The Relationship Between Aspects of Biology Learning Motivation with the Cognitive Learning Achievement of Biology at SMA Negeri 1 Karanganyar in Class Year of 2011/2012 Hubungan antara Aspek Motivasi Belajar Biologi dengan Prestasi Belajar Biologi di SMA
BIO-PEDAGOGI
ISSN: 2252-6897
1Volume 1, Nomor 1
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
Oktober 2012
Halaman 85-95
Hubungan antara Aspek Motivasi Belajar Biologi dengan Prestasi Belajar Biologi di
SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/ 2012
The Relationship Between Aspects of Biology Learning Motivation with the Cognitive Learning
Achievement of Biology at SMA Negeri 1 Karanganyar in Class Year of 2011/2012
Esti Rahayu a, Puguh Karyanto b, Riezky Maya Probosaric
a
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: esti_rahayu@yahoo.com
b
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: karyarina@yahoo.com
c
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezwan@yahoo.com
Diterima 07 Juni 2011, disetujui 21 Juli 2011
ABSTRACT- This research is aimed to know causal relationship between knowledge,
accomplishment, stimulation, integrated regulation, identified regulation, introjected regulation, and external regulation with cognitive learning achievement of biology at SMA
Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012 simultaneously. This was a correlational research and conducted upon high school student at SMA Negeri 1 Karanganyar
in academic year of 2011/2012. The sample was taken among 115 samples of student
using stratified random sampling technique. Documentation technique was used to
uncover student’s cognitive learning achievement, while aspects of motivation was measured by using questionnaire. The obtained data was analysed using multiple regression
analysis in SPSS 16. The result showed that there was a negative correlation between
accomplishment and introjected regulation with cognitive learning achievement of
biology at SMA Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012 simultaneously. But
the others such as knowledge, stimulation, integrated regulation, identified regulation,
and external regulation showed no correlation with cognitive learning achievement
biology of the students of SMA Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012
simultaneously.
Key Words: aspects of learning motivation, cognitive learning achievement of
biology, multiple regression analysis
Pencapaian hasil belajar pada
Pendahuluan
ranah tersebut kemudian menjadi lebih
Hasil belajar merupakan salah
satu tujuan proses pembelajaran. Salah
satu ranah hasil belajar yang menjadi orientasi utama di sekolah pada umumnya
adalah ranah kognitif. Fokus pada ranah
kognitif terlihat pada penekanan pada
menonjol
ranah yang lain.
sekolah se-
bagai salah satu kriteria utama
nafiditas sekolah.
bo-
dengan
dua
Pencapaian ranah
kognitif dideterminasi oleh banyak faktor
baik eksternal maupun internal. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar (Hakim, 2005).
hasil ujian akhir baik semester maupun
nasional oleh kebanyakan
dibandingkan
Faktor internal diketahui
lebih
dominan dalam menentukan hasil belajar dibandingkan dengan faktor lingkungan
(Clark, 1981
dalam Sudjana,
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
86
2005). Salah satu faktor internal yang
(2010) mendapatkan bahwa hasil belajar
memiliki pengaruh kuat terhadap hasil
berkorelasi
belajar adalah motivasi (Ayub,
intrinsik dan ekstrinsik.
Broussard, 2002;
2010;
Motivasi berpengaruh terhadap
dengan
motivasi
Salah satu determinan penting
Tela, 2007; Tariq,
Hussain, Mahmood, dan Mubeen, 2011).
positif
dalam menentukan capaian hasil belajar
siswa
adalah
motivasi.
Penelitian
hasil belajar kognitif terkait kemampu-
Broussard
(2002) mendapatkan bahwa
annya dalam mengarahkan perilaku bela-
kegagalan
pencapaian
jar (Weiner, 1992 dalam Buehl dan
disebabkan
oleh
Alexander, 2005). Motivasi merupakan
dalam belajar. Studi korelasional yang
faktor utama dalam proses pembelajaran.
dilakukan Hamdu dan Agustina (2011)
Kehilangan motivasi dapat menyebabkan
mendapatkan bahwa motivasi berkorelasi
orientasi terhadap tujuan menjadi lemah.
kuat dengan hasil belajar.
Motivasi
Self-Determination Theory mem-
hasil
lemahnya
belajar
motivasi
dapat berkontribusi
bedakan motivasi menjadi dua dimensi
lebih dibandingkan kemampuan intele-
berdasarkan
perbedaan alasan atau
gensi dalam menentukan hasil belajar,
tujuan yang mendasari perbuatan yaitu
dimana pebelajar dengan kemampuan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Ryan
intelegensia yang rendah kemudian dapat
dan Deci, 2000).
mencapai hasil belajar yang relatif lebih
Menurut Bernard (2010), motiva-
baik
(Nasution,
1995).
Beberapa
si intrinsik dilandasi oleh kemerdekaan
penelitian dan publikasi yang telah dil-
pribadi (otonomi)
akukan misalnya
Berbeda
dan kompetensi.
dengan motivasi intrinsik,
(2011),
Hamdu & Agustina
Landine & Stewart (1998),
motivasi ekstrinsik lebih menekankan
Widyastuti (2010), dan Rohmah (2010)
pada
hanya
konsekuensi yang akan didapat
setelah melakukan tindakan
(Ryan dan
melihat dalam sudut pandang
hubungan antara
konstruk motivasi
dengan hasil belajar, sedangkan Afzal,
Deci, 2000).
Konstruk motivasi dibangun oleh
Ali, Khan, dan Hamid (2010)
dimensi yang bersifat eksternal dan
dalam sudut
internal.
dimensi
Penelitian yang dilakukan
melihat
pandang hubungan antara
motivasi dengan hasil belajar.
Eymur dan Geban (2011) menunjukkan
Dimensi motivasi tersebut dijabarkan ke
bahwa
motivasi
dalam aspek-aspek yang bersifat non var-
intrinsik lebih berpengaruh terhadap
iabel. Ryan dan Deci (2000) membagi
pencapaian hasil belajar siswa. Ayub
motivasi ke dalam tujuh aspek, yaitu ex-
aspek-aspek
dalam
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
87
ternal regulation, introjected regulation,
identified regulation,
dan
integrated
Karanganyar
yang mendapatkam mata
pelajaran biologi.
regulation pada motivasi ekstrinsik serta
Pengambilan sampel dilakukan
dan
dengan cara stratified random sampling
stimulation,
accomplishment,
knowledge pada motivasi intrinsik.
Aspek
dalam
dengan jumlah sampel sebanyak 115
dimensi-dimensi
siswa.
motivasi dapat diangkat sebagai variabel.
adalah
Penelitian
dengan
stimulation, integrated regulation, iden-
mengangkat aspek-aspek dalam dimensi
tified regulation, introjected regulation,
motivasi menjadi variabel penelitian
dan
dapat dilakukan untuk melakukan verifi-
variabel terikat adalah hasil belajar
kasi hubungan motivasi dengan hasil
kognitif. Penelitian ini menggunakan dua
belajar secara lebih detail. Kajian terse-
teknik pengumpulan data, yaitu teknik
but dapat menemukan aspek tertentu pa-
dokumentasi untuk mendapatkan data
da motivasi yang paling berhubungan
sekunder
dengan hasil belajar.
dan teknik angket untuk
korelasional
Tujuan penelitian ini adalah untuk
data
Variabel bebas pada penelitian
knowledge,
berupa hasil belajar kognitif
knowledge,
adanya hubungan antara
stimulation,
aspek-aspek
dalam
identified
biologi
yang
meliputi
belajar
knowledge,
regulation, sedangkan
external
mengetahui
motivasi
accomplishment,
mendapatkan
accomplishment,
integrated
regulation,
regulation,
introjected
regulation, dan external regulation .
