MAKNA BIRRUL WALIDAIN DALAM FILM ADA SURGA DI RUMAHMU : ANALISIS SEMIOTIK MODEL ROLAND BARTHES.
MAKNABIRRUL WALIDAINDALAM FILM
ADA SURGA DI RUMAHMU (Analisis Semiotik Model Roland Barthes)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
LAILA ULFA NUR ANA NIM. B01212012
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Laila Ulfa Nur Ana
NIM : B01212012
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi / Komunikasi dan Penyiaran Islam E-mail address :
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Skripsi Tesis Desertasi Lain-lain ( )
yang berjudul :
MAKNABIRRUL WALIDAINDALAM FILM ADA SURGA DI RUMAHMU (Analisis Semiotik Model Roland Barthes)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secarafulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 22 Agustus 2016 Penulis
( Laila Ulfa Nur Ana ) nama terang dan tanda tangan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300 E-Mail: [email protected]
(6)
ABSTRAK
Laila Ulfa Nur Ana, NIM B01212012, 2016. Makna Birrul WalidainDalam Film Ada Surga Di Rumahmu. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci:Film,Birrul Walidain.
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana makna denotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu ?, 2. Bagaimana makna konotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu ?.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif sedangkan untuk mengungkap analisis semiotik ini Makna Birrul Walidain Dalam Film Ada Surga Di Rumahmu, maka penulis menggunakan instrument penelitian antara lain: mencari tema, menentukan tema, observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang dipakai adalah peta Roland Barthes yang terlihat dari tanda denotatif yang terdiri dari penanda dan petanda. Arti denotatif yaitu, makna yang sebenarnya yang melandasi kebenaran. Sedangkan konotasi adalah makna tidak sebenarnya yang berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai denotatif.
Makna denotative pada tayangan Ada Surga Di Rumahmu yaitu berupa tayangan audiovisual yang berupa intonasi percakapan yang variatif. Sedangkan makna konotasinya adalah nemunbuhkan rasa sayang seorang anak terhadap kedua orang tuanya, baik dalam keadaan apapun seperti sedih maupun senang yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
(7)
DAFTAR ISI
Persetujuan Pembimbing ...ii
Pengesahan Tim Penguji ...iii
Motto dan Persembahan ...iv
Lembar Pertanggung Jawaban ...vi
Abstrak...vii
Pengantar...viii
Daftar Isi ...ix
BAB I : PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...9
C. Tujuan Penelitian ...9
D. Manfaat Penelitian ...9
E. Sistematika Pembahasan ...11
BAB II : KAJIAN TEORETIK DAKWAH MELALUI MEDIA FILM ...13
A. Pesan Dakwah Melalui Film ...13
1. Pengertian Pesan Dakwah dan Macam-Macam Pesan Dakwah ...13
2. Pengertian Film Dan Macam-Macam Film ...23
B. Birrul Walidain Sebagai Pesan Dakwah ...31
C. Kelebihan Dan kekurangan Film Sebagai Media Dakwah ...39
1. Kelebihan Film Sebagai Media Dakwah ...39
2. Kekurangan Film Sebagai Media Dakwah ...40
D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan...41
BAB III : METODE PENELITIAN...48
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...48
B. Unit Analisis...53
C. Jenis dan Sumber Data ...53
(8)
E. Teknik Pengumpulan Data ...58
F. Teknik Analisis Data...60
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA...61
A. Deskripsi Objek Penelitian...61
1. Profil Film...61
2. Profil Para Pemain Film...62
3. Sinopsis Film ...68
B. Penyajian Data ...71
C. Analisis Data ...81
BAB V : PENUTUP ...83
A. Kesimpulan...83
B. Saran ...84
Daftar Pustaka...86
(9)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan proses komunikasi dalam rangka mengembangkan ajaran Islam, dalam arti mengajak orang untuk menganut agama Islam1. Secara terminologis bahwa Islam telah banyak didefinisikan oleh para Ahli. Syayyid Qutb memberi batasan dengan mengajak atau menyeru kepada orang lain untuk masuk kedalamsabilAllah SWT.2
Sebagaiman firman Allah dalam suratAli Imronayat 104 yaitu:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yangberuntung”.3
Ayat diatas memberikan suatu perintah untuk menyerukan kebajikan terhadap orang lain, dan memberikan informasi bahwa mencegah kemunkaran adalah golongan orang-orang yang beruntung. Dalam menjalankan langkah-langkah tersebut, setiap orang memiliki gaya
1
Anwar Arifin,Dakwah Kontemporer,Graha ilmu, Jakarta, 2011, hlm. 24. 2
Wahyu Ilahi,Komunikasi Dakwah,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 14. 3
(10)
2
sendiri. Gaya ini disebut taktik. Strategi, metode, tehnik, tidak lepas dari sudut pandang pendakwah tentang pendekatan dakwah. Maka setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya, pasti memiliki akar pendekatan, strategi, metode, teknik, bahkan taktik. Keseluruhan akar ini mengandung nilai etika.4
Dakwah hanyalah merupakan usaha atas kewajiban yang telah dipikulkan Allah kepada umat manusia yang mengaku dirinya hamba yang telah masuk Islam. Masalah orang yang diajak akan menerima atau justru menolak adalah urusan Allah, manusia tidak mempunyai wewenang menetapkan manusia lain.5
Aktifitas dakwah adalah kegiatan yang membutuhkan ketekunan, energi atau semangat serta kreatifitas yang tinggi.6 Dijaman ini tabligh
tidaklah cukup hanya disampaikan dengan lisan belaka, yang aktivitasnya hanya dia lakukan dari mimbar ke mimbar tanpa bantuan alat-alat modern, yang sekarang terkenal dengan sebutan alat-alat komunikasi massa.7
Belum pernah dalam sejarah, manusia dapat menyebarkan gagasannya dan dapat menyampaikan isi dakwah kepada banyak orang dengan cepat, atau memperoleh informasi sedemikian beragamnya sebelum ada surat kabar, film, radio dan televisi, yang kemudian dikenal
4
Moh. Ali Aziz,Filsafat Dakwah, IAIN Sunan Ampel Press, Jakarta, 2003, hlm. 212. 5
M. Taqwin Suji,Sejarah Islam,Dakwah Digital Press, Surabaya, 2008, hlm. 16. 6
Shofyan affandy,Manajemen Organisasi Dakwah, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2013, hlm. 5.
7
Syukriadi Sambas, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Benang Merah Press, Bandung, 2004, hlm. 102.
(11)
3
sebagai media massa.8 Karena media tersebut sangat membantu dalam proses berdakwah.
Untuk membuat film tabligh banyak yang menduga sangat sulit. Hal ini mungkin karena waktu, pelaku, biaya yang dibutuhkan relatif banyak. Namun, jika kita mau, sebenarnya seseorang yang memiliki biaya terbatas pun tidak berarti tidak memiliki kesempatan untuk membuat film. Asal mau membuat film meskipun itu sederhana, maka seseorang akan dapat memproduksinya.9
Kelemahan dari film sebagai media komunikasi terutama karena besarnya hembatan geografis yang mengharuskan ditonton atau dilihat disebuah tempat tertentu sehingga khalayaknya harus menyediakan waktu tersendiri untuk pergi ke tempat yang disediakan (bioskop atau lapangan terbuka).
Film memiliki keunggulan terutama, karena film dapat dinikmati oleh semua kalangan dari khalayak yang berpendidikan tinggi sampai kepada yang buta huruf. Demikian juga film memiliki daya persuasif yang tinggi, terutama karena menyajikan gambar yang hidup (bergerak dan bersuara). Demikian juga film menyuguhkan pesan dengan menghidupkan atau dapat mengurangi jumlah besar keraguan. Apa yang disuguhkan oleh film itu lebih nudah diingat.
