Analisis Semiotik Makna Ikhlas Dalam Film "Surga Yang Tak Di Rindukan"

(1)

☎ ✓ ✔ ✕✖ ✗✕

✘ ✙✚✛ ✜ ✢ ✚ ✣ ✢ ✤ ✥ ✚ ✦ ✚ ✧ ✚ ✢ ✜ ★✩ ✚ ✪ ✫ ★✬ ✜ ✘ ✚ ✢ ✭ ✚ ✮ ✦ ✚ ✣ ✫★✬ ✜ ✯ ✰ ✬ ✜ ✣ ✙✢ ✚ ✪ ✙ ✜ ✣ ✩✜ ✢ ✱ ✤ ✬ ✤ ✣ ✜ ✮ ✙ ✲ ✚ ★✚ ✮ ✪ ✚ ✩✜ ✳ ✤ ✴ ✪✵ ✚ ✴ ✚ ✩ ✚ ✣ ✱ ✤ ✬ ✥ ✤ ✴ ✰ ★✤ ✮

✶ ✤ ★✚ ✴ ✲ ✚ ✴✛ ✚ ✣ ✚ ✯ ✰ ✬ ✜ ✣ ✙✢ ✚ ✪ ✙ ✫✪ ★✚ ✬ ✷✲ ✸✯ ✰ ✬ ✸✫ ✹

★✤ ✮ ✲ ✵ ✙✻✚ ✫ ✪✬ ✚ ★✙✚ ✼ ✼ ✼ ✽ ✾ ✿ ✼ ✾ ✾ ✾ ✾ ❀ ❁

❂ ✍ ✎ ✍ ☎ ✁ ✠ ✞ ✝ ✍ ✁ ✄ ✠ ☎ ✄ ☛ ✁ ❃ ✆ ✁ ✑ ✄ ✎ ✁ ✄ ☎ ✂ ✝ ☞ ✠ ✍ ✂ ✟ ☎ ✄ ✂ ✝ ✍ ☛ ✠ ❄ ✡ ☛ ✁ ✄ ✂ ✝ ✍ ✠ ✞ ✝ ✍ ✁ ✄ ✠ ☎ ✄ ✍ ✁ ✄ ❅ ✆ ✎ ☎ ✄ ✟ ☎ ✄ ☎ ✂ ✝ ✁ ✆ ✏ ✆ ✎ ✄ ☎ ✑ ✎ ✄ ☞ ✡ ✄ ☛ ✑ ✟ ✍ ✂ ✂ ✡

✠ ✎ ✟ ❆ ❇ ❈ ❉


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Syifa Ismalia 1112051000084

Analisis Semiotik Makna Ikhlas Dalam Film “Surga Yang Tak Dirindukan”

Film “Surga yang Tak Dirindukan” merupakan film terlaris pada tahun 2015 dengan jumlah penonton sebanyak 1,5 juta. Bukti lain juga tercermin ketika para penonton film “Surga yang Tak Dirindukan” ini memenuhi studio yang disediakan oleh panitia dalam kegiatan promosi roadshow ke beberapa daerah di Indonesia, seperti Yogyakarta, Bandung, Makassar dan Medan.Tidak hanya itu, film ini memenangkan beberapa penghargaan di Indonesian Box Office Movie

Awards 2016, kategori film box office terbaik, kategori original sound track film

terbaik, serta menang kategori ensemble talent terlaris. Film ini menceritakan keikhlasan Arini yang dipoligami oleh Pras. Poligami boleh dilakukan namun hanya diperbolehkan memiliki empat isteri. Film ini diteliti karena film ini mempunyai nilai dakwah dan bersifat keislaman, yaitu ikhlas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini menggunakan kajian semiotik Roland Barthes. Peneliti merumuskan pertanyaan yakni: Bagaimana makna ikhlas yang diperankan Arini dari aspek poligaminya secara denotasi, konotasi dan mitos dalam film “Surga yang Tak Dirindukan” dilihat dalam perspektif semiotik Roland Barthes?

Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah semiotik Roland Barthes, yaitu dengan melihat makna denotatif, konotatif dan mitos. Selain itu juga dilengkapi dengan tinjauan teoritis mengenai tanda-tanda ikhlas untuk menentukan adegan mana yang mengandung keikhlasan.

Berdasarkan hasil penelitian data, peneliti mendapatkan delapan hasil tanda-tanda ikhlas yang di gambarkan dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”. Jadi dapat disimpulkan, makna denotasinya adalah gambaran keikhlasan wanita yang dipoligami oleh suaminya. Dari analisa konotasi mengungkapkan tanda-tanda keikhlasan wanita yang dipoligami oleh suaminya, seperti saat Arini sabar menghadapi cobaan ia tetap tersenyum. Dari analisa mitos, dapat diketahui bahwa kita hidup di dunia harus berbuat baik agar mendapatkan surga salah satu caranya mengikhlaskan suami untuk berpoligami. Atas hasil analisa penelitian ini juga kembali membuktikan bahwasanya film mampu mengungkapkan objektifitas terhadap sebuah fenomena sosial budaya masyarakat yang terjadi.

Kata kunci: Film “Surga yang Tak Dirindukan”, semiotik Roland Barthes, tanda, ikhlas, dan poligami


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala usaha, dan doa, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, orang yang begitu mencintai kita sehingga diakhir hayatnya yang beliau sebut dan kenang hanyalah kita umatnya.

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang peneliti miliki. Karena tanpa adanya semangat, doa dan bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ini semua berkat arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang diberikan kepada peneliti. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Marsan, MA selaku ketua jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Fita Fathurrokhmah, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Umi Musyarrafah, MA sebagai Dosen Penasehat Akademik.

4. Dr. Suhami, M.Si, sebagai dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk mendiskusikan penelitian ini dan terimakasih atas masukan yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Para Dosen Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama perkuliahan.


(7)

iii

6. Orang Tua peneliti, Ayahanda H.MarAli dan Ibunda Hj.Siti Rozakoh tercinta yang dengan tulus ikhlas merawat dan mendidik penuh rasa kasih sayang, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya dan senantiasa mendoakan peneliti dalam menempuh perjalanan hidup ini.

7. Kakak-kakaku dan adik tersayang, Nur Fauziah, Nur Ariefiani, S.Pd.I, Junaedi Darussalam, S.Pd.I dan Nabila Khairunnisa semoga selalu menjadi anak-anak yang membanggakan kedua orang tua kita, Amin.

8. Nurahman, S.Kom untuk seluruh doa, pengertian, kesabaran, bantuan, dan dukungan untuk kelancaran proses penelitian skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat terdekat peneliti, Annisa Ramadhani Hanoum, S.Kom.I Christiya Dika Budi Handayani, Fatiyah, dan Vina Tan, S.E. Terimakasih selalu memberikan motivasi, semangat disaat peneliti sedang kesulitan serta mau mendengarkan keluh kesah peneliti dan tak pernah bosan menemani peneliti selama penelitian skripsi ini.

10.Teman seperjuangan dalam menuntut ilmu, Icha, Yayang, Wiji, Aris, Haris, Zoupi, Doni dan semua teman kelas KPI C angkatan 2012 yang sama-sama menempuh pendidikan program S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11.Teman seperjuangan dalam KKN AMPERA (Icha, Aris, Anita, Sharfina, Adel, Yudis, Babam, Eko, Arif, Virzah, Rani, Dirga, Rasis, Erick, Muchus, dan Lupita). Terimakasih atas bantuan dan keakraban selama satu bulan. 12.Nofia Natasari, S.Kom.I dan Pandu Dewantara, S.Kom.I, senior yang selalu

membantu peneliti agar cepat mengerjakan skripsi ini.