Instrumen
accomplishment, stimulation, integrated
penelitian
berupa
regulation, identified regulation, intro-
angket diujicobakan untuk mengetahui
jected regulation, dan external regula-
validitas dan reliabilitas angket.
Analisis data pada penelitian ini
tion dengan hasil belajar kognitif biologi
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
menggunakan
pelajaran 2011/2012.
berganda dengan SPSS yang sebelumnya
telah
Metode Penelitian
diuji
analisis
dengan
regresi
uji
linear
normalitas
menggunakan uji Liliefors, uji linearitas,
Penelitian dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Karanganyar pada semester
uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.
genap tahun pelajaran 2011/2012. Populasi penelitian yang ditetapkan adalah
seluruh siswa
di SMA
Negeri
1
Pembahasan
Knowledge dengan Hasil Belajar
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
dengan
Siswa yang menyukai mata pela-
keinginan menguasai ilmu pengetahuan.
jaran biologi bisa saja tidak mendapatkan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama
nilai yang tinggi karena metode yang
didapatkan harga beta 0,073 dengan nilai
dipakai guru tidak cocok dengan karak-
p =0,674 dari persamaan regresi Y=
teristik siswa tersebut. Ketidaktepatan
94,035+ 0.073X1- 0.320X2 + 0,297X3 +
guru dalam pemilihan metode me-
0,065X4-0,070X5-0,298X6+0,014X7+e.
nyebabkan siswa kurang terbantu dalam
Harga p > 0,05 menunjukkan tidak ter-
memahami materi yang dipelajari dalam
dapat korelasi yang signifikan antara
biologi. Kondusifitas kelas dalam proses
aspek knowledge dalam motivasi belajar
pembelajaran
biologi dengan hasil belajar kognitif bi-
proses pembelajaran yang berlangsung di
ologi siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.
dalam kelas. Siswa yang pada awalnya
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
siap
penelitian Eymur dan Geban
man-teman lain tidak siap belajar, bisa
Knowledge
terkait
88
(2011)
yang
menyatakan bahwa terdapat ko-
relasi
positif yang signifikan antara
terhadap
untuk belajar, ketika melihat te-
terpengaruh
proses
berpengaruh
sehingga menyebabkan
pembelajaran
tidak
berjalan
motivation to know (knowledge) dengan
optimal. Proses pembelajaran yang tidak
prestasi
optimal menyebabkan hasil belajar juga
belajar siswa.
Siswa yang sebenarnya menyukai
tidak optimal. Pamor guru dihadapan
mata pelajaran biologi mendapatkan nilai
para siswa juga dapat menjadi salah satu
rendah untuk mata pelajaran biologi
faktor yang berpengaruh terhadap hasil
karena cara guru dalam mengemas materi
belajar siswa. Siswa cenderung lebih bisa
pelajaran kurang tepat. Keadaan ini
mencerna
menyebabkan materi yang seharusnya
dengan baik apabila mata pelajaran
bisa dikemas dengan menarik justru men-
biologi diampu oleh guru yang mereka
jadi
membosankan,
sukai karena mereka bisa lebih memper-
demikian juga dengan materi yang
hatikan penjelasan guru ketika proses
sebenarnya sederhana justru menjadi ma-
pembelajaran berlangsung, sebaliknya
teri yang sulit dipahami.
siswa cenderung sulit mencerna materi
materi
yang
materi
pelajaran
biologi
Pemilihan metode mengajar guru
pelajaran biologi dengan baik apabila
yang cocok dengan karakteristik siswa
mata pelajaran biologi diampu oleh guru
juga dapat mempengaruhi hasil belajar
yang kurang mereka sukai.
siswa.
Accomplishment dengan Hasil Belajar
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
89
terkait dengan
Accomplishment
keinginan
menguasai
erampilan.
berbagai
Berdasarkan
ket-
dengan
keterampilan
yang
dimiliki
uji
umumnya tidak mau belajar teori. Hal
hipotesis kedua didapatkan harga beta -
tersebut mengakibatkan siswa yang ber-
0,320 dengan nilai p = 0,036 (< 0,05)
sangkutan memiliki penguasaan teori
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
yang rendah sehingga hasil belajar yang
0.073X1
-
+
didapatkan juga rendah. Demikian juga
0,065X4
-
- 0,298X6 +
siswa yang tertarik untuk mendapat-
0,014X7 + e. Harga beta yang bernilai
kanketerampilan dalam bidang biologi
negatif dan p < 0,05 tersebut menunjuk-
umumnya mendapatkan hasil belajar
kan terdapat korelasi negatif yang signif-
rendah karena mereka kurang berminat
ikan antara aspek accomplishment dalam
terhadap materi-materi non praktikum.
motivasi belajar biologi dengan hasil
Hal inilah yang menyebabkan siswa yang
belajar kognitif
biologi siswa SMA
bersangkutan kurang antusias ketika
Negeri 1
Karanganyar sebesar
menerima materi pelajaran non prak-
0.320X2
hasil
Siswa yang sudah merasa cukup
+ 0,297X3
0,070X5
0,320. Hasil penelitian ini tidak sesuai
tikum
dengan penelitian Eymur dan Geban
didapatkan rendah.
(2011) yang menyatakan bahwa tidak
sehingga
hasil
belajar
yang
Stimulation dengan Hasil Belajar
terdapat korelasi yang signifikan antara
motivation to accomplish
(accomplish-
belajar
yang
rendah
umumnya justru didapatkan oleh siswa
yang senang mendapatkan keterampilan
dalam bidang biologi karena mereka
yang
memiliki keterampilan baik justru
terkadang kurang paham terhadap hal-hal
yang bersifat teoritis. Beberapa siswa
terbiasa hanya menirukan apa yang dilakukan guru dalam praktikum, sehingga
ketika guru menguji penguasaan teori
siswa tersebut, hasil yang didapatkan
justru rendah.
terkait
dengan
perasaan tertantang untuk belajar biologi
ment) dengan prestasi belajar.
Hasil
Stimulation
maupun sensasi yang dirasakan ketika
belajar biologi.
Berdasarkan hasil uji
hipotesis ketiga didapatkan harga beta
0,297 dengan nilai p = 0,069 (> 0,05)
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
0.073X1
-
0,065X4
-
0.320X2
0,070X5
+ 0,297X3
+
- 0,298X6 +
0,014X7 + e. Harga p > 0,05 menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara aspek
stimulation
dalam
motivasi belajar biologi dengan hasil
belajar kognitif biologi siswa SMA
Negeri 1 Karanganyar. Hasil penelitian
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
90
ini tidak senada dengan penelitian Ey-
biologi, tidak selalu mendapat hasil bela-
mur dan Geban (2011) yang menyatakan
jar tinggi. Guru yang mengajar dengan
bahwa terdapat korelasi positif dan sig-
cara
nifikan antara motivation to experience
cenderung akan cepat bosan dalam
stimulation (stimulation) dalam motivasi
belajar biologi. Dengan demikian siswa
intrinsik dengan prestasi belajar.
tersebut akan malas untuk memper-
monoton,
menyebabkan
siswa
Siswa yang merasa tertantang
hatikan ketika pelajaran berlangsung,
belajar biologi, mungkin tidak tertarik
bahkan perhatian siswa tersebut bisa saja
untuk meneruskan kuliah di bidang yang
sering teralihkan kepada hal-hal di luar
relevan dengan biologi. Mereka hanya
mata
pelajaran biologi. Akibat yang
menyukai tantangan dalam belajar biolo-
akan
ditimbulkan dari kejadian terse-
gi, tanpa menginginkan prestasi yang
but adalah rendahnya hasil belajar yang
tinggi dalam mata pelajaran biologi
diperoleh.
