Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI semester I.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Niri, Erna Lawu 2015. “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Alur
Novel Manusia Langit Karya Jajang Agus Sonjaya untuk Siswa SMA
kelas XI Semester 1”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengkaji pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel
Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel Manusia
Langit karya Jajang Agus Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI semester 1.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode ini digunakakan untuk mendeskripsikan unsur alur dalam novel
Manusia Langit karya J.A Sonjaya dalam bentuk bahasa yang baik dan benar.
Langkah-langkah pendekatan kontekstual yang dapat digunakan dalam
menganalisis unsur alur dalam novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya terdiri

dari (1) membuat sinopsis, (2) menemukan tema, (3) mengidentifikasi unsur alur,
(4) pemodelan, (5) bertanya, (6) belajar kelompok, (7) penilaian otentik. Yang
pertama dilakukan analisis unsur alur yang terdiri dari tahap awal (paparan,
rangsangan, gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, klimaks), tahap akhir
(leraian, selesaian). Yang kedua dilakukan analisis pengaluran berdasarkan
kriteria urutan waktu, berdasarkan kriteria jumlah, berdasarkan kriteria kepadatan,
berdasarkan kriteria isi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa alur yang terdapat dalam novel
Manusia Langit karya J.A Sonjaya adalah alur sorot balik. Cerita tersebut
memiliki alur maju dan alur mundur. Pendekatan kontekstual dapat membantu
peserta didik dalam menganalisis unsur alur dalam novel Manusia Langit karya
J.A Sonjaya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP yang
dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI
semester 1. Silabus dan RPP dapat digunakan untuk mencapai Standar
Kompetensi Membaca, yaitu memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/terjemahan.

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Niri, Erna Lawu 2015. “Contextual Approach in Plot Learning on Novel
Manusia Langit Written By J.A. Sonjaya to the First Semester High
Schools Students of Class XI”. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata
Dharma University.
This research examined the implementation of contextual approach in plot
learning on the novel Manusia Langit written by J.A Sonjaya. This research was
aimed to describe contextual approach in plot learning on novel Manusia Langit
written by J.A Sonjaya to the First Semester High Schools Students of Class XI.
The method used in this research was descriptive qualitative method. This
method was used to describe the plot in the novel Manusia Langit written by J.A
Sonjaya in the form of good and correct language. The steps of contextual
approach that were used to analyze the plot of the novel Manusia Langit written

by J.A Sonjaya were: (1) making a synopsis, (2) finding the theme, (3) identifying
elements of the plot, (4) modeling, (5) questioning, (6) learning in groups, (7)
authentic assessment. Firstly, an analysis on the plot elements that consisted of
early stage (exposure, stimulus, crisis, middle stage (dispute, complicating,
climax), final stage (resolution, solution) was conducted. Secondly, an analysis on
the plotting based on the criteria of chronologically, based on the criteria of
number, based on the criteria of density, based on the criteria of contents.
The results of the research showed that the plot in the novel Manusia
Langit written by J.A Sonjaya was flash-back plot. In the story, there were
flashback and flash forward. Contextual approach could help students analyze the
elements of plot in the novel Manusia Langit written by J.A Sonjaya.
Based on the results of the research, the researcher arranged syllabus and
Lesson Plans that could be used as a reference and materials in literature learning
in Senior High Schools class XI semester 1. The syllabus and Lesson Plans could
be used to reach the Reading Competency Standard to understand various tales,
Indonesian/translated novels.

ix

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN ALUR
NOVEL MANUSIA LANGIT KARYA JAJANG AGUS SONJAYA
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER 1

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Ole h
Erna Lawu Niri
111224046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN ALUR
NOVEL MANUSIA LANGIT KARYA JAJANG AGUS SONJAYA
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER 1

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Ole h
Erna Lawu Niri
111224046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Orang tua saya, Rafael Gadjah Lay dan Sida Gena
2. Adik saya, Jibrail Gadjah Lay, Ronaldo Gadjah Lay, Meliana Gadjah Lay

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO
Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memproleh bahan pertimbangan .
(Amsal 1: 5)
Selalu Meminta Kekuatan dan Harapan Kepada Sang Pencipta Agar Sejuta
Impinmu Tercapai.