Jakarta, Mei 2016


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metodologi Penelitian ... 4

E. Tinjauan Kepustakaan ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KERANGKA TEORI ... 8

A. Film ... 8

1. Pengertian Film ... 8

2. Sejarah Film ... 9

3. Karakteristik Film ... 12

4. Jenis Film ... 13

5. Unsur Pembentukan Film ... 14

6. Teknik Pengambilan Gambar ... 16

B. Ikhlas ... 20

1. Pengertian Ikhlas ... 20

2. Tanda-tanda Ikhlas ... 21

C. Poligami ... 28

1. Pengertian Poligami ... 28

2. Hukum Poligami ... 29

3. Syarat-syarat Poligami ... 31

D. Semiotik ... 34

1. Pengertian Semiotik ... 34

2. Konsep Semiotik Roland Barthes ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM ... 43

A. Sinopsis Film “Surga yang Tak Dirindukan”... 43

B. Profil Manoj Punjobi Produser Film “Surga yang Tak dirindukan” ... 44

C. Profil Kuntz Agus Sutradara Film “Surga yang Tak dirindukan” ... 46

D. Pemain Film “Surga yang Tak Dirindukan” ... 47

E. Tim Produksi ... 57

F. Penghargaan Film... 58

BAB IV ANALISA DATA... 60

A. Analisis makna judul film “Surga yang Tak Dirindukan” ... 61

B. Analisis Tanda dan Pembahasan ... 64

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran-saran ... 83


(9)

v LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Peta Roland Barthes ... 37

Tabel 4.1 : Scene 82 ... 65

Tabel 4.2 : Scene 80 ... 67

Tabel 4.3 : Scene 59 ... 69

Tabel 4.4 : Scene 77 ... 72

Tabel 4.5 : Scene 75 ... 74

Tabel 4.6 : Scene 68 ... 75

Tabel 4.7 : Scene 83 ... 77


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Foto Manoj Punjobi ... 44

Gambar 3.2 : Foto Kuntz Agus ... 46

Gambar 3.3 : Foto Laudya Cynthia Bella ... 47

Gambar 3.4 : Foto Fedy Nuril ... 48

Gambar 3.5 : Foto Raline Shah ... 50

Gambar 3.6 : Foto Tanta Jorekenta Ginting ... 51

Gambar 3.7 : Foto Kemal Pahlevi ... 52

Gambar 3.8 : Foto Zaskia Adya Mecca ... 53

Gambar 3.9 : Foto Sandrina Michelle ... 54

Gambar 3.10 : Foto Vitta Mariana ... 54

Gambar 3.11 : Foto Landung Simatupang ... 55

Gambar 3.12 : Foto Hj. Ray Sitoresmi ... 56


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film “Surga yang Tak Dirindukan” sudah menyedot perhatian semenjak dirilis pada 15 Juli 2015, tepatnya dua hari sebelum Hari Raya Lebaran. Animo penonton terlihat sangat antusias sampai menembus 1,5 juta orang dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.1 Angka ini sukses mengantarkan Film “Surga yang Tak Dirindukan” pada posisi pertama sebagai film terlaris mengalahkan film

Comic 8 Casino Kings yang menebus penonton sebanyak 1,2 juta orang,

mengalahkan film Magic Hours yang jumlah penontonnya sebanyak 859.705 orang, mengalahkan film Single yang jumlah penontonnya sebanyak 780.866 orang, serta mengalahkan film Dibalik 98 dengan jumlah penontonnya 684.727 orang.2

Produser film Comic 8 Casino Kings mengakui film “Surga yang Tak Dirindukan” ini lebih unggul dibanding filmnya.3 Bukti lain juga tercermin ketika para penonton film “Surga yang Tak Dirindukan” ini memenuhi studio yang disediakan oleh panitia dalam kegiatan promosi roadshow ke beberapa daerah di

1

“Surga yang Tak Dirindukan Berpotensi Jadi Film Nasional Terlaris 2015”, artikel diakses pada 9 November 2015 dari http://www.21cineplex.com/slowmotion/surga-yang-tak-dirindukan-berpotensi-jadi-film-nasional-terlaris-2015,6104.html.

2

Devi Octaviany, “10 Film Indonesia Terlaris 2015”, artikel diakses pada tanggal 2 Januari 2016 dari http://www.detik.com/hot/top-tren/3109250/10-film-indonesia-terlaris-2015.

3

Altov Johar,“ Comic Casino Kings Akui Surga yang Tak Dirindukan Lebih Unggul”,

artikel diakses pada tanggal 9 November 2015 dari

http://www.bintang.com/film/read/2288757/comic-8-casino-kings-akui-surga-yang-tak-dirindukan-lebih-unggul.


(13)

Indonesia, seperti Yogyakarta, Bandung, Makassar dan Medan.4 Tidak hanya itu film “Surga yang Tak Dirindukan” menang di Indonesian Box Office Movie

Awards 2016 kategori film box office terbaik, kategori original sound track film

terbaik serta menang kategori ensemble talent terlaris.5 Ini membuktikan bahwa film Indonesia mampu bersaing dengan film-film impor.

Film ini menjelaskan keikhlasan seorang wanita yang dipoligami. Poligami menurut prespektif Islam memang diperbolehkan, namun hanya diperbolehkan memilik empat orang istri. Banyak perdebatan antar ulama terkait dengan poligami, baik perdebatan setuju maupun tidak setuju dengan poligami.

Pengangkatan film bertema keagamaan dapat beresiko tinggi. Jika terdapat hal yang menyinggung pihak lain yang dapat menimbulkan konflik. Konflik yang ditimbulkan dapat berupa kecaman kepada pihak yang telah membuat film tersebut. Bahkan bisa terdapat reaksi yang keras secara terus-menerus, dan sampai pencabutan penayangan.

Film ini penting diteliti karena film ini mempunyai nilai dakwah dan bersifat keislaman, maka peneliti tertarik mengangkat judul Analisis Semiotik Makna Ikhlas dalam Film “Surga yang Tak Dirindukan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil batasan masalah pada audiovisual dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”,

4

“Surga yang tak dirindukan berpotensi jadi film nasional terlaris 2015”, artikel diakses pada 9 November 2015 dari http://www.21cineplex.com/slowmotion/surga-yang-tak-dirindukan-berpotensi-jadi-film-nasional-terlaris-2015,6104.html.

5

Supriyanto. “Daftar Lengkap Pemenang Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA)” ,

artikel diakses pada tanggal 19 Maret 2016 dari www.tabloidbintang.com/article/film-tv-awards-iboma-2015.


(14)

meliputi makna ikhlas yang diperankan oleh Arini pada aspek poligami menggunakan analisis semiotik Roland Barthes.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: Bagaimana makna ikhlas yang diperankan Arini dari aspek poligaminya secara denotasi, konotasi dan mitos dalam film “Surga yang Tak Dirindukan” dilihat dalam perspektif semiotik Roland Barthes?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna ikhlas yang terkandung dalam film “Surga yang Tak Dirindukan” melalui semiotik Roland Barthes.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : a. Manfaat Akademis

Memberikan kontribusi ilmiah dalam kajian semiotik Roland Barthes yang terkandung dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”. Penelitian ini diharapkan menjadi pedoman bagi peneliti lainnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi terkait tentang makna ikhlas pada film “Surga yang Tak Dirindukan”.


(15)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Pendekatan ini adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantitatif.6

Lebih tepatnya menggunakan analisis semiotik untuk mencari makna ikhlas yang terdapat pada film “Surga yang Tak Dirindukan”. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya melakukan komunikasi, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.7 Peneliti menggunakan analisis semiotik Roland Barthes.

