PERKEMBANGAN SEKOLAH BIBELVROUW (PENGINJIL WANITA) HKBP DI LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PADA MASA KOLONIAL - AKHIR (1937-1998).

(1)

PERKEMBANGAN SEKOLAH BIBELVROUW (PENGINJIL

WANITA) HKBP DI LAGUBOTI KABUPATEN TOBA

SAMOSIR PADA MASA KOLONIAL-AKHIR

ORDE BARU (1937-1998)

Oleh :

Asima Mariamce Tambunan 3103321004

Program Studi Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Asima Mariamce Tambunan. NIM. 3103321004. Perkembangan Sekolah Bibelvrouw (penginjil wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir Pada Masa Kolonial - Akhir (1937-1998). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan 2014

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui latar belakang berdirinya sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2. Perkembangan sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) di Laguboti Kabupaten Toba Samosir 3. Untuk mengetahui Peranan Bibelvrouw dalam pelayanan Jemaat HKBP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data data yang diperlukan untuk menjawab penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Field Research (penelitian lapangan) dan

library research (studi kepustakaan). Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada direktur Sekolah Bibelvrouw, pensiunan Bibelvrouw dan studi pustaka serta mengambil foto/arsip yang berhubungan dengan penelitian. Dalam menganalisis data penulis melakukan langkah-langkah dengan cara mengumpulkan data, mengelompokkan data, menganalisis data, menginterpretasi data, dan membuat kesimpulan serta membandingkan dengan buku-buku lain yang diperoleh dari hasil observasi dilapangan dan wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan bahwa 1. latar belakang berdirinya Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita HKBP di Laguboti adalah adanya rasa keprihatinan oleh missionaris perempuan Schwester Elfriede Harder akan perempuan batak yang jauh dari pendidikan (Sekolah) sehingga kehidupan perempuan batak cenderung miskin dan buta huruf. 2. Perkembangan Sekolah Bibelvrouw dapat dilihat dari jumlah perempuan batak yang semakin terbuka untuk mengikuti sekolah kemudian kurikulum yang diterapkan di Sekolah, serta fasilitas di yang ada disekolah. 3. Peranan Bibelvrouw dalam pelayanan jemaat HKBP adalah teman sekerja pendeta untuk membimbing jemaat yang ada di HKBP, sebagai penginjil jemaat untuk menggembalakan anggota jemaat baik anak-anak, pemuda-pemudi, dan dewasa, sebagai penginjil wanita untuk tugas pelayanan terhadap kaum wanita, pemudi dan anak-anak dan terlebih menjadi teladan bagi anggota jemaat.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Perkembangan Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita)

HKBP di Laguboti Pada Masa Kolonial-Akhir Orde Baru (1937-1998). Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus diselesaikan untuk mendapat gelar Sarjana di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, dan bentuk penyajian mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari peneliti sendiri. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan skripsi ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang tercinta dan yang paling saya sayangi kedua orang tua saya Ayahanda P. Tambunan dan Ibunda L. Br Simajuntak, yang selalu memberikan kepercayaan dan dukungan moril maupun materil serta doa-doanya. Saya sangat mengucapkan banyak terimakasih kepada beliau-beliau tercinta, yang selalu sabar dan tetap semangat sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan dalam lindunganNya. Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari Saudara/i penulis baik itu moril, spritual maupun material sehingga skripsi ini dapat tersusun sampai dengan selesai yaitu : K’Pesta, K’ Siska, K’Oktri, Mual, K’Eva, Reonald, Candra, Cinta saya ucapkan terima


(7)

kasih banyak dan semoga kelak kita jadi orang sukses sehingga dapat membahagiakan ayahanda dan ibunda. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati serta penuh penghargaan penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

 Bapak Prof. DR Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan dan seluruh stafnya.

 Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I ibu Dra Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu Sosial. Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama proses penyusunan berkas

 Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah serta dosen penguji peneliti. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang ibu berikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

 Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, MSi selaku pembimbing skripsi dan sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah. Terimakasih atas kemudahan, bimbingan serta ilmu yang ibu berikan kepada saya mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.

 Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen penguji utama. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang ibu berikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

 Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas masukan yang bapak berikan dalam rangka penyempurnaan skripsi saya.


(8)

 Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi pendidikan sejarah. Terima kasih atas ilmu, bimbingan serta arahan yang diberikan selama peneliti mengenyam pendidikan.

 Semua narasumber yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan karena tanpa adanya keterbukaan serta kerja sama dengan berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan.

