PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 TANGKIT SERDANG TANGGAMUS

(1)

ABSTRAK

P

PEENNEERRAAPPAANNMOMODDEELLPEPEMMBBEELLAAJJAARRAANNKKOOOOPPEERRAATTIIFFSTSTUUDDEENNTT T

TEEAAMMACACHHIIEEVVEEMMEENNTTDIDIVVIISSIIOONNUNUNTTUUKKMEMENNIINNGGKKAATTKKAANN A

AKKTTIIVVIITTAASSDADANNHHAASSIILLBEBELLAAJJAARRSISISSWWAAPAPADDAAMMAATTAA P

PEELLAAJJAARRAANNIPIPAAKEKELLAASSVVSSDDNENEGGEERRII44 T

TAANNGGKKIITTSSEERRDDAANNGGTATANNGGGGAAMMUUSS Oleh

HARBENDI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata di bawah KKM pada mata pelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur dilaksanakan melalui tiga siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi

(observing), (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar instrumen aktivitas siswa, lembar instrumen kinerja guru dan lembar soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk mengukur aktivitas siswa dan kinerja guru, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatifStuden Team Achievement Divisionpada mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Tangkit Serdang berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (43,50%) dengan kriteria “Cukup Aktif” meningkat pada siklus II menjadi (52,50%) dengan kategori “Cukup Aktif” dan pada siklus III meningkat menjadi (62,75%) dengan kriteria “aktif”. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (25%), siklus II (45%), siklus III (75%).


(2)

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4

TANGKIT SERDANG TANGGAMUS

(Skrpsi)

Oleh HARBENDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap-tahap penelitiantindakan kelas ……… 23


(5)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

ABSTRAK……….. ii

HALAMAN JUDUL DALAM……… iii

LEMBAR PERSETUJUAN……… iv

LEMBAR PENGESAHAN………. v

LEMBAR PERNYATAAN………. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN………. vii

MOTTO……….. viii

RIWAYAT HIDUP……… ix

SANWACANA……… x

DAFTAR ISI……….. xii

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GAMBAR……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 5

C. Rumusan Masalah……… 6

D. Tujuan Penelitian………. 6

E. Manfaat Penelitian……… 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajardan Pembelajaran………... 8

B. Teori-teori Belajar………...…….. 11

C. Aktivitas Belajar………...………….. 13

D. Hasil Belajar IPA SD………... 14

E. Model Pembelajaran Kooperatif ……... 15

F. Pembelajaran Kooperatif STAD……….. 17

G. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD….. 18

H. Kinerja Guru ……….. 19


(6)

xiii

BAB III. METODE PENELITIAN

A. SubjekPenelitian ……… 22

B. Pendekatan Penelitian……….. 22

C. Prosedur Penelitian……… 23

D. Waktu dan Tempat Penelitian………. 25

E. Alat Pengumpulan Data……… 25

F. Teknik Analisis Data……… 26

G. Indikator Keberhasilan……… 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian ……..……….. 30

B. Hasil Penelitian ……….. 31

1. Penelitian Siklus I………. 31

2. Penelitian Siklus II………. 37

3. Penelitian Siklus III………. 42

C. Pembahasan ……… 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 53

B. Saran………. 54

DAFTAR PUSTAKA……….. 55


(7)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Siklus I ... 58

2. Rpp Siklus I ... 59

3. Lembar Kerja Siswa siiklus I ... 62

4. Kunci Jawaban Siklus 1……….... 63

5. Lembar Aktivitas SiswaSiklus I ………... 64

6. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru siklus I ... 65

7. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 66

8. Silabus Siklus II ... 67

9. RPP Siklus II ... 68

10. Lembar Kerja Siswa Siklus II ……….. 71

11. Kunci Jawaban Siklus II………..…… 72

12. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 73

13. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 74

14. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 75

15. Silabus Siklus III ... 76

16. RPP Siklus III ... 77

17. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 79

18. Kunci Jawaban Siklus III ... 80

19. Lembar Aktivitas Siswa Siklus III ... ... 81


(8)

xvii

21. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 83


(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis Aktivitas Siswa... ... 26

2. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa……… 26

3. Lembar Instrumen Kinerja Guru ... 27

4. Persentase Aktivitas Kinerja Guru ... 27

5. Analisis Aktivitas siswa Siklus I ... 32

6. Instrument Kinerja Guru Siklus I ... 32

7. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ... 33

8. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 34

9. Analisis Aktivitas siswa Siklus II... 37

10. Instrument Kinerja Guru Siklus II ... 38

11. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus II ... 39

12. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 40

13. Analisis Aktivitas siswa Siklus III ... 43

14. Instrument Kinerja Guru Siklus III ... 44

15. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III ... 44

16. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 46

17. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Selama Pelaksanaan ... 48

18. Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian ... 49


(10)

(11)

(12)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan kepada:

1. Istri tercinta yang bernama Dahliya atas do`a dan perjuangan yang tak

kenal lelah.

2. Semua rekan mahasiswa S 1 Dalam Jabatan angkatan 2010.


(13)

(14)

MOTO

TAK ADA MANUSIA YANG TAK BELAJAR

BELAJARLAH UNTUK MENJADI YANG LEBIH BAIK


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 3 Pagelaran tahun 1977.

Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pagelaran lulus

pada tahun 1980. Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Bandar Lampung lulus pada

tahun 1984.

Pada tahun 2010, penulis tercatat sebagai mahasiswa S 1 PGSD Dalam Jabatan

FKIP UNILA hingga saat ini. Selama penulis menjadi mahasiswa juga berprofesi

sebagai tenaga pengajar di SD Negeri 4 Tangkit serdang Kecamatan Pugung

Kabupaten Tanggamus.

Harbendi dilahirkan di Desa Binjai Wangi Pada

Tanggal 11 Juni 1964, merupakan anak ke 2 dari 6

bersaudara dari pasangan Ibu Rosita dan Bapak Abu


(16)

SANWACANA

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWt, yang telah

memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan S.1 PGSD dalam

jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis

telah berusaha secara maksimal untuk menuysun tugas akhir ini, namun sekiranya

terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Penyusun tugas

akhir ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan, tuntunan dan bantuan dari

berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Yth:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan


(17)

5. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD

Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Penyusunan

Skripsi yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran, dan motivasi

kepada penulis

7. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd selaku Dosen Pembahas Penyusunan Skripsi yang

telah memberikan masukan, bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis.

8. Bapak Ibu Dosen Pengajar Program S.1 PGSD dalam Jabatan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Semoga penulisan ini berguna bagi penulis, guru sekolah dasar khususnya dan

para pembaca umumnya, dan demi kemajuan Program Studi S.1 Dalam Jabatan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Bandar Lampung,...Mei 2014

Penulis

HARBENDI


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam

mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan

dalam belajar terletak pada peserta didik itu sendiri karena mereka sebagai

penerima dari apa yang telah diberikan pendidik/guru untuk kemudian

dijadikan suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar peserta didik

terbentuk dari partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi

dalam proses pembelajaran mereka dapat secara efektif mengasah

kemampuan, intelektualitas, sikap, dan kepribadian serta selanjutnya

mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau kelompok

untuk dapat memahami sesuuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami.

Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau

kelompok dengan lingkungannya. Interaksi ini menimbulkan proses


(19)

2

perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam

lingkungannya, (Ambarjaya, 2012: 7).

Mencapai tujuan pembelajaran, guru harus mengupayakan dan

mengoptimalkan ketersediaan perangkat pembelajaran mulai dari rencana

pelaksanaan pembelajaran, alat evaluasi, media pembelajaran yang digunakan

serta metode atau strategi pembelajaran yang tepat guna sesuai dengan arah

kurikulum dan kebutuhan serta gaya belajar murid pada mata pelajaran IPA.

Pencapaian tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada

proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan

IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006:47), bahwa: Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam


(20)

3

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar.

