Efek Mengonsumsi Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)Urban) Terhadap Indeks Plak Gigi dan pH Saliva Pada Anak Umur 8-10 Tahun Di SD 'X' Bandung.

(1)

iv ABSTRAK

Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di Indonesia. Beberapa macam bakteri mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat dalam makanan sehingga membentuk asam dan mengakibatkan penurunan pH saliva dan menyebabkan terjadinya proses demineralisasi sehingga terbentuk karies gigi. Karies gigi dapat dicegah dengan pengontrolan plak yang dapat dilakukaan dengan mengonsumsi buah bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva.

Metode penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desain penelitian pre test dan post test. Subjek penelitian berjumlah 60 anak. Pengukuran indeks plak gigi dan pH saliva dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah mengonsumsi bengkuang. Data yang diukur indeks plak gigi dengan metode Patient Hygiene Performance (PHP) dan pH saliva diukur menggunakan indikator pH. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan α = 0,05.

Hasil penelitian rerata nilai indeks plak gigi sebelum mengonsumsi bengkuang adalah 1,45 dan rerata nilai pengukuran indeks plak gigi setelah mengonsumsi bengkuang adalah 0,35. Rerata nilai pH saliva sebelum mengonsumsi bengkuang adalah 5,85 dan rerata nilai pengukuran pH saliva setelah mengonsumsi bengkuang adalah 6,64.

Terdapat efek mengonsumsi bengkuang terhadap nilai indeks plak gigi dan pH saliva dimana terdapat penurunan nilai indeks plak gigi dan peningkatan pH saliva menjadi lebih basa setelah mengonsumsi bengkuang.


(2)

v

ABSTRACT

Dental caries is the most discoverable oral health problems in Indonesia. Some bacteries have ability to do carbohydrate substrate fermentation inside the food then create acid and decrease the pH level of saliva, causing demineralization and form dental caries. Dental caries can be avoided by controlling dental plaque, that can be done by consuming yam bean (Pachyrhizus erosus (L.) Urban). This research is intended to know the impact of consuming yam bean to the index of plaque and pH of saliva.

Method of this research is quasi-experimental. Research design is pre test and post test experiment to 60 childrens as objects of this research. The measurement of plaque and pH saliva index is done twice, before and after consuming yam bean. Results that measured by dental plaque index, which are Patient Hygiene Performance (PHP) and pH of saliva are tested by pH indicator. The data using Wilcoxon test with α = 0,05.

Results shows that average dental plaque index before consuming yam bean is 1,45 and after consuming yam bean is around 0,35. Average pH level of saliva before consuming yam bean is around 5,85, and after consuming is 6,64.

There is an impact of consuming yam bean to dental plaque index and pH level of saliva which is proved by decrease of dental plaque index and increase of saliva pH level to be more base after consuming yam bean.


(3)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Praktis ... 3

1.4.2 Manfaat Akademis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4


(4)

vii

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Gigi ... 8

2.1.1 Komposisi Plak Gigi ... 9

2.1.2 Tahap Pembentukan Plak Gigi ... 10

2.2 Kontrol Plak ... 12

2.3 Saliva ... 16

2.3.1 Anatomi Kelenjar Saliva ... 16

2.3.1.1 Kelenjar Saliva Mayor ... 16

2.3.1.2 Kelenjar Saliva Minor ... 18

2.4 Fisiologi Saliva ... 18

2.5 Komposisi Saliva ... 19

2.6 Pengaturan Sekresi Saliva ... 20

2.7 Fungsi Saliva ... 21

2.8 Derajat Keasaman pada Saliva (pH Saliva) ... 24

2.9 Metode Pengumpulan Saliva ... 25

2.10 Bengkuang ... 26

2.10.1 Taksonomi Bengkuang ... 27

2.10.2 Morfologi Bengkuang ... 28

2.10.3 Kandungan Bengkuang ... 31

2.11 Proses Penanaman ... 32


(5)

viii

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 36

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 36

3.1.2 Subjek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.2.2 Variabel Penelitian ... 41

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 41

3.2.2.2 Definisi Operasional ... 42

3.2.3 Prosedur Kerja ... 42

3.2.4 Metode Analisis ... 46

3.2.4.1 Hipotesis Statistik ... 47

3.2.4.2 Kriteria Uji ... 47

3.2.5 Aspek Etik Penelitian ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Hasil Analisis Statistik Penelitian Perubahan Indeks Plak Gigi Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Bengkuang ... 52

