PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG.

(1)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP : 22/PKh-S1/FIP-UPI/Februari/2014

PERAN ORANG TUA

DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program studi Pendidikan Khusus

Oleh:

Nelci Therik 0909457

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERAN ORANG TUA

DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Oleh Nelci Therik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Nelci Therik 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014


(3)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Orang Tua

dalam Layanan Pendidikan bagi Anak Tunadaksa di SLB D YPAC Bandung” ini beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini. Atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 22 Februari 2014 Yang Membuat Pernyataan


(4)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NELCI THERIK 0909457

PERAN ORANG TUA

DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Musyafak Assyari, M.Pd NIP. 19550516 198101 1001

Pembimbing II

Dr. Sunardi, M.Pd NIP 19600201 198703 1002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(5)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1001


(6)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA

DI SLB D YPAC BANDUNG

Setiap anak membutuhkan pendidikan, baik itu anak pada umumnya maupun anak dengan hambatan motorik (tunadaksa). Untuk itulah pendidikan menjadi hak anak yang tidak dapat dibaikan. Orang tua adalah salah satu faktor utama pendukung pemberian layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Peranan yang dapat diberikan untuk mendukung layanan pendidikan bagi anak tunadaksa dapat berupa peranan tenaga, peranan ide/gagasan, peranan keuangan, peranan benda, dan peranan waktu. Untuk mengambil peranan tentu banyak faktor yang perlu dilalui hingga akhirnya orang tua dapat terlibat aktif dalam memberikan layanan pendidikan bagi anaknya. Faktor-faktor itu antara lain faktor pengetahuan dan pemahaman akan kondisi anak, kesiapan, dan bagaimana sikap/tindakan orang tua dalam memberikan layanan pendidikan. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan bagi anggota keluarganya yang mengalami ketunadaksaan. Penelitian ini di lakukan kepada dua keluarga yang semua anaknya mengalami ketunadaksaan. Hasil penelitian diketahui bahwa keluarga pertama sangat aktif berperanan akan layanan pendidikan dari awal ketika mengetahui anaknya mengalami ketunadaksaan. Hal ini berdampak pada perkembangan anak yang terus mengalami peningkatan. Kemampuan anak mulai muncul dan terus berkembang, serta orang tua pun lebih dibantu dalam memberikan penanganan kepada anaknya. Sedangkan orang tua kedua awalnya belum berperan aktif dalam layanan pendidikan karena kurangnya pengetahuan. Namun setelah mendapatkan informasi dan sosialisasi yang baik, akhirnya keluarga ini ikut berperanan aktif dalam layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Dan dampaknya adalah anak yang awalnya tidak memiliki keterampilan khusus, saat mendapat layanan terjadi perubahan yaitu mereka mulai memiliki keterampilan merawat diri, kemampuan dalam kognitif, dan kemampuan bersosialisasi. Hal ini membuktikan bahwa peranan aktif dari keluarga tehadap pendidikan anaknya akan memberi perubahan positif pada perkembangan anaknya. Untuk itu rekomendasi peneliti bagi orang tua adalah orang tua perlu ikut terlibat memberikan layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Dengan memberikan layanan pendidikan kemampuan anak akan mengalami peningkatan sama halnya dengan yang dialami oleh subjek peneliti I dan subjek peneliti II. Sedangkan rekomendai bagi peneliti berikutnya adalah mengkaji lebih dalam lagi mengenai peranan keluarga akan layanan pendidikan ATD dengan latar belakang yang berbeda, misalnya latar belakang pendidikan dan jenis ketunaan yang dialami. Sehingga hasil penelitian ini memperoleh perbandingan.


(7)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata kunci : Keluarga, Anak Tundaksa, Peranan, Layanan Pendidikan


(8)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar belakang ... 5

B. Fokus masalah ... 5

C. Tujuan dan kegunaan penelitian ... 6

BAB II PERANAN KELUARGA AKAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNDAKSA ... 7

