Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian dengan Pilihan Jurusan Kuliah Menurut Teori Holland pada Siswa Kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMAN 1, berjumlah 139 orang. Rancangan yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif.

Alat ukur yang digunakan adalah Self Directed Search yang dirancang oleh John L. Holland (1997) dan terdiri dari 216 pertanyaan, yang mengukur 6 aspek yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh 38,8% siswa yang memiliki tipe kepribadian tidak sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, 24,5% siswa yang memiliki tipe kepribadian paling sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, 21,6% siswa yang memiliki tipe kepribadian kurang sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, dan 15,1% siswa yang memiliki tipe kepribadian sesuai dengan pilihan jurusan kuliah.

Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas responden memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai dan kurang sesuai dengan pilihan jurusan kuliah.

Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa SMA yang berada di daerah perbatasan lainnya.


(2)

ABSTRACT

This research is executed for know the suitability between personality type with choice of majors lecture according to the theory Holland on grade students 3 SMAN 1 Kabupaten X East Borneo. Samples from this study were grade 3 students of SMAN 1, totaling 139 people. The design used for this study was descriptive research design.

Measuring instrument which used is Self Directed Search which designed by John L. Holland (1997) and consists from 216 question, which measure 6 aspects of namely Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising and Conventional.

Based on the data processing, it obtained 38.8% of students who do not have the personality type according to the choice of subjects, 24.5% of students who have the personality type that is most appropriate for the subject choice, 21.6% of students who have the personality types that are less consistent with the subject choice, and 15.1% of students who have a personality type according to subject choice.

The conclusions is that the majority of respondents have a personality type that is not appropriate and not in accordance with the choice of subject.

Researchers propose suggestions for further research on the fit between personality type with the choice of subject for high school students who are in other border areas.


(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR SKEMA ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1.5Kerangka Pemikiran ... 12


(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Kepribadian John Holland

2.1.1 Definisi Kepribadian ... 22

2.1.2 Empat Asumsi Kerja Teori... 22

2.1.3 Perkembangan Tipe-tipe Kepribadian... 25

2.1.4 Enam Tipe Kepribadian ... 29

2.1.5 Enam Tipe Lingkungan kerja ... 32

2.1.6 Asumsi Sekunder 2.1.2.1 Consistency ... 36

2.1.2.2 Differentiation ... 37

2.1.2.3 Identity ... 37

2.1.2.4 Congruence ... 38

2.1.2.5 Calculus ... 39

2.2 Teori Perkembangan ... 39

2.2.1 Perkembangan Kognitif Remaja ... 41

2.2.2 Perkembangan Sosio-Emosional Remaja ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 42


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 43

3.3.1 Variabel Penelitian ... 43 3.3.2 Definisi Operasional... 43

3.4 Alat Ukur

3.4.1 Kuesioner Self Directed Search ... 47 3.4.1.1 Cara skoring Self Directed Search ... 48 3.4.2 Data Penunjang ... 50 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur

3.4.3.1.1 Validitas Alat Ukur Self Directed Search ... 51

3.4.3.2Reliabilitas Alat Ukur

3.4.3.2.1 Reliabilitas Alat Ukur Self Directed Search ... 51

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Populasi Sasaran... 53 3.5.2 Sampel Penelitian

3.5.2.1 Karakteristik Sampel ... 53 3.5.3 Teknik penarikan sampel ... 53 3.6 Teknik Analisis Data ... 53


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Sampel ... 55

4.1.1 Gambaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jurusan Kelas

SMA ... 55

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Profil Tipe Kepribadian ... 56

4.2.2 Pilihan Jurusan Kuliah ... 57

4.2.3 Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 59

4.2.4 Gambaran Tabulasi Silang Data Utama Dengan Data Penunjang . 60

4.3 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis ... 74


(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR RUJUKAN... 77


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Calculating Iachan Agreement Index ... 50

Tabel 3.2 Cronbach Alpha Coefficients for Self Directed Search Scales and Subscales ... 52

Tabel 4.1 Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Jurusan Kelas SMA ... 55

Tabel 4.2 Profil Tipe Kepribadian ... 56

Tabel 4.3 Pilihan Jurusan Kuliah ... 57

Tabel 4.4 Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 58

Tabel 4.5 Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 59


(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran ... 20

Skema 2. Proses berkembangnya tipe-tipe kepribadian ... 26

Skema 2.2 Consistency RIASEC ... 37

Skema 2.3 Congruence RIASEC ... 38

Skema 2.4 Calculus RIASEC ... 39


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Ukur Self Directed Search

Lampiran 2. Data penunjang

Lampiran 3. Survei Awal

Lampiran 4. Tabel Data Tipe Kepribadian Responden

Lampiran 5. Tabel Data Pilihan Jurusan Kuliah Responden

Lampiran 6. Percentil Rank for Iachan Agreement Index Scores for the 1994 Normative Sample


(11)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. Salah satu persiapan untuk memasuki tahap dewasa adalah mempersiapkan jurusan kuliah mengenai karir di masa depan yang dipandang sebagai suatu cita-cita atau harapan yang diinginkan menyangkut penghargaan dan pemenuhan kebutuhan. Penelitian Levinson (1985) menunjukan bahwa salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir. Karir secara spesifik dapat dikatakan sebagai aktivitas berkegiatan secara produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis.

