PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK LOMPAT JAUH DI KELAS VII SMP KARYA PEMBANGUNAN BAROS KABUPATEN BANDUNG.
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN
LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN
GERAK LOMPAT JAUH DI KELAS VII
SMP KARYA PEMBANGUNAN BAROS
KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh EGA GANTARA
0800690
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN
LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN
GERAK LOMPAT JAUH DI KELAS VII
SMP KARYA PEMBANGUNAN BAROS
KABUPATEN BANDUNG
Oleh Ega Gantara
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ega Gantara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN
GERAK LOMPAT JAUH DI KELAS VII SMP KARYA PEMBANGUNAN BAROS
KABUPATEN BANDUNG
EGA GANTARA NIM. 0800690
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Dr. Uhamisastra, MS. NIP. 19510622 198002 1 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 19680707 199203 2 001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 19610612 198703 1 002
(4)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Ega Gantara, 0800690. “Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Di Kelas Vii Smp Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung”. Pembimbing I Dr. Uhamisastra,MS. Pembimbing II Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih berpengaruh terhadap hasil penguasaan gerak lompat jauh.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran Langsung dan model Pembelajaran Kooperatif. Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan desain penelitian menggunakan
One Group Pretest-Posttest Design. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah
siswa - siswi Kelas VII. Sedangkan untk sampel penulis mempergunakan teknik Sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 60 orang. Analisis data menggunakan uji rata-rata kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Berdasarkan hasil penghitungan bahwa thitung > ttabel yaitu t(7,11) > t1-α(1,71), oleh karena itu hipotesis ditolak.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa model pembelajaran langsung lebih signifikan pengaruhnya dibandingkan dengan model pembelajaran
(5)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
Ega Gantara, 0800690. “Comparasion between direct and learning models of cooperative learning model to control the motion of the long jump in class VII SMP Karya Pembangunan Baros Bandung District Development”. Pembimbing I Dr. Uhamisastra,MS. Pembimbing II Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd.
This research was conducted with the aim to determine the effect of the Direct Learning and Cooperative Learning on lompat jauh. The purpose of this research is determine both of models in influence on the long jump.
The independent variable are Direct Learning and Cooperatif Learning. Experimental method of this research is One Group Pretest-Postest Design. The population of this research were student of SMP Karya Pembangunan Baros Kab. Bandung. The authors use the purposive sampling technique is known as sampling considerations, occurs when sampling is done based on individual considerations or considerations of researchers. Analysis of the data use test average of the average similarity of two (one side). Based on the results of the calculation and processing of the data obtained that thitung > ttabe t(7,11) > t1-α(1,71) therefore the hypothesis is rejected.
Thus it can be interpreted that the learning model is more significant direct influence than the Co-operative learning model in the mastery of Long jump.
(6)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(7)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(8)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(9)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(10)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(11)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
(12)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1
2. Rumusan Masalah ... 4
3. Tujuan Penelitian ... 4
4. Manfaat Penelitian ... 4
5. Batasan Penelitian ... 5
6. Defini Istilah ... 5
7. Anggapan Dasar ... 6
8. Hipotesis ... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Pembelajaran ... 10
B. Model Pembelajaran ... 11
C. Model Pembelajaran Bidang Pendidikan Jasmani ... 13
D. Model Pembelajaran Langsung... 14
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung ... 14
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung ... 15
3. Karakteristik Model Pembelajaran langsung ... 15
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 18
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 18
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 19
3. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ... 20
4. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 21
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 24
F. Lompat Jauh ... 27
1. Teknik Lompat Jauh ... 28
2. Latihan Lompat Jauh dan Prinsip-Prinsip Latihan... 32
G. Tahapan Penilaian Gerak Dasar Lompat Jauh ... 35
H. Pengaruh Model Pembelajaran langsung terhadap penguasaan gerak lompat jauh ... 36
I. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw terhadap penguasaan gerak lompat jauh ... 36
