Perancangan Kereta Kompartemen Yang Ergonomis Pada Kereta Api Eksekutif (Studi Kasus Di PT.Kereta Api, Bandung).

(1)

ABSTRAK

Biasanya perjalanan dengan menggunakan kereta api membutuhkan waktu yang lama, sehingga dibutuhkan kenyamanan dan privacy. Pada alat transportasi kereta api, sarana yang dapat membuat penumpang merasa nyaman saat perjalanan yaitu adanya sarana tempat tidur yang dapat digunakan untuk tidur pada saat perjalanan, sehingga penumpang kereta api tidak pegal, tidak kesemutan, dan dapat berbaring saat dalam perjalanan. Sedangkan untuk melindungi privacy penumpang kereta api, maka dirancang kereta api jenis kompartemen.

Penelitian ini dilakukan oleh penulis di PT. Kereta api (Persero), Bandung. Pada penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis baik secara langsung maupun wawancara pada pihak persero, dapat diketahui bahwa dibutuhkan kereta api jenis kompartemen yang dapat mendukung privacy penumpang. Maka berdasarkan permintaan dari pihak PT. Kereta api, penulis merancang kereta kompartemen dan sarana fisiknya, agar privacy penumpang di dalam kereta lebih terjaga dan kenyamanan penumpang meningkat.

Data yang dikumpulkan yaitu, data umum perusahaan; data fasilitas fisik yang meliputi: dimensi badan kereta, jendela, pintu masuk, dan pintu penghubung; dan data lingkungan fisik yang meliputi: temperatur, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan warna. Data hasil pengukuran lingkungan fisik temperatur dan kelembaban dicari titik terendah dan tertingginya untuk di analisa dengan menggunakan diagram temperatur dan kelembaban; sedangkan untuk lingkungan fisik pencahayaan dan kebisingan diolah dengan menggunakan grafik, kemudian data yang ada dianalisa dan digunakan sebagai bandingan untuk lingkungan fisik hasil rancangan. Perancangan ini memperhatikan ukuran sarana pada kereta kompartemen, kelengkapan sarana yang dibutuhkan, dan lingkungan fisiknya. Penulis juga merancang tata letak pada kereta kompartemen.

Kereta kompartemen yang dirancang memiliki sarana tempat tidur, meja, pintu, lampu, lampu baca, springker, smoke detector, lubang AC, tombol pelayan, dan tempat sampah. Tempat tidur yang dirancang untuk kereta kompartemen ada tiga alternatif (konsep ‘tingkat fix’, konsep ‘adjustable’, dan konsep ‘tingkat geser’), meja dengan 3 alternatif (konsep meja untuk dua orang yang dapat ditarik keluar dan dimasukkan apabila tidak digunakan, konsep lipat, dan konsep meja untuk satu orang yang dapat ditarik keluar dan dimasukkan apabila tidak digunakan), dan pintu dengan 3 alternatif yang dirancang dengan konsep geser.

Dari alternatif sarana yang ada dirancang tata letak untuk kereta kompartemennya, dimana dari beberapa alternatif sarana tersebut didapat 22 (dua puluh dua) alternatif tata letak pada kompartemen. Dari beberapa alternatif tata letak kompartemen yang ada dengan metode concept scoring dipilih tata letak kompartemen alternatif 19. Tata letak kompartemen alternatif yang terpilih, memiliki keunggulan lebih lengkap, efisiensi tempatnya tinggi, orangnya dapat bergerak dengan leluasa pada saat akan menggunakan sarana yang ada, kapasitas kompartemennya sesuai dengan yang diinginkan PT. Kereta api. Dengan demikian perancangan kereta kompartemen yang penulis rancang dapat membuat

privacy penumpang lebih terjaga dan kenyamanan penumpang meningkat.


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI...iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR ISTILAH ...xx

DAFTAR LAMPIRAN...xxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...1 - 1 1.2 Identifikasi Masalah ...1 - 2 1.3 Batasan dan Asumsi ...1 - 3 1.3.1 Batasan...1 - 3 1.3.2 Asumsi ...1 - 4 1.4 Perumusan Masalah ...1 - 4 1.5 Tujuan Penelitian ...1 - 5 1.6 Sistematika Penulisan ...1 - 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi...2 - 1 2.1.1 Pengertian ergonomi ...2 - 1 2.1.2 Tujuan ergonomi...2 - 1 2.1.3 Kelompok penyelidikan ergonomi...2 - 2 2.1.4 Bagian-bagian ergonomi...2 - 2 2.2 Anthropometri ...2 - 3 2.2.1 Pengertian anthropometri...2 - 3 2.2.2 Bagian anthropometri ...2 - 3 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Anthropometri ...2 - 4 2.2.4 Prinsip perancangan dengan data anthropometri ...2 - 5


(3)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

2.2.5 Data anthropometri pada buku Eko Nurmianto ...2 - 5 2.2.5.1Pendekatan...2 - 5 2.2.5.2Pedoman pengukuran ...2 - 6 2.3 Persentil...2 - 9 2.4 Lingkungan Kerja...2 - 9 2.4.1 Pencahayaan ...2 - 9 2.4.2 Temperatur...2 - 10 2.4.3 Kelembaban ...2 - 11 2.4.4 Kebisingan ...2 - 11 2.4.5 Warna...2 - 12 2.5 Perancangan ...2 - 12 2.5.1 Pengertian teknik perancangan ...2 - 12 2.5.2 Karakteristik Perancangan ...2 - 13 2.5.3 Prosedur Perancangan...2 - 13 2.5.4 Analisis perancangan ...2 - 14 2.6 Identifikasi kebutuhan konsumen...2 - 14 2.7 Metode pengumpulan data kebutuhan konsumen ...2 - 15 2.8 Analisis Penilaian Konsep (Concept Scoring) ...2 - 16 2.9 Diagram fishbone ...2 - 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ...3 - 1 3.2 Penjelasan Flowchart Metodologi Penelitian ...3 - 4 3.2.1 Study Pendahuluan ...3 - 4

3.2.2 Identifikasi Masalah...3 - 4 3.2.3 Study Literatur...3 - 4

3.2.4 Batasan Masalah ...3 - 5 3.2.5 Perumusan Masalah ...3 - 6 3.2.6 Tujuan Penelitian ...3 - 6 3.2.7 Pengumpulan Data ...3 - 7 3.2.8 Pengolahan Data dan Analisis ...3 - 7