Berkarir juga merupakan kewajiban masa depan bagi kaum muda, dimana tujuan masa depan mengarahkan perilaku individu untuk menggapai tujuan tersebut sehingga memperbesar peluang sukses di masa depan (Seginer, 2009). Tanpa perencanaan yang memadai akan sangat banyak kerugian yang dialami kaum muda di masa depan, diantaranya membuang-buang waktu dan biaya, tidak tahu bagaimana


(12)

2

mengembangkan diri, hingga kurang kompetitif dalam persaingan karir di masa depan (http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, 7 juni 2012).

Untuk memenuhi kewajiban masa depan inilah lembaga pendidikan diselenggarakan. Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah pendidikan menengah dan menjadi salah satu harapan agar kaum muda memiliki bekal kompetensi yang memadai untuk berkarir di masa depan. Di saat yang sama, tugas perkembangan utama kaum muda adalah memilih suatu pilihan jurusan kuliah berkaitan dengan karir di masa depannya. Umumnya individu mendapatkan kesempatan pembelajaran yang cukup spesifik untuk mempersiapkan diri memasuki karir sejak di sekolah menengah atas, sehingga proses pemilihan suatu bidang jurusan kuliah di perguruan tinggi merupakan faktor penting yang mengarah pada pilihan karir mereka (Pacinski dan Hirsh, 1971).

Pemilihan jurusan kuliah yang berkaitan dengan karir di masa depan lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu diperlukan adanya bimbingan pada saat individu berada di sekolah menengah atas. Bimbingan ini bertujuan agar siswa dapat mengenal kemampuan dirinya, mengenal nilai-nilai yang ada pada dirinya, memahami lingkungan sekitar dan situasi pendidikan tinggi (Depdikbud, 1985). Dalam pemilihan jurusan kuliah pada siswa, terdapat variasi tingkat kesiapan yang berbeda, seperti siswa yang tidak bisa memutuskan pilihan jurusan kuliah terkait karir dimasa depan, masih mengeksplorasi


(13)

pilihan-3

Universitas Kristen Maranatha pilihan jurusan kuliah, atau sudah sampai pada tahap memutuskan suatu pilihan jurusan kuliah terkait karir di masa depan.

Perkembangan karir umumnya berawal dari minat dan aspirasi pada suatu bidang pekerjaan, sementara bidang pekerjaan selayaknya merupakan hasil pembelajaran yang spesifik pada pendidikan di jurusan-jurusan yang mengarah pada bidang pekerjaan tersebut, sehingga persiapan karir berawal dari pemilihan bidang jurusan pendidikan tertentu (Donald Super, 1975). Pemilihan karir menjadi sangat krusial pada saat berada di sekolah menengah atas, karena akan menentukan jurusan kuliah apa yang harus diambil jika ingin kuliah di perguruan tinggi dan akan terus krusial di perguruan tinggi karena sebagai persiapan masuk ke dunia karir yang sebenarnya (http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, 7 juni 2012).

Sebuah fakta menyatakan bahwa 80 mahasiswa sebuah jurusan perkuliahan di Indonesia yang berada di semester pertama, hanya tinggal 30 mahasiswa yang masih bertahan memasuki semester empat. Alasan utama seorang mahasiswa kuliah adalah untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak atau sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah. Pada kenyataannya, mahasiswa merasa tidak cocok dengan jurusan kuliah yang dipilih, merasa ilmu yang didapatkan tidak bermanfaat dan akhirnya tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya bahkan tidak sedikit mahasiswa yang kemudian pindah jurusan kuliah


(14)

4

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, 12 juni 2012).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan individu merasa salah mengambil jurusan kuliah, diantaranya, karena jurusan kuliah tersebut merupakan pilihan orang tua yang ternyata tidak sesuai dengan minat dan bakat individu sehingga mengakibatkan individu tidak semangat dalam menjalankan kuliah dan mengalami penurunan nilai. Rata-rata individu tidak mengetahui dengan pasti jurusan kuliah apa yang sebenarnya ia inginkan, bahkan banyak individu yang lebih mementingkan masuk Perguruan Tinggi Negeri dibandingkan mementingkan jurusan kuliahnya. Setelah mengikuti tes seleksi dan menentukan beberapa pilihan jurusan kuliah, individu hanya melihat diterima di jurusan apa dan itulah yang dipilih. Walaupun sebenarnya jurusan kuliah tersebut adalah pilihan

cadangan atau tidak diminati oleh individu

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, 12 juni 2012).

