PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KOMERSIL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT IMAM BONJOL II.
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KOMERSIL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT IMAM BONJOL II
Oleh :
NI KADEK RINIWATI NIM :1306013038
Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 2 Juni 2016.
Tim Penguji : TandaTangan
1. Ketua : Dr.Made Gede Wirakusuma,SE.,Msi.,Ak ...
2. Sekretaris : Komang Ayu Krisnadewi,SE.,M.Si.,Ak ...
Mengetahui,
Ketua Program Pembimbing
Drs. Komang Ardana, MM. Dr.Made Gede Wirakusuma,SE., M.Si., Ak. NIP. 195608211982031003 NIP. 198005262003122002
(3)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang HyangWidhiWasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul“Prosedur Pemberian Kredit Komersil Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II”.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. BapakDr. INyoman Mahaendra Yasa,SE.,M.S.i., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S,.selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM. Selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita sUdayana.
4. Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si.Ak selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini.
5. Ibu Komang Ayu Krisnadewi SE.,M.Si.,Ak. selaku Pembimbing Akademik selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
(4)
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Ibu Ni Made Widiartini selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II yang telah memberikan penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
8. Seluruh staff karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II yang telah mendampingi serta memberikan pengarahan pada saat kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
9. Keluarga tercinta dan teman - teman yang telah memberikan doa dan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir Studi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis.Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, Mei 2016
(5)
Judul : Prosedur Pemberian Kredit Komersil pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II Nama : Ni Kadek Riniwati
Nim : 1306013038
ABSTRAK
Salah satu peran Bank Rakyat Indonesia memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran kredit. Untuk menjamin adanya kesehatan dalam pemberian kredit, maka dilakukan serangkaian prosedur dalam pemberian kredit. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, masih terdapat kredit bermasalah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosedur pemberian kredit komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II.
Dalam penelitian yang dilakukan, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif komparatif.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II terdiri dari tahapan permohonan kredit, persetujuan kredit, perjanjian kredit, dan pencairan kredit. Formulir atau dokumen yang digunakan adalah formulir permohonan kupedes, dokumen syarat, laporan hasil kunjungan, formulir putusan pencairan kupedes usaha, surat pengakuan hutang, surat keterangan menjual agunan, dan kwitansi pencairan pinjaman. Bagian – bagian yang terlibat dalam pemberian kredit adalah kepala unit, mantri komersil, deskman, dan teller. Komparasi antara teori dan praktik telah memadai dan sesuai dengan prosedur yang ada, namun terdapat perbedaan dari isi nama dokumen seperti, akta pendirian perusahaan dan daftar penghasilan perseorangan. Komparasi antara teori dan praktik prosedur pemberian kredit komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun terdapat perbedaan dari jenis nama dokumen yang digunakan seperti akta pendirian perusahaan dan daftar penghasilan bagi perseorangan.
(6)
DAFTAR ISI
Isi Halaman
JUDUL ……….. i
HALAMAN PENGESAHAN ………. ii
KATA PENGANTAR ………. iii
ABSTRAK... v
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ……….. 1
1.2 TujuandanKegunaanPenelitian.………... 2
1.3 SistematikaPenulisan ………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori………... 7
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 18
BAB III PENUTUP 3.1 Lokasi Penelitian……….. . 19
3.2 Obyek Penelitian ………...………. 19
3.3 Jenis dan Sumber Data... 19
3.4 Metode Pengumpulan Data... 21
3.5 Teknik Analisis Data... 22
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II... 23
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 47
5.2 Saran... 47 DAFTAR RUJUKAN
(7)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
(8)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
4.1 StrukturOrganisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Imam Bonjol II... 27 4.2 Gambaran Alur (Flowchart) Prosedur Pemberian Kredit
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kredit Usaha Pedesaan Komersil yang bermasalah. Lampiran 2 : Kredit Usaha Rakyat yang bermasalah.
