MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MACHT PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 101820 PANCUR BATU TA 2011/2012.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PWMBWLAJARAN MAKE A MACHT PADA MATA

PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 101820 PANCUR BATU T.A 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIA LESTARI ROMAITO L.TOBING 1104311057

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh: RIA LESTARI ROMAITO L.TOBING

1104311057

Program studi Pendidikan Guru Sekola Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Telah Dipertahankan Dalam Ujian Skripsi Pada tanggal 11 Juli 2012 dan Dinyatakan Telah

Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Ketua Medan, 17 Juli 2012

Panita Ujian Sekretaris

Drs. Nasrun, MS Drs. Khairul Anwar, M.Pd NIP. 195705141984031001 NIP. 195807091985011001


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : RIA LESTARI ROMAITO L. TOBING

Nim : 1104311057

Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : PGSD

Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Macht Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu

TA 2011/2012

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui untuk Diajukan dan Dipertahankan dalam Ujian

Mempertahankan Skripsi

Dosen Pembimbing

Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd NIP. 196110261987032001

Jurusan PGSD

Drs. Khairul Anwar, M.Pd NIP. 1958 0709 1985 011 001


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : RIA LESTARI ROMAITO L. TOBING

Nim : 1104311057

Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : PGSD

Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunak Model Pembelajaran Make A Macht Pada Mata Pelajar IPA Di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012

Mahasiswa tersebut di atas benar telah melakukan perbaikan sesuai dengan saran-saran yang telah diberikan pada waktu siding mempertahankan skripsi.

No. Dosen pembimbing/

Penguji Keterangan

Tanda Tangan 1. Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd

NIP. 196110261987032001 Dosen Pembimbing 2. Drs. Khairul Anwar, M.Pd

NIP. 1958 0709 1985 011 001

Penguji

3. Drs. Wesly Silalahi,M.Pd NIP. 195710281085031002

Penguji

4. Drs. Ramli Sitorus, M.Ed NIP. 195502041979031001


(5)

ABSTRAK

Lumban Tobing, Romaito Lestari Ria Nim. 1104311057.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Macht Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012 . Skripsi. Jurusan PPSD, Program Studi PGSD. FIP-UNIMED Tahun 2012.

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah setelah menggunakan model pembelajaran make a macth dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran make a macth pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?

Penelitian menggunakan desain PTK dengan tindakan menggunakan pendekatan partisipatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan observasi. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa dengan menggunakan test hasil belajar sedangkan untuk mengetahui aktivitas mengajar guru digunakan observasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase dan analisis kualitatif.

Prosedur tindakan kelas ini ditempuh dalam 2 siklus. Langkah-langkah setiap pembelajaran terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Cara pengambilan data dalam penelitian ini dengan mengumpulkan nilai pretes, Siklus I, Siklus II. Sebagai tolak ukur keberhasilannya adalah apabila hasil belajar siswa meningkat, yaitu tingkat ketuntasan klasikal sebesar > 65.

Berdasarkan hasi penelitian dari dari 30 orang siswa pada saat pretest tingkat ketuntasan klasikal siswa kelas V sebanyak 4 orang siswa 13,3% sedangakan sebanyak 26 orang siswa belum mendapat nilai tuntas. dengan nilai rata-rata 38,0. Pada siklus I sebanyak 15 orang siswa (50%) mendapat nilai tuntas dan sebanyak 15 orang siswa (50%) belum mendapat nilai tuntas. sebanyak 3 orang siswa (10%), dengan rata-rata 64. Pada siklus II sebanyak 29 orang siswa (96,67%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan sebanyak 1 orang siswa (3,3%) belum mendapat nilai tuntas. dengan nilai rata-rata 87,33. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran make a macth dapat mengingkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi daur air di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012. Oleh karenanya salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan hasil balajar siswa pada mata pelajaran IPA khsususnya materi pokok daur dapat menggunakan model pembelajaran make a macth.


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Guru menjelaskan materi pelajaran………...37

