Tinjauan Hukum Islam terhadap nusyuznya istri karena ketidakmampuan suami memberi nafkah: Studi kasus di Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP NUSYUznya Istri
karena Ketidakmampuan Suami Memberi Nafkah (Studi Kasus di Desa Leran
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik merupakan hasil penelitian lapangan (filed
research) yang bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut: pertama,
Bagaimana kasus Nushu>znya istri karena ketidakmampuan suami memberi
nafkah (studi kasus di desa leran kecamatan manyar kabupaten gresik ?Kedua,
Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap Nushu>znya istri karen aketidak
mampuan suami memberi nafkah (studi kasus di Desa Leran kecamatan Manyar
kabupaten Gresik?.
Data yang dikumpulkan berasal dari data lapangan di desa Leran kecamatan
Manyar kabupaten Gresik dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pola pikir induktif Yaitu
pola berpikir yang diawali dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus
yang terjadi di lapangan Yaitu tentang Nushu>znya istri karena ketidakmampuan
suami memberi nafkah di Desa Leran Kecamatan Manyar kabupaten Gresik
kemudian di analisis dengan menggunakan teori-teori yang bersifat umum yang
berkenaan dengan fikih.
Sebagaimana telah diketahui oleh penulis bahwa di Desa Leran Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik telah terjadi kasus berupa istri yang nushu>z (tidak
mematuhi suami), yang mana suaminya tidak pernah menganggap bahwa istrinya
adalah istri yang di ketegorikan Nushu>z.

Kasus Nushu>znya istri yang terjadi di Desa Leran Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik dikarenakan ketidakmampuan suami memberi nafkah. Hal ini
berawal dari keadaan ekonomi yang tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah
tangga. Kemudian, karena istri merasa hak nya tidak terpenuhi dengan maksimal,
maka istri enggan melakukan kewajibannya secara maksimal. Diantara sikap istri
yang menurut penulis dikategorikan perbuatan Nushu>z adalah istri tidak mau
melayani suami dan istri tidak lagi berbicara dengan sopan kepada suami.
Menurut analisis penulis, dengan menggunakan pendapat dari beberapa
hukum Islam penulis menyimpulkan istri dalam kasus ini dikatakan istri yang
Nushu>z, karena cerai bukanlah jalan keluar utama dari cobaan kemiskinan dalam
rumah tangga. ketika para istri telah mengetahui bahwa suami mereka telah
berusaha dengan maksimal dalam menjalankan tanggung jawabnya, maka
hendaknya para istri senantiasa bersabar dan menerima keadaan suami dengan
lapang dada, karenasesungguhnyarizki adalahhal yang sudahditentukanolehAllah
SWT. Adapun kepada para suami sebaiknya benar-benar melakukan tanggung
jawabnya dengan maksimal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ....................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................ii
PERSETUJUANPEMBIMBING ..............................................................................iii
PENGESAHAN .........................................................................................................iv
ABSTRAK .................................................................................................................v
KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ix
DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................................xii
MOTTO .....................................................................................................................xiv
PERSEMBAHAN ......................................................................................................xv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................................13
C. Rumusan Masalah ..............................................................................14
D. Kajian Pustaka ....................................................................................14
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................16
F. Kegunaan Penelitian...........................................................................17
G. Definisi Operasional ...........................................................................17

H. Metode Penelitian ..............................................................................18
I.

Sistematika Pembahasan ....................................................................23

BAB II LANDASAN TEORI

I

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Nushu>z (Kedurhakaan) ......................................................................24
1. Pengertian Nushu>z..........................................................................24
2. Dasar Hukum Nushu>z.....................................................................25
3. Macam-macam Nushu>z ...................................................................................................26
B. Hak-hak dan Kewajiban Suami Istri ..................................................36
1. Hak-hak Bersama Suami Istri .......................................................37
2. Hak-hak Suami dan Kewajiban-Kewajiban Istri...........................40
3. Hak-hak Istri dan Kewajiban-kewajiban Suami ...........................44
C. Nafkah ................................................................................................48

1. Pengertian Nafkah .........................................................................48
2. Hukum Nafkah dan Dasar Hukum nya..........................................49
3. Macam-macam Nafkah..................................................................52
4. Besar dan Kadar nya Nafkah .........................................................54
BAB III
DESKRIPSIKASUS NUSYUznya istri....................................................................56
B. Penyebab terjadinya Nushu>znya istri .................................................61
BAB IV
ANALISISHUKUM ISLAM TERHADAP KASUS NUSYUznya istri karena ketidakmampuan
suami memberi nafkah...................................................................63
B. Tinjauan

hukum

Islam

terhadap

Nushu>znya istri karena


ketidakmampuan suami memberi nafkah......................................64

II

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................74
B. Saran ...................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

III

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang berperan penting
dalam pembangunan. Peran keluarga menjadi semakin penting apabila ikut
diatur oleh agama lewat sentuhan fikih yang merupakan tangan dari agama.
Keluarga yang memperoleh legitimasi hukum yang kemudian memunculkan apa
yang disebut hak dan kewajiban fersi fikih.
Untuk membangun rumah tangga yang kokoh, kuat, suci, dan bahagia,
dimana lembaga rumah tangga ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dalam kehidupan bermasyarakat, maka syariat Islam yang paling benar dan
sempurna dalam mengatur ketertiban hidup manusia agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, telah menetapkan “pernikahan” sebagai
salah satu dasar pokok melerakkan pembangunan rumah tangga yang bahagia.1
Pernikahan telah dianjurkan dalam Islam. Terutama bagi yang mempunyai
kemampuan.2Hakikat pernikahan sendiri telah digambarkan dalam Al-Quran
Surat al-A’raf: 189 yang berbunyi:

ٍ ‫ُ َ اّ ِذي َخَ َق ُك ْ ِ ْن نَ ْف‬
‫ت ََْا َخ ِف ًفا‬
ََ‫س َ ِ َ ةٍ َ َ َع َل ِ ْ َها َ ْ َ َها اَِ ْس ُك َن إِاَْ َها ا‬

ْ ََََ ‫فّ ا تَغَشّا َ ا‬
ِ ‫َ ّر بِِ َ َ ّ ا َْ َقَت و اّ بّه ا اَِن تَ ا‬
‫ااًا اََ ُك نَ ّن ِ َن اشّاكِ ِر َن‬
ْ َ
َ َ َْ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ْ
1

Sabil Huda, Pedoman Berumah Tangga Dalam Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), 9.
Al-Ghazali,Menyingkap Hakikat Perkawinan (Bandung: Karisma, 1999), 15.

