PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG: Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

(1)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK

KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan

Oleh GINA KANIA NIM : 1105900

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung)

oleh Gina Kania

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

©Gina Kania 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

(4)

ABSTRAK

Gina Kania (1105900), “ Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap

Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran TIK Kelas VIII di SMP Kartika XIX-2 Bandung (Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung)”.

Skripsi, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2015.

Dalam KTSP, mata pelajaran TIK merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh peserta didik. Tujuannya adalah agar siswa mengenal istilah yang digunakan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi dan istilah-istilah pada komputer yang umum digunakan serta siswa dapat memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh serta bagaimana cara mengolah informasi. Sehingga siswa dapat menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan komputer secara optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami, menganalisis, dan menerapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan bentuk pilihan ganda dan tes unjuk kerja. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster

Sampling (sampling daerah). Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa

model pembelajaran project based learning memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung, Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa model pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

Kata Kunci : Project Based Learning, Hasil Belajar Ranah Kognitif, Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.


(5)

ABSTRACT

Gina Kania (1105900), “The Effect of Project-Based Learning Model towards

Students’ Results of Cognitive Domains on TIK at Eighth Grade of Junior High

School Kartika XIX-2 Bandung (A Quasi-Experiment on TIK in class VIII at SMP Kartika XIX-2 Bandung)”.

A research paper, Department of Curriculum and Educational Technology, Faculty of Education, University of Education Indonesia, 2015.

In Taks-Based Curriculum, Information and Communication Technology

(ICT) is one of the subjects that must be mastered by students. The aim is to make

students familiar with the terms used in Information and Communication Technologies and the terms that are commonly used on computers and students can understand how and where information can be obtained and how to process the information. Therefore, students can realize the advantages and the limitations of computers, and they can use computers optimally. This study aimed

to measure the influence of the Project-Based Learning model on students’

learning outcomes in cognitive aspect of understanding, analyzing and, applying. The method used in this study was quasi-experimental method withthe research design of Pretest-Posttest Control Group Design. The instrument used in this study was a test with multiple choice and performance tests. The sampling technique used in this study was Cluster Sampling (sampling area). The Research results generally show that Project-Based Learning modelgives a significant

effect on students’ learning outcomes of cognitive domains on TIK in class VIII at

SMP Kartika XIX-2 Bandung. From the research of the data and a analys, that was obtained, so it can be concluded generaly that project based learning gives influence significanly to cognitive learning be obtained by student.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Tujuan Belajar ... 10

3. Pengertian Pembelajaran ... 11

4. Komponen Pembelajaran ... 12

5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 14

B. MODEL PEMBELAJARAN ... 16

C. MODEL PROJECT BASED LEARNING ... 17

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek ... 17

2. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ... 19

3. Komponen-komponen Pembelajaran Berbasis Proyek ... 20

D. MANFAAT MODEL PROJECT BASED LEARNING ... 21

E. KONSEP HASIL BELAJAR ... 23

1. Pengertian Hasil Belajar ... 23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24


(7)

4. Teknik Mengukur Hasil Belajar ... 27

F. MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ... 29

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 29

2. Tujuan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 30

3. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 31

G. ASUMSI DAN HIPOTESIS ... 33

1. Asumsi ... 33

2. Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36

B. Populasi Dan Sampel ... 37

C. Desain Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

1. Model Pembelajaran Project Based Learning ... 40

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Pengembangan Instrumen ... 42

1. Uji Validitas Instrumen ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 44

3. Uji Daya Pembeda Instrumen ... 46

4. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ... 47

G. Analisis Data ... 48

1. Analisis Pengkategorian Skor Aspek Hasil Belajar ... 48

2. Analisis Data Hasil Belajar ... 49

3. Uji Normalitas ... 50

4. Uji Homogenitas ... 51

5. Uji Hipotesis ... 51

H. Prosedur Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data hasil uji coba instrumen ... 54


(8)

1. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 54

2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 56

3. Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ... 57

4. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 58

B. Deskripsi Penelitian ... 59

1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Model Konvensional di Kelas Kontrol ... 59

2. Deskripsi Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas Eksperimen ... 68

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

1. Deskripsi Data Skor Pre-Test dan Post-Test ... 80

2. Gain Skor Rata-rata Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar ... 84

D. Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 86

1. Uji Normalitas ... 86

2. Uji Homogenitas ... 91

E. Pengujian Hipotesis ... 94

1. Hipotesis Umum ... 94

2. Hipotesis Khusus Pertama ... 95

3. Hipotesis Khusus Kedua ... 96

4. Hipotesis Khusus Ketiga ... 97

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 106

B. Saran ... 107


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang ( a long term

investment ) dan berdimensi sangat mulia yang akan menentukan hitam

putihnya bangsa ini pada masa yang akan datang. Tanpa pendidikan yang berorientasi jelas, terarah dan berkesinambungan maka masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan dalam arus dinamika perubahan. Pendidikan adalah pemandu peradaban suatu bangsa, semakin diperhatikan pendidikan suatu bangsa maka akan semakin beradab pula bangsa itu. Pendidikan juga merupakan proses mendidik seseorang untuk dewasa atau pendidikan adalah suatu usaha untuk memanusiakan manusia.