(Penulis)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 13 Juli 2015
Yang membuat pernyataan,

Erna Lawu Niri


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Erna Lawu Niri

Nomor Mahasiswa


: 111224046

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN ALUR
NOVEL MANUSIA LANGIT KARYA JAJANG AGUS SONJAYA UNTUK
SISWA SMA KELAS XI SEMESTER 1”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 13 Juli 2015
Yang menyatakan

Erna Lawu Niri

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Niri, Erna Lawu 2015. “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Alur
Novel Manusia Langit Karya Jajang Agus Sonjaya untuk Siswa SMA
kelas XI Semester 1”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengkaji pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel
Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel Manusia
Langit karya Jajang Agus Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI semester 1.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode ini digunakakan untuk mendeskripsikan unsur alur dalam novel
Manusia Langit karya J.A Sonjaya dalam bentuk bahasa yang baik dan benar.
Langkah-langkah pendekatan kontekstual yang dapat digunakan dalam
menganalisis unsur alur dalam novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya terdiri
dari (1) membuat sinopsis, (2) menemukan tema, (3) mengidentifikasi unsur alur,
(4) pemodelan, (5) bertanya, (6) belajar kelompok, (7) penilaian otentik. Yang
pertama dilakukan analisis unsur alur yang terdiri dari tahap awal (paparan,
rangsangan, gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, klimaks), tahap akhir
(leraian, selesaian). Yang kedua dilakukan analisis pengaluran berdasarkan
kriteria urutan waktu, berdasarkan kriteria jumlah, berdasarkan kriteria kepadatan,
berdasarkan kriteria isi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa alur yang terdapat dalam novel
Manusia Langit karya J.A Sonjaya adalah alur sorot balik. Cerita tersebut
memiliki alur maju dan alur mundur. Pendekatan kontekstual dapat membantu
peserta didik dalam menganalisis unsur alur dalam novel Manusia Langit karya
J.A Sonjaya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP yang
dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI
semester 1. Silabus dan RPP dapat digunakan untuk mencapai Standar
Kompetensi Membaca, yaitu memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/terjemahan.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Niri, Erna Lawu 2015. “Contextual Approach in Plot Learning on Novel
Manusia Langit Written By J.A. Sonjaya to the First Semester High
Schools Students of Class XI”. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata
Dharma University.
This research examined the implementation of contextual approach in plot
learning on the novel Manusia Langit written by J.A Sonjaya. This research was
aimed to describe contextual approach in plot learning on novel Manusia Langit
written by J.A Sonjaya to the First Semester High Schools Students of Class XI.
The method used in this research was descriptive qualitative method. This
method was used to describe the plot in the novel Manusia Langit written by J.A
Sonjaya in the form of good and correct language. The steps of contextual
approach that were used to analyze the plot of the novel Manusia Langit written
by J.A Sonjaya were: (1) making a synopsis, (2) finding the theme, (3) identifying
elements of the plot, (4) modeling, (5) questioning, (6) learning in groups, (7)
authentic assessment. Firstly, an analysis on the plot elements that consisted of
early stage (exposure, stimulus, crisis, middle stage (dispute, complicating,
climax), final stage (resolution, solution) was conducted. Secondly, an analysis on
the plotting based on the criteria of chronologically, based on the criteria of
number, based on the criteria of density, based on the criteria of contents.
The results of the research showed that the plot in the novel Manusia
Langit written by J.A Sonjaya was flash-back plot. In the story, there were
flashback and flash forward. Contextual approach could help students analyze the
elements of plot in the novel Manusia Langit written by J.A Sonjaya.
Based on the results of the research, the researcher arranged syllabus and
Lesson Plans that could be used as a reference and materials in literature learning
in Senior High Schools class XI semester 1. The syllabus and Lesson Plans could
be used to reach the Reading Competency Standard to understand various tales,
Indonesian/translated novels.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas cinta
dan kasih-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Implementasi Pendekatan Kontekstual Terhadap Pembelajaran Alur
Novel Manusia Langit Karya J.A. Sonjaya dalam Pembelajaran Sastra di SMA
Kelas Xi Semester 1. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi. Ucapan terima kasih
ini penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang memberikan semangat kepada
penulis.
4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing 1 yang selalu
memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
5. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang selalu
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini
6. Para dosen PBSI yang telah mendidik, membimbing, mendampingi
penulis selama menempuh perkuliahan.
7. Bapak Robertus Marsidiq, selaku Sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, yang telah membantu penulis dalam mengurus
administrasi.
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Seluruh karyawan dan staf Universitas Sanata Dharma
9. Kedua orang tuaku Rafael Gadjah Lay, dan Sida Gena yang selalu
memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doa kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Maye Madara yang selalu memberikan nasihat dan semangat
selama menempuh perkuliahan.
11. Adik-adikku Jibrail Gadjah Lay, Rolnaldo Gadjah Lay, Meliana Gadjah
Lay, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
12. Ardianus Tius Malo yang selalu menemani dan memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
13. Sahabatku Mey Lalong, Rambu Linda, Ani Fabi, Erna Yunita, terima
kasih untuk kebersamaan dan sudah menemani penulis selama berada di
Yogyakarta.
14. Teman-teman PBSI angkatan 2011, terima kasih untuk kebersamaan kita
selama berada di kelas PBSI.
15. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 13 Juli 2015
Penulis

Erna Lawu Niri

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

iv

M OT O . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...................................................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRACT....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................

x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................