 Kepada teman kesayangan peneliti Lasmaida Silaen, Terima kasih karena dari awal hingga sekarang masih tetap menjadi teman yang bisa mendukung, menerima, memaklumi segala kekurangan peneliti serta mau berbagai dalam suka dan duka. I Love u Full

 Kepada keluarga besar Siagian, Terimakasih banyak karena telah banyak membantu peneliti baik itu dari moril maupun materi.

 Kepada saudara sekaligus teman peneliti Putri Rumenta Simajuntak, dan Rostika Sinaga. Terimakasih buat dukungan dan bantuannya selama dalam proses pembuatan skripsi.

 Kepada teman teman Ekstensi Sejarah stambuk 2010 yang selalu kita singkat dengan “ESJA” seperti : Nila Sartika Tanjung, Ester Aritonang Emmy Alvionita, Sahatma, Aryani lubis, Marihot Sianturi, Azlisa Helmi, Treboy Nababan, Candra hutabarat, Jenri limbong, Sherli Vani, Yosi, Deva, Devi, Saulina, Putri, Rades Lasta Simbolon, Ahrasani Purba, Novia Maslina, Deli Novia Manurung, Novi, Rizki Niara, Rainhard Situmeang, Ari Purba, Fahrurrozi, Hartini, Hasnaini Rosanda, Rita Haryani,


(9)

Fahrunnisya, Maria Debora, Berkat Gea, Nelita Nababan, Astusti, Valentina Sembiring, Nurul amalia, Adam Zaki, Mawardi, Jonathan,. Terimakasih kepada kalian karena telah memberikan warna selama hampir 3 tahun ini, saya sangat sayang kalian.

 Kepada teman seperjuangan Nila Sartika Tanjung, Ester, Emmy, Aryani Terima kasih kepada kalian telah menjadi teman seperjuangan yang mau berbagi kisah baik itu tawa, tangis maupun bahagia.

 Kepada teman teman PPLT SMA N 1 Silaen, yaitu : Novika, Rianty, Lastiar, Diana, Immanuel, Agustina, Sarah, Rindu. Terima Kasih atas pertemanan selama 3 bulan ini semoga kita semua menjadi orang sukses.  Kepada siswa siswi SMA N 1 Silaen terkhusus kelas XII IPS-1 dan XII

IPS-2. Terima kasih ibu ucapkan kepada kalian karena telah menerima kehadiran ibu selama praktek mengajar di sekolah SMA N.1 Silaen. Semoga kalian kelak menjadi anak anak yang sukses dan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat membawa perubahan serta menjadi kebanggaan orang tua.

Penulis, Agustus 2014


(10)

i DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah... 3

C.Rumusan Masalah... 3

D.Tujuan Penelitian ... 4

E.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 5

A.Kerangka Konseptual ... 5

1. Perkembangan Sekolah Bibelvrouw ... 5

2. HKBP ... 11

3. Gambaran Umum lokasi Penelitian ... 13

B.Kerangka Berfikir ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A.Metode Penelitian ... 17

B.Lokasi Penelitian ... 17

C.Sumber Data ... 18

D.Teknik Pengumpulan Data ... 18

E.Teknik Analisa Data ... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... ` 21

4.1.1 Letak Geografis ... 21


(11)

ii

4.1.3 Pendidikan ... 25

4.1.4 Kesehatan ... 28

B. Berdirinya Sekolah di Tanah Batak ... 28

4.2.1 Latar Belakang Berdirinya Sekolah di Tanah Batak ... 28

4.2.2 Kehidupan dan Kedudukan Wanita di Tengah-tengah Masyarakat ... 33

4.2.3 Kedatangan Missionaris Perempuan di Tanah Batak ... 36

C. Hasil Penelitian ... 39

4.3.1 Latar Belakang Berdirinya Sekolah Bibelvrouw ... 39

4.3.2 Perkembangan Sekolah Bibelvrouw di Laguboti Pada Masa Kolonial- Akhir Orde Baru ... 47

4.3.3 Peranan Bibelvrouw Dalam Pelayanan Jemaat HKBP ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ingwer Ludwig Nomensen sebagai perintis pengkristenan di Tanah Batak sebelah Utara berserta teman- teman sekerjanya memberikan perhatian yang sangat besar untuk mendirikan sekolah sebab membina kerohanian saja tidak mungkin membentuk manusia seutuhnya. Mereka juga menyelenggarakan pendidikan sebagai sarana untuk menyokong pemberitaan Injil Artinya, Gereja tak mungkin berdiri sendiri di dalam masyarakat yang buta aksara (Hutauruk,2011:201). Oleh karena itu para penginjil mendirikan sekolah di Tanah Batak.

