T1 802007030 BAB III

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif adalah agar penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kebahagiaan pada imam biarawan secara mendalam serta dapat melihat keunikan dari masing-masing partisipan penelitian.

A. JENIS PENELITIAN

Untuk memperoleh dan menganalisa data dari penelitian ini,peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Williams, metodologi penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Senada dengan pendapat di atas, Denzin & Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (dalam Moleong, 2005).

Penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar dan tidak menekankan pada angka statistik, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2005) bahwa metode penelitian kualitiatif


(2)

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Secara khusus, peneliti menggunakan teknik Teori Dari Dasar (Grounded Theory). Teknik ini membantu peneliti untuk dapat memahami bagaimana orang mendefinisikan realitas dan bagaimana kepercayaan mereka berkaitan dengan tindakan-tindakannya (Moleng, 2005).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Pada penelitian ini, variabel yang hendak diteliti adalah gambaran kebahagiaanpada imam biarawan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Seligman (2005) bahwa kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu (seperti ketika menggunakan ekstasi) serta aktivitas positif yang tidak mempunyai komponen perasaan sama sekali (seperti keterlibatan individu secara menyeluruh pada kegiatan yang disukainya). Seligman memberikan gambaran individu yang mendapatkan kebahagiaan yang autentik (sejati) yaitu individu yang telah dapat mengidentifikasikan dan mengolah atau melatih kekuatan dasar (terdiri dari kekuatan dan keutamaan) yang dimilikinya dan menggunakannya pada kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, cinta, permainan dan pengasuhan.


(3)

Sebagai acuan dalam wawancara, penelitian ini menggunakan teori definisi kebahagiaan dan aspek-aspek kebahagiaan yang dipaparkan oleh Seligman (2005) yaitu emosi positif pada yaitu emosi positif pada masa lalu, emosi positif pada masa depan, dan emosi positif pada saat ini. Seligman mengatakan bahwa emosi positif yang dirasakan individu dapat membantu individu tersebut untuk memaknai kehidupannya. Ketiga kelompok emosi ini berbeda dan tidak selalu berhubungan erat. Ketika seseorang dapat mengetahui dan mempelajari ketiga bentuk emosi positif ini, diharapkan ia dapat mengarahkan emosinya ke arah yang positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang masa depan, dan cara menjalani kehidupannya saat ini. Ketiga emosi positif inilah yang akan digunakan untuk melihat gambaran kebahagiaan pada imam biarawan.

C. PARTISIPAN PENELITIAN

1. Karakteristik Partisipan

Sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui gambaran kebahagiaan pada imam biarawan, maka karakteristik partisipan penelitian yaitu seorang imam biarawan dengan rentang usia 18-80 tahun. Karakteristik lainnya adalah masih aktif berkarya di salah satu gereja Katolik di Salatiga.


(4)

2. Teknik Pengambilan Partisipan

Penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Hal ini bertujuan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (Moleong, 2005). Dengan menggunakan teknik ini, maka penentuan jumlah partisipan tidak ditentukan atau ditarik terlebih dahulu. Penentuan jumlah partisipan dalam penelitian kualitiatif baru dapat ditetapkan setelah penelitian dimulai, dan kurang bermanfaat bila ditentukan lebih terlalu cepat dari awal. Karena penelitian kualitatif ini tidak memfokuskan upaya generalisasi jumlah melalui sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan konteks partisipan penelitian secara mendalam (Poerwandari, 2007).

Strauss (dalam Poerwandari, 2007) mengatakan bahwa tidak ada kriteria baku tentang jumlah partisipan minimal yang harus dipenuhi pada suatu penelitian kualitatif. Ditambahkan oleh Santarakos (dalam Poerwandari, 2007) Peneliti yang melakukan pengambilan sampel akan terus menambah unit-unit baru dalam sampelnya, sampai penelitian tersebut mencapai titik jenuh (saturation aspekt), yaitu saatdimana penambahan data dianggap tidak lagi memberikan tambahan informasi baru dalam analisis.


(5)

D. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara

Menurut Moleong (2005) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan dilakukannya wawancara menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2005) antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka, yaitu dalam wawancara ini pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat (Poerwandari, 2005). 2. Observasi

Observasi bisa dikatakan sebagai metode yang paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu sosial, karena dalam cara-cara tertentu kita selalu terlibta dlam proses mengamati. Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu menjadi bagian dalam penelitian psikologis, dapat berlangsung


(6)

dalam konteks laboratorium (ekperimental) maupun dalam konteks alamiah (Beinster dkk, dalam Poerwandari, 2007).