yang
Berdasarkan penelitian terdahulu
bersangkutan mendapatkan hasil belajar
mengenai hubungan motivasi belajar
yang tidak optimal. Hasil belajar yang
intrinsik dengan hasil belajar, diketahui
tinggi tidak selalu didapatkan oleh siswa
bahwa motivasi intrinsik berkorelasi
yang tertantang untuk mengatasi kesu-
positif dengan hasil belajar (Ghamari,
litan yang ada dalam biologi. Hal terse-
2011, Othman, 2011; Creekmore, 2010;
but kemungkinan disebabkan karena
Lepper et al, 2005; Tariq et.al, 2011).
ketika proses pembelajaran berlangsung,
Namun,
guru sering memberikan permasalahan
bahwa hanya aspek accomplishment yang
yang terlalu mudah untuk diselesaikan
memiliki korelasi dengan hasil belajar,
oleh siswa, tidak sebanding dengan ke-
dengan bentuk korelasi negatif. Perbe-
mampuan yang dimiliki siswa. Keadaan
daan
ini menyebabkan mereka beranggapan
penelitian
bahwa biologi adalah mata pelajaran
disebabkan karena perbedaan subjek
yang mudah. Anggapan tersebut me-
yang diteliti, dimana penelitian-penelitian
nyebabkan siswa kurang bersungguh-
tersebut dilakukan di luar Indonesia, se-
sungguh dalam belajar.
hingga
sehingga
menyebabkan
siswa
penelitian
hasil
ini
penelitian
terdahulu
menunjukkan
ini
dengan
kemungkinan
karakteristik siswa juga ber-
Cara mengajar guru juga merupa-
beda. Perbedaan tersebut dapat meliputi
kan salah satu faktor yang berpengaruh
perbedaan dalam hal kepercayaan diri,
terhadap hasil belajar siswa. Beberapa
preferensi, dan semangat belajar, etos
siswa yang tertantang untuk belajar
kerja, orientasi ke depan, rasa kompetitif,
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
91
keuletan, tanggungjawab, dan keyakinan
akan
suatu hal.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
Integrated
dengan Hasil
Regulation
92
dapat diperoleh setelah belajar.
dasarkan hasil uji hipotesis
Belajar
Integrated
regulation
terkait
Berkelima
didapatkan harga beta 0,070 dengan nilai
dengan penempatan pengaturan baru
p = 0,623 (> 0,05) dari persamaan regresi
dalam diri siswa. Berdasarkan hasil uji
Y = 94,035 + 0.073X1 - 0.320X2 +
hipotesis keempat didapatkan harga beta
0,297X3
0,065 dengan nilai p = 0,661 (> 0,05)
+
0,065X4
- 0,070X5
-
0,298X6 + 0,014X7 + e. Harga p >
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
0,05 menunjukkan tidak terdapat korelasi
0.073X1
-
yang signifikan antara aspek identified
0,065X4
-
0.320X2
+ 0,297X3
0,070X5
+
- 0,298X6 +
0,014X7 + e. Harga p > 0,05 menunjuk-
regulation dalam motivasi belajar biologi
dengan hasil belajar kognitif biologi
kan tidak terdapat korelasi positif yang
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal
signifikan antara aspek integrated regu-
ini dapat diartikan bahwa siswa yang
lation dalam motivasi belajar biologi
memiliki aspek
dengan hasil belajar kognitif biologi
identified regulation
tinggi tidak selalu mendapatkan hasil
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal
belajar tinggi, begitu pula sebaliknya,
ini dapat diartikan bahwa siswa yang
siswa yang memiliki aspek
memiliki aspek
integrated regulation
tinggi tidak selalu mendapatkan hasil
regulation
rendah
identified
tidak
selalu
mendapatkan hasil belajar rendah.
Hasil penelitian ini senada dengan
belajar tinggi, begitu pula sebaliknya.
Siswa yang menjadikan biologi
penelitian yang dilakukan oleh Eymur
sebagai kebutuhan dan nilai yang diper-
dan Geban (2011) yang menyatakan
lukan dalam kehidupannya tidak selalu
bahwa tidak terdapat korelasi yang sig-
mendapatkan hasil belajar tinggi. Mereka
nifikan
beralasan
dengan prestasi belajar.
tidak
tertarik
masuk
ke
sehingga kurang
bersungguh-sungguh
salah
regulation
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa
dalam belajar biologi.
identified
Motivasi berprestasi merupakan
Perguruan Tinggi dengan jurusan yang
relevan dengan mata pelajaran biologi
antara
siswa
yang
tidak
memiliki
dorongan kuat untuk berprestasi tidak
Identified Regulation
dengan Hasil
Belajar
akan berusaha lebih giat dalam belajar.
Siswa tersebut menyadari manfaat yang
terkait
akan diperoleh ketika belajar biologi,
dengan kesadaran akan manfaat yang
tetapi ia tidak ingin meraih prestasi lebih
Identified
regulation
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
93
dari apa yang didapatkan saat itu, dengan
ada perbedaan yang signifikan antara
kata lain siswa tidak tertarik untuk ber-
hasil belajar dengan aspek
prestasi.
regulation
Siswa yang menyadari manfaat
ologi
introjected
dalam motivasi belajar bi-
sebesar 0,320. Beberapa siswa
belajar biologi, belum tentu menyukai
yang memiliki
mata
tinggi, umumnya justru mendapatkan
pelajaran
biologi.
Walaupun
introjected regulation
mengetahui berbagai manfaat yang akan
hasil
didapatkan ketika belajar biologi, siswa
sebaliknya, siswa yang memiliki intro-
yang bersangkutan tidak akan belajar
jected regulation
dengan sungguh-sungguh karena pada
justru mendapatkan hasil belajar biologi
dasarnya tidak menyukai biologi, apalagi
tinggi. Hasil penelitian ini tidak senada
jika yang bersangkutan kurang bisa
dengan penelitian yang dilakukan Eymur
memotivasi siswa sehingga hasil belajar
dan Geban (2011) yang menunjukkan
yang didapatkan juga tidak akan maksi-
bahwa tidak terdapat korelasi yang sig-
mal.
nifikan antara extrinsic motivation (in-
Introjected Regulation
dengan Hasil
belajar biologi rendah, begitu pula
rendah, umumnya
trojected) dengan prestasi belajar.
Motivasi untuk mendapat hasil
Belajar
belajar yang tinggi karena tidak ingin
Introjected
regulation
terkait
dengan self control, ego involvement,
internal reward
ment.
dan internal punish-
Berdasarkan hasil uji hipotesis
keenam didapatkan
harga beta 0,298
dengan nilai p = 0,020 (< 0,05) dari persamaan regresi Y = 94,035 + 0.073X1 0.320X2 +
0,297X3 + 0,065X4
-
0,070X5 - 0,298X6 + 0,014X7 + e.
Harga beta yang bernilai positif dan p >
0,05 tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara
aspek introjected regulation dalam motivasi belajar biologi dengan hasil belajar
kognitif biologi siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal ini dapat diartikan bahwa
merasa malu maupun bersalah ketika
mendapatkan nilai rendah, tidak selalu
bisa mendorong siswa mendapatkan hasil
belajar tinggi. Tekanan-tekanan yang
kuat dari luar, misalnya dari orang tua
dan guru bisa membuat siswa menjadi
tertekan. Siswa yang merasa tertekan
berpotensi mengalami peningkatan stres.
Stres yang dialami oleh siswa tersebut
justru bisa berdampak negatif terhadap
pencapaian hasil belajar karena tidak
dapat berpikir dengan tenang.
