Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resilience Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengambil Mata Kuliah PPLK di Universitas "X" Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha vii

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat resilience mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei. Subjek Penelitian ini adalah semua mahasiswa sebanyak 121 yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung.

Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner derajat resilience yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari Bonnie Bernard (2004). Validitas dalam penelitian ini bersifat construct validity dengan rumus Pearson, diperoleh sebanyak 64 item yang valid,dengan hasil validitas sebesar 0,301 sampai 0,751. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Croncbach, diperoleh hasil sebesar 0,864. Data diolah secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, sebanyak 51,2% mahasiswa memiliki derajat resilience tinggi dan 48,8% mahasiswa memiliki derajat resilience rendah. Kebanyakan mahasiswa dengan derajat resilience tinggi, memiliki kemampuan problem solving pada derajat tinggi dibandingkan dengan aspek resilience lainnya. Opportunities for participant and contributions dari lingkungan kampus (dosen dan asisten dosen, serta teman di kuliah PPLK), memiliki keterkaitan yang lebih besar dengan aspek problem solving dibandingkan dengan protective factors yang lainnya.

Peneliti mengajukan saran bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti mengenai kontribusi protective factors terhadap resilience mahasiswa. Untuk meningkatkan kemampuan autonomy dan sense of purpose and bright future, dosen dan asisten dosen PPLK dapat memberi kesempatan dan menugaskan mahasiswa untuk mencari buku dan referensi lain yang digunakan di kuliah serta memberikan dukungan verbal kepada mahasiswa. Mahasiswa juga belajar menentukan target yang ingin dicapai, mulai aktif bertanya dan mencari referensi buku secara mandiri, serta dapat berdiskusi, dan berbagi dengan teman-teman yang sudah lulus PPLK.


(2)

Universitas Kristen Maranatha viii

was descriptive research with survey techniques. The study subjects were all as many as 121 students are taking courses at the University PPLK "X" Bandung. Measuring instruments used were the degree of resilience questionnaire prepared by researchers based on the theory of Bonnie Bernard (2004). The validity of this study is the construct validity of the formula Pearson, gained as many as 64 items found valid, the validity of the results of 0.301 to 0.751. While the reliability test using Croncbach Alpha reliability coefficient, obtained a yield of 0.864. Descriptive data is processed using frequency distributions and cross tabulations.

Based on statistical data processing, as much as 51.2% of students have a high degree of resilience, and 48.8% of students have a low degree of resilience. Most students with a high degree of resilience, the ability of problem solving in a high degree of resilience compared to other aspects. Opportunities for participant and Contributions of the campus (lecturer and lecturer assistant, as well as friends in college PPLK), have a greater connection with the aspects of problem solving as compared to the other protective factors. Researchers put forward suggestions for further research to examine the contribution of protective factors against the resilience of students. To enhance the ability of autonomy and sense of purpose and bright future, lecturers and assistant lecturers PPLK can provide opportunities and assign students to locate books and other references used in the study and gave verbal support to students. Students also learn to set goals to be achieved, began actively asking questions and looking for reference books independently, and can discuss, and share with friends who have passed PPLK.


(3)

Universitas Kristen Maranatha ix

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1. Maksud Penelitian ... 10

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1. Kegunaan Ilmiah ... 11

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 11

1.5. Kerangka Pemikiran ... 11

1.6. Asumsi ... 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resilience ... 25


(4)

Universitas Kristen Maranatha x

2.2. Kebutuhan Dasar Psikologis ... 39

2.3. Masa Dewasa Awal ... 39

2.3.1 Transisi Masa Remaja Menuju Masa Dewasa ... 39

2.3.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 40

2.3.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 42

`BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 44

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45

3.2.1. Variabel Penelitian ... 45

3.2.2. Definisi Operasional ... 45

3.3. Alat Ukur ... 47

3.3.1. Kuesioner Resilience ... 47

3.3.2. Prosedur Pengisisan ... 49

3.3.3. Sistem Penilaian ... 49

3.3.4. Data Pribadi dan Data Penunjang ... 50

3.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 51

3.5.1. Validitas Alat Ukur ... 51

3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 52


(5)

Universitas Kristen Maranatha xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden ... 55

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 55

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Berapa kali mengontrak PPLK… 55 4.2 Hasil Pengolahan Data ... 56

4.2.1 Derajat Resilience ... 56

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience dengan Aspek-aspek Resilience... ... 56

4.3 Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

5.2.1 Saran Teoretis ... 74

5.2.2 Saran Praktis ... 74

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha xii

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir ... 24 Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian ... 48


(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

Bagan 3.3.1 Tabel kuesioner aspek dan indicator resilience ... 47 Bagan 3.3.3 Tabel skor jawaban ... 50


(8)

Universitas Kristen Maranatha xiv

Lampiran A Letter of Consent (LOC)

Lampiran B Data penunjang dan Kuesioner Resilience Lampiran C Validitas dan Reliabelitas Alat Ukur

Lampiran D Data Mentah Skor Kuesioner dan Data Mentah Skor Penunjang Lampiran E Tabulasi Silang antara Data Primer dengan Data Penunjang


(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu ilmu yang saat ini berkembang dengan pesat, baik secara teoritis dan praktis adalah ilmu psikologi. Saat ini terapan ilmu psikologi telah banyak memberikan kontribusi di berbagai bidang, seperti Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi anak, remaja, dewasa dan keluarga, psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Riset (www.psikologi dalam dunia kerja//kelebihanjurusanpsikologi.com). Salah satu universitas di kota Bandung yaitu universitas “X” memiliki fakultas psikologi sejak tahun 1965.

Universitas “X” ini memiliki Fakultas Psikologi dengan akreditasi baik

(http://psikologi-x.com/index.php/profil-fakultas/sejarah). Fakultas Psikologi ini memiliki beberapa tujuan bagi mahasiswa, diantaranya mahasiswa dapat menguasai teori-teori psikologi, mampu melakukan penelitian ilmiah di bidang psikologi, mampu menjelaskan dinamika tingkah laku manusia berdasarkan teori psikologi, mampu melakukan administrasi perangkat pemeriksaan psikologi secara akurat (http://psikologi-x.com/index.php/profil-fakultas/visi-misi-dan-tujuan).