Pendidikan sebagai upaya sadar serta terencana yang diselenggarakan oleh pemerintah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan nasional harus dapat menjamin pemerataan dalam mendapatkan pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan dalam mendapatkan pendidikan diwujudkan kedalam program wajib belajar sembilan tahun. Salah satu jenjang pendidikan dalam program wajib belajar sembilan tahun adalah sekolah menengah pertama (SMP). Tujuan jenjang pendidikan SMP adalah meningkatkan kemampuan awal peserta didik di bidang akademis berdasarkan ketentuan kurikulum, mengembangkan kemampuan intelektual, moral dan spiritual peserta didik serta menyiapkan peserta didik dapat meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan satu dari sekian mata pelajaran yang diterapkan guna mempersiapkan generasi yang terampil khususnya dalam hal informasi serta komunikasi


(10)

untuk kebutuhan sehari-hari. Pelajaran TIK pada dasarnya tidak dipandang sebagai mata pelajaran sukar oleh siswa. Siswa tidak menjadikan mata pelajaran TIK sebagai mata pelajaran yang sulit seperti pada pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Permasalahan tersebut muncul bukan karena kompetensi dan motivasi belajar siswa yang kurang, namun faktor lingkungan belajar yang tidak mendukung yaitu kurangnya fasilitas media pembelajaran dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini, kreativitas guru TIK dalam pengelolaan pembelajaran memiliki dampak yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Menurut tinjauan guru TIK SMP Kartika XIX-2 Bandung, kesulitan siswa dalam mempelajari mata pelajaran TIK ini yaitu kesulitan dalam memahami konsep, istilah dan mengembangkan keterampilan dasar komputer. Pelajaran TIK di SMP Kartika XIX-2 Bandung sebenarnya bukan menjadi hal yang asing di kalangan pelajar. Secara keseharian siswa sering berinteraksi dengan komputer, dimana komputer merupakan media pembelajaran dari pembelajaran TIK. Pada dasarnya para siswa hanya sekedar menggunakan aplikasi hiburan yang ada di dalam komputer tersebut dan belum sepenuhnya memahami serta mempelajari komputer sebagai sumber belajar secara maksimum. Pada proses pembelajaran mata pelajaran TIK, siswa menunjukan kondisi yang kurang aktif yaitu ketika guru memberikan pertanyaan atau ketika guru meminta pendapat siswa tentang materi yang sedang dipelajari, siswa belum mampu memanfaatkan kesempatan yang guru berikan bahkan guru harus memanggil siswa atau menyebutkan salah satu nama siswa untuk mendapatkan respon dari siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut nampak terasa apabila guru secara terus menerus menggunakan metode ceramah atau metode tutorial yang domain dilakukan dalam mata pelajaran lain. Dilain hal, peserta didik mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas terasa membosankan sehingga pernyataan tersebut dapat berdampak kurang kondusifnya proses pembelajaran di kelas dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam memenuhi batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan.


(11)

Dalam KTSP, mata pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Tujuannya adalah supaya siswa memahami alat TIK secara umum yaitu komputer (computer literate) dan memahami informasi

(information literate). Artinya, siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan

pada TIK dan istilah-istilah pada komputer yang umum digunakan. Siswa dapat menyadari kelebihan dan kekurangan TIK, serta bisa menggunakan komputer lebih optimal. Di samping itu, siswa bisa memahami bagaimana dan dimana informasi bisa diperoleh serta bagaimana cara mengolah informasi.

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar di lingkungan belajar. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses penerimaan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Proses tersebut adalah proses pembelajaran mendasar bagi seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai terutama dalam memberikan pengetahuan (transfer knowledge) dan memberikan informasi (transfer information) kepada peserta didik.

Guru sebagai penyampai informasi dan fasilitator yang memberikan pengetahuan mempunyai tanggung jawab besar dalam memperbaiki kualitas pendidikan di negara ini. Guru harus memiliki alternatif model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih berpikir kritis dan logis. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut, perlu ada usaha dari seorang guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi siswa. Dalam penelitian ini digunakan model project based learning dalam proses pembelajaran.

Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru sesuai pengalaman dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan dalam permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam berinvestigasi dan memahami. Melalui PBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding


(12)

question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PBL adalah investigasi mendalam mengenai suatu topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa.

Kreatifitas dari suatu proyek bisa membantu dalam perkembangan pertumbuhan individu. Menurut hasil riset terdahulu menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan kemajuan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa memperoleh pengalaman nyata dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya Model pembelajaran berbasis proyek menjadikan proyek sebagai metode pengajaran, siswa bekerja secara nyata menghasilkan suatu produk secara realistis.

Berangkat dari permasalahan yang terjadi di atas dengan menganalisis model pembelajaran yang tepat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang lebih komprehensif tentang pengaruh Model Projek Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung pada TIK.

Analisis yang digunakan yaitu perencanaan pembelajaran peserta didik, peningkatan hasil belajar, dan aktivitas belajar peserta didik setelah menggunakan Model Project Based Learning (PBL), atau adanya komponen lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan judul “Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran TIK Kelas VIII di SMP Kartika XIX-2 Bandung”. Penelitian akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(13)

1. Pengaplikasian model project based learning dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran TIK di kelas VIII.

2. Dalam penelitian ini, hanya terfokus pada pengkajian hasil belajar siswa ranah kognitif pada aspek memahami, menganalisis, dan menerapkan.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka permasalahan secara umum dirumuskan sebagai berikut: “ apakah model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX –2 Bandung? ”

Secara lebih khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek memahami? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek menganalisis?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek menerapkan? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan umum yang ingin dicapai yaitu untuk mengukur sejauh mana pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata


(14)

pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek memahami.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek menganalisis.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung, dilihat dari ranah kognitif aspek menerapkan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna ditinjau dari aspek teoritis dan aspek praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan ilmiah dalam pendidikan, khususnya kajian tentang perkembangan dan pemanfaatan TIK, lebih spesifik pada mata pelajaran TIK di SMP. Manfaat yang diperoleh yaitu akan diketahui hasil penelitian tentang pengaruh model project based learning terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dilihat dari tiga aspek yaitu aspek memahami, aspek menerapkan dan aspek menganalisis pada mata pelajaran TIK kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Guru

Secara umum manfaat yang akan di peroleh bagi guru yaitu akan mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX – 2 Bandung dilihat dari ranah kognitif.


