IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS DJARUM BLACK CAR DI SURABAYA (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Komunitas Djarum Black Car di Surabaya.

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS
DJARUM BLACK CAR DI SURABAYA
(Studi Deskr iptif Iklim Komunikasi Komunitas Djarum Black Car
di Surabaya

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fisip UPN ”Veteran”
J awa Timur

Disusun Oleh :
Muhammad Fadilah
0643010035

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Muhammad Fadilah: Iklim Komunikasi Or ganisasi Komunitas Djarum
Black Car Di Surabaya (Studi Deskr iptif Iklim Komunikasi Komunitas
Djarum Black Car di Surabaya
Abstr ak
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil, kurang atau tidak adanya komunikasi dalam
organisasi dapat menyebabkan kemacetan atau tidak berjalan secara efektif. Cara
seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim
komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana iklim
komunikasi organisasi di Djarum Black Car Community di Surabaya.
Untuk mengukur variabel Iklim Komunikasi Organisasi yaitu
kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam
komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, Perhatian pada
tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Populasi penelitian ini adalah para anggota
Djarum Black car Surabaya yang berjumlah 50 orang (Djarum Black Car
Community) dan teknik untuk menentukan sampel mengunakan metode total
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Iklim Komunikasi.

Hasil dari penelitian ini adalah Nilai Iklim Komposit sebesar 0,1158. dari
hasil tersebut menunjukkan iklim komunikasi pada Djarum Black Car
Commmunity di Surabaya berada pada koefisien yang nilainya kurang dari 0,79,
sehingga dikatakan Djarum Black Car Commmunity di Surabaya mempunyai
iklim komunikasi yang negatif.
Kata kunci : Iklim Komunikasi Organisasi
Absr ac
Good communication with an organization run smoothly and successfully,
lack or absence of communication within organizations can lead to congestion or
not working effectively. The way one builds a reaction to the organizational
aspects of creating a climate of communication. The purpose of this study was to
determine how the organization's communication climate in Djarum Black Car
Community in Surabaya.
To measure the Organizational Communication Climate variables: trust,
shared decision-making, honesty, openness in communication down, listening in
upward communication, attention to high-performance goals. This study
population are members of Djarum Black car Surabaya numbering 50 people
(Djarum Black Car Community) and the technique for determining the total
sample using the method of sampling. Technique the analysis which used is the
Climate Analysis of Communication.

The results of this study is the value of 0.1158 Composite Climate. of
these results shows the communication climate in the Djarum Black Car
Commmunity in Surabaya are the coefficients whose value is less than 0.79, so
that said Djarum Black Car Commmunity in Surabaya has a negative
communication climate.
Key words: Organizational Communication Climate

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah
melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bisa terselesaikan dengan
baik atas bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis

menyampikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan skripsi ini. Dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu, membimbing dan mengarahkan penulis disela kesibukan beliau
mengajar, guna penyusunan skripsi ini.
4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”
Jawa Timur.
5. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun
moril, serta do’a hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


6. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik
kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan
mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat dan menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
ABSTRAKSI ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ...................................................................... 8
2.1.1. Komunikasi ................................................................ 8
2.1.2. Fungsi Komunikasi .................................................... 10
2.1.3. Strategi Komunikasi ................................................... 11
2.1.4. Proses Komunikasi ..................................................... 12
2.1.5. Hambatan Komunikasi ............................................... 13
2.2. Organisasi .............................................................................. 18
2.2.1. Komunikasi Dalam Organisasi ................................... 19
2.2.1.1. Komunikasi Interpersonal .............................. 20


iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Komunikasi Antarpersonal............................. 24
2.2.2. lklim Komunikasi Organisasi ..................................... 26
2.3. Kerangka Berfikir .................................................................. 29
2.4. Hipotesis................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .................................................................. 31
3.3.1. Iklim Komunikasi Organisasi ..................................... 31
3.3.2. Pengukuran Variabel .................................................. 31
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel .................... 35
3.2.1. Populasi .................................................................... 35
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................ 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36
3.4. Teknik Analisis Data ............................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Objek Penelitian ................................................... 41
4.1.1. Sejarah Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya 41
4.1.2. Visi Dan Misi ............................................................. 43
4.1.3. Struktur Organisasi..................................................... 44
4.2. Penyajian Data ....................................................................... 44
4.2.1. Idenritas Responden ................................................... 44
4.2.2. Kepercayaan............................................................... 46
4.2.3. Pembuatan Keputusan Bersama .................................. 50

