PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

(1)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ……… UCAPAN TERIMA KASIH ……… DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ……… DAFTAR GAMBAR ………... DAFTAR LAMPIRAN ... ………. BAB I PENDAHULUAN ………..

A. Latar Belakang Masalah ………

B. Rumusan Masalah ………

C. Tujuan ... ………

D. Manfaat Penelitian ………

E. Definisi Operasional ... ... BAB II LANDASAN TEORI ... ... A. Pengertian Pembelajaran IPA di SD ... ……… B. Pengertian Model Cooperative Learning ... ... C. Pengertian Hasil Belajar ... ……… D. Materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas ... ……… BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ...

A. Metode Penelitian ... ... B. Model Penelitian ... ... C. Subjek Penelitian ... ... D. Prosedur Penelitian ... ... E. Instrumen Penelitian ... ... F. Pengolahan Data dan Analisis Data ... ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ……… A. Hasil Penelitian ... ………

i ii iii iv vi vii viii 1 1 3 4 5 5 7 7 8 12 17 21 21 21 23 23 26 27 31 31


(2)

1. Deskripsi Pembelajaran Siklus 1 ... ……… a. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... ……… b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... ……… c. Refleksi Siklus 1 ... ……… 2. Deskripsi Pembelajaran Siklus 2 ... ……… a. Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... ……… b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... ……… c. Refleksi Siklus 2 ... ……… B. Pembahasan ... ……… BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... ……… A. Simpulan ... ……… B. Rekomendasi ... ……… DAFTAR PUSTAKA ... ... LAMPIRAN ... ………

31 31 32 34 40 40 41 42 48 50 50 51 52 53


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Ciri-ciri Benda Padat, Cair dan Gas ... 18

3.1 Kategori Aktivitas Belajar Siswa ... 30

4.1 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus 1... 34

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 36

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 38

4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus 2... 43

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 45


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 22

4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 ... 35

4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 ... 43

4.3 Peningkatan Nilai Siswa Tiap Siklus ... 49

4.4 Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ... 49


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Silabus Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran

Siklus 1 ... 54

2 Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 60

3 Lembar Observasi Siswa Siklus 1 ... 64

4 Kisi-kisi dan Lembar Tes Siswa Siklus 1 ... 68

5 Nilai Hasil Tes Siswa Siklus 1 ... 74

6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 77

7 Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 82

8 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 ... 86

9 Kisi-kisi dan Lembar Tes Siswa Siklus 2 ... 90

10 Nilai Hasil Tes Siswa Siklus 2 ... 95

11 Hasil Tes Siswa Siklus 1 ……….. .... 98

12 Hasil Tes Siswa Siklus 2 ……….. .... 114

13 Dokumentasi ………. . 127

14 Lembar bimbingan Skripsi ………... 130

15 SK Pembimbing dan surat Izin Penelitian………... .... 133


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran dari setiap satuan pendidikan adalah untuk menghasilkan siswa yang memiliki kualitas dan kompetensi akadamik dan non akademik. Kombinasi dari kemampuan akademik dan non akademik akan terlihat melalui pemaham konsep teoritis siswa yang kemudian dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.

Untuk mampu mecapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan penanaman pengetahuan siswa melalui pembelajaran konsep-konsep dasar melalui setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Salah satu mata pelajaran utama adalah IPA. Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu memiliki pemahaman tentang alam sebagai sumber kehidupan manusia.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti yang baik, tujuan dari mata pelajaran IPA adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap alam sebagai sumber kehidupan manusia. Agar tercapainya tujuan tersebut, siswa dituntut agar mampu mencapai standar pencapaian minimal materi pembelajaran IPA.