2. Sumber Data

Dalam memperoleh data, peneliti langsung meneliti dari DVD film “Surga yang Tak Dirindukan” sebagai data primer atau sasaran utama dalam peneliti, tanpa melakukan wawancara. Selain itu penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data-data sekunder dengan mengkaji buku, internet, dan literatur-literatur yang ada hubungannya dengan materi penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatan, melalui hasil kerja pancaindra mata, serta dibantu dengan

6

Syamsir Salam, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ke-1,

h. 30.

7


(16)

pancaindra lainnya.8 Peneliti menonton serta mengamati tayangan film berikut dialog-dialog adegan dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”. Kemudian peneliti mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik dokumentasi. Dokumentasi yang menjadi acuan terkait dengan kaset DVD Original film “Surga yang Tak Dirindukan”. Selain itu peneliti juga melakukan pencarian berupa dokumen tertulis seperti artikel, buku-buku dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Kemudian, dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis semiotik Roland Barthes. Roland Barthes ini mengeluarkan konsep tentang denotasi dan konotasi sebagai kunci dari analisisnya.9 Dari konsep itu dapat menghasilkan makna secara objektif untuk memahami makna yang tersirat dalam cuplikan-cuplikan film “Surga yang Tak Dirindukan”.

E. Tinjauan Kepustakaan

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti telah melakukan tinjauan kepustakaan dan memahami terlebih dahulu beberapa karya ilmiah yang berkaitan atau hampir sama dengan penelitan yang akan peneliti lakukan. Sebagaimana

8

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007), cet-3, h.

115.

9

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana


(17)

yang telah ditulis Laudia Novita Murlis 108051000078 tahun 2013 mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam judul “Analisis Semiotik Penggambaran Citra Islam dalam Film Five Minarets In New York”. Dalam skripsinya Laudia Novita Murlis meneliti dengan menggunakan model Semiotik Roland Barthes denotasi, konotasi, dan mitos. Rumusan masalahnya adalah Bagaimana penggambaran citra Islam dama film Five Minarets In New York dilihat dari perspektif semiotik Roland Barthes?

Skripsi berjudul “Analis Semiotik Film Biola Tak Berdawai” yang ditulis oleh Aminah Tuzahra 107051102738 tahun 2011 mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam konsentrasi Jurnalistik. Dalam skripsinya Aminah Tuzahra meneliti dengan menggunakan teori Roland Barthes yang biasa disebut dengan

two order signification, signifikasi tingkat pertama disebut denotasi dan

signifikasi tingkat kedua disebut konotasi pada Film Biola Tak Berdawai. Rumusan masalahnya adalah Bagaimana makna denotasi konotasi mitos dalam film BTB?

Skripsi berjudul “Analis Semiotik Film In The Name Of God” yang ditulis oleh Hani Taqiyya 107051002739 tahun 2011 mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam skripsinya Hani Taqiyya meneliti dengan menggunakan teori Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Rumusan masalahnya adalah Apa makna denotasi, konotasi, mitos yang merepresentasikan konsep jihad dalam film In The Name Of God?

Film “Surga yang Tak Dirindukan” sengaja dipilih oleh peneliti untuk diteliti lebih lanjut karena menurut peneliti film ini sangat menarik, karena film ini mempunyai nilai dakwah dan bersifat keislaman yaitu ikhlas. Film ini


(18)

mengangkat kisah tentang keikhlasan wanita yang dipoligami. Banyak pro-kontra ditengah masyarakat terkait dengan poligami.

Namun dalam penulisan skripsi ini tidak ada persamaan. Penelitian ini disusun berdasarkan analisis yang peneliti lakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek yaitu Analisis Semiotik Makna Ikhlas dalam Film “Surga yang Tak

Dirindukan”.

F. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini penelitiakan membahas lima bab dan masing-masing bab terdiri dari:

Pada BAB I peneliti memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan kepustakaan dan sistematika penulisan.

BAB II membahas mengenai pengertian film, sejarah film, karakteristik film , jenis film, unsur pembentukan film, teknik pengambilan gambar, pengertian ikhlas, tanda-tanda ikhlas, pengertian poligami, hukum poligami, syarat-syarat poligami, pengertian semiotik, dan konsep semiotik Roland Barthes.

BAB III membahas sinopsis film, biografi Manoj Punjabi sebagai Produser film, biografi Kuntz Agus sebagai sutradara film, biografi pemain film, tim produksi film, dan penghargaan film.

BAB IV ini difokuskan membahas hasil penelitian berupa denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam beberapa adegan (scene) yang mengandung makna ikhlas dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”.


(19)

(20)

(21)

2

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Film

1. Pengertian Film

Film memiliki pengertian yang beragam, tergantung sudut pandang orang yang membuat definisinya. Berikut adalah beberapa definisi film:

“Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2009 tentang perfilman Pasal 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa adanya suara dan dapat dipertunjukkan.”1

“Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, film adalah barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid tempat gambar potret yang akan dibuat potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop).2

“Menurut Arifin, Film termasuk dari salah satu media massa yang berbentuk audio dan visual. Film merupakan karya seni budaya yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi, yang berbentuk gambar yang bergerak, bersuara atau tidak bersuara (bisu).3

Film adalah sebuah karya seni yang terwujud dari satu kreativitas orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan film. Film mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu realitas buatan sebagai perbandingan terhadap realitas nyata. Realitas buatan dalam film dapat menawarkan kepada publik mengenai rasa keindahan renungan terhadap sesuatu, bukan hanya sekedar hiburan semata atau bahkan ingin menyampaikan informasi terhadap masyarakat.4

1

Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia (Bandung: Simbiosa rekatama media, 2011),

cet ke-1, h. 154.

2

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Jakarta Timur: PT Balai

Pustaka, 2003) edisi ketiga, h. 330.

3

Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia (Bandung: Simbiosa rekatama media, 2011), cet ke-1,

h. 154.

4

Dwi Haryanto, “Semiotika Film Laskar Pelangi”, Institut Seni Indonesia Surakarta Vol. 7


(22)

Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi fungsi film bukan hanya itu, karena di dalam film terkandung fungsi informatif, maupun edukatif, bahkan persuasif (mengajak). Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building.5

Film mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dilihat dari kelebihannya, seperti jangkauan luas, sifat persuasif dan mudah untuk dinikmati. Namun, film juga memiliki kekurangan yakni sifatnya yang cepat dan sekilas, sehingga orang tidak dapat menerima pesan yang disampaikan secara utuh jika ketika sedang menyaksikan ia mengalihkan perhatiannya pada yang lain.

Beberapa kegiatan seperti dakwah, pendidikan, penerangan dan lain-lain kini banyak menggunakan media film sebagai alat bantu untuk memberikan penjelasan yang dikemas secara apik.6 Hal itu dilakukan oleh para pembuat film agar dapat memudahkan khalayak menerima dan mencerna suatu informasi yang disampaikan oleh komunikator.

2. Sejarah Film

Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor.7 Media hiburan yang ditemukan pada akhir abad 19 adalah gambar yang bergerak (motion picture) atau lebih popular disebut sebagai film.8Ada dua tokoh yang dapat kita sebut sebagai kumpulan orang yang berjasa turut

5

Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) ,

cet-4, h. 145.

6

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 209.

7

Ardianto, Komunikasi Massa, cet-4, h. 143.

8

Ade Armando, Komunikasi Internasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet ke-7, h.


(23)

menemukan teknologi perfilman, yaitu: Lumiere di Eropa dan Edwin S. Porter di Amerika.

Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum dengan membayar berlangsung di Café de Paris pada 28 Desember 1895. Film ini dipelopori oleh Lumiere Brothers.9 Namun ketika itu, yang dipertunjukkan hanyalah gambar yang tak mengandung cerita, misalnya kuda berlari, kereta api bergerak, orang berbangkis dan sebagainya.