2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Dialah yang menciptakan kamu dari yang satu dan daripadanya. Dia
menciptakna istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah

dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan
teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa
berat keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah. Tuhan-Nya seraya
berkata, “sesungguhnya jika jika engkau memberi kami anak yang
sempurna, tetntulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur. 3
Menurut ayat di atas pernikahan adalah penyatuan kembali pada bentuk
asal manusia yang paling hakiki, yaitu nafsun waqan ghali>dzan”
(perjanjian yang berat).4 Nikah adalah salah satu asas pokok hidup, terutama
dalam pergaulan dan upaya membangun interaksi harmonis dalam tubuh
masyarakat. Menurut Sulaiman Rasyid dalam fikih Islam, mengatakan bahwa
perkawinan merupakan pintu perkenalan antara satu kaum dengan kaum yang
lain, sehingga ongkos sosial yang harus dibayar jika terjadi perpecahan

3

Departemen agama RI, Al-Qura’n dan Terjemahanya (Bandung: CV. Jumanatul Ali-ART, 2004),
175.
4
M.Fauzil Adhim, Kupinang Engkau dengan Hamdalah (Yogyakarta: Mulia Pustaka, 1999), 129.


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

teramatlah mahal. Sebaliknya, jika hubungan tali perkawinan berjalan dengan
harmonis, maka side effect positive seperti tolong menolong akan didapat.5
Bahkan dalam kitab fikih sunnah, karanganSayyid Shabiq, mengatakan
bahwa perkawinan adalah sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk
Tuhan, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.6 Artinya, perkawinan
adalah suatu acara yang dipilih oleh Allah sebagai jalan bagi manusia untuk
memperoleh keturunan, berkembang biak dengan kelestarian kehidupan, setelah
masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam
mewujudkan tujuan perkawinan, yaitu membentuk keluarga yang sakinah,
mawaddah, warahmah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.7 Sebagaiman
dijelaskan dalam alquran pada surat ar-Rum ayat 21:

ِ
ِ
‫ك‬
َ ‫َ ِ ْن َاتِِ َ ْ َخَ َ اَ ُك ْ ِ ْن َنْ ُف ِس ُك ْ َْ َ ً ا اَ ْس ُكُ إِاَْ َ َ َ َع َل بَْ َ ُك ْ َ َ ّوةً َ َ ََْ ً إِ ّ ِِ َا‬

َ ‫َا ٍ اَِق ْ ٍ ََ َف ّك ُر‬

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya adalah Ia menciptakan untykmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenang
kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir. (Q.S. ar-Rum:21)8

Jelaslah dengan dasar ayat di atas bahwa Islam menginginkan perkawinan
itu kekal antara suami dan istri, kecuali dengan sebab yang tidak dapat
dielakkan lagi. Sehingga tidak mustahil antara suami istri selama hidup dalam

5

Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam(Bandung: Sinar Baru, 1992), 348.
Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, Terj. Marsyudi Syah (Bandung: PT.Al-Ma’arif), 9.
7
Ibid.
8
Departemen agama RI, Al-Qura’n dan Terjemahanya . . .407


6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

rumah tangga terjadi ketidaksesuaian pandangan, sehingga menimbulkan
persengketaan antara mereka sehingga berakibat fatal.
Islam sangatlah serius memandang urgensitas persoalan-persoalan
keluarga, terutama rasa keadilan dan penghormatan terhadap eksistensi dan hakhak serta kewajiban suami istri yang terbina dalam struktur keluarga. Dengan
kedatangan Islam diikrarkan bahwa semua manusia setara dihadapan Allah swt.
baik laki-laki atau perempuan. Hanya satu yang menjadi pembeda yaitu kadar
ketaqwaam kepada Allah swt.9
Cita-cita Islam untuk membangun sebuah tatanan kehidupan yang
harmonis dan sejahtera dimulai dari perjuangan dengan menumbuh suburkan
aspek-aspek akidah dan etika dalam diri pelakunya. Ia dimulai dngan pendidikan
kejiwaan bagi setiap pribadi, keluarga dan masyarakat, sehingga akhirnya dapat
tercipta hubungan yang serasi antara semua anggota masyarakat yang salah
satunya adalah kesejahteran lahir.
Setelah menikah, pasangan suami istri mengalami kehidupan baru, karena
keluarga itu tidak hanya sekedar menyatukan cinta kasih antara suami dengan
istri, tetapi berkeluarga berarti memupuk sebuah keluarga baru antara suami
istri melalui jenjang pernikahan, menyatukan dua watak yang berbeda antara
keduanya, menjalin hubungan yang erat dan harmonis, bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani masing-masing, bersama-sama