Berdasarkan pengamatan pada waktu pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri

4 Tangkit Serdang Kecamatan Pugung, siswa cenderung kurang aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran, terutama dalam pelaksanaan diskusi. Selain

itu tidak sedikit siswa-siswi yang malas untuk mengerjakan tugas yang

diberikan guru. Walaupun tidak semua siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit

Serdang Kecamatan Pugung seperti itu tetapi hal ini cukup mengganggu

proses pembelajaran. Rendahnya aktivitas siswa tentu dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa, karena dengan berpartisipasi siswa tidak hanya tahu tetapi

sekaligus memahami sebuah materi melalui pengalamannya. Dari 20 siswa

hanya 8 atau 40% saja yang mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar yang

ditetapkan sekolah, yaitu 65 dan selebihnya 60% siswa yang masih

memperoleh nilai dibawah KKM. Karena masih rendahnya aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran, maka guru perlu mencari cara efektif dan mampu

memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat melatih tanggung

jawab siswa untuk memahami materi yang dipelajari secara mandiri dan akan

membuat siswa terbiasa dengan aktivitas tersebut, hendaknya guru dapat

memberikan pelajaran dalam bentuk tanya jawab, yang membawa siswa

dalam konteks berfikir secara individu, berbagi dengan teman-teman dan


(21)

4

menganggap untuk memilih model pembelajaran ini yang mampu merangsang

siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dengan melakkan

kegiatan berlajar yang aktif pada siswa.

Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu model pembaharuan dalam

pendidikan mampu melibatkan peserta didik untuk bekerjasama dan aktif

dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui sebuah model pembelajaran.

Student-Team-Achievement-Division adalah bentuk dari model pembelajaran

kooperatif sederhana. Model ini adalah suatu model pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk bekerjasama dan

menunjukkan sikap partisifasi kepada orang lain. Peneliti menggunakan

pembelajaran yang aktif seperti pembelajaran kooperatif

Student-Team-Achievement-Division guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA SD

Negeri 4 Tangkit Serdang-Tanggamus. Slavin, (2002: 4) mengatakan bahwa

“Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran”

Alasan lain dipilihnya model pembelajaran

Student-Team-Achievement-Division, karena model ini memiliki banyak kelebihan di antaranya siswa

dapat berinteraksi dalam memecahkan masalah untuk menemukan

konsep-konsep yang dikembangkan dan juga dapat meningkatkan perolehan hasil


(22)

5

Student-Team-Achievement-Division, secara tidak langsung siswa dapat

memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan

saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan latar permasalahan di atas penulis tertarik untuk menerapkan

model pembelajaran kooperatif Student-Team-Achievement-Division untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas

V SD Negeri 4 Tangkit Serdang-Tanggamus.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit

Serdang.

2. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negri 4 tangkit Serdang

dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3. Siswa masih malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.

4. Siswa cenderung malas dalam mengikuti pelajaran mereka sering

bermain-main, menulis yang tidak penting, melamun, dan diam tak mau

menyampaikan pendapat.

5. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif sehingga kurang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dan


(23)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Kooperatif STAD pada

pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Kooperatif STAD pada

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri 4 Tangkit Serdang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPA kelas V

SD Negeri 4 Tangkit Serdang dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif STAD.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang

pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran


(24)

7

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagi Siswa

a. Memperbaiki hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit

Serdang.

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit

Serdang dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi Guru

a. Memperbaiki cara mengajar guru didalam kelas.

b. Sebagai acuan memperbaiki proses belajar mengajar.

c. Memperluas pengalaman guru dalam mengajar di dalam kelas.

3. Bagi Sekolah

a. Sebagai sumbang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran

yang dihadapi disekolah.

b. Dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dengan harapan


(25)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam

kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Dengan

belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak

lahir. Belajar menurut Sardiman (2004: 20) adalah “merupakan tingkahlaku

atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mendengarkan, meniru, dan lai-lain sebagainya”.

Uraian di atas memiliki makna bahwa belajar merupakan perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada

individu yang belajar. Perubahan tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan,

melainkan dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek

organisma atau pribadi seorang, Nasution (2005: 35). Guru hanyalah

merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan


(26)

9

kemapuan, bakat, minat, dan latar belakang masing-masing. Namun tugas

guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus

menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Sebagai

fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitate of learning”

(memberi kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi, atau mengajar,

apalagi menghajar peserta didik, kita perlu guru yang demokratis, jujur dan

terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya, Mulyasa (2009: 54). Sebagai

seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan

sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, diperlukan

berbagai kemampuan serta kepribadian. Sebab, guru juga dianggap sebagai

contoh oleh siswa sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik sebagai

guru, berikut ini beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompentensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan


(27)

10

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar.

4. Komptensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu

orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehinggga siswa dapat

belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap

berbagai strategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses

belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran tersebut terjadi secara

bertujuan dan terkontrol.

“perubahan sebagai hasil belajar ada di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain


(28)

11

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi

proses belajar pada diri peserta didik. Pembelajaran harus dilakukan secara

kreatif dan menyenangkan agar kegiatan pembelajaran menjadi beragam

sehingga memenuhi dan mapu memberikan pelayanan pada berbagai tingakat

kemampuan dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, selain itu

tugas guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi tetapi juga sebagai

fasilitator, pemacu, maupun pemberi inspirasi bagi peserta didik.

B. Teori-teori Belajar

Teori belajar sangatlah beraneka ragam. Setiap teori mempunyai landasan

sebagai dasar perumusan. Jika ditinjau dari landasan itu, teori belajar dapat

dikelompokkan kedalam dua macam yaitu asosiasi dan gestalt. Kedua macam

teori inilah yang banyak berkembang melalui berbagai penelitian maupun

eksperimen para ahli, sehingga muncul berbagai macam teori yang beraneka

ragam, Sumiati & Asra (2011:44).

Berikut ini macam-macam teori belajar Kognitif:

1. Teori Gestalt

Pandangan para ahli psikologi gestalt tentang belajar berbeda dengan ahli

psikologi asosiasi. Psikologigestaltmemandang bahwa belajar terjadi jika

diperoleh insight (pemahaman), Sumiati & Asra (2011:44). Teori gestalt


(29)

12

merupakan ciri azasi dari respon manusia yang diberikan dalam

menanggapi lingkungan betapapun sederhananya, Hakiim (2011:30).

2. Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad

ke-20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil

sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek

pengetahuan yang bermakna, Wardhana (2010:14). Tekanan utama teori

konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada siswa/subjek

didik dalam poses pembelajaran daripada guru atau instruktur teori ini

berpandangan bahwa siswa yang berinteraksi dengan berbagai objek dan

peristiwa sehingga mereka memperoleh dan memahami pola-pola

terhadap objek tersebut. Dengan demikian, siswa sesungguhnya mampu

membangun konseptualisasi dan pemecahan dalam masalah mereka

sendiri. Oleh karena itu, kemandirian dan kemampuan berinisiatif dalam

proses pembelajaran sangat didorong untuk dikembangkan.

Para ahli konstruktivisme memandang belajar sebagai hasil dari konstruksi

mental. Para siswa belajar dengan cara mencocokkan informasi baru yang

mereka peroleh bersama-sama dengan apa yang telah mereka ketahui.

Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan


(30)

13

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar pada

intinya adalah perubahan sikap dan mental pada diri seseorang setelah

melakukan aktivitas, dan dalam pembelajaran juga harus mempunyai landasan

teori tentang belajar. Karena teori dapat memberikan penjelasan tentang

proses belajar mengajar dalam berbagai situasi.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai

perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik

maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling

berkaitan, Sardiman ( 2004: 100).

Djamarah (2007: 38) mengatakan bahwa “belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula sepi dalam berbagai aktivitas”. Proses pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas menstransformasi

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Guru diharapkan mampu

mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang

dimiliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir

(psikis) maupun dalam berbuat (fisik).

Hasil pembelajaran dapat diperoleh dengan baik, jika pembelajaran memberi

kesempatan kepada setiap siswa untuk aktif melakukan kegiatan sendiri,

Sumiati & Asra (2011: 39). Keaktifan siswa selama proses pembelajaran


(31)

14

untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri

seperti, sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas

yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru,

senang diberi tugas oleh guru dan lain sebagainya.

“Kegiatan belajar/aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar,

stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola

respons peserta didik”, Sudjana (2005: 105).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas belajar

siswa merupakan proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang meliputi

aktivitas siswa dalam mencari informasi dan mengemukakan gagasan atau

jawaban. Dalam proses pembelajaran juga perlu ditumbuhkan perasaan

membutuhkan, sehingga siswa terdorong untuk belajar dan memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran yang bersifat aktif dan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

D. Hasil Belajar IPA SD

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni

faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa

atau faktor lingkungan. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai


(32)

15

Dimyati & Mujiono (1999:3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran dengan proses evaluasi hasil belajar.

