UPAYA MENGEMBANGKAN MEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DI PAUD MAWAR KELURAHAN PETISAH HULU MEDAN T.A 2014-2015.

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENERAPAN

METODE EKSPERIMEN DI PAUD MAWAR

KELURAHAN PETISAH HULU

MEDAN T.A 2014/2015

SKRIPSI

Oleh :

FEBRIYANTI SIAGIAN

NIM : 1103313027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014/2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Febriyanti Siagian, 1103313027, Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penerapan Metode Eksperimen Di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu Medan T.A 2014-2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di PAUD Mawar tidak sesuai dengan tahapan usianya. Beberapa penyebabnya antara lain : media yang tersedia di sekolah jumlahnya terbatas seperti puzzle, balok, plastisin, dsb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu Medan T.A 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah anak kelas kelompok B yang berjumlah 20 orang (7 orang anak laki-laki dan 13 orang anak perempuan).

Hasil dari penelitian kemampuan kognitif anak pada siklus I pertemuan I terdapat 5 orang anak (25%) tergolong cukup dan 15 orang anak (75%) tergolong kurang dan pada pertemuan ke 2 terdapat 11 orang anak (55%) tergolong cukup dan 9 orang anak (45%) tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwasanya hasil belum mencapai kriteria keberhasilan sehingga perlu dilakukan perbaikan tindakan pembelajaran pencampuran warna dengan dengan car mengikutsertakan anak dalam kegiatan eksperimen yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk membuat anak tertarik dalam kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian pada siklus II pertemuan I terdapat 12 orang anak (60%) tergolong baik dan 8 orang anak (20%) tergolong cukup. Pada pertemuan 2 terdapat 7 orang anak (35%) tergolong sangat baik dan 13 orang anak (65%) tergolong baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan pencampuran warna dapat menigkatkan kemampuan kognitif anak. Oleh karena itu, kegiatan pencampuran warna menggunakan metode eksperimen dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak di kelas B PAUD Mawar.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ...

iv

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR GAMBAR ...

viii

DAFTAR LAMPIRAN...

ix

BAB I :PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II:KAJIAN PUSTAKA ...

9

2.1 Kajian Teoritis ... 9

2.1.1 Perkembangan Kognitif Anak... 9

2.1.1.1 Konsep Kognitif ... 9

2.1.1.2 Urgensi Perkembangan Kognitif Anak ... 10


(6)

2.1.1.4 Faktor Mempengaruhi Pengembangan Kognitif ... 12

2.1.1.5 Model Perkembangan Kognitif ... 13

2.1.2 Metode Eksperimen... 13

2.1.2.1 Pengertian Metode Eksperimen ... 13

2.1.2.2 Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen ... 15

2.1.2.3 Manfaat dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 16

2.1.2.4 Cara Mengatasi kekurangan Metode Eksperimen ... 16

2.1.2.5 Kelebihan Metode Eksperimen ... 17

2.1.2.6 Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 18

2.3 Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III:METODE PENELITIAN ...

20

3.1

Jenis Penelitian ... 20

3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 20

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 20

3.4 Desain Pelaksanaan Penelitian ... 21

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.7 Teknik Analisis Data ... 29

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

35

4.1 Hasil Penelitian ... 35


(7)

4.1.2 Deskripsi Siklus II ... 41

4.2 Pembahasan Penelitian ... 52

BAB V:KESIMPULAN DAN SARAN ...

54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Kisi-Kisi Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun ... 30

3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun... 32

3.3 Kriteria Penilaian ... 34

3.4 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I ... 37

4.2 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I ... 39

4.3 Data Observasi Siklus I Pertemuan I Dan II... 40

4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus II ... 44

4.5 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus II ... 46

4.6 Data Observasi Siklus II Pertemuan I Dan II ... 47

4.7 Rangkuman Data Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I Dan II Pertemuan I Dan II ... 49

4.8 Rangkuman Hasil Pengamatan Kemampuan Kognitf Anak Pada Siklus I Dan II Pertemuan I Dan II ... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Model Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis Dan Taggart (Arikunto 2012:16) ... 25 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Siklus I .... 38 4.2 Diagram Batang Kemampuan Kognitf Anak Pada Siklus I ... 40 4.3 Diagram Frekuensi Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Siklus II ... 45 4.4 Diagram batang Frekuensi Observasi Kemampuan Kognitif Siklus II . 47 4.5 Diagram Rata-rata Dan Standar Deviasi Pada Siklus II ... 48 4.6 Rangkuman Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I Dan II ... 5

2


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak sedini mungkin sehingga potensi yang dimiliki anak dapat berkembang agar nantinya anak akan menjadi pribadi yang dewasa dan dapat berdiri sendiri. Demikian halnya di Indonesia, telah melakukan hal tersebut yaitu dengan didirikannya lembaga pendidikan yang dapat mendidik anak sedini mungkin yang disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ).