Dan sesuai dengan perkembangan Gereja di Tanah Batak, semakin dirasakan betapa luasnya pekerjaan pekabaran Injil sedangkan jumlah para penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini terjadi karena masyarakat batak diberbagai tempat telah semakin terbuka menerima Injil sehingga membutuhkan banyak tenaga-tenaga yang melayani. Guna menambah jumlah tenaga pelayanan, atas dukungan Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) Jerman, para penginjil Rheinische Mission Gesellschaft

(RMG) di Tanah Batak sepakat untuk mendidik orang batak menjadi guru yang berjiwa penginjil. Oleh karena itu, para penginjil berusaha membuka sekolah-sekolah di Tanah Batak, agar para anak pribumi atau orang batak yang sudah terdidik dapat membantu dan kelak menggantikan mereka dalam pemberitaan


(13)

2

Injil. Ternyata anak pribumi cukup berminat sehingga Gereja pun membuka sekolah dan menerima siswa-siswa untuk dididik. Namun motif pertama pembangunan sekolah di Tanah Batak adalah harapan akan lancarnya pertumbuhan Injil. HKBP sebagai lembaga Kristen menjadi pelopor berdirinya sekolah-sekolah di Tanah Batak. Diantaranya sekolah yang didirikan adalah seminari pendidikan guru di Pancurnapitu (1877) yang kemudian dipindahkan ke Sipoholon (1901), sekolah pendeta di Pancurnapitu (1883) sekolah inilah yang menjadi asal mula Universitas HKBP Nomensen di Pematang Siantar (1954), yang kemudian dikhususkan untuk sekolah pendeta yang dinamakan Sekolah Tinggi Theologia HKBP (1979), (Simajuntak,2011:277). Salah satu keistimewaan untuk pendidikan keagamaan bagi wanita batak, dengan didirikan sebuah sekolah oleh Elfriede Harder yang merupakan utusan dari Rheinische Mission Gesellschaft

(RMG), dengan nama Sekolah Bibelvrouw di Narumonda (1934), dengan didirikannya sekolah ini Elfriede Haeder bermaksud mendidik wanita batak untuk memahami firman Allah dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kaum perempuan. Pada tahun 1937 Sekolah Bibelvrouw dipindahkan ke Laguboti, kemudian Pada tahun 1940 sekolah ini terpaksa di tutup dan dibuka kembali pada tahun 1945. Sekolah ini nantinya akan mencetak Penginjil Wanita yang siap melayani para jemaat dalam bidang kerohanian dan siap membantu pekerjaan pendeta dan pelayan Gereja HKBP.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana latar belakang berdiri dan berkembangnya sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) pada masa kolonial hingga akhir orde baru tahun


(14)

3

1937-1998. Dengan demikian peneliti mengangkat judul, “Perkembangan Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir Pada Masa Kolonial-Akhir Orde Baru (1937-1998)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat ditemukan sebagai identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Latar belakang berdirinya Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti kabupaten Toba Samosir.

2. Perkembangan Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti kabupaten Tobasa Samosir pada masa kolonial sampai akhir orde baru (1937-1998).

3. Peranan Bibelvrouw (Penginjil Wanita) dalam pelayanan rohani terhadap jemaat HKBP.

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Latar belakang berdirinya Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

2. Bagaimana perkembangan sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP Laguboti Kabupaten Toba Samosir pada masa kolonial hingga akhir orde baru (1937-1998) ?

3. Bagaimana peranan Bibelvrouw (Penginjil Wanita) dalam pelayanan rohani terhadap jemaat HKBP.


(15)

4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sekolah Biblevrouw (Penginjil Wanita) HKBP di laguboti kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk mengetahui perkembangan Sekolah Biblevrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti kabupaten Toba Samosir pada masa kolonial-akhir orde baru (1937-1998).

3. Untuk mengetahui peranan Biblevrouw (Penginjil Wanita) dalam pelayanan terhadap rohani jemaat HKBP.

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat member manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang latar belakang berdirinya sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk menambah wawasan tentang perkembangan Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir pada masa kolonial-akhir orde baru (1937-1998).