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung tidak hanya memberikan bekal teoretis kepada mahasiswa, namun juga dengan memberikan mata kuliah praktikum agar mahasiswa dapat menerapkan dan mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Fakultas Psikologi Universitas “X”


(10)

Universitas Kristen Maranatha Bandung menyediakan Mata Kuliah Praktikum Psikodiagnostik, yaitu Pengantar Psikodiagnostik, Observasi, Wawancara, Inventory, Bakat Minat, Intelegensi dan NST, Rorschach, TAT dan CAT, grafis dan grafologi, serta mata kuliah PPLK (Pedoman Penyusunan Laporan Kepribadian) yang dapat dikontrak mulai dari semester tiga sampai dengan semester tujuh. Menyelesaikan semua mata kuliah praktikum psikodiagnostik dengan nilai minimal C merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Mata kuliah PPLK merupakan gabungan dari Mata kuliah Psikodiagnostik yang telah dipelajari di semester-semester sebelumnya sehingga mahasiswa yang mengontrak PPLK diharapkan dapat menerapkan kompetensi dan ketrampilan yang telah diperoleh. Berdasarkan wawancara dengan koordinator mata kuliah PPLK, menyatakan bahwa tim dosen mata kuliah PPLK memiliki harapan agar mahasiswa memiliki kompetensi-kompetensi tertentu setelah mengikuti kuliah. Kompetensi tersebut diantaranya mahasiswa mampu membuat laporan kepribadian berdasarkan observasi, anamnesa atau wawancara dan hasil tes psikologi. Kemudian kompetensi dalam mengkaitkan hasil observasi, anamnesa dengan hasil tes psikologi yang ada, kemampuan mendeskripsikan hasil dari skor tes psikologi.

Mata kuliah PPLK memiliki bobot sebesar 2* SKS (Satuan Kredit Semester) yang diberikan sebanyak dua kali seminggu selama enam jam pertemuan tatap muka (3 jam tatap muka di hari senin dan 3 jam lagi di hari rabu). Jarak antara hari pertama dan kedua cukup singkat, sehingga ketika mahasiswa mendapatkan tugas di hari pertama maka mahasiswa memiliki waktu yang terbatas untuk


(11)

Universitas Kristen Maranatha menyelesaikannya. Berdasarkan survei terhadap 20 orang mahasiswa yang telah mengambil dan lulus mata kuliah PPLK, sebanyak 80% (16 mahasiswa) mengatakan mata kuliah PPLK merupakan mata kuliah yang paling berat selama

mereka kuliah di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung dan 20% (4

mahasiswa) lainnya mengatakan mata kuliah PPLK merupakan mata kuliah ke-dua terberat diantara semua mata kuliah. PPLK merupakan mata kuliah terakhir yang wajib diambil oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”.

Di mata kuliah PPLK ini cukup banyak tugas yang harus dikerjakan, baik tugas pribadi maupun kelompok yang diberikan di setiap pertemuan. Tugas pribadi yang dikerjakan oleh mahasiswa seperti tugas untuk membuat instruksi alat ukur (kecerdasan, inventory,dan grafis) dan membuat interpretasi dasar masing-masing alat ukur. Kemudian mencari Subjek Penelitian (SP) sesuai kriteria. Mahasiswa kesulitan dalam mendapatkan SP karena lamanya waktu pengetesan dilakukan sekitar 5-6 jam. Setelah itu, hasil pengetesan akan diskoring dan diinterpretasi. Mahasiswa merasa waktu yang diberikan singkat untuk mengerjakan beberapa laporan sekaligus. Tugas lainnya adalah membuat psikogram dan gambaran kepribadian berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi. Gambaran kepribadian ini dilengkapi dengan anamnesa. Mahasiswa kadang merasa kesulitan melakukan anamnesa karena harus menyesuaikan jadwal dengan SP-nya yang kuliah maupun yang sudah bekerja. Tugas-tugas pribadi ini dihayati sebagai sesuatu yang menekan mereka. Mahasiswa merasa mendapat banyak tugas di dengan waktu yang singkat padahal mereka masih mendapat tugas dari mata kuliah lain.


(12)

Universitas Kristen Maranatha Selain tugas pribadi, mahasiswa juga mendapat tugas kelompok seperti menerjemahkan dan mempresentasikannya. Mahasiswa juga berdiskusi dalam kelompok mengenai contoh kasus di kelas. Kemudian membuat gambaran kepribadian dari contoh kasus sebagai latihan, dan dipresentasikan. Terkadang mahasiswa kesulitan untuk mengatur jadwal kerja kelompok karena mereka memiliki kesibukan masing-masing. Tugas pribadi dan kelompok tersebut akan direvisi setelah diperiksa dan diberi feedback oleh asisten dosen. Setelah itu, mahasiswa membuat laporan akhir pemeriksaan psikologi, mulai dari interpretasi fragmental semua alat ukur, hasil tes, anamnesa, observasi, psikogram, dan gambaran kepribadian SP. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah PPLK menghayati bahwa tugas-tugas tersebut memberatkan mereka. Mereka merasa lelah dan malas mengerjakan tugas karena disetiap pertemuan selalu diberi tugas dengan waktu yang singkat.

