PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bedasarkan Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas mempunyai 19
kecamatan (Paloh, Sajingan Besar, Sejangkung, Tangaran, Galing, Teluk Keramat,
Jawai Selatan, Jawai, Sajad, Sebawi, Subah, Sambas, Tekarang, Tebas, Salatiga,
Semparuk, Pemangkat, Selakau, Selakau Timur) dan 183 desa dan keseluruhan
501,761 Jiwa Penduduk di Kabupaten Sambas, sehingga sulitnya mencari
pekerjaan tidak dielakkan lagi. Dan sulitnya untuk mencari nafkah, dan mahalnya
prasarana untuk meningkatkan taraf hidup dikabupaten sambas, khususnya di
Kecamatan Tekarang.
Kecamatan Tekarang terbentuk pada tahun 2002 berdasarkan Perda
Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan
Tekarang yang merupakan hasil dari pemekaran dari Kecamatan Tebas. Sebagai
kecamatan yang baru terbentuk dan berumur 14 tahun Kecamatan Tekarang masih
mengalami keterbatasan prasarana dan sarana pemerintahan, personil dan sumber
daya manusia. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tekarang bermata
pencaharian sebagai petani. Luas tanaman padi yang ditanam masyarakat sekitar
1.419,00 Ha. Kondisi lahan pertanian tersebut adalah pertanian tadah hujan. Hasil
pertanian masyarakat rata – rata sekitar 2.800,00 Kg/Ha dan dikerjakan 1 (satu)
tahun sekali. Dan sisi lain mata pencaharian masyarakat kecamatan tekarang yaitu

bekerja sebagai ojek motor tempel di Dermaga Penyebrangan Perigi Piyai Desa

1

2

Tekarang untuk menghubungkan Kecamatan Tekarang dengan Kecamatan Tebas,
dan Pekerja Ojek Motor Tempel tersebut menyebrangkan penumpang sekitar 2 – 4
buah sepeda motor. Namun sesuai kesepakatan seluruh Pekerja Ojek Motor
Tempel tersebut setiap penumpang hanya diperbolehkan mengangkut dua buah
sepeda motor dan maksimal 5 orang penumpang dewasa. Tarif yang dikeluarkan
oleh penumpang yaitu sebesar Rp 8.000 ,- per buah motor satu kali nyebrang.
Pekerja Ojek Motor Tempel di Dermaga Perigi Piyai ini banyak pekerja
dari desa setempat yaitu Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten
Sambas. Penduduk desa Rambayan yang cukup ramai dan berjumlah 1.912 Jiwa.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Desa Rambayan Kecamatan
Tekarang Kabupaten Sambas
BERHENT
TK/PAUD
30


SD

SMP

SMA

827
90
166
JUMLAH

P.TINGGI
28

BAYI/BALITA
I
265

506

1.192

(Sumber : Balai Desa Rambayan)

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Desa Rambayan Kecamatan
Tekarang Kabupaten Sambas
PEDAGAN
PNS
19

NELAYAN
G
30

1
JUMLAH

(Sumber : Balai Desa Rambayan)

BURUH


PETANI

TIDAK TETAP

10

990

862
1.192

3

Ada anggapan orang tua dalam persepsi mereka bahwa pendidikan itu
tidak lah terlalu berpengaruh dalam kelangsungan hidup, contohnya anggapan Ibu
amim dalam menafsirkan pendidikan anaknya bahwa pendidikan hanya bisa
menghitung dan membaca itu sudah cukup. Dan ada anggapan lain, bahwa
pendidikan hanya mengabiskan uang, bukannya menghasilkan uang. Tetapi
menurut Bapak Hipnu Hajar berpendapat positif dari masyarakat bahwa

pendidikan membuat wawasan menjadi luas dan banyak pengetahuan.
Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang
anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab
pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju
pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang
penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di
sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang
berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu
memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung.
Dukungan Orang-Tua, Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada
anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan.
Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah.
Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan
lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan
secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.

4

Kerja Sama dengan Guru, Biasanya apabila timbul masalah-masalah
gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka.

Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan
yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan
anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting
pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat
guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan
guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki
kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan
anak Anda di sekolah. Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai
anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia
katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi,
sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua,
maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan
anak Anda saat bersikap manis di rumah.
Dari uraian diatas telah dijelaskan, banyaknya anak putus sekolah dan
kurangnya kesadaran akan pendidikan dan kepedulian keluarga maupun orang
tuanya lalu memilih bekerja sebagai Pekerja Ojek Motor Tempel.
B. Identifikasi Permasalahan
Pada penelitian ini, penulis memfokuskan tulisan pada permasalahan peran
orang tua terhadap pendidikan anak yang menyebabkan tingginya anak putus
sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang.


5

C. Rumusan Permasalahan
Bagaimana peran orang tua terhadap pendidikan anak di Desa Rambayan
Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah
yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan :


untuk mendiskripsikan dan menganalisis peran orang tua terhadap

pendidikan anak
 untuk mendiskripsikan dan menganalisis penyebab anak putus sekolah
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan pembangunan masyarakat, secara lebih khusus
lagi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran peran

keluarga dalam mendorong anak untuk melanjutkan kedunia pendidikan.

b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
orang tua dalam meningkatkan motivasi anak dalam melanjutkan pendidikan. Dan
dapat menjadi referensi untuk para peneliti selanjutnya.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku
sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat
yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh
karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan
mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya. Banyak ahli

menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010) :
1. Raisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih
masing - masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
kakak, dan nenek.
2. Duval
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
3. Spradley dan alllender
Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
4. Departemen Kesehatan RI
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

7


Keluarga adalah suatu unit sosial terkecil yang berbentuk atas dukungan
segitiga abadi, yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya. Raymond Firth ( 1960 : 115 )
memandang keluarga, sebagai “Sistem ikatan – ikatan sosial yang berdasarkan
pengakuan akan adanya hubungan – hubungan kelamin, yaitu hubungan yang
timbul dari perkelaminan yang sah dan kelahiran anak – anak.
Keluarga, satu istilah yang tidak asing lagi bagi kita sebab sering
diucapkan dan didengar. Pengertiannya dikaitkan dengan pertalian kekerabatan
antara seseorang dengan orang lain. Keluarga adalah kelompok manusia yang
diikat oleh tali perkawinan, pertalian darah dan adopsi.
Sebagai suatu sistem ikatan sosial, maka tiap unit keluarga mempunyai
fungsi sosial, disamping fungsi biologis dan pengajaran dalam usaha melanjutkan
warisan budaya, baik yang tercermin dalam wujud nilai – nilai dan gagasan vital
maupun berupa tingkah laku berpola serta sistem pengetahuan dan keterampilan
teknis yang tumbuh dan mendapatkan dukungan dalam masyarakat sekitarnya.
Sehubungan dengan hal itu, keluarga sebagai suatu unit sosial dapat berfungsi
secara efektif dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dari seluruh pandangan dan konsep tersebut diatas jelaslah bahwa
potensialitas manusia dalam perjuangan mempertahankan kelangsungan hidupnya
diatas permukaan bumi sebagian besar diperoleh melalui proses belajar yang

berlangsung pertama kali dalam lingkungan keluarga. Berarti pula bahwa tiap
sistem ikatan sosial terkecil berupa keluarga mempunyai fungsi utama dalam
proses pengembangan potensi makhluk insani menjadi manusia. Demikianlah
maka keluarga dan fungsi – fungsinya, merupakan lapangan penelitian yang

8

bukan hanya menarik, tetapi juga sangat penting diungkapkan untuk
memperlancar proses dan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Arfah,Muhammad (1997: 3).
B. Konsep Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik
terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. (Tirtaradhardja dan Sulo,
2005)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.
Menurut John Dewey (dalam Mobelos, 2013) pendidikan adalah suatu
proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah
proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan didalam
perkembangan seseorang.
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah sebagai
proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman
yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan
tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola piker
dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.
Tujuan pendidikan menurut Tirtarahardja dan Sulo (2005) tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai – nilai yang baik, luhur, pantas, benar

9

dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan penidikan dan
merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Gunawan (dalam Desca, 2015) menyatakan bahwa “putus sekolah
merupakan predikat yang diberikan keppada mantan peserta didik yang tidak
mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat
melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya”. Hal ini berarti, putus
sekolah ditujukan kepada seseorang yang pernah bersekolah namun berhenti
untuk bersekolah.
Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran
karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang
layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak
anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. (Chandra, 2012).
C. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan – kebutuhan dasar anak meliputi Asuh, Asih dan Asuh, tutur (dr.
Soedjatmiko, 2009) kebutuhan dasar anak yaitu :
a) Kebutuhan Fisik – Biologis (Asuh).
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti : nutrisi, imunisasi,
kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a) Nutrisi
Sejak anak didalam rahim, ibu wajib memberikan nutrisi seimbang melalui
konsumsi makanan yang bergizi, Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi yang paling
lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6 bulan pertama).
b) Imunisasi
Anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c) Kebersihan