Lampiran 3 : Kredit Golongan Berpenghasilan Tetap yang bermasalah. Lampiran4 : Surat Keterangan Pengajuan Pinjaman/ Formulir Permohonan
Kupedes
Lampiran5 : Laporan Hasil Kunjungan
Lampiran 6 : Formulir Putusan Pencairan Kupedes Usaha Lampiran 7 : Surat Pengakuan Hutang
Lampiran 8 : Surat Keterangan Menjual Agunan Lampiran 9 : Kwitansi Pencairan Pinjaman
(10)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Peningkatan kualitas hidup masayarakat diantaranya dapat diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai sektor kegiatan perekonomian. Dari berbagai jenis usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, modal usaha diperlukan untuk mendukung jalannya usaha tersebut. Sarana yang mempunyai peran penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat mempunyai peran yang strategis dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Menurut Undang - Undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia lembaga keuangan bank berperan sebagai agen pembangunan, yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat melalui pemberian pinjaman kredit kepada para pengusaha untuk memperluas usahanya.
(11)
2
Dalam kondisi perekonomian yang semakin sulit ini, kata kredit bukanlah hal yang asing bagi masyarakat. Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua pihak. Bank dapat membantu para pengusaha untuk memajukan usahanya dengan cara memberikan kredit kepada para pengusaha mikro.
Pemberian pinjaman kredit merupakan cara bank dalam menyalurkan dana kepada nasabah dengan melakukan penelitian layak atau tidaknya seorang debitur diberikan pinjaman kredit. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya kredit yang bermasalah atau (Non Performing Loan) atas kredit yang diberikan. Menurut Kasmir (2008:68), kredit bermasalah adalah kredit yang pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai dengan persyaratan – persyaratan atau ketentuan – ketentuan yang ditetapkan pemberi kredit serta mempunyai resiko dalam penerimaan pendapatan dan bahkan mungkin punya potensi untuk mendatangkan kerugian terhadap bank sebagai kreditur.
Salah satu bank yang menyalurkan kredit adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II, yang terus menerus berusaha meningkatkan mutu kualitas kredit. Adapun jenis kredit yang ditawarkan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Imam Bonjol II yaitu Kupedes (kredit usaha pedesaan). Sektor yang dibiayai Kupedes, antara lain sektor perdagangan, pertanian, perindustrian, golongan berpenghasilan tetap, dan jasa lainnya. Kupedes dibagi menjadi tiga jenis kredit yaitu Kupedes Komersil, KUR (Kredit Usaha Rakyat), dan Kredit Golongan Berpenghasilan Tetap (GBT).
(12)
3
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Imam Bonjol II dituntut untuk serius dalam memeperhatikan calon – calon nasabahnya sehingga dapat menutup kemungkinan adanya Non Performing Loan. Diantara ketiga kredit tersebut, Kupedes Komersil merupakan kredit yang paling tinggi angka persentasenya mengalami Non Performing Loan. Meskipun prosedur dalam pemberian kredit usaha pedesaan komersil sudah ditetapkan oleh pihak Bank BRI, namun didalam pelaksanaannya kredit yang diberikan mengalami masalah. Diantaranya ketidak tepatan waktu dalam pembayaran pokok dan pembayaran bunga pinjaman oleh nasabah
Tabel 1.1
JUMLAH ANGKA PERSENTASE KREDIT USAHA PEDESAAN YANG BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK. UNIT IMAM BONJOL II TAHUN 2011 – 2015
Tahun Kupedes K.U.R Kupedes GBT Kupedes Komersil
2011 0,77 % 0,15 % 0,18 %
2012 0,77 % 0,16 % 0,81 %
2013 0,72 % 0,10 % 1,04 %
2014 0,64 % 0,02 % 1,15 %
2015 0,62 % 0,04 % 1,60 %
Sumber : Lampiran 1,2,3.
Dijelaskan bahwa pada tabel 1.1 bahwa kredit usaha pedesaan komersil yang bermasalah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 setiap tahunnya mengalami kenaikan Non Perfoming Loan yang paling tinggi dibandingkan Kupedes KUR dan Kupedes GBT . Ini menunjukkan bahwa kurang berhati-hatinya dan telitinya pihak bagian kredit komersil dalam menganalisis pemberian kredit kepada nasabah, sehinnga dapat merugikan pihak bank dari segi materialnya.
(13)
4
Berdasarkan latar belakang yang dihadapi oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Imam Bonjol II diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan “Prosedur Pemberian Kredit Usaha Pedesaan Komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Imam Bonjol II”
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Imam Bonjol II.