(4)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

3.2.9 Perancangan ...3 - 7 3.2.10 Analisis Perancangan ...3 - 7 3.2.11 Kesimpulan dan Saran ...3 - 8 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1Data umum PT. Kereta api (Persero) ...4 - 1 4.1.1 Sejarah perusahaan ...4 - 1 4.1.2 Struktur organisasi ...4 - 3 4.2 Data fasilitas fisik Kereta ...4 - 4 4.3 Data lingkungan fisik ...4 - 17

4.3.1 Temperatur ...4 - 17 4.3.2 Kelembaban ...4 - 18 4.3.3 Pencahayaan...4 - 19 4.3.4 Kebisingan ...4 - 20 4.3.5 Warna...4 - 20 4.4Data hasil wawancara...4 - 21 4.4.1 Mengenai Kereta...4 - 21 4.4.2 Mengenai Tempat Duduk ...4 - 21 4.4.3 Mengenai Lingkungan Fisik ...4 - 21 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1Pengolahan Data Lingkungan Fisik Kereta...5 - 1 5.1.1 Temperatur ...5 - 1 5.1.2 Kelembaban ...5 - 2 5.1.3 Pencahayaan...5 - 3 5.1.4 Kebisingan ...5 - 4 5.1.5 Warna...5 - 4 5.2 Analisis...5 - 5 5.2.1 Analisis kereta...5 - 5 5.2.2 Analisis jendela pada kereta ...5 - 6 5.2.2.1Analisis jendela tetap (fix) pada kereta...5 - 6 5.2.2.2Analisis jendela kecil buka pada kereta ...5 - 6


(5)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

5.2.3 Analisis pintu pada kereta...5 - 7 5.2.3.1Analisis pintu masuk pada kereta ...5 - 7 5.2.3.2Analisis pintu penghubung pada kereta...5 - 8 5.2.4 Analisis lingkungan fisik ...5 - 9 5.2.4.1Temperatur dan Kelembaban ...5 - 9 5.2.4.2Pencahayaan ...5 - 10 5.2.4.3Kebisingan...5 - 11 5.2.4.4Warna ...5 - 12 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Perancangan ...6 - 1 6.1.1 Data Anthropometri ...6 - 1 6.1.1.1Data anthropometri lebar lorong ...6 - 1 6.1.1.2 Data anthropometri tempat tidur ...6 - 3 6.1.1.2.1 Tempat tidur pada kompartemen alternatif 1 ...6 - 3 6.1.1.2.2 Tempat tidur pada kompartemen alternatif 2 ...6 - 10 6.1.1.2.3 Tempat tidur pada kompartemen alternatif 3 ...6 - 14 6.1.1.3Data anthropometri meja ...6 - 17 6.1.1.3.1 Meja pada kompartemen alternatif 1 ...6 - 17 6.1.1.3.2 Meja pada kompartemen alternatif 2 ...6 - 19 6.1.1.3.3 Meja Pada kompartemen alternatif 3 ...6 - 21 6.1.1.4Data anthropometri pintu...6 - 23 6.1.1.4.1 Pintu pada kompartemen alternatif 1 ...6 - 23 6.1.1.4.2 Pintu pada kompartemen alternatif 2 ...6 - 25 6.1.1.4.3 Pintu pada kompartemen alternatif 3 ...6 - 27 6.1.2 Alternatif Rancangan ...6 - 29 6.1.2.1 Alternatif rancangan lebar lorong pada kereta ...6 - 29 6.1.2.2 Alternatif rancangan tempat tidur pada kompartemen ...6 - 30 6.1.2.2.1 Alternatif 1 ...6 - 30 6.1.2.2.2 Alternatif 2 ...6 - 37 6.1.2.2.3 Alternatif 3 ...6 - 43


(6)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

6.1.2.3Alternatif rancangan meja ...6 - 49 6.1.2.3.1 Alternatif 1 ...6 - 49 6.1.2.3.2 Alternatif 2 ...6 - 54 6.1.2.3.3 Alternatif 3 ...6 - 57 6.1.2.4Rancangan pintu ...6 - 63 6.1.2.4.1 Alternatif 1 ...6 - 63 6.1.2.4.2 Alternatif 2 ...6 - 67 6.1.2.4.3 Alternatif 3 ...6 - 71 6.1.3 Alternatif tata letak kompartemen ...6 - 75 6.1.3.1Alternatif ruangan 1 ...6 - 75 6.1.3.1.1 Alternatif tata letak 1 ...6 - 76 6.1.3.1.2 Alternatif tata letak 2 ...6 - 77 6.1.3.1.3 Alternatif tata letak 3 ...6 - 78 6.1.3.1.4 Alternatif tata letak 4 ...6 - 79 6.1.3.1.5 Alternatif tata letak 5 ...6 - 80 6.1.3.1.6 Alternatif tata letak 6 ...6 - 81 6.1.3.1.7 Alternatif tata letak 7 ...6 - 82 6.1.3.1.8 Alternatif tata letak 8 ...6 - 83 6.1.3.1.9 Alternatif tata letak 9 ...6 - 84 6.1.3.2Alternatif ruangan 2 ...6 - 85 6.1.3.2.1 Alternatif tata letak 10 ...6 - 86 6.1.3.2.2 Alternatif tata letak 11 ...6 - 87 6.1.3.2.3 Alternatif tata letak 12 ...6 - 88 6.1.3.2.4 Alternatif tata letak 13 ...6 - 89 6.1.3.2.5 Alternatif tata letak 14 ...6 - 90 6.1.3.3Alternatif ruangan 3 ...6 - 91 6.1.3.3.1 Alternatif tata letak 15 ...6 - 92 6.1.3.3.2 Alternatif tata letak 16 ...6 - 93 6.1.3.3.3 Alternatif tata letak 17 ...6 - 94 6.1.3.3.4 Alternatif tata letak 18 ...6 - 95


(7)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

6.1.3.3.5 Alternatif tata letak 19 ...6 - 96 6.1.3.3.6 Alternatif tata letak 20 ...6 - 97 6.1.3.3.7 Alternatif tata letak 21 ...6 - 98 6.1.3.3.8 Alternatif tata letak 22 ...6 - 99 6.1.4 Tata Letak Kompartemen Terpilih ...6 - 100