Sedangkan menurut Arikunto(2001:73) “hasil belajar merupakan kemampuan

penguasaan materi yang dicapai siswa dan dapat dinyatakan dengan nilai atau

angka ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, dimana salah satunya dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur melalui tes”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui pengalaman belajar

dalam bentuk angka/skor melalui hasil belajar setelah pembelajaran.

E. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dam

positif dalam kelompok. Hal ini memungkinkan terjadinya penggabungan dan

pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak tertekan, Hakiim (2011:53).

Pembelajaran kooperatif mengacu kepada kaidah pembelajaran yang

melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerjasama dalam

kelompok kecil guna mencapai satu tujuan yang sama. Sasarannya adalah

tahap pembelajaran yang maksimum bukan saja untuk diri sendiri, tetapi juga

untuk teman-teman lain dalam kelompok. Aspek-aspek esensial yang terdapat


(33)

16

1. Saling bergantung antara satu sama lain secara positif (positif interdependence).

2. Saling berinteraksi langsung antar anggota dalam kelompok (face-to-face interaction).

3. Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri (individual accountability).

4. Keterampilan social (cooperative social skills) 5. Pemrosesan kelompok (group processing).

Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif

Menurut Widyantini (2008: 5) ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai

berikut:

a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Kelompok dibentuk siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,

baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin,

anggota kelompok berasal dari suku atau agama yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan.

c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing

individu.

F. Pembelajaran Kooperatif STAD

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division merupakan

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, Siswa ditempatkan dalam tim

belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat


(34)

17

siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut, Suyatna (2011:73). Model Pembelajaran

Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kunandar (2009:364) menyatakan

bahwa STAD adalah para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok, masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap

anggota kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin,

ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan

lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan

ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama kelompok. Tiap kelompok

diberi skor atas penguasaannya yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh

skor sempurna diberi penghargaan.

Slavin menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi,


(35)

18

G. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD

Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah itu dapat ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan. Fase 3

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok

kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Trianto (2000: 10)

Menurut Eggen dalam Suyatna (2011:74) dalam melaksanakan pembelajaran

Kooperatif tipe STAD ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu:

1. Pembelajaran (Instruction).

Materi yang disampaikan pada saat pembelajaran biasa menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Pembelajaran ini dipakai untuk menetapkan tujuan, penjelasan, dan pemodelan kemampuan atau penerapan konsep, prinsip, peraturan-peraturan dan penyediaan buku praktik. Pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam tugas kelompok. Siswa harus memperhatikan dengan baik selama pembelajaran karena akan membantu siswa dalam tes.


(36)

19

2. Membentuk Kelompok (Transition to Teams).

Guru umumnya membagi kelas menjadi bebeapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan karateristik yang heterogen. 3. Belajar Kelompok dan Pengawasan (Team Study and Monitring).

Selama murid bekerja dalam kelompok, guru harus mengawasi murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajar murid untuk bekerja sama. Model Kooperatif tipe STAD satu kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang anggota kelompok. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya benar-benar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan indvidu mempengaruhi keberhasilan kelompoknya.

4. Kuis/Tes.

Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan. Saat kuis/tes siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu. Kuis/tes dikerjakan setiap individu. 5. Poin Peningkatan Individu.

Poin peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. 6. Penghargaan Kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memilih langkah-langkah

Pembelajaran Kooperatif menurut pendapat Trianto (2000: 10).

H. Kinerja Guru

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan

tujuan pembangunan nasional, khususnya dibidang pendidikan, sehingga

perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan professional


(37)

20

Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti dari kegiatan

pendidikan adalah belajar mengajar yang memerlukan peran dari guru di

dalamnya.

Hakim (2011: 251) dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru

berkewajiban :

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

3. Bertindak obyektif dan diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

keluarga, dan status social ekonomi siswa dalam pembelajaran.