10

Meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah,
tempat bermain dan transportasi.
d) Bermain, aktivitas fisik, tidur
Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini
bermanfaat untuk :
 Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
 Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
 Merangsang perkembangan
b) Kebutuhan kasih sayang dan emosi (Asih).
Pada tahun – tahun pertama kehidupan, hubungan erat, mesra, dan selaras
antara ibu / pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikologi. Berperannya
dan kehadiran ibu, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman
dan nyaman.
Untuk itu upayakan agar :
 Anak merasa dilindungi
 Memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 Memberi contoh, tidak memaksa
 Membantu, mendorong / memotivasi menghargai pendapat anak
 Mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan bermain.
 Melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan
ancaman)
c) Kebutuhan Stimulasi (Asah).
Untuk memperoleh perkembangan yang optimal, anak perlu diasah
melalui kegiatan stimulasi dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual.
Dasar perlunya stimulasi dini :
 Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel – sel otak.
 Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan – hubungan baru (sinaps)
 Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel – sel otak
 Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel – sel otak semakin
kompleks / luas
 Inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.
 Stimulasi mental secara dini akan mngembangkan mental – psikososial
anak seperti : kecerdasan, budi luhur, moral, agama, etika, kepribadian,
ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas.
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan
kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan
moral – spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan
SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan / penyimpangan
tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan. ( dr.
Soedjatmiko, M.Si, 2009 ).

11

D. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil
penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti
lakukan ini.
1) Desca Thea Purnama yang berjudul Fenomena Anak Putus Sekolah dan
Faktor Penyebabnya Di Kota Pontianak tahun 2015. Hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor penyebab angka putus sekolah yaitu,
dikarenakan adanya faktor psikologis meliputi rendahnya minat peserta
didik, kurangnya kesadaran dan motivasi, trauma serta kemampuan anak
dalam penyerapan pelajaran, yang kedua ialah dikarenakan faktor sosial,
faktor sosial ini berasal dari lingkungan keluarga dan pergaulan peserta
didik. Yang ketiga yaitu dikarenakan ekonomi keluarg, kemampuan
keluarga jelas berpengaruh atas proses pendidikan peserta didik.
2) Nur Ika Choiriyah, Susanti Linuwih, M. Stat. Mutiah Salamah, M.Kes
yang berjudul karakteristik siswa putus sekolah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, penelitian ini merupakan studi kasus bagi siswa usia
wajar (Wajib Belajar 9 tahun) diwilayah Surabaya Utara. Hasil dari
penelitian ini menunjukan karakteristik anak putus sekolah tingkat SD dan
SMP di Surabaya Utara 79,5% perempuan, dengan 67,1% jumlah anggota
rumah tangga lebih dari empat orang. Serta 46,6% pendapatan orang tua
berkisar antara Rp 501.000 s/d Rp 1.000.000 dengan kondisi rumah 49,3%
semi permanen, dan 63% status kependudukan bapak adalah sebagai
penduduk asli. Dalam hubungannya dengan keadaan sewaktu masih

12

sekolah, 56,2% anak putus sekolah membayar SPP dengan cara rutin tiap
bulan oleh orang tua/wali, dan 57,5% mendapatkan buku dengan cara
membeli sendiri, serta 67,1% menjangkau sekolah dengan berjalan kaki.
Sedangkan orang tua anak putus sekolah dalam mendukung anak sekolah,
56,2% adalah tidak mendukung/mendampingi anaknya untuk bersekolah.
3) Muhammad Arfah, Faisal,Alimuddin yang berjudul fungsi keluarga dalam
meningkatkan kualitas sumbar daya manusia di Kelurahan Aliritenngae
Kabupaten Maros tahun 1997. Hasil Penelitian ini adalah Kelurahan
Alirritenngae sebagai wilayah pemukian dipusat kota Kabupaten Maros,
merupakan wilayah strategis dengan arus informasi cukup lancer baik
melalui jalur transportasi maupun melalui media cetak dan elektronika,
serta sarana komunikasi lainnya. Sebagai konsekuensinya, masyarakatnya
menjadi dinamis dengan heterogenitas baik dari segi pendidikan maupun
mata pencaharian yang setiap harinya akan mengarah kepada kesibukan
dan kepentingan masing masiang secara pribadi.