Sedangkan, film pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life Of An American Fireman dan film The Great Train

Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903. Tetapi film The

Great Train Robbery yang masa pemutarannya hanya 11 menit dianggap sebagai

film cerita pertama, karena telah menggambarkan situasi secara ekspresif, dan menjadi peletak dasar teknik editing yang baik.10 Apabila film permulaannya adalah film bisu, maka pada tahun 1927 di Broadway Amerika Serikat muncul film bicara pertama meskipun belum sempurna.11

Sedangkan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama kali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut “Gambar

Idoep”. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang. Ini adalah film

dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan pertama ini kurang sukses, karena harga karcisnya dianggap

9

Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa (Jakarta: Komunitas

Bambu, 2009), h. xv.

10

Ardianto, dkk, Komunikasi Massa, cet-4, h. 144.

11

“Pengertian film menurut para ahli”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-film-definisi-menurut-para.html


(24)

terlalu mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton.12

Tahun 1905 film cerita pertama kali dikenal di Indonesia yang di impor dari Amerika. Film-film impor ini berubah judul ke dalam bahasa Melayu, film cerita impor ini cukup laku di Indonesia. Jumlah penonton di bioskop meningkat karena ternyata daya tariknya mengagumkan. Pada tahun 1926 film bisu pertama kali diproduksi di Indonesia. Agak terlambat memang karena pada tahun tersebut dibelahan dunia, film-film bersuara sudah mulai diproduksi.13

Pada tahun 1926 baru ada Film cerita pertama yang diproduksi di Indonesia, tepatnya di Bandung.14 Film ini berjudul Loetoeng Kasaroeng yang diproduksi oleh NV Java Film Company. Film ini bisa dikatakan sebagai acuan tonggak sejarah perfilman Indonesia. Kesuksesan produksi film tersebut tidak terlepas dari keterlibatan bupati Bandung, Wiranata Kusumah V di dalamnya. Film lokal berikutnya adalah Eulis Atjih yang diproduksi oleh perusahaan yang sama. Setelah film kedua ini diproduksi, kemudian muncul perusahaan-perusahaan film lainnya, seperti Halimun Film Bandung yang membuat Lily van Java dan Central Java Film Coy (Semarang) yang memproduksi Setangan Berlumur Darah.15

Film bicara pertama kali di Indonesia yang berjudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R.Mochtar berdasarkan naskah yang ditulis oleh

12

Heru Sutadi, “Sejarah Perkembangan Film Indonesia”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://perfilman.perpusnas.go.id/artikel/detail/127.

13

Risyad Abdala Ramadhan, “Sejarah Perkembangan Film Indonesia”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://www.filmpelajar.com/blog/sejarah-perkembangan-film-indonesia.

14

Muchlisin Riadi, “Pengertian Sejarah dan Unsur-unsur Film”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html.

15

Heru Sutadi, “Sejarah Perkembangan Film Indonesia”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://perfilman.perpusnas.go.id/artikel/detail/127.


(25)

penulis Indonesia yang bernama Saerun.16 Produksi perfilman lokal tumbuh pesat hingga akhir abad dua puluh. Meskipun pernah mengalami periode “mati suri” dari tahun 1980-an sampai akhir tahun 1990-an, dunia perfilman Indonesia kini bangkit dan minat masyarakat Indonesia meningkat terhadap film lokal. Jika diperhatikan sekarang, film telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.17

1. Karakteristik Film

Pada umumnya film memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik itu penting untuk diketahui, agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami film. Adapun faktor yang menunjukkan karakteristik film adalah layar yang lebar, teknik dalam pengambilan gambar, konsentrasi penuh saat menonton, dan identifikasi psikologis yang menonton. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, karakteristik film dapat diuraikan sebagai berikut:18

a. Layar yang luas

Film menggunakan layar yang luas. Ini yang membedakan dengan televisi. Walaupun sama-sama menggunakan layar. Film menggunakan layar yang luas, telah memberikan keleluasaan penonton untuk melihat adegan yang ditayangkan pada film.

b. Pengambilan Gambar

Dengan layar film yang lebar dan luas, maka pengambilan gambar secara menyeluruh sangat penting. Hal ini untuk memberikan kesan

16

Ardianto, Komunikasi Massa, cet-4, h. 143-144.

17

Budiman Akbar, Semua Bisa menulis Skenario Panduan Teknik Menulis Skenario Untuk

Film dan Sinetron (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 3.

18


(26)

seni dan artistik yang bernilai tinggi, sehingga film lebih terlihat menarik.

c. Konsentrasi Penuh

Konsentrasi penuh biasanya dapat di capai saat menonton film di bioskop yang jauh dari gangguan dan aktivitas di luar, karena bioskop ruangan kedap suara yang dikhususkan untuk menonton film. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan penonton tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian konsentrasi penuh dapat tercapai dan emosi penonton terbawa suasana.

d. Identifikasi psikologis

Dalam menonton sebuah film penonton biasanya menyamakan dirinya dengan salah seorang pemeran dalam film tersebut, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara penonton dan pemeran. Penonton mengira ia sendiri yang menjadi pemeran dalam film tersebut. Dalam fenomena ini menurut ilmu jiwa sosial disebut dengan identifikasi psikologis.

2. Jenis Film

Secara umum, film dapat dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis film itu adalah film dokumenter (documenter films), film cerita pendek (short films) dan film cerita panjang (feature-length films). Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga jenis film tersebut :19

a. Film Dokumenter

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah perjalanan yang dibuat sekitar tahun

19


(27)

1890-an.20 Film Dokumenter merupakan film non fiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung pada kamera atau pewawancara.21

b. Film Cerita Pendek

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga orang yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.22

c. Film Cerita Panjang

Durasi film ini lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit, namun ada juga yang berdurasi hampir 80 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves yang berdurasi lebih dari 120 menit. Film-film produksi India yang cukup banyak beredar di Indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit.23

3. Unsur Pembentukan Film

Penilaian setiap orang dalam mengamati sebuah film tentunya berbeda-beda. Ada yang tertarik dengan aksi pemainnya maupun yang tertarik dengan alur cerita

20

Effendi, Mari Membuat Film, h. 3.

21

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.

134.

22

Effendi, Mari Membuat Film, h. 4.

23


(28)

bahkan visual effeknya. Tentunya semua penilaian tersebut hadir berkat adanya unsur-unsur pembentukan film. Ada dua unsur film, yaitu:

a. Unsur Naratif

Unsur naratif bisa juga dikatakan sebagai bahan yang akan diolah. Terdiri dari tokoh, karakter, waktu dan lokasi.

b. Unsur Sinematik bisa dikatakan sebagai cara atau alat pengolahanya (teknis). Di dalam unsur sinematik terbagi menjadi empat buah elemen yang saling berkaitan, yaitu:

Mise-en-scene, yaitu segala sesuatu yang terdapat di depan kamera

seperti kombinasi gambar, setting tempat, alat peraga, aktor, kostum dan pencahayaan.

• Sinematografi, yaitu pergerakan seorang cameraman terhadap kamera dan film dan kamera terhadap objek yang di ambilnya.

Editing, yaitu proses mempersiapkan dan memilih bahasa, gambar,

suara video atau film melalui proses seleksi, koreksi, organisasi dan juga modifikasi sehingga terbentuk suatu rangkaian audiovisual yang koheren dan memiliki makna.

• Suara, adalah segala sesuatu yang terdapat dalam film yang mampu tertangkap oleh indera pendengaran manusia. Dalam perkembangan efek suara memiliki peran penting dalam mengarahkan emosi penonton ketika menonton sebuah film.24

24


(29)

Jadi dapat disimpulkan, bahwa kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling berkaitan sehingga dapat menghasilkan sebuah karya yang menyatu dan dapat dinikmati oleh penonton.

