Peningkatan hasil belajar kosakata bahasa inggris materi Weather melalui metode the learning cell siswa kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban.

(1)

Oleh:

Hildha Mudrikatus S. NIM. D07213016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Hildha Mudrikatus Sholihah. 2017: Peningkatan Hasil Belajar Kosakata Bahasa Inggris Materi Weather melalui Metode The Learning Cell Siswa Kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban

Kata kunci: Hasil Belajar, Materi Weather, Metode The Learning Cell

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa serta lemahnya proses kegiatan belajar mengajar yang masih terpusat pada guru. kegiatan belajar mengajar yang selalu didominasi oleh guru akan berakibat pada rendahnya aktifitas belajar siswa di sekolah. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban.

Peneliti membatasi rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini yaitu: Bagaimanakah penerapan metode the learning cell dalam meningkatkan hasil belajar kosakata bahasa Inggris materi weather siswa kelas V MI Nurul Anwar Montong Tuban?. Serta bagaimana peningkatan hasil belajar kosakata bahasa Inggris siswa setelah diterapkan metode the learning cell pada materi Weather?.

Sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode the learning cell. Melalui metode the

learning cell, siswa akan berperan secara aktif dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar dan juga siswa akan lebih siap dan mampu memahami suatu materi yang sedang dipelajari. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus meliputi rangkaian kegiatan dengan dengan urutan perencanaan, tidakan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode the learning cel pada materi

weather mata pelajaran bahasa Inggris sudah terlaksana dengan lancer dan sangat

baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi aktifitas guru pada siklus II yang mencapai skor 84,0% yang menunjukkan kategori sangat baik. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tersebut berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa dalam memahami sebuah materi. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang dihasilkan siswa dalam melengkapi tanya jawab kosakata bahasa Inggris dengan prosentase ketuntasan belajar klasikal 75% pada siklus I dan 84,0% pada siklus II. Pembuktian juga dapat diketahui dari nilai yang dihasilkan siswa dalam mengerjakan LK menerjemahkan kosakata dan menjawab soal bahasa Inggris materi weather dengan prosentase ketuntasan belajar klasikal 64,2% pada siklus I dan 92,8% pada siklus II.


(7)

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR RUMUS ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Lingkup Penelitian ... 6

E. Signifikansi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Hasil Belajar... 9

1. Pengertian Hasil Belajar ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 10

B. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 11

1. Tahapan Perkembangan Bahasa ... 11

2. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD ... 14

C. Kosakata Bahasa Inggris ... 15

1. Kosakata Umum... 16

2. Kosakata Khusus ... 17

D. Metode The Learning Cell ... 18

1. Pengertian MetodeThe Learning Cell ... 18

2. Langkah-langkah Penerapan Metode The Learning Cell ... 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode The Learning Cell ... 20

E. Hepotesa Tindakan... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22


(8)

3. Siklus II ... 27

C. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 28

1. Tempat Penelitian ... 28

2. Subyek Penelitian ... 28

3. Waktu Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Observasi... 29

2. Tes ... 31

3. Catatan Lapangan... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

1. Lembar Observasi Rating Scale ... 36

F. Validitas Instrumen ... 40

G. Teknik Analisis ... 41

1. Analisis Data Observasi ... 42

2. Analisis Data Tes ... 42

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 40

I. Prosedur Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Profil Sekolah ... 49

1. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Nurul Anwar ... 49

2. Profil Sekolah ... 49

B. Hasil Penelitian ... 54

1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 69

C. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(9)

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 32

Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa ... 34

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru ... 36

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 38

Tabel 3.5 Rentang Nilai ... 42

Tabel 4.1 Data Siswa dalam 3 Tahun Terakhir ... 50

Tabel 4.2 Data Guru dan Karyawan ... 50

Tabel 4.3 Hasil Nilai Tes Pemahaman Siswa pada Materi Weather Siklus I ... 60

Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru Siklus I ... 63

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 64

Tabel 4.6 Hasil Nilai Tes Pemahaman Siswa pada Materi Weather Siklus II ... 72

Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Siklus II ... 75


(10)

Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin ... 22

Gambar 4.1 Aktifitas Siswa Saat Membuat Pertanyaan ... 54

Gambar 4.2 Contoh Media Gambar ... 58

Gambar 4.3 Aktifitas Siswa Saat Mengerjakan Soal ... 59

Gambar 4.4 Aktifitas Siswa Saat Bertanya Jawab ... 71


(11)

Rumus 3.1 Menghitung Hasil Tes ... 33

Rumus 3.2 Rumus Observasi Siswa ... 35

Rumus 3.3 Rumus Observasi Guru ... 36

Rumus 3.4 Rumus Analisis Data ... 42


(12)

Diagram 4.1 Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Guru ... 81 Diagram 4.2 Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Guru ... 81 Diagram 4.3 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas ... 82


(13)

Lampiran 1. Profil Sekolah ... 92

Lampiran 2. RPP Siklus I ... 98

Lampiran 3. Lembar Validasi RPP Siklus I ... 104

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Siklus I ... 108

Lampiran 5. Lembar Validasi Soal RPP Siklus I ... 111

Lampiran 6. RPP Siklus II ... 114

Lampiran 7. Lembar Validasi RPP Siklus II ... 120

Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Siklus II ... 124

Lampiran 9. Lembar Validasi Soal RPP Siklus II ... 128

Lampiran 10. Soal Tes Siklus I ... 131

Lampiran 11. Soal Tes Siklus II ... 133

Lampiran 12. Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa ... 135

Lampiran 13. Nilai Tes Siklus I ... 137

Lampiran 14. Nilai Tes Siklus II ... 141

Lampiran 15. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I ... 144

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II ... 147

Lampiran 17. Lembar Observasi Akifitas Siswa Siklus I ... 150

Lampiran 18. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II... 153

Lampiran 19. Hasil Tes Soal Siswa Siklus I ... 156

Lampiran 20. Hasil Tes Soal Siswa Siklus II ... 161

Lampiran 21. Surat Izin Penelitian Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel ... 163

Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian ... 170

Lampiran 23. Surat Tugas ... 172


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa Inggris di Sekolah Dasar diajarkan sebagai muatan lokal sejak kelas I sampai kelas VI. Hal tersebut sesuai dengan Kepmendiknas No. 23 tahun 2006, tentang standar kelulusan, “secara umum tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah siswa atau peserta didik harus mampu menunjukkan keterampilan membaca, mendengar, berbicara, dan menulis dalam bahasa Inggris”.

Seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris juga memiliki empat keterampilan yang harus dikuasai, yakni mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan juga menulis (writing). Sebelum mempelajari empat keterampilan ini, hal utama yang harus dimiliki siswa adalah perbendaharaan kosakatanya.

Pembelajaran kosakata di sekolah dasar disajikan dalam konteks wacana yang dihubungkan dalam pembelajaran membaca, pelajaran menulis, dan pelajaran sastra. Dengan demikian, kata-kata yang harus dikuasai oleh siswa itu selalu dihubungkan dengan konteks kalimat.1

1


(15)

Penguasaan kosakata merupakan salah satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil berbahasa, semakin banyak kosakata seseorang semakin besar kemungkinan seseorang untuk terampil berbahasa, dan semakin mudah pula dalam menyampaikan dan menerima informasi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat2.

Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Agustus 2016 melalui wawancara dan observasi kelas dengan guru bahasa Inggris kelas V di MI Nurul Anwar Tuban ditemukan bahwa hampir 50% siswa kelas V dari 28 siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai kosakata bahasa Inggris, yakni sebanyak 13 siswa yang belum memenuhi KKM. Hal tersebut terjadi karena guru hanya menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa didukung dengan media yang sesuai dengan pembelajaran. Akibatnya pembelajaran di kelas terasa monoton dan banyak siswa yang malah sibuk bermain dengan teman sebangkunya.