(13)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian... 38
B. Desain Penelitian ... 39
C. Populasi ... 42
D. Sampel... 42
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 44
G. Prosedur Pengolahan Data ... 49
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 52
1. Hasil Uji Normalitas ... 52
2. Uji Homogenitas ... 54
3. Uji Rata-Rata Pihak Kanan ... 54
4. Hasil Tes Kebugaran Jasmani ... 55
B. Diskusi Penemuan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
(14)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Lima Fase Model Pembelajaran Langsung ... 17
2.2 Fase Indikator Gerakan Lompat Jauh ... 23
3.1 Desain Penelitian ... 40
3.2 Kisi-Kisi Instrument Rangkaian Lompat Jauh ... 47
4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 52
4.2 Hasil Pengujian Uji Normalitas Data ... 53
4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 54
4.4 Hasil Perhitungan Uji Pihak Kanan ... 54
(15)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan
(16)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
(17)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Lampiran 1 Pengolahan Data
1. Daftar Hasil Tes ... 67
2. Hasil Tes Rata - Rata Dan Simpangan Baku ... 69
3. Uji Normalitas Liliefors... 79
4. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variabel ... 83
5. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Satu Pihak) ... 84
Lampiran 2 Program Pembelajaran 1. Program Pembelajaran ... 86
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan 1. Foto Pelaksanaan Penelitian ... 102
2. Foto Pelaksanaan Tes ... 102
Lampiran 4 Administrasi Penelitian 1. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 105
2. Surat Izin Melakukan Penelitian... 110
3. Surat Keteraangan Telah Melakukan Penelitian ... 111 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(18)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Dunia pendidikan kita banyak mengenal konsep-konsep pembelajaran yang mendukung terciptannya pembelajaran yang baik. Banyak cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely, 1971:168). Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya. Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.
Sehubungan dengan hal itu, pembelajaran pendidikan jasmani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan yang memberi kontribusi yang sangat berharga dan memberi inspirasi bagi kesejahteraan hidup manusia. Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat physical atau aktifitas fisik tetapi lebih luas lagi keterkaitannya dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi kontribusi terhadap kehidupan individu.
Tujuan pendidikan salah satunya berhubungan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada anak. Salah satu materi pembelajaran yang mengandung banyak unsur nilai kehidupan pendidikan adalah materi ajar lompat jauh. Materi pembelajaran lompat jauh ini sudah terdapat dalam kurikulum bahkan silabus pembelajaran pendidikan jasmani sekolah menengah pertama.
Lompat jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu : Lompat Jauh gaya Jongkok (tuck), gaya
(19)
2
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang di udara. Oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh.
Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain. dijelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: (1) Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya. (2) Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical. (3) Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan tolakan. (4) Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.
Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar menjadi bervariasi dan tidak membosankan. Istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi tempat kita hidup. Dalam konseks pembelajaran, Joyce dan Weil (Udin S.Winataputra, 2001:115) mendefinisikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani menurut Metzler (2000:159) menjelaskan bahwa:
There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education: Direct Intruction model, personalized for instruction model, cooperative learning model, the sport education model, peer teaching model, inquiry teaching mode and the tactical games model.
Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu: (1) model pembelajaran langsung (2) model pembelajaran personal (3) model pembelajaran kerjasama (4) model pembelajaran pendidikan olahraga (5)
(20)
3
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran kelompok (6) model pembelajaran inkuiri (7) model pembelajaran taktis
Dari tujuh model pembelajaran yang disebutkan, penulis mencoba mengkaji dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung (direct teaching) dan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang akan diterapkan dalam penguasaan gerak lompat jauh. Model pembelajaran langsung menurut Tite (2011:30)
bahwa “model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran dimana guru
mentranformasikan informasi atau keterampilan secara langsung dan berorientasi pada tujuan yang diintruksikan oleh guru”. Sedangkan model pembelajaran kooperatif menurut (Johnson, Hamid Hasan, 1996:67). “Model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut”.