Pemilihan jurusan kuliah merupakan salah satu tugas perkembangan bagi seorang individu pada tahap perkembangan remaja karena akan menentukan pilihan karirnya di masa depan. Terkait dengan hal ini J. L Holland (1997) menyatakan bahwa individu dapat berkembang secara maksimal jika ia berada dalam lingkungan kerja yang memiliki sifat yang sesuai dengan kepribadiannya. Kepribadian merupakan kumpulan keterampilan untuk mengatasi permasalahan dan tugas dari lingkungan


(15)

5

Universitas Kristen Maranatha kerja, dalam hal ini lingkungan kerja yang dimaksudkan adalah lingkungan jurusan kuliah. Tingkah laku individu ditentukan oleh interaksi kepribadian individu dengan lingkungan jurusan kuliahnya. Setiap jurusan kuliah memiliki keunikan yang menawarkan lingkungan kuliah yang berbeda satu dengan yang lain, demikian halnya dengan pemilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi. Terdapat enam tipe kepribadian yang juga merupakan tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah, yaitu Realistic,

Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional (Holland,

1997).

Menurut J. L Holland (1997), hampir sebagian besar orang memiliki minat pada beberapa tipe dominan yang saling berkombinasi seperti tipe RIA, IRS, SIA, CRI dan lainnya. Walaupun demikian, biasanya individu memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah tipe dibandingkan tipe-tipe yang lain yaitu tipe Realistic, Investigative, Artistic,

Social, Enterprising dan Conventional. Siswa yang memiliki tipe

kepribadian Realistic menyukai aktivitas yang membutuhkan pengolahan terhadap mesin. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang mengolah/mengoperasikan alat-alat mesin secara teratur dan sistematis seperti jurusan kuliah teknik mekanik/mesin, teknik elektro, teknik sipil, teknik komputer, penerbangan, geologi, dan jurusan mengoperasikan mesin lainnya. Siswa yang memiliki tipe kepribadian

Investigative menyukai aktivitas yang berhubungan dengan penelitian.


(16)

6

melakukan penelitian seperti jurusan analisis kimia, kedokteran gigi, psikiatri, analisis biologi, dan matematika.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Artistic menyukai aktivitas tidak pasti, bebas untuk menciptakan produk seni. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang menciptakan produk seni seperti jurusan design fashion, design interior, fotography, musik, artistik dan jurusan seni lainnya. Siswa yang memiliki tipe kepribadian

Social menyukai aktivitas yang mempengaruhi orang lain untuk memberi

informasi atau penyuluhan. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang memberikan informasi seperti jurusan ilmu sosial, keguruan, psikologi, bimbingan konseling, pariwisata, dan jurusan sosial lainnya.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Enterprising menyukai aktivitas mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang mempengaruhi orang lain guna mencapai tuntutan organisasi/minat dirinya seperti jurusan bisnis, manajemen, dan hukum. Sedangkan siswa yang memiliki tipe kepribadian Conventional menyukai aktivitas yang membutuhkan kemampuan mengolah data secara jelas, teratur, dan sistematis. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang berhubungan dengan penyimpanan dan pengisian data seperti jurusan sekretaris, administrasi, dan akuntansi. Setiap individu memiliki keenam


(17)

7

Universitas Kristen Maranatha tipe kepribadian ini dalam diri mereka, namun dari keenam tipe ini pasti ada tipe tertentu yang lebih menonjol dibandingkan tipe-tipe lainnya.

Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur merupakan salah satu dari kumpulan siswa yang berada pada tahap perkembangan remaja (17-18 tahun), dimana pada tahap ini muncul minat yang lebih nyata untuk karir (Santrock, 2003), dalam hal ini siswa mempersiapkan diri untuk memilih jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. SMAN 1 merupakan salah satu sekolah terbaik di Kabupaten X Kalimantan Timur yang secara geografis berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Barat bagian Sabah. SMAN 1 memiliki sekitar 600 siswa dan merupakan sekolah yang sudah lama berdiri di kabupaten X, yaitu semenjak tahun 1988. Sekolah ini terakreditasi sangat baik, yaitu memiliki gedung sendiri, laboratorium (IPA, bahasa, komputer, multimedia), perpustakaan dan jumlah guru yang memadai.