4.1.2 Hasil Analisis Statistik Penelitian Perubahan pH Saliva Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Bengkuang ... 54

4.2 Pembahasan ... 56

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58


(6)

ix

4.3.2 Hal-hal yang Mendukung ... 58

4.3.3 Hal-hal yang Tidak Mendukung ... 59

4.3.4 Kesimpulan ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 64


(7)

x

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Setiap 100 gram Umbi

Bengkuang ... 32 Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Pengukuran Indeks Plak

Gigi dan pH Saliva Sebelum dan Setelah

Mengonsumsi Bengkuang ... 50 Tabel 4.2 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Indeks Plak Gigi

Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Bengkuang ... 52 Tabel 4.3 Kriteria Oral Hygiene Modifikasi dari PHP

Index Sebelum dan Setelah Mengonsumsi

Bengkuang (n=60) ... 54 Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon Nilai pH Saliva Sebelum


(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva Mayor ... 17

Gambar 2.2 Pengaturan Sekresi Saliva melalui Syaraf ... 21

Gambar 2.3 Hubungan Fungsi Saliva Secara Umum ... 23

Gambar 2.4 Bengkuang ... 27

Gambar 2.5 Daun Bengkuang ... 29

Gambar 2.6 Bunga Bengkuang ... 29

Gambar 2.7 Buah atau Polong Bengkuang ... 30

Gambar 3.1 Bahan Penelitian ... 36

Gambar 3.2 Alat Penelitian ... 38

Gambar 3.3 Indikator pH Saliva ... 44

Gambar 3.4 pH Colours ... 44


(9)

xii

DAFTAR DIAGRAM

No. Teks Halaman Diagram 4.1 Rerata Perubahan Indeks Plak Gigi Sebelum dan

Setelah Mengonsumsi Bengkuang ... 53 Diagram 4.2 Rerata Perubahan pH Saliva Sebelum dan Setelah


(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 64

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 65

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 66

Lampiran 4 Informed Consent ... 67

Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden, Lembar Identitas, Kuisioner,dan Pemeriksaan ... 68

Lampiran 6 Data Hasil Pemeriksaan Indeks Plak Gigi dan pH Saliva.. 73

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Data ... 75

Lampiran 8 Uji Wilcoxon ... 77


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di Indonesia.1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukkan prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka nasional, salah satunya adalah provinsi Jawa Barat sebesar 28,0%. Penyakit gigi dan mulut yang sering dijumpai adalah karies gigi dengan prevalensi nasional sebesar 46,0%, di provinsi Jawa Barat sendiri prevalensi karies sebesar 41,0%.2 Umur 8−10 tahun merupakan kelompok umur yang kritis terhadap terjadinya karies gigi dan mempunyai sifat khusus yaitu transisi pergantian gigi susu ke gigi permanen.3 Berdasarkan penelitian Silaban, dkk pada tahun 2013, menunjukkan bahwa pada anak umur 8−10 tahun prevalensi karies mencapai 67,7% karena pada umur tersebut anak sering mengonsumsi coklat, permen, kue yang lengket, dan lain-lain. Makanan tersebut mengandung gula yang sangat tinggi sehingga sisa makanan yang lengket di permukaan gigi mampu melekatkan bakteri tertentu dan membuat kondisi rongga mulut menjadi asam.4