8
Ibid87. 9
(12)
4
Film mempunyai kekuatan besar mempengaruhi yang sangat besar, dan sumber dari kekuatnnya itu ialah pada emosi dari khalayak. Namun aktualitas film sangat rendah dalam menghidangkan atau menyajikan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Film yang berisikan pesan dakwah, biasanya dikenal dengan sebutan film dakwah. Sebutan itu kemudian dapat disebut sebagaiCitra media.
Kini film telah berkembang dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, termasuk teknologi digital. Dalam masa permulaan film, terdapat orang yang sangat berjasa, antara lain Niepe (1822) dan Deuguerre (1839) dari Perancis; Voigtlander (1844) dari Jerman; Eastman (1888), Edison dan Dickson (1895) dari Amerika Serikat.10
Disini peneliti akan mengambil sebuah film drama Indonesia yang berjudul Ada Surga di Rumahmu. Film ini menceritakan seorang anak yang bernama Ramadhan, dia di pesantrenkan oleh kedua orang tuanya ketika masih kecil, namun hal tersebut tidak membuat Ramadhan hilang kenakalanya. Hingga suatu hari Ramadhan harus dihukum oleh ustadz Atshar akibat kenakalanya itu dengan berdakwah ditempat-tempat yang tidak terduga sebelumya, semisal di tengah-tengah kuburan pada malam hari dengan tema kematian, adapun ceramah di dalam pasar dengan tema jual beli.
10
(13)
5
Ketika Ramadhan dewasa, dia baru tahu bahwa biaya kepesantrenya dari sumbangan abuya berupa ginjal yang di berikan kepada ustadz Athsar, dari situlah Ramadhan mulai tekun menuntut ilmu. Namun tak berselang lama, godaan datang menghampiri Ramadhan yang merubah pendiriannya yang semula ingin menjadi ustadz kini berubah menjadi seorang aktor.
Akhirnya Ramadhan memutuskan untuk pergi ke Jakarta, setiba di
Jakarta, Ramdhan melihat seorang anak yang berdo’a agar Allah
menghidupkan kedua orang tuanya walaupun hanya sebentar saja. Ramadhanpun tersadar, lalu memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya dan meminta maaf.
Sesampainya di rumah, Ramadhan terkejut melihat uminya sakit keras. Sejak saat itulah Ramadhan memutuskan untuk tetap dirumah dan berbakti kepada kedua orangtuanya. Dari situlah rezekipun datang dengan tidak disangka-sangka, Ramadhan mendapatkan tawaran untuk menjadi penceramah di salah satu stasiun televisi.
Mengabdi dan menyembah kepada Allah dinamakan ibadah. Beribadah dengan penuh keikhasan hati, mengakui keesaan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah. Dalam kata lain, ibadah dan mengesankan Allah merupakan hak-hak Allah yang menjadi kewajiban manusia untuk menunaikannya. Melakukan ibadah kepada Allah terlihat dalam amal perbuatan setiap hari, seperti apa yang ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya.
(14)
6
semisal shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lainnya, dinamakan ibadah khusus. Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang, menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya. Ibadah harus dikerjakan dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain.11
Birul Walidain (berbakti kepada kedua orang tua) memiliki kedudukan yang tinggi dan termasuk amalan yang berkedudukan paling tinggi. Tidak ada petunjuk yang paling gamblang mengenai pentingnya berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua dari pada adanya perintah untuk berbakti dan berbuat baik kepada keduanya, setelah datangnya perintah beribadah kepada Allah saja, tanpa sekutu baginya, tercantum dalam banyak ayat Al-Qur’an.12
11
Kementerian Agama R.I,Al-Qur’an dan Tafsirnya, Widya Cahaya, Jakarta, 2011, hlm. 166-167.
12
Mushthafa Bin Al-‘Adawi,Fikih Birrul Walidain, Maktabah Makkah, Sukoharjo, 2013, hlm. 7.
(15)
7
Sebagaimana firman Allah dalam suratAl-Ankabutayat 8 yaitu:
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang tekepada-Ku-lah kamu
kerjakan.”13
Pengertian berbuat baik kepada orang tua disini artinya sangat luas. Beberapa contoh perilaku berbuat baik kepada orang tua di antaranya:
(a). berkata dan bertutur yang sopan, lemah lembut serta menyenangkan hati orang tua. Jangan sampai berkata yang keras, kasar, dan menyakitkan hati orang tua, karena kalau orang tua
sampai sakit hati kemudian dan mengadu berdo’a kepada Allah, maka do’anya akan langsung dikabulkan oleh Allah.
(b). merendahkan diri apabila berhadapan dengan orang tua. Jangan menatap tajam, apalagi sampai melotot. Apabila orang tua sedang duduk di bawah maka kita pun ikut dudu di bawah, janang duduk di kursi apalagi sambil berdiri. Sikap harus kebawah, bukan
13
(16)
8
hanya kepada orang lain dan atasan, maka kepada orang tuapun harus sopan.
(c). berterima kasih dan bersyukur atas kebaikan orang tua karena mereka sudah sangat berjasa terhadap kita, dari sejak masih dalam kandungan sampai dewasa dan bertua. Kita tidak akan dapat membalasnya sampai akhir hayat sekalipun.14
Islam mengangkat derajat oang tua pada tingkat yang tidak dikenal dalam agama lain. Islam menempatkan kebaikan dan sikap hormat kepada orang tua berada hanya satu tingkat di bawah keimanan kepada Allah dan ibadah yang benar kepada-Nya.
Allah mewahyukan banyak ayat yang memperkuat pesan tentang penegasan bahwa ridha orang tua akan menentukan ridha-Nya dan menghormati mereka di nilai sebagai keuntungan manusia yang berada satu tingkat di bawah keimanan kepada-Nya.15 Maka, amat dahsyatlah ridha yang akan Allah berikan kepada anak yag berbakti terhadap kedua orang tuanya.
14
Heri Jauhari Muchtar,Fikih Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 111-112.
15
Muhammad Ali al-Hasyimi,Menjadi Muslim Ideal, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1999, hlm. 72.
(17)
9
B. Rumusan Masalah
Uraian sebelumnya adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan diteliti. Maka perlu difokuskan masalahnya yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaiman makna denotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu ? 2. Bagimana makna konotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai denotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu 2. Untuk mengetahui nilai konotasi dalam film Ada Surga di Rumahmu.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis:
a. Dapat memberikan konstribusi ilmiah tentang makna Birrul Walidainyang terdapat dalam film Ada Surga di Rumahmu.
b. Dapat memberikan masukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai film Ada Surga di Rumahmu dalam memaknai artiBirrul Walidaindalam film tersebut.
2. Secara Praktis: a. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan atau mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
(18)
10
konsentrasi Radio dan Televisi. Serta sebagai syarat untuk mengajukan tugas akhir guna memenuhi gelar sarjana.
b. Bagi Masyarakat Sosial
Diharapkan bagi masyarakat sosial supaya menjadi motivasi untuk selalu menghormati kedua orang tua terutama Ibu, seperti halnya yang telah dicontohkan dalam film Ada Surga di Rumahmu. Serta diharapkan juga bagi masyarakat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan.
c. Bagi Akademis
Khususnya bagi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi pada perpustakaan serta kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya dalam rangka pengembangan ilmu dan pelaksanaan penyiaran agama Islam, sehingga mampu memperbaiki dan menyempurnakan dalam proses penelitian ini. Serta dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan dakwah melalui media televisi terutama pada tayangan film.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang jelas pada skripsi ini maka pada bagian ini peneliti mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, peneliti menyusun sistematika dalam lima bab dengan susunan sebagai berikut:
(19)
11
BAB I, Didalam pendahuluan berisikan beberapa pembahasan yang terdiri dari Latar belakang masalah yang merupakan gambaran fenomena yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian, kemudian dirinci dengan rumusan masalah untuk memberikan batasan terhadap masalah yang akan diteliti, diteruskan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui tujuan melakukan penelitian tersebut, kemudian manfaat penelitian yang ditujukan didalam bab ini yaitu konseptualisasi.
