PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

BARINGIN SITINJAK

NIM. 8126122008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

Lembar Pengesahan Tesis

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Disusun dan diajukan oleh:

BARINGIN SITINJAK

NIM. 8126122008

Menyetujui Tim Pembimbing

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd Dr. R. Mursid, M.Pd

NIP. 19590807 198303 1 033 NIP. 19660711 199103 1 003

Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan,

Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd NIP. 19600705 198601 1 001


(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

Baringin Sitinjak. Reg. 8126122008. The Effect of Instructional Strategy and The

Ability of Logical Thinking on the Students’ Achievement in Mathematic at SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. A Thesis. Post Graduate Program of State University of Medan. 2014.

This research is aimed at finding out: (1) the achievement of Mathematic Keuangan between the student that taught by systematic approach to problem solving expository strategies, (2) the achievement of Mathematic between student who had ability of high logical thinking and low logical thinking, (3) interaction between instructional strategies and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic.

The population of this research were the seven grade students of SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan that insists of 5 classes. The sample of the research were chosen from VII2 and VII4 class. For VII2 class taught by systematic approach to problem solving strategy and for VII4 done by learning of expository strategy. The samples taken by cluster random sampling technique. The technique of data analysis was a two way ANOVA at the level of significance  = 0.05 and and followed by Scheffe test.

The finding of the research showed that: (1) the students’ achievement in Mathematic that taught by systematic approach to problem solving strategy ( X = 29.32) is higher than the students’ achievement that taught by expositoryl strategy ( X = 27), with F count = 13.32 > F table = 4.00 (2) the students’ achievement in Mathematic by the ability of high logical thinking ( X = 29,90) is higher than the ability of low logical thinking ( X = 26.20), with F count = 10.41 > F table = 4.00 (3) the is interaction between instructional strategy and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic counted by statistic Found 12.51 > F table =

4.00. `

Based on the data analysis, the students with high logical thinking characteristics should be best taught with systematic approach to problem solving strategy, while the students with low logical thinking with expository instructional strategy. The implication is also suggested that teacher. It is also suggested that teachers who plan to implement the learning strategy should know the characteristics of students.


(6)

ii ABSTRAK

Baringin Sitinjak, Nim. 8126122008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah, dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa terhadap hasil belajar matematika.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kelas. Sampel yang terpilih untuk menjadi kelas pembelajaran pemecahan masalah sistematis adalah kelas VII2 dan kelas VII4 sebagai kelas pembelajaran ekspositori. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara acak (cluster random sampling). Teknik analisis adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi  = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis (X = 29,32) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (X = 27) dengan Fhitung = 13,32 > Ftabel = 4,00, (2) rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi (X = 29,90) lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah (X = 26,20), dengan Fhitung = 10,41 > Ftabel = 4,00, dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dengan Fhitung = 12,51 > Ftabel = 4,00.

Hasil analisis data disimpulkan bahwa siswa dengan karakteristik kemampuan berpikir logis tinggi maka strategi pembelajaran yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis, sedangkan pada siswa dengan karakteristik kemampuan berpikir logis rendah maka strategi pembelajaran yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada tenaga pengajar untuk memperhatikan strategi pembelajaran dan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran.


(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang memberikan kekuatan dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya ini banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan Pembimbing dan motivasi dari orang tua serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, ucapan terimakasih disampaikan kepada:

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan administrasi di Program Pascasarjana Unimed.

Secara khusus ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd., dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S,S.Psi dan Bapak Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak Dr. Mursyid, M.Pd., Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan atas segala


(8)

ii

motivasi dan bantuan kepada penulis berupa layanan perkuliahan dan administrasinya.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan sebagai teman yang telah banyak memberikan bantuan moril dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Ucapan terimkasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan penulisan tesis ini. Secara khusus pula ucapan terimakasih istri tercinta yang selalu memberikan curahan kasih sayang.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan yang akan datang.