A. Anak tunadaksa ... 9

1. Pengertian anak tunadaksa ... 9

2. Klasifikasi anak tunadaksa ... 10

3. Karakteristik anak tunadaksa ... 12

4. Masalah-masalah yang dihadapi anak tunadaksa ... 13

5. Kebutuhan anak tunadaksa ... 14

B. Keluarga tundaksa ... 16

1. Pengertian keluarga ... 16

2. Tipe keluarga ... 16

3. Fungsi dan peran keluarga ... 17

4. Keluarga anak tunadaksa ... 18

C. Peranan ... 23

1. Pengertian Peranan ... 23

2. Bentuk peranan ... 24

3. Tahapan peranan ... 24


(9)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Manfaat peranan ... 26

D. Pendidikan ... 26

1. Pengertian pendidikan ... 26

2. Tujuan pendidikan ... 27

3. Peranan pendidikan bagi anak tunadaksa ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Subjek Penelitian ... 31

B. Defenisi Operasional ... 32

C. Metode Penelitian ... 32

D. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data ... 33

E. Pengujian Keabsahan Data ... 36

F. AnalisiS Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Subjek ... 39

2. Deskripsi Data ... 41

B. Pembahasan ... 62

1. Subjek I (keluarga PR) ... 62

2. Subjek II (keluarga Po dan YG) ... 68

BAB V KESIMPULAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Implikasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN I ... 85

LAMPIRAN II ... 103


(10)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid mengenai suatu kondisi di lapangan. Lewat penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai dinamika peranan orang tua dalam pendidikan, alasan yang mendasari keputusan orang tua untuk ikut berperan dalam pendidikan ATD, bentuk peran aktif yang diberikan dan kendala-kendala serta cara penanggulangannya dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD.

A. Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB D YPAC Bandung. Selain di SLB D YPAC Bandung, peneliti juga akan melaksanakan penelitian dikediaman subjek penelitian untuk melihat keseharian nara sumber (orang tua ATD).

1. Subjek I (orang tua PR)

Orang tua PR beralamat di Jl. Hanwar No. 34/189A, RT 04 RW 08 Kelurahan Cibuntu, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. PR mengalami CP berat berjenis tremor, dimana menurut pemeriksaan psikolog PR tidak dapat melakukan calistung dan memiliki keterbelakangan mental. Selain itu ia mengalami hambatan pendengaran dan memiliki kebiasaan bawaan menghisap jari serta belum mampu berbicara sama sekali. PR merupakan anak tunggal dari pasangan DJ dan IK.

2. Subjek II (orang tua PO dan YF)

Orang tua PO dan YF berlokasi di Jl. Sari Wates II, RT 002, RW 014 Kelurahan Antapani Kidul. PO termasuk kedalam CP jenis sedang dan memiliki taraf kecerdasan keterbelakangan mental ringan. Ia mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam taraf sederhana.PO memiliki kemampuan komunikasi, kognitif dan sosialisasi yang cukup baik


(11)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan YF dan PR. PO adalah anak pertama dari pasangan K dan S. YF adalah anak Kedua dari pasangan K dan S. Ia mengalami CP dengan tremor yang mempengaruhi motorik halus dan juga keterbelakangan mental. Ia kesulitan dalam konsep denga pemahaman mendalam misalnya makna dari berbagai kata, analogi hubungan dua benda serta persamaan dan perbedaan. Ia juga memiliki keterbatasan penglihatan.

B. Defenisi Operasional

1. Anak Tunadaksa adalah anak yang mempunyai kelainan dari segi orthopedik yang mengakibatkan kecacatan, salah bentuk atau gangguan fungsi normal pada otot, tulang, dan persendian. Keadaan ini disebabkan karena bawaan sejak lahir, penyakit, atau kecelakaan (Framton dan Gell, 1960;384).

2. Keluarga Inti (Neclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya Setiadi (2008:4).

3. “Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta, atau keterlibatan yang berkitan dengan keadaaan lahiriahnya” Sastopoetro (1995).

4. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), mengutarakan bahwa

“pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup” ( Ahmadi dan Uhbiyati, 2003:70).

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif berlatarkan latar natural atau metode yang alami sehingga proses penelitian berjalan secara natural. Sugiono (2012:3) mengatakan bahwa “Metode kualitatif


(12)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna”. Arti makna yang dimaksud adalah data yang

sebenar atau data pasti yang merupakan nilai dibalik data yang nampak. Dalam pengumpulan data pendekatan kualitatif tidak dipandu oleh teori, melainkan fakta-fakta di lapangan, sehingga analisa datanya bersifat induktif berdasarkan fakta dan dikonstruksikan menjadi hipotesis. Pendekatan kualitatif ini sering disebut dengan pendekatan naturalistik karena pendekatannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti sebagai instumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

D. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data

a. Instrumen penelitian

Dalam pengumpulan data dibutuhkan alat untuk mengumpulkan

data atau instrumen. Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah”. Yang menarik dari penelitian kualitatif adalah

intrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Sugiono (2012:60) juga mengungkapkan bahwa “ Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan atas temuannya”.

Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan timbul kemungkinan mengembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan akan melengkapi data yang telah ditemukan selama melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.


(13)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Tehnik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data” (Sugiono, 2011:308). Penelitian membutuhkan

data untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yang fungsional. Data diperoleh menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1) Wawancara

Menurut Esterberg (2002, dalam Sugiono (2011:317) Wawancara adalah “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic””. Wawancara adalah pertemuan dari dua orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui pertanyaan dan respon dari pertanyaan, hasil dari komunikasi dan gabungan konstruksi dari pengertian mengenai topik. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan berkaitan dengan dinamika peran orang tua, alasan yang mendasari orang tua ikut berperan aktif, bentuk peranan orang tua, dampak yang dirasakan ketika terlibat dalam pendidikan dan kendala serta cara mengatasinya.

Wawancara dilakukan secara fleksibel dan dalam suasana santai agar sumber data memperoleh rasa nyaman saat diteliti. Wawancara akan dilakukan kepada orang tua dan guru dari ATD hingga data yang dibutuhkan dirasa jelas. Alat bantu yang akan digunakan adalah alat rekam suara untuk mempermudah dokumentasi dan sebagai alat bukti.

2) Observasi

Menurut Nasution (Sugiono 2011:310) “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Untuk itu dalam sebuah


(14)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memudahkan para ilmuan untuk menjalankan penelitiannya. Observasi yang dilakukan bersifat partisipatif yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam activitas mereka. Selain itu observasi ini juga dilakukan dengan memberitahukan kepada sumber data bahwa peneliti sedang melakukan penelitian serta maksud dan tujuan peneliti meneliti, sehingga terjalin rasa saling percaya di antara sumber data dan peneliti. Objek observasi yang diambil adalah aktor, yaitu pelaku yang memainkan peran. Dimana akan diambil dua sumber data untuk diteliti. Sumber data yang akan di observasi dan diwawancara adalah keluarga anak tunadaksa yang memberikan partisipasi secara positif bagi perkembangan pendidikan anaknya.

Aspek-aspek yang akan dijadikan bahan observasi adalah: a. Keadaan orang tua, mencakup pemahaman dan perlakuan

keluarga terhadap ATD

b. Kondisi lingkungan sekitar ATD, mencakup lingkungan rumah dan sekolah

c. Sikap orang tua terhadap ATD

3) Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlangsung dapat berupa gambar, tulisan, rekaman, dan karya lainnya.

Menurut Sugiyono (2012:83), “Hasil penelitian dari observasi

atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah,

di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi”. Data dari

dokumentasi ini akan menjadi pelengkap dalam pengolahan data. Namun jika data dokumentasi tidak tersedia maka akan menjadi masalah dalam proses pengumpulan data untuk penelitian.


(15)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang menjadi bahan dokumentasi adalah foto-foto keseharian subjek penelitian, cara subjek penelitian mengasuh ATD, rekaman-rekaman wawancara, dan lembaran profil subjek penelitian.

Adapun kisi-kisi penelitian adalah sebagi berikut:

No. Fokus Masalah Tujuan Aspek yang

diungkap

Tehnik Pengumpulan

Data

Responden

1 Bagaimana

dinamika peran

orang tua dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD?

Mengetahui dinamika

peran orang tua

dalam memberikan

layanan pendidikan

bagi ATD

Dinamika

peran orang

tua

Wawancara Keluarga

2 Apakah alasan

yang mendasari keputusan orang tua berperan dalam layanan pendidikan bagi ATD?

Mengetahui alasan

yang mendasari

keputusan orang tua berperan aktif dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD

Alasan ikut

berperan aktif

Wawancara

Keluarga

3 Bagaimana bentuk

peran orang tua

dalam layanan

pendidikan bagi

ATD?