1

A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah...........................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

6

E. Batasan Istilah.................................................................................

6

F. Sistematika Penyajian .....................................................................

8

BAB 2 LANDASAN TEORI .........................................................................

9

A. Penelitian yang Relevan..................................................................

9

B. Landasan Teori ............................................................................... 11
1. Hakikat Novel ........................................................................... 11
2. Unsur Intrinsik .......................................................................... 11
a. Hakikat Alur ........................................................................ 12
b. Struktur Alur........................................................................ 12
c. Pengaluran ........................................................................... 16
3. Pendekatan Kontekstual ............................................................. 20
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Definisi Kontekstual............................................................. 20
b. Komponen Pendekatan Kontekstual ..................................... 21
c. Langkah-Langkah Penerapan CTL dalam Kelas ................... 23
4. Pembelajaran Sastra di Jenjang SMA ......................................... 26
a. Silabus ................................................................................. 28
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 30
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ........................ 31
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 33
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................... 33
B. Metode Penelitian ........................................................................... 34
C. Sumber Data ................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 35
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 38
A. Deskripsi Data ................................................................................ 38
B. Pembahasan Pembelajaran Kontekstual .......................................... 38
1. Membuat Sinopsis novel ............................................................ 39
2. Menentukan Tema ...................................................................... 41
3. Mengidentifikasi Unsur Alur ...................................................... 42
4. Pemodelan .................................................................................. 75
5. Bertanya ..................................................................................... 79
6. Belajar Kelompok....................................................................... 80
7. Penilaian Autentik ...................................................................... 81
C. Implementasi Pembelajaran Alur Novel Manusia Langit
Karya J.A Sonjaya dalam Pembelajaran Sastra .............................. 90
1. Silabus ....................................................................................... 90
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP .................................. 93
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 109
A. Kesimpulan .................................................................................... 109
B. Implikasi......................................................................................... 111
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Saran .............................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 113
LAMPIRAN .................................................................................................. 115
BIODATA ..................................................................................................... 123

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia pada standar kompetensi membaca
novel Indonesia/terjemahan pada siswa kelas XI semester 1 merupakan salah
satu materi pembelajaran sastra yang wajib dipelajari oleh setiap peserta didik.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, materi ini termasuk dalam empat
komponen keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Peserta didik harus mampu menguasai keempat keterampilan
berbahasa tersebut karena saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.
Menikmati dan mengembangkan karya sastra Indonesia berarti kita akan
memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan berbahasa.
Pendekatan maupun metode pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak terhadap proses pembelajaran berlangsung. Pendekatan maupun metode
pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap aktivitas peserta didik di
dalam kelas. Pendekatan dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara
materi dan kegiatan atau aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini pembelajaran yang efektif tidak hanya fokus pada
hasil yang akan dicapai oleh peserta didik tetapi bagaimana caranya agar
peserta didik dapat memahami dan mendapatkan wawasan yang luas.
Karya sastra diciptakan tidak hanya untuk dibaca melainkan untuk
dinikmati oleh para peminat sastra. Dengan demikian, dalam pembelajaran
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

sastra tugas seorang guru adalah membangkitkan minat baca peserta didik dan
melatih mereka agar dapat menikmati karya sastra tersebut.
Pembelajaran sastra di jenjang SMA cukup memprihatinkan. Hal ini
dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran
di dalam kelas yaitu pendidik, peserta didik, metode maupun media
pembelajaran. Peserta didik lebih cenderung pasif ketika mendengarkan guru
yang menggunakan metode ceramah. Hal ini membuat peserta didik jenuh dan
bosan ketika mendengarkan seorang guru yang menggunakan metode
ceramah. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi kelas
yang menyenangkan dan bervariasi. Dengan demikian, pembelajaran bahasa
dan sastra, membutuhkan suatu pendekatan yang dapat menumbuhkan minat
peserta didik dalam belajar sastra. Bahasa sastra Indonesia, harus diajarkan
melalui pendekatan yang sesuai dengan fungsi bahasa. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah
pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL).
Pembelajaran kontekstual bukan merupakan suatu konsep yang baru.
Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
kontekstual yakni: konstruktivisme, (contructivism), bertanya (questioning),
inquiri