(15)

Sedangkan secara lebih khusus dari penelitian ini guru akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:

1) Sebagai motivasi bagi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi dalam proses pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.

2) Melalui model project based learning (PBL) dalam mata pelajaran TIK, guru dapat meningkatkan kemampuan menggunakan komputer dengan lebih baik dan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK.

3) Melalui penggunaan model PBL dalam mata pelajaran TIK, guru akan lebih aktif dalam menggunakan media komputer. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru secara keseluruhan. b. Manfaat Bagi Siswa

Manfaat dari penelitian ini yang akan diperoleh bagi siswa yaitu sebagai berikut:

1) Melatih peserta didik untuk melatih dan mengembangkan minat serta bakat yang ada pada dirinya.

2) Melatih peserta didik untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran TIK dengan menggunakan model project based learning (PBL).

3) Melalui model project based learning (PBL) pada mata pelajaran TIK, guru dapat memberikan motivasi dan fokus belajar peserta didik dalam mata pelajaran TIK.

4) Melalui penggunaan model project based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

c. Manfaat Bagi Sekolah

Secara umum dengan adanya penelitian ini maka pihak sekolah akan mengetahui pengaruh positif model PBL terhadap hasil belajar siswa kelas VIII dalam ranah kognitif.


(16)

Secara khusus dengan adanya penelitian ini maka pihak sekolah akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:

1) Dapat dijadikan masukan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan metode pembelajaran yang tepat agar sistem pembelajaran di sekolah dapat berkembang dengan optimal sehingga pembelajaran berhasil maksimal.

2) Melalui penerapan model Project Based Learning diharapkan dapat dijadikan acuan oleh sekolahuntuk penerapan model-model lainnya dalam mata pelajaran yang relevan, sehingga hasil belajar tiap mata pelajaran dapat meningkat.

d. Bagi Jurusan

Penelitian ini merupakan salah satu asset yang dimiliki jurusan untuk mengadakan perbandingan-penelitian antara penelitian dengan lapangan.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian adalah serangkaian kegiatan sistematis yang bertujuan untuk memperoleh fakta dan pengetahuan yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan dan pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, untuk memperoleh hasil penelitian digunakan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan dan masalah yang ingin dipecahkan.

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Zainal Arifin (2012: 74) menjelaskan “kuasi eksperimen bertujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.” Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari adanya pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen. Kelompok eksperimen merupakan kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini digunakan untuk membuktikan hipotesis peneliti mengenai adanya pengaruh penerapan model PBL (variabel bebas) terhadap hasil belajar siswa ranah kogmitif (variabel terikat). Sudjana dan Ibrahim (2009: 12) menjelaskan sebagai berikut:

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (Iindependen variabel) yang disebut notasi X. X adalah pariabel penyebab atau diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lainnya. Variabel terikat atau variabel respon (dependent variabel) sering disebut notasi Y, adalahvariabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.

Untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti, dapat dilihat tabel sebagai berikut:


(18)

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel Secara Khusus Variabel Bebas

Variabel Terikat

Kelas Eksperimen (X1)

Kelas Kontrol (X2) Hasil belajar aspek

memahami (Y1) X1Y1 X2Y1

Hasil belajar aspek

menganalisis (Y2) X1Y2 X2Y2

Hasil belajar aspek

menerapkan (Y3) X1Y3 X2Y3

Keterangan:

X1Y1 : Hasil belajar siswa aspek memahami menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

X1Y2 : Hasil belajar siswa aspek menganalisis menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

X1Y3 : Hasil belajar siswa aspek menerapkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

X2Y1 : Hasil belajar siswa aspek memahami menggunakan model pembelajaran konvensional.

X2Y2 : Hasil belajar siswa aspek menganalisis menggunakan model pembelajaran konvensional.

X3Y3 : Hasil belajar siswa aspek menerapkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam suatu penelitian merupakan seluruh objek yang menjadi sumber penelitian, memiliki karakteristik tertentu sebagai objek dan sasaran penelitian. Zainal Arifin (2012: 215) menjelaskan “populasi (universe) merupakan keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung semester 1 tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 4 kelas.