E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian merupakan konsep proses alur penelitian yang
digambarkan secara konseptual. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
diskriptif, yaitu jenis penelitian berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dan disusun dalam sebuah kalimat dari orang-orang yang menjadi sasaran
penelitian. Sehingga, menapatkan sebuah jawaban atas pertanyaan dari sebuah

13

masalah. Oleh sebab itu, dalam menyusun alur pikir penelitian ini dimulai dari
identifikasi masalah yang ada.
Secara garis besar masalah putus sekolah memiliki beberapa faktor
penyebabnya. Faktor ekonomi merupakan faktor yang masih berpengaruh besar
terhadap kemampuan keluarga untuk melanjutkan pendidikannya. Selain faktor
internal yang ada pada diri manusia itu sendiri memaknai pendidikan bagi dirinya
dan yang terakhir adanya faktor budaya yang memiliki indikasi atas permasalahan
anak putus sekolah. Dari paparan diatas, bisa diidentifikasikan permasalahan yang
berkaitan dengan kondisi anak putus sekolah yang ada pada masyarakat diwilayah
Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas..
Mengenai penjelasan diatas akan diuraikan penulis sebagai berikut :
Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian
AnakPutus
PutusSekolah
SekolahdidiDesa
DesaRambayan
RambayanKecamatan
KecamatanTekarang
Tekarang
Anak

TeoriKeluarga
Keluarga(Duval)
(Duval)
Teori

Permasalahan dorongan
dorongan keluarga
keluarga terhadap
terhadap
Permasalahan
pendidikan
anak
yang
menyebabkan
tingginya
pendidikan anak yang menyebabkan tingginya
anak putus
putus sekolah
sekolah didi Desa
Desa Rambayan
Rambayan
anak
Kecamatan
Tekarang
Kecamatan Tekarang
Anak putus
putus sekolah
sekolah cukup
cukup tinggi
tinggi didi Desa
Desa
Anak
Rambayan
Kecamatan
Tekarang
Rambayan Kecamatan Tekarang

Penyebabanak
anakputus
putussekolah
sekolahmenurut
menurutChandra
Chandra(2012)
(2012): :
Penyebab
Perhatian
keluarga
Perhatian keluarga
Ekonomi
Ekonomi
Pesertadidik
didik
Peserta

Mendoronganak
anakuntuk
untukmelanjutkan
melanjutkan
Mendorong
pendidikan
pendidikan

14

Pada dasar nya alur pikiran tersebut dijelaskan bahwa anak putus sekolah
di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang dipermasalahkan oleh dorongan keluarga
terhadap pendidikan anak yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah, dan
menurut Duval menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap keluarga. (dalam Jhonson R, 2010), dan
penyebab anak putus sekolah menurut Chandra (2012) yaitu Perhatian keluarga,
Ekonomi, Peserta didik itu sendiri.
Dan sebagai peneliti menyimpulkan mendorong anak untuk melanjutkan
pendidikan yaitu melalui keluarga (baik itu orang tua, kakak, adik, abang, paman
dst), dengan program program yang diadakan disekolah seperti evaluasi orangtua
murid terhadap peserta didik orang tua harusnya cepat dan tepat dalam
mensosialisasikan permasalah anaknya dalam langkah langkah dorongan motivasi
dalam kegiatan belajar dirumah maupun diluar rumah.

15

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan
dan perilaku yang dapat diamati dan disusun dalam sebuah kalilmat dari orangorang yang menjadi sasaran penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2011) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskiptif berupa kata kata tulisan atau lisan dari orang –
orang an perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau
hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang
atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian
tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan
konsep teori.
Metode kualitatif dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini karena
yang menjadi subyek penelitian adalah anak yang mengalami putus sekolah.
Penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang anak putus sekolah dan
dorongan keluarga terhadap anak untuk melanjutkan pendidikan tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian

16

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sasaran Kabupaten Sambas
Kecamatan Tekarang Desa Rambayan. Adapun yang menjadi pertimbangan
peneliti memilih lokasi di Desa Rambayan, yaitu tingginya anak putus sekolah
dan kurang dorongan keluarga yang sangat tinggi.
b. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berlangsung selama 3 bulan,
yakni bulan Juli sampai bulan September 2015, dan observasi telah dilakukan oleh
peneliti sejak bulan Januari 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini informan dibagi menjadi dua, yaitu informan pangkal
dan informan kunci.
1. Informan pangkal yaitu keluarga anak putus sekolah dan pihak sekolah.
2. Infoman kunci yaitu anak yang mengalami putus sekolah semua jenjang
pendidikan.
Adapun yang menjadi Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah anak
yang mengalami putus sekolah dan kelurga anak tersebut.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Sugiyono (2013:222) mengatakan dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karenanya peneliti
harus dapat menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

17

Instrument juga dapat disebut dengan alat yang akan digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, maka penelitian
terlebih dahulu dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan. Melihat
apa saja yang menjadi masalah sehingga penelitian tersebut menarik untuk
diangkat dan diungkap. Kemudian melakukan wawancara langsung kepada para
informan untuk memperoleh kevalidan data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:225) dalam penelitian kualitatif teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokementasi.
1) Observasi lapangan, yaitu melakukan observasi langsung kelapangan
dengan melaksanakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampat pada objek penelitian. Peneliti langsung
melakukan pengamatan terhadap anak putus sekolah beserta doorongan
keluarga terhadap motivasi melanjutkan pendidikan Desa Rambayan
Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas.
2) Wawancara mendalam dan terbuka adalah wawancara yang dilakukan
secara informal. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan yang
telah ditentukan diatas, berpedoman kepada aspek – aspek penelitian yang
telah diformat didalam pedoman wawancara. Kata-kata dan tindakan
orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data
utama.
3) Pengumpulan dokumen, penulis mendatangi Kantor Kepala Desa
Rambayan, Internet, Perpustakaan. Dokumen ini digunakan sebagai

18

catatan tambahan dan penunjang dalam memberikan latar belakang yang
lebih luas mengenai penelitian.
F. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis data
secara kualitatif, artinya data yang telah dikumpulkan dilapangan, diolah dan
disusun berdasarkan kategori-kategori sesuai dengan sifat dan jenisnya. Miles dan
Huberman

(dalam

Sugiyono,

2013)

menyebutkan

teknik

analisis

data

menggunakan analisis model interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas analisis data yaitu melalui
tiga komponen diantaranya:
1) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan yang tertulis dilapangan.
2) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3) Verifikasi/kesimpulan data yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan penelitian.
G. Teknik Keabsahan Data (Uji Validitas)
Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan menggunakan
metode triangulasi data. Peneliti menggunakan metode triangulasi sebagai teknik
untuk memeriksa keabsahan data. Sugiyono (2013:273) mengatakan triangulasi
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu, waktu demikian terdapat triangulasi sumber.

19

Triangulasi mengandung arti membandingkan data yang diperoleh dari
sumber data primer dengan data yang diperoleh dari sumber data sekunder dengan
tujuan untuk menguji keabsahan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber
data primer adalah masyarakat di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang
Kabupaten Sambas yang diperoleh dari wawancara secara langsung terhadap
informan, hasil wawancara tersebut akan dibandingkan dari hasil observasi dan
dokumen yang diperoleh sehingga keabsahan suatu dapat dipertanggungjawabkan.

20

DAFTAR PUSTAKA
-

Arfah Muhammad. 1997 . Fungsi keluarga dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia daerah Sulawesi Selatan. CV Maju Jaya Ujung
Pandang.

-

Data BPS Kabupaten Sambas

-

Desca Thea Purnama, 2016, Fenomena Anak Putus Sekolah dan Faktor
Penyebabnya Di Kota Pontianak tahun 2015. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik

-

Ihromi, T.O (2004). Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

-

Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

-

Suryanto, B (2010), Masalah Sosial Anak , Jakarta : Kencana.

-

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta

-

https://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/06/13/kebutuhan-dasar-anak/
dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, 2009, Materi persentasi pada ‘Pelatihan
Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan
Anak’, Bogor, 2009, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan
Tumbuh Kembang Balita. Diambil pada tanggal 2 Oktober 2016 pada
pukul 03.48 Wib.

-

http://kaltim.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?
ID=319&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE
7897 . diambil pada tanggal 4 Oktober 2016, Pukul 21.00 Wib