Penerapan straregi True or False untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

(1)

SKRIPSI Oleh:

FIKI DZAKIYYATUL AULA NIM. D07213012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

viii

Fiki Dzakiyyatul Aula. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Penerapan Strategi True or False untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Asmaul Husna Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa, M.Ag.

Kata Kunci : strategi true or false, materi asmaul husna, pemahaman

Dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro menunjukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum maksimal. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan strategi atau metode ceramah dan penugasan, sehingga berdampak pada pemahaman siswa. Hal ini tercermin dari nilai rata-rata pada saat sebelum dilakukannya penelitian masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menanggapi hal tersebut maka peneliti mencoba menggunakan strategi true or false, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah : (1)Bagaimana penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro? (2)Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro setelah menggunakan strategi True or False?

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK).Model yang digunakan dalam ini adalah model penelitain Kurt Lewin, terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro tahun pelajara 2016-2017 dengan jumlah siswa 16 siswa, terdiri dari 10 siswa laki dan 6 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan penilaian tes tulis.

Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapannya dalam strategi true or false terdapat peningkatan aktifitas guru dan siswa disetiap siklusnya, ini bisa dibuktikan untuk aktifitas guru pada siklus I memperoleh skor 72,5 (tinggi) sedangkan pada siklus II mencapai 85 (sangat tinggi). Aktifitas siswa pada siklus I mencapai 67,5 (tinggi) sedangkan pada siklus II mencapai 82,5 (sangat tinggi). 2)Terdapat peningkatan pemahaman siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I prosentase ketuntasan belajar sebesar 56,25%, dengan adanya kekurangan pada siklus I peneliti melakukan perbaikan-perbaikan di siklus II. Pada siklus II perosentase pemahaman meningkat menjadi 87,5%, sehingga pada siklus II dinyatakan berhasil karena sudah mencapai indikator kinerja.


(7)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Lingkup Penelitian ... 6


(8)

xii BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Pemahaman ... 9

1. Pengertian Pemahaman ... 9

2. Indikator Pemahaman ... 10

3. Tingkatan Pemahaman ... 12

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 17

B. Tinjauan Tentang Aqidah Akhlak ... 19

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 19

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 21

3. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 23

C. Tinjauan Tentang Asmaul Husna ... 24

1. Pengertian Asmaul Husna ... 24

2. Materi Asmaul Husna ... 26

D. Tinjauan Tentang Strategi True or False ... 30

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 30

2. Langkah-Langkah Strategi True or False ... 31

3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi True or False ... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 33

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 36

C. Variabel yang Diselidiki ... 37

D. Rencana Tindakan ... 37

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 45

G. Indikator Kinerja ... 49


(9)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 52

1. Siklus I... 52

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 52

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 53

c. Tahap Pengamatan ... 57

d. Tahap Refleksi ... 65

2. Siklus II ... 67

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 67

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 68

c. Tahap Pengamatan ... 71

d. Tahap Refleksi ... 78

B. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 92

RIWAYAT HIDUP ... 93


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.1 Dari pengertian tersebut dapat kita garis bawahi bahwa interaksi menjadi kata kunci keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini akan tercapai jika proses pembelajaran akan berlangsung secara aktif. Oleh karena itu, guru harus membuat perencanaan yang baik agar kegiatan pembelajaran aktif dapat terlaksana.

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yag lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman kompetensinya.2 Hal ini tentunya dapat terjadi jika kegiatan pembelajaran dapat menarik minat peserta didik. Oleh karena itu agar peserta didik tergugah untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif, maka guru harus dapat menciptakan pembelajaran itu menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

1

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 5 2

Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan-Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi


(11)

Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa adanya perasaan terpaksa dan tertekan.3 Dalam pembelajaran yang menyenangkan, peserta didik merasa tertarik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjadikan pemebelajaran itu menyenangkan adalah dengan menggunakan model, metode, strategi, dan media pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah bagian dari pembelajaran Agama Islam yang mampu mengarahkan dan menghantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang baru bisa dikatakan memiliki kesempurnaal iman apabila dia memiliki budi perkerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam untuk diajarkan kepada peserta didik. Hal tersebut mendapatkan perhatian penuh dari guru, orang tu, serta pihak-pihak yang berkecimpung di dalamnya. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya.4

Di Madrasah Ibtidaiyah, Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma‟ al-husna, serta penciptaan suasana

3

Ibid, 194

4

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan


(12)

keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan abad islami memalui pemberian contoh-contoh akhlak dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran aqidah akhlak memiliki konstribusi dalam pemberian motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan al;akhlaqul karimah dan abad islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestadi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-kitab-kitab-Nya, hari akhir serta qada dan qodar.5

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro terhadap siswa kelas IV mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna. Dari evaluasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV yang berjumlah 16 siswa, sebanyak 9 siswa memperoleh nilai dibawah 75 dan 6 siswa memperoleh nilai diatas 75. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran belum berhasil secara klasikal dan individu, dikarenakan nilai evaluasi dari pemahaman siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 75. Hal ini menunjukan pemahaman siswa terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal itu disebabkan karena guru hanya menggunkan matode ceramah, dan tanya jawab. Sehingga siswa merasa jenuh dan siswa kurang merespon materi yang diberikan oleh guru.6

5

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi

dan Lulusan dan Strandar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bhasa Arab di Madrasah, 65.

6

Hasil observasi pemahaman di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro pada tanggal 16 Oktober 2016


(13)

Dari persoalan tersebut, maka diperlukan upaya yang tepat agar permasalahan yang muncul dapat teratasi. Atas izin kepala sekolah maka peneliti bersama dengan guru kelas IV melakukan perbaikan dengan tujuan dapat meningkatakan pemahaman dengan menerepkan strategi true or false di kelas IV MI Muhammadiya 21 Kapas Bojonegoro. Dengan menggunakan stategi true or

false guru akan lebih mudah mengetahui pemahaman siswa, sehingga

pembelajaran tidak hanya monoton dan pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa. Alasan dalam menggunkan strategi pembelajaran true or false adalah karena siswa kurang dapat membedakan arti asmaul husna dan juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa dan meningkatkan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dimana siswa lebih aktif dan mampu bekerjasama dengan maksimal. Dengan demikian belajar akan lebih berhasil bila siswa itu sendiri yang melakukannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar dan diharapkan dapat menumbuhkan semangat dalam belajar, karena itu dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi ingin menggunakan pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan strategi true or false. Peneliti menerapkannya dalam suatu penenlitian tindak kelas (PTK) yang berjudul, “Penerapan Strategi True or False Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Asmaul Husna Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.”