Mata kuliah PPLK ini dapat dikontrak oleh mahasiswa di semester VII. Di semester VII ini juga, mahasiswa ditawarkan mata kuliah lain yang penting dan memiliki bobot yang cukup besar yaitu mata kuliah UP (Usulan Penelitian) dan mata kuliah sertifikasi. Mata kuliah UP merupakan mata kuliah yang harus dikontrak mahasiswa sebelum mengontrak skripsi. Sedangkan mata kuliah sertifikasi merupakan mata kuliah pilihan yang diwajibkan oleh Fakultas Psikologi Universitas “X” sebagai prasyarat untuk memenuhi jumlah SKS mata kuliah pilihan. Hampir di setiap angkatan dari tahun ke tahun, mahasiswa mengorbankan UP atau sertifikasi, dan lebih mengutamakan mata kuliah PPLK karena mereka merasa tugas di PPLK sangat banyak dan mereka tidak mau


(13)

Universitas Kristen Maranatha mengulang mata kuliah tersebut. Mahasiswa juga mendengar dari angkatan-angkatan sebelumnya bahwa PPLK merupakan mata kuliah yang berat karena tugas yang banyak dan ada mahasiswa yang telah mengulang mata kuliah PPLK sebanyak lebih dari dua kali namun mereka belum lulus juga dari mata kuliah ini. Mahasiswa juga merasa akan kesulitan untuk membagi waktu mengerjakan tugas PPLK dengan mata kuliah lain.

Berdasarkan survey terhadap 20 orang mahasiswa yang sama, sebanyak 80% (16 mahasiswa) mengatakan mereka kesulitan membagi waktu untuk mengerjakan tugas mata kuliah yang banyak setiap pertemuan dan menyesuaikan jadwal dengan kelompok, kesulitan menuliskan apa yang ada dipikiran ke dalam laporan, masih adanya tugas-tugas mata kuliah lain dan kegiatan lain di luar kuliah yang dilakukan. Sedangkan 20% (4 lainnya) mengatakan bahwa mereka tidak begitu kesulitan untuk mengatur jadwal untuk membuat tugas pribadi maupun kelompok, masih dapat mengikuti kegiatan di luar kampus dengan baik. Sebanyak 65% (13 mahasiswa) mengatakan bahwa nilai tugas yang didapat tidak sebanding dengan pengorbanan mereka, seperti mereka memilih menyelesaikan PPLK dari pada mengerjakan yang lain bahkan beberapa mahasiswa tidak masuk mata kuliah lain demi menyelesaikan tugas PPLK. Mahasiswa juga mengatakan mereka tidak mau mengulang mata kuliah PPLK dibandingkan dengan mata kuliah lain jika tidak lulus karena tugas yang banyak disetiap pertemuan. Sedangkan 35% (7 mahasiswa) lainnya mengatakan mereka merasa mendapat nilai yang sesuai dengan yang dikerjakan sekalipun mereka tetap merevisi tugas. Selain itu, sebanyak 75% (15 mahasiswa) mengatakan mereka mengeluh apabila


(14)

Universitas Kristen Maranatha keesokan harinya ada mata kuliah PPLK, dan 25% (5 mahasiswa) mengatakan mereka tidak mengeluh dan terbiasa dengan jadwal kuliah PPLK yang padat.

Hal ini membuat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang mengambil Mata kuliah PPLK merasa terbebani. Mahasiswa merasa tidak tenang karena selalu teringat tugas PPLK. Ini membuat mahasiswa membutuhkan kondisi yang dapat membantunya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adanya kondisi yang mendukung, dapat membuat mahasiswa berespon secara positif dengan lingkungannya, yaitu mengerjakan tugas-tugas PPLK dengan baik, serta melakukan perannya dengan baik selain di perkuliahan. Kondisi yang dihayati menekan oleh mahasiswa ini membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya secara positif yang disebut dengan resilience.

Resilience merupakan kemampuan individu untuk dapat menyesuaikan diri dan mampu berfungsi dengan baik ketika berada pada situasi yang menekan atau banyak halangan dan rintangan (Bernard, 2004). Adanya resilience akan membuat mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK dapat tetap mengerjakan tugas-tugas PPLK dengan baik dan tetap mampu menjalankan perannya selain di perkuliahan dengan baik. Resilience yang dimiliki oleh mahasiswa dapat dilihat melalui aspek-aspek dalam resilience yaitu social competence, problem solving skills, autonomy, sense of purpose and bright future.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di


(15)

Universitas Kristen Maranatha akan tetap mampu menjalin persahabatan dengan orang lain, dapat menyatakan pendapat yang berbeda kepada dosen dengan cara yang baik, mampu berperilaku yang dapat memunculkan respon yang positif dari orang lain, mau memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung dengan problem solving skills yang tinggi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan mengerjakan tugas PPLK.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di

Universitas “X” Bandung dengan autonomy yang tinggi menilai diri positif dan

yakin akan kemampuannya, mengerjakan tugas-tugas PPLK dan mendapatkan hasil yang maksimal, tidak mudah terpancing emosinya ketika mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari temannya seperti temannya mengatakan hal yang negatif mengenai dirinya. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung dengan aspek sense of purpose and bright future yang tinggi akan termotivasi dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi, menyemangati diri untuk segera menyelesaikan tugas PPLK, dan optimis dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Berdasarkan survey kepada 20 mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengambil Mata kuliah PPLK dalam aspek social competence, 75% (15 mahasiswa) mengatakan mereka menghindari pembicaraan mengenai tugas PPLK, karena mereka merasa terbebani dengan tugas di setiap pertemuan dan 25% (5 mahasiswa) lainnya mengatakan mereka mampu bertanya kepada asisten


(16)

Universitas Kristen Maranatha dosen ketika kesulitan dalam mengerjakan tugas PPLK. Sebanyak 60% (12 mahasiswa) mengatakan bahwa mereka menjadi jarang berkumpul dengan temannya karena mengerjakan tugas PPLK dan 40% (8 mahasiswa) yang lain mengatakan mereka masih meluangkan waktu bersama dengan temannya sekalipun tugas PPLK yang harus dikerjakan banyak dalam waktu singkat.

Dalam aspek problem solving skills, 55% (11 mahasiswa) mengatakan kebingungan dan tidak berani bertanya kepada dosen maupun asisten dosen ketika kesulitan mengerjakan tugas PPLK, mereka tidak nyaman ketika mengingat tugas PPLK sehingga membuat mahasiswa menjadi tidak dapat maksimal mengerjakan sesuatu yang lain. Sebanyak 45% (9 mahasiswa) mengatakan mereka akan segera merevisi tugas setelah diberikan feedback oleh asisten, dan ketika ada yang kurang dipahami, mereka tidak ragu untuk bertanya kepada asisten dosen di kelasnya.