Gambar 2 Menunjukkan kartu soal dan kartu jawaban………..37

Gambar 3 Bentuk kartu soal dan kartu jawaban……….38

Gambar 4 Salah seorang siswa yang ditunjuk melakukan persentase………38

Gambar 5 Siswa sedang bertanya pada guru ………..39

Gambar 6 Siswa sedang bergabung dan membentuk kelompok……….39

Gambar 7 Guru mengundi kartu yang akan dibagikan pada siswa………40

Gambar 8 Guru membimbing siswa dalam melakukan tugas………....40

Gambar 9 Guru kembali menjelaskan materi pelajaran……….51

Gambar 10 Guru membentuk kelompok baru berdasarkan kartu yang dibagikan …...51

Gambar 11 Guru memberikan lembar kerja siswa ………....52

Gambar 12 Siswa membacakan hasil kerja pekerjaannya……….52

Gambar 13 Guru menganalisis hasil pekerjaan siswa………53


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 68

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan... 71

Lampiran 3 Soal Pretest...74

Lampiran 4 Soal Siklus I... 75

Lampiran 5 Soal Siklus II ... 76

Lampiran 6 Kunci Pretest ... 77

Lampiran 7 Kunci Jawaban Siklus I ... 78

Lampiran 8 Kunci Jawaban Siklus II ... 79

Lampiran 9 Nilai Pretest Siswa ... 80

Lampiran 10 Nilai Siklus I ... 81

Lampiran 11 Nilai Siklus II ... 82

Lampiran 12 Teknik Penskoran...83

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I... ... 84

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II... ... 85

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I...86

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II...87

Lampiran 17 Gambar Aktifitas Guru...90 Surat Izin Penelitian dari fakultas


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA mempunyai peran dalam mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.

Keberhasilan pendidikan IPA sangat terkait dengan kepribadian guru, oleh karena itu dalam implementasinya guru dituntut memiliki kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka kepada siswa. Selain itu, guru juga diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih aktif dan kreatif, memberikan dorongan belajar kepada siswa. Sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan memperoleh hasil belajar yang diinginkan.

Namun kenyataanya hasil belajar siswa IPA umumnya masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena faktor siswa dan faktor guru. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena model pengajaran yang digunakan guru kurang bervariasi atau masih monoton. Tidak jarang guru hanya menghafalkan materi ajar kepada siswa, mencatat dan hanya mendengarkan penjelasan guru, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar juga tidak semata-mata berasal dari guru namun juga bersumber dari dalam diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai dengan keseriusannya untuk belajar sungguh-sungguh dan mengupayakan aktivias belajarnya memiliki tujuan. Dalam proses pembelajaran guru


(9)

masih menggunakan paradigma lama dalam arti bentuk pembelajaran yang dilakukan guru masih mengutamakan metode ceramah, berlangsung satu arah dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran maka pembelajaran menjadi monoton sehingga peserta didik menjadi jenuh dan merasa bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Pada saat mengajar masih banyak guru yang ditemukan tidak menggunakan media, padahal media sangat dibutuhkan siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikirnya. Terlebih untuk siswa Sekolah Dasar yang umumnya yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran yang bersifat abstrak. Disinilah pentingnya penggunaan metode pembelajaran dan media yang digunakan guru dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan belajarnya khususnya pada pelajaran IPA. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran IPA membuat pengetahuan siswa menjadi kabur. Apabila keadaan terus berlanjut maka hasil belajar siswa tidak akan mengalami peningkatan sama sekali namun sebaliknya siswa selamanya akan mengalami kesulitan dalam belajar.

Selain itu, rendahnya hasil belajar IPA bukan hanya disebabkan karena mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit, melainkan disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenya, siswa yang termotivasi pada pelajaran IPA cenderung menyukai tersebut dan mengupayakan kegiatan belajarnya semaksimal mungkin.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 Februari 2012 dengan guru kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu, mengatakan selama ini telah


(10)

diupayakan mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA, namun sampai saat ini hasil belajar sains siswa masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah model pengajaran yang digunakan guru kurang bervariasi atau masih monoton. Tidak jarang guru hanya menghafalkan materi ajar kepada siswa, mencatat dan hanya mendengarkan penjelasan guru, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar juga tidak semata-mata berasal dari guru namun juga bersumber dari dalam diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai dengan keseriusannya untuk belajar sungguh-sungguh dan mengupayakan aktivitas belajarnya memiliki tujuan. Dari nilai ulangan pada semester yang lalu diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar sebesar 27% atau sebanyak 8 orang siswa mendapat nilai tuntas dan sebanyak 73% atau sebanyak 22 orang siswa belum mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata 44,73 ulangan sedangkan nilai ketuntasan yang diharapkan adalah sebesar 70%.

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini tidak tercapai. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

make a match.

Make a macth merupakan jenis teknik pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mengaktifkan siswa dalam kelompok, yang saling bekerja sama dan membantu

siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif make a

macth atau mencari pasangan siswa diminta untuk dapat mempertanggungjawakan tugas


(11)

Model pembelajaran kooperatif make a match sangat menarik untuk dipraktekkan

dalam pembelajaran IPA karena memiliki kelebihan yaitu 1) guru dapat menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan karena seluruh siswa aktif dalam melakukan tugasnya. 2) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3). Menjalin kerja sama siswa tercipta secara dinamais antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Make a Match Pada Pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di

Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat diintifikasi adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.