6.1.4.1 Concept scoring tata letak kompartemen ...6 - 100

6.1.4.2Kompartemen terpilih ...6 - 109 6.1.4.2.1 Penampang lampu kompartemen ...6 - 109 6.1.4.2.2 Layout kompatemen terpilih ...6 - 109 6.1.5 Data Kecelakaan pada Kompartemen...6 - 110 6.1.5.1Data kecelakaan yang berpotensi terjadi ...6 - 110 6.1.5.2 Diagram fishbone ...6 - 111 6.1.5.2.1 Luka terkena batu...6 - 111 6.1.5.2.2 Resiko kebakaran...6 - 112 6.1.5.2.3 Resiko luka terjatuh ...6 - 112 6.1.5.2.4 Resiko luka terjatuh dari tempat tidur...6 - 113 6.1.5.2.5 Resiko terkurung di dalam kompartemen ..6 - 113 6.1.5.2.6 Sesak nafas...6 - 114 6.1.5.3Pencegahan kecelakaan ...6 - 114 6.1.5.3.1 Luka terkena batu...6 - 114 6.1.5.3.2 Resiko kebakaran ...6 - 115 6.1.5.3.3 Resiko luka terjatuh ...6 - 116 6.1.5.3.4 Resiko luka terjatuh dari tempat tidur...6 - 116 6.1.5.3.5 Resiko terkurung di dalam kompartemen ..6 - 117 6.1.5.3.6 Sesak nafas...6 - 117 6.1.5.3.7 Penanggulangan kecelakaan ...6 - 117 6.2 Analisis alternatif tata letak kompartemen...6 - 119 6.2.1 Alternatif 1 ...6 - 121 6.2.2 Alternatif 2 ...6 - 123 6.2.3 Alternatif 3 ...6 - 124


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

6.2.4 Alternatif 4 ...6 - 127 6.2.5 Alternatif 5 ...6 - 128 6.2.6 Alternatif 6 ...6 - 130 6.2.7 Alternatif 7 ...6 - 132 6.2.8 Alternatif 8 ...6 - 134 6.2.9 Alternatif 9 ...6 - 136 6.2.10 Alternatif 10 ...6 - 138 6.2.11 Alternatif 11 ...6 - 140 6.2.12 Alternatif 12 ...6 - 142 6.2.13 Alternatif 13 ...6 - 144 6.2.14 Alternatif 14 ...6 - 145 6.2.15 Alternatif 15 ...6 - 147 6.2.16 Alternatif 16 ...6 - 149 6.2.17 Alternatif 17 ...6 - 150 6.2.18 Alternatif 18 ...6 - 152 6.2.19 Alternatif 19 ...6 - 153 6.2.20 Alternatif 20 ...6 - 155 6.2.21 Alternatif 21 ...6 - 156 6.2.22 Alternatif 22 ...6 - 158 6.2.23 Analisis tata letak kompartemen terpilih ...6 - 159 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ...7 - 1 7.2 Saran...7 – 3

DAFTAR PUSTAKA ...xxii

LAMPIRAN...xxiii

KOMENTAR DOSEN PENGUJI ...xxvii

DATA PENULIS ...xxviii


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel untuk analisis penilaian konsep 2 - 17

4.1 Spesifikasi badan kereta 4 - 6

4.2 Spesifikasi jendela besar fix pada kereta 4 - 9

4.3 Spesifikasi jendela kecil buka pada kereta 4 - 11

4.4 Spesifikasi pintu masuk pada kereta 4 - 13

4.5 Spesifikasi pintu penghubung pada kereta 4 - 15

4.6 Tabel temperatur di kereta 4 - 17

4.7 Tabel kelembaban di kereta 4 - 18

4.8 Tabel pencahayaan di kereta 4 - 19

4.9 Tabel kebisingan di kereta 4 - 20

5.1 Tabel temperatur rata-rata di kereta 5 - 1

5.2 Tabel kelembaban rata-rata di kereta 5 - 2

5.3 Tabel pencahayaan rata-rata di kereta 5 - 3

5.4 Tabel kebisingan rata-rata di kereta 5 - 4

6.1 Tabel data anthropometri lebar lorong pada kereta 6 - 1

6.2 Tabel data anthropometri tempat tidur pada kompartemen alternatif 1 6 - 7 6.3 Tabel data anthropometri tempat tidur pada kompartemen alternatif 2 6 - 12 6.4 Tabel data anthropometri tempat tidur pada kompartemen alternatif 3 6 - 16 6.5 Tabel data anthropometri meja pada kompartemen alternatif 1 6 - 18 6.6 Tabel data anthropometri meja pada kompartemen alternatif 2 6 - 20 6.7 Tabel data anthropometri meja pada kompartemen alternatif 3 6 - 22 6.8 Tabel data anthropometri pintu pada kompartemen alternatif 1 6 - 24 6.9 Tabel data anthropometri pintu pada kompartemen alternatif 2 6 - 26 6.10 Tabel data anthropometri pintu pada kompartemen alternatif 3 6 - 28

6.11 Spesifikasi lebar lorong pada kereta 6 - 29

6.12 Spesifikasi tempat tidur pada kompartemen alternatif 1 6 - 32

6.13 Spesifikasi tempat tidur pada kompartemen alternatif 2 6 - 39

6.14 Spesifikasi tempat tidur pada kompartemen alternatif 3 6 - 45

6.15 Spesifikasi meja pada kompartemen alternatif 1 6 - 51

6.16 Spesifikasi meja pada kompartemen alternatif 2 6 - 55

6.17 Spesifikasi meja pada kompartemen alternatif 3 6 - 59

6.18 Spesifikasi pintu pada kompartemen alternatif 1 6 - 66

6.19 Spesifikasi pintu pada kompartemen alternatif 2 6 - 70

6.20 Spesifikasi pintu pada kompartemen alternatif 3 6 - 74

6.21 Tabel prioritas variabel tata letak kompartemen pada kereta 6 – 101 6.22 Tabel prioritas tata letak kompartemen alternatif ruangan 1 6 - 103


(10)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

Tabel Judul Halaman

6.23 Tabel prioritas tata letak kompartemen alternatif ruangan 2 6 - 105 6.24 Tabel prioritas tata letak kompartemen alternatif ruangan 3 6 - 106