Untuk aspek autonomy, 60% (12 mahasiswa) mengatakan bahwa mereka merasa malas, lelah, dan kadang hanya mengerjakan seadanya tanpa menginginkan hasil yang optimal atau mengerjakan tugas PPLK apabila sudah mendekati deadline karena bagi mereka yang lebih utama adalah mengumpulkan tepat waktu. Sebanyak 40% (8 mahasiswa) mengatakan sekalipun lelah dan kesulitan namun mereka sadar harus tetap menyelesaikan tugas PPLK dan tugas dari mata kuliah lain dengan sebaik mungkin. Sebanyak 50% (10 mahasiswa) mengatakan mereka tidak yakin akan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas serta mengikuti mata kuliah PPLK dan 50% (10 mahasiswa) yang lain


(17)

Universitas Kristen Maranatha merasa yakin mampu mengikuti dan mengerjakan tugas PPLK dengan berbekal ilmu yang diperoleh di mata kuliah-mata kuliah sebelumnya.

Untuk aspek sense of purpose and bright future, sebanyak 70% (14 mahasiswa) mengatakan mereka yakin dapat lulus dengan nilai yang baik dan mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin. Sebanyak 30% (6 mahasiswa) lainnya mengatakan bahwa mereka dapat lulus namun tidak menjamin mendapatkan nilai yang baik karena yang terpenting mereka tidak mengulang mata kuliah PPLK. Sebanyak 35% (7 mahasiswa) mengatakan mereka menyemangati diri sendiri ketika mendapatkan tugas mata kuliah sekalipun mulai jenuh mengerjakan tugas PPLK karena mereka merasa mata kuliah ini akan menjadi bekal mereka di kemudian hari. Sedangkan 65% (13 mahasiswa) merasa tidak begitu mendapatkan manfaat dari kuliah PPLK baik sekarang maupun ketika bekerja nanti sehingga mereka tidak bersemangat mengerjakan tugas dan menunda mengerjakan tugas mata kuliah PPLK.

Berdasarkan hasil survey terhadap 20 orang mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung, maka dapat diketahui bahwa aspek social competence, problem solving skills, autonomy, dan sense of purpose and bright future pada mahasiswa bervariasi. Selain itu, didapatkan bahwa mahasiswa merasa tertekan dengan tugas-tugas yang ada ketika kuliah PPLK. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai derajat resilience pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini, ingin diketahui sejauhmana derajat resilience pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai derajat resilience pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai derajat resilience yang dilihat dari aspek-aspeknya yaitu social competence, problem solving skills skills, autonomy, sense of purpose and bright future and bright future, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung.


(19)

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam bidang psikologi khususnya Psikologi Pendidikan mengenai derajat resilience pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah PPLK.

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai derajat resilience pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah PPLK. 1.4.2 Kegunaan Praktis

- Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi para dosen pengajar dan asisten dosen PPLK mengenai derajat resilience pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung agar dapat mendukung mahasiswa untuk lulus mata kuliah PPLK.

- Penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Fakultas Psikologi Universitas

“X” Bandung mengenai resilience, agar dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan dan menyesuaikan diri sekalipun sedang mengalami kesulitan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung berusia 20 tahunan. Pada usia ini


(20)

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal (Santrock, 2002). Pada masa-masa ini mahasiswa memiliki tugas perkembangan yang harus dikerjakan, seperti pada masa-masa perkembangan yang sebelumnya. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal ini diantaranya menyelesaikan pendidikannya, mulai menentukan karier, memiliki pekerjaan. Pada masa ini, individu sudah mulai menyelesaikan masa sekolah atau pendidikan dan mulai untuk memikirkan kehidupan yang berikutnya yaitu karir dalam dunia kerja (Santrock, 2002).

Salah satu tugas perkembangan bagi mahasiswa di Fakultas

Psikologi Universitas “X” Bandung adalah harus menyelesaikan studi sesuai

dengan kurikulum dari Fakultas Psikologi di Universitas “X” tersebut. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung harus menyusun penelitian (skripsi) dan memenuhi 145 SKS serta lulus dalam semua mata kuliah praktikum dengan nilai minimal C. Mata kuliah praktikum yang dirasakan paling berat adalah mata kuliah PPLK. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas PPLK seperti kesulitan mendapatkan Subyek Penelitian, kesulitan menginterpretasi simptom, kesulitan menulis laporan hasil pemeriksaan, merevisi tugas setelah mendapat feedback dan masih harus mengerjakan tugas dari mata kuliah lain.

Dalam kondisi seperti ini, diharapkan mahasiswa dapat menyesuaikan diri secara positif dengan situasi yang menekan yaitu adanya kesulitan yang dialami dalam mengerjakan tugas PPLK. Kemampuan


(21)

Universitas Kristen Maranatha individu untuk dapat menyesuaikan diri secara positif ditengah situasi yang menekan dengan berbagai kesulitan yang ada disebut dengan resilience (Benard, 2004). Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK dengan resilience yang tinggi, akan tetap memiliki kemampuan menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya baik di mata kuliah lain maupun kegiatan di luar kampus sekalipun mereka mengalami situasi yang menekan. Kekuatan resilience merupakan karakteristik individu, yang disebut aset internal atau kompetensi pribadi, yang diasosiasikan dengan perkembangan kesehatan dan kesuksesan dalam hidup. Resilience ini dimunculkan dalam empat aspek yaitu aspek social competence, problem solving skills, autonomy dan sense of purpose and bright future (Bernard, 2004).

