PENERAPAN TEKNIK UNJUK TUTUR TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENCERITAKAN TOKOH IDOLA.

(1)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK UNJUK TUTUR TERHADAP KEMAMPUAN

SISWA DALAM MENCERITAKAN TOKOH IDOLA

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII MTs Multazam Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Tanti Agustina

NIM 0908998

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Halaman Hak Cipta

PENERAPAN TEKNIK UNJUK TUTUR TERHADAP KEMAMPUAN

SISWA DALAM MENCERITAKAN TOKOH IDOLA

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII MTs Multazam

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Tanti Agustina

0908998

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Tanti Agustina2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(4)

MENCERITAKAN TOKOH IDOLA Tanti Agustina (0908998)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia gandatania@rocketmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara di depan umum khususnya bercerita. Hal ini dapat disebabkan oleh hambatan dari dalam dan luar siswa. Kesulitan berbicara yang sering terlihat, yakni terbatasnya kosakata, sulit memilih diksi_sebagai bahan berbicara dan kaitannya dengan keberanian/percaya diri siswa. Sudah dipastikan bahwa setiap guru memiliki banyak metode, teknik, media dan lain sebagainya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran serta mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan setelah adanya perlakuan dari teknik unjuk tutur terhadap kemampuan siswa dalam menceritakan tokoh idola. Teori yang melandasi teknik unjuk tutur adalah Model Instruksi Langsung yang diterangkan oleh Joyce dkk. dan Trianto yang kemudian dikembangkan oleh Utomo bahwa metode unjuk tutur dapat melatih siswa untuk terampil berbicara di depan kelas/umum dan membiasakan siswa peka terhadap hal-hal sederhana yang dapat dijadikan pelajaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis eksperimen dalam penelitian ini adalah eksperimen semu tanpa adanya kelas pembanding. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya saja dalam desain ini tidak ada kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari hasil prates dan pascates keterampilan berbicara siswa. Data penelitian berupa transkrip hasil rekaman isi pembicaraan/ ungkapan siswa dalam menceritakan tokoh idola.

Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa menceritakan idola antara sebelum dan sesudah diterapkannya teknik unjuk tutur. Peningkatan kemampuan siswa VII B setelah perlakuan (menggunakan teknik unjuk tutur) sebesar 90% karena dilihat dari nilai prates dan pascates, sebanyak 27 orang dari 30 siswa mengalami peningkatan dalam menceritakan tokoh idola. Selain itu, hasil penelitian dari penghitungan uji normalitas dan sigifikansi menunjukkan thitung (10,76) > ttabel (2, 045) dengan taraf signifikansi 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1¬_terdapat perbedaan yang sigifikan antara sebelum dan sesudah diadakan perlakuan menggunakan teknik unjuk tutur pada keterampilan berbicara siswa dalam menceritakan tokoh idola) diterima dengan taraf kepercayaan sebesar 95%.

Kata kunci : Unjuk Tutur, bercerita, tokoh idola.

Abstract

This research is motivated in appreciating the lack of interest of students and teachers have found a novel strategy to appreciate the characters in the novel. This study aims to determine whether there is any significant effect Jigsaw II study method in teaching appreciation figures on young adult novels. The theory underlying the method Jigsaw II is the original Jigsaw method that was


(5)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

found Aronson and later developed by Slavin, that Jigsaw II method is a method that makes the students work cooperatively in small groups to build knowledge about a topic and formulate effective ways to teach someone else . This study uses a quasi-experimental research design with pretest-posttest control group. The research data in the form of the students' results in the appreciation figures. Results of this study are significant differences in the experimental class upgrades by 73% and the control class 56% based on hypothesis testing that produces Wh (107.16) > Wt (109) with a significance level of 0.01. Thus, it can be concluded that the hypothesis HI received at 99% confidence level.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN TEKNIK UNJUK TUTUR.. 8

A. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 8

B. Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 11

C. Pembelajaran Bercerita ... 13

D. Menceritakan Tokoh Idola ... 16

E. Teknik Unjuk Tutur dari Model Instruksi Langsung... 21

F. Hipotesis ... 26


(7)

vii

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian ... 27

B. Definisi Operasional... 28

C. Prosedur Penelitian... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Tes ... 30

2. Angket ... 31

E. Teknik Penolahan Data ... 31

1. Pengolahan Data Hasil Tes ... 31

2. Pengolahan Data Hasil Angket ... 34

F. Instrumen Penelitian... 35

1. Instrumen Perlakuan... 35

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

G. Sumber Data Penelitian ... 40

1. Data ... 40

2. Sumber Data ... 41

H. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

1. Populasi ... 41

2. Sampel Penelitian ... 42

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Pelaksanaan Penelitian ... 43

B. Deskrpsi Data ... 44

1. Deskripsi Analisis Data Prates ... 45


(8)

C. Uji Reabilitas Antarpenimbang (ANAVA) ... 50

1. Analisis Uji Reabilitas Data Nilai Prates ... 50

2. Analisis Uji Reabilitas Data Nilai Pascates ... 53

D. Analisis Skor dan Nilai Keterampilan Berbicara ... 56

1. Analisis Skor dan Nilai Prates Keterampilan Berbicara ... 56

2. Analisis Skor dan Nilai Pascates Keterampilan Berbicara ... 58

E. Uji Normalitas Data ... 60

1. Uji Normalitas Data Prates ... 60

2. Uji Normalitas Data Pascates ... 62

F. Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates ... 64

G. Uji Signifikansi ... 65

H. Analisis Hasil Angket ... 67

I. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 79

A. Surat-Surat Pendukung Penelitian... 79

B. Instumen Penelitian ... 84

C. Hasil Penelitian ... 96


(9)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap individu pasti membutuhkan individu lain untuk melengkapi hidupnya. Sebagai anggota masyarakat, setiap individu dituntut untuk terampil berkomunikasi, baik secara formal maupun non-formal dan individu harus terampil menyatakan pikiran, gagasan, ide, perasaan dan pikirannya. Setiap individu harus terampil menangkap informasi yang diterima dari media massa ataupun dari media lainnya. Selain terampil menangkap informasi, individu juga harus terampil menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari ternyata manusia dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Berdialog dilakukan baik di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga, diskusi, di antara teman-teman, tetangga, rekan sekerja, dan sebagainya. Para siswa dalam menuntut ilmu di sekolah dituntut agar dapat berbicara, baik dalam pembelajaran bahasa Indonesia maupun pembelajaran yang lainnya.