3. Untuk menambah wawasan tentang peranan Bibelvrouw dalam pelayanan rohani jemaat HKBP.

4. Memberikan wawasan kepada peneliti tentang cara penulisan karya ilmiah berupa skripsi.


(16)

(17)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari perkembangan sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir pada masa Kolonial-Akhir Orde Baru (1937-1998) adalah sebagai berikut:

1. Yang menjadi latar belakang berdirinya sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti adalah adanya rasa keprihatinan oleh missionaris perempuan Schwester Elfriede Harder akan perempuan batak yang jauh dari pendidikan (Sekolah) sehingga kehidupan perempuan batak cenderung miskin dan buta huruf. Belum lagi perempuan di kalangan orang batak sebelum kekristenan dianggap tidak dapat berbuat apa-apa dalam keluarga. Dan bagi perempuan yang telah janda kurang diperhatikan bahkan dibiarkan begitu saja. Maka dari itu Elfriede Harder mendirikan sekolah dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang kehidupan iman Kristen di tengah-tengah keluarga Batak, masyarakat, adat dan Gereja.

2. Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti dari masa kolonial sampai akhir orde baru mengalami perkembangan yang cukup besar walaupun perkembangannya diwarnai dengan berbagai rintangan seperti terjadi penutupun sekolah yang terjadi pada tahun 1940 yang kemudian dibuka kembali pada tahun 1945.


(18)

72

3. Adapun peranan Bibelvrouw dalam pelayanan Jemaat HKBP adalah sebagai teman sekerja pendeta untuk membimbing jemaat yang ada di HKBP, sebagai penginjil jemaat untuk menggembalakan anggota jemaat baik anak-anak, pemuda-pemudi, dan dewasa, sebagai penginjil wanita untuk tugas pelayanan terhadap kaum wanita, pemudi dan anak-anak dan terlebih menjadi teladan bagi anggota jemaat.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti sekolah Bibelvrouw sebagai salah satu pendidikan perempuan batak di Tanah Batak yang berhasil mengangkat status, harkat dan martabat kaum perempuan batak.

2. Masyarakat diharapkan untuk lebih tertarik mengoreksi lebih dalam lagi bagaimana perjuangan Schwester Elfriede Harder dalam mengangkat posisi perempuan batak di tengah-tengah masyarakat batak selama melakukan misi penginjilan di tanah batak.

3. Kepada para pelaku pendidikan, guru, siswa dan masyarakat agar secara bersama-sama semakin memberikan perhatian dan kontribusi yang penuh bagi perkembangan sekolah Bibelvrouw.

4. Kepada lembaga HKBP untuk memberikan perhatian khusus untuk meninjau, melengkapi dan menyempurnakan kurikulum Sekolah Bibelvrouw sehingga lulusannya senantiasa siap pakai melayani secara aktual dan relevan .


(19)

73

5. Kepada Sekolah Bibelvrouw untuk lebih memperhatikan setiap dokumen atau pun Arsip-arsip yang berhubungan dengan Sekolah sehingga apabila ada peneliti berikutnya dapat dipemudah.


(20)

74

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Jan S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen: Di Tanah Batak.Jakarta: BPK Gunung Mulia.

BPS Kabupaten Toba Samosir Kecamatan Laguboti dalam Angka 2012 End Van den, S.J. Weitjen. 2003. Ragi Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia

1860-an – Sekarang. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Graham, Billy. 2002. Beritakan Injil: Standar Alkitabiah Bagi Penginjil. Bandung: Yayasan Baptis Indonesia.

Hasbullah, 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

HKBP. Jubileum 50 Tahun Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti

Hutahaean, Siman.2009. Jubileum 75 Tahun Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti. Pematang Siantar: Percetakan HKBP

Hutauruk, J.R. 2011. Lahir, Berakar, dan Bertumbuh di dalam Kristus: sejarah 150 Tahun HKBP 7 Oktober 1861- 7 Oktober 2011. Pearaja Tarutung: Kantor Pusat HKBP.

1986. Sejarah Huria Kristen Batak Protestan: 125 Jubileum HKBP: Pematang Siantar: Percetakan HKBP.

Hurlock, Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Joanna, Siagian. 2001. Satu Visi Menuju HKBP Yang Baru. Pematang Siantar: Percetakan HKBP.