1.3 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak – pihak yang berkepentingan yaitu :
a) Bagi Mahasiswa
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai prosedur pemberian Kredit Komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II.
b) Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Imam Bonjol II penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi bagi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero Tbk.Unit Imam Bonjol II).
(14)
5 1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian pada tugas akhir ini dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi dan susunan penelitian. Penjabaran sistematika penulisan dari masing – masing bab adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Pada Bab ini memuat tentang teori prosedur, definisi bank, definisi kredit, dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan metode penelitian dari tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini membahas sejarah umum Bank BRI, struktur organisasi dan tugas atau tanggung jawab di Bank BRI Unit Imam Bonjol II, serta pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini memuat tentang simpulan dari hasil analisis yang diperoleh melalui pembahasan masalah pada bab sebelumnya, sehingga berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dapat disampaikan saran – saran dan masukan bagi bahan pertimbangan yang dapat berguna
(15)
6
untuk pengembangan dan pengambilan keputusan bagi perusahaan dimasa yang akan datang.
(16)
(17)
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 LandasanTeori 2.1.1 PengertianProsedur
Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Maryati (2008:43), menyatakan bahwa prosedur adalah serangkaian tahapan dan langkah – langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Prosedur dapat ditampilkan dalam bentuk bagan atau diagram antara lain :
a) Bagan aliran kerja atau proses yang menunjukkan secara rinci langkah – langkah dalam suatu proses pekerjaan.
b) Bagan gerak yang menggambarkan gerakan pekerjaan dalam suatu ruangan. c) Bagan arus yang menggambarkan aliran atau arus kegiatan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan urutan yang tepat dari tahapan – tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya. Prosedur mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas, keputusan, langkah, perhitungan, dan proses yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan.
(18)
8 2.1.2 Definisi Bank
Pada hakekatnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan mengingat bank berperan sebagai agen pembangunan ekonomi suatu negara. Menurut Undang - Undang No.10 tahun 1998 Tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Fungsi bank disini dalam bentuk sebagai perantara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Fungsi sebagai perantara tersebut dapat menjadi wajar jika bank memperoleh dukungan pemerintah dalam bentuk deregulasi dalam pengelolaan masyarakat.
Menurut Santoso (2009:21), wujud dari fungsi bank sebagai perantara menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat tercermin melalui produk jasa yang dihasilkan, yaitu :
a) Menerima titipan pengiriman uang bank dalam maupun luar negeri. b) Menghimpun dana melalui giro, tabungan, dan deposito.
c) Melaksanakan jasa pengamanan barang berharga. d) Menyalurkan dana melalui pemberian kredit.
e) Menjembatani kesenjangan waktu, terutama dalam transaksi valuta asing dan lalu lintas devisa.
(19)
9
Dari sini dapat disimpulkan bahwa manfaat dari jasa perbankan sebagai perantara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat antara lain :
a) Untuk menunjang prosedur transaksi harian bisnis sehingga dapat memudahkan proses penerimaan dan pengeluaran pembayaran transaksi. b) Sebagai tempat investasi dengan harapan dapat memperoleh hasil bunga
dari investasi tersebut.
c) Untuk tujuan keamanan penyimpanan uang.
d) Membantu pengusaha mikro yang sedang membutuhkan modal untuk memperluas usahanya.
2.1.3 Definisi Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2008:68), kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.Rivai dan Veithzal (2007:4), menyatakan bahwakredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
Dari pengertian kredit diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemberian kredit terdapat kesepakatan dalam melunasi utang dan bunga dalam jangka waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak. Selain itu dari proses pemberian kredit tersebut telah didasarkan pada suatu perjanjian yang harus dipatuhi oleh kreditur dan nasabah. Diharapkan dalam pemberian kredit ini
(20)
10
diantara kedua belah pihak merasa saling diuntungkan dan mematuhi kewajiban yang telah disepakati bersama.
2.1.4 Unsur – Unsur Kredit
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit. Menurut Kasmir (2008:74) bahwa unsur – unsur yang terkandung dalam pemeberian fasilitas kredit meliputi :
1. Kepercayaan
Kepercayaan artinya suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar – benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana direalisasikan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. 2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan, didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing. Jangka WaktuSetiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
(21)
11
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit, semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.