Berdasarkan tanggapan penulis pada aspek keterampilan di atas, penulis memilih keterampilan berbicara sebagai aspek keterampilan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Aspek keterampilan berbicara tersebut difokuskan pada pembelajaran menceritakan tokoh idola dan mengungkapkan keunggulannya untuk kelas VII.

Berbicara dipilih karena pada hakikatnya keterampilan ini sangat membutuhkan pembiasaan dan latihan penggunaan bahasa yang baik dan benar untuk mendukung terjadinya proses berkomunikasi secara lisan khususnya bercerita. Kegiatan bercerita biasanya dilakukan oleh kita dan untuk diperdengarkan kepada orang lain bukan untuk kita. Bercerita tidak dapat disamakan dengan membaca teks berita yang tidak begitu


(10)

memperhatikan ekspresi (datar). Dengan demikian, bercerita membutukan pemilihan kata yang baik, intonasi, dan penguasaan topik yang mendukung isi cerita tersebut.

Pemilihan kata yang tidak sesuai akan menghambat siswa dalam menyampaikan isi cerita. Jadi informasi, ide, atau pikiran dari maksud tersebut dapat diterima oleh pendengar apabila orang yang bercerita mampu menyampaikan isi dari informasi tersebut dengan bahasa yang baik dan benar.

Berbicara merupakan suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar (Tarigan, 2008: 16). Keterampilan bebicara sangat diperlukan saat menyampaikan gagasan baik itu dalam debat maupun saat menjadi pewawancara/narasumber, berdiskusi, menjadi pembawa acara, menyampaikan sambutan, berpidato dan bercerita. Jika kemampuan berbicaranya kurang bagaimana bisa ia menyampaikan informasi dan gagasannya kepada orang lain.

Bercerita berarti menuturkan cerita yang biasanya dilakukan untuk orang lain. Kasus bercerita yang terdapat dalam standar kompetensi di sekolah ini adalah biasanya bercerita di muka umum, bukan berarti di depan kelas. Di muka umum berarti didengar oleh orang lain. Untuk menjadi seorang pembicara yang baik di muka umum seseorang harus dapat menggabungkan penguasaan bahasa, pengetahuan, dan kebahasaan agar publik dapat mengerti isi pembicaraan/cerita kita dengan baik.

Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan bercerita di depan kelas. Mereka berani jika berbicara di tengah kelompok atau bersama kelompok. Hal ini terjadi karena kebanyakan anak dari sejak dini hanya menjadi seorang pendengar baik itu mendengar cerita dari ibunya ataupun guru di sekolahnya. Keterampilan anak bercerita di depan kelas belum dibiasakan sejak dini, teknik pengajaran di kelas oleh para guru pun masih sederhana. Keterbatasan waktu untuk melakukan kegiatan bercerita di depan kelas


(11)

3

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menjadi penghambat anak untuk mengungkapkan cerita mereka. Bahkan dalam satu pertemuan kegiatan pembelajaran, kesempatan murid untuk bercerita di depan kelas masih kurang leluasa. Hal ini membuat sebagian dari seluruh murid tidak mendapatkan kesempatan bercerita di depan kelas. Untuk itu penulis ingin mengujicobakan sebuah teknik bercerita yang memberi kesempatan semua murid untuk bercerita.

Sehubungan dengan penelitan ini, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang memberlakukan sebuah metode, model, dan teknik dalam penelitiannya untuk pembelajaran siswa dalam berbicara dan bercerita. Nurjanah (2008) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Penelitian Eksperimen Kelas X SMA 10 Tahun Ajaran 2007/2008)”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada peningkataan kemampuan siswa yang signifikan dalam berbicara setelah menggunakan teknik jigsaw.

Prawitasari (2009) dan Sitohang (2012) juga melakukan penelitian berkaitan dengan keterampilan berbicara. Prawitasari (2009) menulis penelitian berjudul “Keefektifan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2008/2009)”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan siswa dalam berbicara. Selain itu, Sitohang (2012) menulis penelitian berjudul “Keefektifan Model Time Token dalam Pemebelajaran Berbicara. (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Model Time Token efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan siswa dalam berbicara.

Beberapa hasil penelitian lain yang berkaitan dengan keterampilan bercerita yakni ditulis oleh Habiby dan Yuniarti. Habiby (2010) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Metode Sugestopedia sebagai


(12)

Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMK Sandhy Putra Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada peningkataan kemampuan siswa dalam bercerita setelah menggunakan metode sugestopedia. Selain itu, Yuniarti juga berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita seperti tertulis dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Story Telling dalam Pembelajaran Bercerita (Penelitian Eksperimen Semu Siswa Kelas VII SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”.