(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagi berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak matei asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro setelah menggunakan strategi true or false?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro setelah menggunakan strategi true or false.


(15)

D. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas IV dalam materi asmaul husna yaitu adalah penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model PTK Kurt Lewin dengan melakukan 2 siklus. Pada strategi true or false diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman pokok bahasan asmaul husna. Maka peneliti dalam hal ini mengajak siswa agar mudah memahami atau menjawab pertanyaan yang sulit melalui strategi true or false. Strategi pembelajaran ini memiliki langkah-langkah kegiatan yang menyenangkan, menarik serta membangkitkan antusias siswa dalam belajar.

Peneliti memilih startegi true or false dengan alasan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan pemahaman siswa yang terdapat dalam materi pelajaran. Kesesuaian strategi true or false dengan materi pembelajaran sesuai. Karena dengan menggunakan strategi true or false materi asmaul husna memudahkan siswa untuk mengingat materi asmaul husna dan dapat memudahkan siswa memahami materi tersebut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro dengan:

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro semester ganjul tahun ajaran 2016/2017.


(16)

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kela IV semester ganjil materi asmaul husna dengan menggunakan strategi true or false.

3. Kompetensi dasar:

1.2 Meyakini Allah SWT sebagai As-Salam dan Al-Latif 2.2 Mencontoh sifat Allah Swt. sebagai As-Salam dan Al-Latif

3.2 Mengenal sifat-sifat Allah Swt. yang terkandung dalam al-Asma‟al-Husna (as-salam dan al-latif).

4.2 Melafalkan kalimah As-Salam dan Al-latif

Dari beberapa kompetensi dasar diatas peneliti memfokuskan pada KD 3.2. 4. Indikator:

1.2.1 Mensyukuri nikmat dengan mengucap Asmaul Husna (as-Salam dan al-Latif)

2.2.1 Membiasakan perilaku dalam Asmaul Husna (as-Salam dan al-Latif)

3.2.1 Menjelaskan pengertian Asmaul Husna (as-Salam, dan al-Latif). 3.2.2 Menyebutkan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul

Husna (as-Salam dan al-Latif)

3.2.3 Menyebutkan contoh-contoh prilaku/ sifat-sifat dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan Asmaul Husna (as-Salam dan al-Latif)

Dari beberapa indikator diatas, peneliti memfokuskan pada indikator 3.2.1, 3.2.2, dan 3.2.3.


(17)

F. Signifikasi Penelitian

a. Bagi siswa: melalui strategi true or false diharapkan menambah pemahaman siswa dalam pembelajran Aqidah Akhlak materi asmaul husna dan menganggap Aqidah Akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan.

b. Bagi guru: malalui strategi true or false diharapkan guru lebih kreatif dalam pembelajran mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna.

c. Bagi peneliti: untuk menambah wawasan peneliti tentang hak-hal yang berkaitan dengan pembelajaran serta sebagai wahana untuk melatih memecahkan masalah pembelajaran, khususnya dengan strategi pembelajaran true or false, yang nantinya bisa digunkan sebagai acuan bagi peneliti sejenis. d. Bagi sekolah: penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

bagi lembaga pendidikan di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


(18)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemempuan untuk menyerap dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.1

Menurut Carin dan Sund pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari tujuh tahap kemampuan, dan dikatagorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagi berikut:2

a. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.

1

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), 6.

2


(19)

b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai.

c. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis.

d. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri seperti, menterjemahkan, menginterprestasikan, ekstrapolasi, aplikasi, ananlisis, sistesis, dan evaluasi.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.3 Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk mengubungkan dengan hal-hal yang lain. karena kemampuan siswa pada usia SD masih terbatas, tidak harus dituntut untuk dapat mensintesis apa yang dia pelajari.

2. Indikator Pemahaman

Dalam pembelajaran, pemahaman sebagai kemampuan siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain,

3


(20)

pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengarahkan pada upaya pemberian pemahaman pada siswa adalah pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memahami apa yang mereka pelajari, tahu kapan, di mana, dan bagaimana menggunakannya.

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, siswa belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.

Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu:

a. Mengartikan

b. Memberikan contoh c. Mengklasifikasi d. Menyimpulkan e. Menduga


(21)

g. Menjelaskan.4

Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam memahami materi asmaul husna adalah guru menjelaskan, siswa memberi contoh, dan siswa menyimpulkan materi yang diberikan sesuai kompetensi dasar. Indikator yang tidak digunakan pada pembelajaran ini yaitu mengartikan, mengklasifikasikan, menduga, dan membandingkan

3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Oleh karena itu terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.

Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Alam hal ini siswa tidak hanya hafal secara verbalistis, tapi memahami konsep dari masalh atau fakta yang ditanyakan.

Pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:

4


(22)

a. Pengetahuan komprehensi terjemahan, seperti dapat menjelaskan arti Bhinneka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu tanaman.

b. Pengetahuan komprehensi penafsiran, seperti dapat menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

c. Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi seseorang diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya.5

Meskipun tingkatan pemahaman dapat dipilah menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusunan teks dapat membedakan item yang susunannya termasuk sub-kategori, tetapi tidak perlu berlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.6

5

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 44.

6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011), 25.


(23)

Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian dalam proses menjadi hal yang seharusnya diprioritaskan oleh seorang guru.

Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, dan evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu: 1)Ranah kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pemahaman pengertian, dan keterampilan berfikir. 2)Ranah afektif, berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3)Ranah psikomotorik, berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan. Menurut Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan, yakni:7 a. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa

penngenalan dan pengngatab kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari. Dalam

7


(24)

pengenalan, siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua atau lebih pilhan jawaban.

b. Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. Dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Adanya pemahaman ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.

c. Penggunaan/ penerapan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret dan/atau situasi baru. Untuk penggunaan/penerapan, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/ abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.

d. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian- bagian yang menjadi unsur pokok. Untuk analisis, siswa diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.


(25)

e. Sintesis, merupakan kemapuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. Dalam sintesis, siswa diminta untuk melakukan generalisasi.

f. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.

Ranah afektif berhubungan dengan perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan Masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah efektif adalah menerima, merespon, menilai, mengorganisasi, dan karakterisik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan katerampilan motorik manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik adalah tubuh yang mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasi, perangkat komunikasi nonverbal, kemampuan berbicara.8

Dalam taksonomi Bloom menyatakan bahwa dalam jenjang pemahaman pada taksonomi kawasan kognitif meliputi perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan, atau menekstrapolasi (menghitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri. Dengan kata lain, pemahaman

8


(26)

meliputi perilaku yang menunjukan perilaku peserta didik dalam menangkap pengertian suatu konsep.9

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik (kesehatan).

b. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Keluarga yang broken home akan mempengaruhi perilaku dalam kehiduapan sehari-hari peserta didik hingga mempengaruhi hasil belajarnya.10

9

M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), 135.

10

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013), 12-13.


(27)

Menurut Dunkin sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya menyatakan bahwa terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajarab dilihat dari faktor guru diantaranya:11

1. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang, budaya, dan adat istiadat.

2. Teacher training experience, meliputi pengalaman – pengalaman yang

berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.

3. Teacher properties, segala sesuatu yang berhubungan dengan

sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.

Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu: kemampuan, suasana belajar, dan

11


(28)

kepribadian guru. Belajar merupakan suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.12

B. Tinjauan Tentang Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara etimologi (bahasa) aqidah berasal dari bahasa ا ع- عي- ع berarti menyimpulkan/ mengikatkan (tali), mengadakan perjanjian dan mengokohkan.13Setelah terbentuk „aqidah berarti iman atau keyakinan.

Sedangkan secara terminologi (istilah) aqidah terdapat beberapa definisi, antara lain:

a. Menurut Hasan Al-Banna, bahwa aka’id (bentuk jamak dari akidah) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.14

b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy, mengatakan bahwa akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh

12

Rusman, Model – Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012), 1 13

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), cet. 14, 953.

14


(29)

manuisa di dalam hati dan diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.15

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan dan keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab ق خ jamaknya ق خا yang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral, atau budi pekerti.16 Sedangkan menurut istilah (terminologi), akhlak terdapat beberapa definisi antara lain: 1) Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa mememrlukan pemikiran dan pertimbangan.17

2) Menurut Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Maksudnya, jika kehendak tersebut membiasakan sesuatu; maka kebiasaan itu disebut akhlak.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa akidah akhlak adalah suatu kepercayaan seseorang sehingga menciptakan kesadaran bagi diri manusia tersebut untuk berpegang teguh terhadap norma-norma dan niali-nilai budu pekerti yang luhur tanpa membutuhkan pertimbangan dan

15

Ibid, 243

16

Ahmad Warsono Munawwir, Op. Cit.,, 364. 17


(30)

pemikiran, sehingga muncul kebiasaan-kebiasaan dari diri seseorang tersebut dalam bertingkah laku.

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta didik serta pengalaman dan pembiasaan berakhlak islami secara sederhana, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup Aqidah Akhlak di MI meliputi:18

a. Aspek Aqidah (Keimanan) meliputi:

1) Kalimat tayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: La ilaha illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanalla, Allahu Akbar, ta’awwuz, masya Allah, assalamu’alaikum, salawat, tarji’, la haula

wala quwwata illa billah, dan istigfar.

2) Al-Asma’ al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: ahad,

al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahim, as-Sami’, as-Razzaq, Mugni,

al-Hamid, asy-Syakur, al-Quddus, as-Samad, al-Muhamimin, al-‘Azim,

al-Karim, al-Kabir, al-Malik, al-Batin, al-Hadi, as-Salam, al-Mu’min,

Latif, Baqi, Basir, Muhyi, Mumit, Qawi, Hakim,

al-Jabbar, al-Musawwir, al-Qadir, al-Gafur, al-‘Afuww, as-Sabir, dan

al-Halim.

18


(31)

3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat

Tayyibah, al-Asma’ al-Husna dan pengenalan terhadap salat lima

waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).

b. Aspek Akhlak meliputi:

1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, tukun, tolong menolong, hormat dan patuh, sidiq, amanah, tablig, fatanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana‟ah, dan tawakal.

2) Menghindari akhlak tercela (mazmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.

c. Aspek abad Islami, meliputi:

1) Abad terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.


(32)

2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah. 3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan

teman.

d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad

saw., masa remaja Nabi Muhammad saw., Nabi Ismail a.s., kan‟an,

Tsa‟labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun. Materi kisah-kisah teladan

ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yairu akidah dan akhlak sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator.

3. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk:19 1) Penanaman niali dan ajaran islam sebgai pedoman mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

2) Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga. 3) Penyesuaian mental dan diri peseta didik terhadap lingkungan fisik dan

sosial dengan bekal Aqidah akhlak.

19


(33)

4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakianan, pengalaman ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan peserta didik dalam hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.

6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dam akhlak, serta sistem dan fungsionalnya.

Selain beberapa fungsi di atas, mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tengtang aqidah dan akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulai dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.20

C. Tinjauan Tentang Asmaul Husna 1. Pengertian Asmaul Husna

Isim (nama) adalah estimasi suatu kata yang membantu melahirkan pengertian terhadap objek yag dinamai, menceritakannya dalam imajinasi,

20


(34)

menghadirkan estimasi, mempolanya dalam logika, menjaga atau memelihara dalam ingatan, serta menjadikannya ada di dalam jiwa, hati dan akal, baik yang dinamai itu maujud (ada) maupun ma’dum (tidak ada), dan hadir maupun gaib.

