PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
(NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS X SMK PELITA BANGSA SUMBERLAWANG
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014

Naskah Publikasi

Oleh:
SRI WIDYAWATI
A 410 100 035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
(NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS X SMK PELITA BANGSA SUMBERLAWANG
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014


Oleh
Sri Widyawati1, Sri Sutarni2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, w.widya12@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, s.sutarni@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh motivasi
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Pelita Bangsa
Sumberlawang tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengambil sampel kelas XA
sebagai kelas eksperimen sejumlah 24 siswa dan kelas XB sebagi kelas kontol
sejumlah 24 siswa. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling.
Metode pengumpulan data menggunakan metode test, metode angket dan metode
dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik analisis variansi dua jalan
dengan sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan homogenitas. Dari hasil penelitian dengan α = 5% didapat kesimpulan: (1)

terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar
matematika dengan Fhitung = 7,169; (2) terdapat pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika dengan Fhitung = 6,484; (3) tidak ada interaksi
antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika dengan Fhitung = 0,884.

Kata kunci: Numbered Head Together (NHT) , hasil belajar, motivasi

PENDAHULUAN
Sekarang ini Indonesia mulai memperbaiki sistem pendidikan sedikit demi
sedikit, mengingat betapa pentingnya pendidikan untuk menciptakan generasi
penerus yang berkualitas. Salah satu faktor berhasil atau tidaknya suatu
pendidikan terdapat pada proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran harus menjadikan siswa aktif sehingga siswa mampu
menganalisis suatu permasalahan dan mampu berpikir lebih kritis. Kurikulum di
Indonesia telah berganti beberapa kali untuk menciptakan suatu pembelajaran
yang aktif. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran masih saja
menggunakan cara konvensional yaitu dengan ceramah. Telah dilakukan inovasi
pada kurikulum-kurikulum yang digunakan, tetapi masih banyak guru yang tidak
melakukan inovasi pada proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang

digunakan masih teacher centered. Akibatnya siswa menjadi pasif dan tidak bisa
mengembangkan

kreatifitasnya.

Siswa

cenderung

mengikuti

apa

yang

diinstruksikan oleh guru saja.
Matematika merupakan salah satu dari enam materi ilmu, yaitu
matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial, dan linguistik.
Matematika memiliki peranan yang penting, karena metematika sangat
dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, sains, perdagangan dan

industri.
Dalam

pembelajaran

Matematika,

motivasi

belajar

siswa

sangat

diperlukan. Karena banyak dari siswa yang berpikir bahwa Matematika adalah
mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Motivasi merupakan dorongan dasar
yang menggerakkan seseorang bertingkah laku (Uno, 2008: 1). Dengan memiliki
motivasi, siswa akan terdorong untuk mempelajari Matematika dengan
bersemangat. Motivasi belajar siswa tidak hanya timbul dari dirinya sendiri,

namun guru juga harus memberikan motivasi pada siswa agar motivasi untuk
belajar Matematika meningkat. Wӕge (2009) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa motivasi belajar matematika siswa dapat dipengaruhi oleh perubahan
dalam pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Hasil belajar Matematika di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut
hasil survey yang dilakukan oleh TIMSS (Trends in International Mathematics
and Science Study) pada tahun 2011 untuk bidang Matematika, Indonesia berada
pada peringkat 38 dari 42 negara dengan skor 386. Melihat hasil belajar
Matematika di Indonesia yang masih tergolong rendah, diperlukan ada motivasi
pada diri siswa itu sendiri. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin
berhasil pula pelajaran tersebut (Sardiman, 2011: 84).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan
model pembelajaran yang variatif, dan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif.
Selain hal-hal tersebut, menurut Enggen dan Kauchak (Jacobsen, dkk 2009: 10)
proses pembelajaran harus mendorong tingkat interaksi yang tinggi antara siswa
dan guru maupun siswa dengan siswa serta guru harus menghubungkan materi
pelajaran dengan dunia nyata.
Untuk meningkatkan tingkat interaksi antar siswa dapat digunkan model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan

kerja sama siswa dan saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan yang
sama. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu strategi pembelajaran yang membuat
siswa lebih aktif, sekaligus dapat mengecek pemahaman setiap siswa serta mampu
marangsang motivasi siswa untuk belajar matematika.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) adakah pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar
siswa, (2) adakah pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika, (3) adakah interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar matematika.
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengetahui pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar
matematika, (2) mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar matematika dengan indikator: besarnya keinginan siswa untuk belajar,
dorongan yang menyebabkan siswa belajar, semangat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, (3) mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika.


METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran
sebagai sesuatu yang tunggal, objektif, universal dan dapat diverifikasi (Purwanto,
2008: 164).
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan di SMK Pelita Bangsa
Sumberlawang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X. Dan
mengambil sampel kelas X A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 24 dan kelas X B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak
24. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode pengumpulan data menggunakan (1) metode test, digunakan untuk
memdapatkan data hasil belajar matematika yang dilakukan setelah kedua sampel
diberi perlakuan, (2) metode angket, digunakan untuk mendapatkan data motivasi
belajar siswa, (3) metode dokumentasi, berupa daftar nama dan nilai matematika
siswa.
Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dengan dua jalur sel tak
sama. Tetapi sebelum dilakukan uji analisis data, perlu dilakukan uji prasyarat
analisis pada data hasil belajar yang telah diperoleh. Yaitu dengan uji normalitas

menggunakan metode Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett.
Uji komparasi ganda digunakan untuk uji pasca anava atau uji lanjutan.
Dilakukan uji lanjutan apabila analisis variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol
ditolak. Uji komparasi ganda yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
metode Scheffe’.

HASIL PENELITIAN
Untuk melakukan analisis data diperlukn data meliputi data hasil belajar
matematika dan data skor angket motivasi belajar. Data yang telah diperoleh dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 1: Data Hasil Tes
Rerata

SD

S2

Maks

Min


Eksperimen 1943

80,96

10,72

114,911

100

59

Kontrol

70,96

11,754

138,145


88

53

Kelas

Jumlah

1700

Tabel 2: Rangkuman Hasil Perhitungan Skor Angket
Jumlah
Rerata
SD
S2
Maks
Min
Motivasi Tinggi
Motivasi Sedang

Motivasi Rendah

Kelas Eksperimen
2096
87,33
7,4
54,754
102
75
8
9
7

Kelas Kontrol
2037
84,875
6,955
48,375
100
72
4
10
10

Data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis data menggunakan
analisis variansi dengan dua jalur sel tak sama. Namun sebelumnya perlu
dilakukan uji prasayarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui populasi berdistribusi normal. Dilakukan
uji normalitas dengan taraf signifikasi 5% dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3: Hasil Uji Normalitas
Ltabel
Kelompok
Lhitung
Hasil belajar

Motivasi
belajar

Keputusan

Eksperimen

0,089

0,173

Normal

Kontrol

0,106

0,173

Normal

Tinggi

0,174

0,242

Normal

Sedang

0,161

0,195

Normal

Rendah

0,147

0,206

Normal

Dari data pada tabel 3 terlihat bahwa populasi berdistribusi normal. Uji
homegenitas

dilakukan

untuk

menunjukkan

populasinya

homogen.

Uji

homogenitas antar baris (kelas eksperimen dan kontrol) menunjukkan nilai
2
χ hitung
= 0,19064 dan nilai χ tabel = χ 02, 05;1 = 3,841 . Hasil perhitungan menunjukkan
2
χ h2 < χ tabel
maka H0 diterima sehingga populasi homogen. Hal ini berarti hasil

belajar berasal dari populasi yang homogen.
Dilakukan uji homogenitas antar kolom (motivasi belajar tinggi, sedang,
2
= 2,214 dan χ tabel = χ 02,05; 2 = 5,991 . Karena
rendah) menunjukkan nilai χ hitung
2
χ h2 < χ tabel
maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dari ketiga

tingkatan motivasi berasal dari populasi yang homogen.
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, dilanjutkan dengan uji analisis
variansi dengan dua jalur sel tak sama. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis.
Perhitungan dilakukan dengnan taraf signifikasi 5%, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4: Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber

JK

dk

RK

Fhitung

Ftabel Keputusan

727,644

1

727,644

7,169

4,08

H0 ditolak

1316,296

2

658,148

6,484

3,23

H0 ditolak

179,466

2

89,733

0,884

3,23

H0 diterima

Galat

4262,764

42

101,494

Total

6486,169

47

Model
Pembelajaran
(A)
Motivasi
Belajar (B)
Interaksi
(AB)

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa untuk hipotesis pertama, H0A ditolak
hal ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar
Matematika. Untuk hipotesis kedua, H0B ditolak hal ini berarti terdapat pengaruh
motivasi belajar terhadap hasil belajar Matematika. Dan untuk hipotesis ketiga,

H0AB diterima, hal ini berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika.
Dari hasil uji analisis di atas menunjukkan bahwa hipotesis pertama dan
kedua menunjukan bahwa hipotesis nolnya ditolak, sehingga diperlukan uji pasca
anava dengan menggunakan uji komparasi ganda. Perhitungan uji komparasi
ganda menggunakan taraf signifikasi 5%.
Model

Tabel 5: Tabel Rerata Data
Motivasi

Rerata

Pembelajaran

Tinggi (b1)

Sedang (b2)

Rendah (b3)

Marginal

NHT (a1)

88,87

80,89

72

80,89 (A1)

Konvensional (a2)

75

76,3

65,9

72,4 (A2)

Rerata Marginal

81,935 (B1)

78,595 (B2)

68,95 (B3)

Dari data pada tabel 5, kemudian dilakukan uji komparasi data antar baris
dan antar kolom dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 6: Hasil Perhitungan Uji Komparasi Ganda
No

H0

(Xi – Xj)2

RKG

1
1
+
ni n j

Fh

Ftabel

Keputusan
Uji

1.