Alasan memilih observasi menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2005), antara lain adalah yang pertama karena observasi didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, observasi juga memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadiaan sebagaimana terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Ketiga, observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, adalah dengan observasi dapat membantu peneliti untuk mengecek lagi apa yang ada di data wawancara, sehingga meminimalkan munculnya bias data. Kelima, observasi memungkinkan untuk memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dapat digunakan, observasi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Misalnya ketika hendak mengumpulkan data mengenai seorang yang tuna rungu atau tuna wicara.


(7)

E. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan penelitian. Adapun tahapan-tahapan pra penelitiannya adalah :

a) Menyusun Rancangan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun rancangan penelitian. Disini merancang segala sesuatu seperti latarbelakang dan alasan melakukan penelitian ini, kajian kepustakaan tentang topik yang akan diteliti, jadwal penelitian, pemilihan alat pengambilan data, rancangan pengambilan data, rancangan prosedur analisis data, rancangan uji keabsahan data.

b) Memilih Partisipan Penelitian dan Lapangan Penelitian

Sebelum memilih partisipan, peneliti mendatangi beberapa gereja dan informan yang mengetahui tentang orang-orang yang bisa dijadikan partisipan dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti memilih partisiapan yang sesuai dengan latarbelakang dan tujuan penelitian itu sendiri, selain itu peneliti juga memilih dimana penelitian ini bisa dilakukan (dalam hal ini dimana partisipan tersebut tinggal dan berkarya sebagai imam)


(8)

c) Mengurus Perizinan

Setelah mendapat partisipan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan surat izin penelitian yang di sediakan oleh fakultas atas persetujuan dari dekan dan kedua pembimbing. Dalam penelitian ini, dikarenakan yang menjadi partisipan adalah seorang imam biarawan, maka surat izin meneliti peneliti serahkan pada sekretariat gereja dan novisiat dimana imam tersebut berkarya. Selain itu, peneliti juga secara lisan meminta izin kepada setiap partisipan.

d) Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Disini peneliti mempersiapkan segala sesuatu perlengkapan yang akan diperlukan dalam penelitian ini, misal alat bantu penelitian seperti alat perekam suara dan alat tulis.

e) Menjalin Rapport Dengan Partisipan

Sebelum menemui partisipan untuk mengambil data, peneliti akan menemui partisipan terlebih dahulu untuk membangun rapport. Hal ini agar saat mengambil data nantinya, partisipan tidak merasa canggung dengan peneliti, karena telah bertemu dan telah membangun kedekatan sebelumnya.


(9)

2. Analisis data

Menurut Moleong (2005), secara umum proses analisis data kualitatif terdiri dari :

a) Reduksi data

Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

b) Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari sumber mana.

c) Setelah itu peneliti melakukan pengujian keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, ada kriteria kredibilitas atas derajat kepercayaan. Teknik pemeriksaan dari kriteria kredibilitas adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari yang lain di uar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

d) Setelah semua tahap di atas selesai, maka kini masuk ke dalam tahap penafsiran atau interpretasi


(10)

data, dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode-metode tertentu.

3. Uji keabsahan data.

Menurut (Moleong, 2005), yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi :

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar.

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan. 3. Memperbolehkan keputusan kuat yang dapat

dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Menurut Denzin (dalam Moleong, 2005) triangulasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : a. Triangulasi dengan sumber, berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi


(11)

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi yang kedua adalah triangulasi dengan metode, yang menurut Paton (dalam Moleong, 2005) terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi dengan penyidik adalah triangulasi yang memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

d. Triangulasi teori. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2005), adalah triangulasi berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.


(12)

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melaksanakan uji keabsahan data pada setiap partisipan. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan yang peneliti alami dalam melakukan triangulasi yang pertama adalah peneliti tidak dijinkan oleh salah satu partisipan bertemu dengan orang terdekatnya dalam hal ini orangtuanya. Kedua, peneliti mengalami kesulitan dalam bertemu dan membuat janji dengan orang-orang terdekat lainnya dikarenakan profesi mereka yang juga sebagai romo (imam) di paroki pusat, ditambah tempat tinggal mereka berada di luar kota Salatiga dan bahkan di luar pulau Jawa.

