa. Maraknya toko online di internet membuat para konsumen memilih menggunakan cara belanja dengan menggunakan kartu kredit selain transfer melalui ATM.

Dengan demikian dapat dirumuskan proposisi yang akan diuji dalam penelitian ini sebagai berikut: “faktor budaya berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”


(12)

18 2. Kelompok Referensi:

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya (Swastha dan Handoko, 1982:68). Kelompok referensi juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku (Swastha dan Handoko, 1982:69). Bagi produsen kelompok usia remaja merupakan salah satu pasar yang potensial. Alasannya karena pola konsumsi terbentuk pada usia remaja. Selain itu biasanya remaja mudah terbujuk oleh rayuan iklan. Faktor lainnya adalah suka ikut-ikutan teman, dan gemar mengikuti trend yang sedang beredar, karena pada usia remaja memiliki kecenderungan ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sekitarnya (Wijaya, 2001).

Kelompok referensi termasuk didalamnya adalah keluarga, keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang terikat dengan adanya hubungan darah. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga dengan


(13)

19

pendapatan yang tinggi cenderung memiliki kemampuan menempuh cara dan gaya hidup yang lebih tinggi. Beberapa orang tua berpendapat bahwa memberikan kartu kredit kepada anak merupakan suatu pelatihan kepercayaan dan tanggung jawab yang luar biasa, baik bagi orangtua maupun bagi anak itu sendiri.

Selanjutnya penelitian ini akan menguji proposisi sebagai berikut: “faktor kelompok referensi berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”

2.3 Model

Pada paparan di atas telah dirumuskan 3 proposisi, yaitu:

Proposisi 1 (P1) : “faktor gaya hidup berpengaruh terhadap penggunaan kartu kredit.’’

Proposisi 2 (P2) : “faktor budaya berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”

Proposisi 3 (P3) : “faktor kelompok referensi berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”


(14)

20

Ketiga proposisi tersebut mempunyai variabel gayut yang sama, sehingga dapat dirumuskan model yang menunjukkan hubungan partial dari 3 variabel bebas sebagai berikut:

Gambar 2.1

pp P1

P2

P3

Lingkungan

Model tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gaya hidup, budaya dan kelompok referensi mempengaruhi penggunaan kartu kredit

Gaya hidup

Budaya

Kelompok referensi

Penggunaan kartu kredit


(1)

15 2.2.2 Pengaruh Faktor lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan bersumber dari luar diri konsumen atau eksternal yaitu:

1. Budaya

Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu (Wallendorf dan Reilly: Mowen, 1995).

Kebudayaan meliputi pengamatan yang menyeluruh akan sifat-sifat masyarakat secara utuh termasuk bahasa, pengetahuan, hukum, agama, teknologi, kebiasaan makan, musik, kesenian, pola kerja, produk, dan benda-benda lain yang menunjukkan suatu yang khas tentang masyarakat yang bersangkutan. Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar (Kotler, 1997:153). Akhir-akhir ini perkembangan budaya dipicu oleh unsur kemajuan teknologi.

- Perkembangan teknologi dibidang informasi dan komunikasi (misalnya pertumbuhan stasiun televisi, radio, dan internet) dapat memudahkan untuk mengakses


(2)

16

informasi sebanyak-banyaknya, dan dengan maraknya penggunaan handphone kahir-akhir ini dapat membuat komunikasi lebih lancar

- Perkembangan pendidikan, misalnya makin banyak universitas-universitas yang mengadakan kegiatan belajar mengajarnya dengan cara online, membuati mahasiswa tidak harus hadir di dalam kelas untuk mengikuti perkuliahan. Selain itu, jika sebelumnya kita hanya bisa membaca buku dan mendapatkan pengetahuan dari guru dengan adanya internet lebih memudahkan siswa atau mahasiswa untuk mencari bahan-bahan dan pengentahuan tambahan melalui internet.

