HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRASWASTA DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN PENGELASAN SISWA TINGKAT X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK-TI BUDI AGUNG MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

HERMAN TAMPUBOLON

NIM : 061255110006

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRASWASTA

DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN PENGELASAN SISWA TINGKAT X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

HERMAN TAMPUBOLON

NIM : 061255110006

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRASWASTA

DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN PENGELASAN SISWA TINGKAT X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Herman Tampubolon,“Hubungan Antara Minat Berwiraswasta Dan Kreativitas Belajar Dengan Kemampuan Pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK-TI Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara minat berwiraswasta dan kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK-TI Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dan untuk mengetahui tingkat kecenderungan Minat Berwiraswasta, Kreativitas Belajar dan Kemampuan Pengelasan siswa. Metode penelitian ini bersifat deskriptif korelasional yaitu bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penulisan dilakukan.

Populasi pada penelitian ini adalah 34 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 34 orang karena kurang dari 100 maka seluruh populasi menjadi sampel. Data penelitian ini dikumpulkan dengan angket dan tes objektif, angket digunakan untuk menjaring variabel minat berwiraswasta dan kreativitas belajar, sedangkan untuk variabel Kemampuan Pengelasan dijaring dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan berganda.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada umumnya Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Minat Berwiraswasta, Kreativitas Belajar, dan Kemampuan Pengelasan cenderung diatas rata-rata. Hasil analisis korelasi ganda menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dengan Kemampuan Pengelasan; (2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan ; (3) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan. Analisis regresi ganda menunjukkan adanya korelasi yang positif dan berarti dari Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar Dengan Kemampuan Pengelasan (r = 0,538). Minat berwiraswasta memberikan sumbangan 41,87%, kreativitas belajar 29,43%.

Implikasi dari temuan diatas adalah untuk meningkatkan Kemampuan Pengelasan, yaitu dengan melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

Kata kunci: Minat Berwiraswasta, Kreativitas Belajar, Kemampuan pengelasan


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Perumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 15

B. Kerangka berpikir ... 36

C. Pengajuan Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 41


(7)

C. Metode Penelitian ... 41

D. Model Penelitian ... 41

E. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional Variabel ... 43

F. Instrumen Penelitian... 44

G. Uji coba Instrumen ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian ... 55

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 58

C. Uji Persyaratan Analisis ... 60

D. Pengujian Hipotesis ... 63

E. Temuan Penelitian ... 68

F. Pembahasan Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.Table 3. 1 Bobot Nilai Angket Minat Berwiraswasta ... 44

2.Table 3.2 Kisi-kisi Angket Minat Berwiraswasta ... 45

3.Table 3. 3 Bobot Nilai Angket Kreativitas Belajar ... 45

4.Table 3.4 Kisi-kisi Angket Kreativitas Belajar ... 45

5.Table 3.5 Kisi-kisi Test Kemampuan Pengelasan ... 46

6.Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Uji Coba Validitas Angket... 48

7.Tabel.3.7 Ringkasan Hasil Uji Coba Reabilitas ... 49

8.Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Uji Coba Validitas Tes... 49

9.Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Uji Coba Reabilitas ... 50

10.Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Minat Berwiraswasta ... 55

11.Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas Belajar ... 56

12.Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Pengelasan ... 57

13.Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian 60 14.Tabel 4.5 Ringkasan Anava Untuk Persamaan Regresi Y atas X1 ... 61

15.Tabel 4.6 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi Y atas X2 ... 62

16. Tabel 4.7. Ringkasan perhitungan koefisien korelasi parsial ... 65

17. Tabel 4.8. Bobot Sumbangan Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ... 68


(9)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Angket Minat Berwiraswasta ... 77

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Minat Berwiraswasta ... 79

3. Perhitungan Validitas Angket Minat Berwiraswasta (X1) ... 81

4. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Berwiraswasta (X1) ... 83

5. Angket Kreativitas Belajar ... 86

6. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Kreativitas Belajar ... 89