Risiko paling besar peningkatan aktivitas karies yang diakibatkan konsumsi makanan kariogenik, apabila makanan tersebut dikonsumsi di antara waktu makan dan bentuk yang lengket. Salah satu cara mudah untuk mencegah karies gigi adalah mengatur pola makan dengan memperbanyak mengonsumsi makanan


(12)

2

berserat seperti sayur dan buah-buahan. Konsumsi buah dan sayuran segar yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan air dapat juga melancarkan pembersihan pada gigi, sehingga luas permukaan plak dapat dikurangi dan pada akhirnya karies gigi dapat dicegah. Buah-buahan segar seperti apel, bengkuang, pir, semangka serta sayuran seperti sawi dan wortel dapat merangsang fungsi pengunyahan dan meningkatkan sekresi saliva.3,5

Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) dapat dibudidayakan hampir pada semua jenis tanah.6 Kandungan vitamin C dalam bengkuang sangatlah tinggi dibandingkan dengan vitamin A, vitamin B1, dan vitamin B3. Fosfor, zat besi, dan kalsium merupakan zat mineral yang dapat kita peroleh dengan mengonsumsi bengkuang. Kadar air dalam buah bengkuang sangat tinggi sehingga dapat membantu menambah cairan tubuh yang sangat dibutuhkan untuk menghilangkan dan meluruhkan lemak.7

Bengkuang merupakan buah yang termasuk pembersih alami rongga mulut (self cleansing), namun banyak orang yang belum mengetahui hal tersebut. Sebagian besar masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa bengkuang bermanfaat untuk kesehatan tubuh secara umum, tetapi tidak untuk kesehatan rongga mulut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Ramdhani pada tahun 2007 dan Budiati pada tahun 2008 diketahui bahwa ternyata buah bengkuang memiliki efek mekanis yang dapat menurunkan indeks plak gigi.8

Berdasarkan hasil penelitian Sari, dkk pada tahun 2013 diketahui pada kelompok yang mengonsumsi bengkuang mempunyai nilai pH saliva yang paling tinggi yaitu sebesar 6,5 dibandingkan dengan kelompok konsumsi apel dan


(13)

3

mentimun. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena bengkuang memiliki kandungan air dan serat yang tinggi serta bermanfaat terhadap kesehatan gigi dan mulut.9

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva pada anak umur 8−10 tahun, khususnya siswa/i Sekolah Dasar Santa Angela, Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut maka rumusan identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Praktis

1. Penelitian ini memberikan informasi mengenai efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva pada seluruh masyarakat, khususnya anak umur 8−10 tahun di SD Santa Angela.


(14)

4

2. Memberikan informasi pada anak dan orang tua untuk memilih makanan yang berserat khususnya buah bengkuang agar dikonsumsi sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya karies dan menjaga kesehatan rongga mulut.

1.4.2 Manfaat Akademis

Memberikan informasi ilmiah sebagai landasan penelitian lain mengenai efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva.

1.5Kerangka Pemikiran

Karies gigi terbentuk diawali dengan melekatnya pelikel yang merupakan lapisan aseluler berprotein yang melapisi gigi dan berlanjut dengan pembentukan plak gigi. Bakteri yang dominan dalam pembentukan plak gigi adalah Streptococcus mutans, sehingga pertumbuhannya harus dihambat agar tidak menjadi patogen. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil, anerob fakultatif asidogenik, asidourik, dan menghasilkan polisakarida lengket yang dikenal sebagai dextran yang berperan dalam perlekatan bakteri.10,11 Beberapa macam bakteri mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat dalam makanan sehingga membentuk asam dan mengakibatkan penurunan pH sampai di bawah 5 atau 4,5 dalam waktu 1−3 menit. Plak tersebut tetap asam untuk beberapa waktu dan untuk kembali ke pH normal, yaitu sekitar 6−7, diperlukan waktu sekitar 30−60 menit. Penurunan pH menyebabkan saliva menjadi asam, sedangkan kenaikan pH menyebabkan saliva