4. Teknik Pengambilan Gambar

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk jurnalistik televisi yaitu:25

a. Camera Angle

Camera angle adalah posisi kamera pada saat pengambilan gambar.

Masing-masing angle atau sudut mempunyai makna tertentu. Camera

angle dalam sudut pengambilan gambar ada lima bagian, yaitu:

Bird Eye View adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan

oleh kameraman dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang direkam. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah dan tak berdaya.

High Angle adalah pengambilan gambar dari atas objek. Kesan

yang ditampilkan dari pengambilan gambar ini kesannya lemah, tak berdaya, kesendirian dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.

Low Angle adalah sudut pengambilan dari arah bawah objek

sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung atau prominance, berwibawa, kuat, dominan.

25

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (Bandung: Remaja Rosdakarya,


(30)

Eye Level adalah sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

Frog Eye adalah sudut pengambilan gambar dengan ketinggian

kamera sejajar dengan alas atau dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

b. Frame Size

Frame size adalah ukuran shot untuk memperlihatkan situasi objek

bersangkutan. Frame size yang menjadi kekuatan gambar baik dalam film maupun audiovisual lainnya. Ada dua belas bagian dalam frame size, yaitu:

Long Shot (LS)

Pengambilan gambar ini objek penuh dengan latar belakang. Tujuannya untuk memperlihatkan objek dengan latar belakang.

Full Shot (FS)

Teknik pengambilan gambar ini dari batas kepala hingga kaki. Tujuannya untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar.

Knee Shot (KS)

Pengambilan gambar teknik ini dari batas kepala hingga lutut. Teknik ini bertujuan memperlihatkan sosok objek.


(31)

Medium Shot (MS)

Pengambilan gambar pada tehnik ini dari batas kepala sampai pinggang. Tujuannya untuk memperlihatkan seseorang dengan sosoknya.

Medium Close Up (MCU )

Pengambilan gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan ekspresi wajah lebih jelas.

Close Up (CU)

Pengambilan gambar dari batas kepala sampai leher bagian bawah. Teknik ini memberi gambaran objek secara jelas.

Big CloseUp (BCU)

Pengambilan gambar dari batas kepala hingga dagu objek. Teknik ini menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.

Extreme Close Up (ECU)

Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detail ekspresi dari objek, seperti pangkal tangan, hidung, telinga, dan mata.26

Group Shot

Pengambilan gambar dengan sekelompok orang.

Three Shot

Pengambilan gambar dengan tiga objek.

Two-Shot

Pengambilan gambar dengan dua objek.

26

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Tehnik Memburu dan Menulis Berita (Jakarta:


(32)

One-Shot

Pengambilan gambar dengan satu objek.

c. Moving Camera

Moving camera dalah posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan

diam. Gerakan kamera ada tiga, yaitu:

Zoom In dan Zoom Out (gerakan kamera mendekat dan menjauh).

Till up dan Till Down (gerakan kamera dari bawah keatas, dari atas

ke bawah).

Panning Right dan Panning Left (gerakan kamera dari kiri ke

kanan, dan gerakan kamera dari kanan ke kiri). d. Gerakan Objek

Gerakan Objek adalah posisi kamera diam objek bidikan bergerak. Gerakan objek ada tiga, yaitu:

• Objek sejajar dengan kamera

Walk-in atau Walk-away (menjauh atau mendekat ke kamera)

Framing (masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya

kosong). e. Komposisi

Komposisi adalah seni menempatkan gambar pada posisi yang baik dan enak dilihat. Komposisi ada tiga, yakni:

Headroom (H) yakni mengatur frame diatas kepala objek

Noserum (N) jarak pandang seseorang terhadap objek lainnya, baik

kekiri maupun kekanan


(33)

Dari penjabaran tentang film, peneliti menyimpulkan bahwa film adalah suatu karya seni yang dibuat oleh orang-orang kreatif dibidangnya yang didalamnya berdasarkan kaidah sinematografi. Ada atau tanpa adanya suara serta dapat dipertunjukan. Berhubungan dengan film “Surga yang Tak Dirindukan”, film ini masuk jenis film cerita panjang. Film tidak hanya sekedar untuk hiburan saja, melainkan menjadi media edukasi untuk para generasi muda saat ini, karena didalam film tersebut banyak sekali pesan moral yang terkandung seperti pesan ikhlas.

B. Ikhlas

1. Pengertian Ikhlas

Ikhlas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tulus hati dengan hati yang bersih, kerelaan dan jujur.27 Sementara terminologi arti ikhlas adalah mengerjakan setiap ibadah atau amal kebaikan karena Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya. Secara singkat ikhlas artinya bersih, tidak ada campuran.28

Definisi ikhlas menurut para ulama berbeda-beda namun tujuannya sama yaitu, mengikhlaskan berbagai aktivitas untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT saja. Ar-Raghib mendefinisikan, ikhlas adalah mengikhlaskan niat hanya karena Allah SWT semata. Izz bin Abdussalam mengatakan bahwa ikhlas adalah seseorang yang melakukan ketaatan dengan penuh keikhlasan hanya kepada Allah SWT semata, tidak mengharapkan penghargaan dari siapapun.

27

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, edisi ketiga, h. 435.

28


(34)

Sedangkan Al-Harits al-Muhasibi mendefinisikan bahwa ikhlas adalah mengesampingkan makhluk dalam beribadah kepada Tuhan.29

Jadi dapat dikatakan bahwa ikhlas harus tulus sepenuh hati dan hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT saja. Jika suatu amal diniatkan bukan untuk mencari ridha Allah SWT, maka ia tidak akan bernilai apa-apa karena tujuan yang dicapai manusia dalam beribadah hanya satu yaitu hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:



















Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Qs.Al-Bayinah/98:5)















Artinya: Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya) (Qs.al-Mukminun/23:32)

Kedua ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk menyembah-Nya dan menaati setiap perintahnya. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk seharusnya berada dijalan yang benar yaitu, dijalan yang diridhai Allah SWT. Agar kita termasuk orang yang bertakwa.

2. Tanda-tanda Ikhlas

Ikhlas pada hakikatnya adalah kesucian hati yang semata-mata hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT. Salah satu kriteria diterimanya atau

29

Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Ikhlas Beramal Agar Amal Tak Sia-Sia (Jakarta:


(35)

ditolaknya amal ibadah seseorang ditentukan dengan ikhlas atau tidaknya dia beribadah semata-mata hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dan bukan karena motivasi lain. Untuk mengetahui amalan yang dilakukan ikhlas tersebut mempunyai tanda-tanda ikhlas:30

a. Takut terkenal

Orang yang ikhlas akan senantiasa takut terkenal karena takut dianggap riya. Jika kita riya maka akan membatalkan niat ikhlas, karena riya adalah ingin mendapat pujian dari manusia, jadi amal perbuatan yang dilakukan bukan semata-mata kepada Allah SWT tetapi karena manusia.

b. Menuduh diri berbuat melampaui batas di sisi Allah SWT

Orang yang ikhlas akan senantiasa menuduh dirinya telah berbuat melampaui batas di sisi Allah SWT, telah lalai dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya, serta tidak mampu mengontrol hatinya dari kebanggan terhadap diri sendiri. Bahkan, ia senantiasa takut akan dosa-dosa yang takkan terampuni dan khawatir jika amal kebaikannya tidak dapat diterima oleh Allah SWT.

c. Beramal secara diam-diam

Mengerjakan amal kebaikan secara diam-diam lebih disukainya dari pada mengerjakan amal kebaikan diketahui oleh orang lain, karena ia takut dianggap riya jika ia beramal terlihat oleh orang lain.