5. Balas jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan suatu bank.
2.1.5 Tujuan dan Fungsi Kredit a) Tujuan Kredit
Menurut Kasmir (2008:95), tujuan dan fungsi dalam pemberian kredit yaitu :
(22)
12 1. Mencari keuntungan
Mencari keuntungan dalam hal ini yaitu dengan memberikan kredit kepada nasabah, maka pihak bank akan mendapatkan bunga sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bank.
2. Membantu usaha nasabah
Dengan memberikan kredit kepada nasabah yang sedang memerlukan dana untuk memperluas usahanya, baik berupa kredit investasi maupun kredit modal kerja yang diberikan oleh pihak bank. Dengan pinjaman kredit tersebut diharapkan bisa membantu pihak debitur dalam mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada para pengusaha, maka semakin baik, mengingat bank sebagai agen pembangunan ekonomi melalui kredit yang diberikan kepada nasabah terutama pengusaha mikro.
b) Fungsi Kredit
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Para pengusaha menikmati kredit dari bank untuk memperluas atau memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk memulai usaha baru. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
(23)
13
2. Untuk meningkatkan peredaran atau lalu lintas uang
Kredit yang disalurkan via – via rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya. Melalui kredit peredaran uang kartal dan uang giral akan menjadi berkembang karena kredit menciptakan pertambahan uang yang beredar dimasyarakat.
3. Meningkatkan utility (daya guna) barang
Kredit yang diberikan oleh pihak bank dapat digunakan oleh debitur untuk memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga daya guna barang tersebut meningkat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat menambah peredaran dan memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah yang lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dimasyarakat menjadi bertambah.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan dimasyarakat sehingga dapat menekan arus inflasi dan kredit juga berperan sebagai pembangunan ekonomi suatu negara.
2.1.6 Jenis – Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2008:76), kredit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
(24)
14
a) Kredit Investasi yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan investasi, misalnya pembangunan pabrik, rumah, tanah dan lain – lain.
b) Kredit Modal Kerja yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan modal kerja, misalnya untuk membeli bahan baku, pembayaran gaji karyawan, dan biaya lainnya.
2. Dilihat dari segi jangka waktunya
a) Kredit jangka pendek yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun.
b) Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu paling panjang dimana jangka waktu pengembaliannya diatas tiga tahun. 3. Dilihat dari segi tujuannya
a) Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi dan investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
b) Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, misalnya untuk membeli kebutuhan pribadi seperti makanan, rumah, mobil, dan lain sebagainya.
c) Kredit perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
(25)
15 4. Dilihat dari segi jaminannya
a) Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang bergerak, barang tidak bergerak atau jaminan lainnya.
b) Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas si calon debitur.
5. Dilihat dari sektor usahanya
a) Kredit sektor pertanian yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor pertanian atau perkebunan, Misalnya untuk membeli bibit tanaman, pupuk, dan lain sebagainya.
b) Kredit sektor peternakan yaitu kredit yang disalurkan untuk sektor peternakan yang ada dimasyarakat, misalnya untuk membeli bahan bangunan dalam merenovasi kandang hewan ternak.
c) Kredit sektor industri yaitu kredit yang disalurkan untuk membiayai sektor industri kecil, menengah atau besar.
d) Kredit sektor pertambangan yaitu kredit yang disalurkan untuk membiayai sektor usaha pertambangan. Jenis usaha tambang biasanya dalam jangka waktu panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.
e) Kredit sektor pendidikan yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
(26)
16 2.1.7 Kredit Bermasalah
Setiap kredit yang diberikan oleh bank mempunyai tingkat kualitas yang berbeda – beda. Apabila kredit dibayar oleh nasabah sesuai dengan perjanjian maka kredit tersebut mempunyai kualitas yang baik.Namun pada prakteknya tidak semua kredit mempunyai kualitas yang baik,yang ditunjukkan dengan adanya penunggakan pembayaran kredit. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No : 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 kredit dapat digolongkan menjadi 5 bagian sebagai berikut :
a) Kredit lancar adalah kredit yang pembayarannya tepat waktu sehingga tidak ada tunggakan pembayaran pokok dan bunga.
b) Kredit dalam artian khusus adalah kredit yang menunjukkan adanya kelemahan pada kelayakan kredit, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari.
c) Kredit kurang lancar adalah kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari.
d) Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian seluruh pinjaman mulai diragukan, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.
e) Kredit macet adalah kredit yang terdapat tunggakan dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari.