Asmaul Husna artinya nama-nama yang baik dan agung. Asmaul husna menunjukan sifat-sifat kesempurnaan yang dimiliki Allah. Untuk itu, kita dianjurkan menggunakan asmaul husna ketika berdoa kepada Allah SWT. Asmaul husna jumlahnya ada 99, diantaranya Al-Mu‟min, Al-Azhiim, Al-Hadii, Al-Adlu, dan Al-Hakam.21

Sebagaimana Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur‟an yang berbunyi:

ل لِ

ا

ل

س

آ

ء

لا

ح

س

ى

ف

ع

لب

لاا

ل ي

ي

لح

يف

ا

س

آ لئ

ل

س

ي

ج

ز

ك

يا

ع

180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan.

21


(35)

2. Materi Asmaul Husna

Sesuai dengan buku modul Akidah Akhlak dan permenag no. 912, KI dan KD yang ada di MI Muhammadiyah 21 Kapas dapat diketahui sebagai berikut:

Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematik, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

3.2 Mengenal sifat-sifat Allah Swt. yang terkandung dalam al-Asma‟al-Husna (as-salam dan al-latif).


(36)

Materi Asmaul Husna yang diajarkan sesuia buku modul yang ada di MI Muhammadiyah 21 kapas Bojonegoro meliputi:22

1. As-Salam

As-Salaam berarti Yang Maha Sejahtera.Dialah yang memberi kesejahteraan kepada makhluk-Nya. Allah Swt. sebagai As-Salaam memberi kepada kita kedamaian, kasih sayang dan keselamatan di akhirat. Dalam Al-Qur‟an surat Yasin ayat 58 allah Swt. berfirman:

ل س

ال ق

ل

ل

ي لح

Artinya:

“ (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang”.

Dengan sifat As-Salam ini Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk menjauhi segala kemaksiatan, kerusakan dan bencana. Sebagai seorang mukmin harus selalu berusaha mengajak kepada sesama supaya berada di jalan kebenaran dan keselamatan.

ada beberapa sifat-sifat Allah yang terkandung dalam As-Salam yakni:

1) Memberi kesejahteraan kepada makhluk-Nya 2) Memeberikan kedamaian

3) Memberi kasih sayang dan keselematan di dunia dan di akhirat.

22

Kementrian Agama RI, Aqidah Akhlak: Buku Siswa, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2014), 80-87


(37)

Contoh Perilaku yang Mencerminkan As-Salam dalam Kehidupan Sehari-Hari adalah:

1) Membiasakan mengucapkan salam dan menjawab salam dengan baik kepada

2) sesama muslim dalam berbagai kesempatan.

3) Bersikap baik, ramah, menjaga anggota tubuh kita agar tidak menyakiti orang

4) disekitar kita.

5) Mewujudkan rasa aman di lingkungannya.

6) Menjalin Ukhuwah Islamiyah, dan memperkokoh hubungan sesamanya.

7) Mudah bergaul dan banyak temannya.

8) Menolong orang lain yang membutuhkannya. 2. Al-Latif

Al-Latiif berarti Yang Maha Lembut. Tahukah kalian bahwa Allah Swt. adalah Zat yang Maha Lembut sehingga tidak bisa dilihat oleh indera kita. Allah swt. berfirman dalam surah Al-An‟am ayat 103:

ل

ت

ل ك

ا

ل

ب

ص

ي

ل

لا

ب

ص

لا

لط

ي

ف

لا

لب ي


(38)

Artinya:

“ Dia tidak dapat dicapai oleh pengelihatan mata, sedang Dia dapat

melihat segala yang kelihatan, dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha

Mengetahui”.

Kelembutan Allah Swt. juga tercermin dari balasan-Nya terhadap semua kebaikan yang dilakukan oleh umat-Nya meskipun sebesar biji sawi. Dengan kelembutan-Nya, Allah Swt. selalu mencukupi kebutuhan kita dan makhluk lainnya. Dia juga tidak membebani dengan beban yang tidak mampu dipikul makhluk-Nya.

Sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Latif yakni: 1) Membalas semua kebaikan yang dikakukan oleh umat-Nya 2) Mencukupi semua kebutuhan makhluk-Nya

3) Tidak membebani beban yang tidak mampu dipikul oleh makhluk-Nya

Contoh perilaku yang mencerminkan al-latif dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1) Lemah lembut dalam bertutur kata dengan Orang tua, guru, teman dan antara sesama.

2) Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuannya.

3) Walau pintar tetapi tidak sombong. 4) Memiliki sikap pemaaf.


(39)

5) Memberikan kasih sayang kepada sesama.

6) Bijaksana dalam menyelesaikan masalah di sekitarnya.

D. Tinjauan Tentang Strategi True or False 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.23 Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.24

Sedangkan menurut Roestiyah strategi berarti pola umum perbuatan murid-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, dimana satu komponennya ialah pengajaran yang mendukung filosofi tentang pendidikan dan pengajaran, serta kompetensi dalam teknik penyajian, kebiasaan dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana atau tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran bisa terlaksana dengan efektif dan efisien.

23

Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1092.

24

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Beelajar Menngajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 5.


(40)

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Strategi True or False

Straregi true or false adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan kartu yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan benar dan salah yang diberikan kepada masing-masing siswa untuk dijawab. Strategi ini melibatkan partisipasi peserta didik aktif sejak kegiatan pembelajaran dimulai.

Adapun langkah-langkah dalam strategi true or false sebagai berikut: 1. Buatlah pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan materi

pelajaran, separoh benar dan separoh salah.

2. Berikan setiap siswa satu kertas kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah. 3. Jika proses ini selesai, bacalah masing-masing pernyataan dan mintalah

jawaban dari kelas apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

4. Berilah masukan untuk setiap jawaban, terangkan bahwa cara kerja siswa adalah kerja bersama dalam tugas.

5. Tekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan saling membantu mereka.25

3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi True or False

Adapun beberapa kelebihan strategi pembelajaran true or false ini diantaranya:

a. Dapat mengaktifkan seluruh siswa.

25


(41)

b. Lebih banyak ide muncul.

c. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.

d. Dapat dilakukan untuk semua jenjang pendidikan.