6.25 Tabel prioritas tata letak kompartemen terpilih 6 - 108

6.26

Tabel spesifikasi masing-masing alternatif tata letak kompartemen

ruangan 1 6 - 119

6.27

Tabel spesifikasi masing-masing alternatif tata letak kompartemen

ruangan 2 6 - 119

6.28

Tabel spesifikasi masing-masing alternatif tata letak kompartemen

ruangan 3 6 - 120


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Gambar bagian kereta yang dirancang 1 - 3

3.1 Flowchart metodologi penelitian 3 - 1

4.1 Struktur organisasi PT. Kereta api 4 - 3

4.2 Foto badan kereta 4 - 5

4.3 Gambar badan kereta tampak depan 4 - 6

4.4 Gambar badan kereta tampak samping 4 - 7

4.5 Gambar badan kereta tampak atas 4 - 7

4.6 Foto jendela kereta dilengkapi tirai 4 - 8

4.7 Gambar jendela besar fix pada kereta 4 - 10

4.8 Gambar jendela kecil buka pada kereta 4 - 12

4.9 Gambar pintu masuk pada kereta 4 - 14

4.10 Gambar pintu penghubung pada kereta 4 - 16

4.11 Gambar titik tengah lampu pada kereta 4 - 17

5.1 Gambar diagram temperatur dan kelembaban 5 - 9

5.2 Gambar grafik pencahayaan 5 - 10

5.3 Gambar grafik kebisingan 5 - 11

6.1 Gambar lebar lorong pada kereta 6 - 2

6.2 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 1, untuk sisi kiri

6 - 30 6.3 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 1, untuk

sisi kanan

6 - 31 6.4 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kiri, tampak depan

6 - 33 6.5 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kiri, tampak samping

6 - 34 6.6 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kiri, tampak atas

6 - 34 6.7 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kanan, tampak depan

6 - 35 6.8 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kanan, tampak samping

6 - 36 6.9 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 1

untuk sisi kanan, tampak atas

6 - 36 6.10 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 2, untuk

sisi kiri

6 - 37 6.11 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 2, untuk

sisi kanan

6 - 38 6.12 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2

untuk sisi kiri, tampak depan

6 - 40


(12)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.13 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2 untuk sisi kiri, tampak samping

6 - 40 6.14 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2

untuk sisi kiri, tampak atas

6 - 41 6.15 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2

untuk sisi kanan, tampak depan

6 - 41 6.16 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2

untuk sisi kanan, tampak samping

6 - 42 6.17 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 2

untuk sisi kanan, tampak atas

6 - 42 6.18 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 3, untuk

sisi kiri

6 - 43 6.19 Gambar tempat tidur pada kompartemen alternatif 3, untuk

sisi kanan

6 - 44 6.20 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kiri, tampak depan

6 - 45 6.21 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kiri, tampak samping

6 - 46 6.22 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kiri, tampak atas

6 - 46 6.23 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kanan, tampak depan

6 - 47 6.24 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kanan, tampak samping

6 - 47 6.25 Gambar teknik tempat tidur pada kompartemen alternatif 3

untuk sisi kanan, tampak atas

6 - 48 6.26 Gambar meja pada kompartemen alternatif 1 saat tidak

digunakan

6 - 49 6.27 Gambar meja pada kompartemen alternatif 1 saat

digunakan

6 - 50 6.28 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak depan saat tidak digunakan

6 - 51 6.29 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak depan saat digunakan

6 - 52 6.30 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak samping saat tidak digunakan

6 - 52 6.31 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak samping saat digunakan

6 - 53 6.32 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak atas saat tidak digunakan

6 - 53 6.33 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 1

tampak atas saat digunakan

6 - 53

6.34 Gambar meja pada kompartemen alternatif 2 6 - 54


(13)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.35 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 2 tampak depan

6 - 56 6.36 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 2

tampak samping

6 - 56 6.37 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 2

tampak atas

6 - 56 6.38 Gambar meja pada kompartemen alternatif 3 saat tidak

digunakan

6 - 57 6.39 Gambar meja pada kompartemen alternatif 3 saat

digunakan

6 - 58 6.40 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak depan saat tidak digunakan

6 - 60 6.41 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak depan saat digunakan

6 - 60 6.42 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak samping saat tidak digunakan

6 - 61 6.43 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak samping saat digunakan

6 - 61 6.44 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak atas saat tidak digunakan

6 - 62 6.45 Gambar teknik meja pada kompartemen alternatif 3

tampak atas saat digunakan

6 - 62

6.46 Gambar pintu pada kompartemen alternatif 1 6 - 63

6.47 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 1 tampak depan

6 - 64 6.48 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 1

tampak samping

6 - 65 6.49 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 1

tampak atas

6 - 65

6.50 Gambar pintu pada kompartemen alternatif 2 6 - 67

6.51 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 2 tampak depan

6 - 68 6.52 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 2

tampak samping

6 - 69 6.53 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 2

tampak atas

6 - 69

6.54 Gambar pintu pada kompartemen alternatif 3 6 - 71

6.55 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 3 tampak depan

6 - 72 6.56 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 3

tampak samping

6 - 73 6.57 Gambar teknik pintu pada kompartemen alternatif 3

tampak atas

6 - 73 xviii


(14)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.58 Gambar luas ruangan kompartemen pada kereta alternatif 1 6 - 75 6.59 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 1 6 - 76 6.60 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 2 6 - 77 6.61 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 3 6 - 78 6.62 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 4 6 - 79 6.63 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 5 6 - 80 6.64 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 6 6 - 81 6.65 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 7 6 - 82 6.66 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 8 6 - 83 6.67 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 9 6 - 84 6.68 Gambar luas ruangan kompartemen pada kereta alternatif 2 6 - 85 6.69 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 10 6 - 86 6.70 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 11 6 - 87 6.71 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 12 6 - 88 6.72 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 13 6 - 89 6.73 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 14 6 - 90 6.74 Gambar luas ruangan kompartemen pada kereta alternatif 3 6 - 91 6.75 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 15 6 - 92 6.76 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 16 6 - 93 6.77 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 17 6 - 94 6.78 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 18 6 - 95 6.79 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 19 6 - 96 6.80 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 20 6 - 97 6.81 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 21 6 - 98 6.82 Gambar tata letak kompartmen pada kereta alternatif 22 6 - 99

6.83 Gambar penampang lampu kompartemen 6 - 109

6.84 Gambar layout kompartemen terpilih 6 - 109

6.85 Diagram fishbone untuk kecelakaan luka terkena batu 6 - 111

6.86 Diagram fishbone untuk kecelakaan kebakaran 6 - 112

6.87 Diagram fishbone untuk kecelakaan luka terjatuh 6 - 112

6.88 Diagram fishbone untuk kecelakaan luka terjatuh dari tempat

tidur

6 - 113 6.89 Diagram fishbone untuk kecelakaan pintu tidak dapat dibuka 6 - 113

6.90 Diagram fishbone untuk kecelakaan sesak nafas 6 - 114


(15)

DAFTAR ISTILAH

Istilah Arti

Gerbong

Kata gerbong pada laporan ini ditulis kereta, karena menurut PT. Kereta api kata gerbong digunakan untuk kereta yang mengangkut barang, sedangkan gerbong penumpang disebut kereta. Dimana berarti kereta merupakan bagian dari kereta api.