µ A1 = µ A 2

67,021

101,494

0,0833

7,924

4,08

H0 ditolak

2.

µ B1 = µ B 2

11,155

101,494

0,136

0,808

6,46

H0 diterima

3.

µ B1 = µ B 3

168,610

101,494

0,142

11,686

6,46

H0 ditolak

4.

µ B 2 = µ B3

93,0262

101,494

0,111

8,224

6,46

H0 ditolak

Dari perhitungan pada tabel 6, dilihat bahwa rerata marginal hasil belajar
antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan konvensional, menunjukkan
bahwa rerata hasil belajar yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT
lebih tinggi daripada rerata hasil belajar yang dikenai model pembelajaran
konvensionl. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe NHT lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini telihat dari siswa yang lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan NHT dari pada yang
menggunakan model konvasional dengan ceramah. Dengan penggunaan NHT,
mampu meningkatkan motivasi setiap siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan dalam mempelajari matematika itu sendiri.
Uji komparasi ganda pada H02 menunjukkan bahwa H02 diterima. Hal ini
menunjukkan rerata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan
siswa yang memiliki motivasi sedang tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Hasil belajar yang diperoleh siswa yang memiliki motivasi tinggi sama baiknya
dengan siswa yang memiliki motivasi sedang.
Uji komparasi ganda pada H03 menunjukkan bahwa H03 ditolak. Hal ini
menunjukkan rerata hasil belajar yang diperoleh dari siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi berbeda secara signifikan dengan rerata hasil belajar yang
diperoleh dari siswa yang memiliki motivasi rendah. Karena rerata hasil belajar
siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi
tinggi lebih baik hasil belajarnya daripada siswa yang bermotivasi rendah.
Perhitungan komparasi ganda menunjukkan H04 ditolak, yang berarti rerata
hasil belajar yang diperoleh dari siswa yang memiliki motivasi sedang berbeda
secara signifikan dengan rerata hasil belajar yang diperoleh siswa yang memiliki
motivasi rendah. Karena rerata hasil belajar siswa yang bermotivasi sedang lebih
tinggi daripada siswa yang bermotivasi rendah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki motivasi sedang lebih baik hasil belajarnya
dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.
Dari uji komparasi ganda di atas dapt disimpulkan:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dibandingkan model
pembelajaran konvensional.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi sama baiknya dengan siswa
yang memiliki motivasi sedang.

3. Siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik hasil belajarnya daripada
siswa yang bermotivasi rendah.
4. Siswa yang memiliki motivasi sedang lebih baik hasil belajarnya
dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.
Tidak dilakukan perhitungan untuk uji komparasi ganda antar sel pada
kolom yang sama. Hal ini dikarenakan hipotesis ketiga, H0AB diterima yang berarti
tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika.
Terbukti pada nilai Fhitung = 7,169 > Ftabel = 4,08. Dan setelah dilakukan uji
lanjutan terlihat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika.
Terbukti pada nilai Fhitung = 6,484 > Ftabel = 3,23. Setelah dilakukan uji
lanjutan terlihat bahwa Siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik hasil
belajarnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah, siswa
yang memiliki motivasi sedang lebih baik hasil belajarnya dibandingkan
dengan siswa yang memiliki motivasi rendah, dan hasil belajar siswa yang
memiliki motivasi tinggi sama baiknya dengan siswa yang memiliki motivasi
sedang.
3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika. Dengan Fhitung = 0,884 < Ftabel = 3,23.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran Matematika
Hendaknya

guru

matematika

pembelajaran

yang

mampu

pembelajaran.

Guru

dapat

mengikuti

melibatkan
membaca

perkembangan

siswa

buku

secara

tentang

aktif

model
dalam

metode-metode

pembelajaran ataupun jurnal-jurnal pendidikan matematika. Dengan demikian
guru memiliki wawasan yang lebih luas untuk mengembangkan model
pembelajaran yang digunakan untuk mengajar, seperti model pembelajaran
kooperatif NHT.
Selain itu guru hendaknya lebih memberikan motivasi kepada siswa
agar memiliki semangat untuk belajar. Karena motivasi yang diberikan
kepada siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa pula.
2. Kepada peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian
ini dengan melakukan penelitian yang lebih spesifik pada jenis motivasi yang
mempengaruhi siswa. Sehingga dapat diketahui jenis motivasi mana
(eksternal atau internal) yang lebih mempengaruhi hasil belajar matematika
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Jacobsen, David A, dkk. 2009. Method For Teaching Metode-Metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Napitutu, Ester Lince. 2012. “Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun”
(online), (edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434, diakses
tanggal 28 Oktober 2013).
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Uno, Hamzah B. 2007. Model pembelajaran menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Wӕge, Kjersti. 2009. “Motivasion For Learning Mathematics In Terms Of Needs
And Goals”. Jurnal. Proceedings of Cerme 6.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14