BAB II, Dalam bab ini berisikan tentang kajian keputusan yang di dalamnya diberikan kejelasan tentang pengertian film dan pengertian analisis semiotik yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, dan dalam bab ini juga berisikan tentang teori yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian tersebut yaitu teori semiotik yang dianut oleh Roland Barthes.
BAB III, Didalam bab ini uraian yang akan dibahas adalah Pendekatan dan Jenis Penelitian yang digunakan, Unit Analisis Data, Tahap-tahap Penelitian, dan Teknik Analisis Data yang akan digunakan.
BAB IV, berisikan proses penyajian dan analisis data yang melingkupi objek penelitian yang dalam hal ini objek penelitiannya yaitu Film Ada Surga di Rumahmu, dan deskripsi hasil penelitian yang didapat ketika sudah melakukan penelitian dan analisis data.
BAB V, dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh dan seksama.
(20)
12
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAKWAH MELALUI MEDIA FILM
A. Pesan Dakwah Melalui Film
1. Pengertian Pesan Dakwah dan Macam-Macam Pesan Dakwah
Dikutip oleh Moh. Ali Aziz yang menjelaskan dakwah adalah “suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamatan terhadap ajaran agama,messageyang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur paksaan”.1
Dakwah merupakan perintah wajib bagi setiap muslim untuk menyerukan suatu kebenaran terhadap muslim yang lainnya, dengan cara apapun beserta waktu dan tempat yang sesuai dengan keadaan mad’u, berpatokan terhadap Al-Qur’an dan Hadist ataupun kajian-kajian ulama’ terpercaya.
1
(21)
13
Sebagaimana firman Allah dalam suratAn-Nahlayat 125 yaitu:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.”2
Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam yaitu:
a. Annida’ : memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah suratYunusayat 25:
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki Nya kepada jalan yang Lurus (Islam).”3
2
Departemen Agama R. I. Al Qur’an dan Terjemah, Depag R.I, Jakarta, hlm. 282. 3
(22)
14
b. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun terhadap yang salah.
c. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan yang menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.
d. Do’a (permohonan), permohonan yang diajukan kepada Allah, karena sudah pasti Allah akan mengabulkan do’a tersebut.
e. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.4
Sedangkan dalam pengertian istilah, dakwah menurut Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.5 Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.
4
Ibid 4-5. 5
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 1
(23)
15
Firman Allah dalam suratAn-Nahlayat 125 yaitu:
‘“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”.6
Komponen kedua dari kegiatan dakwah adalah materi dakwah yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta hasil ijtihat dari para ulama, temuan pakar dan lain-lain. Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja
Al-Qur’an perlu dijadikan sebagai sumber materi dakwah maupun sebagai
metodologi atau landasan-landasan teori dalam dakwah.7
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya Muhammad, yang berisikan pedoman untuk dijadikan petunjuk, baik pada masyarakat yang hidup di masa turunya maupun masyarakat sesudahnya, hingga akhir
6
Departemen Agama R. I. Al Qur’an dan Terjemah, Depag R.I, Jakarta, hlm. 282. 7
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, STAIN Purwokerto, Purwokerto, 2006, hlm. 19.
(24)
16
zaman.8 Tugas Rasulullah jelas tersurat dalam Al-Qur’an, yaitu
menyampaikan pesan dan tuntunan Allah SWT kepada umat manusia.9 Ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an benar-benar wahyu Allah SWT. Pertama, Nabi Muhammad adalah sosok manusia yang tidak mampu membaca dan menulis. Orang Arab menamakannya dengan ummiy. Mustahil orang yang buta huruf mampu membuat ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak hanya memiliki nilai sastra yang tinggi, namun
juga kandungan makna yang melampaui akal manusia. Kedua, Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat yang bisa menulis untuk mencatat ayat-ayat suci Al-Qur’an. Para sahabat yang lain diperintahkan untuk menghafalnya. Supaya mereka tidak keliru mencatatnya atau menghafalnya, Rasulullah SAW. selalu memilah antara ucapannya sebagai Hadits dan sebaga ayat Al-Qur’an. Penting dikemukakan bahwa hafalan para sahabat Nabi Muhamad SAW. diakui luar biasa. Sekalipun demikian, setiap bulan Ramadhan Nabi Muhammad tetap memeriksa hafalan mereka sekaligus memberikan arahan letak masing-masing ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Para ahli ilmu Tafsir menyebut pengaturan urutan ayat-ayat yang langsung atas petunjuk Nabi dengan istilahtauqifi.Ketiga, meskipun pembukaan Al-Qur’an menjadi mushaf terjadi pada masa Khalifah ‘Utsman Bin ‘Affan r.a. lebih kurang 13 tahun setelah wafatnya Nabi
SAW.10
8
Umar Shihab,Kontekstualitas Al-Qur’an, PT. Penamadani, Jakarta, 2005, hlm. 28. 9
Daniel Juned,Ilmu Hadits, PT. Gelora Aksara Pratama, Surabaya, 2010, hlm. 49. 10
(25)
17
Selain Hidup dibawah naungan Al-Qur’an adalah suatu
kenikmatan. Kenikmatan yang tidak dapat diketahui kecuali oleh orang yang merasakannya. Nikmat tersebut mengangkat, memberkahi dan menyucikan kehidupannya.11 Selain Al-Qur’an adapula Hadist atau As-Sunnah. dalam prakteknya,As-Sunnah merupakan tafsir dari suri tauladan bagi umat Islam. Nabi Muhammad adalah penafsir Al-Qur’an dan Islam
berdasarkan yang dilakukanya.12Permulaan turunya Hadist adalah seiring-bersamaan dengan awal turunya wahyu. Secara singkat dapat dikatan bahwa usia Hadist adalah seusia Al-Qur’an sendiri.13
Menurut bahasa, kata As-Sunnah berarti jalan atau tuntunan, baik yang terpuji maupun yan tercela. Sedangkan menurut peristilahan (terminologi) para ahli Hadist, As-Sunnah berarti segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW. dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan),
taqrir (ketetapan). Menurut sementara ahli Hadist, dalam arti ini As-Sunnah disama artikan dengan Hadist.14 Sedangkan pandangan ahliushul
yang dinamakan As-Sunnah adalah setiap yang datang dari Nabi yang bukan Al-Qur’an, baik berupa ucapan, perbuatan, ataupun ketetapannya dari setiap apa-apa yang dinyatakan sebagai hukumsyara’.15
11Muhammad Husai Ya’Qub,
20 Perintah Tuhan, PT. Sahara, Jakarta, 2006, hlm. 92. 12
Yusuf Qardhawi,Studi Kritis As-Sunnah, Trigenda Karya, Jakarta, 1995, hlm. 19. 13
Fazrul Rahman, Wacana Studi Hadis Kontemporer, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 2002, hlm. 8-9.
14
Musthafa Assiba’I, Al-Hadits Sebagai Sumber Hukum, CV. Diponegoro, Bandung, 1990, hlm. 67-68.