7. Perhitungan Validitas Angket Kreativitas Belajar (X2) ... 91

8. Perhitungan Reliabilitas Angket Kreativitas Belajar (X2) ... 93

9. Test Kemampuan Pengelasan ... 96

10.Sebaran Data Uji Coba Instrumen Test Kemampuan Pengelasan ... 101

11.Perhitungan Validitas Instrumen Test Kemampuan Pengelasan (Y) . 103 12.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Test Kemampuan Pengelasan (Y) 105 13.Perhitungan Indeks kesukaran Kemampuan Pengelasan (Y)…………106

14.Perhitungan Indek Diskriminasi Test Kemampuan Pengelasan(Y) …107 15.Data Hasil Penelitian Masing – Masing Variabel ... 108

16.Perhitungan Distribusi Frekuensi, Rata – Rata (M), Standar Deviasi (SD) Dari Data Variabel Penelitian ... 109

17.Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 114

18.Uji Normalitas Sebaran Data Masing – Masing Variabel ... 118

19.Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran Dan Keberartian Persamaan Regresi Kemampuan Pengelasan (Y) atas Minat Berwiraswasta (X1) ... 120


(10)

ii

20.Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran Dan Keberartian Persamaan Regresi Kemampuan Pengelasan (Y) atas Kreativitas Belajar (X2) ... 125 21.Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 129 22.Perhitungan Korelasi Parsial Dan Uji Keberartian

Koefisien Korelasi Parsial ... 131 23.Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinieran Dan Keberartian

Persamaan Regresi Ganda ... 132 24.Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda Dan Uji Keberartian Koefisien

Korelasi Ganda ... 135 25.Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) Dan Sumbangan Efektif Masing –


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 40 2. Gambar 3.1 Model Penelitian ... 42 3. Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Variabel

Minat Berwiraswasta ... 56 4. Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Variabel Kreativitas Belajar ... 57 5. Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Variabel Kemampuan Pengelasan 58 6. Gambar 4.5. Korelasi Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 65


(12)

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang muncul dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini di Indonesia adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Orang yang mencari pekerjaan lebih banyak daripada orang yang dibutuhkan untuk bekerja di tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Bertambahnya jumlah lulusan setiap tahunnya juga akan menambah jumlah orang yang mencari pekerjaan, akibatnya jumlah pengangguran semakin besar yang berdampak pada kondisi perekonomian di indonesia. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguran pun semakin bertambah. Apabila lulusan mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (berwirausaha) yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, maka tidak perlu mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah.

Melihat kondisi bangsa Indonesia yang cukup kompleks seperti sekarang ini, maka sangatlah diperlukan kerjasama antar seluruh pihak dan keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa ini ke depan. Permasalahan tenaga kerja dan kesiapan kerja adalah salah satu faktor penghambat tercapainya cita-cita bangsa Indonesia saat ini, dimana yang melatarbelakangi masalah ini adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh para tenaga kerja Indonesia.


(13)

2

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah salah satu modal utama pemerintah dalam membangun suatu bangsa. Untuk itu perlu diadakan program-program yang mendukung peningkatan sumber daya manusia serta sistem dan metode yang kreatif, efektif dan inovatif. Untuk menciptakan sistem pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu: untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sesuai dengan tujuan pendidikan seperti diatas, maka salah satu lembaga pendidikan yang ikut serta dalam mendukung tujuan tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dapat kita lihat dari tujuan SMK tersebut yaitu: untuk menghasilkan tenaga kerja kejuruan Siswa yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan, jasa serta mampu berusaha sendiri dalam membuka dan memanajemen lapangan usaha baru guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja (Hadi Waratama 1989:214).

Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan menengah yang mengelola pendidikan kejuruan juga mempunyai tujuan, yaitu:


(14)

3

a. Tujuan Umum

1.Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

b. Tujuan khusus

1.Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja Tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program yang dipilihnya.

