PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Blagung Kecamat

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA

SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

KURNIA LISTRIANA A510100078

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dra. Sri Hartini, M.Pd

Pangkat/Golongan : IV.A

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:

Nama : Kurnia Listriana NIM : A 510 100 078

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul : PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM

TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III MI

MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipubikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 23 Desember 2013 Pembimbing,

Dra. Sri Hartini, M.Pd NIK. 050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(3)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA

PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Kurnia listriana, A 510 100 078, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah

Surakarta, 2013, 106 halaman.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi Quantum Teaching. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali yang berjumlah 28 siswa.Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun instrumen dalam pengumpulan data adalah lembar observasi, lembar wawancara, dan RPP. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan strategi pembelajaran QuantumTeaching dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA pada setiap siklus. Sebelum tindakan (pra siklus) jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran IPA adalah 11 siswa (40%), siklus I jumlah keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa (72%), Siklus II keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 25 siswa (87%). Penelitian ini memberi kesimpulan bahwa penerapan strategi Quantum Teaching dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.


(4)

A. PENDAHULUAN

Dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berdasarkan bunyi UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pasal 3 tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Indonesia adalah untuk mencerdaskan, berfikir kreatif, serta mempunyai rasa tanggung jawab.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membimbing seseorang untuk dapat berfikir secara cerdas, kreatif, dan mempunyai rasa tanggung jawab. Akan tetapi banyak orang yang kurang menyukai pelajaran IPA, salah satu penyebabnya adalah pembelajaran IPA hanya menekankan pada aspek kognitif saja dengan menggunakan hafalan untuk menguasai ilmu pengetahuan, bukan mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada kelas III MI Muhammadiyah Blagung, rendahnya keaktifan belajar IPA disebabkan oleh beberapa faktor antara lain 1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, 2) proses pembelajaran IPA yang ditemui masih konvensional (mengunakan metode ceramah), 3) dalam pelaksanaannya pembelajaran guru


(5)

masih menerapkan catat buku sampai habis, 4) siswa merasa kurang mendapat pengarahan dan bimbingan dalam belajar mandiri.

Salah satu bentuk strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Quantum Teaching. Depoter,dkk. (2007) menjelaskan bahwa Quantum teaching dirancang untuk menjadi sahabat bagi peserta didik untuk menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Komponen yang ada dalam pembelajaran quantum teaching diantaranya dikenal dengan sebutan sistem TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi, Rayakan)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III pada pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching.

B. LANDASAN TEORI

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap, Susanto (2013:167).

Menurut Jacobson dan Bergman (1980) dalam Susanto (2013:170) karakteristik IPA adalah: 1) merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori 2) sikap keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam, 3) ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam.

Ilmu Pengetahuan Alam berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya


(6)

yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Fokus program pengajaran IPA di SD/ MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat berkerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan beraksi. Sedangkan menurut Aunurrahman, (2009) Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal baik intelektual, emosi, dan fisik yang dapat mengembangkan siswa kearah positif saat lingkunganya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan tersebut.

Dari pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar IPA adalah suatu kesibukan atau kegiatan baik intelektual, emosi, dan fisik yang terjadi dengan cara memahami apa yang diamati, yang menghasilkan produk, proses, dan sikap

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2006: 96).

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian mengenai strategi Quantum Teaching adalah MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai bulan Desember 2014. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan utama


(7)

sebagai berikut: (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan, (3) Tahap Pengamatan/ Observasi, dan (4) Refleksi.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Melalui metode wawancara dan dokumentasi di MI Muhammadiyah Blagung data yang diperoleh melalui metode observasi semakin jelas dan akurat.

Validitas data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi. Menurut

Moleong (dalam Sukardi, 2006: 106) “triangulasi adalah tehnik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan suatu kejadian yang diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada”. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi data, triangulasi sumber, triangulasi metode.

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan seperti yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (dalam Susilo, dkk. 2009: 103).

Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu tindakan diperlukan indikator pencapaian minat belajar siswa. Indikator pencapaian minat belajar dalam penelitian ini diantaranya: 1) Sikap, 2) Kerja Sama, dan 3) Partisipasi.

