ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY : Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI).
No: 460/UN.40.7/01/LT/2013
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ( BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : VINA ANGGRAINI
NIM. 0906823
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Eempiris Pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Disusun oleh: Vina Anggraini
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.,Ak.,CPA Hj. Alfira Sofia, ST, MM
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui analisis faktor-faktor yang menpengaruhi audit delay, studi empiris pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menggunakan variabel probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan solvabilitas. Penelitian ini akan mencari pengaruh secara parsial dan simultan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal verifikatif dengan metode kuantitatif, dengan menggunakan sampel sebanyak 33 perusahaan dalam indeks LQ 45. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder tahun 2012. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS versi 19 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ukuran KAP yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay dan probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan solvabilitas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap audit delay.
Kata-kata Kunci : Audit Delay, probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas,solvabilitas.
(3)
ABSTRACT
ANALYSIS FACTORS THAT IMPACT THE AUDIT DELAY
Empirical Studies On Companies That Listed On the LQ 45 In Indonesia Stock Exchange (BEI)
Proposed by:
Vina Anggraini
Supervised:
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.,Ak.,CPA Hj. Alfira Sofia, ST, MM
The purpose of this study was to describe and determined the analysis factors that impact the audit delay, empirical studies on companies that listed on the LQ 45 in Indonesia Stock Exchange (BEI), using variable probability of bankruptcy, multinational subsidiaries, type of industry, reporting profit / loss of the company, the auditor's opinion, the size of the company, the size of the accountant public company, profitability and solvency. This research will look for the effect of partially and simultaneously.
The method used in this study is causal verification with quantitative methods, using a sample of 33 companies in LQ 45. Data collection techniques were using documentary studies with secondary data collection in 2012. First, the process of data analysis is using classical assumption, then followed by hypothesis testing using multiple linear regression analysis with stepwise method. Testing in this study using SPSS software version 19 for windows.
The results of this study showed that only the size of the accountant public company has significant influence on audit delay and the probability of bankruptcy, multinational subsidiaries, type of industry, reporting profit / loss of the company, the auditor's opinion, the size of the company, the firm size, profitability and solvency have a simultaneous effect on audit delay.
Keywords : audit delay, probability of bankruptcy, multinational subsidiaries, type of industry, reporting profit / loss of the company, the auditor's opinion, the size of the company, the size of the accountant public company, profitability, solvency
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Auditing ... 12
2.1.1.1 Pengertian Auditing . ... 12
2.1.1.2 Jenis-jenis audit . ... 13
2.1.1.3 Laporan Audit . ... 15
2.1.1.4 Standar audit .. ... 16
2.1.2 Audit Delay ... 18
2.1.2.1 Pengertian Audit delay . ... 18
2.1.2.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay . ... 19
2.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 42
2.3 Kerangka Pemikiran ... 46
2.4 Hipotesis … ... 56
BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1Obyek Penelitian ... 58
3.2Metodologi Penelitian ... 59
3.2.1 Desain Penelitian ... 59
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 60
3.2.2.1 Definisi Variabel . ... 60
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel . ... 66
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
3.2.3.1 Populasi . ... 69
3.2.3.2 Sampel Penelitian . ... 69
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 70
(5)
3.2.6.1Teknik Analis data ... 71
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis . ... 71
3.2.6.3 Penentuan Hipotesis . ... 72
3.2.7 Uji Asumsi Klasik ….. ... 75
3.2.8 Regresi Linear Berganda . ... 77
3.2.8.1 Koefisien Determinasi ... 78
3.2.8.2 Pengujian Hipotesis . ... 78
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 80
4.1.1 Tinjauan Umum Subjek Penelitian ... 80
4.1.1.1 Indeks Saham Bursa Efek Indonesia …… ... 80
4.1.1.2 Indeks LQ 45 . ... 81
4.1.1.2.1 Gambaran Umum Indeks LQ 45 . ... 81
4.1.1.2.2 Gambaran Umum Perusahaan Indeks LQ 45 . ... 81
4.1.2 Matriks Kajian Literatur ... 92
4.1.3 Analisis Deskriptif Data Variabel Penelitian ... 95
4.1.3.1 Probabilitas Kebangkrutan . ... 96
4.1.3.2 Anak Perusahaan Multinasional . ... 98
4.1.3.3 Jenis Industri . ... 99
4.1.3.4 Pelaporan Laba/Rugi Perusahaan . ... 100
4.1.3.5 Opini Auditor . ... 101
4.1.3.6 Ukuran Perusahaan . ... 103
4.1.3.7 Ukuran KAP . ... 105
4.1.3.8 Profitabilitas . ... 106
4.1.3.9 Solvabilitas . ... 108
4.1.3.10 Audit Delay .. ... 109
4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 110
4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ………….. ... 111
4.1.4.2 Uji regresi Berganda . ... 116
4.2 Pembahasan . ... 125
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 135
5.2 Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA ... 137 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(6)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Audit berkaitan erat dengan akuntabillitas dan atestasi. Akuntabilitas berkaitan dengan kewajiban pihak dalam organisasi untuk melaporkan pertanggungjawabannya kepada pihak eksternal atau pihak lain dengan kewenangan yang lebih tinggi. Untuk menjamin keandalan informasi dalam laporan akuntabilitas tersebut, dibutuhkan pihak yang independen untuk memberikan atestasi atas informasi tersebut dengan cara melakukan audit ( I Gusti Agung Rai:2008,29).