Hasil belajar yang rendah justru
didapatkan dari siswa yang mampu mengendalikan diri untuk tidak banyak
bermain.
Hal
tersebut
kemungkinan
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
94
disebabkan karena siswa tersebut kurang
memiliki tingkatan terendah dalam self-
mendapat penyegaran otak (refreshing)
determination atau paling jauh ting-
dan terlalu serius dalam belajar.
katannya dengan motivasi intrinsik.
Refreshing juga dibutuhkan agar
Berdasarkan hasil uji hipotesis
siswa tidak terlau stres. Refreshing dapat
ketujuh
diperoleh ketika siswa tersebut bermain
dengan nilai p = 0,904 (> 0,05) dari per-
dengan
Kurangnya
samaan regresi Y = 94,035 + 0.073X1
refreshing bisa mempengaruhi proses
- 0.320X2 + 0,297X3 + 0,065X4 -
pembelajaran menjadi kurang optimal
0,070X5
sehingga hasil belajar rendah, begitu pula
Harga p > 0,05 menunjukkan adanya
dengan siswa yang terlalu serius dalam
tidak ada korelasi positif yang signifikan
belajar. Serius memang diperlukan dalam
antara aspek external regulation dalam
belajar, tetapi apabila terlalu serius justru
motivasi belajar biologi dengan hasil
tidak memberikan pengaruh yang positif
belajar kognitif biologi siswa SMA
dalam belajar. Hal yang diharapkan
Negeri 1 Karanganyar. Hal tersebut dapat
dalam belajar adalah santai tetapi serius,
diartikan bahwa siswa yang memiliki
hal itulah yang akan berdampak positif
aspek external regulation tinggi, tidak
dalam pencapaian hasil belajar.
selalu mendapatkan hasil belajar yang
teman-temannya.
didapatkan
harga beta 0,014
- 0,298X6 + 0,014X7 +
e.
Siswa yang belajar hanya untuk
tinggi, begitu pula sebaliknya, siswa
mendapatkan kesan yang baik dari orang
yang memiliki aspek external regulation
lain tidak akan belajar dengan sungguh-
rendah, tidak selalu mendapatkan hasil
sungguh
tidak
belajar yang rendah. Hasil penelitian ini
melihatnya. Hal tersebut dikarenakan
senada dengan penelitian yang dilakukan
siswa
tersebut tidak ingin mendapatkan
oleh Eymur dan Geban (2011) yang
manfaat dari belajar biologi atau karena
menyatakan bahwa tidak ada korelasi
memang tidak menyukai mata pelajaran
yang signifikan antara extrinsic motiva-
biologi. Kondisi tersebut menyebabkan
tion (external regulation) dengan prestasi
hasil belajar yang didapatkan siswa
belajar.
ketika
orang
lain
tersebut umumnya rendah.
External Regulation
dengan Hasil
Belajar
Siswa yang memiliki nilai external regulation tinggi, belum tentu mem-
iliki minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran biologi, karena hanya berorien-
External regulation merupakan
aspek dalam motivasi ekstrinsik yang
tasi pada hadiah atau penghargaan yang
akan diterima ketika ia mendapatkan
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
95
hasil belajar yang baik. Motivasi yang
tuk korelasi negatif. Perbedaan hasil
berasal dari luar diri siswa yang ber-
penelitian ini dengan penelitian terdahulu
sangkutan
lemah
kemungkinan disebabkan karena perbe-
dibandingkan dengan motivasi yang be-
daan lingkungan belajar siswa seperti ga-
rasal dari dalam diri siswa yang ber-
ya mengajar guru, dorongan orang tua,
sangkutan. Hal tersebut berpengaruh ter-
pola pengasuhan orangtua, serta kondisi
hadap hasil belajar yang akan diperoleh.
lingkungan sekolah dan masyarakat.
bersifat
lebih
Belajar yang dilakukan hanya
Daftar Pustaka
karena untuk memenuhi kehendak orang
tua dapat menyebabkan siswa kurang
menyadari pentingnya belajar biologi
sehingga mereka kurang giat berusaha
dalam belajar karena dorongan tersebut
bukan berasal dari dalam diri siswa yang
bersangkutan. Hal ini akan menyebabkan
hasil belajar yang didapatkan kurang
optimal.
Berdasarkan penelitian terdahulu
mengenai hubungan motivasi belajar
ekstrinsik dengan hasil belajar, diketahui
bahwa motivasi ekstrinsik berkorelasi
negatif dengan hasil belajar (Mitchell,
1992; Pintrich dan Garcia, 1991; Harter
dan Connel, 1984 dalam Eymur dan
Geban (2011); Lepper et al, 2005; Tariq
et al, 2011). Sebaliknya, penelitian yang
dilakukan Ayub (2011) dan Afzal et.al.
(2010) justru menyatakan bahwa terdapat
korelasi positif antara motivasi belajar
ekstrinsik dengan hasil belajar. Namun,
penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar
menunjukkan bahwa hanya aspek integrated regulation
yang memiliki ko-
relasi dengan hasil belajar, dengan ben-
Afzal, H., Ali, I., Khan, M.A., & Hamid,
K. (2010). A Studyof University
Students’ Motivation and Its Relationship with Their Academic
Performance. International Journal of Business and Management,
5(4), 80-88.
Ayub, N. (2010). Effect of Intrinsicand
Extrinsic Motivation on Academic
Performance.Karachi: College of
Business Management, Department of Social Sciences.
Bernard, J.
(2010).
Motivation in
Foreign Language Learning: The
Relationship between Classroom
Activities, Motivation, and Out
comes in a University LanguageLearning Environment. Thesis:
Carnegie Mellon University.
Broussard, S.C.
(2002).
The
Relationship between Classroom
Motivation
and
Academic
Achievement in First and Third
Graders. Thesis: Louisiana State
University.
Buehl, M.M. & Alexander, P.A. (2005).
Motivation and Performance
Differences in Students' DomainSpecific Epistemological Belief
Profiles. American Educational
Research Journal, 42 ( 4), 697726.
Eymur, G. & Geban, O. (2011). An
Investigation of the Relationship
between
Motivation
and
Academic Achievement of PreService Chemistry Teachers.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
Education and Science 36 (161),
246-255.
Hakim, T. (2005). Belajar Secara
Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hamdu, G. & Agustina, L. (2011).
Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
terhadap Prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol.12 No.1.
Landine, J. & Stewart, J. (1998).
Relationship between Metacognition, Motivation, Locus of Control, Self-Efficacy, and Academic
Achievement. Canadian Journal
of Counselling, 32 (3), 200-212.
Nasution. (1995). Didaktik Asas-Asas
Mengajar . Jakarta: Bumi Aksara.
Rohmah, H.T. (2010). Hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Mata Kuliah ASKEB 3
Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan
FK
UNS
Tahun
Ajaran
2009/2010. Skripsi: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Ryan, R.M. & Deci, E.L. (2000).
Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New
Directions. Contemporary Educational Psychology 25, 54–67.
96
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar . Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Richlin, L. (2006). Blueprint for
Learning: Constructing College
Courses to Facilitate, Asses and
Document Learning. Virginia:
Stylus Publishing LLC.
Tariq, S., Hussain S., Mahmood, S., &
Mubeen,
S.
(2011).
The
Relationship between Intrinsic
Motivation
and
Academic
Achieve-ment of Male and
Female Students at University
Level in Pakistan: A Case Study.
Journal of Education and Vocational Research 2 (5), 154-161I.
Tella, A.
(2007).
The Impact of
Motivation on Student’s Academic Achievement and Learning
Outcomes in Mathematics among
Secondary School Students in
Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 3(2), 149-156I.
Widyastuti, R. (2010).