Pada saat pembelajaran kosakata, siswa hanya diminta membaca kosakata yang ada di buku siswa oleh guru seacara sekilas dan belum ada hasil belajar. Siswa melafalkan kosakata tersebut sesuai dengan yang dicontohkan guru, dan guru belum melakukan pengecekan bagaiamana cara siswa melafalkan kosakata tersebut, sehingga belum ada pendalaman dan latihan siswa mengenai kosakata tersebut.

2

Tarigan. 1985. Metodologi Pengajaran Bahasa (Suatu Penelitian Kepustakaan). (Jakarta: Depdikbud). 85


(16)

Seperti halnya dalam pengucapan dan penulisan kosakata bahasa Inggris yang sangat berbeda. Rata-rata siswa melakukan kesalahan dalam hal penulisannya, karena mereka hanya diajarkan bagaimana cara membacanya tanpa guru memperhatikan bagaimana penulisannya, contohnya saat guru meminta siswa menuliskan kosakata mother, 70% siswa menulisnya dengan mather, contoh lainnya adalah brother mereka menulisnya dengan brather.

Peningkatan penguasaan kosakata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara melalui membaca, mendengarkan dan menonton. Peningkatan kosakata atau penguasaan kosakata tesebut lebih banyak dilakukan di dunia pendidikan, terutama di lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD), mengingat kosakata anak masih terbatas. Secara umum untuk memperkenalkan kosakata pada anak perlu diperkenalkan terlebih dahulu dengan kosakata dasar, diantaranya adalah perbendaharaan kata benda universal, kata kerja pokok dan kata bilangan pokok3. Umumnya peningkatan kosakata di lembaga pendidikan anak usia Sekolah Dasar dilakukan dengan menciptakan situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Kesempatan ini dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita dan tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode dalam pengajaran bahasa anak khususnya peningkatan kosakata anak. Penggunaan metode pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi belajar anak.

3

Tarigan. 1985. Metodologi Pengajaran Bahasa (Suatu Penelitian Kepustakaan). (Jakarta: Depdikbud). 3


(17)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sofika Chandra Nilawati di SD Leleh I Rembang, kemampuan kosakata siswa pada materi buah, hewan, rambu lalu lintas, dan bagian-bagian tubuh di kelas IV, dari 46 siswa, 10 siswa menguasai lebih dari 30 kosakata dengan benar, sisanya masih banyak yang belum menguasai kosakata tersebut. Dalam penelitian tersebut penyebab siswa kurang bisa menguasai kosakata bahasa Inggris adalah karena proses pembelajaran yang monoton dan tidak menarik.

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Ningrum Perwitasari di SD Piyaman II Wonosari, kemampuan penguasaan kosakata siswa sangat rendah, karena media pembelajaran yang kurang memadai dan proses pembelajaran yang monoton. Hal tersebut didasarkan hasil ulangan siswa pada materi Days of The Week, dari 30 siswa, baru 20 yang menguasai tujuh kosakata dasar nama-nama hari dalam bahasa Inggris.

Menggunakan metode yang tepat dapat menumbuhkan penguasaan kosakata siswa pada pelajaran bahasa Inggris. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan memahami penguasaan kosakata di antaranya dengan menggunakan metode The Learning Cell. Metode ini dipandang dapat membantu siswa memahami kosakata sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

The learning cell ini dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal

Institute of Technology di Lausanne. The learning cell atau peserta didik berpasangan adalah suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan


(18)

dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama4.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran tersebut dapat menambah hasil belajar dan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Untuk itu dalam menyusun skripsi ini peneliti mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Materi Weather melalui Metode The Learning Cell Siswa Kelas V MI

Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang diuraikan di atas terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode the learning cell dalam meningkatkan hasil belajar kosakata bahasa Inggris materi weather siswa kelas V MI Nurul Anwar Montong Tuban?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar kosakata bahasa Inggris siswa setelah diterapkan metode the learning cell pada materi Weather?

4


(19)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan penerapan metode the learning cell dalam meningkatkan hasil belajar kosakata bahasa Inggris materi weather siswa kelas V MI Nurul Anwar Montong Tuban.

2. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar kosakata bahasa Inggris siswa setelah diterapkan metode the learning cell pada materi Weather.

D. Lingkup Penelitian

1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban semester genap tahun ajaran 20016-2017 dengan jumlah 28 siswa.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar pada semester genap materi weather.

3. Standar Kompetesi : Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks sekolah.

Kompetensi Dasar : 1.1 Memahami kosakata tentang cuaca beserta ejaannya.

Indikator : 1.1.1 Menerjemahkan kalimat tentang kosakata cuaca. 1.1.2 Membuat contoh kalimat tentang kosakata cuaca. 1.1.3 Menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar.


(20)

E. Signifikansi Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi signifikan sebagai berikut. 1. Bagi siswa

a. Siswa diharapkan lebih tertarik dan aktif, dan pada akhirnya mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui proses pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan metode the learning cell.

b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik melalui metode the learning cell dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris materi Weather karena menggunakan permainan dan tanya jawab seseama teman selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Bagi guru

a. Guru dapat memanfaatkan penggunaan metode the learning cell dalam menyampaikan pembelajaran mengenai penguasaan kosakata bahasa Inggris.

b. Guru dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran dalam penguasaan kosakata melalui metode the learning cell.

3. Bagi sekolah

a. sekolah dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan metode The Learning Cell dalam pembelajaran.


(21)

b. Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.


(22)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata, yakni “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.1 Belajar adalah semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah dan sebelum belajar.2

Nana Sudjana menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.3

Menurut Dymiati dan Mujiono hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau angka atau simbol. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya

1

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). 44

2

Rohmalina Wahab. 2015. Psikologi Belajar. (Palembang: Grafika Telindo Press). 20

3


(23)

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. 4

Sedangkan menurut John M. Keller, hasil belajar yaitu sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan dari berbagai masukan yang berupa suatu informasi dalam pembelajaran.5 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran akhir dan hasil dari interaksi edukatif antara guru dan siswa di dalam kelas yang dinilai dari raport.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sesungguhnya dalah sebuah proses mental dan intelektual. Dalam praktiknya keberhasilan proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antaranya:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu da dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor tersebut yaitu:

4

Fajri Ismail. 2014. Evaluasi Pendidikan. (Palembang: Tunas Gemilang Press). 38

5

Nia Anggraini. 2011. Ta’dib (Jurnal Pendidikan Islam). (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah). 6


(24)

1) Faktor fisiologis yakni keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

2) Faktor psikologis meliputi keceradsan. Intelegensi siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

b. Faktor-faktor eksternal

1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga, lingkungan sosial sekolah.

2) Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alamiah dan faktor instrumental.6

B. Pembelajaran Bahasa Inggris

1. Tahapan Perkembangan Bahasa

Bahasa yang dimiliki oleh seorang individu mengalami perkembangan secara terus-menerus sesuai dengan tingkatan umurnya. Berk mengatakan bahwa perkembangan keterampilan bahasa pada individu dibagi dalam empat komponen yaitu fonologi, semantik, tata bahasa, dan pragmatik7. Fonologi berhubungan dengan pemahaman tentang suatu bunyi bahasa sehingga individu dapat menghasilkan bunyi bahasa dan mengerti bunyi bahasa yang diucapkan orang lain. Semantik berhubungan dengan makna kata yang terdapat pada suatu bahasa. Tata bahasa berhubungan pada penguasaan kosakata dan memodifikasi cara-cara yang bermakna pada

6

Rohmalina. Op Cit. 29 7

Muhammad Ali. 2011. Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Bumi Aksara). 128


(25)

suatu bahasa. Pragmatik berhubungan dengan penggunaan bahasa ketika berkomunikasi.