9

Amina wadud, Qur’an menurut perempuan,Terj. Abdullah Ali (Jakarta: Ilmu Semesta, 2001), 82.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

mentaati perintah agama, bersama-sama melaksanakan tata hidup bertetangga,
bermasyarakat dan bernegara yang baik.
Islam telah menganjurkan pernikahan yang di dalamnya terdapat banyak
faedah yang bisa diambil dari terjadinya sebuah akad pernikahan. Adapun
faedah-faedah pernikahan diantaranya:
1. Memeliharakan diri seesorang supaya jangan jatuh dilembah kejahatan
(perzinahan)10
2. Untuk memperoleh anak
3. Penyaluran gejolak syahwat
4. Menghibur hatiPengelolaan rumah tangga
5. Melaksanakan kewajiban masyarakat11
Membahas tentang pernikahan juga tidak lepas pula dengan hak dan
kewajiban dari masing-masing suami dan istri yang hal ini telah ditentukan oleh
hukum dan syari’at agama.
Hak dan kewajiban suami istri menurut Kompilasi Hukum Islam secara
umum terdapat pada pasal 77 dan 78,12 diantaranya:
1. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang sakinah mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan
masyarakat

10

Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam(Jakarta: Bumi Aksoro, 1996), 32.
Al-Ghazali,Menyingkap Hakikat Perkawinan . . . 24.
12
Tim Redaksi Nuansa Aulia, kompilasi Hukum Islam (Bandung: Nuansa Aulia, 2011), 24.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

2. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak
mereka, baik kecerdasannya dan pendidikan agamanya
4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya
5. Jika suami atau istri melalaikan kewajiban masing-masing dapat mengajukan
gugat kepada pengadilan agama
6. Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap
7. Rumah kediaman ditentukan oleh suami istri bersama
Kewajiban istri terhadap suami:13
1. Menaati suaminya dalam segala hal yang diinginkan mengenai dirinya,
selama tidak mengandung maksiat terhadap Allah.
2. Menjaga kesucian diri seta menyimpan rahasia.
3. Tidak menuntut suami lebih dari yang benar-benar diperlukan
4. Berupaya menjauhkan diri dari penghasilan suami yang berasal dari yang
haram.
Kewajiban suami terdapat pada pasal 80 Kompilasi Hukum Islam,14
diantaranya:
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya
2. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
13
14

Al-Ghazali,Menyingkap Hakikat Perkawinan . . .133.
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam . . . 25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya yang memberi
kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama
nusa, dan bangsa
4. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung:
a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri
b. Biaya rumah tangga, biaya oerawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan
anak
c. Biaya pendidikan bagi anak
Dalam

Al-Qur’an

dinyatakan

bahwa

tujuan

perkawinan

adalah

menciptakan keluarga yang sakinah dan harmonis. Akan tetapi dalam
kenyataannya, umat manusia tidak selalu dapat mengikuti ajaran yang
dianjurkan Al Quran tersebut. Sebagai manusia biasa, sering terjadi
kesalahpaham anantara suami dan istri. Kesalahpahamna ini adakalanya bisa
diselesaikan secara baik, adakalanya juga malah sebaliknya.
Kenyataan juga menunjukkan, bahwa hubungan suami istri tidak
selamanya berjalan harmonis. Kadang-kadang suami istri itu gagal dalam
mendirikan rumah tangganya, karena menemui beberapa masalah yang tidak
dapat diatasi. Ini disebabkan karena adakalanya ketidaksanggupan dari salah
satu pihak, baik suami maupun istri untuk melaksanakan apa-apa yang telah
diwajibkan suami istri. Al Qur’an menganjurkan apabila terjadi perselisihan
suami istri, selesaikanlah secara baik-baik dengan jalan musyawarah. Akan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

tetapi dalam penyelesaian ini, terkadang masih kurang memberikan keadilan
pada masing-masing pihak. sehingga tidak jarang si istri melakukan tindakan
“purik” (marah). Tindakan ini dalam fikih disebut dengan istilah “nushu>z”.15
Membahas tentang nushu>z, maka tak mungkin pula jika nushu>z terjadi
tanpa adanya sebab. Beberapa kemungkinan terjadinya nushu>z istri yang ada di
masyarakat, diantaranya:
1. Karena suami tidak memenuhi nafkah lahir maupun batin
2. Karena suami kurang mampu memenuhi nafkah lahir maupun batin
3. Karena rumah yang disediakan suami kurang layak, sehingga menjadikan
istri menolak untuk pulang ke rumah yang disediakan suami
4. Karena suami terlalu mengekang istri agar tidak keluar tanpa memberikan
alasan, sehingga menjadikan istri keluar rumah tanpa izin suami
Dari beberapa kemungkinan diatas, yang terbesar terjadi dalam
masyarakat adalah nusy>uz istri karena nafkah (lahir maupun batin). Dalam hal
ini mempunyai dua kemungkinan, yaitu: kemungkinan pertama karena memang
suami benar-benar tidak memberi nafkah terhadap istri, sehingga istri tidak mau
melakukan tugas dan kewajibannya sebagai istri. Kemungkinan kedua suami
masih memberikan nafkah terhadap istri, tetapi nafkah yang diberikan suami
terhadap istri tidak bisa mencukupi kebutuhan yang diinginkan suami.

15

Syafiq Hasyim, Hal-hal yang tak terpikirkan(Bandung: Mizan, 2001), 183.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Dalam persoalan nushu>z ini banyak disebutkan dalam kitab-kitab fikih
klasik, bahwa nushu>z sering diartikan sebagai ketidakpatuhan istri terhadap
suami. Dalam membicarakan topik ini, para mufassir mengambil dalil al-Quran
surat An Nisa’ (4) : 34 yang berbunyi:

ِ ْ‫ّن َعِظُ ّن جر ّن ِِ ا‬
‫ض ِربُ ُ ّن َِإ ْ َطَ ْعَ ُك ْ َا تَْب غُ ََْ ِه ّن‬
ْ َ ‫ضا ِع‬
َ َ
ُ ُُ ْ َ ُ
َُ
‫َِّا َكبِ ًر‬