Berkaitan dengan kelebihan dari strategi pembelajaran true or false tersebut, pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan dari pembelajaran ini sebagai berikut:

a. Membutuhkan lebih banyak waktu.

b. Sulit membuat daftar pertanyaan yang bersifat aktual dan faktual.

c. Siswa sulit menjawab pernyataan yang ada, sehingga kelas menjadi gaduh.26

26


(42)

33 BAB III

POSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pada pelaksanaan proses pembelajaran. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan, kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasimasalah dalam bidang pendidikan.1

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan, dan Kelas. Berikut Penjelasannya: 2

1. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan motodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.

2


(43)

bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian.

2. Tindakan diartikan sebagai sesuatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Dengan menggabungkan ketiga kata tersebut, yakni penelitian, tindakan, dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama.

Berdasarkan jenis penelitian rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunkana model PTK Model Kurt Lewin yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah: (1) Perencanaan (plan), (2) Melaksanakan tindakan (act), (3) Melaksanakan pengamatan (observe), (4) Mengadakan refleksi/ analisis (reflection).

Secara sederhana alur pelaksanaan tindakan kelas disajikan sebagai berikut:3

3


(44)

Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin

Penjelasan dari gambar penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning), tahap ini kegiatan dilakukanan dengan guru membuat RPP, serta mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Tindakan (acting), peneliti harus melakukan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan penutup.

c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati siswa dalam proses kegiataan pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar siswa dalam kelompok, memahami pemahaman tiap – tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah diranceng sesuai dengan tujuan PTK.


(45)

menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya, saampai tujuan PTK dapat dicapai.

B. Setting Penelitian dan Karakteritis Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro pada siswa kelas IV yang berjumlah 16 siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 November 2016.

PTK ini melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat

diamati peningkatan pemahaman siswa pada materi asmaul husna mata pelajaran Aqidah Akhlak melalui strategi true or false.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro tahun ajaran 2016-2017, dengan jumlah siswa 16 siswa dengan komposisi 10 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran agama dan KTSP untuk mata pelajaran umum.


(46)

Objek yang diteliti adalah kemampuan memahami asmaul husna pada siswa kelas IV MI Muhammdiyah 21 Kapas Bojonegoro yng masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran dengan strategi true or

false yang belum digunakan pada pembelajaran materi tersebut dan

digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami pada pembelajaran materi tersebut.

C. Variabel yang Diteliti

Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel penerapan strategi true or

false untuk meningkatkan pemahaman materi asmaul husna kelas IV di MI

Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro. Di dalam variabel tersebut terdapat beberapa variabel yaitu:

1. Variabel input: Siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro 2. Variabel proses: Penerapan strategi true or false

3. Variabel output: Peningkatan pemahaman materi asmaul husna

D. Rencana Tindakan

Sesuai dengan rancangan penelitian, penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus.


(47)

a. Siklus I

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus pertama disusun berdasarkan hasil observasi kegiatan pra siklus. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa antara lain:

a) Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan, sekaligus melakukan kesepakatan bahwa peneliti akan mempraktekan RPP dan guru bertindak sebagai observer.

b) Pembuatan instrumen penelitian berupa instrumen observasi guru dan instrumen observasi aktivitas siswa.

c) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran.

d) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kompetensi Dasar untuk materi asmaul husna mata pelajaran akidah akhlak menggunakan strategi true or false.

e) Membuat instrumen penilaian untuk mengukur pemahaman siswa. f) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan.

2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi asmaul husna dengan penerapan strategi true or false. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk silkus I. Adapun rincian pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.


(48)

3) Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa.

Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, sikap siswa dalam mengikutu proses pembelajaran. Kegiatan guru (peneliti) dan siswa dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunkan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan pada akhir siklua I. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a) menganalisis tindakan siklus I, b) mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I, c) melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh.

b. Siklus II

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan refleksi dan hasil analisis pada siklus I. Dari hasil tersebut peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut:


(49)

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan memperlihatkan kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus I.

b. Menyiapkan lembar kerja, sebgai penerapan strategi true or false. c. Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari hasil

pemahaman siswa.

d. Membuat format penilaian serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

e. Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

f. Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa dikatakan berhasil apabila mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM dengan niali 75).

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II peneliti dibantu guru mata pelajaran akidah akhlak dalam melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah direncakanan dalam RPP. Seperti pada siklus I, siklus II ini guru kembali bertindak sebagai observer dan peneliti sebagai guru dalam menerapkan tindakan pembelajaran.

3) Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk


(50)

melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan strategi true or false di kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

Pengamatan yang dilakukan antara lain sebgai berikut:

a. Mangamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan strategi true or false.

b. Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan kegiatan siswa, lembar pengamatan kegiatan guru, dan lembar kerja siswa.

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus II. Kegiatan yang dilakuakan yaitu: a) menganalisis tindakan siklus II, b) mengevalusai hasil dari tindakan siklus II, c) melakukan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil dari refleksi siklus II ini dijadikan dasar dalam penyusunan laporan hasil penelitian.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), data adalah informasi yang mempunyai makna untuk keperluan tertentu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berasal dari hasil deskripsi wawancara dan


(51)

observasi. Sedangkan data kuantitatif berasal dari pengambilan data nilai tes siswa, lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa.

2. Sumber Data

Sumber data dalam PTK sebagi berikut: a. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil peningkatan pemahaman pada materi asmaul husna menggunakan strategi true or false.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi strategi true or

false terhadap kemampuan pemahaman siswa materi asmaul husna dalam

proses pembelajaran.

c. Teman Sejawat/ Kolabolator

Teman sejawat/kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari siswa maupun guru.

3. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian, yaitu:

a. Tes

Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalma instrumen,


(52)

peserta didorong untuk menunjukan penampilan maksimalnya.4 Subyek dalam hal ini adalah siswa kelas IV harus mengisi item-item yang ada dalam tes yang telah disediakan, guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Khususnya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna. Tes yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah tes pada setiap akhir tindakan, dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan menerapkan strategi true or false.

b. Observasi

Observasi adalah upaya merekam peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.5 Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan subyek penelitian yang meliputi aktivitas siswa dan aktivitas guru terhadap kegiatan pembelajaran selama berlangsungnya penelitian tindakan. Dalam penelitian ini observasi merupakan alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.