Selain itu, SMAN 1 juga memiliki layanan bimbingan dan konseling seperti sekolah menengah atas pada umumnya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting dalam membantu siswa menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan dirinya. Layanan bimbingan bertujuan agar individu/kelompok dapat mandiri dan berkembang secara optimal dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karir di masa depan. Dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah diketahui bahwa pemberian layanan bimbingan dan konseling di SMAN 1 kepada siswa masih sangat kurang efektif. Hal tersebut


(18)

8

dikarenakan guru bimbingan dan konseling (BK) kurang berinisiatif dalam memberikan konsultasi mengenai pemilihan jurusan kuliah kepada siswanya tetapi mengharapkan siswa yang datang untuk berkonsultasi mengenai pemilihan jurusan kuliah. Selain itu, SMAN 1 belum pernah mengadakan pemeriksaan/test minat untuk mengetahui minat siswanya dan ruangan BK juga tidak dipergunakan sesuai dengan fungsinya yaitu menjadi ruangan berbincang para guru.

Hal tersebut sejalan dengan informasi yang diperoleh dari siswa kelas 3 SMAN 1. Sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling (BK) masih belum efektif dalam membantu siswa berkaitan dengan pemilihan jurusan kuliah. Siswa mengatakan bahwa selama ini kurang dalam memperoleh penjelasan maupun bimbingan dari pihak BK mengenai pemilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi yang sesuai dengan diri mereka. Selain itu universitas-universitas juga sering mengadakan sosialisasi mengenai jurusan kuliah di sekolah ini, namun informasi mengenai jurusan kuliah yang diberikan kurang lengkap karena hanya berupa brosur dan penjelasan singkat. Pada akhirnya banyak siswa yang memilih jurusan kuliah karena mengikuti temannya (peer) atau perkataan orang lain.

Dari hasil survei kepada 50 siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, diperoleh informasi bahwa sebanyak 29 siswa menyatakan telah menentukan jurusan kuliah yang akan mereka pilih saat akan masuk ke perguruan tinggi dengan berbagai pertimbangan dan alasan


(19)

9

Universitas Kristen Maranatha yaitu adanya rasa suka atau tertarik dengan jurusan kuliah tersebut, merasa sudah cocok/memiliki minat dengan jurusan kuliah tersebut, jurusan kuliah tersebut merupakan cita-cita individu dan keinginan mengikuti jurusan kuliah yang sama seperti pekerjaan orangtuanya. Sebanyak 21 siswa menyatakan belum menentukan jurusan kuliah saat akan masuk perguruan tinggi berdasarkan pertimbangannya masing-masing seperti faktor ekonomi yang tidak memadai dan keraguan terhadap kemampuan yang dimiliki, dan masih bingung menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan dirinya.

Dengan tipe kepribadian yang paling menonjol yang dimiliki oleh setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, mereka diharapkan mampu menentukan pilihan jurusan kuliah yang sesuai dengan kepribadiannya saat masuk perguruan tinggi. Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.


(20)

10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dari :

- Profil tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, khususnya dalam enam tipe dasar kepribadian menurut teori Holland (Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising dan Conventional).

- Pilihan jurusan kuliah siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, khususnya dalam enam tipe dasar lingkungan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland (Realistic, Investigative,

Artistic, Social, Enterprising dan Conventional).

- Pengaruh dari personal force dan cultural force pada tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

- Kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, khususnya


(21)

11

Universitas Kristen Maranatha menurut teori Holland (Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising dan Conventional).

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perkembangan ilmu Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Pendidikan mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMA.

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMA sehingga dapat mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

- Memberikan informasi kepada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur mengenai pilihan jurusan kuliah yang tepat dan sesuai dengan tipe kepribadian mereka saat akan masuk ke perguruan tinggi dengan cara mengadakan seminar.

- Memberikan informasi kepada pihak sekolah SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur mengenai gambaran tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3, sehingga diharapkan dapat


(22)

12

mengembangkan diri siswa mengenai pilihan jurusan kuliah yang tepat dan sesuai dengan diri mereka saat akan masuk ke perguruan tinggi dengan cara mengaktifkan layanan bimbingan dan konseling sekolah berupa konseling individual atau konseling kelompok.

1.5Kerangka Pemikiran

Siswa kelas 3 SMAN 1 kabupaten X Kalimantan Timur merupakan individu yang berada pada tahap perkembangan remaja (17-18 tahun) yang memiliki beberapa tugas perkembangan dan salah satunya merupakan tugas perkembangan sosio-emosional. Pada tugas perkembangan sosio-emosional terdapat suatu bahasan menarik mengenai remaja dalam pemahaman pekerjaan dan juga dalam penentuan pemilihan jurusan kuliah yang akan mengarah kepada karir dimasa depan. Dalam kenyataannya seringkali mereka tidak mampu melakukannya sendiri dan mengalami kebingungan atau belum mantap dalam memilih jurusan kuliah yang mengarah kepada karir (J. Santrock, 2002).