(inquiry),

masyarakat

belajar

(learning

community),

refleksi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

(reflection), pemodelan (modeling), dan penilaian otentik (authentic
assessment) (Trianto, 2009:107).
Penerapan

pendekatan

kontekstual

dalam

pembelajaran

sastra

merupakan salah satu asumsi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan
sastra pada peserta didik. Pembelajaran sastra bukan hanya memberikan
pemahaman yang berupa pengertian, melainkan peserta didik dituntut dapat
menemukan pengetahuannya sendiri. Guru harus memiliki suatu strategi
maupun pendekatan yang dapat memacu peserta didik untuk dapat berpikir
kritis dan kreatif. Dengan adanya pendekatan kontekstual ini, seorang guru
akan lebih mudah untuk mengajarkan tentang sastra khususnya karya fiksi
novel. Para guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran perlu
membekali diri dengan berbagai kemampuan atau kompetensi yang
berhubungan dengan tugasnya sebagai guru. Di antaranya, guru perlu
mengembangkan

pengetahuan

atau

kemampuan

mengenai

berbagai

pendekatan, metode, teknik, maupun strategi pembelajaran yang dapat
digunakan saat proses belajar mengajar.
Salah satu karya fiksi yang dapat diajarkan pada peserta didik adalah
karya fiksi novel. Rahmanto (1988:70) mengatakan bahwa novel seperti
halnya bentuk prosa cerita yang lain, sering memiliki srtuktur yang kompleks
dan biasanya dibangun dari unsur-unsur seperti latar, perwatakan, cerita,
teknik cerita, bahasa, dan tema. Peserta didik tidak hanya diajarkan tentang
karya fiksi puisi dan drama, melainkan mereka dapat belajar tentang novel.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Sebuah karya

4

sastra terbentuk karena ada unsur-unsur yang

membangunnya. Unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur yang
membangun teks karya sastra itu sendiri seperti, tokoh, penokohan, tema,
latar, alur, sudut pandang, maupun gaya bahasa. Adapun unsur ekstrinsik yaitu
unsur yang membangun karya sastra dari luar dan mempunyai nilai-nilai
tertentu yang terkandung dalam cerita atau karya fiksi. Nilai-nilai tersebut
antara lain: nilai agama, nilai moral, nilai social, dan nilai budaya.
Pembelajaran menganalisis unsur intrinsik novel merupakan salah satu
kompetensi dasar yang ada dalam KTSP jenjang SMA.

Dalam hal ini

pembelajaran bertujuan agar peserta didik mampu menganalisis unsur-unsur
intrinsik yang ada di dalam novel.
Peneliti memilih novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya sebagai
objek untuk diteliti dengan menggunakan pendekatan kontekstual karena
novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya ini bisa dijadikan sebagai bahan
pengajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Dalam hal ini, peneliti lebih
fokus untuk meneliti unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Manusia
Langit karya J.A Sonjaya yakni unsur alur.
Alur merupakan jalan cerita atau rangkaian peristiwa yang terjadi dari
awal sampai akhir cerita dalam sebuah karya sastra. Sudjiman (1992:30)
menyebutkan Struktur umum alur yang meliputi Awal, yang terdiri dari
paparan (exsposition), rangsangan (inciting moment), gawatan (ricing action),