Dari pemaparan di atas, penulis ingin mengkaji kedua model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Karena berdasarkan dari pengertian kedua model pembelajaran tersebut, penulis beranggapan bahwa kedua model pembelajaran tersebut dapat memberikan pengaruh untuk penguasaan gerak lompat jauh. Adapun kenapa model pembelajaran langsung, karena penulis melihat dari hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah, guru tersebut menyampaikan materi pembelajaran lompat jauh ini menggunakan model pembelajaran langsung. Namun siswa terlihat jenuh dan kurang begitu semangat dalam melakukan. Berangkat dari hasil observasi tersebut, penulis ingin mencoba membandingkan pembelajaran lompat jauh menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran ini siswa diharapkan bisa saling berinteraksi satu sama lain serta memberikan pembelajaran dari sesama teman, sehingga menimbulkan rasa semangat.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mencoba meneliti kedua model pembelajaran tersebut yakni model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam pembelajaran lompat jauh di kelas VII SMP Karya
(21)
4
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembangunan Baros dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam menguasai gerak lompat jauh.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, peneliti mencoba memaparkan masalah yang terjadi dalam penguasaan gerak lompat jauh. Dengan ini peneliti merumuskan masalah sesuai pernyataan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran langsung (direct teaching) terhadap penguasaan gerak lompat jauh?
2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) terhadap penguasaan gerak lompat jauh?
3. Dari kedua model pembelajaran tersebut manakah yang paling berpengaruh dalam keberhasilan terhadap penguasaan gerak lompat jauh?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang dicapai penulis adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran langsung (direct teaching) terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang paling berpengaruh dalam keberhasilan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
D. Manfaat Penelittian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat dari penelitian ini diantaranya;
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pikiran untuk bahan pengajaran dan pembelajaran materi lompat jauh di kelas VII SMP Karya
(22)
5
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembangunan Baros Kabupaten Bandung. Khususnya dan untuk dunia pendidikan jasmani dan olahraga secara mumnya.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan sistem model pembelajaran materi kata lompat jauh Agar dapat tercapai sistem pengajaran yang diharapkan dan berhasil.
E. Pembatasan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil dari permasalahan penelitian yang timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu masalah. Adapun pembatasan masalah diantaranya;
1. Permasalahan pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana perbandingan model pembelajaran langsung dan kooperatif terhadap hasil penguasaan gerak lompat jauh. Sehingga yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran langsung dan model pmbelajaran kooperatif. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah penguasaan gerak lompat jauh.
2. Populasi penelitian ini adalah Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung sedangkan Sampel penelitian ini adalah Siswa kelas VII SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung.
3. Instrument yang digunakan adalah Tes Rangkaian gerak lompat jauh yang bersumber dari Dr. Hasnan Said dalam Tes Ketangkasan Atletik: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Depdikbud. (Jakarta: 1997)
4. Lokasi tempat penelitian ini di SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung.
F. Definisi Istilah
1. Perbandingan ialah membandingkan dua hal/variabel terhadap acuan yang sama.
(23)
6
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Siswa adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin meskipun rela maupun tidak rela mengeluarkan biaya, segala jaerih payah dll. Agar mencapai masa depan yang cerah.
3. Model Direct Teaching menurut (gerten, Taylor dan Graves, 1999:15) adalah model pembeljaran dimana guru mentraformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi kepada tujuan dan distrukturkan oleh guru.
4. Model Kooperatif menurut isjoni, (2010:13-14) adalah Model cooperative learning merupakan salah satu pembelajaran aktif yang mendorong siswa meraih pretasi yang maksimal. Dimana terdapat dua kelompok asal dan tim ahli yang satu sama lain berkaitan dalam satu tujuan.
5. Pembelajaran adalah interaksi antara guru dan pesera didik yang menciptakan suatu pengorganisasian atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya untuk menunjang interaksi ilmu peserta didik.
6. Lompat jauh adalah merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu : Lompat Jauh gaya Jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air).
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah titik tolak penelitian yang kebenarannya diterima oleh penyidik (winarto surakman : 1997:58). Oleh karena itu anggapan dasar merupakan titik tolak dari semua kegiatan penelitian yang dilakukan. Anggapan dasar atau kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Ada dua variabel bebas pada penelitian ini, yakni model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Dari kedua model
(24)
7
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran tersebut, masing-masing memberikan pengaruh terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
Model pembelajaran langsung dalam kegiatan pengajaran sering kali diterapkan oleh para guru pendidikan jasmani. Model pembelajaran ini guru secara langsung menyampaikan informasi kepada siswa. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Roy Klien dalam Tite (2011:30) model pembelajaran langsung merujuk pada berbagai teknik pengajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung) yang melibatkan seluruh siswa. Hal ini disampaikan juga oleh
Tite (2011:30) bahwa “model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran
dimana guru mentranformasikan informasi atau keterampilan secara langsung dan
berorientasi pada tujuan yang diintruksikan oleh guru”.