Mengetahui bentuk

peran orang tua

dalam layanan

pendidikan bagi ATD

Bentuk peran serta keluarga dalam pendidikan anak tunadaksa Wawancara Observasi Dokumentasi Keluarga Pihak sekolah

4 Apakah dampak

yang dirasakan

orang tua dan anak

Mengetahui dampak yang dirasakan oleh orang tua dan anak

Dampak yang dirasakan saat orang tua ikut

Wawancara Observasi

Keluarga Anak Tunadaksa


(16)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat orang tua

berperan aktif

dalam layanan

pendidikan ATD?

saat orang tua

berperan aktif dalam

layanan pendidikan

ATD ketunadaksaan.

berperan aktif

5 Apa kendala yang

ditemui orang tua dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD?

Mengetahui Kendala yang ditemui orang

tua dalam

memberikan layanan pendidikan bagi ATD

Kendala-kendala yang ditemui orang tua Observasi Wawancara Dokumentasi Keluarga Pihak sekolah

6 Bagaimana orang

tua mengatasi

kendala dalam

memberikan layanan pendidikan bagi ATD?

Mengetahui

bagaimana orang tua

mengatasi kendala

dalam memberikan

layanan pendidikan

bagi ATD

Cara

menanggulangi kendala yang dihadapi Observasi Wawancara dokumentasi Keluarga Pihak sekolah

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan atau uji kredibilitas. Sugiono (2011:368) mengemukakan bahwa ada

beberapa cara dalam uji kredibilitas yaitu “...dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check”. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasannya:

1. Perpanjangan pengamatan

Yang dimaksud dengan perpanjangan pengamatan adalah peneliti kembali ke lapangan dan melakukan pengamatan lagi berupa wawancara atau observasi. Dengan perpanjangan pengamatan hubungan nara sumber dengan peneliti menjadi lebih dekat, saling


(17)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbuka, dan saling percaya sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi. Sugiono (2011:369) mengemukakan “berapa lama

perpanjangan penelitian ini dilakukan, akan sangat tergantung pada

kedalaman, keluasan dan kepastian data”. Kedalaman berkaitan dengan

penggalian data lebih dalam, keluasan berkaitan dengan ketuntasan informasi, dan kepastian data yang berarti data valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.

2. Meningkatan ketekunan

Sugiono (2011:370) mengutarakan bahwa “meningkatkan

ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan”. Melalui cara inilah kepastian data dan urutan

peristiwa akan di rekam. Ketekunan berarti dengan cermat dan hati-hati mengecek kembali data-data yang terkumpul sehingga dapat membuat deskripsi data yang akurat dan sistemmatis.

3. Triangulasi

Triagulasi diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Sugiono (2011:372) mengemukakan ada 3

triangulasi yaitu “...triangulasi sumber, triangulasi tehnik pengumpulan data, dan waktu”. Triangulasi sumber contohnya adalah guru↔orang tua↔teman. Untuk triangulasi tehnik pengumpulas data, misalnya wawancara↔dokumen↔observasi. Sedangkan uttuk triangulasi waktu misalnya pagi↔siang↔malam.

4. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi menurut Sugiono (2011:375) “...adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti”. Bahan referensi dapat berupa foto, rekaman, dan dokumen,

sehingga data peneliti dapat lebih dipercaya. 5. Mengadakan member check

Yang dimaksud dengan member check adalah pengecekan data yang diperoleh peneliti kepda pemberi data untuk mnegetahui apakah


(18)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang diperoleh sesuai dengan data yang diberikan oleh pemberi data. Langkah ini dapat dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah mendapat satu kesimpulan. Sehingga setiap data yang diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh nara sumber.

F. Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dimana alat dan intrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiono (2012:60), menyatakan bahwa „Peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menasirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya‟. Sugiono

(2012:91) juga menyatakan bahwa, „ aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verivication‟.

1) Reduksi data

Sugiono (2012:92) menyatakan bahwa, “mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya”. Dalam hal ini, terdapat

pemberian simbol berupa huruf besar atau kecil, angka bahkan simbol lainnya. Mereduksi dapat di lakukan dengan berdiskusi dengan orang yang dianggap ahli.

2) Display

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data

(data display). Menurut Sugiono (2012:95), “penyajian data dalam

kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”.