Di tingkat sekolah dasar tujuan dari pembelajaran mata pelajaran IPA itu sendiri adalah : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2)


(7)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Depdiknas, 2006)

Melihat kenyataan di lapangan, mata pelajaran IPA dianggap mata pelajaran yang kurang menarik bagi siswa, mata pelajaran ini dianggap membosankan dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran ini, keadaan tersebut dianggap wajar, karena kebanyakan guru tidak memiliki inovasi dalam menggunakan model belajar sehingga model belajar yang digunakan monoton dan tidak variatif. Penggunaan model yang tidak menarik, mengakibatkan siswa merasa malas untuk belajar yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, khususnya pada kelas 5 SDN Sukaraksa, ditemukan bahwa pada hasil belajar IPA pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas masih rendah. Pencapaian nilai rata-rata siswa berada pada kisaran 55-62 masih di bawah KKM sebesar 65. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis mencoba melakukan Penelitian dengan


(8)

mengimplementasikan model pembelajaran Cooperative Learning pada mata pelajaran IPA dalam materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas.

Dengan model pembelajaran Cooperative Learning, siswa secara berkelompok berdiskusi bersama untuk membahas topic pembelajaran, pembelajaran dilaksanakan dengan cara saling mengajar dan saling belajar. Anggota kelompok diminta untuk menyampaikan materi kepada anggotanya yang lain hingga mengerti. Dengan model pembelajaran Cooperative Learning, guru bertindak sebagai fasilitator pembimbing siswa untuk menggaris bawahi, menemukan jawaban, membuat catatan dan kesimpulan dari kegiatan belajar tersebut.

Penerapan model Cooperative Learning diharapkan mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap proses pembelajaran, adalah: 1) Pemahaman konsep siswa 2) Kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu konsep, 3) Motivasi belajar siswa, 4) Tingkat kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan benar, 5) Perhatian siswa dalam proses pembelajaran, 6) Hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM.

Atas latar belakang tersebut, penulis merumuskan judul penelitian yaitu, Penerapan Model Belajar Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas Kelas 5 Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian yang diajukan, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:


(9)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA menggunakan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan oleh penulis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA menggunakan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas

3. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model Cooperative Learning pada materi Perubahan Sifat Benda Padat, Cair dan Gas


(10)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan memiliki manfaat positif bagi guru, siswa, dan pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang dapat diambil adalah: 1. Manfaat siswa

a. Adanya peningkatan kegiatan belajar siswa

b. Siswa mampu meningkatkan aktivitas belajar belajarnya

c. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat memaknai hasil belajar siswa

d. Dapat meningkatkan nilai siswa sebagai indikasi ketercapaian tujuan pembelajaran

2. Manfaat guru

a. Sebagai bahan rujukan dalam menerpkan model pembelajaran yang lebih variatif

b. Sebagai referensi literatur bagi guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas

c. Sebagai motivasi guru untuk membuat penelitian tindakan kelas 3. Manfaat peneliti

a. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

b. Sebagai bahan perbandingan dalam menggunakan media pembelajaran c. Sebagai salah satu syarat dalam perkuliahan

E. Definisi Operasional

Berdasarkan judul proposal ini, beberapa pengertian istilah dalam penelitian berdasarkan judul, diantaranya:


(11)

1. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw

Model Cooperative Learning dalam penelitian ini adalah model belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek, dimana siswa aktif melakukan hal-hal seperti diskusi, tanya jawab, percobaan, menyajikan data, menyimpulkan dan memprediksi dengan menggunakan lembar kerja. Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dalam menggunakan strategi Cooperative Learning adalah:

a. Pemusatan perhatian siswa terhadap topik yang akan dipelajari (Orientasi) b. Penggalian konsep awal (Elisitas)

c. Menata ulang struktur kognitif menjadi sebuah konsep (Restrukturiasai) d. Menerapkan konsep ilmiah yang telah ditemukan ke dalam kehidupan

sehari-hari (aplikasi)

e. Penguatan konsep ilmiah yang telah didapat siswa dengan cara mengkaji ulang dan memberikan umpan balik (Pemantapan)

Dalam penelitian ini, model Cooperative Learning yang digunakan adalah tipe Jigsaw

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui proses belajar yang mencakup perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa ke arah yang lebih baik.

Pengertian hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah pengetahuan yang diperoleh oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar yang diukur melalui tes.


(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang di fokuskan pada proses pembelajaran di kelas. PTK dilaksanakan guna memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas dengan guru sebagai peneliti sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dan kooperatif antara peneliti dengan guru IPA di kelas tersebut dan siswa yang menjadi subjek dari penelitian ini.

Pemilihan PTK sebagai metode penelitian dengan alasan karena PTK memiliki karakteristik, : (1) adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan; (2) selfreflection inquiry atau penelitian melalui refleksi diri; (3) penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi; (4) bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran

B. Model Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga siklus, Kegiatan setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), tindakan pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflective).


(13)

Langkah-langlah PTK yang digunakan, diadaptasi dari alur PTK revisi model Lewin menurut Elliot yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Observasi Awal Orientasi

Lapangan Identifikasi Masalah

Rencana Pembelajaran Siklus 1 Refleksi Data Hasil Studi Pendahuluan

Pelaksanaan Siklus 1 Evaluasi Siklus 1

Identifikasi perbaikan untuk Siklus 2

Analisis Refleksi

Rencana Pembelajaran

Siklus 2 Pelaksanaan Siklus 2

Analisis Refleksi

Evaluasi Siklus 2

Identifikasi perbaikan

untuk Siklus 3 Rencana Pembelajaran Siklus 3

Evaluasi Siklus 3 Pelaksanaan Siklus 3


(14)

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang diambil dari penelitian yaitu siswa kelas 5 SDN Sukaraksa dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang dengan komposisi:

a. Laki-laki : 7 orang b. Perempuan : 14 orang 2. Tempat Penelitian

Pelakasanaan penelitian mengambil tempat di SDN Sukaraksa yang beralamat di Jalan Sukaraksa Desa Hegarmulya Kecamatan Cidadap Kabupaten Sukabumi Sukabumi Propinsi Jawa Barat

D. Prosedur Penelitian

Dalam tiap siklus pembelajaran, di dalamnya terdiri dari perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (reflecting). Alur dari tiap siklus tersebut dijadikan panduan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yang dimaksudkan agar kegiatan penelitian ini tetap fokus dan tidak melebar dari yang direncanakan.

1. Tahap Perencanaan: a. Observasi awal

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dan menganalisa keadaan awal dari subjek penelitian. Observasi awal adalah langkah pertama untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan.


(15)

Kegiatan pengenalan masalah belajar menjadi langkah yang penting untuk dilakukan, pada kegiatan ini peneliti mencari dan menemukan masalah-masalah apa saja yang ada di kelas, dan bagaimana upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Penelaahan masalah yang akan dihadapi, diantaranya dengan melakukan studi dokumentasi dan observasi langsung di kelas. Objek yang menjadi bahan identifikasi diantaranya: 1) Kurikulum KTSP IPA Kelas 5 SD, 2) Daftar nilai hasil tes belajar siswa, 3) Karakteristik kelas yang akan diteliti c. Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti merumuskan rencana yang akan dilaksanakan dalam penelelitian tindakan kelas, diantaranya:

1) Menentukan observer yang membantu kegiatan penelitian

2) Menyiapkan alat dan media belajar serta sarana prasarana pendukung lainnya

d. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen dilakukan sebagai alat perekam data selama proses penelitian dilaksanakan. Instrumen yang disusun berupa, 1) soal tes, 2) LKS, dan 3) Lembar Observasi

2. Tahap Pelaksanaan:

a. Perencanaan Tindakan Kelas

Kegiatan perencanaan tindakan kelas, merupakan langkah sebelum tindakan kelas dilakukan, diantaranya:


(16)

2) Menganalisa KTSP dari SD yang akan diteliti 3) Menyusun silabus pembelajaran

4) Menyusu RPP mata pelajaran IPA Kelas 5 5) Menyiapkan instrumen penilaian

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari perencanaan-perencanaan yang sudah disusun. Pelaksanaan yang dilakukan diantaranya: 1) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang sudah disusun 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode Discovery

3. Tahap Observasi:

Tahap observasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajran berlangsung, yang bertujuan untuk mengamati secara langsung interaksi belajar siswa di kelas serta mengamati jalannya kegiatan belajar di kelas. Secara umum, hal-hal yang diobservasi diantaranya adalah, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa, kemudian dinilai apakah telah mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan selama tiga siklus pembelajaran dilaksanakan. 4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi bertujuan untuk menganalisa hasil dari proses pembelajaran untuk dicari kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan hal-hal yang dapat dipertahankan pada siklus selanjutnya.