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

tengah meliputi tikaian (confict), rumitan (complication) klimaks, akhir
meliputi leraian ( falling action), selesaian (denaucement). Sudjiman
(1992:31) mengatakan bahwa pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa
pembentuk cerita. Cerita diawali dengan peristiwa tertentu dan berakhir
dengan peristiwa tertentu lainnya, tanpa terikat pada urutan waktu.
Novel yang berjudul Manusia Langit karya J.A Sonjaya ini
menceritakan tentang seorang dosen arkeolog muda yang berusaha
melepaskan diri dari peradaban kampus. Ia meninggalkan dunia kampus dan
pergi ke Banuaha, sebuah kampung di pedalaman pulau Nias. Di Banuaha ia
banyak belajar tentang perbedaan dan persamaan antara dua dunia yaitu dunia
kampus di Yogyakarta dan dunia orang Banuaha di pedalaman pulau Nias.
Perbedaan dan persamaan menyangkut kehidupan, pesta, harga diri dan juga
soal wanita. Dalam novel ini, tentunya ada unsur yang membangun teks itu
sendiri yakni unsur alur.
Dengan adanya pendekatan kontekstual ini, peserta didik dapat
menganalisis unsur alur yang terdapat dalam novel Manusia langit karya J.A
Sonjaya. Hal ini akan mempermudah peserta didik dan para guru dalam
pembelajaran sastra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diteliti
adalah bagaimana pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur novel
Manusia Langit karya J.A Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI semester 1?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur
novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI semester
1.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai sastra khususnya karya fiksi
novel.
2. Menambah wawasan tentang pembelajaran alur dalam novel Manusia
Langit karya J.A Sonjaya dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
3. Membantu dan memudahkan para guru dan peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA
E. Batasan Istilah
Berikut ini akan disajikan beberapa istilah atau konsep yang
dugunakan dalam penelitian ini.
1. Novel
Rahmanto (1988:70) mengemukakan bahwa novel seperti halnya
bentuk prosa cerita yang lain, sering memiliki srtuktur yang kompleks dan
biasanya dibangun dari unsur-unsur seperti latar, perwatakan, cerita, teknik
cerita, bahasa, dan tema.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

2. Sastra
Rahmanto (1988:38) mengatakan bahwa belajar sastra pada
dasarnya adalah “belajar bahasa dalam praktek. Belajar sastra harus selalu
berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan
kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan
integrasikan.
3. Alur
Unsur yang sangat menonjol dalam sebuah karya fiksi adalah
jalannya cerita. Fiksi dimulai dengan menceritakaan suatu keadaan,
keadaan itu mengalami perkembangan dan pada akhirnya ditutup dengan
sebuah penyelesaian (Jakob Sumarjo, 1983:55).
4. Pendekatan kontekstual.
Kata contextual berasal dari contex, yang berarti “hubungan,
konteks, suasana atau keadaan”. Dengan demikian, contextual diartikan
“yang berhubungan dengan ssuasana (konteks)’. Sehingga contextual
teaching and learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran
yang berhubungan dengan suasana tertentu (Hosnan, 2014:267).
5. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
implementasi

kurikulum,

yang

mencakup

kegiatan

pembelajaran,

pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta
penilaian berbasis kelas (Mulyasa, 2008:133).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang
menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa
menerapkan pembelajaran secara terprogram (Masnur Muslich, 2007:53).
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini yang terdiri dari Bab I, Bab
II, Bab III, Bab IV dan Bab V. Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, sistematika
penyajian. Bab II Landasan Teori yang terdiri dari penelitian yang relevan,
kajiin teori. Bab III Metodologi Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan
jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, instrument penelitian. teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab
IV Pembahasan yang terdiri dari deskripsi data, pembahasan pembelajaran
kontekstual, implementasi pembelajaran alur novel Manusia Langit karya J.A
Sonjaya dalam pembelajaran sastra. Bab V Penutup yang terdiri dari
kesimpulan, implikasi, dan saran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian tentang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
alur novel Manusia Langit karya J.A Sonjaya untuk siswa SMA kelas XI
semester 1, penulis menemukan dua penelitian terdahulu yaitu Tatik Mursiyah
(2011) dan Awan Suryanto (2006). Penelitian yang dilakukan Tatik Mursiyah
berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Proses dan
Hasil Keterampilan Menulis Cerpen Bagi Siswa Kelas IX CSMP
Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian yang
dilakukan oleh Awan Suryanto (2006) berjudul “Unsur Intrinsik Novel Biola
Tak Berdawai karya Seno Gumira Serta Implementasinya dalam Pembelajaran
Sastra di SMA”.
Penelitian yang dilakukan oleh Tatik Mursiyah (2011), Jenis penelitian
yang digunakan yakni penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil dari penelitian
ini disimpulkan bahwa kualitas dan keberhasilan belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan pendekatan pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu
pendekatan pembelajaran yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan
yang dapat memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual (CTL).
Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis cerpen

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

berdasarkan peristiwa yang pernah dialami, dapat membantu keberhasilan
proses belajar mengajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Awan (2006), dengan metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti
memilih metode deskriptif untuk mengungkapkan tokoh, latar, alur, tema,
bahasa, dan amanat, serta nilai-nilai pendidikan dalam novel