3. Metode mengajar yang digunakan guru mengutamakan metode ceramah.

4. Guru masih mendominasi proses belajar mengajar.

5. Guru jarang menggunakan media pembelajaran.

6. Model pembelajaran make a macth belum pernah dilakukan guru.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada ” Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model


(12)

pembelajaran make a macth pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V

SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

adalah : ”Apakah setelah menggunakan model pembelajaran make a macth dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa

setelah menggunakan model pembelajaran make a macth pada mata pelajaran IPA Materi

Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa, sebagai bahan masukan bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Bagi guru, meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan model

pembelajaran kooperatif model make a macth dalam mata pelajaran IPA

khususnya pada materi pokok daur air.

3. Sebagai perbandingan peneliti yang mengkaji masalah-masalah yang relevan


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pretest diketahui dari 30 orang siswa pada saat diberikan pretest tingkat ketuntasan klasikal siswa kelas V sebanyak 4 orang siswa 13,3% sedangakan sebanyak 26 orang siswa belum mendapat nilai tuntas. Dengan kategori mendapatkan nilai rendah (21-40) sebanyak 11 orang siswa (36,67%), mendapat nilai sedang (41-60) sebanyak 15 orang siswa (50%), mendapat nilai tinggi (61-80) sebanyak 4 orang siswa (13,3%) dengan nilai rata-rata 50,67,0.

2. Pada siklus I sebanyak 15 orang siswa (50%) mendapat nilai tuntas dan sebanyak 15 orang siswa (50%) belum mendapat nilai tuntas. Dengan perincian tidak ditemukan siswa (0%) yang mendapat nilai sangat rendah (0-20), siswa mendapatkan nilai rendah (21-40) ditemukan sebanyak 3 orang siswa (10%), siswa mendapat nilai sedang (41-60) sebanyak 12 orang siswa (40%), mendapat nilai tinggi (61-80) sebanyak 15 orang siswa (50%) dan tidak ditemukan siswa yang mendapat nilai sangat tinggi (81-100) dan dengan rata-rata 64.

3. Pada siklus II sebanyak 29 orang siswa (96,67%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan sebanyak 1 orang siswa (3,3%) belum mendapat nilai tuntas.


(14)

Dengan perincian tidak ditemukan siswa (0%) yang mendapat nilai sangat rendah (0-20), tidak ditemukan siswa mendapatkan nilai rendah (21-40), ditemukan sebanyak 0 orang siswa (0%), siswa mendapat nilai sedang (41-60), sebanyak 1 orang siswa (3,33%) siswa mendapat nilai tinggi (61-80) dan sebanyak 10 orang siswa (33,3%) dan siswa yang mendapat nilai sangat tinggi (81-100) sebanyak 19 orang siswa (63,4%) dengan nilai rata-rata 87,33. Bila dibandingkan dengan nilai post test pada siklus I maka dapat dikatakan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 96,67%-50% = 46,47%, dengan demikian maka dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II.

4. Berdasarkan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I ditemukan nilai rata-rata 70 pada siklus II 90 dengan demikian maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan mengajar guru pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.

5. Menerima hipotesis yang menyatakan dengan menggunakan model pembelajaran make a macth dapat mengingkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi daur air di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012

5.2 Saran

1. Sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran make a macth sesuai dengan materi yang diajarakan.

2. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(15)

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam mengkaji variabel-variabel yang lebih luas tentang model pembelajaran


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2007 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Gravindo Persada Amin, 2010. Model Pembelajaran Make a Macth.Jakarta:Rosdakarya

Arikunto, Suaharsimi 2006 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta

Batubara, Devi 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Macth di Kelas IV SD Muhammadiyah 32 Medan . Skripsi. Jurusan PPSD, Program Studi PGSD. FIP-UNIMED Tahun 2011.

Dymiati, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Isjoni, 2009 Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta

Lie, Anitah 2010, Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia. Nuradi, 2008 Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo.

Slameto, 2008 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Suprijono, Agus 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suryabrata, 2007 Psikologi Pendidikan. Jakarta :Grafindo Persada

Trianto, 2009. Mendesani Model Pembelajaran Inovatif-Progersif. Jakarta: Kencana


(1)

Model pembelajaran kooperatif make a match sangat menarik untuk dipraktekkan dalam pembelajaran IPA karena memiliki kelebihan yaitu 1) guru dapat menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan karena seluruh siswa aktif dalam melakukan tugasnya. 2) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3). Menjalin kerja sama siswa tercipta secara dinamais antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match Pada Pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat diintifikasi adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.