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Gambar-gambar dan data-data antropometri

masyarakat Indonesia (sumber gambar dan data dari buku ergonomi : konsep dasar dan aplikasinya, karya Eko Nurminato).

L1 - 1 2 Standard lingkungan fisik yang digunakan (sumber

dari buku “Handbook of Ergonomic and Human

Factors Tables”, karya Weimer, Jon.

L2-1

3 Data alat pertolongan pertama pada kecelakaan

(sumber dari SNI-19-3994-1995). L3-1

4 Surat ijin pengamatan di PT. Kereta Api (PERSERO) L4-1

5 Data anthropometri yang digunakan untuk

perancangan kursi panjang (sarana fisik tambahan). L5-1


(17)

LAMPIRAN 1


(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

LAMPIRAN 2


(25)

(26)

(27)

(28)

LAMPIRAN 3


(29)

(30)

(31)

(32)

LAMPIRAN 4


(33)

(34)

(35)

(36)

LAMPIRAN 5


(37)

Tabel data anthropometri kursi pada alternatif 7, alternatif 8, dan alternatif 9

Data antropometri Kelonggaran

Data antropometri yang

disesuaikan/ Persentil Besarnya

Jenis kelonggaran

Besarnya kelonggaran

Dimensi awal

Dimensi yang digunakan

No. Bagian produk Patokan

Data acuan lain (mm) (mm) (mm) (mm)

Minimum Lebar pangul Maksimum 392 Pakaian 20 412

1 Panjang kursi

kotak Maksimum Panjang ruangan kompartemen - 1834 - - 1834 800

Minimum 1/2 Panjang popliteal Minimum 586 - - 293

2 Lebar kursi kotak

Maksimum Panjang popliteal Minimum 586 - - 586 405

Minimum Tinggi popliteal Minimum 337 hak sepatu 25 362

3 Tinggi kursi


(38)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Sri Indahwati

NRP : 0323126

Judul Tugas Akhir : Perancangan Kereta Kompartemen yang Ergonomis pada Kereta Api Eksekutif (Studi Kasus di PT. Kereta Api,

Bandung) Komentar-komentar Dosen Penguji : 1. Halaman di cek kembali.


(39)

DATA PENULIS

Nama : Sri Indahwati

Alamat di Bandung : Jl. Sukakarya III No. 14, Bandung

Alamat asal : Jl. Hayam wuruk No. 175, Pekalongan

No. Telepon di Bandung : (022) 92041408

No. Telepon Asal : (0285) 422118, (0285) 421866

No. Handphone : 0856 210 8788

Alamat email : ccuru_milk@yahoo.com

Pendidikan : SMU Santo Bernardus, Pekalongan

Jurusan Teknik Industri UK Maranatha

Nilai Tugas Akhir : A

Tanggal USTA : 07 Agustus 2007


(40)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebanyakan orang pernah melakukan perjalanan untuk pergi keluar kota. Seseorang yang melakukan perjalanan keluar kota biasanya akan memilih alat transportasi yang dapat membuatnya menjadi lebih nyaman dan lebih privacy. Apalagi untuk orang yang usianya sudah lanjut, sangat dibutuhkan kenyamanan dalam perjalanan, meskipun perjalanan tidak jauh juga akan memperhatikan hal yang sama yaitu alat transportasi yang nyaman dan lebih privacy dalam perjalanan.

Alat transportasi jalur darat bermacam-macam, antara lain: motor roda dua, mobil, dan kereta api. Alat transportasi motor roda dua biasanya digunakan hanya pada jarak dekat, sedangkan mobil dapat digunakan untuk jarak jauh tetapi dengan adanya jumlah mobil yang semakin bertambah menimbulkan terjadinya kemacetan. Alat transportasi kereta api adalah salah satu alat transportasi yang paling umum digunakan dan paling praktis, karena dengan menggunakan kereta api dapat mencapai tujuan tanpa mengalami kemacetan dan dapat sampai tujuan dengan tepat waktu.

Kereta api yang merupakan salah satu alat transportasi di Indonesia belum memikirkan ke-privacy-an penumpang, hal ini terlihat dari penyusunan tempat duduk. Dalam satu kereta terdiri dari beberapa tempat duduk untuk penumpang tanpa adanya pemisah ataupun sekat yang dapat membuat penumpang merasa lebih nyaman dan lebih dilindungi privacy-nya. Kereta api yang ada sekarang meskipun kereta api jenis eksekutif tetap saja antara penumpang yang satu dengan yang lain masih kurang privacy sehingga sering kali penumpang merasa kurang nyaman.

Dari hasil penelitian pendahuluan yang penulis lakukan melalui wawancara dengan PT. Kereta api dan tinjauan langsung, dapat disimpulkan bahwa penumpang kereta api juga membutuhkan kenyamanan, ke-privacy-an dan


(41)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 2

juga kebebasan. Sebagai contoh seperti yang ada pada sebuah rubrik di internet yang menuliskan tentang pengalaman seseorang penumpang yang merasa sangat terganggu saat naik kereta api. Penumpang tersebut merasa terganggu karena ada beberapa pedagang yang keluar masuk ke dalam kereta saat kereta api sedang berhenti, dengan ditambah pengamen yang bernyanyi tanpa melihat bahwa penumpang sedang beristirahat, hal ini sangat menggangu padahal kereta api yang ditumpangi merupakan kereta eksekutif.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis kepada PT. Kereta api yang berperan sebagai produsen satu-satunya sarana perhubungan darat melalui kereta api, merencanakan ingin mengadakan kereta api jenis kompartemen. Maka PT. Kereta api meminta penulis untuk merancang kereta kompartemen yang ergonomis sehingga dapat membuat penumpang yang akan melakukan perjalanan merasa nyaman dan dilindungi privacy-nya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis kepada PT. Kereta api yang berperan sebagai produsen satu-satunya sarana perhubungan darat melalui kereta api, dapat diketahui bahwa dibutuhkan kereta api jenis kompartemen yang dapat mendukung privacy penumpang, dengan dilengkapi tempat tidur dan cukup leluasa. Juga perlu diperhatikan lingkungan fisiknya, yang meliputi : temperatur, kelembaban, kebisingan, pencahayaan, dan warna.