Kampung Rakyat, Pebruari 2015 Penulis,

BARINGIN SITINJAK NIM. 8126122008


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...… 1

B. Identifikasi Masalah………. 7

C. Pembatasan Masalah………. 8

D. Rumusan Masalah………. 8

E. Tujuan Penelitian……… 9

F. Manfaat Penelitian……….. 9

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 11

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika ... 11

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 19

a. Hakikat Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis ... 24

b. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 30

3. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis ... 36

B. Penelitian Yang Relevan ... 44

C. Kerangka Berpikir ... 45


(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

C. Desain Penelitian ... 56

D. Prosedur Penelitian... 57

E. Pengontrolan Perlakuan... 58

F. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ... 61

H. Teknik Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....………...………... 69

B. Pengujian Persyaratan Analisis……….. 81

C. Pengujian Hipotesis……… 86

D. Diskusi Hasil Penelitian……….. 90

E. Keterbatasan Penelitian……….. 98

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……… 100

B. Implikasi……… 101

C. Saran-Saran……… 106


(11)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Ujian Semester SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Dalam 3

Tahun Terakhir Bidang Studi Matematika 4

2.1 Sintaks Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 27

2.2 Sintaks Pembelajaran Ekspositori 35

3.1 Distribusi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kampung Rakyat 54

3.2 Rancangan Penelitian 56

3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika 61

3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis (Tes Piagetian Objective Formal) 62

4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70

4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori 71

4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 72

4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 74

4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 75

4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77

4.7 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 78


(12)

vi

4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis

Rendah 80 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas 81 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa

Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah

Sistematis Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori 84

4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Dan Kemampuan

Berpikir Logis Rendah 85 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Strategi Pembelajaran Dan

Kemampuan Berpikir Logis 85 4.13 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 86


(13)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Variabel Pembelajaran 20

4.1 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70 4.2 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori 72 4.3 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan

Berpikir Logis Tinggi 73 4.4 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan

Berpikir Logis Rendah 74 4.5 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan

Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 76 4.6 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan

Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77 4.7 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 79 4.8 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 80 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Logis 90


(14)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus 112

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 117

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Ekspositori 123

4 Tes Hasil Belajar Matematika 127

5 Tes Kemampuan Berpikir Logis 131

6 Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika 140

7 Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika 142

8 Uji Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar Matematika 146

9 Data Hasil Belajar Matematika 149

10 Pengujian Normalitas Data 173

11 Pengujian Homogenitas Data 181

12 Pengujian Hipotesis 185

13 Pengujian Lanjut 190


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di era globalisasi apalagi tahun depan yaitu tahun 2015 Indonesia memasuki masyarakat ekonomi Asean (MEA). Secara khusus perhatian terhadap pendidikan menengah pertama (SMP) menjadi bagian penting bagi keberhasilan pendidikan sebagai bagian dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No, 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) dijelaskan bahwa untuk tingkat SMP adalah: (1) memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya., (2) memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata, dan (3) memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan diperlukan guna menjawab tantangan-tantangan perkembangan global.


(16)

2

Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan yang dilakukan pemerintah misalnya, rehabilitasi dan perluasan gedung sekolah, penyediaan peralatan praktek, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan profesionalisme tenaga pengajar yang disertai dengan program sertifikasi guru yang dilakukan secara nasional, program bantuan operasional sekolah (BOS) dan sebagainya. Namun demikian masih terdapat hambatan-hambatan serta kekurangan-kekurangan. Hal yang paling memprihatinkan yang dapat dilihat langsung adalah hasil nilai ulangan akhir sekolah belum mencapai hasil yang diharapkan.

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia khususnya terkait dengan kemampuan siswa dalam bidang sains dijelaskan Wibawa (2013:2) dengan mengutip hasl survei dari Program for International Student Assessment (PISA) yang di tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling akhir dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa membaca, matematika, dan sains. Hampir semua siswa Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara maju maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6. Hasil survai lainnya dari Trends in International Math and Science (TIMS) oleh Global Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai perbandingan, siswa Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78 persen siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa mengerjakan soal semacam itu hanya 10 persen. Kesimpulannya adalah: prestasi siswa Indonesia masih terkebelakang.


(17)

3

Dalam hal ini terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yang diungkapkan Hamalik (1992:3) bahwa secara operasional terdapat lima variabel utama yang berperan, yakni : (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode dan teknik mengajar, (4) guru dan (5) logistik. Semua variabel tersebut memiliki ketergantungan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri dalam memberhasilkan pembelajaran.

Berkaitan dengan rendahnya hasil belajar juga dijelaskan Slameto (1995:54) bahwa rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri siswa seperti intelegensi, minat, dan motivasi belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar di antara strategi pembelajaran yang dilakukan guru.