Dari hasil pemaparan di atas, model pembelajaran secara langsung dapat memberikan pemahaman kepada siswa secara langsung dan jelas, serta dapat memberikan pengaruh terhadap penguasaan gerak lompat jauh. Penjelasan di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Setiawan, Fitrajaya, Mardiyanti (2010:6) bahwa:
Model pembelajaran langsung (Direct Teaching) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajar selangkah demi langkah. Model pembelajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi langkah.
Dengan adanya sistem proses terstruktur hingga pola kegiatan yang bertahap, model pembelajaran langsung ini diharapkan mampu memberikan pengaruh kepada siswa dalam menguasai gerak lompat jauh.
Sama seperti model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang mampu membantu siswa menguasai gerak lompat jauh.
(25)
8
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kooperatifmengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama (Hamid Hasan, 1996:118). Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan pengulangan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson, Hamid Hasan, 1996:67). Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (1984:56) mengatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif, dalam kelompok. Serta membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam. Dengan demikian, mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan pengulangan gerak dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pemebelajaran.
Dari kutipan teori di atas, dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya interaksi pertukaran ide hingga pengulangan belajar antar siswa dengan siswa lainya. Model pembelajaran kooperatif ini diharapkan mampu memberikan pengaruh dalam menguasi gerak lompat jauh dengan baik.
Melihat dari kedua model pembelajaran tersebut, model pembelajaran langsung (Direct Teaching), lebih menekankan pada penyampaian informasi secara langsung dari guru kepada siswa. Guru lebih dominan aktif dalam pembelajaran ini, sementara siswa hanya menerima informasi dan sedikit melakukan pengulangan gerak. Dengan minimnya pengulangan gerak tentu saja siswa akan mengalami kesulitan dalam penguasaan gerak lompat jauh. Namun jika melihat dari model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang menerapkan sistem berkelompok dan pengulangan gerak yang banyak. Kita dapat beranggapan bahwa dengan banyaknya pengulangan pembelajaran gerak lompat jauh, siswa dapat menguasai gerak lompat jauh dengan baik. Sehingga dengan pengulangan gerak yang
(26)
9
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
banyak diasumsikan bahwa model pembelajaran kooperatif lebih berpengaruh terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
H. Hipotesis
Berdasarkan uraian anggapan dasar diatas maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut:
1. Model pembelajaran langsung (direct teaching) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
2. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
3. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memberikan pengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (direct teaching).
(27)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu hasil dari penelitian harus diuji melalui metode yang diterapkan. Sehingga dari penerapan metode akan diketahui apakah tujuan penelitian berhasil atau gagal. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana (2005:25) bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan telaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Hal ini diperkuat dengan adanya teori dari para ahli yang mengemukakan metode sebagai suatu cara untuk mengetahui pencapaian tujuan penelitian kita, yang diungkapkan oleh Surakahmad (1990) yang dikutip dari Darsono (2011: 52), sebagai berikut:
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan, perhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.
Dalam suatu penelitian terdapat banyaknya metode penelitian yang berbeda satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan hingga rumusan masalah yang akan diteliti. Maka perlu adanya perbandingan lurus antara rumusan masalah yang hendak diteliti dengan metode penelitian yang digunakan. Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan, metode tersebut adalah metode historis, deskriptif dan eksperimen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Hal ini diperkuat oleh teori metode eksperimen, yang diungkapkan oleh Arikunto (2002: 4) bahwa:
(28)
39
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yg bisa mengganggu.