2.Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

Oleh sebab itu, lulusan SMK diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan sehingga dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa, serta mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja baru guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja sehingga pendidikan kejuruan tidak bisa dipisahkan dari masalah aset pembuka lapangan kerja baru, masalah ketenaga-kerjaan khususnya dalam kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain.

Dalam upaya mewujudkan tujuan SMK ini, maka pemerintah secara terus-menerus meningkatkan kualitas para guru, serta memberikan bantuan-bantuan kepada sekolah-sekolah SMK, seperti:


(15)

4

1. Menciptakan pembaharuan program-program pendidikan yang kreatif, efektif dan inovatif.

2. Meningkatkan kualitas para guru dengan cara mengadakan penetaran-penataran, sertifikasi guru, up-grading dan juga membangun kerjasama dengan pihak industri, seperti diterapkannya pendidikan sistem ganda (PSG) 3. Penambahan sarana dan prasarana sekolah.

4. Memberikan bantuan dana kepada siswa yang kurang mampu yang diberikan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kualitas lulusan SMK dapat dikatakan baik apabila pengetahuan, keterampilan dan sikap para lulusannya berguna dan berdampak untuk pembangunan di masyarakat.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa SMK adalah salah satu lembaga pendidikan yang turut berperan serta dalam mensukseskan pembangunan nasional dengan menciptakan lulusan-luluan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang handal sesuai dengan bakat Siswa serta memiliki mental yang tahan uji sehingga mampu menghasilkan wirausahawan-wirausahawan mandiri serta para tenaga kerja yang profesional dan siap kerja serta bertanggungjawab.

Dari poin-poin diatas dapat dilihat bahwa titik berat sekolah menengah kejuruan adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan guna kesiapan lulusannya bersaing memasuki dunia usaha/industry dan menciptakan lapangan kerja baru atau berwiraswasta.

Namun pada kenyataannya bahwa lulusan SMK masih cukup banyak yang belum bekerja. Ini disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain karena sempitnya lowongan pekerjaan dan ketidaksiapan dari para lulusan SMK itu


(16)

5

sendiri. “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon / jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi”(Slameto 2010 : 113). Maksud dari pendapat diatas adalah dengan adanya suatu kesiapan pada diri seseorang maka orang tersebut dapat memberi respon atau reaksi dengan cara-cara tertentu didalam menghadapi situasi apapun. Slameto juga mengungkapkan tiga aspek yang mencakup kesiapan 1) kondisi fisik, mental dan emosional; 2) kebutuhan kebutuhan, motivasi dan tujuan; 3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari (Slameto 2010 : 113)

Para siswa lulusan SMK di Indonesia pada umumnya masih banyak mengharapkan pekerjaan yang bersifat halus, misalnya bekerja di kantor pemerintahan maupun swasta. Sebagai tenaga kerja mereka pada umumnya kurang memiliki minat dalam hal berwiraswasta dan cenderung takut mengambil resiko dalam bekerja.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis, bahwa SMK-TI Swasta Budi Agung Medan, tercatat sebagian besar lulusan yang bekerja di perusahaan/industri dan kebanyakan menduduki posisi mekanik, administrasi, dan sebagai teknisi (sumber: arsip penelusuran tamatan SMK Teknologi Swasta Budi Agung Medan), dan informasi yang kmi dapatkan dari Pembantu Kepala Sekolah bidang Akademik (PKS I), Ketua Program Keahlian dan beberapa guru yang mengajar disekolah tersebut, para lulusan yang membuka usaha sendiri sangat minim dan memprihatinkan, itupun hanya karena mereka melanjutkan jejak orang tuanya. Dari kenyataan ini dapat kita lihat bahwa minat Siswa untuk berwiraswasta sangatlah rendah.