Maka perlu dilakukan perancangan kereta kompartemen yang ergonomis pada kereta api, dimana dalam melakukan perancangan kereta kompartemen yang ergonomis perlu diperhatikan ukuran yang ergonomis, kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan, dan lingkungan fisiknya.


(42)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 3

1.3 Batasan dan Asumsi 1.3.1 Batasan

Pembatasan ini dimaksudkan agar penulis dapat lebih terarah dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini dan tidak menyimpang dari ruang lingkup yang telah ditentukan. Pembatasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Data anthropometri diambil dari buku: Nurmianto, Eko,;”Konsep Dasar

Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia 2003.

2. Standard lingkungan fisik yang digunakan diambil dari buku: Weimer, Jon,;“Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, P T R Prentice Hall.

3. Kereta yang dirancang : kereta api jenis eksekutif. 4. Persentil minimum yang digunakan yaitu 5 %. 5. Persentil rata-rata yang digunakan yaitu 50 %. 6. Persentil maksimum yang digunakan yaitu 95%.

7. Fasilitas fisik yang dirancang meliputi : tempat tidur, meja, dan pintu masuk kompartemen.

8. Perancangan yang dilakukan tidak merubah badan kereta, yang meliputi :

lavatory, pintu masuk kereta, dan pintu penghubung.

9. Kereta yang dirancang hanya ruang penumpang (bagian yang diarsir dari gambar dibawah ini).

Gambar 1.1 Gambar bagian kereta yang dirancang 10.Tingkat ketelitian yang digunakan 10 %.


(43)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 4

11.Penelitian lingkungan fisik dilakukan selama 3 (tiga) hari, yaitu pada pagi, siang, dan malam hari. Hal ini karena keterbatasan waktu dan biaya untuk melakukan pengukuran.

12.Lingkungan fisik yang diteliti meliputi : temperatur, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan warna.

13.Perancangan tidak memperhitungkan biaya produksi.

14.Tinggi hak sepatu yang digunakan sebesar 25 mm (diambil dari buku: Nurmianto, Eko,;”Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia 2003)

1.3.2 Asumsi

Adapun asumsi yang digunakan pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Data anthropometri yang diambil dari buku : Nurmianto, Eko,;”Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia 2003, mewakili dimensi tubuh orang Indonesia.

2. Hasil pengukuran lingkungan fisik yang diperoleh, dapat mewakili lingkungan fisik kereta secara keseluruhan.

3. Dimensi koper : 400 mm x 200 mm x 500 mm.

4. Jarak langit-langit kereta dengan kepala minimal 100 mm. 5. Diameter piring : 230 mm.

6. Diameter gelas : 80 mm.

7. Diameter roda kaki tempat tidur : 50 mm.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Bagaimana rancangan sarana fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis, yang meliputi : tempat tidur, meja, dan pintu masuk kompartemen?


(44)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 5

2. Bagaimana rancangan tata letak sarana fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis?

3. Bagaimana lingkungan fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang telah dirancang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penerapan tujuan ini untuk memberikan arahan mengenai masalah apa yang akan dipecahkan dan apa yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :

1 Membuat perancangan sarana fisik untuk kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis.

2 Membuat perancangan tata letak sarana fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis.

3 Mengusulkan mengenai lingkungan fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika untuk penulisan Laporan Tugas Akhir ini, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, yang dapat digunakan sebagai kerangkan berpikir selama penelitian dan menjadi dasar pemecahan masalah yang nanti akan ditemui pada saat pengolahan dan analisis data.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian.


(45)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang didapat dari perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Data-data yang diambil meliputi data umum perusahaan, data dimensi kereta pada kereta api, lingkungan fisik, dan data sarana fisik yang lain.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab berisi pengolahan data lingkungan fisik. Bab ini juga berisikan analisis terhadap hasil pengolahan dan data sekarang.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Pada bab perancangan penulis merancang kereta kompartemen yang ergonomis, dimana ukuran dimensinya didapat dari data antropometri yang diambil dari buku : Nurmianto, Eko,;”Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia 2003. Bab ini juga berisikan analisis hasil rancangan yang ada.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang dapat berguna bagi pihak PT. Kereta api (Persero).


(46)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan beberapa perancangan kompartemen, maka dipilih satu alternatif perancangan yang paling memenuhi variabel pengujian. Dari perancangan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan, antara lain:

1. Rancangan sarana fisik yang ergonomis untuk kereta kompartemen yaitu dengan menggunakan data anthropometri yang sesuai untuk ukuran sarana fisiknya, dimana data anthropometri tersebut didapat dari buku karangan Eko Numianto (2003), yang berjudul Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Data anthropometri tersebut mewakili data anthropometri masyarakat Indonesia. Sarana fisik pada kereta kompartemen meliputi: tempat tidur, meja, dan pintu masuk kompartemen. Maka penulis merancang sarana atau fasilitas yang ada di dalam kompartemen yaitu tempat tidur yang dibuat tingkat dua, meja yang dapat digunakan untuk makan dan meletakkan makanan maupun minuman dan dapat dilipat apabila tidak digunakan, tempat sampah tertutup yang dapat digunakan untuk membuang sampah bekas plastik makanan maupun sampah lain. Smoke detector yang dapat digunakan untuk mendeteksi apabila ada kebakaran dan springker yang dapat mengeluarkan air apabila di dalam kompartemen terdeteksi adanya kebakaran, pemadam kebakaran, dan tombol dimmer untuk Air Conditioning (AC) dan lampu baca maupun lampu ruangan Pintu yang dilengkapi dengan handle dari dalam, yang tidak menggunakan kunci tetapi hanya bulatan yang apabila diputar akan mengunci pintu, dan jendela tetap.