(17)

Hasil dari refleksi penelitian, pada akhirnya dijadikan bahan dalam penarikan kesimpulan, sehingga diketahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dari subjek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan untuk mengamati subjek penelitian dan dicatat dalam lembar-lembar observasi dari hasil pengamatan terhadap subjek penelitian. Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut:

“studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan

gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan

tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter

relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”.

Tujuan dari observasi adalah untuk mengukur sejauh mana kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah skenario pembelajaran yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP di dalamnya memuat sistematika pelaksanaan pembelajaran yang akan diaplikasikan oleh guru.


(18)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah Rencana yang menggambarkan Prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup1(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk1(satu) kali pertemuan atau lebih

3. Lembar tes

Lembar tes insturmen yang terdiri dari soal-soal yang disusun berdasarkan kompetensi dasar untuk disebarkan kepada siswa yang berfungsi untuk memperoleh nilai hasil belajar siswa setelah materi belajar disampaikan kepada siswa. Fungsinya adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang diajarkan sebelumnya.

F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

a. Lembar Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.


(19)

Lembar observasi yang digunakan yaitu mengamati tentang aktivitas guru dan siswa, serta proses pembelajaran secara keseluruhan. Hasil observasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam pelaksanakan kegiatan refleksi.

b. Tes Hasil Belajar

Untuk melakukan pengukuran tingkat pemahaman siswa terhadap materi atau konsep IPA digunakan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan disebarkan kepada siswa. Alat evaluasi lainnya berupa LKS dimana untuk mengukur hasil belajar siswa secara berkelompok. Lembar kerja ini berisi kegiatan siswa yang berupa tugas, latihan dan latihan pemecana masalah.

Hasil dari lembar tes berupa angka-angka yang merupakan nilai perolehan siswa selama mengikuti kegiatan belajar pada materi tertentu dan dikonsultasikan dengan nilai KKM yang ditentukan yaitu sebesar 6,5. Keberhasilan belajar siswa diukur jika mampu mencapai KKM tersebut. Perhitungan rata-rata nilai siswa dicari melalui rumus:

Mean = ΣJml Skor SiswaΣJml Seluruh Siswa

2. Analisa Data

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya adalah analisa data kualitatif dan data kuantitatif. Analisa data kualitatif diambil dari data-data yang bersumber dari hasil observasi proses pembelajaran, sedangkan analisa data kuantitatif bersumber dari nilai-nilai perolehan siswa yang terdiri dari nilai pre tes dan post tes.


(20)

Penekanan analisis kualitatif terletak pada pelaksanaan tindakan, dimana setelah diperoleh data, selanjutnya data dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman tentang tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil data analisis kualitatif dikonversi ke dalam data-data berbentuk prosentase sehingga akan mempermudah dalam penafsirannya. Analisis data kuantitatif diarahkan kepada analisis data statistik sederhana.

Sedangkan analisis data aktivitas belajar siswa dilakukan secara deskriptif melalui penilaian kriteria dengan langkah-langkah:

a. Menentukan kriteria penilaian :

Kriteria Penilaian

TB KB CB B SB

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

b. Perhitungan Prosentase aktivitas siswa:

Persen rata-rata siswa aktif = Σ Siswa aktif X 100%

Σ Siswa keseluruhan

No Komponen Observasi Prosentase Kriteria TB KB CB B SB 1 Perhatian Siswa

2 Keaktifan Siswa


(21)

c. Konsultsai hasil perhitungan prosentase kepada Tabel konsultasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Kategori Aktivitas Belajar Siswa Prosentase Rata-Rata Kategori

80% atau lebih Sangat Baik

60% - 79,99% Baik

40% - 59,99% Cukup

20% - 39,99% Kurang

0% - 19,99% Sangat Kurang


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah :

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran melalui model Cooperative Learning perlu disusun berdasarkan langkah-langkah; 1) Orientasi, 2) Elisitas, 3) Restrukturisasi, 4) Aplikasi, 5) Pemantapan. Pengembangan langkah-langah model Cooperative Learning bertujuan agar hasil yang dicapai dapat optimal. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu lebih memfasilitasi kegiatan pembelajaran secara optimal, kegiatan pembelajaran perlu dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah disusun, sehingga penyampaian materi tidak melebar dan tetap fokus terhadap tujuan. Siswa harus diarahkan sebagai subjek pembelajar, sehingga siswa aktif dalam mencari dan menemukan jawaban atas bahasan yang sedang dipelajari

3. Hasil pembelajaran dengan menggunakan model belajar Cooperative Learning mampu meningkatan nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 65, pada siklus 1 rata-rata siswa mencapai 68,57 dan pada Siklus 2 rata-rata siswa mencapai 77,14. Peningkatan persentase nilai siswa dari dua siklua yang dilaksanakan adalah 8,57%


(23)

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:

1. Guru lebih bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran, melalui penggunaan model belajar ataupun penggunaan alat peraga yang sesuai

2. Sebagai profesional, guru perlu lebih mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan siswa di sekolahnya 3. Pelatihan-pelatihan mengenai model belajar serta penelitian tindakan kelas

perlu menjadi kegiatan rutin guru dalam mengembangkan profesionalitasnya melalui KKG

4. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran IPA pada materi lainnya


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Basyiruddin Usman, (2002) Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press

Entin Solihatin dan Raharja,(2008) Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara Fida Rachmadiarti, (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University

Press.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA.

Jumadi. 2001. Perbandingan Metode Penemuan Dengan Metode Ceramah dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Lingkaran I Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2000/2001. Skripsi Tidak Diterbitkan. Tuban: FPMIPA IKIP PGRI Tuban.Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Oemar Hamalik. (2006), Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru. Penyusun Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas Penyusun Depdiknas. (2006). Depdiknas

Rahman, (2007), Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran, Bandung Alqaprint S. Nasution, (2000), Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara

Sardiman A.M, (2001), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto, (1998), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Tim

Wehmeier, Sally, (2000), Oxford Advanced Learner’s Dictionary, New York: Oxford University Press

Wina Senjaya, (2008), Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pusat Insan Madani


(1)

Lembar observasi yang digunakan yaitu mengamati tentang aktivitas guru dan siswa, serta proses pembelajaran secara keseluruhan. Hasil observasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam pelaksanakan kegiatan refleksi.

b. Tes Hasil Belajar

Untuk melakukan pengukuran tingkat pemahaman siswa terhadap materi atau konsep IPA digunakan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan disebarkan kepada siswa. Alat evaluasi lainnya berupa LKS dimana untuk mengukur hasil belajar siswa secara berkelompok. Lembar kerja ini berisi kegiatan siswa yang berupa tugas, latihan dan latihan pemecana masalah.

Hasil dari lembar tes berupa angka-angka yang merupakan nilai perolehan siswa selama mengikuti kegiatan belajar pada materi tertentu dan dikonsultasikan dengan nilai KKM yang ditentukan yaitu sebesar 6,5. Keberhasilan belajar siswa diukur jika mampu mencapai KKM tersebut. Perhitungan rata-rata nilai siswa dicari melalui rumus:

Mean = ΣJml Skor SiswaΣJml Seluruh Siswa

2. Analisa Data

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya adalah analisa data kualitatif dan data kuantitatif. Analisa data kualitatif diambil dari data-data yang bersumber dari hasil observasi proses pembelajaran, sedangkan analisa data kuantitatif bersumber dari nilai-nilai perolehan siswa yang terdiri dari nilai pre tes dan post tes.


(2)

Penekanan analisis kualitatif terletak pada pelaksanaan tindakan, dimana setelah diperoleh data, selanjutnya data dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman tentang tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil data analisis kualitatif dikonversi ke dalam data-data berbentuk prosentase sehingga akan mempermudah dalam penafsirannya. Analisis data kuantitatif diarahkan kepada analisis data statistik sederhana.