Adapun hasil penelitian yang berkaitan dengan menceritakan tokoh idola yakni ditulis oleh Widaningsih. Widaningsih (2010) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Teknik REIS dalam Menceritakan Tokoh Idola. (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMP Persada Bayongbong Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa model REIS dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menceritakan tokoh idola.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dilakukannya beberapa model, teknik, dan metode yang berbeda-beda dapat dijadikan inovasi dan kreativitas mengajar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini mendorong penulis untuk menerapkan teknik unjuk tutur sebagai pembendaharaan teknik pembelajaran berbicara. Oleh sebab itu, peneliti merumuskan sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Unjuk Tutur terhadap Kemampuan Siswa dalam Menceritakan Tokoh Idola (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII MTs Multazam Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.


(13)

5

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Keterampilan berbicara memerlukan banyak praktik, latihan dan pembiasaan.

2. Inovasi penggunaan model/metode/teknik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya pembelajaran bercerita masih kurang.

3. Guru memiliki keterbatasan waktu untuk mempraktikkan kegiatan bercerita kepada siswa satu per satu di depan kelas karena guru kurang berani mengalokasikan waktu dan kelayakan berbicara berapa lama siswa bercerita di depan kelas dalam satu pertemuan.

4. Siswa masih merasa takut, gugup, kurang percaya diri, dan malu jika diminta bercerita di depan kelas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi penelitian ini pada penjelasan bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah teknik unjuk tutur diterapkan dalam pembelajaran bercerita pada siswa kelas VII MTs Multazam Bandung tahun ajaran 2013/2014.

Penulis memfokuskan teknik pembelajaran ini untuk keterampilan dasar siswa dalam menceritakan tokoh idola dengan mengungkapkan identitas dan keunggulan tokoh serta alasan mengidolakannya. Penulis memilih keterampilan ini karena pada usia peralihan anak menuju dewasa atau masa remaja, mereka belum terlalu paham untuk memilih mana yang harus mereka ikuti khususnya ketika mengidolakan seorang tokoh.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini dari uraian di atas adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan bercerita siswa kelas VII MTs Multazam

Bandung sebelum diterapkannya teknik unjuk tutur?

2. Bagaimanakah kemampuan bercerita siswa kelas VII MTs Multazam Bandung setelah diterapkannya teknik unjuk tutur?


(14)

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam bercerita siswa sebelum dan sesudah diterapkannya teknik unjuk tutur?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1. kemampuan bercerita siswa sebelum diterapkannya teknik unjuk tutur; 2. kemampuan bercerita siswa sesudah diterapkannya teknik unjuk tutur;

dan

3. tingkat perbedaan yang signifikan kemampuan bercerita siswa sebelum dan sesudah diterapkannya teknik unjuk tutur.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis bagi semua pihak yang bergelut di bidang pendidikan dan peduli terhadap perkembangan dunia pendidikan, di antaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam memperkaya model-model yang dapat dilakukan dalam keterampilan berbicara, terutama pembelajaran bercerita. Pembelajaran dengan menggunakan teknik unjuk tutur ini diharapkan pula mampu menjadikan proses pembelajaran keterampilan berbicara pun menjadi lebih variatif, menarik, inovatif, berkesan, dan menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain.

a. Bagi Penulis

Penulis berharap penetelitian ini dapat memperkaya keilmuan untuk menambah penemuan baru mengenai model


(15)

7

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dapat digunakan di kelas, khususnya digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

b. Bagi Guru

Selain bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk membantu para guru khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia MTs Multazam Bandung dalam membimbing siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam bercerita di kelas; serta menambah koleksi untuk pemilihan model baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita.

c. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan partisipasi siswa MTs Multazam Bandung, khususnya kelas VII dalam proses pembelajaran di kelas menjadi meningkat. Siswa menjadi berani dan percaya diri jika diminta bercerita di muka umum/depan kelas.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode dan desain penelitian merupakan hal penting yang berperan sebagai salah satu rancangan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu diartikan oleh Masyhuri dan Zainuddin (2008:37) sebagaipenelitian mencari hubungan sebab akibat kehidupan nyata, di mana pengendalian perubahan sulit atau tidak mungkin dilakukan, pengelompokkan secara acak mengalami kesulitan, dan sebagainya. Misalnya classroom-experiments, eksperimen dengan modul, penerapan behavior-conditioning dalam manajemen dan penguasaan kelas.

Eksperimen semu dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011:72). Ditegaskan pula oleh Masyihuri dan Zainuddin (2008:37) bahwa eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition). Dari kedua gagasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen dalam penelitian ini adalah memberi perlakuan dengan cara mengondisikan objek agar terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil sebelum dan sesudah dilakukannya suatu perlakuan.

Jenis eksperimen dalam penelitian ini adalah eksperimen semu yakni tanpa adanya kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya saja dalam desain ini tidak ada kelas kontrol dan sampel yang diperoleh akan dilakukan secara acak (Prawitasari, 2009:26). Berikut desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini dalam melakukan uji coba untuk melihat hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik unjuk tutur.


(17)

28

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

O1: tes awal sebelum siswa diberikan perlakuan (hasil prates)

X : perlakuan di kelas berupa penggunaandan diterapkannya teknik unjuk tutur

O2: tes akhir sesudah siswa diberikan perlakuan (hasil pascates)

Syamsuddin dan Vismaia (dalam Sitohang, 2012:35)

B. Definisi Operasional

Definisi operasional dari masing-masing variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Teknik unjuk tutur merupakan salah satu teknik pembelajaran berbicara dalam memperlihatkan dan bercerita. Teknik ini menggunakan media poster seorang tokoh idola untuk memotivasi dan menginspirasi siswa dalam menceritakan tokoh idola sehingga ia dapat mengungkapkan identitas singkat, keunggulan, dan alasan ia mengidolakan tokoh tersebut.