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini aktif, rasa ingin tahu yang tinggi, banyak bertanya dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sujiono, 2004:2).

Dalam bidang pendidikan seroang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia


(11)

kebutuhan, dan konsidi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah antara lain dengan memperbaiki mutu belajar mengajar.

Pada anak usia dini ada beberapa aspek perkembangan yang harus di stimulasi, salah satunya perkembangan kognitif. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan ( intelegensi ) yang menandai seseorang dengan berbagai ide-ide belajar. Woolfok dalam susanto (2010:57) mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Pada hakikatnya kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan memperimbangkan suatu kejadian atau peristiwa ( Piaget dalam Tedjasaputra, 2001). Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan


(12)

berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Bagi anak PAUD kognitif lebih bersifat pasif atau statis karena anak masih belum dapat berfikir lebih luas dalam menyelesaikan tugasnya di sekolah. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia sejak lahir sampai dengan 6 tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan tahap selanjutnya.

Pengembangan kognitif anak yang dimaksud adalah agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah.

Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan seperti terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar dan bimbingan serta arahan dari guru untuk dapat mengembangkan kognitif anak. Seorang guru haruslah mampu mengembangkan kemampuan kognitif pada anak dengan cara mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dia lihat, dengar dan rasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif, melatih ingatannya


(13)

terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya, mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, memahami berbagai simbol yang terbesar di dunia sekitarnya dan mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang menolong dirinya sendiri.

Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, menyimbolkan, mengenal ukuran, menyelesaikan tugas, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak. Kemampuan kognitif berkaitan dengan pengetahuan kemampuan berfikir dan kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif juga erat hubungannya dengan anak agar dapat berpikir, karena tanpa kemampuan kognitif mustahil anak dapat memahami kegiatan yang disajikan kepadanya. Salah satu sumber belajar yang luas dalam pembelajaran anak usia dini adalah alat permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

Berdasarkan pengamatan dilapangan penulis melihat pada anak usia 5-6 tahun ( kelompok B ) yang berjumlah 20 orang , penulis melihat rendahnya perkembangan anak pada aspek kognitif. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya kemampuan anak dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan guru.

Diantara 20 orang anak hanya 13 anak yang dapat menguasai materi pembelajaran. Selain itu, masih terdapat beberapa orang anak yang belum mampu mengembangkan kognitifnya, sedangkan 7 anak belum kelihatan pengembangan


(14)

kognitifnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesabaran anak dalam menyelesaikan tugasnya, rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru, anak masih jarang untuk melakukan percobaan dengan menggunakan metode eksperimen, kurangnya menggunakan media di sekolah sehingga membuat anak jenuh di dalam kelas, keinginan guru yang masih rendah dalam menciptakan media dengan kegiatan eksperimen yang jarang dilakukan, kurangnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga membuat anak kurang kreatif dalam mengerjakan tugasnya dengan baik dan guru kurang peka dalam menuntun anak pada saat mempraktekkan kegiatan bereksperimen di dalam kelas.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan penulis untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan baik adalah dapat menyiapkan pembelajaran dengan cara bereksperimen. Sebab melalui eksperimen atau percobaan anak dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Artinya dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, anak diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Sehingga pemahaman anak akan lebih kuat dan mendalam serta dapat menimbulkan kepercayaan kepada anak bahwa yang dipelajari merupakan sesuatu yang benar dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak, sangat diharapkan agar guru lebih kreatif dalam memilih metode apa yang akan digunakan dan sesuai dengan perkembangan anak, sehingga anak tertarik dan tidak merasa bosan.


(15)

Karena itu guru memerlukan tekhnik baru dalam mengajar, antara lain seperti metode eksperimen, melalui metode eksperimen anak akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan aktivitas anak, atas pertimbangan tersebut, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memciptakan dan menggunakan metode eksperimen yang dapat memotivasi anak dalam kegiatan pembelajarannya.