30

Yusuf Qardhawi, Ikhlas & Tawakal Ilmu Suluk menurut Al-Qur’an & As-Sunnah (Jakarta:


(36)

d. Tidak mencari pujian orang

Pujian tidak menjadikan dia lupa terhadap dirinya. Dia lebih mementingkan penampilan dalam bukan luarnya, karena apa yang dia kerjakan hanya ingin mendapat ridha dari Allah SWT.

e. Tidak pelit memuji orang lain yang pantas memperoleh pujian

Tanda-tanda ikhlas yang lain adalah tidak pelit memuji orang lain yang pantas memperoleh pujian. Karena menurutnya, ada dua penyakit yang berbahaya, yakni: Pertama, menyampaikan pujian dan sanjungan kepada orang yang tidak pantas menerimanya. Kedua, pelit dengan pujian terhadap orang yang berhak menerimanya.31

f. Kesamaan amal dalam qiyadah (kepemimpinan) dan jundiyah

(keprajuritan)

Orang yang ikhlas dalam keadaan apapun, dia tidak berambisi kepada jabatan pimpinan dan tidak pula mau menuntutnya untuk dirinya. Akan tetapi, apabila dia diserahi amanah tersebut, maka dia akan menjalankan tugas dan kewajibannya serta mengikhlaskan segala sesuatu karena Allah SWT.

g. Menaruh kepedulian terhadap ridha Allah SWT bukan ridha manusia (Tawakal)

Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah SWT, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah SWT. Disinilah keikhlasan kita

31


(37)

diuji. Memilih keridhaan Allah SWT atau keridhaan manusia yang mendominasi kita.32

h. Menjadikan keridhaan dan Kemurkaan karena Allah SWT bukan karena diri pribadi (Memaafkan Orang lain)

Orang yang ikhlas selalu memaafkan kesalahan orang lain, walaupun orang yang berbuat jahat kepada kita belum meminta maaf. Menjadikan rasa benci dan cinta, menerima dan menolak, ridha dan marah harus karena Allah SWT semata dan agama-Nya. Bukan karena diri atau kepentingan pribadi. Janganlah berprilaku seperti kaum munafik yang telah Allah cela dalam kitab-Nya. Sebagaimana firman-Nya:





Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah (Qs. At-Taubah/9:58)

i. Sabar

Keikhlasan kita akan diuji oleh waktu. Sepanjang jalan hidup kita adalah suatu ujian. Ketegaran kita untuk menegakkan kalimatnya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharapkan keridhaan Allah SWT yang bisa tegar

32

Andre, “Delapan Tanda Orang Ikhlas” , artikel diakses pada 19 Januari 2016 dari www.dakwatuna.com/2009/0825/3616/delapan-tanda-orang-ikhlas/#axzz3xvVuQZ997


(38)

menempuh jalan panjang itu. Karena amalan seorang yang ikhlas dasarnya adalah karena Allah dan dia komitmen terhadapnya serta konsisten di dalamnya. Adapun buah serta hasilnya di dunia, maka hal itu dia serahkan kepada Allah SWT.33

j. Bersyukur

Orang yang ikhlas selalu bersyukur atas apa-apa yang telah di berikan Allah SWT kepadanya baik suka maupun duka, sedikit atau banyak karena dia menyadari bahwa segala sesuatu adalah pemberian Allah SWT. Bersyukur merupakan perintah Allah SWT atas hamba-Nya, dan bersyukur merupakan perwujudan dari rasa pemahaman dan mengikis sifat kufur karena keadaan diri yang telah merasakan nikmat demi kenikmatan-Nya dan firman-Nya:







Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-KU, niscaya aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari nikmatku. (Qs. Al-Baqarah/2:152).

Ayat ini menjelaskan bahwa kita harus ingat dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat dan kenikmatan kepada kita, meskipun dalam menjalani kehidupan banyak sekali cobaan yang dihadapi. Kita juga tidak boleh mengingkari nikmatnya karena jika kita tidak mengingkari nikmatnya azab Allah SWT sangat pedih.

33


(39)

k. Gemar kepada amal yang lebih bermanfaat (Membantu orang lain) Tanda-tanda ikhlas yang lainnya adalah gemar kepada amalan yang lebih diridhai Allah SWT, bukan yang lebih disenangi oleh diri. Jadi seorang yang ikhlas akan mengutamakan amal yang lebih besar manfaatnya dan lebih dalam pengaruhnya. Salah satu gemar kepada Amal yang bermanfaat adalah membantu orang lain yang sedang kesusahan.

l. Selamat dari penyakit ujub

Kesempurnaan ikhlas lainnya adalah tidak merusak amal setelah sempurnanya dengan mengagumi, mempercayai (akan diterima dan diberi pahala) serta membanggakannya. Tentu saja ini membutakan pandangannya dari kerusakan yang boleh jadi menimpanya atau cacat yang menodainya. Adapun sikap seorang mukmin setelah dia mengerjakannya amal kebaikannya, adalah takut kalau-kalau dia telah berlaku lalai di dalamnya atau telah merusaknya, secara sadar ataupun tanpa sadar.

Al-Qur’an telah memperingatkan kepada orang-orang yang beriman, agar tidak mengungkit-ungkit kebaikan dan menyakiti perasaan penerima. Khawatir bila hal tersebut dilakukan akan merusak amal kebaikannya dan menghilangkan pengaruhnya. Dan Firman-nya:


















(40)















Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah).mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Qs. Al-Baqarah/2: 263-264)

m. Peringatan Terhadap Bahaya Menganggap Suci Diri Sendiri

Al-Qur’an memperingati orang-orang beriman agar tidak menganggap dirinya suci. Sebagimana firman Allah SWT:













Artinya: (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya.dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.(Qs. An-Najam/53:32)

Peneliti menyimpulkan bahwa ikhlas adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dengan tulus sepenuh hati dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT, seperti halnya yang dilakukan Arini ketika Pras berpoligami, awalnya Arini kecewa namun akhirnya Arini mengikhlaskan semua yang terjadi. Terlihat dari


(41)

tanda sabar, senang disetiap potensi yang muncul (bersyukur), gemar kepada amal yang lebih bermanfaat (membantu orang lain), menjadikan keridhaan dan kemurkaan Allah SWT bukan karena diri sendiri (memaafkan orang lain), tidak bakhil memuji orang yang berhak memperoleh pujian, menaruh kepedulian terhadap ridha Allah SWT bukan ridha manusia (tawakkal), kesamaan amal dalam

qiyadah (kepemimpinan) dan jundiyah (keprajuritan), dan peringatan menganggap

diri sendiri suci. Yang dilakukan Arini ini merupakan bagian dari keikhlasan yang digambarkan dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”. Semua yang dilakukan Arini adalah ingin mencari keridhaan Allah SWT.

C. Poligami

1. Pengertian Poligami

Secara etimologi, kata poligami berasal dari bahasa yunani yaitu apolus

yang berarti banyak dan gamos yang berarti istri atau pasangan. Sedangkan menurut terminologi, poligami dapat dipahami sebagai suatu keadaan di mana seorang suami memiliki istri lebih dari satu orang di dalam waktu bersamaan.34

Penjelasan di atas berbeda dengan pendapat Henry Pratt Fairchild, yang mengatakan bahwa uraian tentang poligami tersebut tidak tepat bila dikatakan sebagai poligami, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai poligini. Sebab istilah poligami dapat diartikan sebagai perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita atau seorang wanita dengan lebih dari satu laki-laki. Istilah poligami dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki. Namun poligini hanya untuk seorang laki-laki.