2. Pembelajaran menceritakan tokoh idola merupakan pembelajaran menuturkan atau mengutarakan cerita tentang seorang tokoh yang diidolakan dengan mengungkapkan identitas, keunggulan dan alasan mengidolakannya.

3. Penerapan berarti kegiatan menerapkan; mengadakan perlakuan dengan menemukan adanya pengaruh. Pengaruh dalam penelitian ini adalah keberhasilan teknik unjuk tutur dalam meningkatkan kemampuan menceritakan tokoh idola siswa serta adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menceritakan tokoh idola siswa sebelum dan setelah dilakukannya teknik unjuk tutur.


(18)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau proses penelitian yang dilakukan penulis dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasan mengenai ketiganya dan langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

a. Menelaah kompetensi dasar mata pelajara Bahasa Indonesia SMP;

b. Merumuskan masalah penelitian;

c. Melakukan studi literatur terhadap buku, artikel, laporan penelitian, berkenaan dengan keterampilan berbicara siswa SMP dan penggunaan teknik pembelajaran berbicara yang mirip dengan teknik unjuk tutur yaitu model REIS (Read Explain and Imitation Style );

d. Menelaah kurikulum SMP dan menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian; dan

e. Menyusun instrument penelitian serta menyusun rancangan pelaksanaan pemnelajaran (RPP).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan sampel penelitian yaitu kelas tunggal atau satu kelas tanpa adanya kelas pembanding;

b. Melaksanakan prates;

c. Meminta siswa untuk mengisi angket setelah dilakukan prates; d. Memberikan perlakuan kepada siswa dengan menggunakan

teknik unjuk tutur pada pembelajaran berbicara; e. Melakukan pascates; dan

f. Meminta siswa mengisi angket setelah pascates. 3. Tahap Akhir


(19)

30

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Menyalin skor siswa saat melakukan tes lisan yang diberikan penimbang;

b. Mengolah data prates dan pascates serta instrumen yang lainnya; dan

c. Menarik kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:137) pengumpulan data berdasarkan tekniknya dapat dilakukan melalui wawancara, angket dan observasi. Pendapat di atas ditambahkan pula oleh Sukmadinata (dalam Prawitasari, 2009:31) bahwa selain dengan wawancara, angket dan observasi, pengumpulan juga dapat dilakukan melalui studi dokumentasi. Adapun teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

1. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan untuk keterampilan berbicara. Tes dilaksanakan di awal dan di akhir proses pembelajaran yang menjadi sampel penelitian. Tes awal dilakukan sebelum digunakannya model unjuk tutur, sedangkan tes akhir dilakukan setelah perlakuan teknik unjuk tutur.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data tes yaitu a. tanpa persiapan apapun, siswa diminta untuk menceritakan

tokoh idola (melakukan prates); b. siswa diminta mengisi angket prates;

c. pada pertemuan berikutnya, siswa diminta membawa tokoh idola masing-masing dengan bimbingan guru dalam memilih tokoh idola;

d. siswa dibimbing dan diarahkan guru untuk memilih tokoh idola yang layak diteladani bukan hanya dijadikan idola saja;


(20)

e. siswa mengeprin foto/poster tokoh idola masing-masing sebagai syarat untuk tampil di depan kelas;

f. guru mendemonstrasikan terlebih dahulu apa yang harus mereka lakukan di depan kelas;

g. siswa mulai menceritakan tokoh idola di depan kelas dengan mengutarakan identitas tokoh idola, keunggulan dan alasan mengidolakan tokoh idola tersebut di depan kelas;

h. siswa diminta mengisi angket pascates;

i. menilai dan mengolah data hasil penelitian; dan

j. mengukur keterampilan berbicara siswa berdasarkan data dari hasil nilai prates dan pascates.

2. Angket

Menurut Arikunto dalam Sitohang (2012:48) menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti, laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan membagikan angket adalah untuk mengetahui perbedaan pengalaman responden saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan teknik unjuk tutur dalam pembelajaran berbicara. Jenis angket yang diberikan kepada setiap siswa adalah angket tertutup, yakni siswa hanya harus menjawab pilihan yang telah disediakan. Selain sebagai untuk mengumpulkan data, angket juga dapat dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian.

E. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Hasil Tes

Pengolahan data hasil tes ini adalah sebagai berikut. a. Menentukan nilai prates dan pascates.

b. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor prates dan pascates. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


(21)

32

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor prates dan pascates dari kelas tunggal eksperimen tersebut. 2) melakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai

∑ ∑ ∑ – ∑ ∑dp2 = ∑ ∑

∑ ∑ ∑

( kekeliruan) ∑ ∑ ∑ ∑

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Format ANAVA

Sumber variasi SS Dk Varian

Siswa/testi SSt dt2 N-1

Penguji SSp d2p K-1

Kekeliriuan SSkk d2kk (N-1) (K-1)

Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

rn = reabilitas yang dicari Vt = varian dari testi Vk = varian dari kekeliruan


(22)

Setelah itu, nilai tersebut dilihat dalam tabel Guildfort sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi

< dari 0, 20 tidak ada korelasi 0,20 – 0,40 korelasi rendah 0,40 – 0,60 korelasi sedang 0,60 – 0,80 korelasi tinggi 0,80 – 0,99 korelasi tinggi sekali

1, 00 korelasi sempurna

(Sugiyono, 2012:257) c. Uji normalitas nilai hasi prates dan pascates.Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar secara normal atau tidak. Pengujian yang dilakukan menggunakan rumus chi kuadrat dengan kriteria distribusi normal apabila x2hitung

<x2tabel . Berikut ini adalah rumus chi kuadrat.