15
Muhammad Abdurrahman, Elan Sumarna, Metode Kritik Hadits, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 196.
(26)
18
Sungguhpun demikian tidak semua materi dakwah itu sesuai
dengan selera mad’u dan karenanya materi dakwah itu diklasifikasikan
lalu dipilah dan dipilih. Klasifikasi mana yang sekiranya dapat diterima
oleh mad’u, maka materi yang masuk pada klasifikasi tersebut dapat
disampaikan sebagai materi dakwah.16
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok17yaitu:
a. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah SWT., iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-Rasul Allah, dan iman kepada qadla dan qadar
Allah.
Akidah merupakan asas agama dan sebagai kesimpulan dakwah para Nabi dan Rasul, sejak pertama sampai terakhir. Sebagaimana diketahui, setiap hamba Allah akan ditanyai di akhirat kelak, dengan dua pertanyaan yang sangat mendasar. Pertama, apakah yang kalian sembah ?. kedua, apakah yang kalian jawab terhadap pertanyaan Rasul ?.
Jawaban untuk pertanyaan pertama ialah syahadat Allah dan jawaban untuk pertanyaan kedua ialah syahadat Rasul. Untuk memahami pengertian jawaban atas pertanyaan tersebut,
16
Hasyim Syamsudin,Manajemen Dakwah, Elkaf, Surabaya, 2007, hlm. 46. 17
Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Raja Grafindo Persada, Surabaya, 1993, hlm. 2.
(27)
19
seorang muslim harus mengetahui akidah yang sesuai dengan tuntutan dan ketentuan Allah.18
b. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharah,
shalat, as-shaum,zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas ( al-qanunal khas/hukum perdata dan al-qanun al-‘am/hukum
publik). Dengan demikian pengertian syari’ah di sini, adalah
pengertian secara sempit yang kita kenal dengan Fikh Islam.
Sebab syari’ah dalam pengertian luas termasuk di dalamnya: akidah, ibadah, mu’amalah, dan hukum-hukum lainnya serta akhlak.19
c. Akhlak, masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting di bandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.20
Akhlak secara istilah menurut Ibn Miskawaih (W. 421 H/1030 H) yang secara singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
18
Irfan Hielmy,Pesan Moral Pesantren, Nuansa, Bandung, 1999, hlm. 11. 19
Muhammad Ali Hasan, Studi Al-Qur’an Dan As-Sunnah, Sri Gunting, Jakarta, 2000, hlm. 65.
20
(28)
20
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.21 Adapun dasar akhlak itu menjadi dua macam jenis yaitu: pertama, akhlak terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah); yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Kedua, akhlak tercela (Akhlaqul Madzmumah); adalah sifat, sikap dan perilaku yang dibenci Allah dan merusak hubungan harmonis dengan sesama manusia. Akhlak tercela wajib dijauhi oleh umat Islam.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujaraatayat 12 yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu 21
(29)
21
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.”22
Dalam berdakwah, untuk lebih mengena dan menuai hasil yang lebih maksimal, perlu dipilih pesan (materi) dakwah apa yang lebih tepat
guna memudahkan da’i dalam penyampaian pesan kepada mad’u dan
apabila seorang da’i harus menguasai pula bagaimana cara berkomunikasi
dengan massa (jama’ah), dalam hal ini seorang da’i paling tidak harus
menelaah.23
Isi dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Ketidak singkronan dalam menentukan isi dakwah ini dapat menimbulkan dampak negatif yang
disebut dengan istilah “split personality” atau “double morality” pribadi muslim. Misalnya, seorang muslim yang beribadah, tetapi pada waktu yang sama ia dapat menjadi pemeras, penindas, koruptor, dan pelaku perbuatan tercela lainya.24
Da’i harus menyesuaikan tema dakwah yang akan disampaikan ketika berdakwah, seperti: berdakwah pada acara syukuran dan kelahiran seorang anak, jadi pemilihan pesan dakwah yang akan disampaikan harus berkaitan dengan acara tersebut. Da’i harus melihat mad’u yang akan menerima dakwah tersebut. Seperti: apakah dia anak-anak, remaja, atau
22
Departemen Agama R. I. Al Qur’an dan Terjemah, Depag R.I, Jakarta, hlm. 518. 23
Yunus Hanis Syam, Kiat Menjadi Da’I Andal, Cahaya Hikmah, Yogyakarta, 2004, hlm. 136-137.
24
(30)
22
orang tua. Misalnya berdakwah dikalangan remaja, maka cara penyampaian dan materi yang digunakan juga harus pas dan sesuai dengan
mad’u ketika itu.
Da’i juga harus memperhatikan keadaan audiens (mad’u) ketika
itu, seperti: keadaan tingkat pengetahuan, keadaan sosial, pengetahuan tentang agama. Misalnya keadaan audiens adalah kalangan orang
terpelajar, maka da’i harus memberikan materi yang sesuai dengan keadaan tersebut, yang sesuai dengan keadaan. Bila mad’unya kalangan
orang yang tidak begitu paham dengan agama, maka materi dan cara penyampaiannya harus sesuai dan mudah untuk ditelaah, dan lain sebagainya.
Secara umum dakwah merupakan suatu proses penyampaian atas pesan-pesan khusus yang berupa ajakan atau seruan terhadap orang lain supaya orang tersebut mengikuti ajakannya. Sedangkan secara khusus dakwah yaitu ajakan terhadap kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Pengertian Film Dan Macam-Macam Film
a. Pengertian Film
Secara umum film adalah cinematographie yang berasal dari kata
cinema (gerak), tho (cahaya), dan graphie (tulisan, gambar). Jadi pengertian secara singkat adalah gerak cahaya yang bergambar. Industri gambar gerak atau film, karena hubungannya yang unik dengan pasar
(31)
23
massal budaya industri, sejak awal berkembang dengan berbagai karakteristik yang dimiliki industri penerbitan dan penyiaran.25 Supaya dapat mengambil gambar dengan bagus, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.
Film adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan-bayangan hidup di atas sebuah layar putih. Ini dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri tidak lain dari rentetan foto diatas seluloid. Film muncul dan memasuki masa perkembangannya di tengah-tengah pergaulan hidup awal abad ke-20. Yaitu sekitar tahun 1990. Dan sebagai salah satu alat komunikasi massa, film nampak berbeda dengan alat-alat komunikasi massa lainnya. Kalau surat kabar dan pendengar radio terpancar di mana-mana, di desa-desa, di kota-kota, di gunung-gunung, atau di pelosok-pelosok. Maka penonton film harus berkumpul dalam suatu ruang tertentu: misalnya di lapangan, atau di gedung dan di Drive-in Theater tempat terbuka yang dimasuki dengan mobil dan menonton di atas mobil sendiri.
Jadi kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa film pada hakekatnya adalah alat komunikasi massa dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum atau terbuka, dan menyalurkan lambang-lambang dalam bentuk bayangan-bayangan hidup di atas layar putih yang isinya meliputi perwujudan kehidupan masyarakat.26 Film melebihi media
25
William L. Rivers–Jay W. Jensen Theodore Peterson,Media Massa dan Masyarakat Modern, Kencana Prebada Media Group, Jakarta, 2003, hlm. 197.