Menurut J.L Holland (1997), individu dapat berkembang secara optimal jika ia berada dalam lingkungan pilihan jurusan kuliah yang sesuai dengan kepribadiannya. Tingkah laku yang ditampilkan oleh individu merupakan hasil interaksi antara tipe kepribadian dan pengaruh dari lingkungannya. Tingkah laku ini merupakan tingkah laku yang ditampilkan dalam lingkungan pilihan jurusan kuliah tertentu. Setiap siswa kelas 3 SMAN 1 menampilkan tingkah laku yang merupakan hasil


(23)

13

Universitas Kristen Maranatha interaksi dari fungsi tipe kepribadian mereka yang berbeda-beda dengan lingkungan jurusan kuliah yang akan mereka pilih saat akan masuk ke perguruan tinggi.

Kepribadian merupakan kumpulan sikap dan keahlian yang pada akhirnya membentuk perbendaharaan atau kumpulan keterampilan untuk mengatasi permasalahan dan tugas dari lingkungan (J.L Holland, 1997). Setiap tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 merupakan hasil interaksi karakteristik antara berbagai macam cultural force, yaitu pengaruh rekan sebaya (peer), pengaruh dari orangtua atau lingkungan seperti dukungan, saran, atau nasihat yang diberikan kepada siswa dalam proses pemilihan jurusan kuliah. Selain itu, juga merupakan hasil interaksi dari personal

force atau kekuatan dalam diri individu yaitu motivasi, minat, bakat,

bahkan cita-cita siswa kelas 3 SMAN 1 yang dapat mempengaruhi dalam memilih jurusan kuliah. Kedua kekuatan ini akan saling berinteraksi dalam membentuk kepribadian dari siswa kelas 3 SMAN 1.

Interaksi ini akan membuat siswa kelas 3 SMAN 1 lebih menyukai beberapa aktivitas sebagaimana ia menentang beberapa aktivitas lain. Aktivitas-aktivitas tersebut akan menjadi ketertarikan atau minat yang kuat dan mengarah pada kelompok kemampuan khusus serta menciptakan disposisi individual yang khusus mengarahkan mereka untuk berpikir, merasa, dan bertindak dalam cara yang khusus. Pada akhirnya membentuk perbendaharaan tipe kepribadian tertentu.


(24)

14

J. L Holland (1997) merumuskan kepribadian menjadi 6 tipe, yaitu

Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

Hampir sebagian besar individu memiliki minat pada beberapa tipe dominan yang saling berkombinasi seperti tipe RIA, IRS, SIA, CRI dan lainnya. Walaupun demikian, biasanya individu memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah tipe dibandingkan tipe-tipe yang lain. Setiap tipe kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga tiap individu akan menampilkan perilaku yang berbeda-beda pula.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Realistic memilih aktivitas yang memerlukan kejelasan, keteraturan atau sistematik pada objek, peralatan, mesin atau hewan, dan kurang menyukai aktivitas dalam bidang pendidikan dan pengobatan. Siswa memiliki kemampuan mekanikal, tehnikal dan atletik. Siswa menikmati pekerjaan dengan menggunakan tangan, alat, mesin dan peralatan-peralatan elektronik. Siswa kurang dapat bergaul dengan orang lain dan menganggap pekerjaan sosial membingungkan. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian

Realistic akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti teknik

mekanik, teknik elektro, teknik sipil, teknik komputer, penerbangan, dan geologi.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Investigative memilih aktivitas yang membutuhkan kemampuan mengobservasi, simbol-simbol, sistematik dan penyelidikan yang kreatif mengenai fenomena-fenomena fisik, biologis dan kebudayaan. Siswa kurang menyukai kegiatan sosial,


(25)

15

Universitas Kristen Maranatha mempersuasi orang lain dan kegiatan yang diulang-ulang. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam

scientific dan matematika sehingga berkurangnya kompetensi mempersuasi. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian

Investigative akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti

analisis kimia, kedokteran gigi, psikiatri, analisis biologi, dan matematika. Siswa yang memiliki tipe kepribadian Artistic memilih aktivitas yang ambigu, bebas dan tidak sistematik, yang memerlukan bahan-bahan fisik, verbal atau manusia untuk menciptakan karya seni atau produk dan kurang menyukai aktivitas yang jelas, teratur dan sistematik. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam bidang seni dan berkurangnya kompetensi dalam bidang clerical atau sistem bisnis. Siswa ekspresif, terbuka, intuitif, liberal, introspektif, independen, mempunyai kemampuan dalam bidang seni dan musikal, dan kemampuan dalam akting, menulis dan juga berbicara. Siswa menikmati aktivitas yang memerlukan kemampuan-kemampuan tersebut, namun akan menjadi bingung apabila dihadapkan pada aktivitas bisnis. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Artistic akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti design fashion, design interior, fotography, musik, dan artistik.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Social senang memberi informasi, melatih, mengembangkan, dan menyembuhkan orang lain dan kurang menyukai kegiatan yang jelas, teratur, sistematik yang melibatkan


(26)