2. Perancangan tata letak sarana fisik pada kereta kompartemen dibuat sebanyak 22 alternatif Layout, dimana dalam setiap alternatif diperhitungkan tingkat ergonomisnya. Dengan concept scoring terpilih alternatif 19 yang paling baik berdasarkan variabel yang ada.


(47)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 2

Luas kompartemen alternatif 19 sebesar 2.320 mm x 922 mm, dengan penempatan sarana fisik sebagai berikut :

a. Tempat tidur dipasang di depan jendela, tempat tidur ini dilengkapi dengan safety belt yang dapat diatur kelonggarannya. Meskipun tempat tidur yang ada tingkat, orang yang akan menggunakan tempat tidur tingkat dua tidak akan terbentur oleh atap kompartemen. Tinggi tempat tidur alternatif 1 sebesar 1.550 mm sedangkan tinggi kompartemen terendah 2.110 mm, yang tertinggi 2.510 mm. Maka masih ada jarak antara atap kompartemen dengan tempat tidur tingkat dua sebesar 960 mm. Tinggi orang duduk tegak sebesar 919 mm, dimana berarti orang yang akan menggunakan tempat tidur tingkat dua tidak akan terbentur oleh atap kompartemen. Konstruksi pemasangan tempat tidur tingkat duanya dipasang pada dinding kompartemen yang terbuat dari baja dengan ketebalan 20 mm.

b. Meja diletakkan di samping tempat tidur agar memudahkan

penumpang pada saat akan menggunakan meja, baik pada saat makan maupun meletakkan makanan. Meja yang ada dapat digunakan untuk satu orang.

c. Smoke detector dipasang di tengah ruangan, dimana alarmnya

dipasang di lorong kereta api.

d. Springker dipasang di tengah ruangan, agar apabila terjadi kebakaran

maka air dari springker dapat menyiram api di kompartemen tersebut. e. Pemadam kebakaran yang dipasang di dekat pintu.

f. Lampu yang ada dipasang di tengah ruangan dengan pencahayaannya dipantulkan ke dinding atas kompartemen agar tidak terlalu silau karena kompartemen lebih diutamakan untuk tidur atau bersitirahat. g. Lubang Air Conditioning (AC) tidak dipasang tepat di atas tempat tidur

agar angin yang keluar dari lubang tersebut tidak mengenai langsung penumpang.


(48)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 3

h. Lampu baca yang ada diletakkan di samping tempat tidur agar penumpang yang ingin membaca dapat menggunakannya pada saat di dalam kereta kompartemen.

3. Lingkungan fisik kompartemen, yaitu :

a. Temperatur ruangan dan kelembaban, tiap kompartemen dilengkapi dengan lubang Air Conditioning (AC) dimana angin yang keluar dari lubang itu dapat diatur dengan tombol dimmer yang ada.

b. Pencahayaan, lampu ruangan yang digunakan yaitu sebuah lampu 20 watt yang dapat diatur intensitas cahayanya dengan tombol dimmer, sesuai dengan kebutuhan penumpang. Lampu dipasang di tengah ruangan dengan pencahayaannya dipantulkan ke dinding atas kompartemen agar tidak terlalu silau karena kompartemen lebih diutamakan untuk tidur atau bersitirahat. Lampu baca yang digunakan yaitu lampu pijar 10 watt, yang dapat diatur intensitas cahayanya dengan tombol dimmer, sesuai dengan kebutuhan penumpang.

c. Kebisingan, untuk mengurangi tingkat kebisingan di dalam

kompartemen, maka digunakan baja dengan ketebalan 20 mm untuk mengurangi suara bising dari luar kereta.

d. Warna, yang digunakan untuk dinding broken white, karpet biru muda, tirai berwarna biru muda, dan tempat tidur biru. Warna-warna tersebut mengarah pada kebersihan dan merupakan warna netral maka dapat menenangkan.

7.2 Saran

1. Sebaiknya pihak PT. Kereta api merealisasikan hasil rancangan kompartemen yang penulis rancang, sehingga penumpang saat melakukan perjalanan dengan kereta api privacy lebih terjaga.

2. Sebaiknya pihak PT. Kereta api mempertimbangkan tata letak yang penulis sarankan, untuk meningkatkan kenyamanan penumpang pada saat melakukan perjalanan dengan kereta api.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Diktat-diktat APK dan Ergonomi.

2. Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK dan Ergonomi I, 2004. 3. Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK dan Ergonomi II, 2005. 4. Modul Praktikum APK dan Ergonomi, 2005.

5. Nurmianto, Eko. “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi

Pertama”, Penerbit Guna Widya. Surabaya, 2003.

6. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, dan John H. Tjakraatmadja.

”Teknik Tata Cara Kerja”, Dept Teknik Industri ITB. Bandung , 1979.

7. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger. “ Product Design and Development, 2nd

Edition”, McGraw-Hill Companies, Inc. USA, 2000.

8. Weimer, Jon. “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, P T R Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey 07632, 1993.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 5

2. Bagaimana rancangan tata letak sarana fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis?

3. Bagaimana lingkungan fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang telah dirancang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penerapan tujuan ini untuk memberikan arahan mengenai masalah apa yang akan dipecahkan dan apa yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :

1 Membuat perancangan sarana fisik untuk kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis.

2 Membuat perancangan tata letak sarana fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen yang ergonomis.

3 Mengusulkan mengenai lingkungan fisik kereta pada kereta api jenis kompartemen.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika untuk penulisan Laporan Tugas Akhir ini, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, yang dapat digunakan sebagai kerangkan berpikir selama penelitian dan menjadi dasar pemecahan masalah yang nanti akan ditemui pada saat pengolahan dan analisis data.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian.


(2)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang didapat dari perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Data-data yang diambil meliputi data umum perusahaan, data dimensi kereta pada kereta api, lingkungan fisik, dan data sarana fisik yang lain.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab berisi pengolahan data lingkungan fisik. Bab ini juga berisikan analisis terhadap hasil pengolahan dan data sekarang.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Pada bab perancangan penulis merancang kereta kompartemen yang ergonomis, dimana ukuran dimensinya didapat dari data antropometri yang diambil dari buku : Nurmianto, Eko,;”Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia 2003. Bab ini juga berisikan analisis hasil rancangan yang ada.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang dapat berguna bagi pihak PT. Kereta api (Persero).