26
(32)
24
apapun. Seperti buku, film merupakan media massa yang tidak tergantung pada iklan demi mendapatkan dukunganfinancial.27
Adapun kantor produksi atau lebih di kenal dengan nama P.H. (Production House) merupakan jantung film karena di sinilah semua proses didiskusikan dan dibicarakan. Di kantor produksi itulah pusat koordinasi semua pihak, dimana awal dan akhir proses produksi film dikendalikan dari tempat ini. Fasilitas serba cangggih dan serba lengkap memang merupakan hal yang baik. Namun harus diingat bahwa penyediaan fasilitas tersebut memakan biaya. Beberapa peralatan penting yang di butuhkan ketika pembuatan film terdiri dari:
1). Kamera, shooting format menentukan jenis kamera yang dipakai penata fotografi, baik kamera 35 mm, kamera 16 mm, atau kamera Betacam SP. Tiap jenis mempunyai perlengkapan pendukung seperti lensa danfilterkamera berbeda. Salah satu perlengkapan pendukung kamera adalah grip. Grip merupakan peralatan pendukung gerakan kamera supaya hasil shooting sesuai dengan konsep fotografi. Grip
dapat berupa dolly, yaitu sejenis kereta tempat kamera tersebut, operator kameranya digerakkan lewat gerakan mendorong atau menarik. Grip dapat pula berupa dolly crane, yaitu lensa raksasa tempat kamera diletakkan yang dapat digerak-gerakkan ke atas dan bawah serta samping kiri dan kanan.
27
Stanley J. Baran,Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008, hlm. 207.
(33)
25
2). Lampu, pemilihan jenis dan jumlah lampu berikut perlengkapan pendukungnya seperti filter lampu sangat tergantung pada diskusi antara penata fotografi dengan penata artistik dan sutradara juga pada kunjungan ke lokasishooting.
3). Kabel, kabel tidak dapat di pisahkan dari lampu dan kamera. Maka harus konfirmasi ulang dengan penata fotografi tentang jenis dan jumlah kabel, karena pada lokasi tertentu dapat dibutuhkan sebagai tambahan kabel. Dalam lokasi shooting akan banyak sekali kabel yang saling melintang sesuai dengan komposisi lampu. Maka harus selalu koordinasi dengan tim kreatif.
4). Perlengkapan pendukung lainnya, membuat daftar kebutuhan perlengkapan pendukung untuk film dan memeriksa ulang semuanya. Mencatat semua kebutuhan, bila belum lengkap maka harus berkoordinasi dengan pihak tim kreatif.
Setiap film diproduksi dengan menggunakan satu atau beberapa tempat sebagai lokasishootingnya.Shootingdapat berlangsung lebih lancar bila dilokasi yang dikelola dengan baik. Adapun satu tempat dapat digunakan menjadi beberapa lokasi dengan cara membaginya menjadi beberapa kotak atau bagian lokasi shooting. Berikut ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pencarian lokasi diantaranya:
(34)
26
(a). Akses, jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah produksi, lokasi penginapan, rumah sakit, apotik, pasar dan tempat ibadah.
(b). Izin, secara tertulis harus didapat dari pemilik lokasi dan pengurus wilayah setempat seperti RW/RT, Lurah dan Polisi.
(b). Keamanan, perhatikan bagaimana cara mengamankan lokasi, mengingat besar kemungkinan banyak orang yang berminat menonton proses shooting. Banyak barang yang dibawa harus memerlukan perhatian khusus dari sisi pengamanannya. Membicarakan dengan pengurus tempat lokasi shooting. Dan harus bersiap-siap mengalokasikan dana untuk pengamanan lokasi.
(c). Suara, periksa kemungkinan suara-suara yang mungkin mengganggu proses shooting. Mayoritas shooting
dilakukan dengan cara merekam suara secara langsung. Untuk itu harus memastikan bahwa lokasi tersebut mendukung prosesshootingdengan baik.
(d). Kegiatan rutin masyarakat sekitar, ketika tim sutradara mengunjungi kolasi, semua akan terlihat baik-baik saja. Namun harus memeriksa jadwal kegiatan masyarakat pada interval waktu shooting akan dilakukan. Harus memastikan bahwa jadwal tidak bersamaan dengan
(35)
27
kegiatan besar yang masyarakat sekitar lakukan yang mungkin akan mengganggu kelancaranshooting.
(e). Barang yang boleh/tidak boleh dipergunakan, buat daftar barang-barang yang mungkin boleh dipinjam untuk keperluan shooting. Informasikan ke departemen artistik agar mereka bisa mengantisipasi. Upayakan menjauhkan barang yang tidak boleh dipakai dari set lokasi. Hindari kemungkinan rusaknya barang yang ada di lokasi.
(f). Sumber air, catatlah sumber air yang dapat di peroleh. Kamar mandi dan kamar kecil yang memadai merupakan hal penting untuk kelancaran shooting. Periksa apakah mungkin menggunakan yang tersedia atau harus mencari sendiri. Harus dijelaskan di awal pemakaian, apakah ada biaya tertentu yang harus dikeluarkan untuk semua keperluan atau tidak.
(g). Sumber listrik, sama dengan sumber air, periksa kemungkinan menggunakan sumber listrik di lokasi walaupun membawa generator.
(h). Cuaca, catat semua informasi yang berkaitan dengan perubahan cuaca secermat mungkin, meliputi arah mata angin, terbit, dan terbenamnya matahari.
(i). Foto lokasi, foto-foto ini digunakan sewaktu manajer lokasi mempresentasikan lokasi kepada sutradara. Buat foto
(36)
28
lokasi dari berbagai sudut. Hal ini memudahkan tim kerja yang lain untuk mengidentifikasi ruang tempat shooting
akan berlangsung. Selain foto lazim, video juga digunakan sebagai alat bantu presentasi. Foto lokasi digunakan untuk menyempurnakanstory board.
(j). Denah lokasi, segera setelah semua urusan administrasi selesai, buat denah lokasi selengkapnya dengan memperhatikan semua butir di atas. Tentukan tempat parkir untuk semua kendaraan dan generator. Bila lahan parkir tidak cukup luas, cari alternatif untuk mengelola keluar masuknya kendaraan dari dan ke lokasi. Gambarkan letak kamar mandi, kamar ganti, meja rias, katering, dan generator. Buat denah yang mudah dipahami semua orang.28
b. Jenis-Jenis Film.
Jenis tersebut dapat diklarifikasikan kepada: 1). Drama, adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drama:
romance, tragedy dan komedi. 2). Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan keseharian. 3). Film Sejarah, melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya. 4). Film Perang,
28
(37)
29
penggambarkan peperangan atau situasi di dalamnya atau setelahnya. 5).
Film Futuristic, menggambarkan masa depan secara khayali. 6). Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak. 7).Cartoon,cerita bergambar yang mulanya lahir di media cetak. Yang diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja dengan story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animation atau sigle stroke operation. 8). Adventure, film pertarungan, tergolong film klasik. 9). Crime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroic. 10). Film Misteri/Horror, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub dan takut.29
B. Birrul WalidainSebagai Pesan Dakwah
ArtiBirrul Walidainatau berbakti terhadap orang tua ialah berbuat
ihsan (berbuat baik) kepadanya dengan menyelesaikan atau menunaikan yang wajib atas sang anak terhadap orang tua, baik dalam segi moril maupun spiritual, yang sesuai dengan ajaran Islam.30Karena dengan kasih sayang yang mendalam, para orang tua menjaga anaknya sejak masih dalam kandungan, memelihara diwaktu bayi, mengajarnya bicara dan berjalan, segala tumpuhan kasih sayangnya hanyalah tercurah untuk sang anak.31
29
Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dehilman Production, Bandung, 2004, hlm. 101.