(17)

6

Dari uraian diatas dapat kita lihat bagaimana kesenjangan yang terjadi antara lulusan yang dihasilkan oleh SMK dengan apa yang diharapkan dari lulusan itu, banyak hal yang menyebabkan sehingga kesenjangan itu cukup tampak, yang mana salah satunya adalah rendahnya minat berwiraswasta dari lulusan SMK tersebut, dan hal ini bisa terjadi disebabkan oleh kurangnya penguasaan keterampilan dan minimnya pengetahuan siswa lulusan SMK tersebut tentang kompetensi Program Keahliannya.

Zimmerer dan Scarborough (2004) menyatakan ada delapan faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan minat kewirausahaan, yakni: (1) Pendapat bahwa wirausaha adalah seorang pahlawan; (2) Pendidikan kewirausahaan. (3) Faktor ekonomi dan kependudukan. (4) Pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa. (5) Kemajuan teknologi. (6) Gaya hidup bebas. (7) E-Commerce dan The World Wide Web. (8) Terbukanya peluang bisnis internasional. Hisrich

et al. (2008) menyatakan pendidikan sangatlah penting dalam perjalanan wirausaha. Pentingnya pendidikan tidak hanya tercermin dalam tingkat pendidikan yang dicapai, tetapi juga dalam kenyataan bahwa pendidikan memainkan peranan penting untuk membantu para wirausaha mengatasi masalahmasalah yang mereka hadapi. Studi di India oleh Sinha diacu oleh Indarti (2008) membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu penting minat kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Situmorang (2007) menyatakan tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkan masyarakat berkewirausahaan (enterprising people) dan menanamkan sikap percaya pada diri sendiri melalui proses belajar yang sesuai.


(18)

7

Pendidikan kewirausahaan dan program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mendirikan usaha kecil yang independen.

Beberapa hal diatas akan berpengaruh terhadap minat para Siswa dalam menggali serta membangun potensi diri yang sebenarnya masih tertanam didalam diri Siswa tersebut. Maka untuk menjadi wirausaha mandiri haruslah dibarengi dengan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, kemauan dan komitmen yang kuat, serta memiliki pandangan yang positif terhadap pekerjaan yang digelutinya. Wasty Soemanto (1992) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari seorang wirausaha adalah :

1. Memiliki moral yang tinggi 2. Memiliki sikap mental wirausaha

3. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan 4. Memiliki keterampilan wirausaha.

Dari ciri-ciri yang telah dikemukakan di atas terdapat sifat-sifat utama, di antaranya adalah :

1. Manusia yang memiliki moral yang tinggi, setidak-tidaknya memiliki/menjalankan enam sifat utama :

a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Kemerdekaan batin

c. Keutamaan

d. Kasih sayang terhadap sesama manusia e. Loyalitas hukum


(19)

8

2. Manusia yang memiliki sikap mental wirausaha, setidak-tidaknya memiliki enam kekuatan mental yang membangun kepribadian kuat :

a. Kerkemauan keras

b. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, untuk itu diperlukan pengenalan diri, kepercayaan kepada diri sendiri, dan pemahaman tujuan dan kebutuhan

c. Kejujuran dan tanggung jawab, untuk itu diperlukan adanya moral yang tinggi dan disiplin diri sendiri

d. Ketahanan fisik dan mental, untuk itu diperlukan adanya kesehatan jasmani dan rohani, kesabaran, dan ketabahan

e. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras f. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

3. Manusia wirausaha setidak-tidaknya harus memiliki empat hal agar dirinya peka/sensitif terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya :

a. Pengenalan terhadap arti lingkungan

b. Rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki

c. Keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumbersumber ekonomi lingkungan setempat.

d. Kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif. 4. Manusia wirausaha diperlukan beberapa keterampilan sebagai berikut :

a. Keterampilan berpikir kreatif

b. Keterampilan dalam pembuatan keputusan c. Keterampilan dalam kepemimpinan


(20)

9

e. Keterampilan dalam bergaul antar manusia.