16

bahan-bahan, alat atau mesin. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi human relations dan berkurangnya kompetensi tehnikal. Siswa senang membantu orang lain, memahami orang lain, mempunyai kemampuan mengajar, keterampilan-keterampilan sosial dan kurang mampu dalam bidang mekanikal dan

scientific. Siswa akan merasa bingung apabila diminta untuk menyiapkan

suatu bacaan dengan topik yang abstrak, atau melakukan sesuatu yang memerlukan kesabaran dan ketelitian. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Social akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti ilmu sosial, keguruan, psikologi, bimbingan konseling, dan pariwisata.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Enterprising memilih aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan kelompok atau memperoleh keuntungan ekonomi dan kurang menyukai aktivitas yang sistematik. Kecenderungan dalam berperilaku ini menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam mempersuasi, memimpin, dan hubungan interpersonal serta berkurangnya kompetensi dalam bidang scientific. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Enterprising akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti bisnis, manajemen, dan hukum.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Conventional menyukai aktivitas yang jelas, teratur, sistematik yang berhubungan dengan data dan kurang menyukai aktivitas yang ambigu, bebas dan tidak sistematik.


(27)

17

Universitas Kristen Maranatha Kecenderungan dalam berperilaku ini menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam bidang clerical, hitungan dan sistem bisnis. Siswa mempunyai kemampuan menyesuaikan diri, clerical, numerikal dan tertib. Kompetensi terbaiknya adalah dalam bidang bisnis dan terlemahnya adalah dalam bidang seni. Siswa senang menyimpan dokumen dan melakukan hitungan. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Conventional akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti sekretaris, administrasi, dan akuntansi.

Selain itu, Holland (1997) juga merumuskan tipe lingkungan kerja (RIASEC). Tipe lingkungan kerja yang dimaksud sama halnya dengan tipe lingkungan pada pilihan jurusan kuliah. Lingkungan pilihan jurusan kuliah adalah situasi atau suasana yang tercipta dari karakteristik-karakteristik khusus tuntutan jurusan kuliah di perguruan tinggi. Situasi ini akan didominasi oleh orang-orang dengan tipe kepribadian tertentu. Lingkungan pilihan jurusan kuliah memberikan dorongan dan kesempatan pada tiap individu termasuk siswa untuk mengekspresikan bentuk tingkah laku tertentu. Setiap lingkungan pilihan jurusan kuliah mempunyai ciri-ciri fisik tertentu yang memiliki masalah dan kesempatan yang berbeda pula. Terdapat 6 model lingkungan pilihan jurusan kuliah dengan penggolongan, yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional (Holland, 1997).

Lingkungan jurusan kuliah dibangun berdasarkan beragam pilihan jurusan kuliah yang akan dipilih siswa kelas 3 SMAN 1 saat masuk


(28)

18

perguruan tinggi meliputi Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising, dan Conventional. Tingkah laku ditentukan berdasarkan

interaksi antara karakteristik pribadi dengan lingkungannya. Oleh karena itu apabila tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 dan tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah diketahui, maka pada prinsipnya dapat meramalkan hasil dari kesesuaiannya (congruency), sehingga siswa dengan kepribadian tertentu akan membutuhkan lingkungan pilihan jurusan kuliah yang sama atau sesuai dengan kepribadiannya.

Interaksi yang kongruen antara kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 dengan lingkungan pilihan jurusan kuliah akan menghasilkan stabilitas, kepuasan dan prestasi dalam berkuliah. Stabilitas dalam memilih jurusan kuliah di perguruan tinggi sangat tergantung pada dominansi orientasi personal siswa yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Kepuasan akan dicapai ketika siswa mampu menentukan jurusan kuliah pilihannya yang didukung oleh lingkungan jurusan kuliah yang sesuai, dan akan berprestasi lebih baik dalam akademisnya jika secara psikologis sesuai dengan dirinya.

Semakin sesuai tipe kepribadian siswa dengan tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah maka akan membuat siswa merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas kuliah nantinya. Mereka akan lebih berminat karena aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas yang disukai dan kuasai sehingga lebih optimal dalam menjalankan perkuliahan. Jika tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah semakin tidak sesuai dengan tipe kepribadian siswa maka


(29)

19

Universitas Kristen Maranatha akan membuat ketidaknyamanan dan mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan jurusan kuliah nantinya. Siswa menjadi tidak berminat dengan aktivitas jurusannya karena tidak menyukainya sehingga berpotensi kurang optimal dalam menjalankan perkuliahan nanti.


(30)

20

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran

Sesuai Kurang sesuai

Tidak sesuai Paling Sesuai

Kongruensi

- Stabilitas - Kepuasan - Prestasi

- Realistic - Social - Investigative - Enterprising - Artistic - Conventional - Realistic - Social

- Investigative - Enterprising - Artistic - Conventional

Cultural Force

Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur Personal

Force

Tipe kepribadian

Pilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi :


(31)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi

Untuk mendukung bagan kerangka pikir diatas maka dapat diasumsikan bahwa :

1. Tipe kepribadian setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu tipe Realistic, Investigative,

Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

2. Pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu pilihan jurusan kuliah pada lingkungan Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan

Conventional.

3. Tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dipengaruhi oleh personal

force dan cultural force.

4. Kongruensi tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dengan pilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi memiliki derajat kesesuaian yang berbeda-beda, yaitu paling sesuai, sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, sebagai berikut :

- Sebagian besar siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai (38,8%) dan kurang sesuai (21,6%) dengan pilihan jurusan kuliah.

- Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki profil tipe kepribadian yang bervariasi yaitu tipe kepribadian Social (28,1%),

Artistic (27,3%), Investigative (21,6%), Conventional (13,7%), Realistic

(5,0%), dan Enterprising (4,3%) .

- Pilihan jurusan kuliah siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur bervariasi yaitu pilihan jurusan kuliah Social (55,4%), Investigative (17,3%), Realistic (13,7%), Enterprising (10,1%), Conventional (2,9%) dan Artistic (0,7%).

- Faktor personal force lebih besar pengaruhnya terhadap pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dibandingkan faktor cultural force.


(33)

74

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

- Penelitian ini hanya menggunakan tipe pertama (primary type) pada profil tipe dan pilihan jurusan kuliah, maka disarankan untuk melakukan penelitian yang dikembangkan melalui tinjauan teoritis dan pembahasan yang lebih mendalam menggunakan tipe kedua (secondary type) dan tipe ketiga (tertiary type).

- Disarankan untuk menggunakan hasil uji validitas dan reliabilitas Self

Directed Search Holland yang ada di Indonesia.

- Mengadakan berbagai penelitian lanjutan yang serupa, yaitu mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa SMA yang memiliki kondisi yang sama yaitu tinggal di daerah perbatasan lainnya (Sumatera, Papua, Sulawesi) atau mengadakan penelitian perbandingan.

- Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan ketiga tipe kepribadian yang dominan dalam menggambarkan profil tipe kepribadian dan profil tipe pilihan jurusan kuliah yang dipilih oleh siswa.

5.2.2 Saran Praktis

- Banyaknya ketidaksesuaian dan kurang sesuainya antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, maka siswa disarankan untuk melakukan upaya pengenalan diri mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan


(34)

75

pilihan jurusan kuliah dengan cara mengikuti seminar education yang berkaitan.

- Bagi pihak sekolah SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur disarankan untuk memfungsikan layanan bimbingan konseling lebih optimal dengan cara melakukan pemetaan jurusan pilihan kuliah, tes minat pada siswa kelas 3 yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan mengaktifkan layanan bimbingan konseling bagi siswa secara individual atau kelompok (group counseling).


(35)

76

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Holland, J. 1997. Making Vocational Choices : A Theory Of Vocational

Personalities and Work Environments 3rd edition. Florida : Psychological

Assessment Resources, Inc.

Holland, J. 2000. Self Directed Search Form R : The Occupations Finder 4th

edition. Florida : Psychological Assesment Resources, Inc.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, J. 2002. Live span development. Jakarta : Erlangga.

Sevilla, Consuelo, G. 1984. Pengantar metode penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia.

Singarimbun, M. 1995. Metode penelitian survai. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia.


(36)

DAFTAR RUJUKAN

Hengky. 2008. Studi Deskriptif mengenai Kongruensi Tipe Kepribadian dengan

Tipe Lingkungan Kerja Pada Calon Dosen Fakultas Psikologi Universitas X Ditinjau dari Teori Holland. Bandung : Fakultas Psikologi UKM

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, diakses 12 juni 2012).

(http://en.m.wikipedia.org/wiki/Cronbach’s_alpha#section_2, diakses 25 februari 2013).

(http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, diakses 7 juni 2012).

(http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/), diakses 27 november 2012).

Syarif. P, Djauhan. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe

Kepribadian Mahasiswa Psikologi Angkatan 2008 Dengan Tipe Lingkungan Belajar Psikologi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bandung :


(1)

21

1.6Asumsi

Untuk mendukung bagan kerangka pikir diatas maka dapat diasumsikan bahwa :

1. Tipe kepribadian setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu tipe Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

2. Pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu pilihan jurusan kuliah pada lingkungan Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

3. Tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dipengaruhi oleh personal force dan cultural force.

4. Kongruensi tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dengan pilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi memiliki derajat kesesuaian yang berbeda-beda, yaitu paling sesuai, sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, sebagai berikut :

- Sebagian besar siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai (38,8%) dan kurang sesuai (21,6%) dengan pilihan jurusan kuliah.

- Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki profil tipe kepribadian yang bervariasi yaitu tipe kepribadian Social (28,1%), Artistic (27,3%), Investigative (21,6%), Conventional (13,7%), Realistic (5,0%), dan Enterprising (4,3%) .