30
Umar Hasyim,Anak Shalih, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1979, hlm. 14-15. 31
(38)
30
Sebagaimana firman Allah dalam suratAl-Luqmanayat 14 yaitu:
ð
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”32
Manusia diperintahkan untuk mentaati dan melayani orang tua karena pada saat hamil seorang ibu dalam keadaan lemah. Ibunya mengasuh bayinya selama dua tahun dengan hati-hati dan bersusah payah. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut, orang tua benar-benar harus bersusah payah sehingga wajar jika orang tua mempunyai hak-hak yang harus ditunaikan oleh anak-anak mereka. Namun, jika orang tua mengajak kepada kemusyrikan, maka dalam hal ini tidak dibolehkan mentaati mereka.33
Allah Yang Maha Kuasa telah memberikan kepada mereka rasa kasih sayang, keikhlasan, sikap membesarkan hati, memberi perhatian dan pengorbanan diri terhadap anaknya sepanjang usia. Sejak anak-anaknya dilahirkan, anak-anak itu telah menjadi bagian dari mereka.
32
Departemen Agama R. I. Al Qur’an dan Terjemah, Depag R.I, Jakarta, hlm. 413. 33
Maulana Ahmed E. Bemat, Berbakti Kepada Orang Tua, Futuh Printika, Yogyakarta, 2003, hlm. 6.
(39)
31
Orang tua memberikan sebagian besar kehidupan mereka untuk membesarkan anak-anak.34
Adapun hak-hak orang tua yang harus dipenuhi oleh seorang anak atau dengan kata lain hak-hak terhadap orang tua, menurut keterangan
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy dalam “Al-Islam” antara lain:
pertama, Apabila orang tua menghajati makanan hendaklah kita penuhi.
Kedua, Apabila ia menghajati pakaian hendaklah kita laksanakan. Ketiga, Apabila ia berhajat pada pengkhidmatan, hendaklah kita laksanakan.
Keempat, Apabila ia memanggil kita hendaklah kita datangi. Kelima, Apabila ia menyuruh hendaklah kita taati selama tidak membuat kita durhaka kepada Allah. Keenam, Melemah lembutkan suara saat berbicara dengan kedua orang tua. Ketujuh, Memanggilnya dengan panggilan yang menyenangkan mereka. Kedelapan, Berjalanlah di belakangnya.
Kesembilan, Menyukai untuk keduanya apa yang kita sukai apabila sesuai dengan kehendak Islam. Kesepuluh, Memohonkan ampunan Allah atas segala dosa besar orang tua setiap kita memohon ampun kepada Allah SWT.35
Anak harus berbakti kepada kedua orang tua dan hukum tersebut adalah wajib, bila tidak berbakti maka dosa besar bagi anak tersebut karena melanggar salah satu kewajiban Allah SWT. dan hal tersebut disebut dengan durhaka. Bahkan jika orang tua kita bukan muslim, kita tetap harus mentaatinya selama itu dalam batas hukum Islam.
34
Anwarul Haq,Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia, Penerbit Marja, Bandung, 2004, hlm. 56.
35
(40)
32
Sebagaimana firman Allah dalam suratAl-Isra’ayat 23-24 yaitu:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia”.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".36
Terkadang orang tua kurang mengerti maksud dan kehendak anak. Walaupun maksud dan perbuatan anak itu tidak salah nemurut agama, tetapi terkadang ibu dapat banyak bicara. Tentu anak yang kurang
mengerti tentang tuntutan agama akan membalas kata dan “ocehan” orang tua dengan kata-kata “ah”, demikian itu tidak diperbolehkan oleh agama.
36
(41)
33
Kata “ah” dalam bahasa Arab disebut dengan “uffin” yaitu “ah”. Karena dalam arti “ah” tersebut mengandung arti kekesalan hati dan kekecewaan yag terasa di dalam hati orang yang berkata tadi.37
Maka, berbuat baik dan memuliakan kedua orang tua itu harus ditingkatkan ketika usia lanjut, karena pada usia inilah keadaan sangat lemah dan sangat membutuhkan kebaikan yang berlebih dari anaknya. Berbuat baik disini maksudnya ialah balas jasa ayah dan bunda. Dulu di waktu kecil kita diberinya makan, maka sekarang beri pulalah dia makan. Dulu kita diberi minum, maka sekarang beri minumlah dia. Semiskin-miskinya si ibu anaknya diberi makan juga. Malah kadang-kadang yang dimakan itu hanya sedikit, maka ayah dan ibu bersabarlah, asal anaknya makan. Balaslah jasa ayah dan bunda. Orang beriman itu adalah makhluk berbudi.38
Anak yang saleh itu menyayangi kedua orang tuanya dan selalu mengharapkan kebaikan bagi kedua orang tuanya. Bahkan sekalipun kedua orang tuanya itu adalah orang kafir, ia senantiasa mengharapkan kedua orang tua mendapat petunjuk pada kebaikan serta jauh dari adzab Allah maka anak perlu memintakanistighfardan doa Allah. .39
Sebagaimana firman Allah dalam suratIbrahimayat 41 yaitu:
37
Ibid,hlm. 3 38
Halimuddin,Kembali Kepada Akidah Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, hlm. 120.
39
Musthafa Bin Al ‘Adawiyi, Fikih Berbakti Kepada Orang Tua, PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 47.
(42)
34
“Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".40
Oleh karena itu, yang pantas bagi anak adalah beristighfar atau memintakan ampunan bagi kedua orang tuanya. Jika kedua orang tua sudah meninggal, maka anak harus beristighfar bagi mereka. Dan jika kedua orang tua mempunyai hutang, maka kita wajib membayarkan hutang tersebut, termasuk pula janji kedua orang tua yang telah diucapkan ketika masih hidup.
Karena dengan memuliakan dan beristighfar atas kedua orang tua, maka Allah akan meningkatkan derajat anak tersebut. Dan amalan ketika seorang hamba meniggal hanya tiga yang akan di bawanya ketika dikuburan, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih
yang mendo’akan kedua orang tuanya. Maka sangat penting bagi seorang anak untuk mendo’akan kedua orang tua, apa lagi do’a yang tulus seorang
anak terhadap kedua orang tuanya akan cepat diijabahi oleh Allah.
Apabila orang tua mempunyai janji-janji yang pernah diucapkan kepada sejumlah orang, lebih baik seorang anak penuhi janji mereka itu dengan mengharap keridhaan Allah. walaupun bukan si anak yang mempunyai janji, namun alangkah mulianya si anak tersebut bila dapat memenuhi janji kedua orang tuanya terhadap sejumlah orang yang pernah di janjikannya ketika masih hidup. Dan tentunya Allah akan mengabulkan
40
(43)
35
do’a anak tersebut, karena salah satu do’a yang di ijabahi adalah menolong
kedua orang tuanya dan mencintainya.
Namun, jika kedua orang tua kita melakukan keburukan, atau mengarahkan keburukan ini kepada orang lain, atau pernah curang kepada orang lain, pernah memutuskan silaturrahmi, mencuri, dan lain-lain maka kewajiban kita hendaklah memperbaiki maksiat-maksiatnya ini. Jalinlah silaturrahmi kepada orang yang pernah diputuskannya, kembalikan harta orang yang pernah dighasabnya, hilangkan kecurangan dari orang-orang yang dicuranginya, dan lain-lain.
Jika kedua orang tua kita atau salah satu orang tua kita pernah melarang saudara-saudara perempuan kita memperoleh warisan, maka berikanlah warisan mereka. Tujuannya supaya kedua orang tua kita dapat selamat dari kegelapan kubur, terpeleset di shirath. Dan dari azab hari kiamat.