(19)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 31 Siswa

2 VIII B 32 Siswa

3 VIII C 31 Siswa

4 VIII D 31 Siswa

(Sumber : SMP Kartika XIX-2 Bandung)

Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan data dari populasi. Salah satu syarat dalam penarikan sampel yaitu bahwa sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Menurut Sugiono (2009: 118) “Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu”. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8A sebagai kelas kontrol dan kelas 8D sebagai kelas eksperimen.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 31 Siswa

2 VIII D 31 Siswa

(Sumber: SMP Kartika XIX-2 Bandung)

Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti menggunakan teknik

probability sampling. Sugiyono (2013:120) menjelaskan “probability

sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama untuk setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Salah satu jenis probability sampling diantaranya adalah

cluster sampling yang mengambil anggota sampel menurut sekelompok


(20)

memilih teknik ini adalah karena sampel yang diambil adalah kelompok siswa yang telah terbentuk tanpa ada campur tangan peneliti dalam menentukan kelas tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Ali (2010:275) terkait penyampelan klaster yang menjelaskan bahwa “sampel yang diambil menggunakan teknik ini biasanya merupakan kelompok yang telah ada atau telah terbentuk (kelompok intact). Tanpa ada campur tangan pelaku riset untuk mengubah kelompok itu, baik pada jumlah anggota, susunan, maupun suasana dan derajat kekompakannya”. Setelah dua kelompok dipilih, langkah selanjutnya adalah pemberian tes awal (pretest) untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal kelompok. Selanjutnya, perlakuan akan diberikan pada kedua kelompok yang menjadi subjek penelitian lalu kedua kelompok tersebut diberi tes akhir (postest).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuasi eksperimaen dengan menggunakan desain pretest-posttest control

group design. Metode ini membagi penelitian menjadi dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok dilakukan secara random atau acak dari populasi yang ada.

Adapun desain Pretes-Posttes Control Group Design digambarkan seperti berikut.

Tabel 3.4

Desain Penelitian Pretes-Posttes Control Group Design Kelompok Tes Awal

(pretest) Perlakuan

Tes Akhir (postest)

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 Y O4

Keterangan:

O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen

X : Perlakukan pada kelompok eksperimen berupa penerapan model pembelajaran berbasis proyek


(21)

Y : Perlakukan pada kelompok kontrol berupa penerapan model pembelajaran konvensional

O3 : Tes Awal Kelas Kontrol O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol

Dalam desain ini, kedua kelompok diberi tes awal dengan tes yang sama (O1, O3). Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu berupa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) (X) sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan khusus,

pembelajaran biasa menggunakan model pembelajaran konvensional (Y). Kemudian kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2, O4), hasil dari kedua kelompok selanjutnya dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.

D. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari setiap variabel agar terhidar dari perbedaan persepsi mengenai judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question ) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek ( materi ) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.


(22)

Hasil belajar ranah kognitif merupakan hasil belajar yang mencakup kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Hasil belajar ranah kognitif terbagi kedalam enam tingkatan atau kelas yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Enam tingkatan tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan adalah tingkatan terendah ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan mengenai fakta, istilah, dan prinsip-prinsip.

b. Pemahaman adalah tingkatan berikutnya dari ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti mengenai isi pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungkannya dengan isi pelajaran lain.

c. Penerapan adalah kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lain yang sesuai dalam situasi konkret atau situasi baru. d. Analisis adalah kemampuan menguraikan dan menjabarkan sesuatu

kedalam komponen-komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

e. Sintesis adalah kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam struktur yang baru.

f. Evaluasi adalah kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud dan tujuan tertentu.

E. Instrumen Penelitian

Insrumen adalah alat ukur yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang relevan mengenai masalah yang dikajinya, untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dalam penelitian ini digunakan instrumen tes hasil belajar. Zainal Arifin (2012: 225) menjelaskan “instrumen adalah komponen kunci dalam penelitian”. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan dan kesimpulan penelitian.

Tes digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tercapai tidaknya peninjauan objek yang dievaluasi. Materi tes yang diberikan kepada siswa merujuk pada materi pelajaran yang digunakan sebagai materi dalam


(23)

penelitian yaitu materi fungsi menu dan ikon pada Microsoft Word. Tes yang dipergunakan berupa sebuah tes pilihan ganda dan tes unjuk kerja. Tes dilakukan di kedua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen disaat pre-test dan post-test. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi siswa dalam memahami, menganalisis serta mengaplikasikan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi setelah pemberian perlakuan. Perbandingan tes awal dan tes akhir akan mengantarkan pada suatu kesimpulan apakah model pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan dalam proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi efektif atau tidak serta membawa perubahan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji validitas instrumen yang disusun. Tujuan uji validitas adalah mengukur tingkat kevalidan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas instrumen ini menggunakan penilaian judment expert. Peneliti memberikan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk dinilai, sehingga terlihat hasilnya apakah instrumen tersebut layak atau tidak untuk diujikan. Adapun penimbang yang berperan sebagai judgment expert dalam penelitian ini adalah:

1. Dr. Cepi Riyana M.Pd., Dosen Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

2. Lira Fitriyadi R, S.ST ., Guru Mata Pelajaran TIK SMP Kartika XIX-2 Bandung.

F. Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen dilakukan untuk mengukur kualitas instrumen yang digunakan di dalam penelitian, kualitas instrumen sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam penelitian ini dilihat dari penyusunannya, instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri, Arifin (2012:244) menjelaskan :

Jika instrumen di buat atau dikembangkan sendiri, maka terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu: (1) rumusan masalah penelitian; (2) menemukan variabel penelitian; (3) menentukan instrumen yang akan digunakan; (4) menjabarkan konstruksi setiap


(24)

variabel; (5) menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel; (6) menyusun butir-butir instrumen; (7) kaji ulang butir-butir instrumen; (8) menyusun perangkat sementara; (9) uji-coba perangkat instrumen; (10) perbaikan instrumen dan (11) penataan perangkat instrumen akhir.