Dalam metode penelitian eksperimen ini akan digunakan oleh peneliti, dalam upaya mengetahui pengaruh dari perbandingan dua model pembelajaran yakni model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Perbandingan kedua model pembelajaran ini akan menggunakan dua kelompok peserta didik dengan penerapan model pembelajaran yang berbeda. Dari dua model pembelajaran kelompok tersebut dilakukan perbandingan hasil belajar penguasaan gerak lompat jauh. Adapaun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Adapun variabel terikat adalah hasil penguasaan gerak lompat jauh.
B. Design Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One Group Pretest-Posttest Design”. Penulis menggunakan design One Group Pretest-Posttest Design ini karena design ini digunakan untuk penelitian eksperimen serta terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen iu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam konsep design ini adanya pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, lalu hasil dari pretest tersebut menjadi penilaian awal dalam memberikan perlakuan hingga menuju test akhir.
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan kelompok eksperimen yaitu model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif.
Desain One Group Pretest-Posttest Design dapat digambarkan sebagai berikut:
(29)
40
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
kelompok 1 Y1 X1 Y2
kelompok 2 Y1 X2 Y2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
(Sumber: Sugiyono dalam buku metode penelitian: 2011:75) Keterangan :
Kelompok 1: Kelompok Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung. Y1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)
X1 : Pemberian perlakuan
Y2 : Nilai posttest kelompok model pembelajaran langsung (setelah diberi perlakuan)
Kelompok 2: Kelompok Eksperimen dengan Model Pembelajaran Kooperatif. Y1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)
X2 : Pemberian perlakuan
Y2 : Nilai posttest kelompok model pembelajaran Kooperatif (setelah diberi perlakuan)
Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas yang belajar menggunakan model pembelajaran Langsung dan kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif pada penguasaan gerak lompat jauh.
Selanjutnya dalam penelitian ini penulis menggambarkan rancangan atau langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:
(30)
41
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian
(Sumber: Sugiyono dalam buku metode penelitian: 2011:70)
Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut di atas dari sebelum penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahapan I
a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. c. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran
bersangkutan.
d. Membuat surat izin penelitian e. Menentukan sampel penelitian. f. Menyiapkan program pembelajaran. 2. Tahapan II
a. Memberikan pretest pada sampel penelitian untuk mengetahui keadaan awal.
Populasi
sampel Perlakuan
Hasil A
Pretest Perlakuan
Hasil B Pengumpulan Data
Pengolahan&Analisis Data
Kesimpulan Pretest
(31)
42
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan kooperatif.
c. Memberikan post test pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar terhadap materi yang disampaikan setelah diberikan perlakuan.
3. Tahapan III
a. Mengolah dan menganalisis data hasil post test. b. Menganalisis hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.
C. Populasi
Dalam sebuah penelitian untuk memperoleh sebuah data, maka diperlukan sebuah data yang disebut populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010:80). Maka dalam penelitian ini, peneliti menentukan populasi yang diteliti yaitu siswa-siswi kelas VII SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung, yang berjumlah 100 siswa. Dan mengingat terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya, maka penulis mengambil sebagian dari populasi.
D. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:81) :
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Karya Pembangunan Baros yang berjumlah 30 siswa didapat dari 60% dari jumlah
(32)
43
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi yang selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak. 30 siswa untuk kelompok model pembelajaran langsung dan 30 siswa untuk model pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:112) yang mengemukakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
1. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel dibagi kedalam dua jenis yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Yang termasuk kedalam probability sampling diantaranya simple random sampling, propostionate stratified random sampling, dan cluster sampling (area sampling). Sedangkan yang termasuk kedalam non-probability sampling diantaranya sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, sampling purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling. (Sugiyono:2010: 218).