Dalam kitab Al-Wara’ dari Ahmad Bin Ahmad Bin Hambal disebutkan bahwa ia pernah ditanya tentang lelaki yang mati meninggalkan dosa, lalu salah seorang anaknya ingin membersihkan dosa bapaknya ini (bagaimana)?. Kemudian Abu Bakar bertanya lagi kepada
Abu ‘Abdullah: “bahwa ‘Abdul Wahhab pernah menulis surat kepada saya tentang dirinya, lantas ia sendiri yang menjawab urusan dirinya ini. Kemudian salah seorang pengikutnya bertanya kepadanya: “bahwa bapak saya wafat meninggalkan harta, dimana semasa hidupnya suka menjalin usaha dengan orang lain serta mempunyai utang kepada mereka?”. Beliau
(44)
36
menjawab: “hendaklah anak bersedekah sebanyak keuntungan usaha bapaknya, lalu bayari utangnya.” Maka sekiranya jika kita ingin menjadi anak yang berbakti, hendaklah kita bayarkan hutang-hutang kedua orang tua kita dengan penuh cinta dan rasa hormat.
Apapun berwasiat kepada kedua orang tua dengan perbuatan baik adalah salah satu amalan yang disunahkan. Sedangkan berwasiat untuk mereka dengan harta warisan. Adapun nash tentang wasiat untuk kedua orang tua.
Sebaimana firman Allah dalam suratAl-Baqarahayat 180 yaitu:
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”41
Namun ada beberapa para ulama’ berbeda pendapattentang ayat di atas dari segi dinasakh atau tidaknya. Sekelompok mereka mengatakan bahwa ayat tersebut ditetapkan, tidak dinasakh. Tetapi zhahirnya umum yang dimaksudkan khusus, yaitu orang-orang yang bukan ahli waris. Jadi jelasnya wasiyat untuk kedua orang tua dan para kerabat itu bukan wasiyat
41
(45)
37
untuk ahli waris. Sekelompok ulama’ lainnya mengatakan bahwa ayat
tersebut sebagian dinasakh, sebagian lagi ditetapkan, yakni dinasakh adalah wasiyat untuk kedua orang tua dan kerabat-kerabat yang ahli waris, yang ditetapkan adalah wasiyat untuk bukan ahli waris. Sekelompok lagi mengatakan bahwa ayat tersebut semuanya dinasakh.
Adapula menutup aib umat Islam saja secara umum disenangi agama, lalu mengingatkan tersebarnya berita-berita kekejian di kalangan orang beriman diancam azab yang berat, bagaimanakah dengan orang yang menginginkan tersebarnya berita kekejian pada orang tuanya? Sungguhpun membahas aib orang itu adalah perbuatan yang amat tercela.
Maka sebagai anak, hendaklah kita menutupi aib kedua orang tua, dan bilamana aib tersebut bukan aib dari kedua orang tua kita, namun dari kedua orang tua tetangga kita atau saudara kita, maka kita tidak berhak untuk membeberkan aib mereka. Karena dengan membeberkan aib orang tua mereka sama saja dengan membeberkan aib kedua orang tua kita sendiri. Namun seharusnya kita harus meningkatkan kehormatan kedua orang tua kita dan orang tua tetangga kita ataupun orang tua sauadara kita.
(46)
38
C. Kelebihan dan Kekurangan Film Sebagai Media Dakwah 1. Kelebihan Film Sebagai Media Dakwah
Karateristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. Film bisa berupa film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun. Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat auditif semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain:
a. Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak dan samar-samar serta sulit diterangkan dengan kata-kata dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan media ini.
b. Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi keraguan yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.
Film yang dapat memengaruhi emosi penonton ini memang amat mengesankan. Pada tahun 1970-an ribuan orang datang ke masing-masing gedung bioskop untuk menyaksikan film The Massage. Penonton film dakwah tersebut amat terkesan bahkan seolah-olah menyaksikan secara langsung perjuangan Rasulullah SAW. dalam berdakwah di kota Mekkah yang penuh intimidasi dan tantangan-tantangan lainnya. Mereka sudah
(47)
39
lama mendengar nama Bilal, muadzin pertama kali dalam literatur Islam, akan tetapi lebih berkesan ketika melihat sosoknya dalam film tersebut.
2. Kekurangan Film Sebagai Media Dakwah
Dengan berkomunikasi manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar psikologis dan komunikasi sepakat menyatakan bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal, baik secara individual maupun sosial. Secara individual, kegagalan komunikasi menimbulkan frustasi, aliensi, dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian, kerja sama, toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial.
Terlebih dalam aktivitas dakwah, orang harus memahami ilmu komunikasi dan hambatan-hambatan apa yang akan menjadi rintangan dalam berkomunikasi. Berkomunikasi dengan orang lain tidaklah semudah apa yang dibayangkan, terlebih untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku orang lain terkait dengan dakwah yang disampaikan. Untuk dapat mengkomunikasikan materi dakwah yang baik tentu harus pula mengetahui siapa yang akan menjadi sasaran dakwah. Dengan demikian mereka akan mampu memprediksi tentang keefektifan terhadap dakwah yang akan dilakukannya.42
42
(48)
40
D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
1. Analisis semiotik dalam iklan Pertamina Ramadhan Jogja 2013, Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2014.
Pada penelitian yang dilakukan Fahmi Muhammad Fadhel terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Adapun persamaanya adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif dan analisis semiotik. Sedangkan perbedaanya dalam penelitian yang dilakukan Fahmi Muhammad Fadhel peneliti memfokuskan pada mencari makna ikhtiar dalam iklan Pertamina Ramadhan Jogja 2013, sedangkan peneliti saat ini mencari makna Birrul Walidaindalam film Ada Surga di Rumahmu.
Pada penelitian yang dilakukan Fahmi Muhammad Fadhel menghasilkan suatu analisis, bahwasanya peneliti menemukan kekuatan pesan dakwah yaitu berupa ukhuwah islamiyah, kapatuhan dalam melaksanakan ibadah wajib seperti puasa, shalat, dan senan tiasa membaca Al-Qur’an. Adapun maksud Ada Surga di Rumahmu itu
sendiri adalah menyampaikan pesan dakwah yang membahas anak yang berbakti terhadap kedua orang tua.
2. Analisis semiotik dalam film 5 Elang, Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2015.
(49)
41
Pada penelitian yang dilakukan Mohammad Nuruddin Cahaya terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaanya adalah sama-sama menggunakan analisis semiotik. Sedangkan perbedaanya adalah dalam hal objek penelitian. Penelitian yang dilakukan Mohammad Nuruddin Cahaya memfokuskan penelitianya pada aspek kehidupan sosial, yang dimana manusia itu tidak terlepas dari manusia yang lain atau saling ketergantungan, menjaga alam sekitar karena tidak dipungkiri segala hal yang didapat oleh manusia selama ini adalah bersumber dari alam, maka dari itu manusia harus menjaga alam dan menjaga kebersihana alam sejak dini. 3. Analisis semiotik dalam Program Televisi Hafidz Indonesia Episode 8,
Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2014.
Penelitian yang dilakukan Abdul Rozak Naufal ini membahas perkembangan hafalan Al-Qur’an di kalangan anak-anak yang sangat muda sekali, hal ini tentunya memicu para orang tua untuk lebih giat lagi mendidik putra-putri mereka dalam penghafalan Al-Qur’an sejak
dini sekali.
Pada penelitian Abdul Rozak Naufal menggunakan pendekatan kualitatif, serta metode yang digunakannya yakni analisis semiotik. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini terdapat persamaan dengan penelitian yang di analisis oleh Abdul Rozak Naufal yakni sama-sama menggunakan teknik analisis semiotik Model Roland
(50)
42
Barthes. Sedangkan perbedaanya terletak pada unit objek, yakni pada penelitian ini peneliti menganalisis sebuah film Ada Surga di Rumahmu, sedangkan analisis yang diteliti oleh Abdul Rozak Naufal adalah objek acara Televisi Hafidz Indonesia.