(15)

5

menjadi basa, kondisi tersebut dapat distabilkan oleh sistem buffer saliva. Dibutuhkan waktu minimum bagi plak dan karbohidrat untuk menempel pada gigi sehingga membentuk asam dan dapat mengakibatkan terjadinya demineralisasi email.12,9

Konsentrasi ion hidrogen dalam plak bertanggung jawab dalam proses demineralisasi yang berlanjut menjadi proses karies gigi. Pada pH normal cairan saliva berkontak dengan gigi, ketika bakteri plak mencerna karbohidrat yang terfermentasi, maka akan terjadi penurunan pH dan pelarutan ion mineral penyusun email sehingga menyebabkan terjadinya proses demineralisasi. Bila pH semakin rendah, proses demineralisasi akan semakin cepat terjadi. Bila pH dapat dipertahankan dalam keadaan netral maka proses demineralisasi dapat dicegah.13 Plak penyebab terjadinya karies dan penyakit jaringan periodontal, dapat hilang bila dibersihkan melalui prosedur pembersihan gigi dengan beraneka macam cara. Kontrol plak dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bersifat membersihkan yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti pepaya, nanas, apel, belimbing, bengkuang, tebu, dan sayuran mentah. Makanan tersebut baik untuk dikonsumsi karena dapat membantu pembersihan gigi dan merangsang pertumbuhan tulang rahang sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pertumbuhan gigi yang berjejal.3,9

Bengkuang memiliki kandungan kalsium, fosfor, inulin, dan kadar air 86−90%.

Kalsium dan fosfor yang terdapat dalam bengkuang sangat baik untuk menjaga konsistensi tulang dan gigi. Inulin merupakan serat makanan yang terkandung dalam buah bengkuang sehingga dapat menghambat laju pencernaan makanan


(16)

6

dan meningkatkan intensitas pengunyahan. Proses mengunyah buah begkuang akan merangsang produksi saliva sehingga pH saliva akan meningkat. Saliva dapat melindungi gigi dari proses demineralisasi email karena saliva dapat menghambat proses terjadinya karies dalam berbagai cara, antara lain aliran saliva dapat menurunkan indeks plak gigi dan dapat meningkatkan kebersihan rongga mulut.9

Saliva merupakan cairan di rongga mulut, dimana saat makan dan minum memiliki pengaruh langsung terhadap lingkungan mulut.12 Saliva berfungsi melubrikasi jaringan mulut, melindungi jaringan lunak mulut dari abrasi selama proses mastikasi, memfasilitasi pencernaan karbohidrat, aktivitas antibakteri melawan mikroorganisme asing, membersihkan rongga mulut dari debris, dan secara kimiawi menjaga lingkungan mulut kaya akan kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat. Fungsi lain yang penting dari saliva adalah memiliki kemampuan dalam mengurangi insidensi karies gigi.14

Saliva mengandung agen antibakteri yang dapat menghilangkan sisa makanan atau membilas gigi, menetralisir zat asam yang ada, dan melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi. Sifat mekanis dari mengunyah makanan berserat membantu menimbulkan efek seperti sikat yang dapat menghilangkan plak dari permukaan gigi sebelum mengeras menjadi kalkulus.8

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, penulis menyimpulkan hipotesis penelitian adalah terdapat efek mengonsumsi bengkuang terhadap indeks plak gigi dan pH saliva.


(17)

7

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain penelitian pre test dan post test. Populasi subjek penelitian adalah semua anak umur 8−10 tahun yang berjumlah 302 anak yang bersekolah di SD Santa Angela. Sampel yang diambil berjumlah 60 anak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi (simple random sampling) dan data yang diukur yaitu nilai indeks plak gigi dan pH saliva sebelum dan sesudah mengonsumsi bengkuang. Uji statistika data distribusi normal menggunakan uji Wilcoxon, dengan nilai α = 0,05. Analisis data menggunakan program SPSS 16.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa/i SD Santa Angela Bandung yang berumur 8−10 tahun di lingkungan SD Santa Angela Bandung. Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2015−Maret 2015.