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4. Kejujuran ................................................................... 54
4.2.5. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah................. 58
4.2.6. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas ................. 60
4.2.7. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ....... 62
4.3. Hasil Pengujian Dan Analisis ................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Kesimpulan............................................................................ 70
5.2. Saran ..................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................... 44

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 45

Tabel 4.3.


Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 46

Tabel 4.4.

Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Vertikal) ............................. 47

Tabel 4.5.

Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Vertikal) ............................. 47

Tabel 4.6.

Pertanyaan Tentang Keyakinan ................................................. 48

Tabel 4.7.

Pertanyaan Tentang Kredibilitas ............................................... 49

Tabel 4.8.


Pertanyaan

Tentang

Keikutsertaan

Dalam

Pengambilan

Keputusan................................................................................. 51
Tabel 4.9.

Pertanyaan Tentang Perhatian Manajemen Organisasi .............. 52

Tabel 4.10. Pertanyaan Tentang Tanggapan Manajemen Organisasi ............ 53
Tabel 4.11. Pertanyaan Tentang Penyelesaian Konflik ................................ 54
Tabel 4.12. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Kegiatan ............. 55
Tabel 4.13. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Manajemen......... 56
Tabel 4.14. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Manajemen......... 57
Tabel 4.15. Pertanyaan Tentang Penyebaran Informasi................................ 58
Tabel 4.16. Pertanyaan Tentang Mengkomunikasikan Kebijakan ................ 59
Tabel 4.17. Pertanyaan Tentang Tanggapan Pihak Manajemen.................... 60
Tabel 4.18. Pertanyaan Tentang Penerimaan Pihak Manajemen .................. 61
Tabel 4.19. Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam Pencapaian Tujuan ....... 62

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.20. Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam menghasilkan Suasana
Nyaman .................................................................................... 63
Tabel 4.21. Pertanyaan

Tentang

Komitmen

Dalam

Menghasilkan

Keakraban ................................................................................ 64

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Djarum Black Car Commmunity Di

Surabaya ................................................................................... 42

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

1 Kuesioner

Lampiran

2 Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran

3 Input Data

Lampiran

4 Tabel Frequensi

Lampiran

5 Hasil Perhitungan Niki

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi selalu ingin terus mengembangkan organisasinya, untuk
selalu dapat mengembangkan organisasi, tentu harus dapat meningkatkan
komunikasi di dalam organisasinya dengan cara mengeluarkan semua ide yang
ada pada dirinya untuk kemajuan organisasi.
Komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan, gagasan)
dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau ferbal yang dapat dimengerti oleh
kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling
berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan
kepercayaan. Kegagalan dalan berkomunikasi sering timbul karena hambatan
dalam proses komunikasi. Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan
komunikasi kedalam tiga aspek; hambatan teknis, hambatan sematik, hambatan
manusiawi. Permasalahan bisa terjadi antara anggota dengan anggota dalam
sebuah organisasi, bisa juga ketua dari organisasi memiliki suatu permasalahan
dengan anggota organisasi. Dengan adanya masalah seperti ini akan menimbulkan
kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
komunikasinya.
Komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota
organisasi untuk saling mempengaruhi di dalam kehidupan bermasyarakat guna
mencapai hasil tertentu komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya
kebutuhan anggota organisasi untuk saling mempengaruhui di dalam kehidupan
mansyarakat guna mencapai hasil tertentu. Komukasi efektif sangat penting pada
setiap tingkat di dalam setiap organisasi dan berfungsi untuk mencapai sasaran
secara efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak
adanya komunikasi dalam organisasi maupun komunitas dapat macet atau tidak
berjalan organisasi tersebut.
Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan
suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi merupakan keadaan karakteristik yang
terjadi dilingkungan kerja yang dianggap mempengaruhi perilaku orang yang
dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi juga merupakan gabungan dari
persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro mengenai peristiwa komunikasi
perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan
kesempatan bagi pertumbuhan organisasi.
Pentingnya keberadaan iklim organisasi dalam PT. Djarum Black adalah
perusahaan yang berdiri pada saat Indonesia telah merdeka pada tahun 1951
(tepatnya 21 April 1951). Pendiri Djarum adalah Oei Wie Gwan, iklim organisasi
komunikasi pada PT. Djarum Black ini sangat baik hal ini dibuktikan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