- Perkembangan perbankan, seperti kemajuan teknologi e- banking, menyebabkan beberapa transaksi dapat dilakukan melalui Internet, antara lain untuk transfer uang, pengecekan saldo, pembayaran tagihan, dan informasi rekening. Selain itu ada juga kartu kredit untuk pengganti uang tunai yang dapat digunakan membayar di pusat-pusat perbelanjaan, restaurant, hotel, dan bahkan untuk membayar pintu tol dan parkir, serta ATM untuk memudahkan penarikan uang tunai.

- Perkembangan teknologi transportasi: kini penumpang tidak perlu lagi berdesak-desakan mengantri untuk membeli


(3)

17

tiket, tetapi dapat melakukan transaksi online dengan menggunakan kartu kredit untuk pembayaran. Contohnya tiket pesawat dan kereta api.

Oleh karena itu dalam skripsi ini, konsep budaya akan difokuskan pada unsur atau dimensi teknologi. Konsumen dengan latar belakang lingkungan budaya yang maju, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mempunyai kecenderungan untuk memiliki pendapat bahwa memiliki dan menggunakan kartu kredit adalah hal yang penting. Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong sektor ekonomi lain untuk maju. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja.

Kemajuan teknologi dan informasi juga ikut mempengaruhi perilaku konsumen para mahasiswa. Maraknya toko online di internet membuat para konsumen memilih menggunakan cara belanja dengan menggunakan kartu kredit selain transfer melalui ATM.

Dengan demikian dapat dirumuskan proposisi yang akan diuji dalam penelitian ini sebagai berikut: “faktor budaya berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”


(4)

18 2. Kelompok Referensi:

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya (Swastha dan Handoko, 1982:68). Kelompok referensi juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku (Swastha dan Handoko, 1982:69). Bagi produsen kelompok usia remaja merupakan salah satu pasar yang potensial. Alasannya karena pola konsumsi terbentuk pada usia remaja. Selain itu biasanya remaja mudah terbujuk oleh rayuan iklan. Faktor lainnya adalah suka ikut-ikutan teman, dan gemar mengikuti trend yang sedang beredar, karena pada usia remaja memiliki kecenderungan ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sekitarnya (Wijaya, 2001).

Kelompok referensi termasuk didalamnya adalah keluarga, keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang terikat dengan adanya hubungan darah. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga dengan


(5)

19

pendapatan yang tinggi cenderung memiliki kemampuan menempuh cara dan gaya hidup yang lebih tinggi. Beberapa orang tua berpendapat bahwa memberikan kartu kredit kepada anak merupakan suatu pelatihan kepercayaan dan tanggung jawab yang luar biasa, baik bagi orangtua maupun bagi anak itu sendiri.

Selanjutnya penelitian ini akan menguji proposisi sebagai berikut: “faktor kelompok referensi berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”

2.3 Model

Pada paparan di atas telah dirumuskan 3 proposisi, yaitu:

Proposisi 1 (P1) : “faktor gaya hidup berpengaruh terhadap penggunaan kartu kredit.’’

Proposisi 2 (P2) : “faktor budaya berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”

Proposisi 3 (P3) : “faktor kelompok referensi berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”


(6)

20

Ketiga proposisi tersebut mempunyai variabel gayut yang sama, sehingga dapat dirumuskan model yang menunjukkan hubungan partial dari 3 variabel bebas sebagai berikut:

Gambar 2.1

pp P1

P2

P3

Lingkungan

Model tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gaya hidup, budaya dan kelompok referensi mempengaruhi penggunaan kartu kredit

Gaya hidup

Budaya

Kelompok referensi

Penggunaan kartu kredit


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit T1 212005032 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit T1 212005032 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit T1 212005032 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Penggunaan Kartu Kredit

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaminan Deposito Atas Kredit Berdokumen dalam Perdagangan Internasional T1 312009015 BAB II

0 1 41

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tekanan Darah Mahasiswa dengan Latar Belakang Etnik yang Berbeda di Salatiga T1 BAB II

0 0 3

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kesusilaan dalam PerundangUndangan Indonesia T1 BAB II

0 0 22

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Smartphone Samsung T1 BAB II

0 0 8