Dari masalah-masalah dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi seperti yang telah dijabarkan diatas, maka penulis mencoba melirik bidang usaha jasa pengelasan. Alasan pemilihan bidang usaha ini adalah karena jasa yang ditawarkan merupakan kebutuhan banyak kalangan, modal atau biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar, juga memiliki resiko pekerjaan yang relatif kecil dan keterampilan yang dibutuhkan juga ada didalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan merupakan salah satu mata diklat yang memberikan program pengajaran praktek kemampuan dasar. Dalam mata diklat ini terdapat praktek pengelasan, dimana pada praktek pengelasan ini Siswa diajarkan bagaimana cara mengelas dasar dan membuat suatu produk dengan teknik pengelasan. Namun berkualitas tidaknya hasil yang dikerjakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: kelengkapan fasilitas pengelasan, pemahaman dan keterampilan mengelas, minat dan bakat.Menurut Djoko Restyo Putra (2011:21), minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka sulit untuk berhasil. (Oemar Hamalik, 2010:33). Jika suatu kegiatan dilakukan dengan senang hati maka perhatian, kemampuan dan usahanya akan timbul untuk melakukan yang baik.


(21)

10

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Apakah kurikulum SMK telah sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat?,

2. Apakah yang menyebabkan rendahnya Minat berwiraswasta siswa maupun lulusannya?,

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat Kreativitas belajar siswa maupun lulusannya dalam hal Kemampuan pengelasan?,

4. Apakah yang akan terjadi di masyarakat dengan tingginya siswa pengangguran?,

5. Apakah yang menyebabkan rendahnya kualitas lulusan SMK?,

6. Apakah konsep pembelajaran SMK bisa menumbuh-kembangkan Minat berwiraswasta pada siswa?,

7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Minat berwiraswasta pada siswa?, 8. Bagaimana hubungan Kemampuan pengelasan dengan Minat berwiraswasta?, 9. Bagaimana hubungan Kreativitas belajar dengan Minat berwiraswasta?,

10.Bagaimana Hubungan Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar secara bersama-sama dengan Kemampuan pengelasan?.

C. Pembatasan Masalah

Demi efektivitas dan ketajaman pembahasan penelitan, maka sangatlah perlu membuat pembatasan masalah-masalah yang terkait dalam penelitian ini. Karena adanya keterbatasan waktu, dana, teori-teori, serta penelitian dapat


(22)

11

dilakukan lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang teridentifikasi akan diteliti. Untuk itu maka penulis akan membatasi permasalahan tersebut diatas, dimana akan dilakukan penelitian pada variabel Minat berwiraswasta, Kreativitas belajar, Serta Kemampuan pengelasan siswa, serta bagaimana hubungan variabel yang satu terhadap variabel yang lain pada siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Minat berwiraswasta siswa dibatasi pada bidang pengelasan, Kreativitas belajar siswa dibatasi pada Kreativitas siswa dalam praktek dan penguasaan siswa terhadap mata diklat kerja las, sedangkan Kemampuan pengelasan dibatasi pada penguasaan siswa terhadap mata diklat kerja las.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara Minat berwiraswasta dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK–TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013?,

2. Apakah terdapat hubungan antara Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013?,


(23)

12

3. Apakah terdapat hubungan antara Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013?,

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Minat berwiraswasta dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.


(24)

13

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan diperoleh, diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Memberikan informasi tentang hubungan Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013dan kepada kepala sekolah/para guru agar lebih serius dalam menggali, membangun serta meningkatkan lagi Minat berwiraswasta siswa dari mata diklat diluar bidang pengelasan.

4. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi pihak SMK-TI Swasta Budi Agung Medan (kepala sekolah maupun guru-guru) untuk terus memotivasi siswa menumbuh-kembangkan Minat berwiraswasta dan meningkatkan Kreativitas belajar, sehingga meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada bidang pengelasan.