4

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009),63-64. 5

Tatag Yuli Eko Siswanto, Mengajar dan Meneliti Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja


(53)

c. Wawancara

Wawancara secara umum adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.6 Ada dua jenis wawancara yang sering digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis-jenis pertanyaan telah ditentukan sebelumnya, termasuk urutan yang ditanya dan materi pelajaran. Wawancara tak terstruktur dalah wawancara yang tidak secara ketat telah ditentukan sebelumnya mengenai jenis-jenis pertanyaan urutan, dan materi pertanyaan.

Wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV mata pelajaran Aqidah Akhlak. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data awal tentang proses pembelajaran sebelum dilakukan penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden pertempat tinggal atau melakukan kegiatan

6


(54)

sehari-hari.7 Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan penguji suatu peristiwa atau penguji akunting.8

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang arsip nilai siswa kelas IV mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut dijelaskan paparan kedua teknik tersebut.

1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil tes pembelajaran Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna dengan strategi true or false pada siklus I dan siklus II.

2. Teknik Kualitatif

Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif) dan aktifitas siswa

7

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 81. 8


(55)

dalam mengikuti pelajaran dapat dianalisis secara kualitatif. Digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana berikut: 1) Penilaian Tes

Penilaian tes ini diperoleh dari hasil tes peningkatan pemahaman materi asmaul husna berbentuk tes tulis soal berupa uraian. Data dari hasil tes yang telah diperoleh, untuk menghitung rata-rata nilai yang peroleh siswa, maka peneliti menggunakan mean. Mean adalah nilai rata-rata dari data (berupa skor) yang diperoleh dari pengumpulan data dimana besarannya bersifat kuantitas dan tidak bervariasi.9

Dinyatakan dengan menggunakan rumus: x 100

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus:10

9

Bambang Soepono, Statistik Terapan: Dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 23.

10


(56)

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑ x = Jumlah semua nilai

N = Jumlah siswa

Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = prosentase yang akan diberi f = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa

Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori keseluruhan sebagai berikut:11

Tabel 3.1

Kriteria ketuntasan/ kelulusan belajar siswa

Taraf Keberhasilan

Arti

81-100% Tinggi Sekali

11


(57)

61-80% Tinggi

41-60% Cukup

21-40% Rendah

<20% Rendah Sekali

2) Observasi a) Guru

Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan dicari persentase kemampuan guru dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan stretegi true or false pada materi asmaul husna. Adapun analisis observasi dihitung menggunakan rumus:12

Nilai Perolehan Akhir

Setelah menghitung tahap – tahap kegiatan observasi guru, dapat diketahui berapa besar nilai keseluruhan observasi guru dalam proses belajar mengajar dengan penghitungan skor yang diperoleh dengan skor maksimal. Apabila masih kurang dari ketentuan skor perolehan akhir, maka akan dilaksanakan proses pembelajaran ulang.

b) Siswa

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari skor nilai keselruhan kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran Aqidah

12


(58)

akhlak dengan menggunakan strategi true or false materi asmaul husna. Adapun analisisn observasi dihitung menggunakan rumus:13

Nilai Peolehan Akhir

G. Indikator Kinerja

Indikator berasal dari bahasa Inggris yaitu to indicate, artinya menunjukkan. Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian indikator berarti alat penunjuk atau sesuatu yang menunjukkan kualitas sesuatu.

Untuk menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, maka diperlukan indikator sebagai acuan penelitian. Maka ditetapkan indikator sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) 75 berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar pada penerapan strategi true or false.

2. Jika sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa mencapai KKM maka dinyatakan berhasil, tetapi jika belum mencapai 75% maka harus melanjutkan siklus berikutnya.

13


(59)

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang sifatnya kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti yang sifatny kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti dengan Bapak Imron selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kels IV yang mengajar di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro. analisis data, di samping itu kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh kepala sekolah dan guru – guru yang terdapat di MI Muhammadiyah 21 Kaps Bojonegoro. Peneliti langsung menggali data yang ada di lapangan kemudian diambil kesimpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Peneliti

Nama : Fiki Dzakiyyatul Aula

NIM : D07213012

Jabatan : Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas :

1) Perencanaan penelitian

2) Pelaksanaan tindakan penelitian


(60)

Guru Kolaborasi

Nama : Moch. Ali Imron, A.Ma

Jabatan : Guru kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro Tugas:

1) Sebagai pengamat proses kegiatan pembelajaran 2) Turut merefleksi hasil observasi


(61)

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

judul “Penerapan Strategi True or False untuk Meningkatkan Pemahaman Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Asmaul Husna Siswa Kelas IV MI

Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro”. Hal-hal yang akan dijabarkan pada hasil

penelitian ini berupa data apa saja yang diperoleh peneliti hingga dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran dengan strategi True or False.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus, yakni siklus 1 dan siklus 2. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Data- data yang diperoelh pada setiap siklus antara lain tentang data hasil tes pemahaman siswa, data hasil observasi aktivitas guru dan data hasil observasi aktivitas siswa.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan siklus I dilaksanakan tanggal 11 Maret 2017, peneliti berkolaborasi dengan guru. Pada tahap ini yang pertama dilakukan peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi True or False untuk meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu peneliti juga menyiapkan instrumen soal


(62)

untuk mengukur pemahaman dan juga lembar kerja kelompok berupa kartu peryataan benar dan pernyataan salah yang ditempel pada kertas yang telah disiapkan, menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan pada saat pembelajatran berlangsung. Hal-hal tersebut digunakan pada saat kegiatan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dan dapat berjalan sesui dengan rencana dan juga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dilaksanakan pada Hari Sabtu 11 Maret 2017. Siklus I ini dilaksanakan dalam 1x pertemuan yakni selama 2x35 menit, sehingga total waktu yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran adalah 70 menit. Pelaksanaan tindakan ini dilaksakan pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilakaukan dengan tiga tahapan yakni tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal dilakukan dengan mengkondisikan siswa dengan cara mengajak siswa untk melakukan “tepuk diam” agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan guru mengucapkan salam kemudian meminta siswa membaca Basmallah bersama-sama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan menayakan kabar siswa “ apa kabarnya kelas


(63)

4 hari ini?”, selanjutnya siswa menjawab “Alhamdulillah, sehat, kelas 4

siap belajar! yes yes yes!”. Setelah siswa semangat selanjutnya guru

memberikan apersepsi berupa pertanyaan “apa kalian tahu apa arti asmaul

husna? Ada berapa jumlah asmaul husna?” siswa menjawab “tahu bu,

nama-nama Allah yang indah, ada 99 bu”.

Kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati gambar komik

tentang “ As-Salam”, kemudian siswa memberi pendapat tentang gambar

yang mereka amati. Selanjutnya guru memberi penjelasan materi tentang Asmaul Husna dan siswa menyimaknya. Setelah memberi penjelasan, guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan mengerjakan lembar kerja dengan menggunakan strategi True or False yaitu dengan cara membagikan lembar kerja yang berisi kartu peryataan-pernyataan benar dan salah. Tugas siswa adalah mengelompokkan kartu-kartu peryataan yang benar dan pernyataan yang salah, kemudian siswa menempelkan kartu penyataan benar di kolom True dan pernyataan salah dikolom False dikertas yang sudah disediakan.


(64)

Gambar 4.1 Komik tentang As-Salam

Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Materi

Kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, disela-sela itu guru juga melakukan tanya jawab sehingga siswa disetiap kelompok mengajukan pendapat tentang kartu pernyataan benar dan pernyataan salah pada lembar kerja tersebut. Selesai


(65)

mengerjakan lembar kerja kelompok, guru memberi evaluasi kepada siswa berupa 6 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian.

Gambar 4.3 Siswa mengerjakan Lembar kerja

Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

Setelah itu dilakukan kegiatan penutup yaitu dengan cara guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan untuk mengetahui ketercapaian materi dan memberikan hadiah berupa pensil kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru mengecek


(66)

kehediaran siswa sebelum mengakhiri pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca Hamdallah sebagai penutup kegiatan pembelajaran dan guru mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini, melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas pada siklus I berdasarkan pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Adapun hasil dari observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I selama pembelajaran adalah sebagi berikut: a) Hasil observasi aktivitas guru

Penelitian dilakukan di MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro pada hari Sabtu 11 Maret 2017. Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru siklus I:

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

NO Kegiatan Skor

penilaian

Keterangan 4 3 2 1

1 Guru memulai dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa dan menanyakan kabar

Guru memulai dengan

mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa dengan bersemangat dan menanyakan kabar


(67)

2 Guru memberi apersepsi / motivasi

Guru memberi apersepsi / motivasi kurang merik perhatian siswa

3 Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

Guru tidak menyampaikan

tujuan pembelajaran 4 Guru melakukan tanya

jawab tentang topik yang sudah diketahui siswa

Guru melakukan tanya

jawab tentang topik yang sudah diketahui siswa dengan bersemangat

5 Guru menjelaskan

materi pembelajaran

Guru menjelaskan materi

pembelajaran masih melihat buku

6 Guru memberikan

intruksi pada siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi pernyataan benar dan pernyataan salah, tugas siswa nanti mencari pernyataan benar dan pernyataan salah dan

ditempel kedalam

kertas yang sudah disediakan.

Guru memberikan intruksi

dengan jelas pada siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi pernyataan benar dan pernyataan salah, tugas siswa nanti mencari pernyataan benar dan pernyataan salah dan ditempel kedalam kertas yang sudah disediakan.

7 Guru memberi

kesempatan pada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang belum

Guru memberi kesempatan

pada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum diketahui dengan


(68)

diketahui dengan jelas. jelas dengan kurang bersemangat.

8 Guru meminta siswa untuk menyimpulkan pelajaran hari ini

Guru kurang melibatkan siswa untuk

menyimpulkan pelajaran hari ini

9 Guru menutup

pembelajaran dengan

berdoa dan

mengingatkan siswa-siswi untuk belajar.

Guru menutup

pembelajaran dengan berdoa dan mengingatkan siswa-siswi untuk belajar dengan suara lantang dan kurang bersemangat.

10 Guru mengakhiri

pelajaran dengan salam

Guru mengakhiri pelajaran

dengan salam dengan bersemangat

Jumlah 29

Nilai Akhir 72,5

Dari tabel diatas dapat dihitung nilai akhir yang didapat dengan menggunakan rumus:

Nilai Perolehan Akhir

= 72,5

Nilai akhir yang diperoleh guru setiap aspek pembelajaran yaitu 72,5 dengan katagori tinggi. Hal tersebut kurang, karena skor minimal


(69)

yang ditentukan adalah ≥ 75. Dengan hasil tersebut, Peneliti dan guru bersepakat untuk memperbaiki lagi pada siklus berikutnya.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru kurang maksimal yaitu, guru memberikan apersepsi hanya menggunakan pertanyaan sederhana sehingga siswa kurang tertarik, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran saat pembelajaran, guru masih kurang menarik perhatian siswa pada saat memberikan penjelasan materi karena guru hanya ceramah dan melihat buku saat menjelaskan materi, guru masih belum bisa mengondisikan kelas ketika mengerjakan lembar kerja kelompok siswa ramai dan banyak siswa yang tidak ikut berdiskusi dikarenakan terlalu banyaknya siswa dalam satu kelompok, dan saat menyimpulkan pembelajaran guru kurang maksimal disebabkan karena waktu sudah habis sehingga guru menyimpukan dengan singkat.

b) Hasil observasi aktivitas siswa

Observasi juga dilakukan pada aktivitas siswa selam pembelajaran. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa siklus I:

Tabel 4.2

Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

NO Kegiatan Skor penilaian Keterangan

4 3 2 1


(70)

salam dari guru dan berdoa bersama serta merespon guru

dari guru dan berdoa bersama serta merespon guru dengan kurang bersemangat

2 Siswa merespon

apersepsi / motivasi yang diberikan oleh guru

Siswa kurang merespon

apersepsi / motivasi yang diberikan oleh guru

3 Siswa memperhatikan

saat tujuan

pembelajaran disampaikan

Siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran

4 Siswa memberikan

jawaban atas

pertanyaan yang diberikan oleh guru

Siswa memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan bersemangat 5 Siswa memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru

Siswa memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh guru tapi kurang antusias

6 Siswa mengikuti

instruksi guru tentang langkah-langkah dalam pembelajaran.