Selanjutnya, agar dapat memastikan kesesuaian data yang diperoleh dengan data yang diberikan sumber informasi maka peneliti akan melakukan member check dengan para partisipan penelitian. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada sumber datanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh sumber data (Dharma, 2008).


(1)

E. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan penelitian. Adapun tahapan-tahapan pra penelitiannya adalah :

a) Menyusun Rancangan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun rancangan penelitian. Disini merancang segala sesuatu seperti latarbelakang dan alasan melakukan penelitian ini, kajian kepustakaan tentang topik yang akan diteliti, jadwal penelitian,

pemilihan alat pengambilan data, rancangan

pengambilan data, rancangan prosedur analisis data, rancangan uji keabsahan data.

b) Memilih Partisipan Penelitian dan Lapangan

Penelitian

Sebelum memilih partisipan, peneliti mendatangi beberapa gereja dan informan yang mengetahui tentang orang-orang yang bisa dijadikan partisipan dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti memilih partisiapan yang sesuai dengan latarbelakang dan tujuan penelitian itu sendiri, selain itu peneliti juga memilih dimana penelitian ini bisa dilakukan (dalam hal ini dimana partisipan tersebut tinggal dan berkarya sebagai imam)


(2)

c) Mengurus Perizinan

Setelah mendapat partisipan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan surat izin penelitian yang di sediakan oleh fakultas atas persetujuan dari dekan dan kedua pembimbing. Dalam penelitian ini, dikarenakan yang menjadi partisipan adalah seorang imam biarawan, maka surat izin meneliti peneliti serahkan pada sekretariat gereja dan novisiat dimana imam tersebut berkarya. Selain itu, peneliti juga secara lisan meminta izin kepada setiap partisipan.

d) Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Disini peneliti mempersiapkan segala sesuatu perlengkapan yang akan diperlukan dalam penelitian ini, misal alat bantu penelitian seperti alat perekam suara dan alat tulis.

e) Menjalin Rapport Dengan Partisipan

Sebelum menemui partisipan untuk mengambil data, peneliti akan menemui partisipan terlebih dahulu untuk membangun rapport. Hal ini agar saat mengambil data nantinya, partisipan tidak merasa canggung dengan peneliti, karena telah bertemu dan telah membangun kedekatan sebelumnya.


(3)

2. Analisis data

Menurut Moleong (2005), secara umum proses analisis data kualitatif terdiri dari :

a) Reduksi data

Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya

diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

b) Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari sumber mana.

c) Setelah itu peneliti melakukan pengujian

keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, ada kriteria kredibilitas atas derajat kepercayaan. Teknik pemeriksaan dari kriteria kredibilitas adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu dari yang lain di uar itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.

d) Setelah semua tahap di atas selesai, maka kini masuk ke dalam tahap penafsiran atau interpretasi


(4)

data, dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode-metode tertentu.

3. Uji keabsahan data.

Menurut (Moleong, 2005), yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi :

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar.

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.

3. Memperbolehkan keputusan kuat yang dapat

dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan

kenetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya.

Menurut Denzin (dalam Moleong, 2005) triangulasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. Triangulasi dengan sumber, berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi


(5)

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi yang kedua adalah triangulasi dengan metode, yang menurut Paton (dalam Moleong, 2005) terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi dengan penyidik adalah triangulasi yang memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

d. Triangulasi teori. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2005), adalah triangulasi berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.


(6)

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melaksanakan uji keabsahan data pada setiap partisipan. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan yang peneliti alami dalam melakukan triangulasi yang pertama adalah peneliti tidak dijinkan oleh salah satu partisipan bertemu dengan orang terdekatnya dalam hal ini orangtuanya. Kedua, peneliti mengalami kesulitan dalam bertemu dan membuat janji dengan orang-orang terdekat lainnya dikarenakan profesi mereka yang juga sebagai romo (imam) di paroki pusat, ditambah tempat tinggal mereka berada di luar kota Salatiga dan bahkan di luar pulau Jawa.

Selanjutnya, agar dapat memastikan

kesesuaian data yang diperoleh dengan data yang diberikan sumber informasi maka peneliti akan melakukan member check dengan para partisipan penelitian. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada sumber datanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh sumber data (Dharma, 2008).