Hubungan
Motivasi Belajar dan Hasil Tes
Intelegensi dengan Prestasi Belajar . Thesis: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
ISSN: 2252-6897
1Volume 1, Nomor 1
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
Oktober 2012
Halaman 85-95
Hubungan antara Aspek Motivasi Belajar Biologi dengan Prestasi Belajar Biologi di
SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/ 2012
The Relationship Between Aspects of Biology Learning Motivation with the Cognitive Learning
Achievement of Biology at SMA Negeri 1 Karanganyar in Class Year of 2011/2012
Esti Rahayu a, Puguh Karyanto b, Riezky Maya Probosaric
a
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: esti_rahayu@yahoo.com
b
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: karyarina@yahoo.com
c
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezwan@yahoo.com
Diterima 07 Juni 2011, disetujui 21 Juli 2011
ABSTRACT- This research is aimed to know causal relationship between knowledge,
accomplishment, stimulation, integrated regulation, identified regulation, introjected regulation, and external regulation with cognitive learning achievement of biology at SMA
Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012 simultaneously. This was a correlational research and conducted upon high school student at SMA Negeri 1 Karanganyar
in academic year of 2011/2012. The sample was taken among 115 samples of student
using stratified random sampling technique. Documentation technique was used to
uncover student’s cognitive learning achievement, while aspects of motivation was measured by using questionnaire. The obtained data was analysed using multiple regression
analysis in SPSS 16. The result showed that there was a negative correlation between
accomplishment and introjected regulation with cognitive learning achievement of
biology at SMA Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012 simultaneously. But
the others such as knowledge, stimulation, integrated regulation, identified regulation,
and external regulation showed no correlation with cognitive learning achievement
biology of the students of SMA Negeri 1 Karanganyar in academic year 2011/2012
simultaneously.
Key Words: aspects of learning motivation, cognitive learning achievement of
biology, multiple regression analysis
Pencapaian hasil belajar pada
Pendahuluan
ranah tersebut kemudian menjadi lebih
Hasil belajar merupakan salah
satu tujuan proses pembelajaran. Salah
satu ranah hasil belajar yang menjadi orientasi utama di sekolah pada umumnya
adalah ranah kognitif. Fokus pada ranah
kognitif terlihat pada penekanan pada
menonjol
ranah yang lain.
sekolah se-
bagai salah satu kriteria utama
nafiditas sekolah.
bo-
dengan
dua
Pencapaian ranah
kognitif dideterminasi oleh banyak faktor
baik eksternal maupun internal. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar (Hakim, 2005).
hasil ujian akhir baik semester maupun
nasional oleh kebanyakan
dibandingkan
Faktor internal diketahui
lebih
dominan dalam menentukan hasil belajar dibandingkan dengan faktor lingkungan
(Clark, 1981
dalam Sudjana,
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
86
2005). Salah satu faktor internal yang
(2010) mendapatkan bahwa hasil belajar
memiliki pengaruh kuat terhadap hasil
berkorelasi
belajar adalah motivasi (Ayub,
intrinsik dan ekstrinsik.
Broussard, 2002;
2010;
Motivasi berpengaruh terhadap
dengan
motivasi
Salah satu determinan penting
Tela, 2007; Tariq,
Hussain, Mahmood, dan Mubeen, 2011).
positif
dalam menentukan capaian hasil belajar
siswa
adalah
motivasi.
Penelitian
hasil belajar kognitif terkait kemampu-
Broussard
(2002) mendapatkan bahwa
annya dalam mengarahkan perilaku bela-
kegagalan
pencapaian
jar (Weiner, 1992 dalam Buehl dan
disebabkan
oleh
Alexander, 2005). Motivasi merupakan
dalam belajar. Studi korelasional yang
faktor utama dalam proses pembelajaran.
dilakukan Hamdu dan Agustina (2011)
Kehilangan motivasi dapat menyebabkan
mendapatkan bahwa motivasi berkorelasi
orientasi terhadap tujuan menjadi lemah.
kuat dengan hasil belajar.
Motivasi
Self-Determination Theory mem-
hasil
lemahnya
belajar
motivasi
dapat berkontribusi
bedakan motivasi menjadi dua dimensi
lebih dibandingkan kemampuan intele-
berdasarkan
perbedaan alasan atau
gensi dalam menentukan hasil belajar,
tujuan yang mendasari perbuatan yaitu
dimana pebelajar dengan kemampuan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Ryan
intelegensia yang rendah kemudian dapat
dan Deci, 2000).
mencapai hasil belajar yang relatif lebih
Menurut Bernard (2010), motiva-
baik
(Nasution,
1995).
Beberapa
si intrinsik dilandasi oleh kemerdekaan
penelitian dan publikasi yang telah dil-
pribadi (otonomi)
akukan misalnya
Berbeda
dan kompetensi.
dengan motivasi intrinsik,
(2011),
Hamdu & Agustina
Landine & Stewart (1998),
motivasi ekstrinsik lebih menekankan
Widyastuti (2010), dan Rohmah (2010)
pada
hanya
konsekuensi yang akan didapat
setelah melakukan tindakan
(Ryan dan
melihat dalam sudut pandang
hubungan antara
konstruk motivasi
dengan hasil belajar, sedangkan Afzal,
Deci, 2000).
Konstruk motivasi dibangun oleh
Ali, Khan, dan Hamid (2010)
dimensi yang bersifat eksternal dan
dalam sudut
internal.
dimensi
Penelitian yang dilakukan
melihat
pandang hubungan antara
motivasi dengan hasil belajar.
Eymur dan Geban (2011) menunjukkan
Dimensi motivasi tersebut dijabarkan ke
bahwa
motivasi
dalam aspek-aspek yang bersifat non var-
intrinsik lebih berpengaruh terhadap
iabel. Ryan dan Deci (2000) membagi
pencapaian hasil belajar siswa. Ayub
motivasi ke dalam tujuh aspek, yaitu ex-
aspek-aspek
dalam
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
87
ternal regulation, introjected regulation,
identified regulation,
dan
integrated
Karanganyar
yang mendapatkam mata
pelajaran biologi.
regulation pada motivasi ekstrinsik serta
Pengambilan sampel dilakukan
dan
dengan cara stratified random sampling
stimulation,
accomplishment,
knowledge pada motivasi intrinsik.
Aspek
dalam
dengan jumlah sampel sebanyak 115
dimensi-dimensi
siswa.
motivasi dapat diangkat sebagai variabel.
adalah
Penelitian
dengan
stimulation, integrated regulation, iden-
mengangkat aspek-aspek dalam dimensi
tified regulation, introjected regulation,
motivasi menjadi variabel penelitian
dan
dapat dilakukan untuk melakukan verifi-
variabel terikat adalah hasil belajar
kasi hubungan motivasi dengan hasil
kognitif. Penelitian ini menggunakan dua
belajar secara lebih detail. Kajian terse-
teknik pengumpulan data, yaitu teknik
but dapat menemukan aspek tertentu pa-
dokumentasi untuk mendapatkan data
da motivasi yang paling berhubungan
sekunder
dengan hasil belajar.
dan teknik angket untuk
korelasional
Tujuan penelitian ini adalah untuk
data
Variabel bebas pada penelitian
knowledge,
berupa hasil belajar kognitif
knowledge,
adanya hubungan antara
stimulation,
aspek-aspek
dalam
identified
biologi
yang
meliputi
belajar
knowledge,
regulation, sedangkan
external
mengetahui
motivasi
accomplishment,
mendapatkan
accomplishment,
integrated
regulation,
regulation,
introjected
regulation, dan external regulation .
Instrumen
accomplishment, stimulation, integrated
penelitian
berupa
regulation, identified regulation, intro-
angket diujicobakan untuk mengetahui
jected regulation, dan external regula-
validitas dan reliabilitas angket.