Guru sepatutnya menyadari, bahwa kinerja profesionalnya sebagai guru tidak

semata-mata menuntut pelaksanaan tugas sebagaimana adanya, tetapi juga

meperdulikan apa yang seharusnya dicapai dalam melaksanakan tugas, dapat

diharapkan tumbuh sikap inovatif, yaitu kecenderungan untuk selalu berupaya

memperbaiki hasil yang selama ini telah dicapai, sehingga tugas-tugas yang

menjadi tanggung jawab selalu dilaksanakan dan diupayakan untuk selalu


(38)

21

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada tinjauan pustaka diatas, maka hipotesis tindakan penelitian

ini adalah:

“Apabila dalam pembelajaan IPA menggunakan model pembelajaran Kooperatif STAD dengan benar, maka dapat meningkatkan aktivitas belajar

dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang Kecamatan


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit

Serdang Kecamatan Pugung dengan jumlah siswa 20 siswa terdiri dari 11

laki-laki dan 9 perempuan dengan tingkat pengetahuan yang bervariasi dengan

harapan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa

B. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, menurut Suharjo dalam

Arikunto, (2009: 18) Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru berkerjasama dengan peneliti (dilakukan oleh guru yang bertindak

sebagai peneliti) di kelas atau sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan

kepada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran,

jadi penelitian tindakan yaitu suatu tindakan untuk mengatasi/memecahkan


(40)

✁✂

Penelitian ini juga dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang

bermakna.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 3 siklus dan setiap siklusnya

dilakukan selama 4 x 35 menit ( 1 x pertemuan) yang terdiri dari 4 tahapan

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan ferleksi. Adapun siklus dari

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 24) SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Perencanaan III

Pelaksanaan

SIKLUS III

Pengamatan Perencanaan


(41)

✄ ☎

Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) di atas:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perencanaan yaitu:

a. Membuat perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Membuat perangkat pembelajaran seperti pemetaan SK-KD, Silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Membuat lembar kerja siswa.

d. Membuat lembar pengamatan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Penyajian materi pembelajaran IPA.

b. Belajar dalam kelompok.

c. Membimbing siswa dalam belajar kelompok.

d. Memberikan tes .

3. Pengamatan

Dalam observasi pengamatan yang dilakukan sejak proses pembelajaran

berlangsung menggunakan lembar obsevasi aktivitas siswa dan lembar


(42)

✆✝

4. Refleksi

Hal yang dilakukan dalam tahapan refleksi yaitu menganalisis, memahami

dan membuat kesimpulan hasil pengamatan setelah siklus I dan

merenungkan kembali pencapaian indicator tindakan tentang penggunaan

model pembelajaran Kooperatif STAD.

D. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap

tahun pelajaran 2013/2014, dilaksanakan sebanyak 3 siklus.

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas V SD Negeri 4

Tangkit Serdang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus.

E. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan mencari dan mencatat

data tentang objek yang diteliti serta dampaknya dalam penelitian tindakan

kelas. Adapun observasi dilakukan dalam penelitian, untuk mencatat data

ada tidaknya perubahan perilaku peserta didik yang lebih baik dalam

proses pembelajaran serta dampaknya dari tindakan yang dilakkan. Dalam


(43)

✞✟

mengumpulkan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan

lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG). Observasi yang akan

dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas

belajar siswa dan aktivitas kinerja guru selama kegiatan berlangsung

dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan Instrument Penilaian

Kinerja Guru (IPKG).

2. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk

mengambil data kuantitatif pada setiap siklus mengenai peningkatan hasil

belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang telah

diajarkan.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan

untuk menjaring aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan mendeskripsikan hasil belajar

siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.

1. Data kualitatif diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan observasi.

Lembar pengamatan yang disusun bergantung dari data apa yang akan

dikumpulkan yaitu aktivitas On Task (yaitu aktivitas siswa yang


(44)

✠ ✡

aktivitas yang relevan dengan aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang

diamati.

Tabel 3.1 Analisis Aktivitas Siswa .

No Nama Siswa Aktivitas yang diamati Skor Nilai

Aktivitas Kategori 1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4 5.