(21)

75

Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Pangaribuan, Esra. 2006. Pokok-Pokok Pengajaran Agama Kristen. Pematang Siantar: Lembaga Studi Agama, Pembangunan, dan Kebudayaan L- SAPA

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Simajuntak, B. A. 2011. Pemikiran Tentang Batak: Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Simajuntak, B. A. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(1)

(2)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari perkembangan sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti Kabupaten Toba Samosir pada masa Kolonial-Akhir Orde Baru (1937-1998) adalah sebagai berikut:

1. Yang menjadi latar belakang berdirinya sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti adalah adanya rasa keprihatinan oleh missionaris perempuan Schwester Elfriede Harder akan perempuan batak yang jauh dari pendidikan (Sekolah) sehingga kehidupan perempuan batak cenderung miskin dan buta huruf. Belum lagi perempuan di kalangan orang batak sebelum kekristenan dianggap tidak dapat berbuat apa-apa dalam keluarga. Dan bagi perempuan yang telah janda kurang diperhatikan bahkan dibiarkan begitu saja. Maka dari itu Elfriede Harder mendirikan sekolah dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang kehidupan iman Kristen di tengah-tengah keluarga Batak, masyarakat, adat dan Gereja.

2. Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) HKBP di Laguboti dari masa kolonial sampai akhir orde baru mengalami perkembangan yang cukup besar walaupun perkembangannya diwarnai dengan berbagai rintangan seperti terjadi penutupun sekolah yang terjadi pada tahun 1940 yang kemudian dibuka kembali pada tahun 1945.


(3)

3. Adapun peranan Bibelvrouw dalam pelayanan Jemaat HKBP adalah sebagai teman sekerja pendeta untuk membimbing jemaat yang ada di HKBP, sebagai penginjil jemaat untuk menggembalakan anggota jemaat baik anak-anak, pemuda-pemudi, dan dewasa, sebagai penginjil wanita untuk tugas pelayanan terhadap kaum wanita, pemudi dan anak-anak dan terlebih menjadi teladan bagi anggota jemaat.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti sekolah Bibelvrouw sebagai salah satu pendidikan perempuan batak di Tanah Batak yang berhasil mengangkat status, harkat dan martabat kaum perempuan batak.

2. Masyarakat diharapkan untuk lebih tertarik mengoreksi lebih dalam lagi bagaimana perjuangan Schwester Elfriede Harder dalam mengangkat posisi perempuan batak di tengah-tengah masyarakat batak selama melakukan misi penginjilan di tanah batak.

3. Kepada para pelaku pendidikan, guru, siswa dan masyarakat agar secara bersama-sama semakin memberikan perhatian dan kontribusi yang penuh bagi perkembangan sekolah Bibelvrouw.

4. Kepada lembaga HKBP untuk memberikan perhatian khusus untuk meninjau, melengkapi dan menyempurnakan kurikulum Sekolah Bibelvrouw sehingga lulusannya senantiasa siap pakai melayani secara aktual dan relevan .


(4)

73

5. Kepada Sekolah Bibelvrouw untuk lebih memperhatikan setiap dokumen atau pun Arsip-arsip yang berhubungan dengan Sekolah sehingga apabila ada peneliti berikutnya dapat dipemudah.


(5)

74

Aritonang, Jan S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen: Di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

BPS Kabupaten Toba Samosir Kecamatan Laguboti dalam Angka 2012 End Van den, S.J. Weitjen. 2003. Ragi Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia

1860-an – Sekarang. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Graham, Billy. 2002. Beritakan Injil: Standar Alkitabiah Bagi Penginjil. Bandung: Yayasan Baptis Indonesia.

Hasbullah, 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

HKBP. Jubileum 50 Tahun Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti

Hutahaean, Siman.2009. Jubileum 75 Tahun Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti. Pematang Siantar: Percetakan HKBP

Hutauruk, J.R. 2011. Lahir, Berakar, dan Bertumbuh di dalam Kristus: sejarah 150 Tahun HKBP 7 Oktober 1861- 7 Oktober 2011. Pearaja Tarutung: Kantor Pusat HKBP.

1986. Sejarah Huria Kristen Batak Protestan: 125 Jubileum HKBP: Pematang Siantar: Percetakan HKBP.

Hurlock, Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Joanna, Siagian. 2001. Satu Visi Menuju HKBP Yang Baru. Pematang Siantar: Percetakan HKBP.


(6)

75

Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Pangaribuan, Esra. 2006. Pokok-Pokok Pengajaran Agama Kristen. Pematang

Siantar: Lembaga Studi Agama, Pembangunan, dan Kebudayaan L- SAPA

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Simajuntak, B. A. 2011. Pemikiran Tentang Batak: Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Simajuntak, B. A. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.