Apabila dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan dapat dibedakan ke dalam tahap berikut8.

a) Tahap pralinguistik atau meraban (0,3–1 tahun)

Pada tahapan ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dan bentuk ocehan. Ocehan berfungsi sebagai bentuk komunikasi anak dengan orang lain. Ocehan timbul sebagai reaksi terhadap orang lain yang ada disekitar sebagai upaya untuk mencari kontak verbal.

b) Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1–1,8 tahun)

Pada usia satu tahun, anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak dipandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan keinginannya terhadap sesuatu. Anak menyatakan “mobil” dapat berarti “saya mau main mobil-mobilan”, “saya mau ikut naik mobil sama ayah”, atau “saya minta diambilkan mobil mainan”, dan sebagainya.

c) Tahap kalimat dua kata (1,6–2 tahun)

Pada tahap ini, kemampuan anak untuk menyatakan dan berkomunikasi berkembang lebih baik. Anak dapat berkomunikasi

8


(26)

dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah “kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat, misalnya anak mengucapkan “mobil-mobilan siapa?” atau bertanya “itu mobil -mobilan milik siapa?”, dan sebagainya.

d) Tahap pengembangan tata bahasa awal (2–5 tahun)

Pada tahapan ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan oleh anak semakin kompleks, dan anak mulai menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe kata secara bertahap meningkat seiring dengan kemajuan dalam kematangan dan perkembangan anak.

e) Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5–10 tahun)

Pada tahap ini anak semakin mampu untuk mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks. Anak mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi.

f) Tahap kompetensi lengkap (11 tahun-dewasa)

Pada masa kanak-kanak akhir, perbendaharaan kata anak terus meningkat. Gaya bahasa anak mengalami perubahan, anak semakin lancar dalam berkomunikasi. Keterampilan dan perfomansi tata bahasa terus berkembang kearah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi. Siswa MI


(27)

kelas V umumnya berumur antara 9-10 tahun. Berdasarkan uraian di atas, siswa MI kelas V berada pada tahapan pengembangan tata bahasa lanjutan. Pada tahapan ini siswa mulai dapat mengembangkan struktur bahasa serta mampu menggabungkan kalimat-kalimat yang lebih kompleks. Penguasaan kosakata yang cukup diperlukan untuk membentuk kalimat-kalimat yang lebih kompleks.

2. Pembelajaran Bahasa Inggris di MI

Kedudukan bahasa Inggris di Indonesia adalah sebagai bahasa asing, karena di Indonesia bahasa nasional atau bahasa resminya adalah bahasa Indonesia. Bahasa asing adalah bahasa milik bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal yang secara sosialkultural tidak diangap sebagai bahasa.9 Bahasa Inggris sendiri mulai diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang sekolah menengah atas, dan bukan merupakan mata pelajaran wajib.

pembelajaran bahasa Inggris di MI merupakan mata pelajaran muatan lokal yang berisikan empat keterampilan dasar berbahasa Inggris dan bertujuan mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang menyertai tindakan siswa dan menyadari pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa global.

Keterampilan-Keterampilan dalam bahasa Inggris sama dengan keterampilan-keterampilan dalam bahasa Indonesia. Menurut Harmer

9


(28)

menyebutkan empat keterampilan dasar dalam berbahasa adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis10.

C. Kosakata Bahasa Inggris

Kosakata merupakan hal mendasar yang harus dikuasai dalam mempelajari suatu bahasa. Kosakata sendiri menurut KKBI berarti perbendaharaan kata11. Kosakata adalah komponen bahasa Inggris yang keberadaannya sangat penting dalam mempelajari dan menguasai bahasa Inggris.12

Mempelajari kosakata bahasa Inggris tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh kosakata bahasa Inggris itu sendiri. Kosakata bahasa Inggris memiliki bentuk dan karakteristik berbeda dengan bahasa pertama. Kosakata bahasa Inggris sulit dipelajari karena terdapat perebedaan antar tulisannya (orthography) dengan bacaannya (pronunciation). Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menuliskannya dan melafalkannya dengan tepat. Kata yang tidak biasa menimbulkan kebingungan atau membuat informasi yang sulit untuk diingat.13

Seringkali, siswa tidak dapat memahami apa yang disampaikan secara lisan dikarenakan tidak paham penulisannya. Seperti kata see dan sea yang memiliki pengucapan sama namun memiliki arti yang berbeda. Perbedaan tersebut membuat siswa membedakan bunyi dan tulisannya.14.

10

Jeremy Harmer. 2006. The Practice of English Language Teaching. (England: Longman). 199

11

(http://kbbi.web.id/) diakses tanggal 31 Oktober 2016

12

Hasan Basri. 2014. Okara Jurnal Bahasa dan Sastra. (Pamekasan: Pusat Pengembangan Bahasa).158

13

Twining, James E. . Strategies for Active Learning. 181

14


(29)

Kosakata bahasa Inggris itu sendiri dibedakan menjadi 2.

1. Kosakata Umum

Kosakata umum terdiri dari kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan.

a. Kata benda

Kata yang pertama digunakan oleh anak adalah kata benda, umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi celoteh yang disenangi.

b. Kata kerja

Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama dan benda disekitarnya, mereka mulai mempelajari kata-kata baru khususnya yang melukiskan tindakan seperti ”beri”,”ambil” atau ”pegang”.

c. Kata Sifat

Kata sifat muncul dalam kosakata anak yang berumur 1.5 tahun. Pada mulanya sifat yang paling umum digunakan adalah ”baik”, ”buruk”, ”bagus”, ”nakal”, ”panas” dan ”dingin”. Pada prinsipnya kata-kata tersebut digunakan pada orang, makanan dan minuman. d. Kata keterangan

Kata keterangan digunakan pada umur yang sama untuk kata sifat. Kata keterangan yang muncul paling awal dalam kosakata anak, umumnya adalah ”disini” dan ”dimana”.


(30)

2. Kosakata Khusus

Kosakata khusus terdiri dari kosakata warna, kosakata jumlah, kosakata waktu, kosakata uang, kosakata ucapan populer, dan kosakata sumpah.

a. Kosakata warna

Sebagian besar anak mengetahui nama warna dasar pada usia 4 tahun. Seberapa mereka akan mempelajari nama warna lainnya bergantung pada kemampuan belajar dan minat mereka tentang warna.

b. Kosakata jumlah

Pada anak yang berusia 5 tahun diharapkan dapat menghitung tiga objek dan pada usia 6 tahun diharapkan cukup baik memahami kata ”tiga”, ”sembilan”, ”lima” untuk menghitung biji.

c. Kosakata waktu

Biasanya anak yang berusia 6 atau 7 tahun mengetahui arti pagi, siang, musim panas dan musim hujan.

d. Kosakata uang

Anak yang berumur 4 atau 5 tahun mulai menamai mata uang logam sesuai dengan ukuran dan warnanya.