Aspek pertama dari resilience yaitu social competence. Social competence merupakan karakteristik, kemampuan, dan sikap yang penting dalam membangun suatu hubungan dan ikatan positif dengan orang lain. Social competence dilihat dari Responsiveness, Communication, Empathy and Caring, Compassion, Altruism, forgiveness. Responsiveness merupakan kemampuan untuk memperoleh respon positif dari orang lain. Responsiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK misalnya mahasiswa mampu menata kata-katanya dengan baik ketika berbicara dengan teman maupun dosen dan asisten di kelas. Communication merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dan kemampuan untuk menyampaikan suatu hal kepada


(22)

Universitas Kristen Maranatha seseorang tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki kemampuan communication yang tinggi, mampu menyatakan pendapat kepada dosen, asisten dosen, maupun teman-teman di mata kuliah PPLK dengan baik.

Empathy merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain dan mengerti pandangan orang lain. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki empathy,dapat memahami perasaan temannya yang ditegur dosen atau asisten karena melakukan kesalahan. Compassion adalah keinginan untuk menolong orang lain yang menderita. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki compassion yang tinggi akan membantu temannya yang kesulitan memahami materi PPLK. Altruism adalah melakukan sesuatu bagi seseorang apa yang mereka butuhkan. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki altruism yang tinggi akan membantu menjelaskan materi kuliah kepada temannya yang kurang memahami materi di kelas PPLK. Forgiveness merupakan kemampuan untuk memaafkan diri sendiri dan juga orang lain. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki forgiveness yang tinggi akan mampu memaafkan teman kelompok yang tidak menegerjakan tugas kelompok.


(23)

Universitas Kristen Maranatha Aspek kedua dari resilience adalah aspek problem solving skills yang meliputi kemampuan planning, fleksibilitas, resourcefulness, critical thinking and insight. Planning merupakan kemampuan merencanakan. Planning pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK misalnya mahasiswa menyusun jadwal mengerjakan tugas-tugas kuliah agar dapat maksimal ketika mengerjakan tugas-tugas PPLK. Fleksibilitas merupakan kemampuan melihat alternatif dan berusaha mencari solusi alternatif. Mahasiswa yang memiliki fleksibilitas yang tinggi, mengubah jadwal kegiatannya apabila merasa tidak dapat menyelesaikan tugas PPLK dengan waktu yang singkat sehingga mereka agar dapat menyelesaikan tugas PPLK tepat waktu.

Resourcefulness adalah kemampuan untuk mencari bantuan, pemanfaatan sumber daya dalam memecahkan masalah. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki kemampuan resourcefulness yang tinggi dapat mencari dan menemukan sumber-sumber lain yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah PPLK ketika mereka kesulitan mengerjakan tugas. Critical thinking merupakan kemampuan menganalisis agar dapat menemukan solusi ketika menghadapi masalah. Insight merupakan bentuk pemecahan masalah yang paling dalam, mencakup kesadaran atau intuisi. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki critical thinking and insight yang tinggi dapat mencari tahu penyebab kesulitan mengerjakan tugas PPLK.


(24)

Universitas Kristen Maranatha Berikutnya, aspek ketiga dari resilience adalah autonomy yang merupakan kemampuan untuk mandiri dan kemampuan kontrol terhadap lingkungan. Autonomy dapat dilihat dari positive identity, internal locus of control and initiative, self efficacy and mastery, adaptive distacning and resistance, self awareness and mindfullness, humor. Positive identity sering disejajarkan dan disinonimkan dengan evaluasi diri yang positif atau self-esteem. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memandang dirinya positif merasa yakin bahwa mereka mampu lulus mata kuliah PPLK. Ketika mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK memiliki positive identity yang tinggi, mahasiswa akan lebih percaya diri dan mau berusaha ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas PPLK.

Internal locus of control secara umum merupakan perasaan memiliki kuasa atau kekuatan dalam diri. Initiative merupakan kemampuan untuk menjadi termotivasi dalam mengarahkan perhatian dan usaha untuk mencapai goal yang menantang. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK yang memiliki internal locus of control and initiative akan menyemangati dirinya, berinisiatif untuk mengerjakan tugas dan dapat mengatur dirinya untuk mengerjakan tugas PPLK. Self-efficacy merupakan keyakinan mahasiswa akan kekuatan pribadi yang dimilikinya. Mastery merupakan hal yang berhubungan dengan self efficacy. Mastery mengacu pada perasaan kompeten atau memiliki pengalaman dalam melakukan sesuatu secara benar. Keyakinan yang dimiliki mahasiswa


(25)

Universitas Kristen Maranatha Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung akan membuat mereka merasa mampu untuk mengerjakan tugas dan lulus dari mata kuliah PPLK.

Selanjutnya, adaptive distancing meliputi proses pemisahan diri secara emosional oleh karena kegagalan, dengan adanya kesadaran dari dalam diri bahwa dirinya bukanlah penyebab kegagalan tersebut, dan dia tidak dapat mengontrol adanya kegagalan tersebut dan kemungkinan adanya masa depan yang lain (Chess, 1989, p.195 dalam Benard, 2004). Resistance berupa penolakan untuk menerima pesan-pesan negatif mengenai diri, gender, atau budaya. Resistance adalah suatu wujud dari adaptive distancing. Adaptive distance and resistance yang tinggi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung misalnya mahasiswa tidak akan larut dalam masalah yang dialaminya atau ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas PPLK. Self-Awareness and mindfulness merupakan kemampuan untuk menyadari pikiran, perasaan, kebutuhan tanpa terperangkap dalam emosi. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung mahasiswa yang memiliki awareness and mindfulness yang tinggi akan tetap mampu mengendalikan emosinya ketika mahasiswa memberikan pendapat di kelas dan pendapatnya tersebut ditolak oleh temannya. Humor merupakan kemampuan untuk tertawa, bermain, atau bahkan untuk tersenyum, membantu mengubah amarah dan kesedihan menjadi tawa.

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang memiliki

humor yang tinggi, dapat bercanda dengan temannya, maupun keluarganya sekalipun sedang mengalami kesulitan dengan tugas-tugasnya.