perhatian yang besar bagi kesehatan dan keselamatan bagi karyawanya, dan
mendirikan koperasi bagi karyawanya. PT. Djarum Black juga mempunyai atau
memperakasai sebuah komunitas yang disebut dengan Djarum Black Car
Community. Dari sini peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang iklim
Komunikasi Organisasi pada Djarum Black Car Community Surabaya. Komunitas
Djarum Black Car yaitu sebuah organisasi yang mewadai bagi pemilik dan
pecinta mobil warna hitam yang diprakasai oleh PT. DJARUM BLACK atau
disebut BCC (Black Car Community). Djarum Black Car Community terdiri dari
berbagai macam organisasi pecinta Djarum Black Car Community di seluruh
Indonesia.
Djarum Black Car Community di Surabaya merupakan salah satu bagian dari
Djarum Black Car Community Indonesia. Anggota komunitas sebagai pondasi
utama organisasi, dituntut memiliki pengetahuan tentang otomotif yang cukup
baik dan mampu berkomunikasi dengan baik sesama anggota dan ketuanya serta
jajaranya, karena dengan komunikasi yang lancar maka iklim komunikasi yang
ada dalam komunitas tersebut juga baik. Pada kenyataanya dari basil penelitian
dan pengamatan peneliti diketahui bahwa iklim komunikasi yang terjadi di
Djarum Black Car Community Surabaya kurang berjalan denga baik. Hal tersebut
dapat diketahui dengan berbagai permasalahan yang ada di dalam Djarum Black
Car Community Surabaya seperti kurang berjalannya komunikasi antara ketua
komunitas dengan para anggota serta jajaranya, hal itu di indikasikan dari
kurangnya waktu untuk bertemu dan berdikusi dengan angggota lainya beserta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pengurus dan kurang kekompakan antara anggota dengan pengurusnya dalam
mengadakann kegiatan baik internal maupun eksternal. Karena kurangnya
interaksi komunikasi yang terjalin dari pimpinan ke anggota komunitas maupun
sebaliknya antar sesama anggotanya.
Jika terjadi persoalan internal antara anggota komunitas itu sendiri yang
menyangkut nama baik komunitas di masyarakat maupun Djarum Black Car
Community yang lain, para anggota tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut
sehingga masalah tersebut tidak ada titik temunya dan berlarut-larut karena tidak
adanya jalinan komunikasi yang baik antara para anggota dengan ketua dan
pengurus anggota, maupun dengan sesama anggota yang lain. Seperti
penyampaian informasi yang tidak transparan kepada seluruh anggota dalam
mengadakan kegiatan sehingga terkadang terjadi kesalah pahaman antara
pengurus dengan para anggota, selain itu kurangnya komunikasi yang terjalin
antara pimpinan dan para anggota begitupun sebaliknya, terutama dalam
mengadakan kegiatan sehingga menyebabkan kegiatan yang di adakan cenderung
monoton dan kurang berkembang, sehingga kegiatan yang diadakan kurang
maksimal sesuai dengan harapan dan tujuan diadakan kegiatan tersebut. Selain itu
yang terjadi pada Djarum Black Car Community adalah terjadinya gap di dalam
komunitas tersebut dimana gap tersebut dilakukan oleh beberapa anggota tertentu
misalkan, anggota yang memiliki latar belakang orang kaya membuat satu
kelompok tersendiri, selain itu anggota yang pandai dalam memodifikasi mobil
membuat kelompok tersendiri, selain itu anggota yang bercukupan atau biasabiasa saja membuat kelompok tersendiri dan anggota yang pandai mesin otomotif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