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa salah satu hal penting yang dilakukan seorang peneliti dalam membuat sebuah instrumen adalah adanya uji instrumen, pengujian intrumen ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen sudah sesuai dan dapat di gunakan dalam penelitian atau tidak. Berikut adalah proses pengembangan instrumen :

1. Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah uji validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2009:352) “validitas konstruk merupakan validitas yang menggunakan pendapat para ahli (expert

judgement). Para ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang

disusun, jumlah ahli minimal 3 orang dan sesuai dengan lingkup yang diteliti”. Para ahli memberikan masukkan hal apa saja yang dapat digunakan untuk instrumen dan apa saja yang tidak layak dipergunakan. Setelah selesai pengujian konstruk ahli dilanjutkan dengan uji coba instrumen, jumlah sampel yang digunakan kurang lebih 39 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item dengan instrumen.

Selain validitas konstruk di uji pula validitas konten atau isi. Validitas isi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tujuan validitas ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang telah diberikan, serta perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, Sugiyono (2009: 353) menjelaskan “validitas isi merupakan validitas yang dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan mata pelajaran yang telah diajarkan”. Secara teknik pengujian validitas isi ini dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen beserta soal instrumen dan kunci


(25)

jawaban instrumen. Kisi-kisi instrumen itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai pokok tolak ukur, nomor butir pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator.

Uji validitas yang akan digunakan di dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Person, yaitu sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Sumber: Zainal arifin.2012: 279) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi N = jumlah sampel X = nilai item Y = nilai total

Untuk menafsirkan koefisien korelasi (validitas) dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,81-1,00 Sangat tinggi

0,61-0,80 Tinggi

0,41-0,60 Cukup

0,21-0,40 Rendah

0,00-0,21 Sangat Rendah

(Sumber: Zainal Arifin, 2012:257) 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau keajegan instrumen, sebagaimana penjelasan dari Arifin (2012:258) bahwa “reliabilitas merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari instrumen, suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama dan waktu atau kesempatan yang berbeda.” Pada penelitian ini, uji reliabilitas instrumen


(26)

dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, lebih lanjut Arifin (2012:264) juga menjelaskan tentang teknik Cronbach’s Alpha “…teknik ini tidak hanya digunakan untuk tes dua pilihan saja, tetapi penerapannya lebih luas, seperti menguji reliabilitas skala pengukuran sikap dengan tiga, lima atau tujuh pilihan.”

Langkah-langkah teknik Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut :

a) Mencari harga varians tiap item

∑ ∑ (Arikunto, 2006:196) Keterangan :

σ

b2 = varians tiap item

∑X2

= jumlah kuadrat jawaban responden tiap varians (∑X)2

= jumlah kuadrat seluruh responden tiap items

n = jumlah responden uji coba

b) Menjumlahkan butir varians seluruh item dengan rumus :

σ

b2=

σ

b12 +

σ

b22+ …

σ

n2 (Arikunto, 2006:196)

c) Mencari harga varians soal

∑ ∑

Keterangan :

σ

t2 = varians tiap item

∑Y2

= jumlah kuadrat jawaban responden tiap varians (∑Y)2

= jumlah kuadrat seluruh responden tiap item

n = jumlah responden uji coba d) Menghitung harga reliabilitas


(27)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

σ

b2 = varians total tiap item

= varians total

k = jumlah item soal

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat ukur dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ ≤ 0,40 Rendah

0,40 ≤ ≤ 0,60 Sedang

0,70 ≤ ≤ 0,90 Tinggi

0,90 ≤ <1,00 Sangat tinggi

(Sumber: Arikunto, 2010:319) 3. Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Daya pembeda pada suatu butir soal menunjukkan kepada derajat kemampuan butir soal untuk membedakan antara subjek yang mampu dan tidak mampu. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arifin (2012:133) bahwa “Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Logikanya peserta didik yang pandai akan lebih mampu mejawab dibandingkan peserta didik yang kurang pandai”. Untuk menguji daya pembeda ini Arifin (2012:133) mengurutkan langkah sebagai berikut :

a. Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.

b. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.

c. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27%.

d. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah).


(28)

DP =

(Sumber: Arifin, 2012:133)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

= rata-rata kelompok atas

= rata-rata kelompok bawah

= skor maksimum

f. Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.7

Indeks Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori

0,00 – 0,19 0,20 – 0,29 0,30 – 0,39 0,40 – 1,00

Negatif

Kurang baik Cukup

Baik Sangat Baik Soal Dibuang (Sumber: Arifin, 2012:133)

Indeks daya pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi, semakin tinggi proporsi itu maka semakin baik soal tersebut membedakan antara peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.

4. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Adapun derajat kesukaran setiap butir soal menggambarkan derajat kesukaran setiap butir soal tes bila digunakan untuk mengukur kemampuan subjek tertentu (Ali, 2010:320). Pengujian derajat kesukaran dapat dilakukan dengan menghitung indeks proporsi, dengan menggunakan rumus :


(29)

(Sumber: Ali, 2010:320) Keterangan :

p = indeks yang menunjukkan tingkat kesukaran butir soal b = jumlah subjek jawaban benar

n = jumlah seluruh subjek yang mengikuti

Kategori kesukaran soal dapat ditunjukkan oleh Indeks kesukaran, berikut klasifikasi tingkat kesukaran yang di gambarkan oleh Arikunto (2010:210) :

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Daya Pembeda Kategori

0,00 – 0,30 0,31 – 0,71 0,71 – 1,00

Sukar Sedang Mudah (Sumber: Zainal Arifin, 2012:135) G. Analisis Data

1. Analisis pengkategorian Skor Aspek Hasil Belajar

Pada penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar ranah kognitif dalam tiga aspek, yakni aspek memahami, aspek menganalisis, dan menerapkan. Berikut ini merupakan gambaran pedoman penilaian aspek hasil belajar yang telah dikaji oleh peneliti:

Tabel 3.9

Pedoman Skor Aspek Hasil Belajar

Aspek Aspek Penilaian No

Soal Skor Kriteria

Skor Maksimal

Memahami

Jika siswa mampu memahami: 1. Fungsi menu

dan ikon pokok pada Microsoft Word

1, 6, 8, 9, 12, 14, 16, 17,18


(30)

Menganalisis

Jika siswa mampu menganalisis: 1. Fungsi menu

dan ikon pokok pada Microsoft Word

2, 3, 4, 5, 7,10,

11, 13,

15, 1 1

Menerapkan

Jika memuat : 1. Ketepatan

memilih dan mengatur font tittle dan font size.