(Suyatna, 2011: 35)

1. Bertanya pada guru

2. Menjawab pertanyaan guru 3. Menjawab pertanyaan dari teman

4. Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 5. Ketepatan mengumpulkan tugas

Tabel 3.2. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

No Nilai Skor Kriteria

1 1 0 - 20 Sangat tidak aktif

2 2 21 - 40 Kurang aktif

3 3 41 - 60 Cukup aktif

4 4 61 - 80 Aktif

5 5 81 - 100 Sangat aktif

(Arikunto, 2006: 45)

Proses analisis untuk data aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

1. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap

aspek aktivitas.

2. Persentase setiap nilai siswa diperoleh dengan rumus:

Nilai aktivitas siswa = x 100%


(45)

☛☞

4. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus

Nilai rata-rata =

Selain dilakukan terhadap siswa, pengamatan juga dilakukan terhadap guru.

Berikut instrumen pengamatan terhadap guru

Tabel 3.3. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

No Aspek Yang Diamati Skor

I Pra Pembelajaran

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5 2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 34 5 II Kegiatan Inti Pembelajaran

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 1 2 3 4 5 2. Menyampaikan informasi 1 2 3 4 5 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kooperatif 1 2 3 4 5 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar 1 2 3 4 5

5. Evaluasi 1 2 3 4 5

6. Memberikan penghargaan 1 2 3 4 5 III Penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa 1 2 3 4 5

2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan 1 2 3 4 5

(IPKG PKM S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung)

Ketercapaian aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran dianalisis

dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Tingkat keberhasilan= x 100%

Tabel 3.4. Persentase Aktivitas Kinerja Guru

Rentang Nilai Aktivitas Kriteria

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

65% - 74% Cukup

45% - 64% Kurang

≤44% Kurang sekali


(46)

✌✍

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada setiap

siklusnya dengan memperhatikan aspek ketuntasan yaitu nilai KKM 65. Data

kuantitatif ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes

yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

Rumus: X =

Keterangan:

X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya siswa X1 = Nilai siswa

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai KKM,

sekurang kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut, Mulyasa


(47)

✎✏

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa

kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang Kecamatan Pugung dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan

adanya peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam kegiatan

pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase aktivitas

belajar siswa mencapai 43,50% dengan kriteria “cukup aktif”, pada siklus II meningkat menjadi 52,50% dengan kriteria “cukup aktif” dan meningkat sebesar 62,75% pada siklus III dengan kategori “aktif”. Dari

hasil tersebut maka diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang Kecamatan


(48)

✑✒

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I

siswa yang telah tuntas mencapai 25% dengan kategori “Kurang”

meningkat sebesar 20% menjadi 45% dengan kategori “Kurang” dan

meningkat sebesar 30% menjadi 75% pada siklus III dengan kategori

“Baik”. Dari hasil tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

b. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif STAD dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan kinerja guru pada setiap siklusnya. Pada

siklus I kinerja guru mencapai 56% dengan kategori “kurang” meningkat

sebesar 10% menjadi 66% pada siklus II dengan kategori “Cukup”, dan

meningkat sebesar 10% menjadi 76% pada siklus III dengan kategori


(49)

✓✓

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk selanjutnya penulis ingin

memberikan saran yang dapat membantu usaha meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa. Adapaun saran-saran tersebut yaitu:

1. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka peserta

didik mulai dilatih berdiskusi, bekerja sama dalam kegiatan

pembelajaran sehingga apa yang diperoleh dari metode pembelajaran

dapat dikembangkan.

2. Sebaiknya setiap guru dapat melakukan penelitian perbaikan

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan untuk

memperbaiki serta mengetahui kelemahan-kelemahan dalam

pembelajaran di kelas.

3. Untuk sekolah sebaiknya kepala sekolah perlu memberikan model

pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas dan perlu


(50)

✔✕

5

6

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, S Beni. 2012.Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta. CAPS.

Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bina Aksara. Yogyakarta.

________________ . 2006.Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Bina Aksara. Jakarta.

________________. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarata. Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. 2011.Psikologi Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung.

Depdiknas. 2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

_________. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional.Pustaka Candra. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran.PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan. 2007.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunandar. 2009.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi guru.PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hakiim, Lukmanul. 2011.Perencanaan Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung.

Mulyasa. 2002.Kurikulum Satuan Pendidikan.PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.