Analisis data pada penelitian ini
tion dengan hasil belajar kognitif biologi
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
menggunakan
pelajaran 2011/2012.
berganda dengan SPSS yang sebelumnya
telah
Metode Penelitian
diuji
analisis
dengan
regresi
uji
linear
normalitas
menggunakan uji Liliefors, uji linearitas,
Penelitian dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Karanganyar pada semester
uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.
genap tahun pelajaran 2011/2012. Populasi penelitian yang ditetapkan adalah
seluruh siswa
di SMA
Negeri
1
Pembahasan
Knowledge dengan Hasil Belajar
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
dengan
Siswa yang menyukai mata pela-
keinginan menguasai ilmu pengetahuan.
jaran biologi bisa saja tidak mendapatkan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama
nilai yang tinggi karena metode yang
didapatkan harga beta 0,073 dengan nilai
dipakai guru tidak cocok dengan karak-
p =0,674 dari persamaan regresi Y=
teristik siswa tersebut. Ketidaktepatan
94,035+ 0.073X1- 0.320X2 + 0,297X3 +
guru dalam pemilihan metode me-
0,065X4-0,070X5-0,298X6+0,014X7+e.
nyebabkan siswa kurang terbantu dalam
Harga p > 0,05 menunjukkan tidak ter-
memahami materi yang dipelajari dalam
dapat korelasi yang signifikan antara
biologi. Kondusifitas kelas dalam proses
aspek knowledge dalam motivasi belajar
pembelajaran
biologi dengan hasil belajar kognitif bi-
proses pembelajaran yang berlangsung di
ologi siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.
dalam kelas. Siswa yang pada awalnya
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
siap
penelitian Eymur dan Geban
man-teman lain tidak siap belajar, bisa
Knowledge
terkait
88
(2011)
yang
menyatakan bahwa terdapat ko-
relasi
positif yang signifikan antara
terhadap
untuk belajar, ketika melihat te-
terpengaruh
proses
berpengaruh
sehingga menyebabkan
pembelajaran
tidak
berjalan
motivation to know (knowledge) dengan
optimal. Proses pembelajaran yang tidak
prestasi
optimal menyebabkan hasil belajar juga
belajar siswa.
Siswa yang sebenarnya menyukai
tidak optimal. Pamor guru dihadapan
mata pelajaran biologi mendapatkan nilai
para siswa juga dapat menjadi salah satu
rendah untuk mata pelajaran biologi
faktor yang berpengaruh terhadap hasil
karena cara guru dalam mengemas materi
belajar siswa. Siswa cenderung lebih bisa
pelajaran kurang tepat. Keadaan ini
mencerna
menyebabkan materi yang seharusnya
dengan baik apabila mata pelajaran
bisa dikemas dengan menarik justru men-
biologi diampu oleh guru yang mereka
jadi
membosankan,
sukai karena mereka bisa lebih memper-
demikian juga dengan materi yang
hatikan penjelasan guru ketika proses
sebenarnya sederhana justru menjadi ma-
pembelajaran berlangsung, sebaliknya
teri yang sulit dipahami.
siswa cenderung sulit mencerna materi
materi
yang
materi
pelajaran
biologi
Pemilihan metode mengajar guru
pelajaran biologi dengan baik apabila
yang cocok dengan karakteristik siswa
mata pelajaran biologi diampu oleh guru
juga dapat mempengaruhi hasil belajar
yang kurang mereka sukai.
siswa.
Accomplishment dengan Hasil Belajar
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
89
terkait dengan
Accomplishment
keinginan
menguasai
erampilan.
berbagai
Berdasarkan
ket-
dengan
keterampilan
yang
dimiliki
uji
umumnya tidak mau belajar teori. Hal
hipotesis kedua didapatkan harga beta -
tersebut mengakibatkan siswa yang ber-
0,320 dengan nilai p = 0,036 (< 0,05)
sangkutan memiliki penguasaan teori
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
yang rendah sehingga hasil belajar yang
0.073X1
-
+
didapatkan juga rendah. Demikian juga
0,065X4
-
- 0,298X6 +
siswa yang tertarik untuk mendapat-
0,014X7 + e. Harga beta yang bernilai
kanketerampilan dalam bidang biologi
negatif dan p < 0,05 tersebut menunjuk-
umumnya mendapatkan hasil belajar
kan terdapat korelasi negatif yang signif-
rendah karena mereka kurang berminat
ikan antara aspek accomplishment dalam
terhadap materi-materi non praktikum.
motivasi belajar biologi dengan hasil
Hal inilah yang menyebabkan siswa yang
belajar kognitif
biologi siswa SMA
bersangkutan kurang antusias ketika
Negeri 1
Karanganyar sebesar
menerima materi pelajaran non prak-
0.320X2
hasil
Siswa yang sudah merasa cukup
+ 0,297X3
0,070X5
0,320. Hasil penelitian ini tidak sesuai
tikum
dengan penelitian Eymur dan Geban
didapatkan rendah.
(2011) yang menyatakan bahwa tidak
sehingga
hasil
belajar
yang
Stimulation dengan Hasil Belajar
terdapat korelasi yang signifikan antara
motivation to accomplish
(accomplish-
belajar
yang
rendah
umumnya justru didapatkan oleh siswa
yang senang mendapatkan keterampilan
dalam bidang biologi karena mereka
yang
memiliki keterampilan baik justru
terkadang kurang paham terhadap hal-hal
yang bersifat teoritis. Beberapa siswa
terbiasa hanya menirukan apa yang dilakukan guru dalam praktikum, sehingga
ketika guru menguji penguasaan teori
siswa tersebut, hasil yang didapatkan
justru rendah.
terkait
dengan
perasaan tertantang untuk belajar biologi
ment) dengan prestasi belajar.
Hasil
Stimulation
maupun sensasi yang dirasakan ketika
belajar biologi.
Berdasarkan hasil uji
hipotesis ketiga didapatkan harga beta
0,297 dengan nilai p = 0,069 (> 0,05)
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
0.073X1
-
0,065X4
-
0.320X2
0,070X5
+ 0,297X3
+
- 0,298X6 +
0,014X7 + e. Harga p > 0,05 menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara aspek
stimulation
dalam
motivasi belajar biologi dengan hasil
belajar kognitif biologi siswa SMA
Negeri 1 Karanganyar. Hasil penelitian
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
90
ini tidak senada dengan penelitian Ey-
biologi, tidak selalu mendapat hasil bela-
mur dan Geban (2011) yang menyatakan
jar tinggi. Guru yang mengajar dengan
bahwa terdapat korelasi positif dan sig-
cara
nifikan antara motivation to experience
cenderung akan cepat bosan dalam
stimulation (stimulation) dalam motivasi
belajar biologi. Dengan demikian siswa
intrinsik dengan prestasi belajar.
tersebut akan malas untuk memper-
monoton,
menyebabkan
siswa
Siswa yang merasa tertantang
hatikan ketika pelajaran berlangsung,
belajar biologi, mungkin tidak tertarik
bahkan perhatian siswa tersebut bisa saja
untuk meneruskan kuliah di bidang yang
sering teralihkan kepada hal-hal di luar
relevan dengan biologi. Mereka hanya
mata
pelajaran biologi. Akibat yang
menyukai tantangan dalam belajar biolo-
akan
ditimbulkan dari kejadian terse-
gi, tanpa menginginkan prestasi yang
but adalah rendahnya hasil belajar yang
tinggi dalam mata pelajaran biologi
diperoleh.