(18)

60 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa terdapat efek mengonsumsi bengkuang terhadap nilai indeks plak gigi dan pH saliva.

5.2 Saran

1. Penelitian ini sebagai langkah awal untuk selanjutnya perlu dilakukan program pencegahan penyakit gigi dan mulut di SD Santa Angela.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan melihat indeks karies di SD Santa Angela.

3. Perlunya pemberian pendidikan dan informasi mengenai makanan berserat dan pengurangan konsumsi makanan kariogenik untuk anak, orang tua, dan guru di SD Santa Angela.

4. Perlu disosialisasikan mengenai fungsi dan manfaat makanan berserat khususnya buah bengkuang terhadap kesehatan gigi dan mulut.

5. Perlu adanya kantin sekolah yang menyediakan makanan yang sehat, bersih, berserat, dan aman untuk dikonsumsi.


(19)

81

RIWAYAT HIDUP

FOTO

Nama : Regina Kristiani

NRP : 1190007

Tempat / Tanggal Lahir : Majalengka, 18 Agustus 1993

Alamat : Jalan Gresik No.24 Antapani,

Bandung Riwayat Pendidikan :

- TK Santo Yohanes, Bandung (1998-1999)

- SD Santa Maria, Bandung (1999-2005)

- SMP Santa Angela, Bandung (2005-2008)

- SMA Santa Angela, Bandung (2008-2011)


(20)

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetya RC. Perbandingan jumlah koloni bakteri saliva pada anak-anak karies dan no karies setelah mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Indonesian Journal of Dentistry. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. [serial online] 2008; 15(1): 65-70 [diunduh 13 September 2014].

Available from: URL:

http://www.jdentistry.ui.ac.id/index.php/JDI/article/view/86/79

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: 2013 3. Cahyati WH. Konsumsi papaya (Carica papaya) dalam menurunkan debris

index. Jurnal Kesehatan Masyarakat. [serial online] Januari 2013; 8(2): 127-136 [diunduh 13 September 2014]. Available from: URL: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2636/2703

4. Silaban S, Gunawan PN, Wicaksono D. Prevalensi karies gigi geraham pertama permanen pada anak umur 8-10 tahun di SD Kelurahan Kawangkoan Bawah. [serial online] 2013. [diunduh 19 September 2014]. Available from: URL: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3147/2689 5. Hidayanti L, Lina N, Bachtiar KR. Peran buah dan sayur dalam menurunkan

keparahan karies gigi pada anak. [serial online] 2012 [diunduh 19 September

2014]. Available from: URL:

http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/default/files/file-unggah/Lilik%20Hidayanti-17.pdf

6. Zulkarnain AK, Ernawati N, Sukardani NI. Aktivitas amilum bengkuang (Pachyrrizus Erosus(L.)Urban) sebagai tabir surya pada mencit dan pengaruh kenaikan kadarnya terhadap viskositas level. Traditional Medicine Journal. [serial online] Januari 2013. [diunduh 20 September 2014]. Available

from : URL :

http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/731.%20Abdul%20%20Karim.pdf 7. Lalage Z. Khasiat selangit 101 buah dan sayur. Jakarta: Galmas; 2013.