Keterangan :

Oi : Frekuensi pengamatan Ei : Frekuensi ekspektasi (Subana, 2000,124)

d. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Fhitung : nilai yang dicari


(23)

34

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Vk : varians terkecil

Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada derajat kebebasan db = N-1.

e. Uji hipotesis dengan menguji sigifikansi hasil prates dan pascates. Uji signifikansi adalah perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir menggunakan rumus di bawah ini.

√ ∑

Kriteria pengujian untuk hipotesis dua ekor H0 diterima, jika -

ttabel< thitung< ttabel.

2. Pengolahan Data Hasil Angket

Pengolahan data hasil angket ini menggunakan rumus: x 100%

Keterangan: P : persentase

N : jumlah responden

fo : frekuensi responden yang menjawab setiap pilihan pertanyaan Hasil dari perhitungan tersebut akan ditafsirkan berdasarkan kriteria berikut ini.

Tabel 3.3

Persentase Hasil Angket

Presentase Keterangan

0 % tidak ada

1% - 5% hampir tidak ada

6% - 25% sebagian kecil

24% - 49 % hampir setengahnya

50 % Setengahnya


(24)

76% - 95% sebagian besar

96% - 99% hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

(Subana dan Sudrajat, 2005:132)

F. Instumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Wati (2012:37) Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

1. Instrumen Perlakuan

Insrumen perlakuan yang digunakan oleh penulis adalah berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, skenario pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar dan evaluasi.

Penulis menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk dua kali pertemuan, yaitu 4 x 40 menit. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada kurikulum yang berlaku di setiap sekolah. Penulis menggunakan standar kompetensi dalam semester dua untuk penelitian ini, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan bertelepon dengan kompetensi dasar menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai. Berikut rencana pelaksanaan pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian ini.


(25)

36

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sekolah : MTs Multazam Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII / 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 2 Pertemuan ) A. Standar Kompetensi (Berbicara)

10. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan bertelepon. B. Kompetensi Dasar

10.1 Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang susuai.

C. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui membaca artikel tentang tokoh yang diidolakan, siswa mampu bertanya jawab yang berhubungan dengan identitas tokoh.

b. Melalui bertanya jawab mengenai identitas tokoh, siswa mampu menentukan keunggulan tokoh dengan alasan yang argumentatif.

c. Melalui menentukan keunggulan tokoh, siswa mampu mengemukakan dan menceritakan identitas tokoh dan alasan mengidolakan tokoh tersebut. (NBKB : Kreatif, Mandiri).

D. Materi Pembelajaran

1. Memilih dan menemukan identitas tokoh idola.

2. Menulis karangan argumentatif. Tulisan atau cerita yang dapat menguatkan suatu hal. Dalam hal ini, siswa harus memiliki alasan mengidolakan seorang tokoh berdasarkan bukti atau fakta yang ada.


(26)

4. Menceritakan identitas, keungulan, dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai.

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran instruksi langsung teknik unjuk tutur. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan

Siswa diminta membawa tokoh idola masing-masing dengan bimbingan guru dalam memilih tokoh idola. Guru mengarahkan siswa untuk memilih tokoh idola yang layak diteladani bukan hanya diidolakan. Guru berperan secara aktif dalam membimbing siswa untuk mencari tokoh idola dan biografi yang sesuai. Setelah membaca biografi tokoh tersebut, guru menjelaskan kepada siswa untuk merangkum biografi tersebut menjadi catatan yang berisi identitas singkat, keunggulan tokoh dan uraian kalimat argumentatif sebagai alasan siswa tersebut mengidolakan tokoh idolanya. Dari kegiatan ini akan terjalin sikap terbuka siswa dengan guru, dan kerja sama yang saling menguntungkan, yakni guru dapat mengenali siswanya secara personal sedangkan siswa akan mampu memahami apa yang harus ia lakukan dan menguasai keterampilan yang ia pelajari.

2. Kegiatan Inti

Guru mendemonstrasikan di depan kelas untuk menceritakan tokoh idola. Kegiatan ini meliputi memperlihatkan poster yang telah dibawa, memperkenalkan tokoh tersebut dengan menyampaikan identitas singkat tokoh tersebut, keunggulan, dan alasan mengidolakannya. Siswa menyimpan semua poster yang dibawa ke kelas, di meja guru. Guru mengambil salah satu poster tokoh sebagai tanda bahwa siswa yang mengidolakan tokoh tersebut harus maju ke depan


(27)

38

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelas. Setelah itu, siswa mengutarakan identitas tokoh idola dan alasan mengidolakan tokoh idola tersebut di depan kelas secara bergantian.

3. Penutup

Guru bersama siswa melakukan refleksi dengan menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan yang dihadapi siswa.

F. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Artikel/biografi seorang tokoh

2. Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

Tes merupakan instrumen penting dalam penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan. Tes ini terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir masing-masing memuat penilaian beberapa aspek yang sama yaitu penilaian keterampilan berbicara yang berkaitan dengan segi kebahasaan dan nonkebahasaan_dalam hal ini khususnya bercerita. Aspek-aspek penilaian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Aspek-Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara

Aspek yang dinilai Skala Nilai 1/2/3/4/

Keterangan

Ketepatan ucapan


(28)

(Arsjad dan Mukti , 1988: 17)

b. Angket

1) Angket Prates Siswa

Nama :

Kelas : Sekolah :

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini!