2.1.8 Analisis Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2008:104), menjelaskan bahwa analisis kredit merupakan pekerjaan yang meliputi persiapan pekerjaan – pekerjaan dari segala
(27)
17
aspek untuk mengetahui kelayakan suatu permohonan kredit dan menyusun laporan analisis yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan kredit. Salah satu upaya untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah adalah dengan menerapakan analis berdasarkan prinsip 5C yaitu :
a) Analisis watak calon nasabah (Character)
Analisis watak bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemauan membayar kembali pinjaman dari calon nasabah.
b) Analisis kemampuan (Capacity)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan calon nasabah dalam melakukan pembayaran kembali kredit dari usaha yang akan dibiayai, mencakup aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalia, dan aspek finansial.
c) Analisis modal (Capital)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam menyediakan modal sendiri untuk mendukung pembiayaan usaha.
d) Analisis kondisi atau prospek usaha (Condition of economy)
Analisis ini bertujuan untuk menegtahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai.
e) Analisis jaminan (Collaterall)
Analisis jaminan bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai jaminan yang digunakan sebagai alat pengaman bagi bank apabila kredit yang diberikan mengalami masalah.
(28)
18
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Astuti (2009)meneliti tentang prosedur dalam pemberian kredit pada Bank BPR Pasar Klaten. Selain itu,Suryaningrat (2011) juga pernah meneliti tentang prosedur pemberian kredit tanpa agunan pada Bank Mandiri Cabang Magelang. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui prosedur pemberian kredit yang baik sehingga jumlah kredit bermasalah bisa diatasi oleh pihak bank.
Dari penelitian prosedur pemberian kredit diatas, perbedaan antara prosedur pemberian kredit pada Bank BPR Pasar Klaten, prosedur pemberian kredit tanpa agunan pada Bank Mandiri Cabang Magelang, dan prosedur pemberian kredit pada Bank Rakyat Indonesia Unit Imam Bonjol II terletak pada tujuan penelitian yang dilakukan. Pada Bank BPR pasar klaten penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian kredit yang baik dalam pemberian pinjaman kredit sehingga jumlah kredit bermasalah yang ada di Bank BPR Pasar Klaten bisa dicegah, pada Bank Mandiri Cabang Magelang penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit tanpa agunan yang baik sehingga jumlah kredit bermasalah bisa diatasi.Sedangkan Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Imam Bonjol II Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit komersil yang baik sehingga Non Performing Loan bisa dicegah.
(1)
2. Untuk meningkatkan peredaran atau lalu lintas uang
Kredit yang disalurkan via – via rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya. Melalui kredit peredaran uang kartal dan uang giral akan menjadi berkembang karena kredit menciptakan pertambahan uang yang beredar dimasyarakat.
3. Meningkatkan utility (daya guna) barang
Kredit yang diberikan oleh pihak bank dapat digunakan oleh debitur untuk memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga daya guna barang tersebut meningkat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat menambah peredaran dan memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah yang lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dimasyarakat menjadi bertambah.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan dimasyarakat sehingga dapat menekan arus inflasi dan kredit juga berperan sebagai pembangunan ekonomi suatu negara.
2.1.6 Jenis – Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2008:76), kredit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
(2)
a) Kredit Investasi yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan investasi, misalnya pembangunan pabrik, rumah, tanah dan lain – lain.
b) Kredit Modal Kerja yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan modal kerja, misalnya untuk membeli bahan baku, pembayaran gaji karyawan, dan biaya lainnya.
2. Dilihat dari segi jangka waktunya
a) Kredit jangka pendek yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun.
b) Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu paling panjang dimana jangka waktu pengembaliannya diatas tiga tahun. 3. Dilihat dari segi tujuannya
a) Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi dan investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
b) Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, misalnya untuk membeli kebutuhan pribadi seperti makanan, rumah, mobil, dan lain sebagainya.
c) Kredit perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
(3)
4. Dilihat dari segi jaminannya
a) Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang bergerak, barang tidak bergerak atau jaminan lainnya.
b) Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas si calon debitur.