D. HASIL PENELITIAN

Depoter,dkk. (2007) menjelaskan bahwa Quantum teaching dirancang untuk menjadi sahabat bagi peserta didik untuk menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Komponen yang ada dalam pembelajaran quantum teaching


(8)

diantaranya dikenal dengan sebutan sistem TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi, Rayakan)

Strategi Quantum Teaching merupakan salah satu stategi pembelajaran yang inovatif, strategi tersebut dapat membawa dunia mereka kedunia kita dan mengantar dunia mereka ke dunia kita. Maksud dari kata-kata tersebut adalah dengan membawa pengetahuan awal yang telah diperoleh siswa kedalam pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan menyenangkan dan siswa menaruh minat dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kemudian dianalisis dan direfleksi pada tiap akhir siklus untuk menentukan keberhasilan penelitian apakah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya ataupun tidak.

Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan ke- 1 guru menerapkan strategi

Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA. Kemampuan guru dalam

menggunakan strategi Quantum Teaching pada pembelajaran IPA belum maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajarannya masih ada beberapa siswa terlihat binggung dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena petunjuk guru belum begitu jelas. Guru belum dapat mengelola kelas dengan baik sehingga suasana pembelajaran belum kondusif, masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri saat siswa lain membacakan hasil praktikumnya. Guru juga


(9)

belum dapat mengelola waktu dengan baik. Akan tetapi pada siklus I pertemuan ke- 2 siswa sudah mulai terbiasa dengan strategi yang diterapkan guru, siswa yang ramai saat pembelajaran berkurang sedangkan siswa yang aktif dalam pembelajaran meningkat meskipun belum maksimal, guru juga sudah dapat mengelola waktu dengan baik.

Dalam pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran IPA dengan strategi Quantum teaching mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung optimal, suasana pembelajaran menyenangkan dan kondusif. Siswa sudah sangat antusias dan minat dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh juga mengalami peningkatan.

Pada Siklus I pertemuan ke- 1, nilai rata-rata dari setiap keaktifan yaitu: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 72% (20 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 75% (21 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 72% (20 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada siklus I pertemuan ke- 2 hasil penilaian keaktifan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 86% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 80% (23 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 85% (24 siswa) yang aktif dalam mengikuti


(10)

pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I secara keseluruhan siswa yang aktifan dalam pembelajaran IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching sebanyak 20 siswa (72%).

Pada siklus II pertemuan ke- 1 nilai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 90% (26 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 87% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 87% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke- 2 hasil penilaian keaktifan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 99% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 95% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 95% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II secara keseluruhan aktifan siswa dalam pembelajaran IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching sebanyak 25 siswa (87%).

Berdasarkan hasil dari data siklus I dan Siklus II maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching pada siklus I meningkat dengan


(11)

prosentase 72% yaitu 20 siswa aktif dan pada siklus II meninkat menjadi 87% (25 siswa).

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi Quantum Teaching.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan strategi Quantum teaching dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan, dari 28 siswa hanya 11 siswa (40%) yang masuk dalam kriteria aktif dalam melaksanakan pembelajaran IPA, sedangkan 17 siswa lainya masuk kedalam kriteria pasif. Pada siklus I keaktifan belajar IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching meningkat dengan prosentase 72% yaitu 20 siswa aktif dan pada siklus II keaktifan belajar IPA meninkat menjadi 87% (25 siswa) aktif dalam pembelajaran IPA.

2. Saran

Berdasarkan pengalaman melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali dalam penerapan strategi Quantum teaching, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(12)

1. Bagi Guru

Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang didalamnya siswa terlibat aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

2. Bagi Siswa

Sebaiknya siswa memahami dan melaksanakan mekanisme pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching dengan baik sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan termotivasi dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengupayakan penambahan sarana prasarana guna meningkatkan inovasi pembelajaran. Khususnya yang berkaitan dengan penggunaan strategi quantum teaching.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berikutnya diharapkan lebih mengembangkan ide-ide dan inovasi-inovasi pembelajaran.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Deporter, Bobbi dkk. 2007. Quantum TeachingMempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.PT Mizan Pustaka.

Sukardi. 2006. Metoologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bima Aksara.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: kencana Prenada Media Group.

Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia.


(1)

diantaranya dikenal dengan sebutan sistem TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi, Rayakan)

Strategi Quantum Teaching merupakan salah satu stategi pembelajaran yang inovatif, strategi tersebut dapat membawa dunia mereka kedunia kita dan mengantar dunia mereka ke dunia kita. Maksud dari kata-kata tersebut adalah dengan membawa pengetahuan awal yang telah diperoleh siswa kedalam pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan menyenangkan dan siswa menaruh minat dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kemudian dianalisis dan direfleksi pada tiap akhir siklus untuk menentukan keberhasilan penelitian apakah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya ataupun tidak.

Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan ke- 1 guru menerapkan strategi Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA. Kemampuan guru dalam menggunakan strategi Quantum Teaching pada pembelajaran IPA belum maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajarannya masih ada beberapa siswa terlihat binggung dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena petunjuk guru belum begitu jelas. Guru belum dapat mengelola kelas dengan baik sehingga suasana pembelajaran belum kondusif, masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri saat siswa lain membacakan hasil praktikumnya. Guru juga


(2)

belum dapat mengelola waktu dengan baik. Akan tetapi pada siklus I pertemuan ke- 2 siswa sudah mulai terbiasa dengan strategi yang diterapkan guru, siswa yang ramai saat pembelajaran berkurang sedangkan siswa yang aktif dalam pembelajaran meningkat meskipun belum maksimal, guru juga sudah dapat mengelola waktu dengan baik.

Dalam pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran IPA dengan strategi Quantum teaching mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung optimal, suasana pembelajaran menyenangkan dan kondusif. Siswa sudah sangat antusias dan minat dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh juga mengalami peningkatan.

Pada Siklus I pertemuan ke- 1, nilai rata-rata dari setiap keaktifan yaitu: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 72% (20 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 75% (21 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 72% (20 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada siklus I pertemuan ke- 2 hasil penilaian keaktifan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 86% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 80% (23 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 85% (24 siswa) yang aktif dalam mengikuti


(3)

pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I secara keseluruhan siswa yang aktifan dalam pembelajaran IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching sebanyak 20 siswa (72%).

Pada siklus II pertemuan ke- 1 nilai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 90% (26 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 87% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 87% (25 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke- 2 hasil penilaian keaktifan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: (1) Sikap, rata-rata yang diperoleh adalah 99% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (2) Kerja Sama, rata-rata yang diperoleh adalah 95% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA; (3) Partisipasi, rata-rata yang diperoleh adalah 95% (27 siswa) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II secara keseluruhan aktifan siswa dalam pembelajaran IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching sebanyak 25 siswa (87%).

Berdasarkan hasil dari data siklus I dan Siklus II maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching pada siklus I meningkat dengan


(4)

prosentase 72% yaitu 20 siswa aktif dan pada siklus II meninkat menjadi 87% (25 siswa).

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi Quantum Teaching.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan strategi Quantum teaching dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan, dari 28 siswa hanya 11 siswa (40%) yang masuk dalam kriteria aktif dalam melaksanakan pembelajaran IPA, sedangkan 17 siswa lainya masuk kedalam kriteria pasif. Pada siklus I keaktifan belajar IPA kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching meningkat dengan prosentase 72% yaitu 20 siswa aktif dan pada siklus II keaktifan belajar IPA meninkat menjadi 87% (25 siswa) aktif dalam pembelajaran IPA.

2. Saran

Berdasarkan pengalaman melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Blagung, Simo, Boyolali dalam penerapan strategi Quantum teaching, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(5)

1. Bagi Guru

Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang didalamnya siswa terlibat aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

2. Bagi Siswa

Sebaiknya siswa memahami dan melaksanakan mekanisme pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching dengan baik sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan termotivasi dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengupayakan penambahan sarana prasarana guna meningkatkan inovasi pembelajaran. Khususnya yang berkaitan dengan penggunaan strategi quantum teaching.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berikutnya diharapkan lebih mengembangkan ide-ide dan inovasi-inovasi pembelajaran.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Deporter, Bobbi dkk. 2007. Quantum TeachingMempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.PT Mizan Pustaka.

Sukardi. 2006. Metoologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bima Aksara.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: kencana Prenada Media Group.

Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Si

0 1 15

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORDPUZZLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWADALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Crosswordpuzzle Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswadalam Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas V

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V Penerapan Strategi Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Ba

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA Penerapan Strategi Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA Penerapan Strategi Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2

0 0 11

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Penerapan Strategi Pembelajaran Talking Stick sebagai upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewa

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Konsep Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Neger

0 0 18

PENERAPAN STRATEGI HYPNO TEACHING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN Penerapan Strategi Hypno Teaching Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VII

0 1 18

PENERAPAN STRATEGI HYPNO TEACHING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN Penerapan Strategi Hypno Teaching Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VII

0 1 13