8. Haida KE, Cholil, Aspriyanto D. Perbandingan efektivitas mengunyah buah pir dan bengkuang terhadap penurunan indeks plak. Jurnal Kedokteran Gigi. [serial online] Vol II. No 1.Maret 2014:24-28. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://eprints.unlam.ac.id/268/1/jurnal%20full.pdf


(21)

62

9. Sari RD, Kayo VN. Efektifitas konsumsi apel, mentimun, dan bengkoang terhadap penurunan pH plak. Jurnal Poltekkes Jambi. [serial online] Vol VIII Juli 2013:6-12. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://issuu.com/jurnal_poltekkes_jambi/docs/jurnal_poltekkes_jambi_vol_8 10.Broadbent JM, Thomson WM, Boyens JV, Poulton R. Dental plaque and oral

health during the first 32 years of life. The Journal of The American Dental Association. [serial online] 2011; 142(4):415-426. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://jada.ada.org/content/142/4/415.long 11.Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. Philadelphia:

Churchill Livingstone Elsevier; 2006.

12.Hurlbutt M, Novy B, Young D. Dental caries : A pH-mediated disease. Online Journal of CDHA California Dental Hygienists’ Association The Voice of Dental Hygiene. [serial online] Desember 2012. [diunduh Desember

2014]. Available from: URL:

http://www.cdha.org/downloads/ce_courses/homestudy_Mediated_Disease.pd f

13.Kardos T & Kieser J. Clinical oral biology. 2nd ed. New Zealand: Unigraphics; 2000.

14.Stookey GK. The effect of saliva on dental caries. The Journal of the American Dental Association. [serial online] 2008 [diunduh Desember 2014];

139: 11S-17S. Available from : URL :

http://jada.ada.org/content/139/suppl_2/11S.full.pdf+html?sid=24a999db-2544-4c3d-ab4d-adbfe3b2f2ef

15.Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s clinical periodontology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.

16.Bagg J, MacFarlen TW, Poxton IR, Smith AJ. Essentials of microbiology for dental students. 2nd ed. Glasgow: Oxford University Press; 2006.

17.Roth GI, Calmes R. Oral biology. St. Louis: The C.V. Mosby Company; 1981.

18.Mc Donald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. 8th ed. St.Louis: Mosby; 2004.

19.Wong DT. Salivary diagnostic. USA: Wiley-Blackwell; 2008.

20.Martini FH. Fundamentals of anatomy & physiology. 7th ed. USA : Benjamin Cummings; 2006.


(22)

63

21.Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Oral biology. Master Dentistry Vol.3. New York: Elsevier; 2011.

22.Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentristry. Philadelphia : Elsevier; 2007.

23.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral anatomy, histology and embriology. 3rd ed. St. Louis: Mosby; 2005.

24.Van Rensburg BGJ. Oral biology. Berlin: Quintessence Publishing Co Inc; 1995.

25.Guyton & Hall. Buku ajar fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2008. 26.WB Sanders Company. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;

2000.

27.Putriyanti D. 100% cantik rahasia di balik buah dan sayur. Yogyakarta: Best Publisher; 2009.

28.Chooi OH. Vegetables for health and healing. Kuala Lumpur: Publications and Distribution Sdn; 2003.

29.Subarnas N. Terampil berkreasi. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2007. 30.Warisno, Dahana K. Investasi sengon. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2009.

31.Rukmana R, Yudirachman H. Kiat sukses budidaya bengkuang. Yogyakarta: Lily Publisher; 2014.

32.Adi LT. Tanaman obat dan jus untuk mengatasi penyakit jantung, hipertensi, kolestrol, dan stroke. Jakarta: PT Argomedia Pustaka; 2008.

33.Kariman. Bebas penyakit dengan tanaman ajaib. Surakarta: Open Books; 2014.

34.Budiati RE. Penurunan debris serta plak indeks, perubahan pH saliva, dan penurunan skor plak lama serta plak baru (kajian pada anak sekolah dasar dalam pengendalian karies gigi). Fakultas Kedokteran Diponegoro. [serial online] 2008. [diunduh 20 Februari 2015]. Available from : URL : http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3445


(1)

7

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain penelitian pre test dan post test. Populasi subjek penelitian adalah semua anak umur 8−10 tahun yang berjumlah 302 anak yang bersekolah di SD Santa Angela. Sampel yang diambil berjumlah 60 anak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi (simple random sampling) dan data yang diukur yaitu nilai indeks plak gigi dan pH saliva sebelum dan sesudah mengonsumsi bengkuang. Uji statistika data distribusi normal menggunakan uji Wilcoxon, dengan nilai α = 0,05. Analisis data menggunakan program SPSS 16.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa/i SD Santa Angela Bandung yang berumur 8−10 tahun di lingkungan SD Santa Angela Bandung. Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2015−Maret 2015.