membuat kelompok sendiri. Dampak dari masalah tersebut menyebabkan
munculnya perpecahan dan antar anggota di dalam Djarum Black Car Community
tersebut. Dengan adanya perpecahan tersebut, berbagai informasi penting yang
menyangkut kelangsungan organisasional dari komunitas tersebut menjadi
terganggu karena masing-masing anggota komunitas cenderung individual dan
dan berkelompok-kelompok tidak lagi menjadi satu-kesatuan sebagai organisasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, proses komunikasi serta terciptanya iklim
komunikasi organisasi yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam
suatu organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim
komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam
restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar
organisasi. lklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali menghasilkan
praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung.
Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi
kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam suatu organisasi,
dapat dicapai apabila terjalin suatu komunikasi yang baik antara karyawan dengan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang
pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
komunikasinya (Arifin, Amirullah dan Fauziah, 2003:139).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi
secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapanharapan,
konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi.
Pentingnya iklim komunikasi karena berhubungan dengan konteks organisasi
dengan

konsep-konsep,

perasaan-perasaan

dan

harapan-harapan

anggota

organisasi serta membantu memahami perilaku anggota organisasi. "Poole
mengatakan bahwa iklim memiliki sifat-sifat yang selalu tumpang tindih dengan
konsep budaya” (Sudianto, 2005:10).
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam Komunitas
Djarum Black Car di Surabaya tersebut serta ditunjang pentingnya penelitian
tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini
penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul "Iklim
Komunikasi Organisasi Komunitas Djarum Black Car di Surabaya"
Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Komunikasi interpersonal
didefinisikan oleh Joseph A. Devito (1989) dalam Effendy (2003:59) sebagai
suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika". Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda
tingkat kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya dan tingkat ekstensifnya.
Komunikasi interpersonal antara dua orang kenalan tentu berbeda dari komunikasi
interpersonal antarsahabat atau pacar. Berkat komunikasi itu mereka terlibat dapat
semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin mendalam
sifatnya. Berkat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya dapat
menjadi sahabat. (Hardjana, 2003:85).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikandi atas, maka rumusan
masalah dlam penelitian ini adalah "Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi
Djarum Black Car Community di Surabaya"?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklim komunikasi
organisasi di Djarum Black Car Community di Surabaya
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian
dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori. Komunikasi
tentang proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organ isasi
2. Manfaat Praktis
Kegunaan praktis yang akan diperoleh dari peneltian ini adalah agar pihakpihak yang tertarik dalam kajian masalah yang lama dapat mengambil
manfaat, selain itu juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak
Komunitas Djarum Black Car Surabaya, khususnya para anggota agar lebih
mampu berkomunikasi dengan baik sesama anggota.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Komunikasi
Menurut Djamarah (2004:11), secara etimologi atau menurut asal katanya
istilah komunikasi bersaral dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang mengakar
katanya adalah communis, tetapi bukan partaikomunis dalam kegiatna politik. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti sama kata sama makna, yaitu sama
makna mengenai suatu hal.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai ”berbagi pengalaman”
sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi
dalam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42).
Komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Di sini pengertian
diperlukan agar komunikasi dapat berlangsung, sehinga hubungan mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komunikasi tidak
berlangsung, hubungan antara orang-orang itu dikatakan tidak komunikatif.
Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan komunikasi ke dalam tiga
aspek: hambatan teknis, hambatan sematik dan hambatan manusiawi.
Carl Havland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana
seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata
untuk merubah tingkah laku orang lain (Sunajo dan Djoenasih, 1995). Hakikat
komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan,
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang
menerima pernyataan diberi nama komunikan. Untuk tegasnya komunikasi berarti
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy, 2003,
p.28).
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan
perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima. Pesan-pesan
tersebut dapat berupa hal yang dapat didengar, dilihat, dirasakan, dibaui, atau
gabungan dari hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut,
melainkan juga dapat menggunakan gerak isysarat, sentuhan, bau-bauan, salam
halnya dengan menggunakan suara (Winarso, 2005, p.9).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
kepada orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dinamakan komunikasi atau
disebut juga komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi jenis ini hanya dapat
berlangsung di tengah masyarakat. Kecuali komunikasi transendental, maka tanpa
masyarakat, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meski dia adalah manusia,
tetapi bila tidak hidup seorang diri, tidak bermasyarakat, maka tidak ada
komunikasi, karena dia tidak bicara dengan siapa pun (Djamarah, 2004:12).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.1.2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan mem upuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
berkerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan
tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan
akan "tersesat", karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu 1
ingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari do menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri
dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab,
karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga
dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.3. Str ategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
tergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:3).
Strategi komunikasi sangat penting dalam komunikasi, karena berhasil
tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi. Dilain pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin
modern kini banyak dipergunakan, karena mudahnya diperoleh dan relatif
mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh
negatif (Effendy, 2003:299).
Apakah tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, et al
dalam Effendy (2005:32), menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi
terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
To secure understansing, yaitu memastikan bahwa komunikasi mengerti
pesan yang diterimanya. Andaikata is sudah dapt mengeti dan menerima, maka
penerimaannya itu harus dibina (to estabilish acceptance), pada akhirnya kegiatan
dimotivasikan (to motivate action).
Untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
Ada kata yang orang sudah mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu
harus dibina (to estabish ecceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasi (to