(26)

Universitas Kristen Maranatha Aspek terakhir dari resilience adalah sense of purpose and bright future yang merupakan kemampuan mengarahkan diri pada tujuan atau masa depan, optimis, kreatif, menghayati makna diri, serta kepercayaan yang mendasar bahwa individu memiliki tempat di dunia ini. Sense of purpose and bright future dilihat dari Goal direction, achievement motivation, educational aspiration, special interest, creativity and imagination, serta optimism and hope, faith, spirituality, sense of meaning. Goal direction seringkali memiliki arti yang sama dengan kompetensi berencana. Achievement motivation merupakan motivasi berprestasi dan berpengaruh terhadap perilaku. pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung yang memiliki goal direction, achievement

motivation, educational aspiration yang tinggi, mampu mengarahkan dirinya sehingga ia mampu mengerjakan tugas dan lulus dari mata kuliah PPLK.

Selanjutnya, menurut Werner and Smith, individu yang memiliki minat khusus dan hobi mendorong perhatian mereka dan memberi mereka sebuah perasaan dalam penguasaan tugas (Werner & Smith, 1982, 1992, dalam Benard, 2004). Ketika mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang memiliki special interest, creativity and imagination, merasa jenuh dengan tugas PPLK, mahasiswa memiliki hobi yang dapat menghiburnya sebelum kembali mengerjakan tugas praktikumnya.

Optimisme sering dikaitkan dengan belief dan kognisi yang positif, dan harapan sering diasosiasikan dengan emosi dan perasaan-perasaan


(27)

Universitas Kristen Maranatha positif, misalnya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung optimis mampu mengerjakan tugas dan lulus dari mata kuliah PPLK. Keyakinan dan spiritualitas menggambarkan kualitas perubahan dari pembuatan makna, apakah dengan cara memberikan arti atau makna pada hal-hal yang di luar kontrol atau dengan menciptakan maknanya sendiri. Beberapa orang mendapat kekuatannya dari agama atau kepercayaannya, sementara sisanya mencapai rasa stabilitas atau pengertian dengan menemukan jawabannya sendiri atas pertanyaan mengenai tujuan apa yang ingin yang dicapai dan penghargaan diri (Bonie Bernard, 2004). Mahasiswa yang memiliki faith, spirituality, sense of meaning yang tinggi percaya bahwa Tuhan akan membantu mereka mengerjakan tugas dan lulus dari mata kuliah PPLK.

Aspek-aspek yang terdapat pada resilience ini dapat bervariasi derajatnya karena dipengaruhi oleh adanya protective factor yang dimiliki oleh individu. Protective factor ini dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan mahasiswa Fakultas Psikologi disini adalah keluarga, dan kampus (dosen, asisten dosen, dan teman-teman kuliah). Protective factor merupakan faktor yang mendukung dan melindungi mahasiswa dari adversity atau situasi yang menekannya (Mastern & Reed, 2002; Sandler, 2001 dalam Bernard, 2004). Protective factors terdiri dari caring relationships, high expectations dan opportunities for participant and contribution.


(28)

Universitas Kristen Maranatha Caring relationship merupakan dukungan kasih sayang dari lingkungan untuk selalu ada untuk mendukung, membantu, mempercayai, dan memberikan cinta yang tidak bersyarat. High expectation yang berasal dari keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat akan membangun resilience dalam diri individu. High expectation juga mendukung kekuatan resilience dalam berfikir kritis, menggali dan mengembangkan rasa ingin tahu juga memampukan individu untuk dapat melakukan problem solving skills dan mengambil keputusan (Kohl,1994 ; dalam Bernard, 2004). Opportunities for participant and contribution merupakan kesempatan yang diberikan kepada individu untuk menghadapi, menantang, dan tertarik mengikuti suatu kegiatan. Opportunities for participant and contribution juga memberikan kesempatan untuk melatih kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan. Kapasitas perkembangan resilience membutuhkan lingkungan yang mendukung mahasiswa untuk dapat menemukan diri mereka, memenuhi kebutuhan dasar psikologis rasa aman (safety), dicintai dan merasa memiliki (love/belonging), dihargai (respect), mandiri dan memiliki kekuasaan (autonomy/power), kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang menantang (challenge/mastery), dan kebutuhan untuk dapat melakukan hal yang diinginkan (meaning) (Bonnie Benard, 2004).

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang menghayati bahwa keluarga dan lingkungan kampus (dosen, asisten dosen, dan teman-teman kuliah) memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatian (caring relationships), maka kebutuhan rasa aman dan kebutuhan dicintai akan terpenuhi. Ketika


(29)

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa merasa aman dan dicintai, maka mahasiswa menjadi memiliki kemampuan untuk menjalin relasi, berpendapat, berempati dan menolong orang lain, sehingga akan meningkatkan kemampuan social competence pada mahasiswa. Selain itu, mahasiswa memiliki keyakinan diri akan kemampuannya, merasa memiliki kompetensi untuk melakukan sesuatu, menjadi lebih peka akan diri dan lingkungannya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan autonomy pada mahasiswa.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang menghayati bahwa keluarga dan lingkungan kampus (dosen, asisten dosen, dan teman-teman kuliah) percaya bahwa mereka dapat mengerjakan tugas-tugasnya (high expectations), maka kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mandiri dan memiliki kekuasaan, kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang menantang, dan kebutuhan melakukan kegiatan yang diingikan akan terpenuhi. Ketika mahasiswa merasa dihargai, merasa mandiri, merasa memiliki kekuasaan dan dapat melakukan hal yang menantang maka mahasiswa akan mampu mencari alternatif dan mencari solusi ketika menghadapi masalah, mampu mencari bantuan dalam mengatasi masalahnya, mampu menganalisis dan berfikir kritis, sehingga dapat meningkatkan kemampuan problem solving pada mahasiswa. Selain itu, mahasiswa merasa ingin mendapatkan sesuatu yang menantang dan merasa dapat melakukan kegiatan yang diinginkan, maka mahasiswa menjadi lebih mandiri, lebih yakin akan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki, serta mampu mengarahkan diri pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga dapat meningkatkan kemampuan autonomy pada diri