(19)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Penarikan kesimpulan

Yang terakhir dari rangkaian analisis data adalah conclusion

drawing/verivication merupakan penarikan kesimpulan. Sugiono

(2012:99) menyatakan bahwa,

“Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gamabran obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti


(20)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

Setelah melakukan pendekatan dan pengolahan data, maka hasil pendekatan dan pengolahan data dibuat dalam bentuk kesimpulan dan saran yang kelak dapat digunakan sesuai kebutuhan penggunanya. Pada bab ini kesimpulan dan saran adalah sebagai bagian penutup dari penulisan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan temuan di lapangan, dinamika peran orang tua dalam layanan pendidikan bagi ATD dimulai dari pengetahuan akan kondisi ATD yang dimiliki, yang menimbulkan kesadaran untuk memberikan layanan pendidikan dan harapan bahwa layanan pendidikan akan memberikan perkembangan kepada ATD, baik itu perkembangan dalam kognitif, komunikasi, sosial emosi, keterampilan dan perkembangan dalam kemandirian.

2. Alasan utama orang tua memberikan layanan pendidikan bagi ATD adalah karena ada kesadaran akan pentingnya layanan pendidikan dan harapan bahwa akan ada perubahan perkembangan kearah yang lebih baik pada diri ATD.

3. Berdasarkan fakta di lapangan, bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan oleh keluarga ATD berupa peran dalam keuangan, peran berupa ide/gagasan, peran tenaga, dan peran berupa pemberian benda-benda kebutuhan ATD sangat membantu perkembangan ATD.

4. Terdapat beberapa kendala dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD. Namun kendala-kendala itu dapat diselesaikan bila orang tua mau tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi layanan pendidikan ATD.


(21)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Implikasi penelitian ini di tujukan kepada orang tua yang memiliki ATD, pembaca, pemerintah dan praktisi juga bagi peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini.

1. Bagi keluarga (orang tua ATD)

Setelah subjek I (keluarga PR) dan subjek II (keluarga PO dan YF) terlibat dalam partisipasi pendidikan ATD, anak-anaknya mengalami kemajuan dalam perkembangan. Ada kemampuan yang muncul dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan anak. Untuk itu pengetahuan akan kondisi ATD sangat menentukan sebagai langkah awal dan pedoman untuk memberiakan layanan yang menjawab kebutuhan.Partisipasi dimulai dari pengetahuan dan pemahaman akan kondisi dan karakteristik ATD lalu memunculkan kesadaran dan harapan untuk mengembangkan potensi yang ATD miliki. Untuk itu keluarga ATD tidak perlu kuatir dan ragu untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan layanan pendidikan.

2. Penyelenggara Pendidikan ATD

Penyelenggara Pendidikan ATD adalah sarana informasi bagi keluarga ATD. Sosialisasi mengenai ATD perlu ditingkatkan mengingat masih banyak keluarga ATD yang belum mempunyai informasi mengenai ATD. Penyelenggara pendidikan perlu lebih memperhatikan kebutuhan tidak hanya ATD namun kebutuhan pendidikan yang diharapkan orang tua. Kerjasama dengan orang tua ATD akan membantu tercapainya tujuan


(22)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan, sehingga dapat dirasakan manfaatnya tidak hanya bagi ATD dan keluarganya namun masyarakat yang lebih luas.

3. Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini

Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai partisipasi keluarga akan layanan pendidikan ATD dengan latar belakang yang berbeda, misalnya latar belakang pendidikan dan jenis ketunaan yang dialami. Sehingga hasil penelitian ini memperoleh perbandingan.


(23)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineke Cipta

Ahmadi, H Abu dan Uhbiyati, Nur. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineke Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Davis, Keith. (1987). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.

Bandung : PT. Rafika Aditama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1981). Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. New Aqua Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ( Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus). Jakarta :Departemen Pendidikan nasional.

Dulsseldrop. (1981). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Fahmi, Abu B. (2010). Menit Untuk Anakku. Jakarta : PT. Elex Media


(24)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gineofam. (2010). Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jogjakarta : Garailmu

Gracinia, Juliska. (2009). Membesarkan Anak Menjadi Manusia Penuh Cinta. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Kafler. Teori Partisipasi.tersedia:

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi II, cetakan ke 10 (1999) Kosasi. (2010). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Yrama

Widya

S, Sofyan. (2011). Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta Sastropoetro. (1995). Pengertian Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Slamet. Margono (1993). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT.

Refikas Aditama `

Sugiarmin, M. dan Muslim, A.T. (1996). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Depdikbud.


(25)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatid dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sutisna. Nia, dkk. Hand Out Perkuliahan Keluarga ABK.

Univeritas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan Karya Ilmiah.