(3)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan beberapa perancangan kompartemen, maka dipilih satu alternatif perancangan yang paling memenuhi variabel pengujian. Dari perancangan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan, antara lain:

1. Rancangan sarana fisik yang ergonomis untuk kereta kompartemen yaitu dengan menggunakan data anthropometri yang sesuai untuk ukuran sarana fisiknya, dimana data anthropometri tersebut didapat dari buku karangan Eko Numianto (2003), yang berjudul Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Data anthropometri tersebut mewakili data anthropometri masyarakat Indonesia. Sarana fisik pada kereta kompartemen meliputi: tempat tidur, meja, dan pintu masuk kompartemen. Maka penulis merancang sarana atau fasilitas yang ada di dalam kompartemen yaitu tempat tidur yang dibuat tingkat dua, meja yang dapat digunakan untuk makan dan meletakkan makanan maupun minuman dan dapat dilipat apabila tidak digunakan, tempat sampah tertutup yang dapat digunakan untuk membuang sampah bekas plastik makanan maupun sampah lain. Smoke detector yang dapat digunakan untuk mendeteksi apabila ada kebakaran dan springker yang dapat mengeluarkan air apabila di dalam kompartemen terdeteksi adanya kebakaran, pemadam kebakaran, dan tombol dimmer untuk Air Conditioning (AC) dan lampu baca maupun lampu ruangan Pintu yang dilengkapi dengan handle dari dalam, yang tidak menggunakan kunci tetapi hanya bulatan yang apabila diputar akan mengunci pintu, dan jendela tetap.

2. Perancangan tata letak sarana fisik pada kereta kompartemen dibuat sebanyak 22 alternatif Layout, dimana dalam setiap alternatif diperhitungkan tingkat ergonomisnya. Dengan concept scoring terpilih alternatif 19 yang paling baik berdasarkan variabel yang ada.

7 - 1


(4)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 2

Luas kompartemen alternatif 19 sebesar 2.320 mm x 922 mm, dengan penempatan sarana fisik sebagai berikut :

a. Tempat tidur dipasang di depan jendela, tempat tidur ini dilengkapi dengan safety belt yang dapat diatur kelonggarannya. Meskipun tempat tidur yang ada tingkat, orang yang akan menggunakan tempat tidur tingkat dua tidak akan terbentur oleh atap kompartemen. Tinggi tempat tidur alternatif 1 sebesar 1.550 mm sedangkan tinggi kompartemen terendah 2.110 mm, yang tertinggi 2.510 mm. Maka masih ada jarak antara atap kompartemen dengan tempat tidur tingkat dua sebesar 960 mm. Tinggi orang duduk tegak sebesar 919 mm, dimana berarti orang yang akan menggunakan tempat tidur tingkat dua tidak akan terbentur oleh atap kompartemen. Konstruksi pemasangan tempat tidur tingkat duanya dipasang pada dinding kompartemen yang terbuat dari baja dengan ketebalan 20 mm.

b. Meja diletakkan di samping tempat tidur agar memudahkan

penumpang pada saat akan menggunakan meja, baik pada saat makan maupun meletakkan makanan. Meja yang ada dapat digunakan untuk satu orang.

c. Smoke detector dipasang di tengah ruangan, dimana alarmnya dipasang di lorong kereta api.

d. Springker dipasang di tengah ruangan, agar apabila terjadi kebakaran maka air dari springker dapat menyiram api di kompartemen tersebut. e. Pemadam kebakaran yang dipasang di dekat pintu.

f. Lampu yang ada dipasang di tengah ruangan dengan pencahayaannya dipantulkan ke dinding atas kompartemen agar tidak terlalu silau karena kompartemen lebih diutamakan untuk tidur atau bersitirahat. g. Lubang Air Conditioning (AC) tidak dipasang tepat di atas tempat tidur

agar angin yang keluar dari lubang tersebut tidak mengenai langsung penumpang.


(5)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 3

h. Lampu baca yang ada diletakkan di samping tempat tidur agar penumpang yang ingin membaca dapat menggunakannya pada saat di dalam kereta kompartemen.

3. Lingkungan fisik kompartemen, yaitu :

a. Temperatur ruangan dan kelembaban, tiap kompartemen dilengkapi dengan lubang Air Conditioning (AC) dimana angin yang keluar dari lubang itu dapat diatur dengan tombol dimmer yang ada.

b. Pencahayaan, lampu ruangan yang digunakan yaitu sebuah lampu 20 watt yang dapat diatur intensitas cahayanya dengan tombol dimmer, sesuai dengan kebutuhan penumpang. Lampu dipasang di tengah ruangan dengan pencahayaannya dipantulkan ke dinding atas kompartemen agar tidak terlalu silau karena kompartemen lebih diutamakan untuk tidur atau bersitirahat. Lampu baca yang digunakan yaitu lampu pijar 10 watt, yang dapat diatur intensitas cahayanya dengan tombol dimmer, sesuai dengan kebutuhan penumpang.

c. Kebisingan, untuk mengurangi tingkat kebisingan di dalam

kompartemen, maka digunakan baja dengan ketebalan 20 mm untuk mengurangi suara bising dari luar kereta.

d. Warna, yang digunakan untuk dinding broken white, karpet biru muda, tirai berwarna biru muda, dan tempat tidur biru. Warna-warna tersebut mengarah pada kebersihan dan merupakan warna netral maka dapat menenangkan.

7.2 Saran

1. Sebaiknya pihak PT. Kereta api merealisasikan hasil rancangan kompartemen yang penulis rancang, sehingga penumpang saat melakukan perjalanan dengan kereta api privacy lebih terjaga.

2. Sebaiknya pihak PT. Kereta api mempertimbangkan tata letak yang penulis sarankan, untuk meningkatkan kenyamanan penumpang pada saat melakukan perjalanan dengan kereta api.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Diktat-diktat APK dan Ergonomi.

2. Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK dan Ergonomi I, 2004. 3. Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK dan Ergonomi II, 2005. 4. Modul Praktikum APK dan Ergonomi, 2005.

5. Nurmianto, Eko. “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama”, Penerbit Guna Widya. Surabaya, 2003.

6. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, dan John H. Tjakraatmadja. ”Teknik Tata Cara Kerja”, Dept Teknik Industri ITB. Bandung , 1979.

7. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger. “ Product Design and Development, 2nd Edition”, McGraw-Hill Companies, Inc. USA, 2000.

8. Weimer, Jon. “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, P T R Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey 07632, 1993.

xxii