(31)

Kebanyakan anak yang berusia 4 sampai 8 tahun khusunya anak lelaki menggunakan ucapan populer untuk mengungkapkan emosi dan kebersamaan dengan kelompok sebaya.

f. Kosakata sumpah

Sumpah, terutama oleh anak digunakan mulai pada usia sekolah untuk menyatakan bahwa ia sudah besar, menyadari perasan rendah dirinya, menegaskan kejantanannya dan menarik perhatian.15

D. Metode The Learning Cell

1. Pengertian Metode The Learning Cell

Metode “Sell Belajar” pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal institute of Technology di Lausanne. The Learning Cell menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk pasangan, dimana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.16 Fitur inti dari Learning Cell adalah

Learning Cell mempertahankan aksesibilitas, kemampuan beradaptasi,

keterjangkauan, daya tahan, interoperabilitas, dan usabilitas objek pembelajaran. 17

15

Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga).188

16

Agus Suprijono. 2011. Model-model Pembelajaran. (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya).166

17

Shengquan Yu. 2013. From Learning Object to Learning Cell: A Resource Organization Model for Ubiquitous Learning. (China: Institute of Modern Educational Technology, Beijing Normal University). 212


(32)

Metode The learning cell adalah suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.18

Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode

the learning cell adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran

dengan cara peserta didik bertanya jawab secara bergantian dengan materi yang sama.

2. Langkah-langkah Penerapan Metode The Learning Cell:

Langkah-langkah penerapan metode the learning cell adalah sebagai berikut:19

a. Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.

b. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.

c. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.

18

Hisyam Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Insan Mandiri). 90 19


(33)

d. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.

e. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode The Learning Cell

Berikut kelebihan dan kekurangan metode the learning cell.

a. Siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber.

b. Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam belajar karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajarannya.

c. Siswa telah aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. d. Menciptakan sikap kemandirian pada diri siswa.

e. Menciptakan hubungan dan interaksi sosial semakin baik, antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan orang lainnya. Selain memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kekureangan, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Literatur yang terbatas. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan menganjurkan siswa untuk membaca buku-buku yang ada.


(34)

b. Jika siswa tidak rajin dalam mencari informasi maka metode pembelajaran the learning cell kurang efektif.

E. Hipotesa Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode the learning cell dapat meningkatkan pemahaman kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas II MI Nurul Anwar Montong Tuban.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan adalah suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan1. Menurut Suyanto penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.2

Tujuan PTK sendiri menurut Sulipan (2008: 4) adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran. Sementara Suharsimi menyatakan PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama3.

B. Desain Penelitian

Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain siklus model menurut Kurt Lewin, yaitu sebuah penyelesaian masalah bisa diperlukan lebih dari satu siklus, dan siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan.

1

Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. (Jakarta: Bumi Aksara). 9

2

Sumadi, Suryabrata. 2010. Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). 94

3


(36)

Dalam model ini 1 siklus terdiri dari 4 langkah pokok yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting)4.

Berikut gambar prosedur PTK model Kurt Lewin.

Gambar 3.1 PTK model Kurt Lewin

1. Menyusun perencanaan (planning).pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah [1] membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ; [2] mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang di perlukan di kelas ; [3] mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dn hasil tindakan.

2. Melaksanakan tindakan (acting).Pada tahap ini mahasiswa-mahasiswi melaksanakan tindakan yang telah di rumuskan pada RPP dalam situasi

4


(37)

yang actual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah [1] mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; [2] memantau kegiatan diskusi / kerjasama antar siswa-siswi dalam kelompok ; [3] mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran, yang telah di rancang sesuai dengan tujuan PTK.

4. Melakukan refleksi (reflecting).pada tahap ini,yang harus dilakukan adalah [1] mencatat hasil observasi ; [2] mengevaluasi hasil observasi; [3] menganalisis hasil pembelajaran; [4] mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.

Berdasarkan desain PTK di atas rancangan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan. Sebelum dimulai dengan perencanaan dilakukan pra-tindakan. Pratindakan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa secara menyeluruh (sebelum dikenai tindakan). Prosedur penelitian dijabarkan sebagai berikut ini:

1. Pra Tindakan dilakukan dengan mengambil data hasil tes perbendaharaan kosakata weather.

2. Siklus 1


(38)

Penelitian diawali dengan melakukan pertemuan dengan guru bahasa Inggris untuk mendiskusikan persiapan kegiatan pembelajaran penguasaan kosakata weather melalui metode the learning cell. Kegiatan dilanjutkan dengan mendiskusikan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran penguasaan kosakata materi weather melalui metode the learning cell. Peneliti menyusun RPP sesuai dengan model RPP yang digunakan guru bahasa Inggris. Setelah RPP selesai dibuat kemudian diserahkan guru dan diteliti jika masih ada hal yang kurang tepat.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan perangkat tes hasil belajar yang memuat indikator penguasaan kosakata. Perangkat tes hasil belajar ini terdiri dari tes unjuk kerja dan tes tertulis isian singkat. Tes unjuk kerja berjumlah 5 kosakata. Unjuk kerja dilakukan dengan membaca 9 kosakata materi weather secara individu. Sementara soal isian singkat berjumlah 10 soal yang terdiri dari 5 soal mengartikan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris serta 5 soal mencocokan kosakata bahasa Inggris dengan artinya.

Langkah terakhir dalam tahap perencanaan adalah menggunakan metode the learning cell dalam pemnbelajaran penguasaan kosakata bahasa Inggris materi weather.


(39)

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap pelaksanaan ini menggunakan dua kali pertemuan dengan durasi setap pertemuan sebanyak dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Pertemuan pertama siswa diminta untuk membaca kosakata bahasa Inggris materi weather, setelah itu guru menyampaikan materi weather dengan bantuan media gambar. Setelah penyampaian materi cukup, siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebangkunya dan bertanya jawab tentang kosakata bahasa Inggris materi weather. Guru mengecek siswa dalam mengucapkan kosakata yang benar.

Pertemuan kedua diisi dengan latihan soal. Siswa mengerjakan soal latihan tertulis isian singkat sejumlah 10 soal. Pada jam kedua dalam pertemuan kedua dilanjutkan dengan unjuk kerja. Siswa maju satu per satu membaca 9 kosakata materi weather. Selama proses pembelajaran penguasaan kosakata materi weather melalui metode the learning cell berlangsung, observer melakukan pemantauan terhadap setiap langkah sesuai dengan pedoman dan rencana yang disusun.

c. Pengamatan (Observing)

1) Mengamati prilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I

2) Memantau kegiatan bercakap-cakap dengan teman sebangku tentang kosakata.


(40)

3) Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan kosakata yang telah dirancang pada siklus I.

d. Tahap Refleksi (reflecting)

Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah tahap refleksi. Dalam refleksi ini peneliti menganalisis hasil evaluasi tertulis isian singkat dari 28 siswa melalui analisis deskriptif kuantitatif. Soal isian singkat sejumlah 8 soal jika benar semua maka nilainya 20, dimana setiap soal memiliki nilai 2,5.

Setelah semua data berhasil dianalisis peneliti bersama guru merefleksikan bagaimana hasil tindakan yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian atau belum sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti meminta masukan dari guru untuk melakukan langkah-langkah perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus selanjutnya. 3. Siklus II

a. Perencanaan (Planing)

4) Membuat rencana perencanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah 5) Pengembangan program tindakan dari siklus I.

b. Tindakan (acting)

Melaksanakan pembelajaran kosakata bahasa Inggris materi weather dengan menggunakan metode the learning cell sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hasil refleksi pada siklus I.


(41)

c. Pengamatan (Observing)

1) Mengamati prilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II.

2) Memantau kegiatan bercakap-cakap dengan teman sebangku tentang kosakata.

3) Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan kosakata yang telah dirancang pada siklus II.

d. Refleksi (reflecting)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris materi weather melalui metode the learning cell setelah melaksanakan serangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

C. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan obyek penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tempat penelitian : Kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong

2. Subyek penelitian : Siswa kelas V MI Nurul Anwar Montong-Tuban pada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 siswa. Rincian siswa tersebut meliputi siswa laki-laki berjumlah 11 siswa dan siswa perempuan berjumlah 17 siswa. Subjek dipilih karena kelas V ini masih perlu ditingkatkan pada


(42)

pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, pembelajaran belum pernah diajarkan.