ِ
‫ااِ َََا ُ َ نُ ُش‬
َ
َ ‫َسبِ ا إِ ّ اّ َ َكا‬

“...wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatlah
mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka, dan
pukullahmereka. Kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. an-Nisa’,34).16
Dengan demikian dapat dipahami apabila suami khawatir istrinya berbuat

nusy>uz (durhaka) atau meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri, maka
diperintahkan oleh Allah untuk mengusahakan perbaikan dengan menempuh
tiga cara sebagaimana yang telah disebutkan pada ayat diatas, yaitu:
1. Memberi nasihat dan bimbingan kepada istri
2. Pisah tempat tidur
3. Memukul istrinya dengan cara yang baik, sekedar untuk memulihkan keadaan
istri.
Menurut Hussein Bahreisy,nushu>z adalah sikap membangkang atau
durhaka istri kepada suaminya bahkan membantah dan tidak taat kepada

16

Departemen agama RI, Al-Qura’n dan Terjemahanya . . .83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

suaminya atau terjadi penyelewengan-penyelewengan yang tidak dibenarkan
oleh suami terhadap istrinya, sedangkan tindakan-tindakan istri bisa berbentuk
menyalahi tata cara yang telah diatur oleh suami dan dilaksanakan oleh istri
dengan sengaja untuk menyakiti hati suaminya.17
Apabila istri berbuat nushu>z (durhaka) janganlah suami buru-buru
menuntutnya, menghukumnya, jangan secara menyakiti. Suami berkewajiban
menasehatinya dengan baik, istri disuruh agar mengingat kepada Allah swt dan
siksa Allah. terhadap perempuan yang nushu>z kepada suaminya, istri disadarkan
tentang akibat nushu>z, tentang hilangnya hak mendapatkan nafkah, pakaian dan
akibat-akibat nushu>z yang lainnya.18
Sedangkan kasus yang terjadi di Desa Leran Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik adalah seorang istri yang merasa tak pernah cukup dengan
nafkah lahir yang diberikan suami terhadapnya. Dalam kasus ini suami hanya
bekerja sebagai wiraswasta yang penghasilan sangat pas-pasan dan istri hanya
sebagai Ibu Rumah Tangga. Sangat tidak masuk akal ketika dihubungkan
dengan kebutuhan rumah tangga pada masa sekarang ini, dimana semua
kebutuhan dipatok dengan harga yang mahal. Belum lagi sebagai seorang istri
yang pastinya ada keinginan belanja untuk memenuhi kebutuhan pripadinya.

17
18

Sudarsono SH, Pokok-Pokok Hukum Islam (Jakarta: Bineka Cipta, 1992), 159.
H.S.A, Al-Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Pustaka Imani, 1989), 159.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Terlebih lagi, bagi istri uang adalah sumber kebahagiaan baginya. Si istri
benar-benar merasa tidak bisa bahagia dalam rumah tangga mereka, sehingga
tujuan pernikahan tidak bisa tercapai dengan baik.
Dalam kasus yang akan penulis teliti, istri benar-benar merasa tidak puas
dengan nafkah yang diberikan suami (walaupun suami sudah memberikan semua
pendapatan yang ia peroleh), sehingga menjadikan istri kurang patuh terhadap
suami. Istri menjadi enggan melakukan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
istri dengan maksimal, karena istri berprinsip suami tidak bisa memenuhi
haknya dengan maksimal.
Dalam pandangan masyarakat jelas dalam kasus ini istri dikatakan sebagai
seorang istri yang nushu>z terhadaap suami, namun suami tidak pernah
menganggap istri sebagai istri yang nushu>z terhadap suaminya. Meskipun
beberapa kali terjadi perang adu mulut antara suami dan istri, suami tidak
pernah sekalipun memukul istri. Suami hanya memberi pengertian dan
mengingatkan istri agar tidak seperti itu, walaupun dengan nada yang keras.
Selain itu suami tidak pernah menanggapi permintaan cerai yang diutarakan
istri setiap saat, karena suami juga menyadari kalau istrinya seperti ini
karenanya tidak bisa memenuhi nafkah yang harusnya menjadi hak istri.
Menariknya dalam kasus ini adalah, lantas seperti apa pertimbangan
hukum untuk perbuatan istri tersebut ? apakah istri tersebut dikategorikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

sebagai istri nushu>z? akankah ia tidak berhak lagi mendapatkan hal-hak nya
sebagai istri karena perbuatan nya tersebut ?
Problematika dalam kasus tersebutlah yang menjadikan keinginan penulis
untuk membahas secara detail seperti apa akibat hukum yang terjadi dalam
kasus tersebut. Penulis akan mengemukakannya dengan menggunakan beberapa
sudut pandang dalam hukum Islam. Baik berupa pendekatan madzab maupun
dengan beberapa kitab-kitab yang berkaitan dengan kasus Nushu>z-nya Istri
Karena Ketidakmampuan Suami Memberi Nafkah (Studi Kasus Di Desa Leran
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik).
Alasan penulis menggunakan sudut pandang hukum Islam adalah karena
ingin mengetahui lebih banyak akibat hukum yang timbul dari kasus tersebut.
sehingga akan mempermudah penulis dalam menganlisis dan menentukan hasil
akhir dalam penulisan skripsi ini. Adapun judul yang akan digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah:
“Tinjauan

Hukum

Islam

Terhadap

Nushu>z

nya

Istri

Karena

Ketidkmampuan Suami Memberi Nafkah (Studi Kasus Di Desa Leran
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik)”