1. Apakah pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menceritakan tokoh idola menyenangkan?

b. Ya c. Tidak

c. Biasa

2. Apakah kalian selalu aktif berbicara dalam kelompok saat kegiatan pembelajaran?

a. Ya c. Tidak

Kebahasaan Pengucapan Kalimat

Nonkebahasaan

Volume Suara

Gerakan Badan

Kelancaran

Keruntutan Cerita


(29)

40

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Biasa

3. Apakah kalian merasa malu dan gugup untuk berbicara mewakili kelompok?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

4. Apakah kalian memahami cara menuturkan keunggulan tokoh idola dengan kalimat yang argumentatif?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

5. Apakah teknik unjuk tutur pernah dilakukan gurumu sebelumnya?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

2) Angket Prates Siswa

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini!

1. Apakah pembelajaran menceritakan tokoh idola menggunakan teknik unjuk tutur itu menyenangkan?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

2. Apakah teknik pembelajaran unjuk tutur meningkatkan minat belajar kalian menjadi lebih rajin lagi?

a. Ya c. Tidak


(30)

3. Apakah teknik pembelajaran unjuk tutur dapat meningkatkan keberanian kalian untuk tampil sendiri di depan kelas?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

4. Apakah kalian mengetahui kalimat argumentatif?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

5. Apakah kalian dapat memetik hal baik dari keunggulan, dan keteladan tokoh idola yang kalian pilih melalui teknik unjuk tutur?

a. Ya c. Tidak

b. Biasa

G. Sumber Data Penelitian 1. Data

Data penelitian ini adalah nilai keterampilan atau hasil belajar berbicara siswa kelas VII MTs Multazam Bandung. Data ini diperoleh penulis dari nilai siswa sebelum dilakukan perlakuan/prates dan sesudah dilakukannya perlakuan/pascates. Data ini akan menentukan perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan penelitian.

Pada dasarnya wujud sebuah nilai adalah angka yang didapatkan dari metode kuantitatif sehingga angka tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan Statistik. Setelah data terkumpul, data akan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik Statistik tertentu (Sugiyono, 2008:17).


(31)

42

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto dalam Sitohang (2012:39) menyatakan sumber data dalam penelitian adalah subjek asal pemerolehan data. Jika penelitian menggunakan kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data, maka sumber datanya adalah responden_yaitu orang yang merspon atau menjawab pertanyan-pertanyaan penulis, baik pertanyaan tertulis maupun pertanyaan lisan.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Multazam Bandung. Penelitian ini menitikberatkan kepada pemanfaatan teknik unjuk tutur dalam pembelajaran berbicara. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester I tahun ajaran 2013/2014.

H. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Arikunto dalam Sitohang ((2012:39) menjelaskan

“populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan

sampel. Jika populasi terlalu banyak, biasanya digunakan sampling agar dapat memberi petunjuk mengenai penyimpangan sampel dan kepastian mengenai tingkat kepercayaan yang selanjutnya

dipergunakan untuk menilai data yang telah didapatkan dari sampel.”

Dengan menetapkan populasi ini dimaksudkan agar penelitian dapat mengukur sesuatu sesuai dengan kasusnya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Multazam Bandung tahun ajaran 2013/2014, penulis ingin mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam pembelajaran berbicara.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2008:81) menjelaskan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diartikan pula sebagai objek penelitian yang diambil dari sebagian populasi yang representatif agar hasil simpulan dari penelitian dapat mewakili seluruh populasi yang dipilih (Prawitasari, 2009:30).


(32)

Berdasarkan kedua pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan dan ditentukan berdasarkan kebutuhan data penelitian.

Penulis melakukan dua tahapan dalam pengambilan sampel. Tahap pertama yaitu menentukan sampel daerah sedangkan tahap kedua yaitu menentukan orang-orang yang ada pada daerah sampel sebelumnya. Jadi, jika pupulasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VII MTs Multazam Bandung yang berjumlah 80 orang, maka sampel daerahnya adalah siswa VII B yang berjumlah 40 orang dan sampel akhir yang diambil hanya sebagian dari seluruh siswa VII B yaitu sebanyak 30 orang saja. Teknik pengambilan sampel dan tahap teknik ini diterangkan sebagai teknik probability sampling atau lebih tepatnya cluster sampling (area sampling) (Sugiyono, 2008:83). Teknik ini diterangkan oleh Masyhuri dan Zainuddin sebagai sub-populasi-populasi yang secara khas saling mengisi yang bersama-sama meliputi seluruh populasi. (2008:175)


(33)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Teknik merupakan sebuah cara atau siasat. Suatu teknik pembelajaran tidak ada yang tepat bagi semua materi pembelajaran, yakni hanya tepat untuk satu atau beberapa materi pembelajaran. Tentu dengan memperhatikan semua hal yang mendukung peserta didik dan tidak mengabaikan karakter serta tingkat pemahaman mereka. Untuk itu, diperlukan pembendaharaan teknik pembelajaran kreatif dan inovatif ataupun modifikasi model yang sudah ada agar kegiatan pembelajaran tidak menjenuhkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberlakukan suatu model yang telah dimodifikasi menjadi sebuah teknik, yaitu teknik unjuk tutur. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana pengaruhteknik tersebut dalam pembelajaran berbicara, khususnya menceritakan tokoh idola.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Kemampuan bercerita siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung sebelum diberikan teknik unjuk tutur masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai hasil prates yang diperoleh siswa tertinggi sebesar 72 dan nilai terendah sebesar 37 dengan nilai rata-rata angka 54,82.

2. Kemampuan bercerita siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung setelah diberikan teknik unjuk tutur mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan nilai hasil pascates yang diperoleh siswa lebih besar disbanding nilai hasil prates, dengan nilai tertinggi sebesar 83 dan nilai terendah sebesar 56 dengan nilai rata-rata pascates 67,37. Hal ini menunjukkan bahwa teknikunjuk tutur ini memiliki pengaruh dalam meningkatkan kemampuan berbicara, khususnya menceritakan tokoh idola pada siswa.