Pada kesempatan penelitian ini penulis mempergunakan teknik Sampling purposif yang dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Setelah itu peneliti melakukan pemerataan kelompok agar kemampuan gerak siswa sama dengan melihat hasil nilai akhir siswa. Adapun yang menjadi pertimbanganya adalah dilihat dari absensi siswa.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapaun lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut. Tempat : SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung. Waktu : 02 Nopember s/d 09 Desember 2012, frekuensi pertemuan
(33)
44
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian 12 x pertemuan. Menurut pendapat (Sarwono & Ismaryati, 1999: 43) bahwa :
“Frekuensi jumlah waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 per sesi latihan atau 2-4 kali per minggu”
5 sesi X 2 kali perminggu = 10 kali pertemuan. (minimal) 5 sesi X 3 kali perminggu = 15 kali pertemuan. (sedang) 5 sesi X 4 kali perminggu = 20 kali pertemuan. (maksimal)
Penelitian ini dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan. Dengan catatan melihat dari hasil peningkatan pembelajaran siswa. Apabila selama 12 kali pertemuan tersebut siswa telah mengalami perubahan atau peningkatan yang siap untuk di tes akhir.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai alat pengumpulan datanya. Tes adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa. (Nurhasan dan Hasanudi, 2007: 3). Tes dalam penelitian ini berupa Instrument yang digunakan adalah Tes Rangkaian gerak lompat jauh yang bersumber dari Hasnan Said dalam Tes Ketangkasan Atletik: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Depdikbud. (Jakarta: 1997)
1. Kriteria Penilaian Lompat Jauh Awalan
1) Berlari dengan kecondongan badan 10 derajat.
Badan ditekuk kedepan saat berlari.
2) Berlari dengan frekuensi langkah dan kecepatan maksimal sesuia kemampuan anak.
Jarak langkah pada papan tolakan 10 langkah. 3) Berlari lurus dengan lintasan
(34)
45
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tolakan
1) Melakukan tolakan dengan satu kaki yang terkuat.
Menggunakan kaki kiri atau kanan dengan posisi badan tegak tidak condong.
2) Melakukan tolakan tepat dipapan tolakan.
Telapak kaki tepat pada papan tolak tidak melebihi atau kurang 3) Kaki yang tidak menolak harus tegak lurus.
Mengangkat paha kaki yang tidak menolak hingga sejajar dengan perut atau tegak lurus.
Melayang
1) Mempertahankan posisi tolakan.
Kedua kaki direndahkan hingga mundur kebelakang pinggul. 2) Melakukan posisi teknik gantung.
Kedua kaki sejajar bersamaan mendorong kedepan, tangan mengayun kebelakang.
Mendarat
1) Mendarat dengan dua kaki.
Kedua kaki bersamaan mendarat pada tanah. 2) Badan membongkok dihadapan.
Kedua kaki bersamaan mendarat pada tanah. 2. Tes Kebugaran Jasmani
Salah satu yang penting dalam pelaksanaan penelitian adalah peneliti harus mengetahui kondisi kebugaran jasmani siswa. Karena secara tidak langsung kondisi kebugaran jasmani tentunya akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran siswa pada saat penelitian. Maka dari itu peneliti mencoba untuk menjalani tes kebugaran jasmani dengan menggunakan Harvard Step-Up Test. Tes ini adalah pengukuran untuk mengetahui kemampuan aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan jantung-paru, daya tahan
(35)
46
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jantung-paru, aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration endurance, dan kebugaran aerobik yang kesemuanya mempunyai arti yang kira-kira sama dan satu tujuan pada tes kebugaran jasmani seseorang. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima) menit. Adapun pelaksanaan tes ini sebagai berikut:
a. Tinggi bangku 20 feet (50 cm).
b. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit, jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik.
c. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:
1) Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan).
2) Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku
3) Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1 (asumsi kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai.
4) Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak seperti sikap semula.
a. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali. b. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome. c. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus
dalam keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit.
d. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama 30 detik. Dicatat sebagai DN1.
e. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN2.
(36)
47
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN3.
g. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih.
h. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN tersebut.
Indeks Kebugaran Rumus Panjang:
Durasi NTB (detik) x 100/2 (DN 1+DN 2+DN 3) Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran
< 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79 Rata-rata 80-89 Baik ≥90 Baik sekali Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x 100/(5,5 x DN 1) Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 50 Jelek 50-80 Rata-rata >80 Baik
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Gerakan Lompat Jauh (sumber: Fatwa Manjanegara, 2012)
NO INDIKATOR KRITERIA YANG DINILAI Nilai
1 Awalan
1. Berlari dengan kecondongan badan 10 derajat.
Badan ditekuk kedepan pada saat berlari 1 2. Berlari dengan frekuensi langkah dan kecepatan
maksimal sesuai kemampuan anak.