yang
Berdasarkan penelitian terdahulu
bersangkutan mendapatkan hasil belajar
mengenai hubungan motivasi belajar
yang tidak optimal. Hasil belajar yang
intrinsik dengan hasil belajar, diketahui
tinggi tidak selalu didapatkan oleh siswa
bahwa motivasi intrinsik berkorelasi
yang tertantang untuk mengatasi kesu-
positif dengan hasil belajar (Ghamari,
litan yang ada dalam biologi. Hal terse-
2011, Othman, 2011; Creekmore, 2010;
but kemungkinan disebabkan karena
Lepper et al, 2005; Tariq et.al, 2011).
ketika proses pembelajaran berlangsung,
Namun,
guru sering memberikan permasalahan
bahwa hanya aspek accomplishment yang
yang terlalu mudah untuk diselesaikan
memiliki korelasi dengan hasil belajar,
oleh siswa, tidak sebanding dengan ke-
dengan bentuk korelasi negatif. Perbe-
mampuan yang dimiliki siswa. Keadaan
daan
ini menyebabkan mereka beranggapan
penelitian
bahwa biologi adalah mata pelajaran
disebabkan karena perbedaan subjek
yang mudah. Anggapan tersebut me-
yang diteliti, dimana penelitian-penelitian
nyebabkan siswa kurang bersungguh-
tersebut dilakukan di luar Indonesia, se-
sungguh dalam belajar.
hingga
sehingga
menyebabkan
siswa
penelitian
hasil
ini
penelitian
terdahulu
menunjukkan
ini
dengan
kemungkinan
karakteristik siswa juga ber-
Cara mengajar guru juga merupa-
beda. Perbedaan tersebut dapat meliputi
kan salah satu faktor yang berpengaruh
perbedaan dalam hal kepercayaan diri,
terhadap hasil belajar siswa. Beberapa
preferensi, dan semangat belajar, etos
siswa yang tertantang untuk belajar
kerja, orientasi ke depan, rasa kompetitif,
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
91
keuletan, tanggungjawab, dan keyakinan
akan
suatu hal.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
Integrated
dengan Hasil
Regulation
92
dapat diperoleh setelah belajar.
dasarkan hasil uji hipotesis
Belajar
Integrated
regulation
terkait
Berkelima
didapatkan harga beta 0,070 dengan nilai
dengan penempatan pengaturan baru
p = 0,623 (> 0,05) dari persamaan regresi
dalam diri siswa. Berdasarkan hasil uji
Y = 94,035 + 0.073X1 - 0.320X2 +
hipotesis keempat didapatkan harga beta
0,297X3
0,065 dengan nilai p = 0,661 (> 0,05)
+
0,065X4
- 0,070X5
-
0,298X6 + 0,014X7 + e. Harga p >
dari persamaan regresi Y = 94,035 +
0,05 menunjukkan tidak terdapat korelasi
0.073X1
-
yang signifikan antara aspek identified
0,065X4
-
0.320X2
+ 0,297X3
0,070X5
+
- 0,298X6 +
0,014X7 + e. Harga p > 0,05 menunjuk-
regulation dalam motivasi belajar biologi
dengan hasil belajar kognitif biologi
kan tidak terdapat korelasi positif yang
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal
signifikan antara aspek integrated regu-
ini dapat diartikan bahwa siswa yang
lation dalam motivasi belajar biologi
memiliki aspek
dengan hasil belajar kognitif biologi
identified regulation
tinggi tidak selalu mendapatkan hasil
siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal
belajar tinggi, begitu pula sebaliknya,
ini dapat diartikan bahwa siswa yang
siswa yang memiliki aspek
memiliki aspek
integrated regulation
tinggi tidak selalu mendapatkan hasil
regulation
rendah
identified
tidak
selalu
mendapatkan hasil belajar rendah.
Hasil penelitian ini senada dengan
belajar tinggi, begitu pula sebaliknya.
Siswa yang menjadikan biologi
penelitian yang dilakukan oleh Eymur
sebagai kebutuhan dan nilai yang diper-
dan Geban (2011) yang menyatakan
lukan dalam kehidupannya tidak selalu
bahwa tidak terdapat korelasi yang sig-
mendapatkan hasil belajar tinggi. Mereka
nifikan
beralasan
dengan prestasi belajar.
tidak
tertarik
masuk
ke
sehingga kurang
bersungguh-sungguh
salah
regulation
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa
dalam belajar biologi.
identified
Motivasi berprestasi merupakan
Perguruan Tinggi dengan jurusan yang
relevan dengan mata pelajaran biologi
antara
siswa
yang
tidak
memiliki
dorongan kuat untuk berprestasi tidak
Identified Regulation
dengan Hasil
Belajar
akan berusaha lebih giat dalam belajar.
Siswa tersebut menyadari manfaat yang
terkait
akan diperoleh ketika belajar biologi,
dengan kesadaran akan manfaat yang
tetapi ia tidak ingin meraih prestasi lebih
Identified
regulation
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
93
dari apa yang didapatkan saat itu, dengan
ada perbedaan yang signifikan antara
kata lain siswa tidak tertarik untuk ber-
hasil belajar dengan aspek
prestasi.
regulation
Siswa yang menyadari manfaat
ologi
introjected
dalam motivasi belajar bi-
sebesar 0,320. Beberapa siswa
belajar biologi, belum tentu menyukai
yang memiliki
mata
tinggi, umumnya justru mendapatkan
pelajaran
biologi.
Walaupun
introjected regulation
mengetahui berbagai manfaat yang akan
hasil
didapatkan ketika belajar biologi, siswa
sebaliknya, siswa yang memiliki intro-
yang bersangkutan tidak akan belajar
jected regulation
dengan sungguh-sungguh karena pada
justru mendapatkan hasil belajar biologi
dasarnya tidak menyukai biologi, apalagi
tinggi. Hasil penelitian ini tidak senada
jika yang bersangkutan kurang bisa
dengan penelitian yang dilakukan Eymur
memotivasi siswa sehingga hasil belajar
dan Geban (2011) yang menunjukkan
yang didapatkan juga tidak akan maksi-
bahwa tidak terdapat korelasi yang sig-
mal.
nifikan antara extrinsic motivation (in-
Introjected Regulation
dengan Hasil
belajar biologi rendah, begitu pula
rendah, umumnya
trojected) dengan prestasi belajar.
Motivasi untuk mendapat hasil
Belajar
belajar yang tinggi karena tidak ingin
Introjected
regulation
terkait
dengan self control, ego involvement,
internal reward
ment.
dan internal punish-
Berdasarkan hasil uji hipotesis
keenam didapatkan
harga beta 0,298
dengan nilai p = 0,020 (< 0,05) dari persamaan regresi Y = 94,035 + 0.073X1 0.320X2 +
0,297X3 + 0,065X4
-
0,070X5 - 0,298X6 + 0,014X7 + e.
Harga beta yang bernilai positif dan p >
0,05 tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara
aspek introjected regulation dalam motivasi belajar biologi dengan hasil belajar
kognitif biologi siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Hal ini dapat diartikan bahwa
merasa malu maupun bersalah ketika
mendapatkan nilai rendah, tidak selalu
bisa mendorong siswa mendapatkan hasil
belajar tinggi. Tekanan-tekanan yang
kuat dari luar, misalnya dari orang tua
dan guru bisa membuat siswa menjadi
tertekan. Siswa yang merasa tertekan
berpotensi mengalami peningkatan stres.
Stres yang dialami oleh siswa tersebut
justru bisa berdampak negatif terhadap
pencapaian hasil belajar karena tidak
dapat berpikir dengan tenang.
Hasil belajar yang rendah justru
didapatkan dari siswa yang mampu mengendalikan diri untuk tidak banyak
bermain.