Pada semua perusahaan go public, diwajibkan untuk sudah menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangannya yang sudah diaudit. Banyak yang sebelumnya mengira bahwa perusahaan yang harus diaudit karena ada alasan regulator saja, atau dengan kata lain memang begitu peraturannya. Chow (1982) mendokumentasikan bahwa pada tahun 1926 sebelum adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan melakukan audit terhadap laporan keuangannya, 82% dari perusahaan yang listed di bursa saham New York, secara sukarela telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit. Lalu kenapa sebenarnya mereka melakukan audit walaupun dulu belum ada kewajiban untuk itu.
Jawabannya atas semua pertanyaan diatas ada padaagency theory.Teori ini menyatakan bahwa dalam pengelolaan perusahaan, selalu ada konflik kepentingan
(7)
antara (1) Manajer dan pemilik perusahaan (2) Manajer dan bawaahannya dan (3) Pemilik perusahaan dan kreditor sehingga dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tadi. Dalam lingkup perusahaan, aktivitas pihak-pihak tadi dinilai lewat kinerja keuangannya (laporan keuangan).Lebih lanjut dalam agency theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan dan sebaliknya manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Di sisi lain, kreditor membutuhkan auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor bisa menerima bunga dan prinsipal dari pinjaman yang diberikan.
Menurut (Givoly dan Palmon,1982) dalam (Moch. Shulthoni,2012), salah satu faktor penting dalam menentukan ketepatan waktu pelaporan keuangan dan pengumuman laba adalah lamanya waktu penyelesaian audit.Selanjutnya menurut Gregory dan Van Horn (dalam Hilmi dan Ali, 2008), tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Jadi semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan.
(8)
Oleh sebab itu, BAPEPAM-LK sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan peraturan yang cukup ketat mengenai kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. BAPEPAM-LK melalui peraturan nomor Kep-36/Kep/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan KeuanganBerkala.
Kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala tersebut meliputi ketentuan sebagai berikut : 1). Perusahaan wajib mengumumkan neraca,laporan laba rugi dan laporan lain yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai jenisindustrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yangsatu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit di tempat kedudukanemiten atau perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggallaporan keuangan tahunan. 2) Bagi perusahaan yang dikategorikan sebagai PerusahaanMenengah atau Kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yangdisyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional. 3) Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansiyang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus samadengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam. 4) Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan. Bukti pengumuman tersebutharus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman.
(9)
Hal ini juga sesuai dengan (IAI, 2009), Manfaat suatu laporan keuangan itu sendiri akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama tiga bulan setelah tanggal neraca.
Namun peraturan tersebut kemudian tidak berlaku bagi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara Lain. Dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.7, disebutkan bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dilakukan mengikuti ketentuan di negara lain tersebut. Sebagai contoh, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TLKM) dan PT. Indosat, Tbk. (ISAT) yang efeknya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan di New York Stock Exchange(NYSE), sehingga batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunannya mengikuti ketentuan di Amerika Serikat (Wahyu Adhi Noor, 2010).
Perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu akan dikenakan sanksi administrasi dan denda, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh undang-undang. Selain sanksi administrasi dan denda oleh Bapepam dan LK, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang terlambat
(10)
menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan oleh bursa. Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan dengan peraturan Bapepam No. X.K.2.
Namun menarik untuk dibahas di Indonesia sendiri pada tahun 2008 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengenakan denda terhadap 111 emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Data Bapepam menyebutkan, jumlah emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya cukup tinggi. Tahun 2001, sebanyak 64 emiten dikenakan denda, tahun 2002 sebanyak 86 emiten, tahun 2003 berkurang menjadi 81 emiten dan kembali menurun pada tahun 2004 menjadi 67 emiten. Jumlah emiten yang dikenakan denda meningkat signifikan pada tahun 2005 sebayak 160 emiten.Tahun 2006 meningkat menjadi 170 emiten.Dan tahun 2007 denda dari 183 emiten (okezone.com diakses pada tanggal 5 Juni 2013).
Pada tahun 2010, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membayar sebesar Rp6 juta kepada otorisasi bursa karena keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan tahunan (LKT) yang seharusnya sudah dilaporkan pada tanggal 31 Maret. Selain Telkom, masih ada emiten lain yang belum menyerahkan laporan keuangannya. Antara lain PT Ratu Prabu Energy Tbk (RATU), PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), PT Arpeni Ocean Pasific Tbk (APOL), PT Leo Investment Tbk (ITTG), PT Mitra International Resources Tbk (MIRA), dan PT
(11)
Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAFT). (okezone.com diakses pada tanggal 5 Juni 2013). Pada tahun 2013 sendiri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap tiga perusahaan tercatat. Keputusan suspensi tersebut karena ketiganya belum menyerahkan laporan keuangan interim yang tidak ditelaah secara terbatas atau yang tidak diaudit oleh akuntan publik yang berakhir per 30 September 2012.Perusahaan tersebut adalah PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), PT Buana Listya Tama Tbk (BULL), dan PT Dayaindo Resources Tbk (KARK). Namun khusus untuk BLTA, terkait laporan keuangan interim yang berakhir per 30 September 2012 yang tercatat di bursa lain.BLTA tercatat di Singapore Stock Exchange, di mana batas waktu penyampaikan Laporan Keuangan yang tidak diaudit dan tidak ditelaah secara terbatas oleh Akuntan Publik adalah 45 hari setelah tanggal laporan keuangan dimaksud.Dengan demikian, batas waktu penyampaikan Laporan Keuangan Interim yang berakhir per 30 September 2012 yang tidak diaudit dan tidak ditelaah secara terbatas oleh Akuntan Publik adalah pada 15 November 2012.
Berbicara tentang ketepatan dalam menyampaikan laporan keuangan tentunya terkait dengan seberapa lama proses audit itu dilaksanakan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya. Lamanya waktu (jumlah hari) dari tanggal tutup buku sampai dengan penerbitan laporan audit atas laporan keuangan perusahan disebut audit delay (Newton dan Ashton, 1989; Carslaw dan Kaplan, 1991).
(12)
Hal yang penting adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat.
Seperti yang dijelaskan oleh Oviek Dewi Saputri (2012), Ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami ketertundaaan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Auditor melakukan tugas auditnya berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), khususnya tentang standar pekerjaan lapangan, yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit tersebut oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil audit.
Beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay telah banyak oleh para peneliti sebelumnya antara lainAshton dan Elliot (1987), meneliti hubungan antara audit delay dengan beberapa variabel independen yang terdiri dari total pendapatan, kompleksitas perusahaan, jenis industri, status
(13)
perusahaan publik atau non-publik, bulan penutupan tahun buku, kualitas sistem pengendalian internal, kompleksitas operasional, kompleksitas keuangan, kompleksitas pelaporan keuangan, EDP, campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun, lamanya perusahaan menjadi klien kantor akuntan publik, besarnya laba atau rugi, tingkat profitabilitas dan jenis opini.
Andi kartika (2009) juga pernah meneliti tentang audit delay
menggunakan variabel ukuran perusahaan, laba/rugi perusahaan, opini / jenis pendapat akuntan publik, tingkat profitabilitas, dan reputasi audit. Dapat diambil kesimpulanfaktor total asset, laba rugi operasi, mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.
Wiwik Utami (2006) juga pernah meneliti Analisis Determinan Audit Delay kajian empiris di bursa efek Jakarta yang menggunakan variabel jenis industri, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, Jenis opini, laba/rugi perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas, ukuran perusahaan, reputasi auditor. Yang mendapatkan hasil Laba/rugi perusahaan,lamanya menjadi klien KAP dan opini auditor berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan ukuran perusahaan, jenis industri, reputasi auditor, dan rasio hutang terhadap ekuitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
(14)
Penelitian tentang audit delay sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, tetapi mengahasilkan hasil peneliti-penelitian yang beragam. Itu dimungkinkan karena perbedaan waktu pengamatan, variabel yang diamati dan hal lain yang memungkinkan perbedaan perbedaan itu terjadi.
Karena banyaknya penelitian dan hasilnya yang inkonsistensi, maka peneliti akan kembali meneliti tentang audit delay dengan variabel variabel probabilitas kebangkrutan,anak perusahaan Multinasional, jenis Industri, laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, tingkat profitabilitas, dan Solvabilitas. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu kebanyakan yang sudah ada, karena peneliti menggunakan metode regresi berganda dengan stepwise dimana merupakan salah satu metode regresi yang akan mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi yang didapat dari beberapa tahap pemilihan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul ini yaitu Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay, Studi
Empiris pada perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah yang akan diteliti adalah apa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Adapun rincian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan
(15)
2. Apakah faktor-faktor tersebut secara simultan mempengaruhi terhadap Audit Delaypada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penellitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan rumusan masalah yang dikemukan, yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI jika berdasarkan teori yang ada.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut mempengaruhi secara simultan terhadapAudit Delaypada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Aspek akademis
Manfaat akademis yaitu sebagai praktek dari hasil ilmu yang sudah didapat dibangku kuliah dalam bidang akuntansi dan pengaharapan agar penelitian ini juga dapat menjadi inspirasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Aspek praktis
Bagi praktisi akuntan publik terutama auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK.dan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga mempersingkat rentang waktu audit, meningkatkan efesiensi dan efektivitas
(16)
dengan mencermati faktor faktor yang dominan mempengaruhi audit delay. Dan juga bagi investor, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
(17)
BAB III
OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah “sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.
Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud yaitu probabilitas kebangkrutan,anak perusahaan Multinasional, jenis Industri, laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, tingkat profitabilitas, Solvabilitas dan audit delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Peneliti akan mencoba menguji apakah dari semua variabel tersebut terdapat hubungan secara parsial maupun simultan. Ketertarikan peneliti melakukan penelitian ini karena masih banyaknya perusahaan perusahaan yang terlambat dalam melaporkan laporan keuangannya kepada BEI dengan rentang waktu yang berbeda beda. Sehingga peneliti tertarik untuk terus mencari alasan yang menjadi penyebab audit delay itu terjadi.
(18)
3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Husein Umar (2008:1) tujuan penelitian yang utama adalah untuk melakukan kajian secara ilmiah (misalnya dengan suatu analisis, sintesis, atau evaluasi) dalam rangka mengetahui tentang apa, mendeskripsikan tentang siapa, dimana, kapan, mengapa atau bagaimana mengukur mengenai sesuatu sebagai jawaban atas hal-hal yang dipermasalahkan.
Desain penelitian adalah penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian dan identifikasi masalah. Desain penelitian umumnya menjelaskan proses penelitian mengenai pemilihan atas metode pembuktian hipotesis, misalnya rencana populasi yang hendak diteliti, alat analisis dan fokus analisis.
Dalam mencari faktor faktor yang mempengaruhi audit delay, penelitian ini menggunakan metode kausal verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Kausal yaitu Metode yangberguna untuk mengukur hubungan antarvariabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2007: 10). Verifikatif adalah menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (Hasan, 2006:22).
Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan teknik menganalisis data melalui laporan tahunan perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI dalam satu periode pada tahun 2012. Penentuan periode satu tahun dimaksudkan untuk menghindari perbedaan kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi laporan
(19)
tahunan perusahaan. Sedangkan pemilihan tahun 2012 karena data tersebut merupakan data terbaru yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008:13) adalah:
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode kausal verifikatif dengan pendekatan kuantitatif pada penelitian ini dimaksudkan untuk menguji adanya pengaruh probabilitas kebangkrutan,anak perusahaan Multinasional, jenis Industri, laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, tingkat profitabilitas, Solvabilitas terhadap pengungkapan Audit Delay dengan menguji hipotesis yang diajukan.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (2012: 38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dapat kita kelompokkan variabel variabel ini sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (independent variabel), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Dalam penelitian ini yaitu:
(20)
a. Probabilitas kebangkrutan
Probabilitas kebangkrutan adalah kemungkinan yang terjadi pada perusahaan dengan melakukan analisa terhadap kondisi perusahaan, kondisi ini diawali dengan adanya kesulitan keuangan yang jika tidak diatasi akan semakin memperburuk kondisi perusahaan tersebut bahkan cenderung mengarah pada kebangkrutan. Probabilitas kebangkrutan dapat diprediksi melalui rasio laporan keuangan. Altman (1968) berpendapat bahwa pengukuran rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvency merupakan rasio yang paling signifikan dari beberapa rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.
Dalam penelitian ini, probabilitas kebangkrutan akan diukur dengan menggunakan prediksi kebangkrutan Altman. Altman (1968) mengembangkan model prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode Multiple Discriminant analysis pada lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total assets, retained earnings to total assets, earnings before interest and tax to total assets, market value of equity to book value of total debts, and sales to total assets. Model ini dikenal dengan Z-score Altman, yaitu skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan perusahaan (Supardi, 23: 73). Formulanya adalah sebagai berikut:
(21)
Z-Score = 0,717T1 + 0,847T2 + 3,107T3 + 0,420T4 + 0,998T5
Keterangan:
T1 = working capital / total assets
T2 = retained earnings / total assets
T3 = earnings before interest and taxes / total assets
T4 = book value of equity / book value of debt
T5 = sales / total assets
Dari hasil analisa model altman, akan diperoleh nilai Z-Score yang dibagi dalam tiga tingkatan atau kategori, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Titik Cut-Off Model Altman
Kategori Nilai
Sehat jika Z > 2,90
Bangkrut jika Z < 1,23
Daerah Rawan (Grey area) jika Z 1,23 – 2,90 Sumber: Altman (1968)
a. Anak Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu negara (negara induk) akan tetapi pesusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun pemasaran cabang di negara – negara lain (negara
(22)
cabang). Variabel anak perusahaan multinasional dapat ditentukan dengan menggunakan variabel Dummyyaitu variabel yang mengambil nilai 0 atau 1 yang menunjukkan ada tidaknya (presence or absence) suatu kualitas atau suatu atribut.
Ada anak perusahaan multinasional = 1 Tidak Ada anak perusahaan multinasional = 0 b. Jenis Industri
Jenis industri adalah pengklasifikasian industri industri menjadi bagian-bagian yang lebih spesifikasi.Disini jenis industri dibagi dua yaitu industri keuangan dan industri non keuangan. Variabel Jenis industri ditentukan dengan menggunakan variabel dummy
Jenis Industri keuangan = 1 Jenis industry non keuangan = 0 c. Pelaporan Laba / Rugi Perusahaan
Laba/rugi adalah adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (PSAK No. 1 paragraf 7). Besarnya laba/rugi bersih perusahaan dapat diperoleh dalam laporan laba rugi perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008. Pelaporan laba / rugi perusahaan menggunakan variabel dummy.
Perusahaan yang melaporkan laba = 1 Perusahaan yang melaporkan rugi = 0
(23)
d. Opini Auditor
Jenis pendapat auditor adalah jenis pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan (SPAP).Jenis opini atau pendapat auditor diperoleh dari laporan auditor independen pada paragraf pendapat pada laporan keuangan yang terdaftar di BEI.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian = 1
Pendapat selain itu = 0
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Ukuran perusahaan ditentukan dari jumlah aktiva perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar dan tidak lancar yang dapat dilihat dari neraca perusahaan yang terdaftar di BEI. f. Ukuran KAP
Ukuran KAP adalah besar kecilnya suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Ukuran KAP dapat ditentukan dengan melihat apakah KAP tersebut berafiliasi dengan Big Four atau tidak yang dapat dilihat dari laporan auditor independen. Ukuran KAP menggunakan variabel dummy.
KAP yang berafiliasi dengan Big Four = 1 KAP yang tidak berafiliasi dengan Big Four = 0
(24)
g. Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen serta efisiensi penggunaan modal kerja sehingga dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas diukur berdasarkan nilai ROA (Return on Asset) yaitu Net Profit dibagi dengan Total Asset. Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan audit akan lebih cepat. ROA dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Net Profitx100% TotalAsset
h. Solvabilitas
solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan
debt to asset ratio dengan rumus sebagai berikut.
Solvabilitas =Total Kewjiban x 100% Total Aktiva
(25)
2. Variabel terikat (dependen)
Audit delay dapat dihitung dari selisih antara tanggal tutup buku dengan tanggal laporan auditor independen (tanggal publikasi laporan audit atas laporan keuangan).
Audit Delay = Tanggal Laporan Auditor Independen – Tanggal Tutup Buku
Setelah melakukan klasifikasi dan menghitung nilai dari variabel tersebut, maka selanjutnya data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah probabilitas kebangkrutan,anak perusahaan Multinasional, jenis Industri, laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, tingkat profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit delay. Berikut adalah operasionalisasi variabel-variabel tersebut:
(26)
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala Sumber data
Independen ( Probabililtas Kebangkrutan
Menggunakan 5 rasio keuangan yang dikembangkan Altman dengan menggunakan metode
MultipleDiscriminant Analysis
pada 5 jenis rasio keuangan yaitu
working capital to total assets, retained earning to total assets, earning before interest and taxes to total assets, market value of equity to book value of total debts, dan sales to total assets.
Rasio Sekunder
Independen( Anak Perusahaan Multinasional
Dilihat dari perusahaan tersebut mempunyai anak perusahaan multinasional atau memiliki kegiatan/cabang di luar negara Indonesia.
Nominal Sekunder
Independen ( Jenis Industri
Pengklasifikasian jenis industri berdasarkan financial atau non
financial
(27)
Independen ( Pelaporan Laba / Rugi Perusahaan
Selisih dari pendapatan dan beban-beban
Nominal Sekunder
Independen ( ) Opini Auditor
Paragraf pendapat auditor tentang laporan keuangan
tersebut
Nominal Sekunder
Independen ( ) Ukuran Perusahaan
Total Assets Rasio Sekunder
Independen ( ) Ukuran KAP
KAP yang berafiliasi atau tidak berafiliasi dengan Big Four.
Nominal Sekunder
Independen ( ) Tingkat Profitabilitas
Perbandingan antara net profit
dengan total asset
Rasio Sekunder
Independen ( ) Solvabilitas
Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aktiva
Rasio Sekunder
Dependen (
Audit Delay
Lamanya waktu (jumlah hari) dari tanggal tutup buku sampai dengan Tanggal laporan auditor independen atas laporan keuangan perusahaan.
(28)
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.Alasan menggunakan data tersebut karena ketersediaan data yang lengkap, telah diaudit, dan diawasi oleh badan yang berwenang (Bapepam-LK).
3.2.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Adapun teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2012: 81). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan pendekatan sampling purposive. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 84). Sedangkan sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 85). Sampel penelitian adalah laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen perusahaandalam indeksLQ 45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 selama satu periode. Sampel penelitian ini digunakan dengan pertimbangan karena laporan keuangan
(29)
tahunan dan laporan auditor independen perusahaan dalam indeksLQ 45 tahun 2012merupakan laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen periode terakhir dimana semua perusahaan telah menyerahkan kepada BEI sehingga dapat memberikan informasi terbaru tentang objek yang diteliti. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tersebut harus sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 31
Desember 2012
2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen tahun 2012.
3. Menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.
Setelah dilakukan sampling didapat 33 perusahan dari indeks LQ 45 sebagai sampel dalam penelitian ini.
3.2.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kepustakaandan dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut
Arikunto (2000: 234) adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapor, leger, dan sebagainya”.Dan penelitian kepustakaan menurut Nazir (1988: 111) adalah “teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan”.
(30)
3.2.5 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah ” sumber data yang diperoleh dengan caramembaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yangbersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.”.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 selama 1 periode. Laporan tahunan tersebut diperoleh melalui media internet, yaitu dari situs BEI (www.idx.co.id).
3.2.6 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda (multiple regression). Menurut Sugiyono (2009:275),regresi linear bergandadigunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya.
3.2.6.2Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 19.0 untuk mengetahui hasil signifikansi yaitu probabilitas kebangkrutan,anak perusahaan Multinasional, jenis Industri, pelaporan laba/rugi
(31)
perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, tingkat profitabilitas, Solvabilitas terhadap Audit Delay.
Regresi linear berganda ini dihitung dengan menggunakan metode stepwise. Metode stepwise adalah proses seleksi Stepwise adalah salah satu metode yang sering dipakai dalam analisis regresi. Metode ini hampir sama dengan Forward, hanya disini variabel yang telah dimasukkan dalam model regresi bisa dikeluarkan lagi dari model. Metode ini dimulai dengan memasukkan variabel bebas yang punya korelasi paling kuat dengan variabel dependen. Kemudian setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain, dilakukan pengujian untuk tetap memasukkan variabel bebas atau mengeluarkannya. Angka signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah p<0.05.
Adapun persyaratan yang diperlukan sebelum melakukan analisis regresi berganda yaitu uji asumsi klasik. Sebelum melakukan uji asumsi klasik, analisi regresi berganda, dan pengujian hipotesis, dirumuskan terlebih dahulu hipotesis statistik yang akan diuji. Adapun tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis akan diuraikan di bawah ini.
3.2.6.3 Penentuan Hipotesis
Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha diterima. (Sugiyono, 2009: 87). Adapun masing-masing hipotesis tersebut adalah:
(32)
H0-1 : Terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutanterhadap audit delay
Ha-1 :Tidak Terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutan terhadap audit delay
H0-2 :Terdapat pengaruh antara anak perusahaan
multinasional,terhadap audit delay
Ha-2 :Tidak Terdapat pengaruh antara anak perusahaan multinasionalterhadap audit delay
H0-3 :Terdapat pengaruh antara jenis industri terhadap audit delay
Ha-3 :Tidak Terdapat pengaruh antara jenis industri terhadap
audit delay
H0-4 :Terdapat pengaruh antara pelaporan laba/rugi perusahaan terhadap audit delay
Ha-4 :Tidak Terdapat pengaruh antara pelaporan laba/rugi perusahaan terhadap audit delay
H0-5 : Terdapat pengaruh antara opini auditorterhadap audit delay
Ha-5 :Tidak Terdapat pengaruh antara opini auditor terhadap
audit delay
H0-6 :Terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan
(33)
Ha-6 :Tidak Terdapat pengaruh antara ukuran perusahaanterhadap audit delay
H0-7 :Terdapat pengaruh antara ukuran KAP
terhadap audit delay
Ha-7 :Tidak Terdapat pengaruh antara ukuran KAP terhadapaudit delay
H0-8 :Terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap audit delay
Ha-8 :Tidak Terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadapaudit delay
H0-9 :Terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap audit delay
Ha-9 :Tidak Terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap audit delay
H0-10 :Terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan solvabilitas secara simultan terhadap audit delay
Ha-10 :Tidak Terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP,
(34)
profitabilitas dan solvabilitas secara simultan terhadap audit delay.
3.2.7 Uji Asumsi klasik
Untuk memperoleh model regresi yang memberikan hasil Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), model tersebut perlu diuji asumsi klasik dengan metode stepwise. Model regresi dikatakan BLUE apabila tidak terdapat, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Normalitas. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan sebaiknya berdistribusi normal. Uji normalitas juga melihat apakah model regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001). Dalam penelitian ini uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusan adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mempunyai residual yang normal. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti garis normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(35)
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 19, 0. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2002 : 206).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser yaitu dengan meregresikan
variabel bebas terhadap nilai residual mutlaknya. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS 19 IBM for Windows.
(36)
3.2 8 Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regresion)
Model analisis regresi linear berganda (multiple regression)dengan metode stepwise. Metode stepwise ini hampir sama dengan Forward , hanya disini variabel yang telah dimasukkan dalam model regresi bisa dikeluarkan lagi dari model. Metode ini dimulai dengan memasukkan variabel bebas yang punya korelasi paling kuat dengan variabel dependen. Kemudian setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain, dilakukan pengujian untuk tetap memasukkan variabel bebas atau mengeluarkannya. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7+ b8X8+b9X9+ e Keterangan :
Y = simbol yang menunjukkan Audit Delay
α = harga konstan
b1, b2, b3, b4, b5, ..., b9 = koefisien variabel
X1 =Probabilitas Kebangkrutan
X2 = Anak Perusahaan Multinasional
X3 =Jenis Industri
X4 = Pelaporan Laba / Rugi Perusahaan
X5 = Opini Auditor
X6 = Ukuran Perusahaan
X7 = Ukuran KAP
X8 = PRofitabilitas
(37)
3.2.8.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan 1.
Jika nilai KD = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Jika nilai KD = 1, berarti variabel variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X). Jika nilai KD = berada di antara 0 dan 1 maka besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah sesuai dengan nilai KD itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.
3.2.8.2 Pengujian Hipotesis
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individuterhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk pengujian secara satu per satu pengaruh dari masing-masing variabel dependen. Dalamhal ini variabel independennya adalah probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinsional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan solvabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah audit delay.
(38)
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan kesalahan 5% (Sugiyono, 2009:231). Kriteria pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
• │th> tt │ : H0 ditolak
• │th< tt│ : H0 diterima
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan kesalahan 5% (Sugiyono, 2009:235). Kriteria pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
• │Fh> Ft│ : H0 ditolak
(39)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis didapat Simpulan dari hasil penelitian ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dengan metode stepwise adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh terhadap audit delay hanya terdapat pada ukuran Kantor Akuntan Publik sedangkan probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor,ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas, dan solvabilitas secara simultan terhadap audit delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(40)
5.2 Saran
Setelah melakukan peneltiian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay pada Perusahaan Dalam Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini periodisasi data yang terbatas hanya satu periode dalam satu tahun untuk memprediksi. Kemampuan prediksi akan lebih baik apabila digunakan data series yang cukup panjang.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah yang didapat dari penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan subjek perusahaan yang sejenis. Dimungkinkan jika peneliti melakukan dengan perusahaan dalam sektor sejenis, hasil yang didapatkan lebih memuaskan daripada sebelumnya.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M.A dan Kurniasih, E, 2000. Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Metode Altman (Kasus Pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 4 No.2 Desember: Hal 131-151.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Jakarta: Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia
Altman, E. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance, September 1968
Arens et. al. 2006. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach Eleventh Edition. New Jersey: Person Education, Inc.
__________. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Ashton et. al. 1989. Audit Delay and The Timeliness of Corporate Reporting.
Contemporary Accounting Research pp. 275-292.
Carslaw, C.A.P.N., and Kaplan, S.E., 1991. An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand, Accounting and Bussiness Research, Winter, p.21-32.
Che-Ahmad, A., & Abidin, S. 2009. Audit delay of listed companies: A case of Malaysia. International business research, 1(4), P32.
Dyers, J.C, and A.J. Mc Hugh, 1975. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn, p.204-219.
Febrianty. (2011). FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol. 1 No. 3.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Hilmi, U, dan Ali, S, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia.
(42)
Hossain and Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay, Evidence form Pakistan Disertasi: School of Accounting and Finance The University of Manchester.
Husein Umar. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat. Jakarta.
______________________. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Indriyani, R. E., & Supriyati, S. 2012. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI INDONESIA DAN MALAYSIA. The Indonesian Accounting Review, 2(2), 185-202.