3. Metode mengajar yang digunakan guru mengutamakan metode ceramah. 4. Guru masih mendominasi proses belajar mengajar.

5. Guru jarang menggunakan media pembelajaran.

6. Model pembelajaran make a macth belum pernah dilakukan guru. 1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada ” Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model


(2)

pembelajaran make a macth pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : ”Apakah setelah menggunakan model pembelajaran make a macth dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran make a macth pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Daur Air di Kelas V Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012?.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa, sebagai bahan masukan bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif model make a macth dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi pokok daur air.

3. Sebagai perbandingan peneliti yang mengkaji masalah-masalah yang relevan dengan hasil penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pretest diketahui dari 30 orang siswa pada saat diberikan pretest tingkat ketuntasan klasikal siswa kelas V sebanyak 4 orang siswa 13,3% sedangakan sebanyak 26 orang siswa belum mendapat nilai tuntas. Dengan kategori mendapatkan nilai rendah (21-40) sebanyak 11 orang siswa (36,67%), mendapat nilai sedang (41-60) sebanyak 15 orang siswa (50%), mendapat nilai tinggi (61-80) sebanyak 4 orang siswa (13,3%) dengan nilai rata-rata 50,67,0.

2. Pada siklus I sebanyak 15 orang siswa (50%) mendapat nilai tuntas dan sebanyak 15 orang siswa (50%) belum mendapat nilai tuntas. Dengan perincian tidak ditemukan siswa (0%) yang mendapat nilai sangat rendah (0-20), siswa mendapatkan nilai rendah (21-40) ditemukan sebanyak 3 orang siswa (10%), siswa mendapat nilai sedang (41-60) sebanyak 12 orang siswa (40%), mendapat nilai tinggi (61-80) sebanyak 15 orang siswa (50%) dan tidak ditemukan siswa yang mendapat nilai sangat tinggi (81-100) dan dengan rata-rata 64.

3. Pada siklus II sebanyak 29 orang siswa (96,67%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan sebanyak 1 orang siswa (3,3%) belum mendapat nilai tuntas.


(4)

Dengan perincian tidak ditemukan siswa (0%) yang mendapat nilai sangat rendah (0-20), tidak ditemukan siswa mendapatkan nilai rendah (21-40), ditemukan sebanyak 0 orang siswa (0%), siswa mendapat nilai sedang (41-60), sebanyak 1 orang siswa (3,33%) siswa mendapat nilai tinggi (61-80) dan sebanyak 10 orang siswa (33,3%) dan siswa yang mendapat nilai sangat tinggi (81-100) sebanyak 19 orang siswa (63,4%) dengan nilai rata-rata 87,33. Bila dibandingkan dengan nilai post test pada siklus I maka dapat dikatakan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 96,67%-50% = 46,47%, dengan demikian maka dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II.

4. Berdasarkan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I ditemukan nilai rata-rata 70 pada siklus II 90 dengan demikian maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan mengajar guru pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.

5. Menerima hipotesis yang menyatakan dengan menggunakan model

pembelajaran make a macth dapat mengingkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi daur air di Kelas V SD Negeri 101820 Pancur Batu TA 2011/2012

5.2 Saran

1. Sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran make a macth sesuai dengan

materi yang diajarakan.

2. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(5)

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam mengkaji variabel-variabel yang lebih luas tentang model pembelajaran make a macth.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2007 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Gravindo Persada Amin, 2010. Model Pembelajaran Make a Macth.Jakarta:Rosdakarya

Arikunto, Suaharsimi 2006 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta

Batubara, Devi 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Macth di Kelas IV SD Muhammadiyah 32 Medan . Skripsi. Jurusan PPSD, Program Studi PGSD. FIP-UNIMED Tahun 2011.

Dymiati, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Isjoni, 2009 Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta

Lie, Anitah 2010, Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia. Nuradi, 2008 Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo.

Slameto, 2008 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Suprijono, Agus 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suryabrata, 2007 Psikologi Pendidikan. Jakarta :Grafindo Persada

Trianto, 2009. Mendesani Model Pembelajaran Inovatif-Progersif. Jakarta: Kencana


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGS A W PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 54

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 TANGKIT SERDANG TANGGAMUS

0 22 51

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI DALAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 33

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 03 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 45 78

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SALATIGA 06 TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN BUGEL 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD 1 NGEMBAL KULON KUDUS

0 0 23

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TLOGO SEMESTER II TAHUN 2014 2015

0 0 16