Sedangkan analisis data aktivitas belajar siswa dilakukan secara deskriptif melalui penilaian kriteria dengan langkah-langkah:

a. Menentukan kriteria penilaian :

Kriteria Penilaian

TB KB CB B SB

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

b. Perhitungan Prosentase aktivitas siswa:

Persen rata-rata siswa aktif = Σ Siswa aktif X 100% Σ Siswa keseluruhan

No Komponen Observasi Prosentase Kriteria

TB KB CB B SB

1 Perhatian Siswa 2 Keaktifan Siswa


(3)

c. Konsultsai hasil perhitungan prosentase kepada Tabel konsultasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Kategori Aktivitas Belajar Siswa

Prosentase Rata-Rata Kategori

80% atau lebih Sangat Baik

60% - 79,99% Baik

40% - 59,99% Cukup

20% - 39,99% Kurang

0% - 19,99% Sangat Kurang


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah :

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran melalui model Cooperative Learning perlu disusun berdasarkan langkah-langkah; 1) Orientasi, 2) Elisitas, 3) Restrukturisasi, 4) Aplikasi, 5) Pemantapan. Pengembangan langkah-langah model Cooperative Learning bertujuan agar hasil yang dicapai dapat optimal. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu lebih memfasilitasi kegiatan pembelajaran secara optimal, kegiatan pembelajaran perlu dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah disusun, sehingga penyampaian materi tidak melebar dan tetap fokus terhadap tujuan. Siswa harus diarahkan sebagai subjek pembelajar, sehingga siswa aktif dalam mencari dan menemukan jawaban atas bahasan yang sedang dipelajari

3. Hasil pembelajaran dengan menggunakan model belajar Cooperative Learning mampu meningkatan nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 65, pada siklus 1 rata-rata siswa mencapai 68,57 dan pada Siklus 2 rata-rata siswa mencapai 77,14. Peningkatan persentase nilai siswa dari dua siklua yang dilaksanakan adalah 8,57%


(5)

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:

1. Guru lebih bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran, melalui penggunaan model belajar ataupun penggunaan alat peraga yang sesuai

2. Sebagai profesional, guru perlu lebih mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan siswa di sekolahnya 3. Pelatihan-pelatihan mengenai model belajar serta penelitian tindakan kelas

perlu menjadi kegiatan rutin guru dalam mengembangkan profesionalitasnya melalui KKG

4. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran IPA pada materi lainnya


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basyiruddin Usman, (2002) Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press

Entin Solihatin dan Raharja,(2008) Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara Fida Rachmadiarti, (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University

Press.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA.

Jumadi. 2001. Perbandingan Metode Penemuan Dengan Metode Ceramah dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Lingkaran I Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2000/2001. Skripsi Tidak Diterbitkan. Tuban: FPMIPA IKIP PGRI Tuban.Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Oemar Hamalik. (2006), Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru. Penyusun Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas Penyusun Depdiknas. (2006). Depdiknas

Rahman, (2007), Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran, Bandung Alqaprint S. Nasution, (2000), Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara

Sardiman A.M, (2001), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto, (1998), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Tim

Wehmeier, Sally, (2000), Oxford Advanced Learner’s Dictionary, New York: Oxford University Press

Wina Senjaya, (2008), Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pusat Insan Madani


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA Upaya meningkatkan Hasil Belajar Sains pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Suatu Benda melalui Penerapan Metode Discovery Learning untuk Sis

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA Upaya meningkatkan Hasil Belajar Sains pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Suatu Benda melalui Penerapan Metode Discovery Learning untuk Sis

0 3 14

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA CAIR DI KELAS III SDN CIKAMUNING KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 40

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA.

0 3 36

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 35

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS III SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 44

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 35

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT BENDA PADAT,CAIR DAN GAS.

0 0 21

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

this PDF file PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA | Listiorini | Jurnal Pena Ilmiah 1 SM

0 0 10