(30)

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa. Kemudian, mahasiswa juga nerasa memiliki kekuasaan, merasa mampu melakukan kegiatan yang diinginkan, maka mahasiswa menjadi lebih optimis akan kemampuannya sendiri, memiliki harapan dan keyakinan mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan sense of purpose and bright future mahasiswa.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang menghayati bahwa keluarga dan lingkungan kampus (dosen, asisten dosen, dan teman-teman kuliah) memberikan kesempatan kepada mahasiswa (opportunities for participant and contribution), maka kebutuhan dihargai, kebutuhan untuk mandiri dan memiliki kekuasaan, kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang menantang, dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan yang diingikan akan terpenuhi. Ketika mahasiswa merasa dihargai, merasa mandiri, maka mahasiswa menjadi mampu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan kemampuan social competence mahasiswa. Selain itu, mshsdides merasa memiliki kekuasaan, merasa ingin melakukan kegiatan yang menantang, maka mahasiswa menjadi mampu menemukan solusi dan mencari alternatif dalam mengatasi masalahnya, serta mampu untuk membuat perencanaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan problem solving pada mahasiswa. Kemudian, mahasiswa juga merasa mandiri, memiliki kekuasaan, merasa dapat melakukan kegiatan yang disukai, maka mahasiswa menjadi lebih peka dengan diri sendiri dan orang lain, mampu untuk mengarahkan diri pada tujuan yang ingin dicapai, serta memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki kompetensi melakukan


(31)

Universitas Kristen Maranatha sesuatu, sehingga dapat meningkatkan kemampuan autonomy pada mahasiswa.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung yang memiliki derajat resilience tinggi akan mampu untuk membangun relasi dan ikatan yang positif dengan orang lain walaupun sedang mengalami situasi yang menekan dan banyak kesulitan. Mahasiswa juga mampu untuk memecahkan masalahnya ketika mengalami kesulitan dalam tugas PPLK, mahasiswa juga memiliki kemandirian dan mampu mengontrol dirinya, serta mampu mengarahkan diri untuk lulus dari mata kuliah PPLK.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung yang memiliki derajat resilience rendah, maka pada saat mahasiswa mengalami situasi yang menekan, mahasiswa menjadi kurang mampu untuk membangun relasi dengan orang lain. Mereka juga kurang mampu memecahkan masalahnya ketika menghadapi kesulitan mengerjakan PPLK, mahasiswa juga kurang memiliki kemandirian dan kurang mampu mengontrol dirinya, serta kurang mampu mengarahkan diri untuk lulus mata kuliah PPLK.


(32)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Kebutuhan dasar :

- Rasa aman

- Dicintai dan rasa memiliki

- Dihargai

- Mandiri dan memiliki kekuasaan

- Melakukan kegiatan yang menantang

- Melakukan kegiatan yang diinginkan

Tinggi Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang mengambil mata kuliah PPLK

Resilience

Rendah

Situasi menekan : Tugas-tugas mata kuliah PPLK

Aspek resilience : - Social competence - Problem solving skills

- Autonomy - Sence of purpose and

bright future Protective factor :

- Caring relationships - High expectation - Opportunities for participation and


(33)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

- Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung menghadapi situasi yang menekan berupa tugas-tugas PPLK.

- Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK

di Universitas “X” Bandung memerlukan resilience yang tinggi untuk

menghadapi situasi yang menekan berupa tugas-tugas PPLK.

- Derajat resilience mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil

mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung dapat dilihat melalui

aspek-aspek resilience yaitu : social competence, problem solving skills, autonomy dan sense of purpose and bright future.

- Resilience pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil

mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung dipengaruhi oleh

protective factors yaitu caring relationships, high expectations, dan opportunities to participate and contribute yang berasal dari keluarga dan lingkungan kampus (dosen, asisten dosen dan teman-teman kuliah). Protective factors akan memenuhi kebutuhan dasar psikologis (kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan merasa memiliki, kebutuhan dihargai, kebutuhan mandiri dan memiliki kekuasaan, kebutuhan melakukan sesuatu yang menantang, dan kebutuhan melakukan hal yang diinginkan) mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK

di Universitas “X” Bandung yang dapat meningkatkan aspek-aspek


(34)

Universitas Kristen Maranatha - Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK

di Universitas “X” Bandung memiliki derajat resilience yang


(35)

Universitas Kristen Maranatha 73

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari 121 mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung, maka diperoleh gambaran mengenai derajat resilience, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1) Sebanyak 51,2% mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata

kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung memiliki derajat resilience tinggi

dan sebanyak 48,8% mahasiswa memiliki derajat resilience rendah.

2) Kebanyakan mahasiswa dengan resilience tinggi memiliki kemampuan problem solving pada derajat tinggi dibandingkan dengan aspek resilience lainnya.

3) Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di

Universitas “X” Bandung yang menghayati sangat atau kurang mendapatkan

protective factors (caring relationships,high expectations, opportuinities for participant and contributions) dari orang tua, dosen dan asisten, serta teman di PPLK, mahasiswa dapat memiliki derajat resilience tinggi maupun rendah. 4) Kebanyakan mahasiswa dengan resilience tinggi memiliki kemampuan

problem solving pada derajat tinggi dibandingkan dengan aspek resilience lainnya.


(36)

Universitas Kristen Maranatha (teman di PPLK, dosen dan asisten dosen), memiliki keterkaitan yang lebih besar dengan kemampuan problem solving dibandingkan protective factors lainnya.

6) Pada mahasiswa yang derajat resilience-nya rendah, kebanyakan mahasiswa (78%) memiliki aspek autonomy dan aspek sense of purpose and bright future yang rendah juga.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoretis

Melakukan penelitian lanjutan mengenai kontribusi protective factors (caring relationships, high expectations, opportunities for participant and contributions) terhadap resilience pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah PPLK.