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam
prosesnya berlangsung secara vertikal piramida.
Akan tetapi, bagaimanapun memang ada baiknya apabila tujuan
kernunikasi itu dinyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi dilancarkan.
Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi
komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi menjadi kelompok saaran (target
groups). Peliknya masalah target audience dan target groups ini ialah karena
berkaitan dengan aspek-aspek sosiologis, psikologis, dan antropologis, mungkin
pula politis dan ekonomis (Effendy, 2005:33).
Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator,
ikut menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam hubungan ini faktor soruce
credibility komunikator memegang peranan yang sangat penting. Istilah
kredibilitas ini adalah istilah yang menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan
kelayakan dipercaya.

2.1.4. Pr oses Komunikasi
Teknik berkomunikasi adalah cara atau "seni" penyampaian suatu pesan
yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikasi. Pesan yang disampaikan komunikator adalah
pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,
keluhan, keyakinan dan lain-lain. Pernyataan komunikasi disampaikan oleh
lambang, yang pada umumnya menggunakan bahasa dan ada lambang lain yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

dipergunakan antara lain, kial (gerakan anggota tubuh, gambar, warna, lukisan,
grafik, dan lain-lain), diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan
dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan
yang dan kongkret juga abstrak, baik yang terjadi pada saat sekarang maupun
masa lalu dan masa yang akan datang (Effendy, 2004:6). Dalam komunikasi yang
paling penting ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan
komunikator menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.
Dalam menyusun suatu strategi komuniksi untuk dioperasikan dengan
taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati
proses komunikasi yang akan ia lancarkan. Dalam proses komunikasi harus
berlangsung secara "berputar", tidak "melurus"; ini berarti identik sebagai ekspresi
dari panduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah sampai
kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk
tanggapan harus menjadi umpan balik. Dengan kata lain perkataan komunikator
harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkannyaitu; apakah
positif sesuai dengan tujuan, ajakah negatif. Jika setelah dievaluasi umpan batik
komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan
lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan, bila ternyata negatif, pada
gilirannya harus diteliti faktor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan
komunikasinya itu (Effendy, 2003:310).
2.1.5. Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif, bahkan
beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mengkinlah seseorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