Kartika, A. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16(01).
Kusumawardani, F. 2013. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Accounting Analysis Journal, 1(3).
Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. “Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ )”, Kinerja Vol. 11 (1): 27-39.
Respati, N. W. 2001. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris Dl Bursa Efek Jakarta
(Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro). Santoso Singgih.2002. Statistik Parametrik. Jakarta: Cetakan Ketiga PT Gramedia
Pustaka Utama.
Setyahadi, R, R. 2012. Pengaruh Probabilitas Kebangkrutan Pada Audit Delay. (doctoral dissertation,Universitas Udayana Denpasar)
(43)
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Subekti, I., & Widiyanti, N. W. 2004. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi, 7, 991-1002. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta.
Utami , Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Bulletin Penelitian No. 09 Tahun 2006.
Varianada Halim. 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di BEJ. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol, 2 No. 1, April 2000, 63-7.
Wirakusuma, M. G. (2004, December). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. In Makalah Seminar Nasional Akuntansi VII, Denpasar-Bali (pp. 2-3).
(1)
Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan kesalahan 5% (Sugiyono, 2009:231). Kriteria pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
• │th> tt│ : H0 ditolak • │th< tt│ : H0 diterima
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan kesalahan 5% (Sugiyono, 2009:235). Kriteria pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
• │Fh> Ft│ : H0 ditolak
(2)
Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis didapat Simpulan dari hasil penelitian ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay Pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dengan metode stepwise adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh terhadap audit
delay hanya terdapat pada ukuran Kantor Akuntan Publik sedangkan
probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh antara probabilitas kebangkrutan, anak perusahaan multinasional, jenis industri, pelaporan laba/rugi perusahaan, opini auditor,ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas, dan solvabilitas secara simultan terhadap audit delay pada perusahaan dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(3)
Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Setelah melakukan peneltiian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay pada Perusahaan Dalam Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini periodisasi data yang terbatas hanya satu periode dalam satu tahun untuk memprediksi. Kemampuan prediksi akan lebih baik apabila digunakan data series yang cukup panjang.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah yang didapat dari penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan subjek perusahaan yang sejenis. Dimungkinkan jika peneliti melakukan dengan perusahaan dalam sektor sejenis, hasil yang didapatkan lebih memuaskan daripada sebelumnya.
(4)
Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M.A dan Kurniasih, E, 2000. Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Metode Altman (Kasus Pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia). Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 4 No.2 Desember: Hal
131-151.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Jakarta: Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia
Altman, E. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance, September 1968
Arens et. al. 2006. Auditing and Assurance Services: An Integrated
Approach Eleventh Edition. New Jersey: Person Education, Inc.
__________. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Ashton et. al. 1989. Audit Delay and The Timeliness of Corporate Reporting.
Contemporary Accounting Research pp. 275-292.
Carslaw, C.A.P.N., and Kaplan, S.E., 1991. An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand, Accounting and Bussiness Research, Winter, p.21-32.
Che-Ahmad, A., & Abidin, S. 2009. Audit delay of listed companies: A case of Malaysia. International business research, 1(4), P32.
Dyers, J.C, and A.J. Mc Hugh, 1975. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn, p.204-219.
Febrianty. (2011). FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol. 1 No. 3.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Hilmi, U, dan Ali, S, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia.
(5)
Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hossain and Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay, Evidence form
Pakistan Disertasi: School of Accounting and Finance The University of
Manchester.
Husein Umar. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat. Jakarta.
______________________. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Indriyani, R. E., & Supriyati, S. 2012. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI INDONESIA DAN MALAYSIA. The Indonesian
Accounting Review, 2(2), 185-202.
Kartika, A. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16(01).
Kusumawardani, F. 2013. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Accounting
Analysis Journal, 1(3).
Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. “Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ )”, Kinerja Vol. 11 (1): 27-39.
Respati, N. W. 2001. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris Dl Bursa Efek Jakarta
(Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
Santoso Singgih.2002. Statistik Parametrik. Jakarta: Cetakan Ketiga PT Gramedia Pustaka Utama.
Setyahadi, R, R. 2012. Pengaruh Probabilitas Kebangkrutan Pada Audit Delay.
(doctoral dissertation,Universitas Udayana Denpasar)
Saputri, O. D., & Yuyetta, E. N. A. 2012. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada
(6)
Perusahaan-Vina Anggraini, 2014
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) (Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Subekti, I., & Widiyanti, N. W. 2004. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi, 7, 991-1002.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta.
Utami , Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Bulletin Penelitian No. 09 Tahun 2006.
Varianada Halim. 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di BEJ. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol, 2 No. 1, April 2000, 63-7.
Wirakusuma, M. G. (2004, December). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. In Makalah Seminar Nasional