- Pilihan jurusan kuliah siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur bervariasi yaitu pilihan jurusan kuliah Social (55,4%), Investigative (17,3%), Realistic (13,7%), Enterprising (10,1%), Conventional (2,9%) dan Artistic (0,7%).

- Faktor personal force lebih besar pengaruhnya terhadap pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dibandingkan faktor cultural force.


(3)

74

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

- Penelitian ini hanya menggunakan tipe pertama (primary type) pada profil tipe dan pilihan jurusan kuliah, maka disarankan untuk melakukan penelitian yang dikembangkan melalui tinjauan teoritis dan pembahasan yang lebih mendalam menggunakan tipe kedua (secondary type) dan tipe ketiga (tertiary type).

- Disarankan untuk menggunakan hasil uji validitas dan reliabilitas Self Directed Search Holland yang ada di Indonesia.

- Mengadakan berbagai penelitian lanjutan yang serupa, yaitu mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa SMA yang memiliki kondisi yang sama yaitu tinggal di daerah perbatasan lainnya (Sumatera, Papua, Sulawesi) atau mengadakan penelitian perbandingan.

- Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan ketiga tipe kepribadian yang dominan dalam menggambarkan profil tipe kepribadian dan profil tipe pilihan jurusan kuliah yang dipilih oleh siswa.

5.2.2 Saran Praktis

- Banyaknya ketidaksesuaian dan kurang sesuainya antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, maka siswa disarankan untuk melakukan upaya pengenalan diri mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan


(4)

75

pilihan jurusan kuliah dengan cara mengikuti seminar education yang berkaitan.

- Bagi pihak sekolah SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur disarankan untuk memfungsikan layanan bimbingan konseling lebih optimal dengan cara melakukan pemetaan jurusan pilihan kuliah, tes minat pada siswa kelas 3 yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan mengaktifkan layanan bimbingan konseling bagi siswa secara individual atau kelompok (group counseling).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Holland, J. 1997. Making Vocational Choices : A Theory Of Vocational

Personalities and Work Environments 3rd edition. Florida : Psychological

Assessment Resources, Inc.

Holland, J. 2000. Self Directed Search Form R : The Occupations Finder 4th edition. Florida : Psychological Assesment Resources, Inc.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, J. 2002. Live span development. Jakarta : Erlangga.

Sevilla, Consuelo, G. 1984. Pengantar metode penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia.

Singarimbun, M. 1995. Metode penelitian survai. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Hengky. 2008. Studi Deskriptif mengenai Kongruensi Tipe Kepribadian dengan Tipe Lingkungan Kerja Pada Calon Dosen Fakultas Psikologi Universitas X Ditinjau dari Teori Holland. Bandung : Fakultas Psikologi UKM

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, diakses 12 juni 2012).

(http://en.m.wikipedia.org/wiki/Cronbach’s_alpha#section_2, diakses 25 februari 2013).

(http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, diakses 7 juni 2012).

(http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/), diakses 27 november 2012).

Syarif. P, Djauhan. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Mahasiswa Psikologi Angkatan 2008 Dengan Tipe Lingkungan Belajar Psikologi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bandung : Fakultas Psikologi UKM


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KESESUAIAN HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEMANTAPAN PILIHAN KARIR SISWA DI SMK : Studi Deskriptif Analitik di Kelas XI SMKN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014.

0 2 9

Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian dengan Tipe Lingkungan Kerja pada Bagian Machining di PT "X" Bandung.

0 2 37

Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kesesuaian Tipe Kepribadian Dengan Tipe Lingkungan Studi Pada Mahasiswa Semester I Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 29

Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kesesuaian Tipe Kepribadian dan Tipe Lingkungan Kerja Pada Pengajar SD 'X' di Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian dengan Tipe Lingkungan Kerja Pada Guru TK "X" Bandung.

0 0 96

Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Mahasiswa Psikologi Angkatan 2008 Dengan Tipe Lingkungan Belajar Psikologi di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 0 29

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Self-Regulation Akademik pada Siswa Kelas XI di SMAN "X" Bandung.

0 0 30

Studi Deskriptif Mengenai Kongruensi Tipe Kepribadian Dengan Tipe Lingkungan Kerja Pada Calon Dosen Fakultas Psikologi Universitas "X" Ditinjau Dari Teori Holland.

0 0 76

Karya Tulis Ilmiah Hubungan Antara Pilihan Jurusan Siswa Kelas X SMAN 2 Kediri dengan Pemilihan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

0 0 38

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN TIPE KEPRIBADIAN DAN MODEL LINGKUNGAN DENGAN KEMATANGAN ARAH PILIHAN KARIER (STUDI PADA SISWA SMK N 1 PADANG) Sucipto

0 1 14