melakukan komunikasi yang sebesar-besarnya efektif. Ada banyak hambatan yang
bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hambatan komuniksi yang
harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.
1. Gangguan
Ada dua jenis ganngguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut
sifatnya dapat diklarifikasikan sebagi gangguan mekanik dan gangguan
semantik.
a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Sebagai contoh, ialah gangguan suara ganda (interferensi) pada pesawat
radio disebabkan dua pemancar yang berdempetan gelombangnya,
gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf
yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau berbalik, atau halaman yang
sobek pada Surat kabar.
Termasuk gangguna mekanik pula adalah bunyi mengaung pada
pengeras suara atau riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat ketika
seseorang berpidato dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan semantik (semantic noise)
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam
pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan
semantik terjadi dalam salah pengertian.
Pada hakikatnya orang-orang yang terlibat dalam komuniksi
menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan suatu pesan dengan
barbagai cara; karena itu mereka mempunyai pengertian yang berbeda.
Seorang komunikasi mungkin menerima suatu pesan denan jelas sekai,
baik secara mekanik maupun secara phonetik, secara fisik berlaku
dengan keras dan jelas, tetapi disebabkan kesukaran pengertian
(gangguan semantik) komunikasi menjadi gagal.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengetian kata-kata yang
sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang
sama, mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang
berlainan. Ini disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata-kata, ada
yang mempunyai pengertian denotatif dan ada yang mempunyai
pengertian konotatif.
Pengertian denotatif (denotatif meaning) adalah pengertian suatu
perkataan yang lazim terdapat dalam kamus yang secara umum diterima
oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
Pengertian konotatif (conotative meaning) adalah pengertian yang
bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang.
Sebagai contoh secara denotatif semua orang akan setuju, bahawa
anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat, secara kontatif, banyak
orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

bersahabat, dan panjang ingatan. Tetapi untuk orang-orang lainnya,
perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang menakutkan dan
berbahaya.
Pekataan demokrasi secar konotatif untuk bangsa Amerika lain
dengan bangsa Rusia, lain pula dengan bangsa Indonesia dan banyak
contoh lain. Karena itu Bahasa merupakan komponen penting dalam
komuniksi, sebab dengan adanya faktor konotasi tersebut komunikasi
bisa gagal.
2. Kepentingan
Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi

atau

menghayati

suatu

pesan.

Orang

hanya

akan

memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
Apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan
sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang
yang mungkin dapat dimakan daripada lain-lainnya. Andaikata dalam situasi
demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong
berlian, maka pastilah kita akan memilih makanan. Kepentingan bukan
hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya
tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita, merupakan sifat reaktif
terhadap segala perangksang yagn tidak bersesuaian atau bertentangan
dengan suatu kepentingan.
Setiap peraturan yang dikeluarkan, apakah itu mengenai perburuhan,
perkawinan,

kurikulum

baru,

dan

sebagainya

ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

juga

yang

17

merasa dirugikan. Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan
tanggapan

denga

mengetengahkan

alasan

yang

argumentasi

sungguh-sungguh,
dan

alasan

tetapi

tersembunyi

seringkali
(disguised

argumentation and reasons).
3. Motivasi Terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu
yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan
orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga
karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula
intensitas tanggapan sseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semaikn
besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak
yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu
komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya. Dalam hal itu seringkali
terjadi seorang komunikator tertipu oleh tanggapan komunikan yang seolaholah tampaknya khusus (attentive) menanggapinya, sungguh pesan
komunikasi tak bersesuaian dengan motivasinya. Tanggapan semua dari
komunikan itu tentunya mempunyai motivasi terpendam. Mungkin sekali
seorang pegawai seolah-olah menanggapi komunikasi dari atasannya secara
attentive, kendatipun ada yang tak disetujuinya. Hal itu mungkin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

sekali dilakukan karena si pegawai itu berkeinginan baik pangkat, ingin
menyenangkan hati atasannya, dan lain sebagainya.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau
hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang
mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang
komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi
memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa
menggunakan pikiran yagn rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan
pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali
prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara
objektif akan dinilai negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu
ras, seperti yang sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian
politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman
pernah memberi kesan yang tidak enak.
2.2. Or ganisasi
Organisasi menurut Manullang dalam Hasibuan (1999:24) dalam arti
dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan
dilakukan, pembatalan tugas dan tanggung jawab serta wewenang serta penetapan
hubungan antara unsure-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dapat bekerja bersama-sama dan seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Sedangkan menurut Hasibuan (1999:24) bahwa organisasi adalah suatu system
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan alat dan
wadah saja.
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan (Robbins, 1990:4).
Sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidenfikasi.
Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak terlaku jelas,
namunsebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara
anggota dan bukan anggota. Orang-oarng di dalam organisasi
2.2.1. Komunikasi Dalam Organisasi
Adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang
pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
komunikasinya (Arifin, Amirullah dan Fauziah, 2003:139).
Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain
sehingga mampu berbuat terhadap yang berhubungan dengan perubahan. Dalam
mengajurkan masyarakat mengambil tindakan-tindakan komunikasi organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