Biola Tak

Berdawai karya Seno Gumira. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
unsur-unsur intrinsik novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira, serta
implementasi unsur intrinsik Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira dalam
pembelajaran sastra di SMA. Hasil dari penelitian ini disimpulkan, bahwa
unsur intrinsik sangat diperhatikan sebagai upaya membangun sebuah karya
sastra.
Dalam

hal

ini

peneliti

melakukan

penelitian

yang

berjudul

“Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran Alur Novel Manusia Langit
Karya Jajang Agus Sonjaya untuk Siswa SMA Kelas XI semester 1”.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatik
Mursiyah adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan
persamaan penelitian ini yang dilakukan oleh Awan Suryanto adalah samasama menganalisis novel dan mengkaji unsur intrinsik novel.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

B. Landasan Teori
1. Hakikat Novel
Rahmanto (1988:70) mengatakan bahwa novel seperti halnya bentuk
prosa cerita yang lain, sering memiliki srtuktur yang kompleks dan biasanya
dibangun dari unsur-unsur seperti latar, perwatakan, cerita, teknik cerita,
bahasa dan tema. Hal ini diperkuat lagi oleh Jakob Sumardjo (1983:65) bahwa
novel sering diartikan sebagai hanya bercerita tentang bagian kehidupan
seseorang saja. Seperti masa menjelang perkawinannya setelah mengalami
masa percintaan; atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami
krisis dalam jiwanya dan sebagainya.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan karya sastra yang mempunyai struktur yang membangun novel itu
sendiri dan memiliki nilai-nilai estetika yang dapat membuat para pembaca
merasakan isi dari cerita tersebut. Novel dapat dijadikan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran sastra yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ada pada silabus.
2. Unsur Intrinsik
Dalam menganalisis sebuah karya sastra, tentunya hal utama yang
harus diperhatikan oleh peneliti adalah unsur-unsur intrinsik yang membangun
dan mendukung karya sastra itu sendiri karena

karya sastra merupakan

struktur yang kompleks. Bukan berarti unsur ekstrinsik tidak diperlukan dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

sebuah karya sastra tetapi lebih ditekankan agar unsur intrinsik

12

lebih

diperhatikan. Sebuah karya sastra dapat dikatakan sebagai karya sastra yang
baik apabila memiliki unsur yang membangun atau mendukung karya sastra
itu sendiri. Dalam penelitian ini unsur intrinsik yang akan dibahas oleh
peneliti adalah unsur alur.
a. Hakikat alur
Dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dalam
urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung
cerita, yaitu alur (Panuti Sudjiman, 1987:30). Hal ini didukung oleh
pendapat Robert Stanton, (2007:27) bahwa alur merupakan rangkaian
peristiwa dalam sebuah cerita.
Unsur yang sangat menonjol dalam sebuah karya fiksi adalah
jalannya cerita. Fiksi dimulai dengan menceritakaan suatu keadaan,
keadaan itu mengalami perkembangan dan pada akhirnya ditutup dengan
sebuah penyelesaian Jakob Sumarjo (1983:55).
b. Struktur alur
Walaupun cerita rekaan berbagai ragam coraknya, ada pola-pola
tertentu yang hampir selalu terdapat di dalam

sebuah cerita rekaan.

Adapun struktur umum alur menurut Sudjiman (1992:30) sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Paparan (exposition)
Rangsangan (inciting moment)

Awal

Gawatan (rising action)

Tikaian (confict)
Tengah

Rumitan (complication)
Klimaks

Leraian (falling action)

Akhir

selesaian (denaument)
Struktur umum di atas disimpulkan dari pengamatan terhadap
cerita rekaan yang dihasilkan sejak beradab-abad yang lalu, sehingga
merupakan prinsip prinsip dasar dari penyusunan cerita rekaan Sudjiman
(1992:31). Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur alur menurut
Sudjiman (1992:30-36).
1. Awal
a. Paparan
Penyampai informasi kepada pembaca disebut paparan atau
eksposisi. Paparan biasanya merupakan fungsi utama awal suatu cerita.
Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan
keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti
kisahan selanjutnya (Sudjiman, 1992:32).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

b. Rangsangan
Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh
baru yang berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula
ditimbulkan oleh hal lain, misalnya oleh datangnya berita yang
merusak keadaan yang semula terasa laras. Tak ada patokan tentang
panjang paparan, kapan disusul oleh rangsangan dan berapa lama
sesudah itu sampai pada gawatan (Sudjiman 1992:33).
c. Gawatan
Tidak ada patokan tentang panjang paparan, kapan di susul
oleh rangsangan, dan berapa lama sesudah itu sampai pada gawatan
(Sudjiman 1992:33).
2. Tengah
a. Tikaian
Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya
dua kekuatan yang bertentangan; satu diantaranya diwakili oleh
manusia pribadi yang biasanya menjadi protagonis dalam cerita
(Sudjiman, 1992:34-35).
Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan
kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, atau
pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu (Sudjiman
1992:35).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

b. Rumitan
Perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks
cerita di sebut rumitan (Sudjiman 1992:35).
c. Klimaks
Klimaks

tercapai

apabila

rumitan

mencapai

puncak

kehebatannya. Di dalam cerita rekaan rumitan sangat penting. Tanpa
rumitan yang memadai tikaian akan lamban. Rumitan mempersiapkan
pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks (Sudjiman
1992:35).
3. Akhir
a.