(2)

60 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa terdapat efek mengonsumsi bengkuang terhadap nilai indeks plak gigi dan pH saliva.

5.2 Saran

1. Penelitian ini sebagai langkah awal untuk selanjutnya perlu dilakukan program pencegahan penyakit gigi dan mulut di SD Santa Angela.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan melihat indeks karies di SD Santa Angela.

3. Perlunya pemberian pendidikan dan informasi mengenai makanan berserat dan pengurangan konsumsi makanan kariogenik untuk anak, orang tua, dan guru di SD Santa Angela.

4. Perlu disosialisasikan mengenai fungsi dan manfaat makanan berserat khususnya buah bengkuang terhadap kesehatan gigi dan mulut.

5. Perlu adanya kantin sekolah yang menyediakan makanan yang sehat, bersih, berserat, dan aman untuk dikonsumsi.


(3)

RIWAYAT HIDUP

FOTO

Nama : Regina Kristiani

NRP : 1190007

Tempat / Tanggal Lahir : Majalengka, 18 Agustus 1993 Alamat : Jalan Gresik No.24 Antapani,

Bandung Riwayat Pendidikan :

- TK Santo Yohanes, Bandung (1998-1999)

- SD Santa Maria, Bandung (1999-2005)

- SMP Santa Angela, Bandung (2005-2008)

- SMA Santa Angela, Bandung (2008-2011)


(4)

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetya RC. Perbandingan jumlah koloni bakteri saliva pada anak-anak karies dan no karies setelah mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Indonesian Journal of Dentistry. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. [serial online] 2008; 15(1): 65-70 [diunduh 13 September 2014].

Available from: URL:

http://www.jdentistry.ui.ac.id/index.php/JDI/article/view/86/79

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: 2013 3. Cahyati WH. Konsumsi papaya (Carica papaya) dalam menurunkan debris

index. Jurnal Kesehatan Masyarakat. [serial online] Januari 2013; 8(2): 127-136 [diunduh 13 September 2014]. Available from: URL: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2636/2703

4. Silaban S, Gunawan PN, Wicaksono D. Prevalensi karies gigi geraham pertama permanen pada anak umur 8-10 tahun di SD Kelurahan Kawangkoan Bawah. [serial online] 2013. [diunduh 19 September 2014]. Available from: URL: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3147/2689 5. Hidayanti L, Lina N, Bachtiar KR. Peran buah dan sayur dalam menurunkan

keparahan karies gigi pada anak. [serial online] 2012 [diunduh 19 September

2014]. Available from: URL:

http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/default/files/file-unggah/Lilik%20Hidayanti-17.pdf

6. Zulkarnain AK, Ernawati N, Sukardani NI. Aktivitas amilum bengkuang (Pachyrrizus Erosus(L.)Urban) sebagai tabir surya pada mencit dan pengaruh kenaikan kadarnya terhadap viskositas level. Traditional Medicine Journal. [serial online] Januari 2013. [diunduh 20 September 2014]. Available

from : URL :

http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/731.%20Abdul%20%20Karim.pdf 7. Lalage Z. Khasiat selangit 101 buah dan sayur. Jakarta: Galmas; 2013.