Di dalam acara televisi tersebut menyampaikan pesan sebuah dakwah, bahwa menjadikan manusia yang bermanfaat, membimbing dan mengajari anak membaca Al-Qur’an sejak dini, mempelajari
bahasa Arab serta menghormati dan patuh terhadap orang tua adalah salah satu pendidikan stimulus karena membiasakan anak mempelajari hal tersebut dari kecil, dengans menanamkan akidah dan akhlak yang mulia.
4. Analisis semiotik dalam Penerapan Kebiasaan Beradab dan Berdo’a
Pada Anak dalam VCD Animasi Indahnya Berteman, Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2009.
Penelitian yang dilakukan Choirul Faizin ini membahas tentang
Adab Berdo’a Dan Indahnya Berteman yang berupa VCD animasi sebagai objek analisis sebagai pesan dakwah dengan menggunakan cara yang disukai oleh anak-anak pada usia sangat dini. Menjadikan animasi suatu edukasi yang menanamkan budi pekerti dan adab yang baik terhadap anak, seperti halnya mengucapkan salam, makan dengan
(1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam film Ada Surga Di Rumahmu ditemukan data-data sebagai berikut:
1. Makna denotasi pada tayangan Film Ada Surga Dirumah Mu makna denotasi merupakan makana tanda yang iksplisit, yaitu makna yang sesuai dengan yang ada dikamus pada tayang ini maka denotasi yang peneliti temukan yaitu berupa tayangan gambar. Since adegan gambar-gambar berupa gambar-gambar vidio shoot yang peneliti scrensoot kebentuk gambar, serta intonasi percakapan denotasi pada Film Ada Surga Dirumah Mu terakum dalam beberapa poin yaitu, shoot medium, adegan ramadan sedang memebaca buku di ruang tengan dengan dialog “ tolong kau antar bu hani ini mad”.
2. Makna konotasi pada tayangan fim Ada Surga Di Rumah Mu, makna konotasi adalah makna tanda yang implisit, tidak langsung dan tidak pasti yang berarti terbuka terhadap berbaga kemungkinan, makna konotasi dapat di artikan juga sebagai makna yang sesuai konteks dan dapat berubah sesuai konteks. Sedangkan makna konotasi pada tayangan ini lebih kepada penjelasan pada makna denotasi tersebut secara luas, pada Film ini di konotasikan bahwa tayangan ini memiliki sisi dramatis yang dapat memberikan pesan kepadapenontonnya bagaimana makna kasih
(2)
85
sayang orang tua, dapat di dapat dengan kita sebagai anak selalu berada di samping mereka.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap semiotika yang terdapat dalam film Ada surge Di Rumahmu, pada bagian ini penulis ingin ikut serta memberikan kontribusi berupa saran sebagai berikut:
1. Terkait dengan Ada Surga Di Rumahmu, sudah sepatutnya sebagai salah satu media hiburan, film tidak semata-mata hanya bertujuan komersil dan mendapatkan pujian. Namun, harus disertai pembelajaran terhadap lingkungan sekitar.
2. Dengan adanya analisis makna Birrul Walidain dalam film ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi dasar dalam menggali pesan-pesan yang ada pada film apapun, bukan hanya pesan-pesan Birrul Walidain saja, namun dapat berupa makna-makna lainnya.
3. Dengan adanya pesan pada film ini, diharapkan supaya masyarakat tidak bersikap egis terhadap kedua orang tuanya, karena ha tersebut sangat dibenci oleh Allah.
4. Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti tentang makna Ta’dzim seorang murid terhadap gurunya. Supaya penelitian ini dapat lebih berkembang dan mendapatkan hasil yang baik
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Harun. Dudung. 1996.Meniti Jalan Ke Syurga. Jakarta: Kalam Mulia. Affandy. Shofyan. 2013. Manajemen Organisasi Dakwah. Surabaya: UIN Sunan
Ampel.
Ahmed E. Bemat. Maulana. 2003. Berbakti Kepada Orang Tua. Yogyakarta: Futuh Printika.
Ali al-Hasyimi. Muhammad. 1999. Menjadi Muslim Ideal. Yogyakarta: Mitra Pustaka, .
Ali Aziz. Moh. 2003.Filsafat Dakwah. Jakarta: IAIN Sunan Ampel Press. Ali Aziz. Moh. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Ali Hasan. Muhammad. 2000.Studi Al-Qur’an Dan As-Sunnah. Jakarta: Sri Gunting. Arifin. Anwar. 1984.Strategi Komunikasi. Bandung: CV. Armico.
Arifin. Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer.Jakarta: Graha ilmu
Assiba’I. Musthafa. 1990. Al-Hadits Sebagai Sumber Hukum. Bandung: CV. Diponegoro.
Baran. Stanley. 2008. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Basit. Abdul Basit. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: STAIN Purwokerto.
Bin Al ‘Adawiyi. Musthafa. 2011. Fikih Berbakti Kepada Orang Tua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(4)
✁
Bin Al-‘Adawi. Mushthafa. 2013. Fikih Birrul Walidain. Sukoharjo: Maktabah Makkah.
Budiman. Kris. 2011.Semiotika visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Bungin. Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin. Burhan. 2011.Penelitian Kualitatif.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Danesi. Marcel. 2010.Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
Danesi. Marcel. 2012.Pesan, Tanda, dan Makna. Jakarta: Jalasutra.
Elan Sumarna. Muhammad Abdurrahman. 2011.Metode Kritik Hadits. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Halimuddin. 1990.Kembali Kepada Akidah Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanis Syam. Yunus. 2004.Kiat Menjadi Da’I Andal. Yogyakarta: Cahaya Hikmah. Haq. Anwarul. 2004.Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia. Bandung: Penerbit Marja. Hariduddin. Didin. 2000.Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.
Hasyim. Umar. 1079.Anak Shalih. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Hielmy. Irfan. 1999.Pesan Moral Pesantren. Bandung: Nuansa.
Husai Ya’Qub. Muhammad. 2006.20 Perintah Tuhan. Jakarta: PT. Sahara. Ilahi. Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jauhari. Muchtar. 2005.Fikih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jensen Theodore Peterson. William L. Rivers – Jay W. 2003. Media Massa dan MasyarakatModern. Jakarta: Kencana Prebada Media Group.
(5)
✂
Kartiko Wedi. Restu. 2010.Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusnawan. Aep. 2004. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Dehilman
Production.
M. Taqwin Suji,Sejarah Islam,Dakwah Digital Press, Surabaya, 2008
Moflong. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2009.Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata. Abuddin. 1997. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Persada.
Qardhawi. Yusuf. 1995.Studi Kritis As-Sunnah. Jakarta: Trigenda Karya.
R.I. Kementerian Agama. 2011. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Widya Cahaya. Rahman. Fazrul. 2002. Wacana Studi Hadis Kontemporer. Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana Yogya.
Rakhmat. Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sambas. Syukriadi 2004.Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press.
Saputra. Wahidi. 2012.Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Seto Wahyu Wibowo. Indiwan. TT.Semiotika Komunikasi. Jakarta: pustaka Setia Shihab. Umar. 2012. Kontekstualitas Al-Qur’an. Jakarta: PT. Penamadani. Sobur. Alex. 2003.Semiotika Komunikasi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Subagyo. Joko. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
✄
Syamsudin. Hasyim. 2007.Manajemen Dakwah. Surabaya: Elkaf.
Syukri. Asmuni. 1993. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Raja Grafindo Persada.