(34)

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kemampuan menceritakan tohoh idola siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung sebelum diterapkannya teknik unjuk tutur dan sesudah diberikan perlakuan dengan diterapkannya teknikunjuk tutur. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statistika pada tingkat signifikansi 95% diperoleh nilai thitung sebesar 10,70 dan nilai ttabel sebesar 2,045dengan

perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 10,70 > 2,45. Karena nilai

thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan

teknik unjuk tutur dapat meningkatkan kemampuan berbicara khususnya menceritakan tokoh idola pada siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknikunjuk tutur memberikan pengaruh yang cukup besar dan perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menceritakan tokoh idola. Namun masih ditemukan siswa yang masih verbalistis_ingatan terpaku pada teks yang telah ditulis.Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca.

1. Untuk memilih tokoh idola, guru hendaknya memberi kebebasan kepada siswa. Setelah itu, guru dapat memberi pemahaman sifat/sikap mana yang dapat diteladani dari tokoh idola yang telah ia pilih.

2. Bagi guru yang akan menggunakan teknik unjuk tutur dalam pembelajaran lain, hendaknya lebih inovatif, kreatif dan variatif. Siswa tidak harus selalu membawa poster, tetapi juga dapat menggunakan benda lain untuk unjuk tutur di depan kelas.

3. Untuk lebih memperkaya teknik atau model yang menunjang siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara, sebaiknya guru membaca beberapa referensi, buku sumber atau penelitian lainnya.


(35)

78

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. A Lilis, Nenden. 2009. Panduan Apresiasi Prosa-Fiksi dan Pembelajaranya. Bandung : Rumput merah.

2. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

3. Barkley, Eizabeth E.,dkk.2012.Collaborative Learning Techniques.Nusamedia:Bandung.

4. Furqon, Prof. Ph. D. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

5. Huda,Miftahul.2012.Cooperative Learning Metode,Teknik,Struktur,dan Model Penerapan.Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

6. Idris, Nuny Sulistiany.Handout Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

7. Luxemburg, Jan Van dkk. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia.

8. Mahmud, Drs. Kusman K. 1986. Sastra Indonesia dan Daerah : Sejumlah Masalah. Bandung : Angkasa.

9. Nurgiyantoro,Burhan,2009.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah Mada : University Press.

10.Riduwan, Dr. M.B.A. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.


(37)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11.Sayuti, Dr. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

12.Slavin, Robert E.2005.Cooperative Learning Teori,Riset,dan Praktik.Nusamedia:Bandung

13.Subana dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidik. Bandung : Pustaka Setia.

14.Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta: Bandung.

15.Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

16.Suryosubroto,B.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta.

17.Syamsuddin, AR & Vismaia S. Damaianti.2011.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung:Rosda.

18.Tarigan,Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

19.Wellek, Rene dan Austin Warren. 1977. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

20.W, Mira. 2002. Titian ke Pintu Hatimu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


(38)

Sumber Online

1. Aronson, Elliot. 2000. Jigsaw Classroom [online]. Tersedia : www.jigsaw.org. [18 Mei 2013]

2. Bali pos. Minggu , 30 Maret 2003. Mencari Model Apresiasi Novel

[online]. Tersedia :

http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2003/3/30/ap2.html. [8 April 2013 ]

3. Fatimah, Wati. 2012. “Keefektifan Model Proyek Respons Kreatif dalam

Pembelajaran Menulis Teks Berita (Studi eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).

4. Juliyana, dkk. 2013. “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk

Meningkatkan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja Siswa Kelas VIII” [online] Vol 2, No 2. [12 Mei 2013]

5. Novianti. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Metematis Siswa” [online]

6. Siregar, Syafarudin, dkk. 2010. “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Ii Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin “ dalam portal jurnal UPI [online], Vol. VI No. 16 Februari 2010. Tersedia : http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/276/penerapan-model- pembelajaran-cooperative-learning-tipe-jigsaw-ii-untuk-meningkatkan- aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-dasar-teknik-mesin.html. [9 April 2013]


(1)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Teknik merupakan sebuah cara atau siasat. Suatu teknik pembelajaran tidak ada yang tepat bagi semua materi pembelajaran, yakni hanya tepat untuk satu atau beberapa materi pembelajaran. Tentu dengan memperhatikan semua hal yang mendukung peserta didik dan tidak mengabaikan karakter serta tingkat pemahaman mereka. Untuk itu, diperlukan pembendaharaan teknik pembelajaran kreatif dan inovatif ataupun modifikasi model yang sudah ada agar kegiatan pembelajaran tidak menjenuhkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberlakukan suatu model yang telah dimodifikasi menjadi sebuah teknik, yaitu teknik unjuk tutur. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana pengaruhteknik tersebut dalam pembelajaran berbicara, khususnya menceritakan tokoh idola.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Kemampuan bercerita siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung

sebelum diberikan teknik unjuk tutur masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai hasil prates yang diperoleh siswa tertinggi sebesar 72 dan nilai terendah sebesar 37 dengan nilai rata-rata angka 54,82.

2. Kemampuan bercerita siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung

setelah diberikan teknik unjuk tutur mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan nilai hasil pascates yang diperoleh siswa lebih besar disbanding nilai hasil prates, dengan nilai tertinggi sebesar 83 dan nilai terendah sebesar 56 dengan nilai rata-rata pascates 67,37. Hal ini menunjukkan bahwa teknikunjuk tutur ini memiliki pengaruh dalam meningkatkan kemampuan berbicara, khususnya menceritakan tokoh idola pada siswa.