lebih tidak efetkif lagi apabila tidak dibarengi dengan anjuran-anjuran secara
pribadi, komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidaknya tidaknya satu orang
yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi
menyangkut penelahaan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Sistem tersebut menyangkut hubungan untuk menyatakan kesamaan fikiran dan
perilaku yang telah diatur dengan kebijakan (Sudianto, 2005).
2.2.1.1. Komunikasi Inter per sonal
Sebagai makhluk social, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain.
Kita memerlukan hubungan dan ikatan emsional dengan mereka. Kita
memerlukan pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita. Kita
membutuhkan persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita.
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar atau satu lawan satu,
disebut komunikasi antarpersonal (interpersonal communication). Komunikasi
interpersonal adalah "interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapi secara langsung pula". Kebanyakan komunikasi
interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan
dilakukan secara lisan.
Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda tingkat
kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya dan tingkat ekstensifnya.
Komunikasi interpersonal antara dua orang kenalan tentu berbeda dari komunikasi
interpersonal antara sahabat atau pacar. Berkat komunikasi itu mereka terlibat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin mendalam
sifatnya. Berkat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya dapat
menjadi sahabat. (Hardjana, 2003:85).
Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito (1989)
dalam Effendy (2003:59) sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika".
Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlansung secara
dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan
suatu bentuk komunikasi di mana seseorang berbicara, yang lain mendengarkan,
jadi tidak terdapat interaksi. (Effendy, 2003:60).
Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup. Johnson
(1981) dalam Supratiknya (2008:9) menunjukkan beberapa peranan yang
disumbangkan oleh komunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan
kebahagiaan hidup manusia.
Pertama,

komunikasi

interpersonal

(antar

pribadi)

membantu

perkembangan intelektual dan sosial kita. Di awali dengan ketergantungan atau
komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan
atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita.
Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual kita sangat ditentukan oleh
kualitas komunikasi kita dengan orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Kedua, identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi
dengan ornag lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati,
memperhatikan dan mencatat semua dalam hati semua tanggapan yang diberikan
oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana tanggapan orang
lain tentang diri kita.
Ketiga, dalam memahami realitas di sekeliling kita serta menguji
kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar
kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain
tentang realitas yang sama.
Keempat, kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh
kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain. Bila hubungan dengan
orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita merasa
sedih, cemas, frustasi.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu,
kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dalam komunikasi itu,
penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan batik.
Dengan demikian, di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi yang
satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan
memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitifpengetahuan, efektif-perasaan, dan behavioral-perilaku. Semakin berkembang
komunikasi interpersonal itu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya
karena peran pihak-pihak yang terlibat berubah peran dari penerima pesan
menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya dari pemberi pesan menjadi penerima
pesan. Agar komunikasi interpersonal itu berjalan secara teratur, dalam
komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat sating menanggapi sesuai dengan isi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

pesan yang diterima. Dari sini terjadilah koherensi dalam komunikasi balk antara
pesan yang disampaikan dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam
keseluruhan komunikasi. (Hardjana, 2003:88).
Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin mencapai
dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan-gagasan tertentu, menciptakan
kesan-kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri
orang lain tersebut. Kadnag-kadang kita berhasil mencapai semuanya itu, namun
adakalanya gagal. Artinya, kadnag-kadang orang memberikan reaksi terhadap
tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan.
(Supratiknya, 2008:24).
Keefektifan dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita
untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan,
emnciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai
kehendak kita. (Supratiknya, 2008:24).
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi
antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan.
opini, dan perilaku komunikan. Karena komunikasi umumnya berlangsung secara
tatap muka. Oleh karena dengan komunikan itu sating bertatap muka, maka
terjadilan kontak pribadi. Ketika menyampaikan pesan, umpan bati