3. Waktu penelitian : 12 Desember 2016 pada pukul 08.00 sampai 08.45 WIB

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan bebarapa teknik pengumpulan data. Teknik tersebut antara lain observasi, tes, dan catatan lapangan. Untuk lebih jelasnya dijelaskan di bawah ini:

1. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantuan.5 Dalam penelitian tindakan kelas, observasi dipusatkan pada proses maupun hasil tindakan beserta segala peristiwa yang melingkupinya.

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan selama proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh observer di depan kelas. Di samping itu juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibagi menjadi dua, yaitu observasi berperan serta dan observasi tanpa berperan serta dalam penelitian. Observasi berperan serta adalah observasi di mana

5

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. (Jakarta: Bumi Aksara). 50


(43)

peneliti ikut serta dalam tindakan yang dilakukannya. Sementara observasi tanpa berperan serta adalah observasi dimana peneliti tidak ikut berperan serta dalam tindakan yang dilakukannya.

Sementara dari segi instrumentasi yang digunakan, observasi dibagi menjadi dua, yaitu observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi terstruktur digunakan ketika observasi sudah dipersiapkan dengan rancangan yang sistematis, mulai dari apa saja yang diamati, kapan waktunya dan di mana tempatnya. Singkatnya peneliti menggunakan instrumen yang sudah diuji validitasnya. Sementara observasi tidak terstruktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan dengan sistematis.

Penelitian ini sendiri menggunakan observasi berperan serta dan terstruktur. Peneliti mengamati bagaimana tindakan dilakukan dengan ikut berperan serta dalam tindakan yang dilakukannya. Selain itu peneliti sudah menyiapkan instrumen yang digunakan dalam observasi, di mana instrumen tersebut telah divalidasi oleh dosen ahli atau expert judgement. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale dengan interval jawabannya 4, 3, 2, dan 1.

Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam menggunakan media pada saat pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Berkaitan dengan hal disamping, lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:


(44)

a. Lembar observasi kemampuan guru dalam peningkatan pemahaman kosa kata Bahasa Inggris melalui metode the learning cell siswa kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban semester genap tahun ajaran 2016/2017.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dalam peningkatan pemahaman kosa kata bahasa Inggris melalui metode the learning cell siswa kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban semester genap tahun ajaran 2016/2017.

2. Tes

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau perbuatan (tes tulis, lisan dan tindakan).6

Tes dilakukan pada awal pelaksanaan tindakan (pre-test) dan pada akhir pelaksanaan tindakan (post-test). Tes awal diberikan pada kegiatan awal sebelum tindakan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui subjek penelitian dalam mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa tentang kosa kata. Sedangkan tes yang dilakukan pada akhir tindakan ini digunakan untuk melihat dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi melalui penerapan metode the learning cell dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris.

6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 35


(45)

Fungsi tes awal (pre-tes) dalam kegiatan pembelajaran adalah: a. Untuk menyiapkan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Untuk mengetahui kemampuan materi prasyarat siswa sehubungan dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan.

c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa mengenai bahan pelajaran yang akan dijadikan topik dalam pembelajaran.

d. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan perlu mendapat penekanan khusus.

Fungsi tes akhir (post-test) adalah:

a. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dilakukan.

b. Untuk mengetahui jenis kompetensi yang telah dikuasai serta kompetensi yang belum dikuasai siswa.

c. Sebagai bahan acuan untuk melakukan revisi terhadap kegiatan belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Kriteria penilaian dari hasil tes ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian7

Huruf Angka 0-4

Angka 0-100

Angka 0-10

Predikat A 4 85-100 8,5-10 Sangat Baik B 3 70-84 7,0-8,4 Baik

7


(46)

C 2 55-69 5,5-6,9 Cukup D 1 40-54 4,0-5,4 Kurang E 0 0-39 0,0-3,9 Sangat Kurang

Untuk menghitung hasil tes, baik tes awal (pre test) maupun tes akhir

(post test) pada proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar

digunakan rumus percentages correction sebagai berkut ini8 :

S = 100

N R

... Rumus 3.1

Keterangan :

S adalah nilai yang dicari atau diharapkan, sedangkan R adalah jumlah skor dari item atau soal yang di jawab benar, N adalah skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan, dan 100 adalah bilangan tetap.9

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang berisi segala jenis kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini catatan lapangan mencakup berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi siswa dengan guru maupun sebaliknya dan lain-lain. Catatan lapangan dibuat peneliti dengan tulisan tangan dan

9

Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal 112


(47)

menggunakan katakata singkatan agar memudahkan dalam menuliskan berbagai hal yang terjadi selama proses tindakan berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengupulkan data agar memudahkan pekerjaan dan hasilnya akurat serta sistematis jadi mudah diolah. Instrumen yang digunakan oleh peneliti antara lain: 1. Lembar Observasi Rating Scale

Lembar observasi rating scale digunakan untuk mengamati proses pembelajaran melalui metode the learning cell pada setiap pertemuan. Lembar observasi ini dibuat dua, satu untu guru dan satu untuk siswa. Model lembar observasi yang digunakan adalah jenis rating scale.

Rating Scale adalah skala yang menggunakan jawaban skala skor 1, 2, 3,

dan 4. Dalam penelitian ini skor 1 diartikan sebagai kurang, skor 2 diartikan sebagai cukup, skor 3 diartikan sebagai baik dan 4 diartikan sangat baik.

Rating Scale digunakan karena memiliki keunggulan berupa jawaban yang

lebih akurat dan detail. Data yang diperoleh berupa data angka kemudian ditafsirkan dengan kata-kata.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam. Lembar observasi tersebut adalah lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan lembar observasi yang menilai aktivitas siswa. Penjelasan dari kedua lembar observasi di atas adalah sebagai berikut:


(48)

Lembar observasi aktivitas siswa dilakukan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan aktivitas kinerja siswa secara individu selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati berdasarkan teori penguasaan kosakata oleh Brewster dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2.

Lembar Observasi Siswa

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3 4 1. Siswa merespon apersepsi/motivasi

yang diberikan oleh guru. 2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan.

3. Siswa memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari. 4. Siswa antusias ketika diperkenalkan

dan dijelaskan oleh kosakata weather 5. Siswa membaca kosakata weather 6. Siswa menghafal kosakata weather 7. Siswa bertanya jawab dengan teman

sebangku tentang materi kosakata weather

8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman.

9. Siswa mengerjakan dengan tertip saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

10. Siswa merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

Skor perolehan

Persentase = x 100 =... (Rumus 3.1) Skor Maksimal


(49)

b. Lembar Observasi Rating Scale

Lembar observasi aktivitas guru dilakukan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan aktivitas kinerja guru selama kegiatan pembelajaran bahasa Inggris berlangsung. Item-item yang diobservasi dalam penelitian ini didasarkan pada lembar observasi guru yang dibagi ke dalam beberapa tahapan. Tahap-tahap tersebut tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4.

Lembar Observasi Guru

No Aspek yang Diamati Skor

1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

 Guru mengucap salam dan meminta perwakilan kelas untuk memimpin doa.

 Guru menanyakan kabar siswa.

 Guru mengajak tepuk semangat dan bernyanyi if you happy bersama-sama

 Guru mengabsen kehadiran siswa

 Apersepsi atau mengaitkan materi sebelumnya yaitu tentang macam-macam cuaca dengan materi yang akan disampaikan.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang kosakata Weather

 Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang kosakata Weather

 Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok


(50)

 Guru meminta siswa untuk

bertanya jawab tentang pertanyaan yang telah mereka buat

 Guru berkeliling untuk

memperhatikan serta membimbing kelompok

 Guru memberi penguatan atas apa yang telah siswa diskusikan

 Guru mengajak siswa bernyanyi if

you happy.

Kegiatan Akhir

 Guru dan Siswa menyimpulkan pembelajaran dan Refleksi dengan tanya jawab

 Guru memberikan penugasan sebagai evaluasi

 Guru menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

 Guru memotivasi siswa untuk lebih giat belajar

 Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Dari lembar observasi di atas, maka rumus observasi lembar aktifitas guru adalah sebagai berikut:

� =

... (Rumus 3.2) Keterangannya, P adalah prosentase yang akan dicari, sedangkan F merupakan skor yang diperoleh dari hasil observasi, N adalah jumlah skor ideal (jumlah aspek yang diobservasi, yakni 18 aspek dikalikan 4), dan 100 adalah bilangan tetap.

c. Soal Tes 1) Tes Uraian


(51)

Tes uraian adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan. Tes uraian ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. 10

Subino menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kebebasan jawaban yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal dalam hal ini dapat dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi baik isi maupun jawaban, sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung tidak membatasi.11

Tes ini berupa lembar soal evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini digunakan untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris setelah menggunakan metode the learning cell.

Berikut ini kisi-kisi soal evaluasi siklus I:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Evaluasi

No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No Soal

1 Memahami tulisan

 Memahami kosakata

 Menerjemah kan kalimat

1, 2, 3, 4,

10

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel. (Bandung: Alfabeta). 30

11

Subino. 1987. Kontruksi dan Analisis Tes Suatu Pengantar kepada Teori Tes dan Pengukuran. (Jakarta: Depdikbud). Hal 79


(52)

bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks sekolah. tentang cuaca beserta ejaannya. tentang kosakata cuaca

5, 6, 7,  Membuat contoh kalimat tentang kosakata cuaca

8 , 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15  Menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar 16, 17, 18, 19, 20

2) Rubrik Rating Scale Unjuk Kerja

Rubrik unjuk kerja dalam penelitian ini menggunakan rating

scale dengan skor 1, 2, 3, dan 4. Pedoman unjuk kerja adalah

penelitian ini digunakan untuk mengukur ranah keterampilan berbicara dan membaca siswa.

d. Pedoman Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama penelitian berlangsung sehingga dapat diketahui apa saja hambatan yang ditemui dalam pembelajaran dan kekurangan dalam pembelajaran. Dalam hal ini maksudnya apa saja yang terjadi selama proses penelitian mulai dari observasi, ketika tindakan dilakukan dan bagaimana efek dari tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan bisa didasarkan observasi yang dilakukan sebelum pemberian tindakan, ketika tindakan dilakukan dan efek dari tindakan. Selain observasi bisa


(53)

juga didasarkan dari wawancara yang dilakukan dengan guru , siswa, maupun orang lain yang terkait dalam penelitian ini.

Catatan lapangan memiliki beberapa cara untuk menganalisisnya, misalnya saja menurut Miles dan Huber analisis catatan lapangan dapat dilakukan dengan cara antara lain12:

1) Siapa, kejadian atau situasi apa yang terlibat dan terjadi? 2) Apa tema atau isu utama dalam catatan tersebut?

3) Pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang diajukan?

4) Hipotesis, dugaan, atau perkiraan dan spekulasi yang diajukan dalam penelitian tentang tokoh atau situasi yang dideskripsikan dalam catatan lapangan?

5) Masalah atau fokus apa yang perlu dikejar oleh peneliti dalam pertemuan atau kegiatan selanjutnya?

F. Validitas Instrumen

Dalam insrumen hasil evaluasi harus sesuai dengan keadaan sebenarnya yang dievaluasi. Data hasil dari evaluasi yang baik sesuai kenyataan disebut data valid. Agar mendapatkan data valid maka alat evaluasinya juga harus valid. Validitas memiliki banyak macamnya. Secara garis besar validitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu: validitas logis yang didasarkan pada penalaran dan validitas empiris yang diuji dari pengalaman. Validitas logis sendiri masih dibagi

12

Rochiati Wiratmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. (Bandung: PT Remaja RoMIikarya). 128


(54)

menjadi dua macam, yaitu: validitas isi dan validitas konstrak. Sementara validitas empiris dibagi menjadi dua macam, yaitu: validitas ada sekarang dan validitas prediktif13.

Pada penelitian ini digunakan validitas konstrak atau validitas konstruksi. Validitas konstruksi adalah validitas yang apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan

dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau

indikator. Validitas ini dilakukan dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Dan prosesnya didasarkan pada logika, bukan pengalaman. Pengambilan keputusan valid atau tidaknya soal tes dan observasi tersebut berdasarkan kisi-kisi yang ditetapkan dan dikonsultasikan pada ahlinya yang ditunjuk dosen pembimbing sebagai expert judgement.

G. Teknik Analisis Data

Moleong mengatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, dokumentasi, gambar, foto, dalan lain sebagainya.14

Data metode analisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menganalis hasil evaluasi berupa data observasi dan tes hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

13


(55)

1. Analisis Data Observasi

Data yang diperoleh pada saat penelitian kemudian dihitung dengan persentase, maka diperoleh peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Setelah itu, analisis data tersebut disajikan secara deskriptif.

2. Analisis Data Nilai Tes

Nilai tes dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Nilai tes setelah siklus akhir diperoleh melalui rumus:

Nilai akhir siklus =

... (Rumus 3.3)

Analisis nilai didasarkan pada suatu rentang untuk menentukan kategori baik, cukup, kurang, dan lain-lain. Rentang nilai berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto dikategorikan dengan tabel rentang nilai berikut:15

Tabel 3.5 Rentang Nilai

Rentang Nilai Kategori

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Nilai hasil evaluasi siswa di setiap siklus dibandingkan dengan nilai evaluasi siklus selanjutya, yakni nilai hasil evaluasi pada akhir siklus I dibandingkan dengan nilai hasil evaluasi siklus II. Jika nilai evaluasi pada

15


(56)

siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, maka diasumsikan penggunaan metode the learning cell dapat meningkatkan penguasaan kosakata materi

weather siswa.

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Standar keberhasilan adalah komponen TIK yang menunjukkan seberapa jauh keberhasilan yang dituntut oleh penilai bagi tingkah laku belajar pada situasi akhir.16 Tingkat keberhasilan dapat dinyatakan dalam jumlah maupun presentase. Penentuan kriteria keberhasilan penelitian ini didasarkan pada input siswa, kelebihan metode the learning cell dan Kriteria Keberhasilan Minimal (KKM). Input siswa dilihat dari hasil pre test siswa. Jika hasil pre test siswa tinggi maka kriteria keberhasilan penelitian juga lebih tinggi. Sementara metode the learning cell sendiri memiliki kelebihan yang lebih baik dibanding yang lain, karena itu hasil belajar siswa diharapkan lebih tinggi dari hasil belajar tanpa menggunakan lagu. KKM yang digunakan guru bahasa Inggris kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar adalah 70.