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut:
a. Pernikahan dalam hukum Islam
b. Hak dan kewajiban suami dan istri dalam rumah tangga
c. Pengertian nushu>z dan macam macamnya
d. Faktor terjadinya nushu>z istri
e. Nushu>znya istri karena ketidakmampuan suami memberi nafkah (studi
kasus di Desa Leran kecamatan Manyar kabupaten Gresik)
f. Tinjauan Hukum Islam terhadap nushu>z nya istri yang disebabkan
ketidakmampuan suami memberi nafkah terhadap istri (Studi Kaus di
Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik)
2. Batasan Masalah
Dengan adanya suatu permasalahan diatas, maka untuk memberikan
arah yang jelas dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalahmaslaah berikut ini:
a. Nushu>znya istri karena ketidakmampuan suami memberi nafkah (studi
kasus di Desa Leran kecamatan Manyar kabupaten Gresik)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Tinjauan hukum Islam terhadap Nushu>znya istri karena ketidakmampuan
suami memberi nafkah (studi kasus di Desa Leran kecamatan Manyar
kabupaten Gresik)

C. Rumusan Masalah
Sebagai upaya sistematisasi dalam pembahasan dan pengolahan data,
maka masalah akan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kasus nushu>znya istri karena ketidakmampuan suami memberi
nafkah?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap nushu>znya istri karena
ketidakmampuan suami memberi nafkah?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian di Desa Leran kecamatan Manyar
kabupaten Gresik ini pada dasarnya untuk mengetahui perbedaan dari penelitian
hukum sebelumnya. Pembahasan nushu>z sendiri telah banyak dilakukan oleh
para peneliti terdahulu, diantaranya:
1.

Skripsi yang disusun oleh M. Ka’bil Mubarak (2004) dalam bentuk
skripsinya yang berjudul ”Kontroversi Pendapat Imam Syafi’i dan Imam

Hanafi Tentang Nushu>z isteri dan Implikasi terhadap kewajiban suami

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

dalam rumah tanggai”.19 Penelitian ini menitik beratkan pada pendapat
kedua imam tentang kriteria perbuatan nushu>z. Keduanya sepakat bahwa
istri yang nushu>z (durhaka) tidak mendapat nafkah tetapi keduanya berbeda
pendapat dalam merumuskan kriteria nushu>z istri yang berakibat gugurnya
nafkah. Dalam menetapkan kriteria nushu>z istri yang berimplikasi pada
gugurnya mendapat nafka, keduanya mempunyai persamaan. diantara
persamaan antara keduanya adalah:
a. Istri yang keluar rumah tanpa izin suami
b. Istri yang berangkat haji
c. Istri sebagai wanita karier dan tidak menetap dirumah
Tetapi keduanya bersilang pendapat tentang kriteria istri yang
menolak digauli suami. Bagi imam syafi’i, istri yang menolak untuk digauli
oleh suaminya merupakan bentuk pembangkakangan (nushu>z) yang
berakibat gugurnya nafkah istri. Sedangkan abu hanifah berpendapat bahwa
istri yang tidak mau digauli suami, bukan termasuk istri yang nushu>z dan
tetap berhak atas nafkah, sebab persoalan kewajiban memberi nafkah bukan
dilihat dari persoalan ranjang dan hubungan sex, tetapi bersedianya istri
berada dalam rmah suami.

19

M. Ka’bil Mubarak,“Kontroversi Pendapat Imam Syafi’i dan Imam Hanafi Tentang Nusyuz isteri
dan Implikasi terhadap kewajiban suami dalam rumah tangga” (Skripsi--IAIN Sunan ampel,
Surabaya, 2004).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

2.

Penelitian berbeda dilakukan oleh Eva Widyawati (2005)dengan judul
“Dimensi Misogini Pendapat Ulama tentang Nushu>z”20 Eva menyoroti
tentang dimensi tentang dimensi dimensi misogini terhadap ulama tentang

nushu>z. Menurutnya penafsiran yang dilakukan oleh para ulama-ulama
tempo dulu masih bias gender. Hal ini dapat dilihat dengan dibolehkannya
seorang suami melakukan tindak kekerasan terhadap istri yang nushu>z.
3.

Buku yang berjudul nushu>z oleh Sholeh Bin Ghanim, yang meneliti secara
detail konsep

nushu>z dari berbagai aspek dan dari berbagai sudut

pandangan para ulama. Buku ini amat lengkap dalam mengungkapkan
fenomena nushu>z.
Dari hal diatas, fokus kajian yang dilakukan penulis adalah Tinjauan
Hukum Islam terhadap Nushu>z nya Istri karena ketidakmampuan suami
memberi Nafkah, sehingga nyatalah bahwa yang dilakukan penulis tidaklah
mereduksi penelitian sebelumnya. Penulis akan mengkaji ini dengan holistic dan

komperhensif.

E. Tujuan Penelitian
Studi skripsi yang penyusun bahas bertujuan :
1. Menjelaskan kasus nushu>z nya istri karena ketidakmampuan suami memberi
nafkah (Studi Kasus di Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik)
20

Eva Widyawati, “Dimensi Misogini Pendapat Ulama tentang Nusyuz” (Skripsi—UIN Sunan ampel,
Surabaya, 2005).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

2. Menjelaskan Tinjauan Hukum Islam terhadap nushu>z nya istri karena
ketidakmampuan suami memberi nafkah (Studi Kasus di Desa Leran
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik).

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan studi ini, penyusun berharap untuk :
1. Dari Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan dalam arti
membangun, memperkuat dan memperkaya pengetahuan kita dalam hukum
Islam (fikih)terutama dalam persoalan nushu>z. Disamping itu hasil penelitian
ini diharapkan bisa menjadi bahan kajian ilmiah sekaligus dalam bidang
pengembangan bagi penelitian yang mempunyai relevansi dengan skripsi ini.
2. Dari Aspek Praktis (Terapan)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebgaai kajian pertimbangan
pemikiran bagi ahli hukum Islam (fikih) dalam menetapkan suatu hukum Islam
yang lebih fleksibel dengan zaman modern, terutama dalam persoalan
kedudukan berumah tangga.

G. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar tidak terjadi
kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan judul skripsi ini, maka penulis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

memandang perlu untuk mengemukakan secara tegas dan terperinci maksud judul
di atas.
Tinjaun

:Pemeriksaan

yang

teliti,

prnyelidikan,

kegiatan

pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk
memecahkan suatu persoalan.
Hukum Islam

:Syari’at yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah
untuk ummat-NYA yang dibawa oleh seorang nabi
SAW, yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan)
yang diambil dari beberap buku fikih

Nushu>z Istri

:perubahan sikap seorang istri dengan meninggalkan
kewajiban sebagai istri dan menunjukkan sikap-sikap
tidak patuh, tidak acuh dan menentang.

Nafkah

:sesuatu yang diberikan suami kepada istri.

H. Metode Penelitian
1.

Data yang Dikumpulkan
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan ialah data yang
berkenaan dengan penelitian nushu>z-nya istri karena Ketidakmampuan
Suami Memberi Nafkah di Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

2.

Sumber Data
Dalam penelitian hukum, sumber data (atau dalam penelitian hukum
disebut dengan bahan hukum) yang digunakan dalam penulisan proposal
penelitian ada dua sumber, meliputi:
a. Sumber primer, Merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan
atau sumbernya pertamanya. diantaranya adalah:
1) Pasangan suami istri yang bersangkutan dengan kasus nushu>z nya istri
karena ketidakmampuan suami memberi nafkah (responden).
2) kerabat dan tetangga terdekat dari pasangan suami istri yang
bersangkutan dengan kasusu nushu>z nya istri karena ketidkmampuan
suami memberi nafkah (informan).
b. Sumber sekunder, merupakan sumber data yang bersifat membantu atau
menunjang dalam melengkapi, memperkuat dan memberikan penjelasan
mengenai sumber data primer berupa buku daftar pustaka yang berkaitan
dengan penelitian. diantaranya adalah:
1) Al-Ghazali, Menyingkap Hakikat Perkawinan
2) Amina Wadud, Qur’an Menurut Perempuan
3) Departemen Agama RI, AlQur’an dan Terjemahnya
4) Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam
5) Kamil Muhammad, Fikih Wanita

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

6) Muhammad Abu Zahrah. Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah
7) Sayyid Shabiq, Fikh Sunnah
8) Sudarsono, Pokok-pokok Hukm Islam
9) Sulaiman Rasyid, Fikih Islam
10)

Tim Redaksi Nuansa Alia, Kompilasi Hukum Islam

11)

Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fikih Al-Islam Waadillatuhu

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulam data lapangan penelitian
ini adalah:
a. Interview (wawancara) adalah teknik pengumpulan data yang langsung
ditunjukkan pada subyek penelitian, berupa pertanyaan-pertanyaan baik
tulisan maupun lisan. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada pasangan
suami istri, kerabat dan tetangga terdekat yang bersangkutan dengan kasus

nushu>z nya istri karena ketidkmampuan suami memberi nafkah di Desa
Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
b. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui

pencarian data

mengenai hal-hal atau variable. Adapun cara yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah dengan cara: membaca, kemudian mengklarifikasi
data, serta mengkorelasikan antara data dengan literatur yang penulis
gunakan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

4. Teknik Pengolahan Data
Karena data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang
bersangkutan (studi lapangan) dan bahan pustaka yang selanjutnya diolah
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, memeriksa kembali data-data yang sudah dikumpulkan, baik dari
wawancara maupun dokumentasi, tanpa mengurangi keakuratan data yang
diperoleh. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada kesalahan dalam hal apapun
untuk memperoleh kesempurnaan dalam penyusunannya.
b. Organizing, mengatur dan menyusun sedemikian rupa sehingga dapat
memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah.
c. Melakukan analisis lanjutan terhadap hasil-hasil pengorganisasian data
dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang berkaitan dengan
pembahasan, sehingga diperoleh kasimpulan tertentu mengenai tinjauan
hukum Islam terhadap nushu>z nya istri karena ketidakmampuan suami
memberi nafkah.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.21
Setelah data dari wawancara dan dokumentasi terkumpul, akan
dianalisis oleh penulis. Untuk mempermudah analisis penelitian ini maka
penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu memaparkan serta
menjelaskan secara mendalam dan menganalisis terhadap semua aspek yang
berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu mengenai kasus nushu>z nya istri
karena ketidakmampuan suami memberi nafkah (Studi Kasus di Desa Leran
Kecamatan

Manyar

Kabupaten

Gresik)

yang

kemudian

dianalisis

menggunakan tinjauan dalam hukum Islam untuk mengetahui akibat hukum
yang terjadi terhadap kasus nushu>z-nya istri karena ketidakmampuan suami
meberi nafkah (Studi Ksus di Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik).
Pola pikir yang digunakan adalah Induktif, yang berawal dari adanya
kasus yang terjadi dalam masyarakat yaitu kasus Nuyu>znya istri karena
ketidakmampuan suami memberi nafkah, kemudian mendalami secara detail
seperti apa kasus yang terjadi, dan pada akhirnya mengkaji kasus tersebut
dengan cara dihubungkan pada teori-teori yang ada. Dalam hal ini penulis akan
mengkajinya dengan menggunakan beberapa tinjaun hukum Islam yang
berkaitan dengan kasus yang terjadi.