2. Ketepatan memilih dan mengatur font date dan font size.

3. Ketepatan memilih dan mengatur font years dan font size.

4. Ketepatan memilih dan mengatur font

subtittle dan

font size. 5. Ketepatan

memilih dan mengatur font

abstrak dan

font size.

5

Menguasai pengaturan font tittle, font

date, font

years, font

subtittle, font abstrack dan font size 5 4 Kadang-kadang terjadi kesalahan pengaturan font tittle, font

date, font

years, font

subtittle, font abstrack dan font size

3

Sering terjadi kesalahan pengaturan font tittle, font

date, font

years, font

subtittle, font abstrack dan font size

2

Kurang menguasai pengaturan font tittle, font

date, font

years, font

subtittle, font abstrack dan font size


(31)

1

Tidak menguasai pengaturan font tittle, font

date, font

years, font

subtittle, font abstrack dan font size

Skor Ideal 7

2. Analisis Data Hasil Belajar

Tahap analisis data adalah tahap akhir dalam penelitian, tahap ini penting karena merupakan tahap dimana peneliti menggunakan cara tertentu untuk memperoleh data hasil penelitian yang akan diinterpretasikan. Untuk mengolah data hasil belajar siswa yang telah disebar pada sampel penelitian langkah yang dilakukan adalah menganilis data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis data pretes dan posttest 1) Memeriksa jawaban siswa 2) Menghitung skor jawaban

3) Menghitung skor total siswa dengan menjumlahkan skor masing-masing soal

b. Menghitung rata-rata skor (Mean)

Untuk menghitung nilai rata-rata dari skor baik pre-test

maupun post-test menggunakan rumus :

Keterangan :

= rata-rata nilai

∑X = jumlah skor atau nilai siswa

n = jumlah siswa

c. Menghitung gain atau selisih dari pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain adalah selisih antara skor


(32)

awal dan skor akhir. Nilai Gain dapat ditentukan dengan rumus berikut :

G = Skor postes – skor pretes

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal atau untuk memeriksa keabsahan atau normalitas sampel. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS 17 (Statistical Product and

Service Solution) dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Uji

normalitas dan homogenitas dilakuka sebagai penentuan rumus yang akan digunakan pada pengujian hipotesis. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS 17 (Statistical Product and Service Solution). Sejalan dengan hal tersebut, Santoso (2010:91) mengemukakan “Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas < (0,05) maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas > (0,05) maka distribusi adalah normal”.

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas dari kedua data sampel. Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS 17. Kriteria uji homogenitas adalah apabila nilai Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas < (0,05) maka data tidak homogen, sedangkan apabila Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas > (0,05) menunjukan bahwa data homogen.

5. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, apabila data berdistribusi normal atau homogen maka dilakukan uji parametrik menggunakan rumus

independent sample test sedangkan apabila data tidak berdistribusi

normal atau homogen maka dilakukan uji non parametrik menggunakan rumus menn whiteny dengan kriteria pengujian apabila Asymp sig. <


(33)

alpha (5%) maka H0 di tolak dan H1 diterima atau apabila – Ztabel<Zhitung<Ztabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Menurut Sugiyono (2013:273) “Pengujian hipotesis dilakukan karena penelitian mengkaji perbandingan hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan (treatment)”. Secara teknis perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan bantuan program aplikasi IBM SPSS 17 untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji independent

sample t-test. Kriteria pengambilan kesimpulan untuk uji hipotesis

dengan pengujian dua arah adalah:

a. Apabila thitung > ttabel maka, H0 ditolak dan H1 diterima. b. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 2 kelompok sempel yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan materi yang sama. Perbedaannya terletak pada metode pembelajaran, dimana pada kelompok eksperimen materi disajikan dengan menggukan model pembelajaran berbasis proyek. Sedangkan di kelompok kontrol materi disajikan menggukan model pembelajaran konvensional.

Prosedur dalam penelitian ini secara umum dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan tahap akhir pelaporan penelitian, tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Penelitian

a. Memilih masalah penelitian dengan melaksanakan studi pustaka dari beberapa literatur seperti buku referensi, jurnal, skripsi dan sebagainya.

b. Melakukan studi terdahulu dengan berkunjung ke lembaga terkait, analisis kondisi siswa, pemanfaatan media pembelajaran dan sarana prasarana pembelajaran.


(34)

c. Merumuskan masalah dengan melakukan identifikasi masalah, melakukan rumusan judul penelitian, membuat rancangan penelitian disertai dengan konsultasi dengan dosen pembimbing.

d. Merumuskan hipotesis penelitian.

e. Memilih metodologi penelitian, metode penelitian pada penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menentukan variabel penelitian pada penelitian ini yaitu variabel X adalah model pembelajaran berbasis proyek dan variabel Y hasil belajar siswa ranah kognitif.

f. Menentukan sumber data, diantaranya populasi pada penelitian ini merupakan siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung sebanyak 127 orang, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B sebanyak 32 orang.

g. Menentukan dan menyusun instrumen yang akan digunakan pada penelitian, dengan berkonsultasi kepada dosen pembimbing dan dosen ahli, instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan langkah-langkah penyusunan sebagai berikut :

1) Membuat kisi-kisi instrumen.