Siswa mengikuti instruksi

guru tentang langkah-langkah dalam

pembelajaran tetapi kurang antusias.

7 Siswa merespon

refleksi guru

Siswa kurang merespon

refleksi guru


(71)

kesimpulan dari pembelajaran

kesimpulan dari pembelajaran

9 Siswa berdoa bersama Siswa berdoa bersama

dengan bersemangat

10 Siswa menjawab

salam dari guru

Siswa menjawab salam

dari guru dengan bersemangat

Jumlah 27

Nilai Akhir 67,5

Dari tabel diatas dapat dihitung nilai yang didapat dengan menggunakan rumus:

Nilai Perolehan Akhir

= 67,5

Nilai akhir diperoleh pada saat observasi aktfitas siswa yaitu 67,5.

Hal tersebut kurang, karena skor minimal yang ditentukan adalah ≥75,

sehingga peneliti bermaksud memperbaikinya di siklus berikutnya. Ada beberapa kegiatan siswa yang dirasa kurang maksimal, yaitu siswa kurang merespon apersepsi dan siswa masih ramai, siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran disebabkan guru tidak manyampaikan tujuan pembelajaran, siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, ketika mengerjakan lembar kerja kelompok banyak siswa yang tidak ikut berdiskusi dikarenakan terlalu


(1)

86

Berdasarkan pembahasan diatas, maka strategi true or false dapat meningkatkan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro.

Tabel 4.7

Peningkatan hasil perolehan

No Aspek Siklus I Siklus II Peningkatan

1

Observasi aktivitas guru

72,5 85 12,5

2

Observasi aktivitas siswa

67,5 82,5 15

3 Rata-rata siswa 73,59 86,47 12,88%


(2)

87 BAB V PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan uraian pembahasan dalam penelitian tindakan kelas tentang penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro, peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yakni sebgai berikut:

1. Penerapan strategi true or false dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu membuat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan materi, memberikan pernyataan-pernyataan kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah dan ditempel ke dalam lembar kerja tang sudah disediakan. Dalam penerapannya mengalami peningkatan dengan dibuktikan dari hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas siswa. Nilai akhir dalam observasi aktivitas guru mencapai 72,5 (tinggi) pada siklus I meningkat menjadi 85 (sangat tinggi) pada siklus II. Sedangkan prosentasi keberhasilan dalam observasi aktivitas siswa mencapai 67,5 (tinggi) pada siklus I meningkat menjadi 82,5 (sangat tinggi) pada siklus II.


(3)

88

2. Adanya peningkatan pemahaman pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna. Hal ini dpat diketahui pada siklus I terdapat 9 siswa siswa yang tuntas dalam belajar, untuk prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai 56,25%. Dirasa terdapat beberapa kekuarang pada siklus I, sehigga peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II prosentase kutuntasan belajar siswa mengalami peningkatan mencapai 81,25%, hal ini ditunjukan dari 16 siswa terdapat 14 siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan 2 siswa yang tidak tuntas.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro, terdapat bebrapa saran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro, yaitu:

1. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru dapat menggunakan metode, strategi dan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan KI, KD, indikator yang akan dicapai siwa, sehingga siswa akan lebih tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran.

2. Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menjadikan pembelajaran dengan strategi true or false sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk mningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa.


(4)

3. Diharapka kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa.


(5)

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

Aqib. Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Burhanudin, Tamyiz. 2010. Akhlak Pesantren KH. Hasyim Asy’ari. Yogyakarta: ITTAQA Press.

Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (Standar Kompetensi), (Jakarta: Departemen Pendiidkan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. Dkk. 2002. Strategi Beelajar Menngajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

K, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kementrian Agama RI. 2014. Aqidah Akhlak: Buku Siswa. Jakarta: Kementrian

Agama RI.

Latif. Zaky Mubarok. Dkk. 2001. Akidah Islam. Jogjakarta: UII Pres Jogjakarta. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan-Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munawwir. Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.

Surabaya: Pustaka Progressif.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi dan Lulusan dan Strandar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bhasa Arab di Madrasah.

Purwanto. Ngalim. 2014. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Silberman. Melvin L. 2011. Active learning. Bandung: Nusa Media

Siswanto. Tatag Yuli Eko. 2008. Mengajar dan Meneliti Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Unesa University Press. Sudiyono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparman, M. Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Usman, Moh. Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Muhadharah Diniyah terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Hidayatut Thalibin II Bogor

8 57 131

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA KELAS X SMA.

0 3 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD Penerapan Strategi Pembelajaran True or False Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa K

0 2 18

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran True or False Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 7 Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 6

PENERAPAN STRATEGI TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER ENERGI PANAS MATA PELAJARAN IPA KELAS II-B MI DARUN NAJAH SIDOARJO.

0 0 101

Penerapan strategi daftar terfokus untuk meningkatkan pemahaman materi indahnya kalimat thayyibah assalamu'alaikum pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Badrussalam Surabaya.

2 44 104

Penerapan Media Pop-up dan Wayang-wayangan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kisah Tsa’labah MI Nurul Huda 1 Kepatihan Gresik.

1 2 120

Peningkatan kemampuan menghafal mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan materi lembaga pemerintahan pusat Siswa Kelas IV melalui permainan Lottery Word MI Muhammadiyah 21 Bojonegoro.

0 0 84

Penerapan Metode Take and Give untuk Meningkatkan Pemahaman pada Materi Asmaul Husna Kelas II di MI Darul Ulum Tambak Rejo

0 0 14

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL DRILL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI ASMAUL HUSNA

0 0 15