Strategi pembelajaran yang digunakan guru-guru selama ini belum optimal sehingga menyebabkan timbulnya kebosanan siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar. Terlebih-lebih adanya kesan selama ini, pembelajaran yang dilaksanakan dipengaruhi pandangan instan yaitu siap pakai, pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberi tahu konsep saja, dengan kata lain bahwa pembelajaran terfokus kepada guru. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari strategi belajar yang terlalu monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah, sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran.

Kenyataan di atas, tergambar juga dari hasil ujian semester ganjil pada siswa sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Kampung Rakyat dalam 3 tahun terakhir sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:


(18)

4

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Dalam 3 Tahun Terakhir Bidang Studi Matematika

No Tahun Mata Pelajaran Matematika

NTR NTT NRT

1 2011/2012 38 70 66,20

2 2012/2013 42 73 67,16

3 2013/2014 55 76 68.24

Keterangan:

NTR = nilai terendah NTT = nilai tertinggi NRT = nilai rata-rata

Merujuk kepada Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar tiga tahun terakhir pada studi matematika masih kurang memuaskan, hal ini ditandai dengan rendahnya rata-rata matematika yang masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan data tersebut maka timbul berbagai pertanyaan, antara lain: mengapa hasil belajar matematika siswa masih rendah? mengapa siswa kurang mampu menyerap materi ajar matematika? faktor apa penyebabnya?, apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat? apakah sarana media pembelajaran yang kurang memadai?, apakah disebabkan kekurangmampuan guru yang mengajar?.

Berbagai pertanyaan tersebut mempunyai relevansi satu dengan lainnya dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Namun dalam kajian penelitian ini, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik yang menduduki posisi strategis


(19)

5

dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut.

Strategi pembelajaran adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah strategi pembelajaran dapat disebut baik diperlukan sebuah patokan (kriteria) yang menentukan yaitu tujuan yang akan dicapai. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir logis siswa, hal ini dikarenakan bidang studi matematika menuntut daya pikir, rasa, kecermatan dan ketelitian. Dalam hal ini terdapat berbagai ragam strategi pembelajaran, namun dalam kajian penelitian ini peneliti mengambil strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori.

Dalam pembelajaran pemecahan masalah sistematis siswa diminta menemukan sendiri pengetahuannya dengan keterlibatannya kognitif dalam proses pembelajaran bermakna dan hal ini akan berlangsung baik apabila didukung dengan kemampuan berpikir logis pada diri siswa. Peran guru terutama sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa dalam proses rekontruksi materi ajar.

Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasakan penyelesaian masalah yang dilakukan secara sistematis. Pemberian materi dimulai dengan memberikan uraian tentang pengertian suatu konsep, prinsip atau prosedur, diikuti dengan uraian penyelesaian yang dilakukan secara sistematis.

Selanjutnya pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan guru sebagai sumber belajar, dalam arti guru sebagai pemegang


(20)

6

kendali dan kontrol dalam menetapkan isi, metode pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran ekspositori diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran dan di dalamnya terdapat pemilihan, penetapan dan pengembangan metode untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, menentukan sumber belajar dan menilai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perbedaan karakteristik kedua strategi pembelajaran sebagaimana paparan di atas, maka akan memberikan perbedaan perolehan hasil belajar siswa.

Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu kemampuan berpikir logis. Dalam hal ini kemampuan berpikir logis siswa adalah salah satu komponen yang harus diperhatikan dengan seksama karena seorang guru dalam mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki siswa yang akan membantu dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.

Kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi maka siswa tersebut akan semakin mampu menggunakan berbagai informasi dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal-soal untuk memecahkan masalah baru atau permasalahan yang dihadapinya. Sebaliknya jika siswa memiliki kemampuan berpikir logis yang rendah maka diprediksi akan kesulitan dalam melatih diri untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.


(21)

7

Berdasarkan hal di atas, maka guru hendaknya mampu mengetahui dan memahami karakteristik kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa, dengan mengetahui tingkat kemampuan berpikir logis siswa, maka seorang guru dapat menyesuaikan, menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran dalam pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun faktor yang ada di luar dirinya. Faktor faktor tersebut membentuk satu keadaan dan lingkungan memberikan suasana sehingga kegiatan belajar yang dilakukan dapat mampu mencapai satu hasil yang lebih baik. Bila faktor-faktor tersebut dikelola dengan baik maka akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pencapaian hasil belajar, namun bila pengelolaan dilakukan tidak profesional maka yang terjadi adalah ketidaknyamanan siswa dalam belajar dan akhirnya tidak dapat mencapai hasil belajar yang yang dinginkan.

Berdasarkan hal tersebut dan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat didentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni: (1) Apakah yang harus diberikan terlebih dahulu dalam kegiatan pembelajaran matematika? (2) Bagaimanakah cara menyampaikan urutan materi ajar yang paling baik dalam pembelajaran matematika? (3) Urutan bagaimanakah yang lebih tepat dan dapat membantu proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika? (4) Apakah perbedaan dalam strategi pembelajaran memberikan hasil belajar yang berbeda? (5) Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan kondisi pembelajaran yang berbeda pula? (6) Apakah perbedaan karakteristik belajar siswa mempengaruhi


(22)

8

hasil belajar? (7) Apakah strategi pembelajaran tertentu hanya layak untuk siswa yang memiliki karekteristik tertentu pula? (8) Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir logis rendah? dan (10) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, di mana hasil belajar terkait dengan faktor internal maupun eksternal dari diri siswa. Namun dalam penelitian ini faktor- faktor tersebut dibatasi pada dua faktor saja yang faktor eksternal yaitu strategi pembelajaran sedangkan faktor internal adalah kemampuan berpikir logis. Dengan demikian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa pada bidang studi matematika, strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa. Untuk strategi pembelajaran yang dikaji adalah strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan kemampuan berpikir logis dipilah atas kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dirumuskan


(23)

9

sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? 2. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis

tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar matematika?

E. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskprisikan:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian ini adalah:


(24)

10

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran khusus pada bidang studi matematika.

2. Sumbangan pemikiran bagi pengajar, dan pengelola lembaga pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa.

3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoritis dan teknologi pembelajaran.

4. Bahan kajian awal bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai:

1. Bahan pertimbangan dan alternatif bagi pengajar tentang strategi pembelajaran yang dapat diterapkan bagi kemajuan dan peningkatan keberhasilan belajar siswa.

2. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan pengajar dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika.


(25)

100 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

Pertama, rerata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Matematika guna meningkatkan hasil belajar Matematika siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan kemampuan berpikir logis.

Kedua, rata-rata hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis maupun strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah.

Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar Matematika. Perbedaan pengaruh tersebut adalah: (a) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, (b) hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan berpikir


(26)

101

logis rendah, (c) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah, (d) hasil belajar Matematika siswa dengan yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah, (e) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan kemampuan berpikir logis tinggi, dan (6) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis rendah lebih rendah daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan kemampuan berpikir logis rendah.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika siwa. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.


(27)

102

Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar Matematika siswa lebih tinggi yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dari pada diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis siswa cenderung aktif untuk merekonstruksi sendiri ilmu yang akan diperolehnya, siswa berupaya menemukan dan menyelesaikan masalah dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis. Melalui penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran Matematika dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika. Siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi memiliki rerata hasil belajar Matematika lebih tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kemampuan berpikir logis signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.


(28)

103

Siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi tidak terhambat menerima materi ajar karena sudah mengenal sebelumnya. Dengan demikian maka siswa yang selalu melatih dirinya secara terus menerus akan dapat menemukan prosedur belajar yang sistematis yang pada gilirannya siswa terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar Matematika, sebaliknya siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi maka tingkat pencapaian hasil belajar Matematika lebih tinggi.

Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Matematika berimplikasi kepada guru pengampu mata pelajaran Matematika untuk mengidentifikasi dengan melakukan tes diawal pembelajaran dan prediksi didalam menentukan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Apabila kemampuan berpikir logis siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa, di samping itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi diberikan materi-materi pengayaan dan soal-soal latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk memperoleh hasil belajar Matematika yang lebih baik. Di samping itu siswa


(29)

104

diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi-materi penting bukan karena diberitahukan guru..

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek kemampuan berpikir logis adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih strategi pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan berpikir logis siswa. Dengan adanya kemampuan berpikir logis dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan atau situasi tertentu dalam pembelajaran yang berekspositori. Oleh karena itu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentunya tergantung dari karakteristik siswa.

Perbedaan kemampuan berpikir logis juga berimplikasi kepada guru di dalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi, hal tersebut tidaklah menjadi sebuah kesulitan bagi guru dalam motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, tetapi bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah maka guru perlu memberikan perhatian yang lebih dan kontiniu di dalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Dapatlah dimaklumi bahwa pemberian motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa akan efektif apabila hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa tercipta dan terjalin secara kondusif sebelumnya. Secara khusus bagi siswa-siswa yang berkesulitan belajar maka guru Matematika dapat bekerjasama dengan guru bimbingan dan konseling untuk menanganinya.