2) Menyusun item dalam bentuk instrumen yaitu berupa lembar tes dan jawaban tertutup berdasarkan kisi-kisi.

3) Mengkonsultasikan isntrumen kepada dosen pembimbing. 4) Melakukan expert judgement terhadap instrumen penelitian

kepada dosen ahli.

5) Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemudian diberikan pengukuran awal yaitu melaksanakan pre-test di kelas tersebut. Dalam hal ini, kelas eksperimen adalah kelas VIII D dan kelas kontrol adalah kelas VIII A.


(35)

c. Melaksanakan pemberian perlakuan pembelajaran. Kelas eksperimen ini menggunakan model pembelajaran berbasis proyek didalam proses pembelajaran dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pemberian perlakuan dilaksanakan 3 kali pertemuan. d. Memberikan post-test untuk mengukur hasil akhir di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. e. Menganalisis data hasil post-test. 3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test yang telah didapatkan. b. Menganalisis data hasil penelitian.

c. Menarik simpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan.

d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi sesuai dengan pedoman karya tulis ilmiah UPI 2015.


(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung pada mata pelajaran TIK dapat ditarik simpulan berdasarkan simpulan umum dan khusus yaitu :

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan umum bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, terdapat tiga simpulan khusus hasil penjabaran dari simpulan umum, adapun simpulan khusus dalam penelitian ini adalah

a. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan peningkatan skor post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran menggunakan model

project based learning, siswa lebih termotivasi dalam mengikuti

proses pembelajaran sehingga dalam proses memahami materi yang diberikan oleh peneliti dapat diterima dengan cepat oleh siswa. b. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan skor hasil


(37)

belajar post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran menggunakan model project

based learning siswa dapat menganalisis secara langsung materi

yang diberikan melalui tugas proyek yang diberikan oleh peneliti. c. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menerapkan, hal tersebut dapat terlihat dari perbedaan skor hasil belajar post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran, tujuan akhir yang ingin dicapai dalam model pembelajaran ini adalah menghasilkan suatu produk. Melalui tugas proyek maka siswa akan menerapkan materi yang telah dipelajarinya untuk menghasilkan suatu produk. Sehingga kemampuan siswa dalam aspek menerapkan pada kelas eksperimen jauh lebih baik.

B. Saran

Dari pembahasan dan simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang perlu disampaikan sekait dengan pembelajaran TIK sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) hendaknya dimaksimalkan dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran yang bermuara pada terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, komponen tersebut berperan dominan dalam upaya peningkatan hasil belajar serta dapat menjadi alternatif solusi dalam memecahkan masalah pembelajaran yang terjadi di SMP Kartika XIX-2 Bandung terutama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan berimplikasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

2. Model project based learning dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi guru ataupun pengajar mata pelajaran teknoloi informasi dan komunikasi (TIK) khususnya mempelajari materi fungsi menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata (Microsoft Word) serta langkah-langkah menggunakan menu dan ikon pokok pada Microsoft


(38)

Word. Hal tersebut dilakukan karena materi ini merupakan materi yang kompleks sehingga model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam memahami, menganalisis, serta mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga menghasilkan satu produk sederhana. Model ini mampu menggugah kemampuan siswa dan mempercepat penguasaan pemahaman mengenai materi yang diajarkan khususnya dalam materi fungsi menu dan ikon pokok pada Microsoft Word serta langkah-langkah penggunaan menu dan ikon pokok pada

Microsoft Word. Pembelajaran yang digunakan pun terkesan

menyenangkan sehingga mampu memberikan motivasi belajar terutama pada mata pelajaran TIK.

3. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) merupakan solusi dalam rangka meminimalisir kejenuhan

siswa dalam proses pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa serta siswa diharapkan fokus dalam kegiatan pembelajaran, dapat bekerjasama, berbagi pengetahuan, dan kreatif sehingga terciptanya pembelajaran bermakna dan berkarakter. Hal lainnya yang senantiasa harus dilakukan oleh siswa adalah berusaha menggali dan mengembangkan pengetahuannya melalui sumber-sumber belajar yang ada disekitarnya.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arifin, Zainal. (2010). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suau Pendekatan Praktik. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Subang: CV. Yasindo Multi Aspek dan Value Press Bandung.

Boediono. dan Wayan Koster. (2001). Teori dan Aplikasi Statistika dan

Probabilitas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Dimyanti, Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual : konsep dan aplikasi,

Bandung : Refika Aditama.

Kosasih. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran : implementasi kurikulum

2013, Bandung : Penerbit Yrama Widya.

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Bandung : Alfabeta.

Muhibbin, S. (2000). Psikologi Belajar, Jakarta : Rajawali Pers.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran, Bandung : Mulia Mandiri Pers. Rusman. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran,

Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Sadirman. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.


(40)

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajarn, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santoso, (2010). Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sistem Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bandung : Fokusmedia.

Soedjana, Nana. (2013). Peilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Soedijarto. (2007). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai Pustaka.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta..