Metode eksperimen dapat diimplementasikan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak, karena pada dasarnya anak-anak sangatlah menyukai sebuah permainan seperti melakukan suatu eksperimen. Melalui metode eksperimen anak dapat mempelajari sesuatu yang rumit serta anak dapat berpikir bagaimana melakukan eksperimen yang sederhana dan menghasilkan sebuah percobaan yang menarik bagi anak. Salah satu sumber belajar yang luas dalam pembelajaran anak usia dini adalah membuat campuran warna yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

Dunia anak tidak terlepas dari dunia bermain dan hampir semua kegiatan anak bermain menggunakan metode eksperimen. Permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Guru PAUD hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang permainan yang digunakan untuk pembelajaran di PAUD. Selain untuk pembelajaran di PAUD, permainan ini juga dapat memenuhi kebutuhan naluri bermain anak dan sebagai sumber belajar yang sangat diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Aspek-aspek tersebut hendaknya dikembangkan secara serempak sehingga anak lebih siap menghadapi lingkungannya dan mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(16)

Guru PAUD juga sebaiknya memiliki kemampuan merancang alat permainan untuk pembelajaran di sekolah PAUD. Anak usia dini biasanya menyukai alat permainan dengan bentuk yang sederhana, tidak rumit, dan berwarna terang. Jadi guru membuat sebuah percobaan kepada anak dengan melakukan kegiatan mencampurkan warna melalui metode eksperimen, karena melalui metode eksperimen dapat mengembangkan kecerdasan kognitif anak usia dini.

Selanjutnya menurut Peraturan Pemerintahan No.58 Tahun 2009, maka yang termasuk dalam kemampuan kognitif anak usia dini adalah (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk dan warna, (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf, (4) memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan peraturan pemerintahan tersebut, maka penulis lebih fokus pada poin ke-2 yaitu konsep bentuk dan warna. Disamping itu pula salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak adalah dengan menggunakan metode eksperimen karena metode eksperimen meupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan sikap dan minat anak untuk mengembangkan kognitif anak. Dengan system pembelajaran metode eksperimen , anak lebih aktif mengikuti pembelajaran dalam kelas dengan cara melibatkan permainan yang disukainya. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini yang berjudul “Upaya Mengembangkan Kemampuan

Kognitif Anak Usia 5-6Tahun Melalui Penerapan Metode Eksperimen Di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu Medan”.


(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah :

1. Kurangnya kesabaran anak dalam menyelesaikan tugasnya.

2. Rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru.

3. Anak masih jarang untuk melakukan percobaan dengan menggunakan metode eksperimen.

4. Kurangnya guru menggunakan media eksperimen di sekolah sehingga membuat anak jenuh di dalam kelas.

5. Keinginan guru yang masih rendah dalam menciptakan media di sekolah. 6. Kurangnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga membuat anak kurang

kreatif dalam mengerjakan tugasnya dengan baik.

7. Guru kurang peka dalam menuntun anak pada saat mempraktekkan kegiatan bereksperimen di dalam kelas.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Melalui


(18)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah mlalui metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di warna di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di Paud Mawar melalui metode eksperimen.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

3. Bagi Sekolah PAUD, dapat menjadi sumbangan keilmuan bagi PAUD untuk pengembangan kognitif anak usia 5-6 tahun.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan terhadap upaya mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun menggunakan metode ekperimen di Pendidikan Anak Usia dini Mawar kelurahan Petisah Hulu kecamatan Medan Baru, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

• Dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun.

• Hasil observasi dan refleksi pada siklus I pertemuan 1 terdapat 5 orang anak (25%) tergolong cukup dan 15 orang anak (75%) tergolong kurang dan pada pertemuan ke 2 terdapat 11 orang anak (55%) tergolong cukup dan 9 orang anak (45%) tergolong kurang. Kemudian pada siklus II dilakukan 2 kali pertemuan yang dilaksanakan penelitian dengan memperbaiki kesulitan yang dihadapi anak untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan maksimal. Pada siklus II terjadi peningkatan perkembangan yang siknifikan, pada pertemuan I terdapat 12 orang anak (60%) tergolong baik dan 8 orang anak (20%) tergolong cukup. Pada pertemuan 2 terdapat 7 orang anak (35%) tergolong sangat baik dan 13 orang anak (65%) tergolong baik.


(20)

• Dari observasi setiap siklus jelaslah terlihat bahwa dengan menggunakan metode eksperimen kemampuan kognitif anak semakin berkembang. Anak bukan saja paham tentang pencampuran warna tapi anak sudah mampu menulis dan menggambarkan alat-alat komunikasi yang sederhana.

1.2 Saran

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

3. Bagi Sekolah PAUD, dapat menjadi sumbangan keilmuan bagi PAUD untuk pengembangan kognitif anak usia 5-6 tahun.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairul. 2011. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Colvin (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamarah dan Zain. 2006. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Faizi. 2013. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan. Hanariati. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Hunt. 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Lehhrin, Lindzey, dan Spuhier. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Locke, John. 2002. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Munandar, Gardner. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Piaget, Jean (dalam Suyadi). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Piaget, Jean (dalam Tedjasaputra), 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :Universitas Terbuka.