Jarak tiap langkah pada saat lari minimal 10
langkah 1
3. Berlari lurus dengan lintasan
Arah lari tidak berbelok dari start hingga tolakan 1 2 Tolakan
1. Melakukan tolakan dengan satu kaki yang terkuat
Menggunakan kaki kiri atau kaki kanan dengan
(37)
48
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Melakukan tolakan tepat dipapan tolakan
Telapak kaki tepat pada papan tolak tidak melebih
atau kurang. 1
3. kaki yang tidak menolak harus tegak lurus
Mengangkat paha kaki yang tidak menolak hingga sejajar dengan perut atau tegak lurus. 1
3 Melayang
1. Mempertahankan posisi tolakan
Kedua kaki direndahkan hingga mundur
kebelakang pinggul. 1
2. Melakukan posisi teknik gantung
Kedua kaki sejajar bersamaan mendoro kedepan,
tangan mengayuh ke belakang. 1
4 Mendarat
1. Badan membongkok di hadapan
Posisi badan menempel atau dekat dengan kedua
kaki yang dilunjurkan ke depan. 1 2. Mendarat dengan dua kaki
Kedua kaki bersamaan mendarat pada tanah. 1
(38)
49
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes hasil penguasaan gerak lompat jauh pada sampel penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
1. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap kelompok data dengan rumus :
Keterangan tanda dalam rumus diatas adalah : : Rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel
Xi : Nilai data
: Jumlah sampel suatu kelompok
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :
Keterangan tanda dalam rumus diatas adalah : S : Simpangan baku yang dicari n : Jumlah sampel
: Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Rumus yang digunkan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji lilifors. Untuk prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…Zn dengan menggunakan rumus :
(39)
50
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)
4. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z.Z1)
5. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…Zn . Jika proporsi ini dinyatakan S(Z1), maka :
6. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. 7. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga tersebut ini (L0).
8. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
9. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan :
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.
10.Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, Menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) dapat menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai hasil penguasaan gerak lompat jauh di SMP Pembangunan Baros yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan model
(40)
51
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran kooperatif. Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t, dengan rumus sebagai berikut:
Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2), melalui rumus sebagai berikut :
Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai t yang dicari (thitung) S2 : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel kelompok 1 n2 : Jumlah sampel kelompok 2
: Rata-rata kelompok 1 : Rata-rata kelompok 2 S12 : Variansi kelompok 1 S22 : Variansi kelompok 2
Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional sederhana. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t < t1-α, dalam hal lain tolak hipotesis, dengan peluang pada (α = 0,95) dengan dk = (n1+n2-2).
(41)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran langsung (direct teaching) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
2. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
3. Model pembelajaran Langsung memberikan pengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil penguasaan gerak Lompat Jauh di SMP karya Pembangunan Baros.
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pembelajaran dengan model pembelajaran langsung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif. dengan demikian disarankan untuk pengajaran lompat jauh di SMP karya Pembangunan Baros, baiknya menggunakan model pembelajaran langsung.
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian diperoleh dengan maksimal serta dengan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
(42)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra.(2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Baandung : FPOK UPI.
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .Jakarta. Rineka Cipta.
Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor. Djeugd. Semarang : Dahara Prize.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Eka. 2010. Model Pengajaran Langsung. Tersedia pada
http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/5-model-pengajaran-langsung.html. Diakses (30/09/2011).
Harsono. (1986). Ilmu Coaching. Jakarta: PIO KONI Pusat
Husdarta, dkk, 2000. Perkembangan Peserta Didik. DEPDIKBUD
Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. 2009. Model’s of Teaching
(Model-model Pengajaran). Yogjakarta : Pustaka Pelajar.
Joyce , Gerten, isjoni. 1980. Models of Teaching, Second Edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Perrcaya Diri Anak. Jakarta : PT Elex Media Kompotindo.
Michael W Metzler. 2000. Intructional Model For Physical Education. Nedham: Allyn And Bacen Pearson Education Company.
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.
(43)
Ega Gantara, 2013
Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Siswa SMP Karya Pembangunan Baros Kelas VII Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pate, Russel R., Mc Cleanaghan, Brucee= and Rotella, Robert (1993).
Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Kasiyo Dwijowinoto.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Rusli Lutan, 1988. Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Setiawan, Fitrajaya, Mardiyanti. 2010. Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Rekaysa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol 3. No 1. Hal. 7-10.
Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University.
Slavin, Robert E. (2008).Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudrajat, Ahmad. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Tersedia pada http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung.html. Diakses (29/09/2011).
Sugiyono, Winarto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: KesumaKarya.
Tite Juliantine, Toto Subroto, dan Yunyun Yudiana. (2011). Model - Model
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.
Yunyun, Yudiana. 2007. Teori Latihan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(1)
49
G. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes hasil penguasaan gerak lompat jauh pada sampel penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
1. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap kelompok data dengan rumus :
Keterangan tanda dalam rumus diatas adalah : : Rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel
Xi : Nilai data
: Jumlah sampel suatu kelompok
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :
Keterangan tanda dalam rumus diatas adalah :
S : Simpangan baku yang dicari
n : Jumlah sampel
: Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Rumus yang digunkan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji lilifors. Untuk prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…Zn dengan menggunakan rumus :
(2)
50
( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)
4. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z.Z1)
5. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…Zn . Jika proporsi ini dinyatakan S(Z1), maka :
6. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. 7. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga tersebut ini (L0).
8. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya
adalah : tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
9. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan :
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.
10.Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, Menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) dapat menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai hasil penguasaan gerak lompat jauh di SMP Pembangunan Baros yang
(3)
51
pembelajaran kooperatif. Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t, dengan rumus sebagai berikut:
Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2), melalui rumus sebagai berikut :
Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai t yang dicari (thitung) S2 : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel kelompok 1 n2 : Jumlah sampel kelompok 2
: Rata-rata kelompok 1 : Rata-rata kelompok 2 S12 : Variansi kelompok 1 S22 : Variansi kelompok 2
Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional sederhana. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t < t1-α, dalam hal lain tolak hipotesis, dengan peluang pada (α = 0,95) dengan dk = (n1+n2-2).
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran langsung (direct teaching) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
2. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan gerak lompat jauh.
3. Model pembelajaran Langsung memberikan pengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
terhadap hasil penguasaan gerak Lompat Jauh di SMP karya Pembangunan Baros.
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pembelajaran dengan model pembelajaran langsung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif. dengan demikian disarankan untuk pengajaran lompat jauh di SMP karya Pembangunan Baros, baiknya menggunakan model pembelajaran langsung.
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian diperoleh dengan maksimal serta dengan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra.(2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Baandung : FPOK UPI.
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
.Jakarta. Rineka Cipta.
Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor. Djeugd. Semarang : Dahara Prize.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Eka. 2010. Model Pengajaran Langsung. Tersedia pada
http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/5-model-pengajaran-langsung.html. Diakses (30/09/2011).
Harsono. (1986). Ilmu Coaching. Jakarta: PIO KONI Pusat
Husdarta, dkk, 2000. Perkembangan Peserta Didik. DEPDIKBUD
Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. 2009. Model’s of Teaching
(Model-model Pengajaran). Yogjakarta : Pustaka Pelajar.
Joyce , Gerten, isjoni. 1980. Models of Teaching, Second Edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Perrcaya Diri Anak. Jakarta : PT Elex Media Kompotindo.
Michael W Metzler. 2000. Intructional Model For Physical Education. Nedham: Allyn And Bacen Pearson Education Company.
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.
(6)
Pate, Russel R., Mc Cleanaghan, Brucee= and Rotella, Robert (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Kasiyo Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press.
Rusli Lutan, 1988. Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Setiawan, Fitrajaya, Mardiyanti. 2010. Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekaysa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol 3. No 1. Hal. 7-10.
Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University.
Slavin, Robert E. (2008).Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudrajat, Ahmad. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Tersedia pada http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung.html. Diakses (29/09/2011).
Sugiyono, Winarto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung : CV Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: KesumaKarya.
Tite Juliantine, Toto Subroto, dan Yunyun Yudiana. (2011). Model - Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.
Yunyun, Yudiana. 2007. Teori Latihan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia