KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR.

(1)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh : Musyawarah, S. Pd

1102615

PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DI SLB X KOTA MAKASSAR

Oleh Musyawarah

S.Pd Universitas Negeri Makassar, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Musyawarah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN TESIS

Musyawarah, S. Pd

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

DR. Didi Tarsidi, M. Pd. NIP: 195106011979031003

Mengetahui,


(4)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DR. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP: 195904141985031005


(5)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR

Musyawarah/1102615/Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus/ Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa tidak sedikit orangtua yang beranggapan bahwa sekolah memegang tanggung jawab penuh dalam hal mendidik dan mengajarkan berbagai keterampilan hidup bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga yang terjadi di lapangan ada sebagian orang tua yang memperlihatkan keterlibatan dalam mendidik anaknya yang berkebutuhan khusus dan sebagian lainnya tidak memperlihatkan hal yang sama. Untuk itu perlu kiranya ada sebuah penelitian mengenai keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini dilakukan di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) di kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus, 2) Program yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kombinasi (mixed method) dengan menggunakan desain triangulasi (triangulation design). Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan angket, sedangkan pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Dari enam bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya, ada empat bentuk keterlibatan yang tergolong rendah. Adapun keempat bentuk keterlibatan tersebut yaitu: (1) mencari informasi seputar hakikat dan kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus sebesar 47,5%, (2) menyusun rencana pendidikan anak sebesar 36%, (3) aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mendapatkan pemahaman tentang cara-cara membantu anak belajar sebesar 47,5%, dan (4) berperan aktif dalam kegiatan sekolah sebesar 47,5%. Satu bentuk keterlibatan yang tergolong sedang yaitu dalam melakukan pendampingan belajar di rumah sebesar 26,2% dan satu bentuk keterlibatan yang tergolong tinggi yaitu mengajarkan dan melatih keterampilan bina diri bagi anak sebesar 37,7%. 2) Menghasilkan sebuah rancangan program untuk memelihara dan meningkatkan bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar yang berisi beberapa bentuk kegiatan yang meliputi: kegiatan informal (pentas seni, open days, dan pameran sekolah), mengadakan pertemuan antara orang tua dan guru.


(6)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PARENTS INVOLVEMENT IN CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS EDUCATION SERVICE AT SLB X MAKASSAR

Musyawarah/1102615/Special Needs Education Study Program/School of Postgraduate Studies, Indonesian University of Education

The background of this research by problems with some parents that assume that school has a big responsibility to teach end educate life skill for the special needs children. The fact in the community, some parents show their involving and the others none. So that, it needs to conduct a research about parents involved in special needs children education service. This research is conducted in a Special Needs School (SLB) at Makassar city. The aims of the research there are: (1) to assess parents involved in special needs children education service, (2) to know the programs that can be formulated to maintain and improve parents involved in special needs children education service. Mixed method with triangulation designed was used in this research. The quantitative data was collected by using questionnaire, whereas the qualitative data was collected by interview and observation. The results of the research show that: 1) There are four forms of parents-involved in low category, included (1) search further information about the nature and needs of their children (47,5%), (2) arrange children education plan (36%), (3) communicate actively with school authority to get information how to help their children study (47,5%), and (4) participate actively in school activity (47,5%). There is one form in medium category that is do home-learning assistance (26,2%) and in the high category is teach and train self-caring skill to the children (71,1%); 2) Produce a draft program to maintain and improve the forms of parental involvement in the education of children with special needs services in SLB X Kota Makassar containing some form of activities which include: informal activities (performing arts, open days and school fairs), and implementing parents-teacher meeting.


(8)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………...……… ii

ABSTRACT ……… iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………... v

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………... viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……….. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………. 3

C. Tujuan Penelitian ………... 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

E. Struktur Organisasi Tesis ………. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 6

A. Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan ……… 6

1. Pengertian Keterlibatan Orang Tua dalam Layanan Pendidikan … 6 2. Bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Layanan Pendidikan …….. 6

3. Pentingnya Keterlibatan Aktif Orang Tua ………... 8

4. Kendala dalam Keterlibatan Orangtua .………... 12

B. Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus ……… 18

C. Keterlibatan Orang tua dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ……… 23

D. Penelitian-Penelitian Terdahulu ……… 27

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 28

1. Lokasi Penelitian ………. 28

2. Subjek Penelitian ………. 28

B. Desain Penelitian ………... 29

C. Metode Penelitian ……….. 30

D. Definisi Operasional ……….. 31

E. Instrumen Penelitian ……….. 31

F. Proses Pengembangan Instrumen ……….. 32


(9)

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Keabsahan Data ………. 35

I. Analisis Data ………. 37

Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... 43

A. Hasil Penelitian ………. 43

B. Pembahasan ……….. 82

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………... 112

A. Kesimpulan ………... 112

B. Rekomendasi ……… 112

DAFTAR PUSTAKA ……… 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 116

1. Kisi-Kisi Pedoman Penelitian ……….. 116

2. Kisi-Kisi Angket ………... 118

3. Pedoman Wawancara ..……….... 119

4. Lembar Observasi ………... 121

5. Skor Angket ……….. 122

6. Rancangan Program ………. 123

7. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing ………. 135

8. Surat Izin Penelitian ……….. 137

9. Surat Keterangan Penelitian ………. 139


(10)

1

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses terlaksananya pendidikan terjadi dalam tiga lingkungan utama yang dikenal dengan istilah tripusat pendidikan yaitu pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, lingkungan keluarga merupakan yang pertama dan terpenting bagi anak. Sebab keluarga menjadi tempat pertama bagi anak sejak ia lahir untuk mendapatkan pengalaman yang dapat mengembangkan kemampuannya di masa-masa mendatang. Walaupun dengan bertambahnya usia anak, maka peranan sekolah dan masyarakat akan semakin meluas, namun peran keluarga tidak akan putus. Keluarga akan selalu mengiringi pertumbuhan dan perkembangan anak selama kehidupannya.

Pada hakikatnya pendidikan adalah tanggungjawab orangtua sebagai pusat pendidikan yang penting dan menentukan. Di dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan dan pembelajaran dari orangtua, maka secara pengalaman pertama pula anak mendapatkan pendidikan, pengarahan maupun pembinaan. Semua hal tersebut merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya untuk perkembangan anak selanjutnya.

Hanya saja karena keterbatasan yang dimiliki oleh orangtua, maka perlu adanya bantuan dari orang yang mampu dan mau membantu orangtua dalam pendidikan anak-anaknya yang dalam hal ini orang yang dimaksud adalah pihak sekolah terutama guru dalam mengajarkan berbagai ilmu dan keterampilan yang selalu berkembang dan dituntut pengembangannya bagi kepentingan manusia.

Namun bukan berarti bantuan yang diberikan oleh pihak sekolah dalam memberikan pendidikan kepada anak menjadi tanggungjawab sepenuhnya bagi guru saat orangtua telah menyekolahkan anaknya di sekolah, sebab kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam mendidik anak-anak. Orangtua tetap


(11)

2

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki peran penting dalam melaksanakan pendidikan kepada anak di samping adanya bantuan dari pihak sekolah.

Peran serta orangtua juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu dan kualitas out-put pendidikan. Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika mendapat perhatian dari orangtua, utamanya dalam hubungannya dengan pendidikan anak. Sehubungan dengan hal itu, maka kondisi keluarga atau rumahtangga sebaiknya memposisikan orangtua dapat bersikap seperti guru, harus pandai mengevalusi perkembangan anaknya, harus bisa bekerjasama dengan guru dan pimpinan sekolah, selalu menciptakan iklim yang sehat, suasana yang damai dan hubungan yang harmonis dalam membimbing dan mendorong serta memotivasi anak belajar secara baik. Secara eksplisit peran serta orangtua berpengaruh terhadap keberhasilan anak belajar di rumah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan lanjutan setelah pendidikan keluarga yang turut menyelenggarakan usaha pendidikan ke arah tercapainya tujuan tertentu yakni mengembangkan potensi anak dengan baik dan memuaskan. Karena itu sekolah berfungsi untuk melanjutkan peranan pendidikan keluarga. Sebagaimana pendapat dari beberapa ahli, Sindhunata; 2006 dalam Hendriani (2006) bahwa pendidikan pada prinsipnya justru harus dimulai dari rumah. Sekolah bukanlah pengganti pendidikan di rumah, tetapi lebih merupakan pelengkap atas apa yang tidak dapat diberikan di rumah. Dalam hal ini kerjasama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah terhadap proses belajar sangat menentukan keberhasilan perkembangan potensi anak. Orangtua tidak hanya melihat apa yang telah dicapai anak melainkan juga memberikan perhatian penuh terhadap pertumbuhan anak secara pribadi.

Hal yang sama terjadi pada sekolah luar biasa (SLB) yang menjalankan peranannya dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Namun usaha ini tidak akan mencapai hasil maksimal jika hanya pihak sekolah saja yang terlibat penuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Orangtua dari anak-anak berkebutuhan khusus ini juga memegang peranan penting dalam mendukung usaha sekolah memberikan layanan pendidikan. Sebagaimana


(12)

3

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dinyatakan di salah satu literatur bahwasanya efektivitas berbagai program penanganan dan peningkatan kemampuan hidup anak dan remaja yang memiliki kebutuhan khusus akan sangat bergantung pada peran serta dan dukungan penuh dari keluarga dan masyarakat (Hallahan dan Kauffman, 1998; Hardman, et al, 2002; Heward, 2003; dan Hunt dan Marshall, 2005; dalam Hendriani, 2006).

Masalah yang muncul adalah tidak semua orangtua menyadari bahwa pendidikan di sekolah luar biasa bukanlah jaminan bagi perkembangan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagaimana hasil studi yang dilakukan oleh Hendriani (2006), tidak sedikit orangtua yang beranggapan bahwa dengan memasukkan anak ke sekolah luar biasa yang sesuai dengan hambatan yang dialami oleh anak sudah dapat dikatakan cukup. Selebihnya sekolahlah yang bertanggungjawab untuk mendidik dan mengajarkan berbagai keterampilan hidup bagi anak-anaknya.

Berdasar dari masalah tersebut maka penelitian ini diharapkan dapat memaparkan bagaimana bentuk ketelibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Proses pelaksanaan pendidikan tidak hanya dilaksanakan oleh pihak sekolah saja, namun peran serta orangtua pun sangat dibutuhkan di dalamnya agar potensi yang dimiliki oleh anak sebagai peserta didik dapat teroptimalkan. Bagi anak berkebutuhan khusus pun peran orangtua sangatlah penting dalam mendukung program pembelajarannya di sekolah.

Hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa ada sebagian orang tua yang memperlihatkan keterlibatannya di sekolah dan sebagian lainnya tidak memperlihatkan hal yang sama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini difokuskan untuk melihat bentuk keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di sebuah sekolah luar biasa.


(13)

4

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “bentuk keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar” dengan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar?

b. Program apa yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. Bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan

khusus di SLB X Kota Makassar.

2. Program yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagaimana berikut:

1. Orangtua mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai anak berkebutuhan khusus dan penanganannya dalam rangka mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki anak.

2. Guru dapat menjalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan orangtua dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus.

3. Sekolah mendapatkan bentuk program yang dapat digunakan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan kerjasama antara orangtua anak berkebutuhan khusus dan pihak sekolah.


(14)

5

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi dalam tesis ini dibagi dalam lima bab, setiap bab dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, serta struktur organisasi tesis. BAB II : Kajian pustaka, meliputi: keterlibatan orang tua dalam pendidikan, orang tua anak berkebutuhan khusus, keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus serta penelitian-penelitian terdahulu.

BAB III : Metode penelitian, meliputi: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: deskripsi hasil data angket tingkat keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus serta deskripsi hasil data wawancara dan observasi bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus, beserta pembahasan.


(15)

28

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di kota Makassar yang kemudian dalam penelitian ini disebutkan sebagai SLB X Kota Makassar. Penetapan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa: a. Sekolah ini memiliki keragaman jenis anak berkebutuhan khusus yang sesuai

dengan data yang hendak diperoleh.

b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.

c. Kota Makassar adalah tempat peneliti berdomisili yang berkeinginan untuk mengembangkan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua dari anak berkebutuhan khusus di tingkat Sekolah Dasar (SD) mulai kelas I hingga kelas V yang berjumlah 61 orang yang terbagi atas a) Orang tua dari dua anak dengan hambatan penglihatan, b) Orang tua dari 19 anak dengan hambatan pendengaran, c) Orang tua dari 37 anak dengan hambatan kognitif, d) Orang tua dari tiga anak dengan hambatan motorik.

Dari keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah 61 orang kemudian akan dipilih orang tua dari delapan anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari: a) Orang tua dari dua anak dengan hambatan penglihatan, b) Orang tua dari dua anak dengan hambatan pendengaran, c) Orang tua dari dua anak dengan hambatan


(16)

29

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif, dan d) Orang tua dari dua anak dengan hambatan motorik. Pemilihan orang tua dari delapan anak yang berkebutuhan khusus ini dengan menggunakan pendekatan purposif, yaitu berdasarkan beberapa ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu (Arikunto, 2002: 117). Karakteristik yang digunakan yaitu a) Skor angket yang didapatkan dari seluruh orang tua tersebut terdiri dari orang tua dengan skor terendah dan orang tua dengan skor tertinggi, b) Tinggal serumah dan mengasuh sendiri anaknya yang berkebutuhan khusus, c) Memiliki anak non ABK lainnya.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain triangulasi (triangulation design) yang menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh data yang berbeda tetapi saling melengkapi (complementary) untuk meneliti masalah penelitian dengan topik yang sama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Cresswell (2008) bahwa tujuan

dari model triangulasi adalah secara bersamaan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, menggabungkan data, dan menggunakan hasil untuk memahami masalah penelitian.

Model desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data transformation model; sebab data yang diperoleh peneliti merupakan data yang tujuannya saling melengkapi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Abdurrahman (2010: 27) bahwa pada desain data transformation model peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan selanjutnya mentransformasikan dari jenis data yang satu dengan jenis data yang lain. Hal tersebut akan saling melengkapi yaitu apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan kualitatif atau sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif.

Penelitian ini diawali dengan memberikan angket kepada seluruh orang tua dari anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya.


(17)

30

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya wawancara dilakukan kepada orang tua dari delapan anak berkebutuhan khusus dan kepada pihak sekolah yaitu wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lebih rinci mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus.

Untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui angket dan wawancara maka digunakanlah observasi yang dilakukan kepada orang tua dari anak berkebutuhan khusus. Observasi dilakukan dalam setting tempat tinggal dan sekolah.

Untuk lebih jelasnya maka divisualisasikan melalui desain penelitian sebagai berikut:

C. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data di lapangan untuk suatu tujuan tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 136) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Pengumpulan data kuantitatif melalui angket Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara dan observasi Analisis data kuantitatif Analisis data kualitatif Hasil data kuantitatif Hasil data kualitatif Validasi hasil data kuantitatif dan kualitatif Interpretasi data kuantitatif dan kualitatif


(18)

31

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed method). Menurut Sugiyono (2012: 404) metode kombinasi adalah “suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian”. Metode kombinasi ini digunakan untuk memperoleh data penelitian yang lebih komprehensif mengenai bentuk keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di sebuah sekolah luar biasa.

D. Definisi Operasional

Keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan adalah bentuk peran serta orang tua dalam membantu proses pendidikan anaknya baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Adapun bentuk keterlibatan orang tua tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Keterlibatan orang tua di sekolah meliputi kegiatan yang memerlukan kontak dengan sekolah dan dapat mencakup hal-hal seperti pertemuan, menghadiri acara sekolah, dan ikut membantu kegiatan di sekolah.

b. Keterlibatan orang tua di rumah meliputi hal-hal seperti bantuan dengan pekerjaan rumah, mengajak anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah, membaca buku atau bahan pelajaran kepada anak, mengajarkan dan melatih keterampilan hidup.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis instrumen. Satu jenis instrumen digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif dan dua jenis instrumen digunakan untuk mendapatkan data kualitatif.

Instrumen penelitian yang pertama disusun dalam bentuk angket yang digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus dalam


(19)

32

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Adapun instrumen angket ini dapat dilihat pada (lampiran 3 halaman 113).

Instrumen penelitian yang kedua disusun dalam bentuk pedoman wawancara, sesuai dengan aspek-aspek keterlibatan orang tua sehingga diperoleh gambaran lebih rinci tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Adapun instrumen pedoman wawancara ini dapat dilihat pada (lampiran 4 halaman 116)

Instrumen penelitian yang ketiga disusun dalam bentuk lembar observasi yang digunakan untuk mengamati bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Adapun instrumen pedoman observasi ini dapat dilihat pada (lampiran 5 halaman 118).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Ketiga jenis instrumen tersebut disusun berdasarkan bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak yang dikemukakan oleh Hornby dan Mc Donall.

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan membuat kisi-kisi teknik pengumpulan data yaitu kisi-kisi angket, wawancara dan observasi. Berdasarkan kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan instrumen angket, pedoman wawancara dan lembar observasi. Terhadap instrumen angket dilakukan validasi isi (content validity) dan validasi konstruksi (construct validity). Untuk instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi yang sifatnya nontes cukup memenuhi validasi konstruksi (construct validity). Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2012, 170) menyatakan bahwa

construct validity sama dengan logical validity atau validity by definition. Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai


(20)

33

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan yang didefinisikan. Untuk melahirkan definisi, maka diperlukan teori-teori. Bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.

Berkaitan dengan validasi isi (content validity), Sukmadinata (2005: 229) menjelaskan bahwa validasi isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format instrumen. Instrumen yang dibuat telah memenuhi validasi isi (content validity) karena isi dan format instrumen telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur dalam hal ini mengenai keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui makna pertanyaan yang sesuai dengan aspek tersebut. Sedangkan validasi konstruksi (construct validity) pada instrumen telah dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan, sebab definisi dari teori yang ditemukan kemudian dikembangkan ke dalam butir instrumen.

Langkah-langkah dalam pengembangan instrumen penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Merumuskan definisi operasional variabel berdasarkan studi pustaka, landasan teoritis, dan sumber-sumber lain.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dan item-item penelitian dengan merujuk pada definisi operasional yang ada.

3. Melakukan judgement ahli, yaitu memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan isi dan format instrumen yang akan digunakan

4. Melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan-masukan yang disampaikan oleh penilai pada saat judgement ahli.

5. Instrumen yang telah diperbaiki kemudian dinilai kembali oleh penilai.

6. Melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan-masukan yang disampaikan oleh penilai.


(21)

34

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kisi-kisi instrumen bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat dilihat pada (lampiran 1 halaman 110).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Untuk keperluan tersebut, maka peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu angket, wawancara dan observasi. Untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut:

1. Angket

Angket merupakan proses pengambilan data dalam penelitian. Peneliti menggunakan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden sesuai dengan variabel yang akan diukur dalam penelitian. Angket dalam penelitian ini berisi 20 butir pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB X Kota Makassar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan kajian penelitian. Untuk menentukan orang tua yang menjadi responden, maka ditinjau berdasarkan skor perolehan dari angket yang telah diisi oleh seluruh orang tua (lampiran 6 halaman 119). Dari skor perolehan tersebut maka dapat diketahui orang tua manakah yang memiliki skor terendah dan tertinggi dari tiap jenis hambatan yang dialami oleh anaknya. Pemilihan orang tua berdasarkan skor terendah dan tertinggi dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai hal apa saja yang menjadikan skor yang diperoleh orang tua tersebut rendah ataukah tinggi.

Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2012: 191) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman


(22)

35

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, melainkan hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang responden. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada orang tua dari delapan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB X Kota Makassar yang memiliki skor hasil angket yang rendah dan tinggi.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti melihat situasi yang diambil berdasarkan data yang diperlukan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi non partisipan, karena peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas orang-orang yang akan diamati atau dengan kata lain peneliti hanya sebagai pengamat independen. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2012: 197), “observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dimana tempatnya dan peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati”. Jenis observasi terstruktur digunakan untuk mengamati bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah dan lingkungan rumah serta untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui angket dan wawancara.

H. Teknik Keabsahan Data 1. Data Kuantitatif

Mengenai keabsahan data kuantitatif, Sugiyono (2012: 168) menjelasakan bahwa

data hasil penelitian kuantitatif dinyatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu berbeda.


(23)

36

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini data diperoleh berdasarkan instrumen yang digunakan yaitu instrumen angket yang telah dilakukan validasi isi (content validity) dan validasi konstruksi (construct validity). Berdasarkan instrumen yang telah memenuhi validasi tersebut maka diperolehlah data kuantitatif.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam suatu penelitian dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Untuk mengetahui kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data kualitatif yang diperoleh, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 365), yaitu:

a. Perpanjangan pengamatan. Melalui perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b. Peningkatan ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan persitiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c. Triangulasi. Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

d. Analisis kasus negative. Melakukan analisi kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan bahan referensi. Yang dimaksud dengan bahan referensi yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya melalui alat bantu perekam.

f. Mengadakan member check. Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Dari berbagai cara pengujian kredibilitas data tersebut, maka data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan cara pengujian bahan referensi dan


(24)

37

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengadakan member check. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi berfungsi sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Contohnya, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Alat bantu perekam data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu camera digital dalam mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.

b. Mengadakan member check

Member check dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Tujuan dilakukannya member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data atau informan. Adapun pelaksanaan member check dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1) Menunjukkan hasil wawancara awal kepada orang tua. Secara operasional, peneliti memberikan hasil wawancara kepada orang tua untuk selanjutnya ditelaah oleh orang tua.

2) Melakukan diskusi kepada responden dari hasil wawancara awal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan data hasil wawancara “apakah perlu dilakukan penambahan atau pengurangan deskripsi tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus”.

3) Peneliti melakukan revisi terhadap hasil diskusi dari orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

4) Peneliti menarik kesimpulan awal berdasarkan hasil wawancara dan revisi tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.


(25)

38

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah yaitu analisis data kuantitatif dan kualitatif kemudian kedua hasil analisis data tersebut ditransformasikan untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data pada tahap ini dilakukan setelah selesai mengumpulkan data di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan statistik deskripstif. Menurut Sugiyono (2012: 199), statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif karena penelitian ini akan menggambarkan bentuk keterlibatan orang tua secara umum dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar tanpa ada maksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.

Adapun langkah-langkah analisis data pada tahap ini yaitu:

a. Menghitung tingkat keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui empat pilihan jawaban dalam instrumen angket yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Pilihan jawaban diberi skor sebagai berikut: Skor 4 diberikan jika responden memilih “selalu”, skor 3 diberikan jika responden memilih jawaban “sering”, skor 2 diberikan jika responden memilih jawaban “kadang-kadang” dan skor 1 diberikan jika responden menjawab “tidak pernah”.

b. Menentukan bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus ditinjau dari tiap aspek bentuk keterlibatan orang tua dengan kriteria yang berbeda-beda pada tiap aspeknya. Kriteria setiap aspeknya ditentukan berdasarkan rumus distribusi frekuensi dengan tahapan sebagai berikut:


(26)

39

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mentabulasikan skor dari 61 orang tua dari setiap aspek bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.

2) Menghitung rentang kelas dengan rumus: Rentang = Skor tertinggi – skor terendah 3) Menghitung banyaknya kelas interval

∑ KI = 1 + 3,3 Log n

4) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus: , dimana

P = Panjang kelas interval R = Rentang

KI = Kelas interval (Furqon, 2011: 22)

No. Bentuk Keterlibatan

Kriteria Skor Keterangan

1 Di Rumah

a.

Mencari informasi seputar hakikat dan kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus

4 – 6 7 – 9 10 – 12 13 – 15 16 – 18

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

b. Menyusun rencana pendidikan anak

3 – 4 5 – 6 7 – 8 9 – 10 11 – 12

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

c. Mengajarkan dan melatih keterampilan bina diri

6 – 7 8 – 9 10 – 11

Sangat Rendah Rendah Sedang Tabel 3.1. Kriteria bentuk keterlibatan orang tua


(27)

40

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Bentuk Keterlibatan

Kriteria Skor Keterangan

12 – 13 14 – 15

Tinggi Sangat Tinggi

d. Melakukan pendampingan belajar di rumah

3 – 4 5 – 6 7 – 8 9 – 10 11 – 12

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 2 Di Sekolah

a.

Aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mendapatkan pemahaman tentang cara-cara membantu anak belajar

2 – 3 4 – 5 6 – 7 8 – 9 10 – 11

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

b. Berperan aktif dalam kegiatan sekolah

4 – 6 7 – 9 10 – 12 13 – 15 16 – 18

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Untuk mengetahui persentase jumlah responden di tiap kriteria keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan maka digunakan rumus yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu:

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data pada tahap ini dilakukan selama proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai. Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2012:


(28)

41

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

333), analisis data kualitatif adalah “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.

Teknik analisis data pada tahap ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2012: 336), mereduksi data berarti “merangkum, melihat hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan. Data penelitian yang akan direduksi yaitu hasil wawancara orang tua tentang bentuk keterlibatannya dalam pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus dan data hasil observasi bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya di lingkungan rumah dan sekolah. Data-data tersebut akan dipaparkan dalam bentuk deskriptif.

b. Display Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu melakukan display data atau penyajian data yang bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut hingga kemudian mengambil kesimpulan. Penyajian data adalah menyajikan sekelompok informasi yang telah tersusun dan memiliki kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang berupa teks yang bersifat naratif. Setelah data hasil wawancara tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus diperoleh, kemudian data tersebut dipaparkan dalam bentuk deskriptif.


(29)

42

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi berdasarkan data hasil wawancara tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus yang telah diperoleh kemudian memeriksa kebenaran data tersebut melalui data hasil observasi sehingga menghasilkan kesimpulan.

Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus sehingga dapat diketahui program apa yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar, maka data yang diverifikasi dalam penelitian ini yaitu bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak yang berkebutuhan khusus. Setelah semua data terkumpul dan dianalisis maka kesimpulan tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dan program apa yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar akan dideskripsikan dalam bentuk uraian.

3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif

Analisis data pada tahap ini dilakukan dengan menggabungkan antara data kuantitatif dan data kualitatif yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya. Dari penggabungan data tersebut akan diperoleh informasi data yang saling melengkapi yaitu apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan kualitatif atau sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif. Dalam penelitian ini data kuantitatif yang telah diperoleh mendukung data kuantitatif yang diperoleh setelahnya. Analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian meliputi bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dan program yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar.


(30)

43

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melihat lebih jelas analisis data dalam penelitian ini, maka akan digambarkan sebagai berikut:

Analisis data kuantitatif: - Menyiapkan data - Memeriksa data - Menganalisis data - Menyimpulkan data

Analisis data kualitatif: - Menyiapkan data - Memeriksa data - Menganalisis data - Menyimpulkan data

Menggabungkan data


(31)

112

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari enam bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya, ada empat bentuk keterlibatan yang tergolong masih rendah. Adapun keempat bentuk keterlibatan tersebut yaitu: (1) mencari informasi seputar hakikat dan kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus, (2) menyusun rencana pendidikan anak, (3) aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mendapatkan pemahaman tentang cara-cara membantu anak belajar, dan (4) berperan aktif dalam kegiatan sekolah. Satu bentuk keterlibatan yang tergolong sedang yaitu dalam melakukan pendampingan belajar di rumah, dan satu bentuk keterlibatan yang tergolong tinggi yaitu mengajarkan dan melatih keterampilan bina diri bagi anak.

2. Berkaitan dengan rumusan program untuk memelihara dan meningkatkan bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 123 (rancangan program terlampir).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar, maka peneliti memberi rekomendasi kepada pihak terkait diantaranya:

1. Untuk pihak sekolah

Selama ini sekolah belum pernah melaksanakan rapat atau pertemuan orang tua yang membicarakan perkembangan anak selama menjalani proses belajar mengajar di SLB X. Selain itu, pelibatan orang tua dalam


(32)

kegiatan-113

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan yang dilakukan sekolah, masih sebatas orang tua sebagai peserta undangan, belum pernah melibatkan orang tua sebagai penyelenggara atau pihak yang dapat membantu pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan.

Maka dari itu sekolah diharapkan dapat merumuskan berbagai bentuk kegiatan untuk menunjang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya. Bentuk kegiatan tersebut harus mempertimbangkan jenis kegiatan yang sesuai untuk dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaannya. Jenis kegiatan dapat disesuaikan berdasarkan agenda tahunan yang dibuat oleh sekolah. Misalnya, untuk kegiatan family gathering disesuaikan dengan hari libur sekolah sehingga kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.

2. Untuk orang tua anak berkebutuhan khusus

Secara umum ada beberapa orang tua yang menunjukkan keterlibatan yang cukup baik dengan menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, namun tidak sedikit orang tua yang menunjukkan hal berbeda yaitu dengan tidak menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Maka dari itu diharapkan para orang tua dapat memiliki sikap dan pandangan yang terbuka terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan secara berkala berkunjung ke sekolah akan membantu orang tua untuk saling berbagi peran dengan pihak sekolah dalam memberikan layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus.

3. Untuk Dinas Pendidikan

Mengenai pelibatan orang tua dalam proses pendidikan anak selama ini belum mendapat perhatian dari dinas pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari belum adanya aturan yang jelas dan spesifik yang mengatur tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya. Sehingga yang terjadi di lapangan, sekolah berpandangan bahwa keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus bukan suatu hal yang perlu mendapat perhatian. Maka dari itu pihak dinas pendidikan dapat mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terutama


(33)

114

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penetapan aturan mengenai pelibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya.


(34)

114

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2010). “Jawaban UTS Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Lanjut”. Makalah pada Prodi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Constructing, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River: Pearson.

Coots, J.J. (1998). “Family Resources and Parent Participation in Schooling Activities for Their Children with Developmental Delays”. The Journal of Special Education. 31, (4), 498-520.

Furqon. (2011). Statistika terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Hendriani, W. (2006). Penerimaan Keluarga Terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Hasil Riset Tahun 2005; Dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, Tahun 2006.

http://wiwinhendriani.com/2011/08/10/penerimaan-keluarga-terhadap-individu-yang-mengalami-keterbelakangan-mental/. [Online]. Tersedia. [16 Oktober 2012]

Hornby, G. (2011). Parental Involvement in Childhood Education Building Effective School-Family Partnership. New York: Springer.

Indrakusuma, AD. (1973). Pengantar Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis. Surabaya: Usaha Nasional.

Kurniawan, I.N. (2008). Mengapa Orang Tua Perlu Terlibat dalam Pendidikan Anak. [Online]. Tersedia: http://kurniawan.staff.uii.ac.id/2008/08/22/ mengapa-orangtua-perlu-terlibat-dalam-pendidikan-anak/ Irwan Nuryana Kurniawan [05 Maret 2013]

Mc Donall, M.C., Cavenaugh, B.S dan Giesen, M.J. (2012). “The Relationship Between Parental Involvement and Mathematics Achievement for Students with Visual Impairments”. The Journal of Special Education. 45, (4), 204-215.

Mc Millan, J.H dan Schumacher, S. (2001). Research in Education (Fifth Ed.). United States: Addison Wesley Longman, Inc.

Nurhasnawati. (2009). “Peran Keluarga dalam Mendidik Anak pada Era Teknologi Informasi”. Marwah. 8, (1), 115-129.


(35)

115

Sadja’ah, E. (2003). Buku Ajar Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendegaran dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Sugiarmin, M. dan Baihaqi, MIF. (Eds) (2012). Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Tarsidi, D. (Eds) (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tirtahardja, U dan Sulo, LS. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(1)

43

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melihat lebih jelas analisis data dalam penelitian ini, maka akan digambarkan sebagai berikut:

Analisis data kuantitatif: - Menyiapkan data - Memeriksa data - Menganalisis data - Menyimpulkan data

Analisis data kualitatif: - Menyiapkan data - Memeriksa data - Menganalisis data - Menyimpulkan data

Menggabungkan data


(2)

112

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari enam bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya, ada empat bentuk keterlibatan yang tergolong masih rendah. Adapun keempat bentuk keterlibatan tersebut yaitu: (1) mencari informasi seputar hakikat dan kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus, (2) menyusun rencana pendidikan anak, (3) aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mendapatkan pemahaman tentang cara-cara membantu anak belajar, dan (4) berperan aktif dalam kegiatan sekolah. Satu bentuk keterlibatan yang tergolong sedang yaitu dalam melakukan pendampingan belajar di rumah, dan satu bentuk keterlibatan yang tergolong tinggi yaitu mengajarkan dan melatih keterampilan bina diri bagi anak.

2. Berkaitan dengan rumusan program untuk memelihara dan meningkatkan bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 123 (rancangan program terlampir).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar, maka peneliti memberi rekomendasi kepada pihak terkait diantaranya:

1. Untuk pihak sekolah

Selama ini sekolah belum pernah melaksanakan rapat atau pertemuan orang tua yang membicarakan perkembangan anak selama menjalani proses belajar mengajar di SLB X. Selain itu, pelibatan orang tua dalam


(3)

kegiatan-113

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan yang dilakukan sekolah, masih sebatas orang tua sebagai peserta undangan, belum pernah melibatkan orang tua sebagai penyelenggara atau pihak yang dapat membantu pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan.

Maka dari itu sekolah diharapkan dapat merumuskan berbagai bentuk kegiatan untuk menunjang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya. Bentuk kegiatan tersebut harus mempertimbangkan jenis kegiatan yang sesuai untuk dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaannya. Jenis kegiatan dapat disesuaikan berdasarkan agenda tahunan yang dibuat oleh sekolah. Misalnya, untuk kegiatan family gathering disesuaikan dengan hari libur sekolah sehingga kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.

2. Untuk orang tua anak berkebutuhan khusus

Secara umum ada beberapa orang tua yang menunjukkan keterlibatan yang cukup baik dengan menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, namun tidak sedikit orang tua yang menunjukkan hal berbeda yaitu dengan tidak menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Maka dari itu diharapkan para orang tua dapat memiliki sikap dan pandangan yang terbuka terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan secara berkala berkunjung ke sekolah akan membantu orang tua untuk saling berbagi peran dengan pihak sekolah dalam memberikan layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus.

3. Untuk Dinas Pendidikan

Mengenai pelibatan orang tua dalam proses pendidikan anak selama ini belum mendapat perhatian dari dinas pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari belum adanya aturan yang jelas dan spesifik yang mengatur tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya. Sehingga yang terjadi di lapangan, sekolah berpandangan bahwa keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus bukan suatu hal yang perlu mendapat perhatian. Maka dari itu pihak dinas pendidikan dapat mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terutama


(4)

114

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penetapan aturan mengenai pelibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya.


(5)

114

Musyawarah, 2013

Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2010). “Jawaban UTS Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Lanjut”. Makalah pada Prodi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Constructing, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River: Pearson.

Coots, J.J. (1998). “Family Resources and Parent Participation in Schooling Activities for Their Children with Developmental Delays”. The Journal of Special Education. 31, (4), 498-520.

Furqon. (2011). Statistika terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Hendriani, W. (2006). Penerimaan Keluarga Terhadap Individu yang Mengalami

Keterbelakangan Mental. Hasil Riset Tahun 2005; Dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, Tahun 2006. http://wiwinhendriani.com/2011/08/10/penerimaan-keluarga-terhadap-individu-yang-mengalami-keterbelakangan-mental/. [Online]. Tersedia. [16 Oktober 2012]

Hornby, G. (2011). Parental Involvement in Childhood Education Building Effective School-Family Partnership. New York: Springer.

Indrakusuma, AD. (1973). Pengantar Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis. Surabaya: Usaha Nasional.

Kurniawan, I.N. (2008). Mengapa Orang Tua Perlu Terlibat dalam Pendidikan Anak. [Online]. Tersedia: http://kurniawan.staff.uii.ac.id/2008/08/22/

mengapa-orangtua-perlu-terlibat-dalam-pendidikan-anak/ Irwan Nuryana

Kurniawan [05 Maret 2013]

Mc Donall, M.C., Cavenaugh, B.S dan Giesen, M.J. (2012). “The Relationship Between Parental Involvement and Mathematics Achievement for Students with Visual Impairments”. The Journal of Special Education. 45, (4), 204-215.

Mc Millan, J.H dan Schumacher, S. (2001). Research in Education (Fifth Ed.). United States: Addison Wesley Longman, Inc.

Nurhasnawati. (2009). “Peran Keluarga dalam Mendidik Anak pada Era Teknologi Informasi”. Marwah. 8, (1), 115-129.


(6)

115

Sadja’ah, E. (2003). Buku Ajar Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendegaran dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Sugiarmin, M. dan Baihaqi, MIF. (Eds) (2012). Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Tarsidi, D. (Eds) (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tirtahardja, U dan Sulo, LS. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.