Leraian
Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang
menunjukkan perkembangan ke peristiwa ke arah selesaian Sudjiman
(1992:35)..

b.

Selesaian
Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian
boleh jadi mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy
ending). Boleh boleh juga mengandung penyelesain masalah yang
menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok
masalah tetap menggantung tanpa pemecahan. Jadi, cerita sampai pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

selesaian tanpa menyelesaikan masalah, keadaan yang penuh
ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun ketidakpastian Sudjiman
(1992:36).
c. Pengaluran
Selanjutnya Sudjiman (1992:31) menerangkan bahwa pengaluran
adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita. Cerita diawali
dengan peristiwa tertentu dan berakhir dengan peristiwa tertentu lainnya,
tanpa terikat pada urutan waktu. Apakah peristiwa pertama ataukah
peristiwa selanjutnya yang mengawali cerita, di dalamnya selalu tersedia
sejumlah informasi bagi pembaca (Sudjiman, 1992:31).
Plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda
berdasarkan sudut-sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda-beda pula.
Pembedaan plot yang dikemukakan dibawah ini di dasarkan pada tinjauan
dari kriteria urutan waktu, jumlah, dan kepadatan Nurgiyantoro
(2012:159).
1. Pembedaan Plot Berdasarkan kriteria Urutan Waktu
Urutan waktu yang maksud adalah waktu terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Atau
lebih

tepatnya,

urutan

penceritaan

peristiwa-peristiwa

yang

ditampilkan. Urutan waktu dalam hal ini berkaitan dengan logika
dengan cerita (Nurgiyantoro, 2012:153). Secara teoretis kita dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

membedakan plot ke dalam dua kategori: kronologis dan tidak
kronologis. Yang pertama disebut sebagai plot lurus, maju, atau dapat
juga dinamakan progresif, sedangkan yang kedua adalah sorot-balik,
mundur, flash-back, atau dapat juga disebut sebagai regresif
Nurgiyantoro, 2012:153).
Plot lurus atau progresif merupakan plot sebuah novel yang
dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat
kronologis (peristiwa-peristiwa) yang pertama diikuti oleh (atau:
menyebabkan terjadinya) peritiwa-peristiwa yang kemudian. Atau
secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan,
pemunculan konflik), tengah (komflik meningkat, klimaks), dan akhir
(penyelesaian) (Nurgiyantoro, 2012:153-154). Plot sorot balik (flash
back) merupakan urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi
yang berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari
tahap awal (yang benar-benar merupakan awal ceriat secara logika),
melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru
kemudian tahap awal cerita dikisahkan (Nurgiyantoro, 2012:154).
Plot campuran barangkali tidak ada novel yang secara mutlak
berplot lurus kronologis atau sebaliknya sorot-balik. Secara garis besar
plot sebuah novel mungkin progresif, tetapi di dalamnya, betapapun
ka da r

kejadiannya,

sering

terdapat

adegan-adegan

sorot-balik.

Demikian pula sebaliknya. Bahkan sebenarnya, boleh dikatakan, tak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

mungkin ada sebuah cerita pun yang mutlak flash-back (Nurgiyantoro,
2012:155-156)
2. Pembedaan Plot Berdasarkan kriteria Jumlah
Berdasarkan kriteria jumlah dimaksudkan sebagai banyaknya
plot cerita yang terdapat dalam sebuah karya fiksi. Sebuah novel
mungkin hanya menampilkan satu plot, tetapi mungkin pula
mengandung lebih dari satu plot. Kemungkinan pertama adalah untuk
novel (fiksi) yang berplot tunggal, sedang yang kedua adalah yang
menampilkan sub-plot (Nurgiyantoro, 2012:157).
Plot tunggal, karya fiksi yang biasa berplot tunggal biasanya
hanya mengembangkan sebuah cerita dengan menampilkan seorang
tokoh utama protagonist yang sebagai hero. Cerita pada umumnya
hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut, lengkap dengan
permasalahan dari konflik yang dialaminya. Cerita yang demikian
mirip dengan biografi seseorang, atau bahkan memang berupa novel
biografi (Nurgiyantoro, 2012:157).
Plot sub-subplot, sebuah karya fiksi dapat saja memiliki lebih
dari satu alur cerita yang dikisahkan, atau terdapat lebih dari seorang
tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik
yang dihadapinya. Struktur plot yang demikian dalam sebuah karya
barangkali berupa adanya utama (main plot) dan plot-plot tambahan
(sub-subplot) (Nurhiyantoro, 2012:157).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

19

Pembedaan Plot Berdasarkan Kriteria Kepadatan
Berdasarkan kriteria kepadatan dapat dimaksudkan sebagai
padat atau tidaknya pengembangan dan perkembangan cerita pada
sebuah karya fiksi. Peristiwa demi peristiwa yang dikisahkan mungkin
berlangsung susul-menusyul secara tepat, tetapi mungkin juga
sebaliknya. Keadaan yang pertama digolongkan sebagai karya yang
berplot padat, rapat, sedangkan yang kedua berplot longgar, renggang
(Nurgiyantoro, 2012:159).
Plot padat merupakan cerita yang disajikan secara cepat,
peristiwa-peristiwa fungsional terjadi susul-menyusul dengan cepat,
hubungan antarperistiwa juga terjalin erat, dan pembaca seolah-olah
selalu dipaksa untuk terus menerus mengikutinya Nurhiyantoro
(2012:159). Plot longgar merupakan pergantian peristiwa demi
peristiwa

penting yang berlangsung lambat di samping hubungan

antaperistiwa tersebut pun tidaklah erat benar. Artinya antar peristiwa
penring yang satu dengan yang lain diselai oleh berbagai peristiwa
“tambahan”, atau berbagai pelukisan tertentu seperti pemyituasian latar
dan suasana, yang kesemuanya itu dapat memperlambat ketegangan
cerita Nurgiyantoro (2012:160).
4. Pembedaan Plot Berdasarkan Kriteria Isi
Kriteria isi yang dimaksudkan sebagai sesuatu, masalah,
kecenderungan masalah yang diuangkapkan dalam cerita. Jadi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

sebenarnya, ia lebih merupakan isi cerita itu sendiri secara keseluruhan
daripada sekedar urusan plot (Nurgiyantoro, 2012:162). Stevick
(dalam Nurgiyantoro, 2012:162) membedakan alur jenis ini ke dalam
tiga golongan besar, yaitu plot peruntungan (plot of fortune), plot
tokohan (plot of character), dan plot pemikiran (plot of thought). Plot
peruntungan berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib,
perutungan, yang menimpa tokoh (utama) cerita yang bersangkutan.
Plot tokohan menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh, tokoh
yang menjadi okus perhatian. Plot pemikiran mengungkapkan sesuatu
yang menjadi bahan pemikiran, keinginan, dan perasaan, berbagai
macam obsesi, dan lain-lain

yang menjadi masalah hidup dan

kehidupan manusia.
3. Pendekatan Kontekstual
a. Definisi Kontekstual
Pengajaran

dan

pembelajaran

kontekstual

a ta u

Contextual

Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu
guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi

siswa

membuat

hubungan

antara

pengetahuan

dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan tenaga kerja ( Trianto, 2009:104). Hal ini didukung juga oleh
pendapat

Hosnan

(2014:267)

bahwa

definisi

mendasar

tentang

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong

siswa

membuat

hubungan

antara

pengetahuan

yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari
konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengontruksi
sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya
sebagai anggota masyarakat.
b. Komponen Pendekatan kontekstual
Menurut Trianto (2009:111), pendekatan kontekstual memiliki
tujuh kompoen utama, yaitu konstruktivisme (contructivism), inquiri
(inquiry),

bertanya

(questioning),

masyarakat

belajar

(learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian
otentik (authentic assessment). Berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuh
komponen utama pendekatan kontekstual menurut Trianto (2009:111119). Berikut ini penjelasan komponen pendekatan kontekstual.
a) Konstruktivisme (Contructivism)
Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif
proses belajar mengajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

b) Inquiri (Inquiry)
Inquiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontesktual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasil dari menemukan sendiri.
c) Bertanya (Questioning),
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari
“bertanya”. Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama yang
berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai
kegiatan

guru

untuk

mendorong,

membimbing,

da n

menilai

kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan
bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis
inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahuinya.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep

Learning

Community

menyarankan

agar

hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
e) Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya
model. Pemodelan dapat dirancang deng