8. Haida KE, Cholil, Aspriyanto D. Perbandingan efektivitas mengunyah buah pir dan bengkuang terhadap penurunan indeks plak. Jurnal Kedokteran Gigi. [serial online] Vol II. No 1.Maret 2014:24-28. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://eprints.unlam.ac.id/268/1/jurnal%20full.pdf


(5)

62

9. Sari RD, Kayo VN. Efektifitas konsumsi apel, mentimun, dan bengkoang terhadap penurunan pH plak. Jurnal Poltekkes Jambi. [serial online] Vol VIII Juli 2013:6-12. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://issuu.com/jurnal_poltekkes_jambi/docs/jurnal_poltekkes_jambi_vol_8 10.Broadbent JM, Thomson WM, Boyens JV, Poulton R. Dental plaque and oral

health during the first 32 years of life. The Journal of The American Dental Association. [serial online] 2011; 142(4):415-426. [diunduh 19 September 2014]. Available from : URL : http://jada.ada.org/content/142/4/415.long 11.Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. Philadelphia:

Churchill Livingstone Elsevier; 2006.

12.Hurlbutt M, Novy B, Young D. Dental caries : A pH-mediated disease.

Online Journal of CDHA California Dental Hygienists’ Association The

Voice of Dental Hygiene. [serial online] Desember 2012. [diunduh Desember

2014]. Available from: URL:

http://www.cdha.org/downloads/ce_courses/homestudy_Mediated_Disease.pd f

13.Kardos T & Kieser J. Clinical oral biology. 2nd ed. New Zealand: Unigraphics; 2000.

14.Stookey GK. The effect of saliva on dental caries. The Journal of the American Dental Association. [serial online] 2008 [diunduh Desember 2014];

139: 11S-17S. Available from : URL :

http://jada.ada.org/content/139/suppl_2/11S.full.pdf+html?sid=24a999db-2544-4c3d-ab4d-adbfe3b2f2ef

15.Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s clinical periodontology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.

16.Bagg J, MacFarlen TW, Poxton IR, Smith AJ. Essentials of microbiology for dental students. 2nd ed. Glasgow: Oxford University Press; 2006.

17.Roth GI, Calmes R. Oral biology. St. Louis: The C.V. Mosby Company; 1981.

18.Mc Donald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. 8th ed. St.Louis: Mosby; 2004.

19.Wong DT. Salivary diagnostic. USA: Wiley-Blackwell; 2008.

20.Martini FH. Fundamentals of anatomy & physiology. 7th ed. USA : Benjamin Cummings; 2006.


(6)

63

21.Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Oral biology. Master Dentistry Vol.3. New York: Elsevier; 2011.

22.Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentristry. Philadelphia : Elsevier; 2007.

23.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral anatomy, histology and embriology. 3rd ed. St. Louis: Mosby; 2005.

24.Van Rensburg BGJ. Oral biology. Berlin: Quintessence Publishing Co Inc; 1995.

25.Guyton & Hall. Buku ajar fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2008. 26.WB Sanders Company. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;

2000.

27.Putriyanti D. 100% cantik rahasia di balik buah dan sayur. Yogyakarta: Best Publisher; 2009.

28.Chooi OH. Vegetables for health and healing. Kuala Lumpur: Publications and Distribution Sdn; 2003.

29.Subarnas N. Terampil berkreasi. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2007. 30.Warisno, Dahana K. Investasi sengon. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2009.

31.Rukmana R, Yudirachman H. Kiat sukses budidaya bengkuang. Yogyakarta: Lily Publisher; 2014.

32.Adi LT. Tanaman obat dan jus untuk mengatasi penyakit jantung, hipertensi, kolestrol, dan stroke. Jakarta: PT Argomedia Pustaka; 2008.

33.Kariman. Bebas penyakit dengan tanaman ajaib. Surakarta: Open Books; 2014.

34.Budiati RE. Penurunan debris serta plak indeks, perubahan pH saliva, dan penurunan skor plak lama serta plak baru (kajian pada anak sekolah dasar dalam pengendalian karies gigi). Fakultas Kedokteran Diponegoro. [serial online] 2008. [diunduh 20 Februari 2015]. Available from : URL : http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3445