34

Rodli Makmun, Poligami Dalam Tafsir Muhammad Syahrur (Ponorogo: STAIN Ponorogo


(42)

Perbedaan pemaknaan istilah tersebut tidak menjadi masalah dalam memaknai perilaku suami yang memiliki lebih dari satu istri. Sebab poliandri (istri mempunyai lebih dari satu suami dalam waktu bersamaan) tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, dengan sendirinya istilah poligami menjadi bersifat khusus, yaitu seorang laki-laki yang mempunyai lebih dari satu istri dalam waktu bersamaan.35

2. Hukum Poligami

Hukum poligami adalah boleh, namun hanya diperbolehkan mempunyai empat istri.36 Di antara dalil-dalil yang menjelaskan kebolehan poligami adalah: Dalil pertama :





















Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.(QS. An-Nisa/4:3)

Maksud ayat ini adalah, jika kalian merasa khawatir terkena dosa memakan harta anak perempuan yatim, maka jangan menikahinya. Karena Allah SWT telah memberikan pilihan yang lain yaitu menikah dengan selain anak perempuan yatim, satu, dua, tiga dan empat. Namun jika kalian merasa khawatir tidak dapat berlaku adil kepada dua, tiga atau empat istri, maka kalian harus menikah dengan satu wanita saja.

35

Makmun, Poligami Dalam Tafsir Muhammad Syahrur, cet-1, h. 16.

36


(43)

Dalil kedua:

َﺣ

َﺪ

َـﺛ َﻨ

َْﳛ ﺎ

َﻲ

ْﺑ ُﻦ

َﺣ

ِﻜ ْﻴ

ٍﻢ

َﺣ

َﺪ

َـﺛ َﻨ

َُﳏ ﺎ

ﱠﻤ

ُﺪ

ْﺑ ُﻦ

َﺟ ٌﻌ

َﻔ ٍﺮ

َﺣ

َﺪ

َـﺛ َﻨ

َ ﺎ

َﻣ ْﻌ

َﻤ ُﺮ

َﻋ ْﻦ

ا ﱞﺰﻟ

ْﻫ ِﺮ

ﱢي

َﻋ ْﻦ

َﺳ

ٍِﱂ ﺎ

َﻋ ْﻦ

َا ْﺑ

ِﻦ

ُﻋ َﻤ

َﺮ

َﻗ

َلﺎ

َأ

ْﺳ َﻠ

َﻢ

َﻏ ْﻴ

َﻼ

ُن

ْﺑ ُﻦ

َﺳ َﻠ

َﻤ ًﺔ

َو

َْﲢ َﺘ

ُﻪ

َﻋ

ُﺸ

ُﺮ

ِﻧ

ْﺴ َﻮ

ٍة

َـﻓ َﻘ

َلﺎ

َﻟ ٌﻪ

ﱠﻨﻟا

ُِﱯ

َﺻ ﱠﻠ

ا ﻰ

ُﷲ

َﻋ َﻠ ْﻴ

ِﻪ

َو َﺳ

ﱠﻠ َﻢ

ُﺧ

ْﺬ

ِﻣ ْـﻨ

ُﻬ ﱠﻦ

َأ ْر َـﺑ

ًﻌﺎ

(ﻪﺟ ﺎﻣ ﻦﺑا ﻩاور)

“Kami diberitahu oleh Yahya ibn Hakim, kami diberitahukan oleh Muhammad ibn Ja’far, kami diberitahukan Mu’amar dari al-Zuhri dari Salim dari Ibn Umar berkata: Gilan ibn Salamah masuk Islam dan dia memiliki 10 isteri, maka Nabi

bersabda: Ambilah diantara mereka empat orang.” (HR. Ibnu Majah)36F

37

Maksud hadis ini adalah poligami boleh saja dilakukan dan Nabi SAW menyuruh membatasi hanya empat isteri saja.

Dalil Ketiga:













Artinya: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa/4:129)

Ayat ini menegaskan bahwa adil dalam hal ini yaitu adil dalam pembagian cinta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia, siapapun dia bahkan Nabi Muhammad SAW sekalipun. Namun ayat ini bukan melarang poligami tetapi ayat ini hanya melarang kezaliman yang nampak dan dan kewenang-wenangan yang jelas, yaitu kecenderungan penuh terhadap salah satu dari istri mereka.

37

Sri Mulyati, “Relasi Suami Istri dalam Islam (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif


(44)

3. Syarat-syarat Poligami

Syarat-syarat poligami adalah yakin mampu berlaku adil dalam pembagian kewajiban baik jasmani dan rohani serta menjaga kesucian istri-istrinya.38

Menurut ajaran agama islam, poligami dapat dilakukan tanpa sepengetahuan istri pertama, sebab izin kepada istri pertama itu bukan syarat dan bukan sebuah kewajiban. Artinya jika ada suami tanpa izin istri dia berpoligami, nikahnya sah selama syarat dan rukun nikah terpenuhi, walaupun istri pertama tidak setuju, maka pernikahan juga tetap sah.39 Namun jika dikaitkan dengan hukum yang ada di Indonesia, maka poligami dapat dilakukan dengan syarat izin pengadilan sesuai pasal 3 UU no.1/74. Dari ayat ini menegaskan bahwa poligami menjadi batal kalau pengadilan tidak memberikan izin. Sementara dalam kompilasi Hukum Islam pasal 55 ayat 2 menegaskan bahwa syarat utama berpoligami adalah suami harus adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Kalau adil juga berarti adil dalam hal cinta. Kalau ternyata suami berpoligami tanpa izin pengadilan dan istri, maka istri dapat melakukan pembatalan perkawinan sebagaimana UU no 1 pasal 22 1974. Selain pembatalan istri bisa melakukan tuntutan pidana berdasar pasal 279 KUHP ayat 1.40

Bagi seorang perempuan yang telah menikah ada banyak pintu untuk memasuki surga, yaitu dengan salat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya dan bersikap taat kepada suaminya.41

38

Abu Malik Kamal, Shahih Fiqih Sunnah Wanita Hukum-hukum Islam yang Wajib

Diketahui oleh Setiap Muslimah (Sukoharjo: Al-Hambra, 2015), cet-1, h. 535.

39

“Izin Poligami ke istri pertama bukan syarat dan kewajiban”, artikel diakses pada 15 Februari 2016 dari http://www.detik.com/hot/celeb/23338305/ustad-solmed-izin-poligami-ke-istri-pertama-bukan-syarat-dan-kewajiban.

40

Sri Mulyati, “Relasi Suami Istri dalam Islam (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 96.

41

Haris Priyatna & Lisdy Rahayu, Perempuan Yang Menggetarkan Surga, (Bandung: Mizan


(45)

Sesuai sabda Rasulullah SAW dari Annas Bin Malik R.A. beliau bersabda:

ﱢيَا ْﻦِﻣ ُﻞُﺧْﺪَﺗ ﺎَﻬَﺟْوَز ْﺖَﻋﺎَﻃَاَو ﺎَﻬَﺟْﺮَـﻓ ْﺖَﻈَﻔَﺣَو ﺎَﻫَﺮْﻬَﺷ ْﺖَﻣﺎَﺻَو ﺎَﻬَﺴَْﲬ ْﺖَﻠَﺻ اَذِا ُةَاْﺮَﻤْﻟَا

ْـﺑَا ْﻦِﻣ ْﺖَﺋﺎَﺷ ٍبﺎَﺑ

(ﻢﻴﻌﻧاﻮﺑا ﻩاور) ِﺔﱠﻨَْﳉا ِباَﻮ

Artinya: Seorang perempuan apabila melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa sebulan (puasa ramadhan), memelihara farjinya atau kemaluannya, dan menaati suaminya, maka akan masuk surga dari pintu mana yang ia kehendaki (H.R. Abu Na’im).41 F

42

Seperti yang dijelaskan hadist di atas, yang dimaksud “taat” adalah kepatuhan pada hal-hal yang baik dan dapat dibenarkan oleh Al-Qur’an dan Hadits. Bentuk ketaatan pada suami dapat dilakukan berbagai macam, namun yang digambarkan dalam film “Surga yang Tak Dirindukan”, taat pada suami berupa mengikhlaskan suami untuk poligami, karena dengan mengikhlaskan dapat melatih kesabaran yang bisa menjadi salah satu penyebab masuk surga.42F

43

Seorang istri yang sabar menerima cobaan yang dihadapinya, seperti sabar dipoligami suaminya, maka Allah SWT memberikan ganjaran pahala yang sangat besar dan akan menghapus dosanya. Sesuai dengan Qs.Az-Zumar/39:10 dan sabda Rasulullah SAW:













Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang

bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Qs.Az-Zumar/39:10)

42

Usman AlKhaibawi, Durratunnashihin Mutiara Mubalig (Semarang: Almunawar,1979), h.