(51)

✖✗

5

7

________. 2009.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung.

Rosdakarya.

Nasution. 2005.Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarat. Bumi Aksara.

Sardiman. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Menagajar. Jakarta. Raja Grafindo.

Slavin, Robert. 2002.Cooperative Learning.Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2005.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sumiati & Asra. 2011.Metode Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung

Suyatna, Agus. 2011.Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 2011.Universitas Lampung.

Thursan, Hakim. 2008.Belajar Secara Efektif. Jakarta. Rineka Cipta.

Triatno. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Surabaya.

Wardhana, Yana. 2010.Teori Belajar dan Mengajar.PT. Pribumi Mekar. Bandung.

Wardhani. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta.

Widyantini. 2008.Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD Dalam Pembelajaran Matematika SMP.Departemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta.


(1)

✌✍

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada setiap siklusnya dengan memperhatikan aspek ketuntasan yaitu nilai KKM 65. Data kuantitatif ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

Rumus: X = Keterangan:

X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya siswa X1 = Nilai siswa

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai KKM, sekurang kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut, Mulyasa (2002:99).


(2)

✎✏

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang Kecamatan Pugung dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase aktivitas

belajar siswa mencapai 43,50% dengan kriteria “cukup aktif”, pada siklus II meningkat menjadi 52,50% dengan kriteria “cukup aktif” dan

meningkat sebesar 62,75% pada siklus III dengan kategori “aktif”. Dari

hasil tersebut maka diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tangkit Serdang Kecamatan Pugung.


(3)

✑✒

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang telah tuntas mencapai 25% dengan kategori “Kurang”

meningkat sebesar 20% menjadi 45% dengan kategori “Kurang” dan meningkat sebesar 30% menjadi 75% pada siklus III dengan kategori

“Baik”. Dari hasil tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

b. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kinerja guru pada setiap siklusnya. Pada siklus I kinerja guru mencapai 56% dengan kategori “kurang” meningkat sebesar 10% menjadi 66% pada siklus II dengan kategori “Cukup”, dan

meningkat sebesar 10% menjadi 76% pada siklus III dengan kategori


(4)

✓✓

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk selanjutnya penulis ingin memberikan saran yang dapat membantu usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapaun saran-saran tersebut yaitu:

1. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka peserta didik mulai dilatih berdiskusi, bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran sehingga apa yang diperoleh dari metode pembelajaran dapat dikembangkan.

2. Sebaiknya setiap guru dapat melakukan penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan untuk memperbaiki serta mengetahui kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran di kelas.

3. Untuk sekolah sebaiknya kepala sekolah perlu memberikan model pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas dan perlu dilengkapi alat peraga di sekolah.


(5)

✔✕

5

6

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, S Beni. 2012.Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan

Praktik.Yogyakarta. CAPS.

Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bina Aksara. Yogyakarta.

________________ . 2006.Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Bina Aksara. Jakarta.

________________. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarata. Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. 2011.Psikologi Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung.

Depdiknas. 2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

_________. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional.Pustaka Candra. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran.PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan. 2007.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunandar. 2009.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi guru.PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hakiim, Lukmanul. 2011.Perencanaan Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung.

Mulyasa. 2002.Kurikulum Satuan Pendidikan.PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.


(6)

✖✗

5

7

________. 2009.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung.

Rosdakarya.

Nasution. 2005.Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarat. Bumi Aksara. Sardiman. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Menagajar. Jakarta. Raja

Grafindo.

Slavin, Robert. 2002.Cooperative Learning.Jakarta. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2005.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sumiati & Asra. 2011.Metode Pembelajaran.CV. Wacana Prima. Bandung Suyatna, Agus. 2011.Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru

Dalam Jabatan 2011.Universitas Lampung.

Thursan, Hakim. 2008.Belajar Secara Efektif. Jakarta. Rineka Cipta.

Triatno. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Surabaya. Wardhana, Yana. 2010.Teori Belajar dan Mengajar.PT. Pribumi Mekar.

Bandung.

Wardhani. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta.

Widyantini. 2008.Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD Dalam Pembelajaran


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL Penerapan Strategi Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tulung Tahun 2013/2014.

0 1 16

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI CAHAYA.

0 6 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

0 0 33

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10