Hal
tersebut
kemungkinan
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
94
disebabkan karena siswa tersebut kurang
memiliki tingkatan terendah dalam self-
mendapat penyegaran otak (refreshing)
determination atau paling jauh ting-
dan terlalu serius dalam belajar.
katannya dengan motivasi intrinsik.
Refreshing juga dibutuhkan agar
Berdasarkan hasil uji hipotesis
siswa tidak terlau stres. Refreshing dapat
ketujuh
diperoleh ketika siswa tersebut bermain
dengan nilai p = 0,904 (> 0,05) dari per-
dengan
Kurangnya
samaan regresi Y = 94,035 + 0.073X1
refreshing bisa mempengaruhi proses
- 0.320X2 + 0,297X3 + 0,065X4 -
pembelajaran menjadi kurang optimal
0,070X5
sehingga hasil belajar rendah, begitu pula
Harga p > 0,05 menunjukkan adanya
dengan siswa yang terlalu serius dalam
tidak ada korelasi positif yang signifikan
belajar. Serius memang diperlukan dalam
antara aspek external regulation dalam
belajar, tetapi apabila terlalu serius justru
motivasi belajar biologi dengan hasil
tidak memberikan pengaruh yang positif
belajar kognitif biologi siswa SMA
dalam belajar. Hal yang diharapkan
Negeri 1 Karanganyar. Hal tersebut dapat
dalam belajar adalah santai tetapi serius,
diartikan bahwa siswa yang memiliki
hal itulah yang akan berdampak positif
aspek external regulation tinggi, tidak
dalam pencapaian hasil belajar.
selalu mendapatkan hasil belajar yang
teman-temannya.
didapatkan
harga beta 0,014
- 0,298X6 + 0,014X7 +
e.
Siswa yang belajar hanya untuk
tinggi, begitu pula sebaliknya, siswa
mendapatkan kesan yang baik dari orang
yang memiliki aspek external regulation
lain tidak akan belajar dengan sungguh-
rendah, tidak selalu mendapatkan hasil
sungguh
tidak
belajar yang rendah. Hasil penelitian ini
melihatnya. Hal tersebut dikarenakan
senada dengan penelitian yang dilakukan
siswa
tersebut tidak ingin mendapatkan
oleh Eymur dan Geban (2011) yang
manfaat dari belajar biologi atau karena
menyatakan bahwa tidak ada korelasi
memang tidak menyukai mata pelajaran
yang signifikan antara extrinsic motiva-
biologi. Kondisi tersebut menyebabkan
tion (external regulation) dengan prestasi
hasil belajar yang didapatkan siswa
belajar.
ketika
orang
lain
tersebut umumnya rendah.
External Regulation
dengan Hasil
Belajar
Siswa yang memiliki nilai external regulation tinggi, belum tentu mem-
iliki minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran biologi, karena hanya berorien-
External regulation merupakan
aspek dalam motivasi ekstrinsik yang
tasi pada hadiah atau penghargaan yang
akan diterima ketika ia mendapatkan
Esti Rahayu – Aspel Motivasi Belajar Biologi
95
hasil belajar yang baik. Motivasi yang
tuk korelasi negatif. Perbedaan hasil
berasal dari luar diri siswa yang ber-
penelitian ini dengan penelitian terdahulu
sangkutan
lemah
kemungkinan disebabkan karena perbe-
dibandingkan dengan motivasi yang be-
daan lingkungan belajar siswa seperti ga-
rasal dari dalam diri siswa yang ber-
ya mengajar guru, dorongan orang tua,
sangkutan. Hal tersebut berpengaruh ter-
pola pengasuhan orangtua, serta kondisi
hadap hasil belajar yang akan diperoleh.
lingkungan sekolah dan masyarakat.
bersifat
lebih
Belajar yang dilakukan hanya
Daftar Pustaka
karena untuk memenuhi kehendak orang
tua dapat menyebabkan siswa kurang
menyadari pentingnya belajar biologi
sehingga mereka kurang giat berusaha
dalam belajar karena dorongan tersebut
bukan berasal dari dalam diri siswa yang
bersangkutan. Hal ini akan menyebabkan
hasil belajar yang didapatkan kurang
optimal.
Berdasarkan penelitian terdahulu
mengenai hubungan motivasi belajar
ekstrinsik dengan hasil belajar, diketahui
bahwa motivasi ekstrinsik berkorelasi
negatif dengan hasil belajar (Mitchell,
1992; Pintrich dan Garcia, 1991; Harter
dan Connel, 1984 dalam Eymur dan
Geban (2011); Lepper et al, 2005; Tariq
et al, 2011). Sebaliknya, penelitian yang
dilakukan Ayub (2011) dan Afzal et.al.
(2010) justru menyatakan bahwa terdapat
korelasi positif antara motivasi belajar
ekstrinsik dengan hasil belajar. Namun,
penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar
menunjukkan bahwa hanya aspek integrated regulation
yang memiliki ko-
relasi dengan hasil belajar, dengan ben-
Afzal, H., Ali, I., Khan, M.A., & Hamid,
K. (2010). A Studyof University
Students’ Motivation and Its Relationship with Their Academic
Performance. International Journal of Business and Management,
5(4), 80-88.
Ayub, N. (2010). Effect of Intrinsicand
Extrinsic Motivation on Academic
Performance.Karachi: College of
Business Management, Department of Social Sciences.
Bernard, J.
(2010).
Motivation in
Foreign Language Learning: The
Relationship between Classroom
Activities, Motivation, and Out
comes in a University LanguageLearning Environment. Thesis:
Carnegie Mellon University.
Broussard, S.C.
(2002).
The
Relationship between Classroom
Motivation
and
Academic
Achievement in First and Third
Graders. Thesis: Louisiana State
University.
Buehl, M.M. & Alexander, P.A. (2005).
Motivation and Performance
Differences in Students' DomainSpecific Epistemological Belief
Profiles. American Educational
Research Journal, 42 ( 4), 697726.
Eymur, G. & Geban, O. (2011). An
Investigation of the Relationship
between
Motivation
and
Academic Achievement of PreService Chemistry Teachers.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 85-95
Education and Science 36 (161),
246-255.
Hakim, T. (2005). Belajar Secara
Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hamdu, G. & Agustina, L. (2011).
Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
terhadap Prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol.12 No.1.
Landine, J. & Stewart, J. (1998).
Relationship between Metacognition, Motivation, Locus of Control, Self-Efficacy, and Academic
Achievement. Canadian Journal
of Counselling, 32 (3), 200-212.
Nasution. (1995). Didaktik Asas-Asas
Mengajar . Jakarta: Bumi Aksara.
Rohmah, H.T. (2010). Hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Mata Kuliah ASKEB 3
Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan
FK
UNS
Tahun
Ajaran
2009/2010. Skripsi: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Ryan, R.M. & Deci, E.L. (2000).
Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New
Directions. Contemporary Educational Psychology 25, 54–67.
96
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar . Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Richlin, L. (2006). Blueprint for
Learning: Constructing College
Courses to Facilitate, Asses and
Document Learning. Virginia:
Stylus Publishing LLC.
Tariq, S., Hussain S., Mahmood, S., &
Mubeen,
S.
(2011).
The
Relationship between Intrinsic
Motivation
and
Academic
Achieve-ment of Male and
Female Students at University
Level in Pakistan: A Case Study.
Journal of Education and Vocational Research 2 (5), 154-161I.
Tella, A.
(2007).
The Impact of
Motivation on Student’s Academic Achievement and Learning
Outcomes in Mathematics among
Secondary School Students in
Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 3(2), 149-156I.
Widyastuti, R. (2010).
Hubungan
Motivasi Belajar dan Hasil Tes
Intelegensi dengan Prestasi Belajar . Thesis: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.