5. Dilihat dari sektor usahanya
a) Kredit sektor pertanian yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor pertanian atau perkebunan, Misalnya untuk membeli bibit tanaman, pupuk, dan lain sebagainya.
b) Kredit sektor peternakan yaitu kredit yang disalurkan untuk sektor peternakan yang ada dimasyarakat, misalnya untuk membeli bahan bangunan dalam merenovasi kandang hewan ternak.
c) Kredit sektor industri yaitu kredit yang disalurkan untuk membiayai sektor industri kecil, menengah atau besar.
d) Kredit sektor pertambangan yaitu kredit yang disalurkan untuk membiayai sektor usaha pertambangan. Jenis usaha tambang biasanya dalam jangka waktu panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.
e) Kredit sektor pendidikan yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
(4)
2.1.7 Kredit Bermasalah
Setiap kredit yang diberikan oleh bank mempunyai tingkat kualitas yang berbeda – beda. Apabila kredit dibayar oleh nasabah sesuai dengan perjanjian maka kredit tersebut mempunyai kualitas yang baik.Namun pada prakteknya tidak semua kredit mempunyai kualitas yang baik,yang ditunjukkan dengan adanya penunggakan pembayaran kredit. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No : 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 kredit dapat digolongkan menjadi 5 bagian sebagai berikut :
a) Kredit lancar adalah kredit yang pembayarannya tepat waktu sehingga tidak ada tunggakan pembayaran pokok dan bunga.
b) Kredit dalam artian khusus adalah kredit yang menunjukkan adanya kelemahan pada kelayakan kredit, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari.
c) Kredit kurang lancar adalah kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari.
d) Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian seluruh pinjaman mulai diragukan, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.
e) Kredit macet adalah kredit yang terdapat tunggakan dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari.
2.1.8 Analisis Pemberian Kredit
(5)
aspek untuk mengetahui kelayakan suatu permohonan kredit dan menyusun laporan analisis yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan kredit. Salah satu upaya untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah adalah dengan menerapakan analis berdasarkan prinsip 5C yaitu :
a) Analisis watak calon nasabah (Character)
Analisis watak bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemauan membayar kembali pinjaman dari calon nasabah.
b) Analisis kemampuan (Capacity)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan calon nasabah dalam melakukan pembayaran kembali kredit dari usaha yang akan dibiayai, mencakup aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalia, dan aspek finansial.
c) Analisis modal (Capital)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam menyediakan modal sendiri untuk mendukung pembiayaan usaha.
d) Analisis kondisi atau prospek usaha (Condition of economy)
Analisis ini bertujuan untuk menegtahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai.
e) Analisis jaminan (Collaterall)
Analisis jaminan bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai jaminan yang digunakan sebagai alat pengaman bagi bank apabila kredit yang diberikan mengalami masalah.
(6)
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Astuti (2009)meneliti tentang prosedur dalam pemberian kredit pada Bank BPR Pasar Klaten. Selain itu,Suryaningrat (2011) juga pernah meneliti tentang prosedur pemberian kredit tanpa agunan pada Bank Mandiri Cabang Magelang. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui prosedur pemberian kredit yang baik sehingga jumlah kredit bermasalah bisa diatasi oleh pihak bank.
Dari penelitian prosedur pemberian kredit diatas, perbedaan antara prosedur pemberian kredit pada Bank BPR Pasar Klaten, prosedur pemberian kredit tanpa agunan pada Bank Mandiri Cabang Magelang, dan prosedur pemberian kredit pada Bank Rakyat Indonesia Unit Imam Bonjol II terletak pada tujuan penelitian yang dilakukan. Pada Bank BPR pasar klaten penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian kredit yang baik dalam pemberian pinjaman kredit sehingga jumlah kredit bermasalah yang ada di Bank BPR Pasar Klaten bisa dicegah, pada Bank Mandiri Cabang Magelang penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit tanpa agunan yang baik sehingga jumlah kredit bermasalah bisa diatasi.Sedangkan Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Imam Bonjol II Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit komersil yang baik sehingga Non Performing Loan bisa dicegah.