(2)

77

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kemampuan

menceritakan tohoh idola siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung sebelum diterapkannya teknik unjuk tutur dan sesudah diberikan perlakuan dengan diterapkannya teknikunjuk tutur. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statistika pada tingkat signifikansi 95% diperoleh nilai thitung sebesar 10,70 dan nilai ttabel sebesar 2,045dengan

perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 10,70 > 2,45. Karena nilai

thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan

teknik unjuk tutur dapat meningkatkan kemampuan berbicara khususnya menceritakan tokoh idola pada siswa kelas VII B MTs Multazam Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknikunjuk tutur memberikan pengaruh yang cukup besar dan perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menceritakan tokoh idola. Namun masih ditemukan siswa yang masih verbalistis_ingatan terpaku pada teks yang telah ditulis.Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca.

1. Untuk memilih tokoh idola, guru hendaknya memberi kebebasan

kepada siswa. Setelah itu, guru dapat memberi pemahaman sifat/sikap mana yang dapat diteladani dari tokoh idola yang telah ia pilih.

2. Bagi guru yang akan menggunakan teknik unjuk tutur dalam

pembelajaran lain, hendaknya lebih inovatif, kreatif dan variatif. Siswa tidak harus selalu membawa poster, tetapi juga dapat menggunakan benda lain untuk unjuk tutur di depan kelas.

3. Untuk lebih memperkaya teknik atau model yang menunjang siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara, sebaiknya guru membaca beberapa referensi, buku sumber atau penelitian lainnya.


(3)

78

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(4)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

1. A Lilis, Nenden. 2009. Panduan Apresiasi Prosa-Fiksi dan

Pembelajaranya. Bandung : Rumput merah.

2. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

3. Barkley, Eizabeth E.,dkk.2012.Collaborative Learning

Techniques.Nusamedia:Bandung.

4. Furqon, Prof. Ph. D. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

5. Huda,Miftahul.2012.Cooperative Learning Metode,Teknik,Struktur,dan

Model Penerapan.Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

6. Idris, Nuny Sulistiany.Handout Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia.Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

7. Luxemburg, Jan Van dkk. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia.

8. Mahmud, Drs. Kusman K. 1986. Sastra Indonesia dan Daerah : Sejumlah

Masalah. Bandung : Angkasa.

9. Nurgiyantoro,Burhan,2009.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah

Mada : University Press.

10.Riduwan, Dr. M.B.A. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.


(5)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11.Sayuti, Dr. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi.

Yogyakarta: Gama Media.

12.Slavin, Robert E.2005.Cooperative Learning Teori,Riset,dan

Praktik.Nusamedia:Bandung

13.Subana dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidik. Bandung : Pustaka Setia.

14.Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D.Alfabeta: Bandung.

15.Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

16.Suryosubroto,B.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta.

17.Syamsuddin, AR & Vismaia S. Damaianti.2011.Metode Penelitian

Pendidikan Bahasa.Bandung:Rosda.

18.Tarigan,Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

19.Wellek, Rene dan Austin Warren. 1977. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

20.W, Mira. 2002. Titian ke Pintu Hatimu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


(6)

Tanti Agustina, 2013

Penerapan Teknik Unjuk Tutur Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menceritakan Tokoh Idola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber Online

1. Aronson, Elliot. 2000. Jigsaw Classroom [online]. Tersedia :

www.jigsaw.org. [18 Mei 2013]

2. Bali pos. Minggu , 30 Maret 2003. Mencari Model Apresiasi Novel

[online]. Tersedia :

http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2003/3/30/ap2.html. [8 April 2013 ]

3. Fatimah, Wati. 2012. “Keefektifan Model Proyek Respons Kreatif dalam

Pembelajaran Menulis Teks Berita (Studi eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).

4. Juliyana, dkk. 2013. “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk

Meningkatkan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja Siswa Kelas VIII” [online] Vol 2, No 2. [12 Mei 2013]

5. Novianti. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Metematis Siswa”

[online]

6. Siregar, Syafarudin, dkk. 2010. “Penerapan Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Jigsaw Ii Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin “ dalam portal jurnal UPI [online], Vol. VI No. 16 Februari 2010. Tersedia :

http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/276/penerapan-model- pembelajaran-cooperative-learning-tipe-jigsaw-ii-untuk-meningkatkan- aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-dasar-teknik-mesin.html. [9 April 2013]


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA OLEH SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 23

PENGARUH TEKNIK TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA SISWA KELAS VII SMP SWASTA NURUL HASANAH MEDAN +TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015DANCING.

0 5 20

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TALKING STICK TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA SISWA KELAS VII SMP PERGURUAN BUDI AGUNG MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 21

EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011.

0 2 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MEDIA BONEKA PESERTA DIDIK KELAS VII A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MEDIA BONEKA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN SISWA MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dalam Menceritakan Kegemaran Siswa Melalui Teknik Percakapan Pada Siswa Kelas II SDN 02 Kaliwuluh Kecamatan Kebakkrama

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN SISWA MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dalam Menceritakan Kegemaran Siswa Melalui Teknik Percakapan Pada Siswa Kelas II SDN 02 Kaliwuluh Kecamatan Kebakkrama

0 1 15

PENERAPAN METODEHYPNOTEACHING SUGESTIBANGUNDALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 26Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 48

KEEFEKTIFAN METODE TONGKAT BERESTAFET DALAM MENCERITAKAN TOKOH IDOLA PADA PEMBELAJARAN BERBICARA : EKSPERIMEN KUASI TERHADAP SISWA KELAS VII SEMESTER 2 SMP PASUNDAN 3 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA KOMPETENSI DASAR “MENCERITAKAN TOKOH IDOLA” SISWA KELAS VII B MTS MUHAMMADIYAH 01 PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16