21

Lexi J. Moleong, Metodologo Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 247.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

I. Sistematika Pembahasan
Agar skripsi ini menjadi satu kesatuan yang kronologis dan sistematis
maka pembahasan yang akan disusun adalah sebagai berikut:
Bab pertama memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang,
identifikasi dan batasan basalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penilitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua memuat tentang landasan teori, berisi pembahasan tentang

nushu>z meliputi: pengertian, dasar hukum dan macam-macamnya. Pembahasan
nafkah yang meliputi pengertian dan macam-macamnya. Syarat pasangan suami
istri memperoleh kewajiban masing-masing.
Bab ketiga berisi tentang Kasus Nusyuznya Istri karena Ketidakmampuan
Suami Memberi Nafkah (Studi Kasus di Desa Leran kecamatan Manyar
kabupaten

Gresik)

dan

Penyebab

Terjadinya

Nusyuz

Istri

karena

Ketidakmampuan Suami Memberi Nafkah di Desa Leran kecamatan Manyar
kabupaten Gresik
Bab keempat berisi analisis pendapat dari beberapa hukum Islam terhadap

nushu>z nya istri yang disebabakan oleh ketidakmampuan suami dalam memberi
nafkah (Studi Kasuss di Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Bab kelima merupakan penutup dari skripsi ini berisi kesimpulan dan
saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Nushu>z (Kedurhakaan)
Termasuk bagian dari permasalahan manusia adalah munculnya
perselisihan diantara mereka. Timbullah pertentangan ketika keinginan
saling berlawanan, atau ketidaksenangan karakter dengan hal yang ada
dikeluarga berupa perselisihan dan kedekatan, terkadang terjadi kebosanan.
Oleh karena itu, Islam mengakui adanya kemungkinan terjadinya
perselisihan suami istri dan pertentangan dalam lingkungan keluarga,
memberikan

penyelesaian,

memberitahukan

berbagai

penyebab

dari

peristiwa yang terjadi. Islam tidak membiarkan dan mengabaikan atas
permasalahan yang timbul di dalam keluarga. diantara perselisihan
perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga adalah Nushu>z.
1. Pengertian Nushu>z

Nushu>zberasal dari kata Nasyaz yang berarti “tempat yang
tinggi”.1itu menunjukkan bahwa istri dilarang untuk menyombongkan diri
atau menempatkan diri pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan
suami.2

Nasyaz juga bisa berarti suara yang fals atau sumbang. Nada
yang Nasyaz berarti nada yang keluar dari keteraturan. Itu menyiratkan
Adib Bisri, Munawwir AF, Al-Bisri Kamus Arab-Indonesia Indonesia-Arab, Cet I (Surabaya:
Pustaka Progresif, 1999), 720
2
Muhammad mutawalli as-syar’awi, Fikih Wanita, cet III (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007),
230.
1

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

bahwa istri tidak boleh menyimpang dariketaatan pada suami.3Nushu>z
adalah keadaan dimana suami atau istri meninggalkan kewajiban
bersuami istri sehingga menimbulkan ketegangan hubungan rumah tangga
keduanya. Nushu>z dapat datang dari suami atau dari istri.4
2. Dasar Hukum Nushu>z
a. Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 34

ِ ّ ‫ض وِِا أَنْ َف ُقوا ِمن أَمواِِِم فَال‬
ِ ِ ‫ال قَ ّوامو َن علَى الن‬
‫ات‬
َ َ ٍ ‫ض ُه ْم َعلَى بَ ْع‬
َ ‫ّل اللّ ُ بَ ْع‬
َ ُ ُ ‫الّر َج‬
ُ َِ‫صا‬
ْ َْ ْ
َ
َ ‫ّساء َِا فَض‬
ِ ‫اللا َ افُو َن نُ وو ّن فَعِ ُو ّن وا رو ّن ِ ا ْا ض‬
ِ
ِ َ ِ‫قَانِ ات اف‬
‫اج ِع‬
َ ِ ‫ات ل ْل َْ ِ َِِا َ ف َ اللّ ُ َو‬
ٌ َ ٌ َ
َ َ
ُ ُُ ْ َ ُ
َُ ُ
‫اض ِربُوُ ّن فَِ ْن أَ َ ْعنَ ُ ْم فَل َْ ُوا َعلَ ِْ ّن َسِ ل إِ ّن اللّ َ َكا َن َعلِّا َكِ ًرا‬
ْ ‫َو‬

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan Nushu>znya,
maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.5

b. Al-Qur”an surat An-Nisa’ ayat 128

ِ ‫وإِ ِن امرأٌَ افَ ِمن ب علِها نُ ووا أَو إِعراضا فَل جناا علَ ِه ا أَ ْن ي‬
‫ص ْل ُح‬
ّ ‫ص ْل ًحا َوال‬
ً َْ ْ ً ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ
ْ ُ َ ْ َ َ َُ
ُ ‫صل َحا بَْ نَ ُه َ ا‬
ِ ِ
‫س ال ّ ّح َوإِ ْن ُُْ ِسنُوا َوَّ ُقوا فَِ ّن اللّ َ َكا َن َِِا َ ْع َ لُو َن َ ِ ًرا‬
ُ ‫َ ْ ٌر َوأُ ْ ضَرت اأنْ ُف‬

Dan jika seorang wanita khawatir akan Nushu>z atau sikap tidak
acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya
mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian
itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut
tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik
dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka

3

Muhammad mutawalli as-syar’awi, Fikih Wanita, cet. 3 (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007),
230.
4
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Cet. 1 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), 248
5
Departemen Agama RI, Al-Qura’n dan Terjemahanya (Bandung: CV. Jumanatul Ali-ART,
2004), 84.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.6
3. Macam-Macam Nushu>z
a. Nushu>z Istri
Dalam kitab Shahih Fiqh as-Sunnah wa Adillatuhuwa Taudhih

Mdzahib al-A’immah yang diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Atsari,
Amir Hamzah diterangkan bahwa an- Nushu>z berasal dari kata an-nasyz,
yaitu tempat yang tinggi. Menurut istilah adalah kedurhakaan istri
kepada suaminyadalam hal-hal yang Allah wajibkan atasnya untuk
menaatinya. Jadi, seakan akan ia lebih tinggi ketimbang suaminya7
Adapun

menurut

husein

bahreij

nushu>z

yaitu:

sikap

membangkang atau durhaka dari istri kepada suaminya bahkan
membantah dan tidak taat kepada suaminya atau terjadi penyelewenganpenyelewengan yang tidak dibenarkan oleh suaminya terhadap istrinya,
sedangkan tindakan-tindakan istri bisa berbentuk menyalahi tatacara
yang telah diatur oleh suami dan dilakukan oleh istri dengan sengaja
untuk menyakiti hati suaminya. Contoh seperti: keluar rumah atau
musafir tanpa izin, mengusir suami, tidak mau pindah ke rumah yang
ditetapkan oleh suami atau sengaja macam tindakan lain dari pihak isyri

6

Ibid.,100.
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, shahih Fiqh as-Sunnah wa Adillatuhuwa Taudhih
Mdzahib al-A’immah, diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Atsari, Amir Hamzah, diterbitkan
Maktabah at-Taufiqiyah, Kairo-Mesir, Cetakan Pertama (Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2008), 302.