Roestiyah. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sagala, Saiful. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

---, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana


(22)

Suyadi (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Witherington (dalam Susanto). 2011. Metode Pengembangan Kognitif.

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

(http://ifzainul.blogspot.com/2009/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html). (http://linaharyani.blogspot.com/2010/11/metode-pembelajaran.html).


(1)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah :

1. Kurangnya kesabaran anak dalam menyelesaikan tugasnya.

2. Rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh

guru.

3. Anak masih jarang untuk melakukan percobaan dengan menggunakan metode

eksperimen.

4. Kurangnya guru menggunakan media eksperimen di sekolah sehingga

membuat anak jenuh di dalam kelas.

5. Keinginan guru yang masih rendah dalam menciptakan media di sekolah.

6. Kurangnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga membuat anak kurang

kreatif dalam mengerjakan tugasnya dengan baik.

7. Guru kurang peka dalam menuntun anak pada saat mempraktekkan kegiatan

bereksperimen di dalam kelas.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Melalui


(2)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah mlalui metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di warna di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di Paud Mawar melalui metode eksperimen.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen

dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

3. Bagi Sekolah PAUD, dapat menjadi sumbangan keilmuan bagi PAUD untuk


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan terhadap upaya mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun menggunakan metode ekperimen di Pendidikan Anak Usia dini Mawar kelurahan Petisah Hulu kecamatan Medan Baru, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

• Dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

kognitif anak usia 5-6 tahun.

• Hasil observasi dan refleksi pada siklus I pertemuan 1 terdapat 5 orang anak

(25%) tergolong cukup dan 15 orang anak (75%) tergolong kurang dan pada pertemuan ke 2 terdapat 11 orang anak (55%) tergolong cukup dan 9 orang anak (45%) tergolong kurang. Kemudian pada siklus II dilakukan 2 kali pertemuan yang dilaksanakan penelitian dengan memperbaiki kesulitan yang dihadapi anak untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan maksimal. Pada siklus II terjadi peningkatan perkembangan yang siknifikan, pada pertemuan I terdapat 12 orang anak (60%) tergolong baik dan 8 orang anak (20%) tergolong cukup. Pada pertemuan 2 terdapat 7 orang anak (35%) tergolong sangat baik dan 13 orang anak (65%) tergolong baik.


(4)

• Dari observasi setiap siklus jelaslah terlihat bahwa dengan menggunakan metode eksperimen kemampuan kognitif anak semakin berkembang. Anak bukan saja paham tentang pencampuran warna tapi anak sudah mampu menulis dan menggambarkan alat-alat komunikasi yang sederhana.

1.2 Saran

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen

dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

3. Bagi Sekolah PAUD, dapat menjadi sumbangan keilmuan bagi PAUD untuk


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairul. 2011. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Colvin (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamarah dan Zain. 2006. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Faizi. 2013. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan. Hanariati. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Hunt. 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Lehhrin, Lindzey, dan Spuhier. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Locke, John. 2002. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Munandar, Gardner. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Piaget, Jean (dalam Suyadi). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Piaget, Jean (dalam Tedjasaputra), 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :Universitas Terbuka.

Roestiyah. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sagala, Saiful. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

---, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(6)

Suyadi (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Witherington (dalam Susanto). 2011. Metode Pengembangan Kognitif.

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

(http://ifzainul.blogspot.com/2009/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html). (http://linaharyani.blogspot.com/2010/11/metode-pembelajaran.html).


Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI TK PUTRI PARIMA MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 20

UPAYA MENGEMBANGKAN MORAL ANAK USIA 5-6 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DI PAUD ADINDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN AJARAN 2015-2016.

0 2 26

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL VCD PLAYER DI PAUD NURMALA KELURAHAN GLUGUR KOTA MEDAN T.A 2014/2015.

0 6 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE PERMAINAN JARIMATIKA DIKELOMPOK B PAUD MAWAR KELURAHAN PETISAH HULU MEDAN. T. A 2013/2014.

0 11 20

UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN MERONCE DI PAUD AZHURA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 11

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok A Di BA ’Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 2 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok A Di BA ’Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 3 19

PENGGUNAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA 5 – 6 TAHUN DI TK ADVENT – 2 MEDAN T.A 2012 – 2013.

0 1 18

UPAYA MENGEMBANGKAN SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ELIDA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN.

0 1 22

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD MEKARSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 - Repository UNRAM

0 0 107