5.2.2Saran Praktis

1) Bagi dosen dan asisen dosen mata kuliah PPLK diharapkan dapat meningkatkan kemampuan autonomy dan sense of purpose and bright future pada mahasiswa dengan cara memberikan kesempatan dan menugaskan mahasiswa untuk mencari buku dan referensi lainnya yang digunakan di


(37)

Universitas Kristen Maranatha kuliah, memberikan dukungan secara verbal dan pujian kepada mahasiswa agar mereka dapat mengikuti kuliah dengan baik dan lulus PPLK.

2)Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di “X” Bandung, diharapkan meningkatkan kemampuan autonomy dan sense of purpose and bright future dengan cara aktif untuk bertanya dan mencari referensi yang digunakan di kuliah PPLK, mahasiswa juga mulai menentukan target atau nilai yang diinginkan sehingga mereka memiliki semangat dan tujuan yang ingin dicapai, mahasiswa juga dapat berdiskusi dan berbagi dengan teman-teman yang sudah lulus PPLK agar mereka dapat lebih optimis untuk lulus mata kuliah PPLK.


(38)

Universitas Kristen Maranatha 76

Bernard, Bonnie. 2004. Resiliency What We Have Learned. California : WestEd. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing Design, Analysis, and Use. USA:

Allyn & Bacon, A Simon & Schuster Company. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Santrock, John W. 2002. Life Span Development, Jilid II. New York : Mc.Graw. Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :


(39)

Universitas Kristen Maranatha 76

http://www.”x”.edu, diakses 17 Februari 2011, pukul 13.15 WIB

www.psikologi dalam dunia kerja//kelebihanjurusanpsikologi.com, diakses 3 April 2011, pukul 12.20 WIB

psikologi-“x”.com, diakses 17 Februari 2011, pukul 13.30 WIB

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana, Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(1)

Universitas Kristen Maranatha

- Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung memiliki derajat resilience yang berbeda-beda.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari 121 mahasiswa Fakultas

Psikologi yang mengambil mata kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung, maka

diperoleh gambaran mengenai derajat resilience, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1) Sebanyak 51,2% mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata

kuliah PPLK di Universitas “X” Bandung memiliki derajat resilience tinggi dan sebanyak 48,8% mahasiswa memiliki derajat resilience rendah.

2) Kebanyakan mahasiswa dengan resilience tinggi memiliki kemampuan problem solving pada derajat tinggi dibandingkan dengan aspek resilience lainnya.

3) Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di

Universitas “X” Bandung yang menghayati sangat atau kurang mendapatkan protective factors (caring relationships,high expectations, opportuinities for participant and contributions) dari orang tua, dosen dan asisten, serta teman di PPLK, mahasiswa dapat memiliki derajat resilience tinggi maupun rendah. 4) Kebanyakan mahasiswa dengan resilience tinggi memiliki kemampuan

problem solving pada derajat tinggi dibandingkan dengan aspek resilience lainnya.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

5) Opportunities for participant and contributions dari lingkungan kampus (teman di PPLK, dosen dan asisten dosen), memiliki keterkaitan yang lebih besar dengan kemampuan problem solving dibandingkan protective factors lainnya.

6) Pada mahasiswa yang derajat resilience-nya rendah, kebanyakan mahasiswa (78%) memiliki aspek autonomy dan aspek sense of purpose and bright future yang rendah juga.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoretis

Melakukan penelitian lanjutan mengenai kontribusi protective factors (caring relationships, high expectations, opportunities for participant and contributions) terhadap resilience pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah PPLK.

5.2.2Saran Praktis

1) Bagi dosen dan asisen dosen mata kuliah PPLK diharapkan dapat meningkatkan kemampuan autonomy dan sense of purpose and bright future pada mahasiswa dengan cara memberikan kesempatan dan menugaskan mahasiswa untuk mencari buku dan referensi lainnya yang digunakan di


(4)

75

Universitas Kristen Maranatha

kuliah, memberikan dukungan secara verbal dan pujian kepada mahasiswa agar mereka dapat mengikuti kuliah dengan baik dan lulus PPLK.

2)Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah PPLK di “X” Bandung, diharapkan meningkatkan kemampuan autonomy dan sense of purpose and bright future dengan cara aktif untuk bertanya dan mencari referensi yang digunakan di kuliah PPLK, mahasiswa juga mulai menentukan target atau nilai yang diinginkan sehingga mereka memiliki semangat dan tujuan yang ingin dicapai, mahasiswa juga dapat berdiskusi dan berbagi dengan teman-teman yang sudah lulus PPLK agar mereka dapat lebih optimis untuk lulus mata kuliah PPLK.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

76

Bernard, Bonnie. 2004. Resiliency What We Have Learned. California : WestEd. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing Design, Analysis, and Use. USA:

Allyn & Bacon, A Simon & Schuster Company. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Santrock, John W. 2002. Life Span Development, Jilid II. New York : Mc.Graw. Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :


(6)

Universitas Kristen Maranatha

76

DAFTAR RUJUKAN

http://www.”x”.edu, diakses 17 Februari 2011, pukul 13.15 WIB

www.psikologi dalam dunia kerja//kelebihanjurusanpsikologi.com, diakses 3 April 2011, pukul 12.20 WIB

psikologi-“x”.com, diakses 17 Februari 2011, pukul 13.30 WIB

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana, Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung :


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengambil Skripsi di Universitas "X" Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Goal Orientation dalam Mata Kuliah PPLK pada Mahasiswa Fakultas "Y" Universitas "X" Bandung.

0 0 36

Studi Deskriptif Mengenai Achievement Goal Orientation pada Mahasiswa Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah PPLK di Universitas "X" Bandung.

0 2 33

Studi Deskriptif Mengenai Learning Approach pada Mahasiswa yang Sedang Mengambil Mata Kuliah PPLK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 0 22

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style Pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 39

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Baru Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

0 0 53

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Beliefs Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah PPLK Lebih Dari Satu Kali di Universitas "X" Bandung.

0 2 53

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Ersiliency Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian (UP).

0 0 123

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 62