5. Sebagai bahan informasi pada penelitian-penelitian ada relevansinya untuk meningkatkan penguasaan keterampilan mengelas pada siswa di SMK.


(25)

14

6. Secara teoritis manfaat ini adalah untuk mengembangkan konsep-konsep dalam pendidikan dan dapat memberikan khasanah keilmuan, yang dalam hal ini adalah Kreativitas belajar Siswa dalam kaitannya dengan Kemampuan Pengelasan.


(26)

55 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Minat Berwiraswasta cenderung diatas rata-rata, sebanyak 28 siswa (82,352 %). 2. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI

Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kreativitas Belajar cenderung diatas rata-rata, sebanyak 24 siswa (70,589 %).

3. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kemampuan Pengelasan diatas rata-rata, sebanyak 30 siswa (88,235 %).

4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.


(27)

57

6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

7. Besarnya sumbangan efektif ubahan Minat Berwiraswasta terhadap Kemampuan Pengelasan adalah sebesar 41,878 %.

8. Besarnya sumbangan efektif ubahan Kreativitas Belajar terhadap Kemampuan Pengelasan adalah sebesar 29,43 %.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Dengan diterimanya hipotesis keempat, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi Agung Medan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam upaya membanmgkitkan minat siswa yang dapat mendukung Kemampuan Pengelasan. Upaya membangkitkan minat Berwiraswasta ini dapat dilakukan dengan menyuruh siswa untuk sering melakukan observasi ke bengkel-bengkel las.

2. Dengan diterimanya hipotesis kelima, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi Agung Medan dan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam upaya meningkatkan


(28)

58

Kreativitas belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan Kemampuan Pengelasan, dengan cara memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

3. Dengan diterimanya hipotesis keenam, maka hal ini menggambarkan bahwa minat berwiraswasta yang tinggi dan kreativitas belajar yang tinggi mempunyai hubungan yang positif dan berarti dalam meningkatkan Kemampuan Pengelasan, yaitu dengan melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, dapat diajukan beberapa saran, antara lain :

1. Dengan ditemukannya Kemampuan Pengelasan dalam kategori diatas rata - rata, maka diperlukan upaya untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan Kemampuan Pengelasan siswa. Upaya peningkatan tersebut hendaknya dilakukan secara terkoordinasi dalam arti adanya koordinasi secara bersama-sama antara pengelola sekolah SMK-TI Swasta Budi Agung Medan dengan guru bidang studi Pengelasan, maka dari itu pengelola sekolah dan guru bidang studi supaya memberikan hadiah kecil seperti pena setiap bulannya untuk peringkat 1 s/d 10 saat dilakukan ujian bulanan, sehingga siswa akan bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya.


(29)

59

2. Dengan ditemukannya minat berwiraswasta siswa dalam kategori yang diatas rata - rata, hendaknya tetap dilakukan upaya yang bisa memotivasi minat yang telah ada, sehingga akhirnya siswa dapat belajar dengan perasaan senang sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengelasan, maka dari itu kepada pihak pengelola sekolah terutama pada guru bidang studi Pengelasan disarankan untuk memerintahkan siswa untuk sering melakukan observasi ke bengkel-bengkel las.

3. Dengan ditemukannya kreativitas belajar dalam kategori diatas rata - rata, maka diperlukan upaya untuk bisa meningkatkan kreativitas belajar siswa sehingga akhirnya dapat meningkatkan Kemampuan Pengelasan siswa. Kepada guru bidang studi Pengelasan disarankan untuk memberikan tugas-tugas melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas-tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.


(1)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan diperoleh, diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dengan

Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Memberikan informasi tentang hubungan Kreativitas belajar dengan

Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013dan kepada kepala sekolah/para guru agar lebih serius dalam menggali, membangun serta meningkatkan lagi Minat berwiraswasta siswa dari mata diklat diluar bidang pengelasan.

4. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi pihak SMK-TI Swasta Budi Agung Medan (kepala sekolah maupun guru-guru) untuk terus memotivasi siswa menumbuh-kembangkan Minat berwiraswasta dan meningkatkan Kreativitas belajar, sehingga meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada bidang pengelasan.

5. Sebagai bahan informasi pada penelitian-penelitian ada relevansinya untuk meningkatkan penguasaan keterampilan mengelas pada siswa di SMK.


(2)

6. Secara teoritis manfaat ini adalah untuk mengembangkan konsep-konsep dalam pendidikan dan dapat memberikan khasanah keilmuan, yang dalam hal ini adalah Kreativitas belajar Siswa dalam kaitannya dengan Kemampuan Pengelasan.


(3)

55 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Minat Berwiraswasta cenderung diatas rata-rata, sebanyak 28 siswa (82,352 %). 2. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI

Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kreativitas Belajar cenderung diatas rata-rata, sebanyak 24 siswa (70,589 %).

3. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kemampuan Pengelasan diatas rata-rata, sebanyak 30 siswa (88,235 %).

4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.


(4)

6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

7. Besarnya sumbangan efektif ubahan Minat Berwiraswasta terhadap

Kemampuan Pengelasan adalah sebesar 41,878 %.

8. Besarnya sumbangan efektif ubahan Kreativitas Belajar terhadap Kemampuan Pengelasan adalah sebesar 29,43 %.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Dengan diterimanya hipotesis keempat, maka perlu kiranya menjadi

pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi Agung Medan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam upaya membanmgkitkan minat siswa yang dapat mendukung Kemampuan Pengelasan. Upaya membangkitkan minat Berwiraswasta ini dapat dilakukan dengan menyuruh siswa untuk sering melakukan observasi ke bengkel-bengkel las.

2. Dengan diterimanya hipotesis kelima, maka perlu kiranya menjadi

pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi Agung Medan dan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam upaya meningkatkan


(5)

Kreativitas belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan Kemampuan Pengelasan, dengan cara memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

3. Dengan diterimanya hipotesis keenam, maka hal ini menggambarkan bahwa minat berwiraswasta yang tinggi dan kreativitas belajar yang tinggi mempunyai hubungan yang positif dan berarti dalam meningkatkan Kemampuan Pengelasan, yaitu dengan melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, dapat diajukan beberapa saran, antara lain :

1. Dengan ditemukannya Kemampuan Pengelasan dalam kategori diatas rata - rata, maka diperlukan upaya untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan Kemampuan Pengelasan siswa. Upaya peningkatan tersebut hendaknya dilakukan secara terkoordinasi dalam arti adanya koordinasi secara bersama-sama antara pengelola sekolah SMK-TI Swasta Budi Agung Medan dengan guru bidang studi Pengelasan, maka dari itu pengelola sekolah dan guru bidang studi supaya memberikan hadiah kecil seperti pena setiap bulannya untuk peringkat 1 s/d 10 saat dilakukan ujian bulanan, sehingga siswa akan bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya.


(6)

2. Dengan ditemukannya minat berwiraswasta siswa dalam kategori yang diatas rata - rata, hendaknya tetap dilakukan upaya yang bisa memotivasi minat yang telah ada, sehingga akhirnya siswa dapat belajar dengan perasaan senang sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengelasan, maka dari itu kepada pihak pengelola sekolah terutama pada guru bidang studi Pengelasan disarankan untuk memerintahkan siswa untuk sering melakukan observasi ke bengkel-bengkel las.

3. Dengan ditemukannya kreativitas belajar dalam kategori diatas rata - rata, maka diperlukan upaya untuk bisa meningkatkan kreativitas belajar siswa sehingga akhirnya dapat meningkatkan Kemampuan Pengelasan siswa. Kepada guru bidang studi Pengelasan disarankan untuk memberikan tugas-tugas melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas-tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.