(1)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

Setelah melakukan pendekatan dan pengolahan data, maka hasil pendekatan dan pengolahan data dibuat dalam bentuk kesimpulan dan saran yang kelak dapat digunakan sesuai kebutuhan penggunanya. Pada bab ini kesimpulan dan saran adalah sebagai bagian penutup dari penulisan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan temuan di lapangan, dinamika peran orang tua dalam layanan pendidikan bagi ATD dimulai dari pengetahuan akan kondisi ATD yang dimiliki, yang menimbulkan kesadaran untuk memberikan layanan pendidikan dan harapan bahwa layanan pendidikan akan memberikan perkembangan kepada ATD, baik itu perkembangan dalam kognitif, komunikasi, sosial emosi, keterampilan dan perkembangan dalam kemandirian.

2. Alasan utama orang tua memberikan layanan pendidikan bagi ATD

adalah karena ada kesadaran akan pentingnya layanan pendidikan dan harapan bahwa akan ada perubahan perkembangan kearah yang lebih baik pada diri ATD.

3. Berdasarkan fakta di lapangan, bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan oleh keluarga ATD berupa peran dalam keuangan, peran berupa ide/gagasan, peran tenaga, dan peran berupa pemberian benda-benda kebutuhan ATD sangat membantu perkembangan ATD.

4. Terdapat beberapa kendala dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD. Namun kendala-kendala itu dapat diselesaikan bila orang tua mau tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi layanan pendidikan ATD.


(2)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Implikasi penelitian ini di tujukan kepada orang tua yang memiliki ATD, pembaca, pemerintah dan praktisi juga bagi peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini.

1. Bagi keluarga (orang tua ATD)

Setelah subjek I (keluarga PR) dan subjek II (keluarga PO dan YF) terlibat dalam partisipasi pendidikan ATD, anak-anaknya mengalami kemajuan dalam perkembangan. Ada kemampuan yang muncul dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan anak. Untuk itu pengetahuan akan kondisi ATD sangat menentukan sebagai langkah awal dan pedoman untuk memberiakan layanan yang menjawab kebutuhan.Partisipasi dimulai dari pengetahuan dan pemahaman akan kondisi dan karakteristik ATD lalu memunculkan kesadaran dan harapan untuk mengembangkan potensi yang ATD miliki. Untuk itu keluarga ATD tidak perlu kuatir dan ragu untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan layanan pendidikan.

2. Penyelenggara Pendidikan ATD

Penyelenggara Pendidikan ATD adalah sarana informasi bagi keluarga ATD. Sosialisasi mengenai ATD perlu ditingkatkan mengingat masih banyak keluarga ATD yang belum mempunyai informasi mengenai ATD. Penyelenggara pendidikan perlu lebih memperhatikan kebutuhan tidak hanya ATD namun kebutuhan pendidikan yang diharapkan orang tua. Kerjasama dengan orang tua ATD akan membantu tercapainya tujuan


(3)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan, sehingga dapat dirasakan manfaatnya tidak hanya bagi ATD dan keluarganya namun masyarakat yang lebih luas.

3. Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini

Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai partisipasi keluarga akan layanan pendidikan ATD dengan latar belakang yang berbeda, misalnya latar belakang pendidikan dan jenis ketunaan yang dialami. Sehingga hasil penelitian ini memperoleh perbandingan.


(4)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineke Cipta

Ahmadi, H Abu dan Uhbiyati, Nur. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineke Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Davis, Keith. (1987). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.

Bandung : PT. Rafika Aditama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1981). Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. New Aqua Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ( Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus). Jakarta :Departemen Pendidikan nasional.

Dulsseldrop. (1981). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Fahmi, Abu B. (2010). Menit Untuk Anakku. Jakarta : PT. Elex Media


(5)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gineofam. (2010). Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jogjakarta : Garailmu

Gracinia, Juliska. (2009). Membesarkan Anak Menjadi Manusia Penuh Cinta. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT.

Rajagrafindo Persada

Kafler. Teori Partisipasi.tersedia:

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi II, cetakan ke 10 (1999) Kosasi. (2010). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Yrama

Widya

S, Sofyan. (2011). Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta Sastropoetro. (1995). Pengertian Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Slamet. Margono (1993). Teori Partisipasi. Tersedia :

file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT.

Refikas Aditama `

Sugiarmin, M. dan Muslim, A.T. (1996). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Depdikbud.


(6)

Nelci Therik, 2014

PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatid dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sutisna. Nia, dkk. Hand Out Perkuliahan Keluarga ABK.

Univeritas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan Karya Ilmiah.