Surya, Mohammad. (2004). Psikologo Pembelajaran & Pengajaran, Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran : inovatif, progresif, dan

kontekstual, Jakarta : Prenadamedia Group.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembejaran: Landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Internet :

Mahanani, Fauzan. (2014). Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning) [Online]. Tersedia :


(1)

54

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melaksanakan pemberian perlakuan pembelajaran. Kelas eksperimen ini menggunakan model pembelajaran berbasis proyek didalam proses pembelajaran dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pemberian perlakuan dilaksanakan 3 kali pertemuan. d. Memberikan post-test untuk mengukur hasil akhir di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. e. Menganalisis data hasil post-test. 3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test yang telah didapatkan. b. Menganalisis data hasil penelitian.

c. Menarik simpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan.

d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi sesuai dengan pedoman karya tulis ilmiah UPI 2015.


(2)

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung pada mata pelajaran TIK dapat ditarik simpulan berdasarkan simpulan umum dan khusus yaitu :

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan umum bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, terdapat tiga simpulan khusus hasil penjabaran dari simpulan umum, adapun simpulan khusus dalam penelitian ini adalah

a. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan peningkatan skor post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran menggunakan model

project based learning, siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dalam proses memahami materi yang diberikan oleh peneliti dapat diterima dengan cepat oleh siswa. b. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan skor hasil


(3)

107

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran menggunakan model project based learning siswa dapat menganalisis secara langsung materi yang diberikan melalui tugas proyek yang diberikan oleh peneliti. c. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menerapkan, hal tersebut dapat terlihat dari perbedaan skor hasil belajar post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam proses pembelajaran, tujuan akhir yang ingin dicapai dalam model pembelajaran ini adalah menghasilkan suatu produk. Melalui tugas proyek maka siswa akan menerapkan materi yang telah dipelajarinya untuk menghasilkan suatu produk. Sehingga kemampuan siswa dalam aspek menerapkan pada kelas eksperimen jauh lebih baik.

B. Saran

Dari pembahasan dan simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang perlu disampaikan sekait dengan pembelajaran TIK sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) hendaknya dimaksimalkan dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran yang bermuara pada terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, komponen tersebut berperan dominan dalam upaya peningkatan hasil belajar serta dapat menjadi alternatif solusi dalam memecahkan masalah pembelajaran yang terjadi di SMP Kartika XIX-2 Bandung terutama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan berimplikasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

2. Model project based learning dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi guru ataupun pengajar mata pelajaran teknoloi informasi dan komunikasi (TIK) khususnya mempelajari materi fungsi menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata (Microsoft Word) serta langkah-langkah menggunakan menu dan ikon pokok pada Microsoft


(4)

108

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Word. Hal tersebut dilakukan karena materi ini merupakan materi yang kompleks sehingga model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam memahami, menganalisis, serta mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga menghasilkan satu produk sederhana. Model ini mampu menggugah kemampuan siswa dan mempercepat penguasaan pemahaman mengenai materi yang diajarkan khususnya dalam materi fungsi menu dan ikon pokok pada Microsoft Word serta langkah-langkah penggunaan menu dan ikon pokok pada

Microsoft Word. Pembelajaran yang digunakan pun terkesan menyenangkan sehingga mampu memberikan motivasi belajar terutama pada mata pelajaran TIK.

3. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan solusi dalam rangka meminimalisir kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa serta siswa diharapkan fokus dalam kegiatan pembelajaran, dapat bekerjasama, berbagi pengetahuan, dan kreatif sehingga terciptanya pembelajaran bermakna dan berkarakter. Hal lainnya yang senantiasa harus dilakukan oleh siswa adalah berusaha menggali dan mengembangkan pengetahuannya melalui sumber-sumber belajar yang ada disekitarnya.


(5)

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arifin, Zainal. (2010). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suau Pendekatan Praktik. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Subang: CV. Yasindo Multi Aspek dan Value Press Bandung.

Boediono. dan Wayan Koster. (2001). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Dimyanti, Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual : konsep dan aplikasi,

Bandung : Refika Aditama.

Kosasih. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran : implementasi kurikulum 2013, Bandung : Penerbit Yrama Widya.

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Bandung : Alfabeta.

Muhibbin, S. (2000). Psikologi Belajar, Jakarta : Rajawali Pers.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran, Bandung : Mulia Mandiri Pers. Rusman. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran,

Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Sadirman. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.


(6)

GINA KANIA, 2015

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajarn, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santoso, (2010). Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sistem Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung : Fokusmedia.

Soedjana, Nana. (2013). Peilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Soedijarto. (2007). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai Pustaka.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta..

Surya, Mohammad. (2004). Psikologo Pembelajaran & Pengajaran, Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran : inovatif, progresif, dan kontekstual, Jakarta : Prenadamedia Group.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembejaran: Landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Internet :

Mahanani, Fauzan. (2014). Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [Online]. Tersedia : http://www.m-edukasi.web.id/2014/06/manfaat-pembelajaran-berbasis-proyek.html?m=1


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA : Studi Eksperimen melalui Tari Kuda Lumping di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 18

PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE : studi deskriptif pada siswi kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 37

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

0 0 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP : Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

0 1 47

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 6 40

PENGGUNAAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIK PADA SISWA SMP: Studi eksperimen terhadap siswa kelas VIII SMP Kartika Siliwangi XIX-2.

0 1 37

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FLASH FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DOMAIN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK: Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

1 1 39

PENGARUH PEMANASAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG : Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 1 32

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG - repository UPI S SOS 1102913 Title

0 0 3

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 KPAD BANDUNG - repository UPI S STR 1202596 Title

0 0 3