Persentase keberhasilan secara klasikal menurut Anas Sudijono dapat dihitung dengan rumus17:

Presentase (%) = ... (Rumus 3.4)

16

Rochiati Suharsimi. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. (Bandung: PT Remaja RoMIikarya). 140

17


(57)

Keterangannya, n merupakan jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai standar KK, dan N adalah jumlah seluruh siswa, sedangkan 100 adalah bilangan tetap.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai yaitu kemampuan belajar siswa meningkat setelah dilakukannya sebuah tindakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada prosedur penelitian ini disajikan kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan memuat: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap refleksi. Kelima hal tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pra Tindakan

Dalam kegiatan pra tindakan ini peneliti melaksanakan studi pendahuluan terlebih dahulu tentang kondisi sekolah yang akan diteliti. Pada kegiatan pra tindakan ini peneliti juga melaksanakan beberapa kegiatan lain, diantaranya:

a. Menentukan subyek penelitian b. Menentukan sumber data

c. Membuat soal tes awal (pre test) d. Melakukan tes awal

e. Menentukan kriteria keberhasilan


(58)

Sesuai dengan rancangan penelitian, penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus.

a. Siklus 1

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun berdasarkan hasil observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa antara lain:

a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) Menyiapkan Post Tes Siklus kesatu

c) Menyiapkan lembar observasi kemampuan guru dan aktivitas siswa.

d) Menyiapkan catatan lapangan. 2) Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan langkah pelaksanaan yang telah disusun dalam rencana tindakan kesatu.

3) Observasi

Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kesatu. Tujuan diadakan observasi ini adalah untuk mendata, menilai dan mendokumentasikan semua indikator baik proses maupun perubahan yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang direncanakan. Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kesatu, sikap siswa dalam mengikuti proses


(59)

pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus kesatu. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan antara lain: (a) menganalisa tindakan siklus kesatu, (b) mengevaluasi hasil dari tindakan kesatu, (c) melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh.

b. Siklus II

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan siklus kedua ini disusun berdasarkan refleksi hasil observasi pembelajaran pada siklus kesatu. Perencanaan tindakan ini dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada tindakan siklus kesatu.

2) Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini merupakan langkah pelaksanaan yang telah disusun dalam rencana tindakan kedua.


(60)

Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kedua, sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus kedua. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan antara lain:

a) Menganalisa tindakan siklus kesatu b) Mengevaluasi hasil dari tindakan kesatu

c) Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh

Hasil dari refleksi siklus kedua ini dijadikan dasar dalam penyusunan laporan hasil penelitian. Selain itu juga digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang ditetapkan sudah tercapai atau belum. Sesuai kriteria yang ditentukan, ada 2 kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu kriteria keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan metode the learning cell sebesar 75% (kriteria cukup) dan kriteria keberhasilan hasil belajar siswa yaitu 75% siswa mendapat nilai minimal 70. Jika indikator tersebut telah tercapai maka siklus tindakan berhenti. Akan tetapi apabila indikator tesebut belum tercapai pada siklus tindakan, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil. Secara umum, tahap-tahap


(61)

penelitian tindakan siklus II sama dengan siklus I. Hanya yang membedakan adalah perbaikan-perbaikan rancangan pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I yang dirasa kurang maksimal


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Profil Sekolah

1. Sejarah berdirinya MI Islmiyah Nurul Anwar Montong Tuban

Sejarah berdirinya MI Islmiyah Nurul Anwar Montong Tuban bermula dari pengajuan 2 santri yang ingin bersekolah formal. Karena pada saat itu pendidikan formal masih jarang dan hanya ada di kecamatan, jarak desa ke kecamatan juga jauh dan hanya beberapa santri yang bersekolah di sana.

Hingga pada tahun 1958 dibentuklah Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah karena dorongan masyarakat. Awal didirikan hanya beberapa santri yang mau bersekolah di sana, karena pendidikan saat itu masih rendah dan banyak santri yang memilih untuk bekerja dari pada bersekolah. Namun pada saat itu, karena belum memiliki gedung, para siswa belajar di masjid dan di rumah warga.

Namun, karena kerja keras dan semangat dari para pendiri, akhirnya pada tahun 1966 memiliki gedung sendiri dan jumlah siswa yang bersekolah setiap tahun meningkat, bahkan sekarang mendirikan yayasan yang di dalamnya terdapat pendidikan formal dari tingkat PAUD hingga jenjang SMA/sederajat.

2. Profil Sekolah


(63)

 Alamat : Jalan : Pakel – Sumurgung No.15 Desa/ Kelurahan : Pakel

Kecamatan : Montong Kab/ Kota : Tuban

No. telp./ Hp : 085330065499 Email : mi.pakel@yahoo.com

 Nama yayasan :Yayasan Perguruan Islam Nurul Anwar

 NSM : 111235230047

 Jenjang Akriditasi : Akriditasi B

 Nama Kepala Madrasah : Thohir M, S.Pd.I

 Data Siswa dalam 3 Tahun Terakhir

Tabel 4.1

Data Siswa dalam 3 Tahun Terakhir

Tahun Ajara n Jml Pe nda ftar

Kelas Jumlah

Kelas

I II III IV V VI

S R S R S R S R S R S R Jml Sisw a Jml Ro mb 2013/

2014 30 3 0 1

2 8 1

3 0 1

4 0 1

3 6 1

4

9 1 224 6 2014/

2015 28 2 8 1

3 0 1

2 7 1

4 0 1

4 3 1

3

5 1 203 6 2015/

2016 44 4 4 1

2 8 1

3 0 1

2 8 1

4 1 1

4

3 1 216 6

 Data Guru dan Karyawan

Tabel 4.2

Data Guru dan Karyawan

No Tingkat Pendidikan

Jumlah dari Status Guru dan Karyawan

Jml GT/PNS/GTV GTT/Guru Bantu

L P L P

1. S3/S2

2. S1 8 5 13

3. D-4

4. D3/Sarmud 5. D2

6. D1

7. SMA/Sederajad 3 1 4


(64)

 Tujuan, Visi dan Misi Sekolah a. Tujuan

Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pakel adalah sebagai berikut.

 Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan;

 Mempertahankan lulusan 100%;

 Meningkatkan prestasi akademik dengan hasil UAS/US/UAM-BN rata-rata 8.00 untuk 3 mata pelajaran umum dan 5 mata pelajaran agama;

 Mewujudkan tercapainya KKM Kelas 1 s/d kelas 6;

 Meningkat profesi dan standar kompetensi tenaga pendidikan;

 Meningkatkan kualitas dan kwantitas sarana dan prasarana pendidikan;

 Melaksanakan manajemen partisipatif dan tranparansi dalam pengelolaan madrasah;

 Melaksanakan efesiensi pembiayaan pendidikan;

 Murid-murid kelas 6 hafal beberapa suart pendek dan do’a harian;


(65)

 Dewan guru dan murid-murid kelas III sampai IV mampu menjalankan sholat Dhuha dan Dhuhur dengan berjamaah di madrasah;

 Dewan guru dan murid-murid mampu melaksanakan istighotsah atau sholawat rutin setiap bulan sekali

 Murid-murid dapat mengucapkan salam dan berbahasa dengan sopan apabila berbicara dengan guru;

 Terjadi peningkatan skor UAMBN minimal rata-rata 0,5 dari standar yang ada;

 Murid-murid mampu masuk tiga besar UASBN Tingkat MI se-Kecamatan Montong;

 Murid-murid mampu masuk tiga besar UASBN Tingkat MI se-Kabupaten Tuban.

b. Visi

Visi Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Montong- Tuban adalah mandiri, terampil, berakhlak dan prestasi berdasarkan iman dan taqwa (MANTAP). Yang indikator-indikatornya adalah:

 Mempunyai sifat kemadirian dalam kehidupan di masyarakat.

 Terampil dalam mengembangkan bakat seni, budaya dan olah raga sesuai dengan potensi siswa.


(66)

 Mempunyai sikap akhlakul karimah dan patuh pada orang tua, guru, serta masyarakat.

 Memiliki prestasi dalam bidang akademik dan non akademik.

 Taat dalam melaksanakan dan mengembangkan agama c. Misi

Misi Madrasah Ibtidaiyah Montong- Tuban adalah sebagai berikut:

 Menumbuh kembangkan rasa percaya diri sehingga siswa dapat menjadi insan yang mandiri.

 Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga siswa dapat berkembang sesuai minat dan bakatnya.

 Menumbuh kembangkan akhlak dan perilaku terpuji sehingga dapat menjadi tauladan bagi teman dan masyarakat.

 Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa berkembang secara maksimal.

 Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga dapat menghayati dan mengamalkan agamanya secara nyata.


(67)

3. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian, langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan adalah melakukan diskusi dengan guru bidang studi bahasa Inggris untuk membuat rencana pembelajaran. Dalam diskusi tersebut, peneliti memberikan gambaran tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah disetujui guru bidang studi, peneliti langsung menyusun RPP yang kemudian divalidasikan ke validator, yaitu Drs. Nadhir, M. Pd. I.

Pada proses validasi, validator memberikan beberapa catatan tentang intruksi pengerjaan soal. Soal yang digunakan peneliti hanya soal tentang menerjemahkan kosakata dan soal mencocokkan gambar dengan kosakata yang ada. Seharusnya peneliti juga menambahkan soal tentang membuat kalimat dengan kosakata tersebut. Selain membuat RPP, peneliti juga membuat lembar obsevasi guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Siklus I ini dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Desember 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran bahasa Inggris ini menggunakan materi

weather dan metode the learning cell di kelas V MI Islamiyah Nurul


(68)

Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dengan menggunakan metode the learning cel. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP siklus I yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang telah disusun dengan menggunakan metode the learning cell.

Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam,

“Assalamu’alaikum Wr.Wb”, secara serentak siswa menjawab

“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”. Selanjutnya siswa dan guru

berdo’a besama-sama. Setelah berdo’a, guru mengabsen kehadiran siswa secara manual dengan cara memanggil nama siswa satu persatu dan siswa harus menjawab “present” untuk siswa yang hadir atau menjawab

absent” untuk siswa tidak hadir. Setelah diabsen, guru menyapa siswa

dengan sapaan “Good morning student”, dan siswa menjawab “Good

morning miss”. “How are you today?” tanya guru, “I’am finethank you”

jawab siswa dengan serentak menyambut sapaan guru dengan bersemangat.

Langkah selanjutnya guru melakukan apersepsi berdasarkan pengalam siswa dalam kehidupan siswa sehari-hari.“bagaimana cuaca pada hari ini?dalam pemberian apersepsi ada siswa yang menjawab “cucacanya panas bu”, ada juga siswa yang menjawab “cuacanya cerah bu”. Selain apersepsi, guru juga menyampaikan kompentensi, tujuan


(69)

pembelajaran serta materi yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru tekait materi weather dibantu dengan media gambar, guru juga memberikan contoh pengucapan kosakata materi weather dan meminta siswa untuk menirukannya. Namun, dalam tahap ini hanya sedikit siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru. Ada yang terlihat bercengkrama dengan teman sebangkunya, dan ada juga yang sedang sibuk bermain sendiri.

Gambar 4.1

Aktifitas Siswa Saat Membuat Pertanyaan

Ketika peneliti menjelaskan materi, siswa mulai menunjukkan bentuk pemahamannya terhadap kosakata, yakni ketika siswa bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti, yakni siswa bertanya pada peneliti “miss, apa perbedaan rain dan rainy?”.


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode The Learning Cell dalam peningkatan hasil belajar kosakata bahasa Inggris materi Weather di MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban telah diterapkan dengan baik melalui perbaikan pada tiap refleksi. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase keberhasilan dalam observasi guru di siklus I mencapai 81,8% dan di siklus II mencapai 92,2%. Pada siklus I, guru sudah bisa menguasai aktifitas dalam kegiatan pembelajaran, hanya saja guru belum bisa mengondisikan kelas, dan belum menggunakan ice breaking atau permainan yang membuat siswa tidak jenuh. Pada siklus II, guru mampu menguasai aktifitas siswa dan mengondisikan kelas dengan baik.

Sedangkan untuk observasi siswa, di siklus I mencapai 75% dan di siklus II mencapai 87,5%. Pada siklus I, siswa lebih antusias dan lebih berani dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Pada siklus II, kelas lebih aktif karena pada saat tanya jawab dengan sebangkunya dari 28 siswa, 26 diantaranya sudah mampu bertanya jawab dengan baik.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

2. Peningkatan hasil belajar kosakata materi Weather pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas V MI Islamiyah Nurul Anwar Montong Tuban menggunakan metode The Learning Cell dikatakan berhasil. Pada siklus I, terjadi adanya perbedaan-perbedaan kelompok dimana siswa ada yang sibuk main sendiri, ada juga siswa yang aktif bertanya jawab dengan teman sebangku, bahkan ada juga siswa yang masih kebingungan. Namun, pada siklus II siswa sudah terlihat baik dan siswa terlihat fokus mengikuti kegiatan pembelajaran hingga selesai. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata kelas 73,5% pada siklus I dan 86,5 % pada siklus II.

Berdasarkan adanya peningkatan tersebut, maka metode The Learning Cell cocok digunakan pada pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan pemahaman kosakata materi Weather.

B. Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan, metode The Learning Cell dapat meningkatkan hasil belajar kosakata siswa materi weather, maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris guru diharapkan menerapkan metode The Learning Cell sebagai salah satu alternatif metode yang diterapkan pada pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kosakata siswa.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

2. Untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode The Learning Cell memerlukan persiapan yang cukup, sehingga guru harus benar-benar bisa menerapkannya dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Bumi Aksara).

Anggraini, Nia. 2011. Ta’dib (Jurnal Pendidikan Islam). (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah).

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Bumi Aksara). Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. ( Bandung: Bumi

Aksara).

Basri, Hasan. 2014. Okara Jurnal Bahasa dan Sastra. (Pamekasan: Pusat Pengembangan Bahasa).

Hamzah B. Uno. 2012. Assessement Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara).

Hamalik, Oemar. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. (Bandung: Mandar Maju).

Harmer, Jeremy. 2006. The Practice of English Language Teaching. (England: Longman).

Ismail, Fajri. 2014. Evaluasi Pendidikan. (Palembang: Tunas Gemilang Press).

KBBI. http://kbbi.web.id/


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta)

Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kencana).

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistika Pendidikan. (Jakarta: Grafindo Persada Raju).

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya). (Jakarta: Bumi Aksara).

Sumadi, Suryabrata. 2010. Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. (Palembang: Grafika Telindo Press). Wiratmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen. (Bandung: PT Remaja Rosdikarya).

Wulan, Indah P. Tanpa Tahun .Pintar Kosakata Bahasa Indonesia. (Jakarta: Grasindo).


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Yu, Shengquan. 2013. From Learning Object to Learning Cell: A Resource Organization Model for Ubiquitous Learning. (China: Institute of Modern Educational Technology, Beijing Normal University).

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani).


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI POKOK MENULIS KARANGAN NARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI POKOK MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KIDUL BETENG SURAK

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENDEKATAN Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Teaching And Learning Using Locally Available Resources(Talular) Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 3 Sedayu - Gro

0 0 15

Peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Inggris materi Simple Present melalui strategi synergetic teaching siswa kelas VB MI Islamiyah Ujungpangkah Gresik.

7 48 106

Peningkatan motivasi belajar SKI materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah melalui strategi team quiz pada siswa Kelas V MI Nurul Khoiriyah Glodog Palang Tuban.

0 0 111

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI CERITA ANAK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

0 1 109

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MATERI FAMILY MELALUI LAGU PADA SISWA KELAS V SD N PIYAMAN II, WONOSARI.

0 9 227

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris pada Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris melalui Metode Demonstrasi

0 0 7

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia Melalui Metode Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Anwar Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 170

Hasil Belajar Kosakata Bahasa Inggris

0 0 7