172.

43

“Video Wanita ini Bahagia Dipoligami Agar Masuk Surga Karena Mematuhi suami”, artikel ini diakses pada 19 April 2016 dari www.berantai.com/detail/video-wanita-ini-bahagia-dipoligami-agar-masuk-surga-karena-mematuhi-suami.html.


(1)

1

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Akbar, Budiman. 2015. Semua Bisa Menulis Panduan Teknik Menulis Skenario Untuk Film dan Sinetron, Jakarta: Erlangga.

Al-Asyqar, Umar Sulaiman Abdullah. 2007. Ikhlas Beramal Agar Amal Tak Sia-Sia, Jakarta: Gema Madinah Makkah.

Ardianto, Elvinaro dkk. 2014. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Armando, Ade. 2007. Komunikasi Internasional. Jakarta: Universitas Terbuka. Ash-Shabuni, Syeikh Muhammad Ali . 1988. Persepsi-persepsi Dusta dan Batil

tentang Kasus Poligami Rasulullah SAW. Jakarta: Bulan Bintang.

Baskin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Biran. Misbach Yusa. 2009. Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, Jakarta: Komunitas Bambu.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:

Jalasutra.

_____, Marcel. 2012. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Denis, McQuail. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Effendi, Heru. 2014. Mari Membuat Film, Jakarta : Erlangga.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti.

Mulyati, Sri. 2004. Relasi Suami Istri dalam Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fiske, John. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi, Depok: Raja Grafindo Persada. Hamka. 1987. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.


(2)

2

Harahap, Arifin S. 2007. Jurnalistik Televisi Tehnik Memburu dan Menulis

Berita, Jakarta: Indeks.

Hoed, Benny H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Kamal, Abu Malik. 2015. Shahih Fiqih Sunnah Wanita Hukum-hukum Islam

yang Wajib Diketahui oleh Setiap Muslimah. Sukoharjo: Al-Hambra.

Makmun, Rodli. 2009. Poligami Dalam Tafsir Muhammad Syahrur. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa.Jakarta :

Prenadamedia Group.

Morrisan. 2013. Teori Komunikasi Massa, Bogor: Galia Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka.

Priyatna, Haris & Rahayu, Lisdy. 2015. Perempuan Yang Menggetarkan Surga, Bandung: Mizan Media.

Salam, Syamsir. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:UIN Jakarta Press. Shihab, M. Quraish. 2011. Perempuan. Ciputat: Lentera Hati.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____, Alex.2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprapto, Andi. 2015. Ada Mitos dalam D.K.V (Desain Komunikasi Visual),

Jakarta: Lintas Kreasi Imaji.

Tinarbuko, Sumbo . 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. Trianton, Teguh. 2013. FILM sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Qardhawi, Yusuf. 2015. Ikhlas & Tawakal Ilmu Suluk menurut Al-Qur’an &

As-Sunnah. Jakarta: Istanbul.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Internet

Andre, “Delapan Tanda Orang Ikhlas” , artikel dilihat pada 19 Januari 2016 dari


(3)

Johar, Altov. “ Comic Casino Kings Akui Surga yang Tak Dirindukan Lebih Unggul” , artikel dilihat pada tanggal 9 November 2015 dari

http://www.bintang.com/film/read/2288757/comic-8-casino-kings-akui-surga-yang-tak-dirindukan-lebih-unggul

Octaviany, Devi. “10 Film Terlaris 2015”, artikel dilihat pada tanggal 2 Januari 2016 dari http://www.detik.com/hot/top-tren/3109250/10-film-indonesia-terlaris-2015

Ramadhan, Risyad Abdala. “Sejarah Perkembangan Film Indonesia” , artikel dilihat pada 28 Februari 2016 dari http://www.filmpelajar.com/blog/sejarah-perkembangan-film-indonesia

Riadi, Muchlisin. “Pengertian Sejarah dan Unsur-unsur Film” artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html

Supriyanto. “Daftar Lengkap Pemenang Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA)” , artikel diakses pada tanggal 19 Maret 2016 dari www.tabloidbintang.com/article/film-tv-awards-iboma-2015

Sutadi, Heru. “Sejarah Perkembangan Film Indonesia” , artikel diakes pada 28 Februari 2016 dari http://perfilman.perpusnas.go.id/artikel/detail/127

“Video Wanita ini Bahagia Dipoligami Agar Masuk Surga Karena Mematuhi suami”, artikel ini diakses pada 19 April 2016 dari www.berantai.com/detail/video-wanita-ini-bahagia-dipoligami-agar-masuk-surga-karena-mematuhi-suami.html

“Izin Poligami ke istri pertama bukan syarat dan kewajiban”, artikel diakses pada 15 Februari 2016 dari http://www.detik.com/hot/celeb/23338305/ustad-solmed-izin-poligami-ke-istri-pertama-bukan-syarat-dan-kewajiban

“Surga yang tak dirindukan berpotensi jadi film nasional terlaris 2015”, artikel

diakses pada 9 November 2015 dari

http://www.21cineplex.com/slowmotion/surga-yang-tak-dirindukan-berpotensi-jadi-film-nasional-terlaris-2015,6104.html

“Pengertian film menurut para ahli”, artikel diakses pada 28 Februari 2016 dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-film-definisi-menurut-para.html

“Semiotika”, artikel diakses pada 29 Januari 2016 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika

“Manoj Punjabi”, artikel diakses pada 3 Maret 2015 dari www.wikipedia.org/wiki/Manoj_Punjabi

“Kuntz Agus”, artikel dikases pada 3 Maret 2016 dari www.wikipedia.org/wiki/Kuntz_Agus


(4)

4

“Laudya Cynthia Bella”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari www.wikipedia.org/wiki/Laudya_Cynthia_Bella

“Fedi Nuril”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org/wiki/Fedi_Nuril

“Raline Shah”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org/wiki/Raline_Shah

“Tanta Jorekenta Ginting”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org /Tanta_Jorekenta_Ginting

“Ahmad Kemal Pahlevi”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org /wiki/Ahmad_Kemal_Pahlevi

“Zaskia Adya Mecca”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org /wiki/Zaskia_Adya_Mecca

“Vitta Mariana”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org /wiki/Vitta_Mariana

“Landung Simatupang”, artikel diakses pada 3 Maret 2016 dari http;//id.wikipedia.org /wiki/Landung_Simatupang

Sumber Lain

Mitos Perempuan dalam Pesantren Analisis Semiotik Film “Perempuan berkalung Surban, Palastren, Vol 2 No 1 Juli 2009.

Semiotika Film Laskar Pelangi, Institut Seni Indonesia Surakarta Vol. 7 No.1 Juli 2011.

Perbedaan antara Teori Semiotika Pierce dan Barthes, Al-Turas, Vol. XIV, No.3, September, 2008.

Kajian Semiotik Dalam Film. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.1, No, April 2011 ISSN: 2008-981X. Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2011. Semiotika Metode Analisis dalam Penelitian Komunikasi, Jurnal IDEA FISIPOL


(5)

(6)