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

dimana pihak suami dirugikan baik secara langsung maupun tidak
langsung.8

Nushu>z dalam buku Hukum Perdata Islam di Indonesia oleh
Amir Nuruddin bermakna kedurhakaan yang dilakukan seorang istri
terhadap suaminya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk pelanggaran
pemerintah, penyelewengan dan hal hal yang dapat mengganggu
keharmonisan

rumah

tangga.9

Allah

tela

menetapkan

hukum

kedurhakaan istri adalah haram.10

Nushu>z bisa terjadi pada perempuan dan juga laki-laki. Akan
tetapi, watak perempuan berbeda dengan watak laki-laki. Oleh karena
itu, penyembuhannya juga berbeda secara teori, karena berbedanya
bentuk nusyuz anatara keduanya.
Seorang suami harus selalu memperhatikan istrinya dan tidak
membiarkan melakukan nushu>z .Jika terlihat pada diri seorang istri
tanda-tanda kedurhakaan, seperti ia tidak menemui suaminya kecuali
dalam keadaan tidak suka, atau tampak padanya sikap berpaling dan
bermuka masam setelah sebelumnya lembut dan wajahnya berseri-seri.
atau ia berbicara kepada suaminya dengan kata-kata yang kasar padahal
sebelumnya ia berbicara dengan lemah lembut. atau ia merasa berat, jika
suaminya mengajak ke ranjang, atau tampak padanya kedurhakaan
8

Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Cet. 1, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), 248.
Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Petdata Islam di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2004), 210.
10
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fiqh as-Sunnah wa Adillatuhuwa Taudhih
Mdzahib al-A’immah, Terj. Abu Ihsan Al-Atsari dan Amir Hamzah, Cet I (Jakarta: Pustaka atTazkia, 2008), 302.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

secara jelas, seperti ia menolak melayaninya diatas ranjang atau keluar
dari rumah dengan tanpa seizinnya, atau ia menolak bepergian
bersamanya dan semisalnya.
Wajib bagi suami pada saat itu untuk mencari sebab terjadinya
perubahan istri, suami berterus terang dengannya mengenai apa yang
terjadi, maka dengan usaha suami tersebut istri diharapkan menjelaskaan
sebab yang membuatnya marah atau mengemukakan alasannya sehingga
kembalilah rasa cinta dan hilanglah mendung kemarahan atau semoga
istri memberi alasan atas perhatiannya dan memperbaiki sikapnya
bersama suami.
Adapun cara cara yang perlu ditempuh oleh suami ketika istri
melakukan nusyuz telah diterangkan dalam surat annisa ayat 34:

ِ ِ ‫ال قَ ّوامو َن علَى الن‬
ٍ ‫ض ُه ْم َعلَى بَ ْع‬
‫ض َوَِِا أَنْ َف ُقوا ِم ْن أ َْم َواِِِ ْم‬
َ ‫ّل اللّ ُ بَ ْع‬
َ ُ ُ ‫الّر َج‬
َ
َ ‫ّساء َِا فَض‬
ِ ّ ‫فَال‬
ِ
ِ
ِ ‫ات لِْل َْ ِ َِِا َ ِف َ اللّ ُ و‬
‫ووُ ّن فَعِ ُوُ ّن‬
ٌ َ ‫ات َ اف‬
ٌ َ‫ات قَان‬
َ ُ ُ‫اللا ََافُو َن ن‬
ُ َِ‫

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Kehamilan Istri Antara Kalangan Militer Di Batalyon Arhanudse-11 Dengan Masyarakat Umum Di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang

0 57 89

Tinjauan hukum islam terhadap kasus poligami TKI yang berdampak pada kesehatan psikis istri : studi kasus di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

0 1 107

Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Shalat Tahajud untuk mengatasi stres seorang istri karena suami terkena stroke di Desa Peganden Manyar Gresik.

3 22 135

NUSHUZNYA ISTRI KARENA KURANGNYA NAFKAH YANG DIBERIKAN SUAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM : STUDI KASUS DESA BALONGGABUS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO.

0 1 91

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENARIKAN BARANG SESERAHAN OLEH SUAMI KARENA PERCERAIAN DI DESA SIDORAHARJO KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK.

0 1 103

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN DENGAN SEPUPU DI DESA SUKAONENG KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK.

0 1 87

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN PAKSA DAN IMPLIKASI HUKUMNYA STUDI KASUS DI DESA DEKAT AGUNG KECAMATAN SANGKAPURA BAWEAN KABUPATEN GRESIK.

0 0 107

PERAN ISTRI KETIKA SUAMI LALAI DALAM TANGGUNG JAWABNYA PADA ISTRI DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM : STUDI KASUS DI DESA POREH KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP.

0 0 79

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAKAN MURTAHIN DI DESA KARANGANKIDUL KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK.

0 0 88

HUKUM MENONTON VIDEO PORNO BAGI PASANGAN SUAMI ISTRI (SEBUAH TINJAUAN HUKUM ISLAM)

0 0 76