Perbedaan kemampuan berpikir logis yang melekat pada diri siswa berimplikasi kepada guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Tindakan


(30)

105

yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan konsep belajar tutorial sesama murid dimana guru mengarahkan dengan membentuk kelompok belajar atau kelompok diskusi di dalam kelas dimana siswa yang dengan kemampuan berpikir logis tinggi memberikan bantuan kepada siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah, dengan demikian kegiatan pembelajaran bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah dapat terbantu dalam memahami materi pelajaran.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Matematika. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis memperoleh hasil belajar Matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih rendah tinggi dibandingkan yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik kemampuan berpikir logis tinggi, sedangkan strategi pembelajaran ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik kemampuan berpikir logis rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar Matematika itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar


(31)

106

Matematika yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis perlu menjadi perhatian secara bersamaan.

Interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan yang terpenting adalah mendisiplinkan diri untuk berkomitmen dan konsisten dalam belajar.

C. Saran-Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan strategi pembelajaran dan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan pilihan strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa untuk dilaksanakan.

2. Karakteristik siswa yang diteliti dari penelitian ini hanya terbatas kepada kemampuan berpikir logis. Untuk itu kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kemampuan awal, retensi, motivasi belajar, gaya belajar.


(32)

107

3. Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis diterapkan pada mata pelajaran Matematika dan pada ranah kognitif, disarankan untuk peneliti lain dapat meneliti dalam bidang studi lainnya.


(33)

108

DAFTAR BACAAN

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York; Longman.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. DeBono, E. 1990. Lateral Thinking, Alihbahasa: Budi. Jakarta: Binarupa Aksara. Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Jakarta: Diknas Dirjen

Pendidikan Tinggi.

Dick, Walter, Carey, L. dan Carey, J.O. 2009. The Systematic Design of Instruction, Seventh Edition. New Jersey: Pearson.

Djaali dan Muljono, P. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, E.W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Gagne, R. M. 1976. The Conditions Of Learning, New York: Holt Rinehart and Winston.

Gagne, R.M., Wager, W.W., Golas, K.C dan Keller, J.M. 2005. Principles of Instructional Design, Fitfth Edition. Belmont: Thomsom Wadsworth.

Gredler, M.E.B. 1994. Learning and Instruction Theory Into Practice, Belajar dan Membelajarkan. Penerjemah: Munandir. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hamalik, O. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, K. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana Unimed. Hergenhahn, B.R dan Olson, M.H. 2008. Theories of Learning. Penerjemah: Tri


(34)

109

Lie, A. 2004. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Merril, M.D dan Twitchel D.G. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey; Englewood Cliffs.

Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.

Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System, Decision Making in

Course Planning and Curriculum Design, London: Kagan Page.

Rothwell, W.J. dan Kazanas, H.C. 2004. Mastering The Instructional Design Process: A Systematic Appproach Third Edition. San Fransisco, Pfeiffer. Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu

Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia. Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2013. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

__________. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J.W. 2008. Educational Pyschology, Alihbahasa: Triwibowo B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Seels, B. dan Richey, R. C. 1994. Instructional Technology; The Definition And Domains of The Field. Washington: AECT, Alihbahasa: Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardji dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Semiawan, C. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Ed. Sabarti Akhadiah MK dan Winda Dewi Listysari. Jakarta: Prenada Media Group.


(35)

110

Siregar, E. Dan Nara, H. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto, 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Snelbecker, E.G. 1974. Learning Theory, Instructional Theory and Psychoeducational Design, New York: Mc Graw Hill.

Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

__________. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar:. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suriasumantri, J.S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Syah. M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat Dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta; Leuser Cita Pustaka

Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Wibawa, B. 2013. Model Analisis Kinerja Guru Dan Strategi Peningkatannya Untuk Menyongsong Perubahan Kurikulum, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan yang diselenggarakan PPs Universitas Negeri Jakarta, 27 Maret 2013.


(36)

111

Winkel, W.S 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Woolfolk, A. 2009. Educational Psychology. Alihbahasa: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(1)

Matematika yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis perlu menjadi perhatian secara bersamaan.

Interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan yang terpenting adalah mendisiplinkan diri untuk berkomitmen dan konsisten dalam belajar.

C. Saran-Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan strategi pembelajaran dan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan pilihan strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa untuk dilaksanakan.

2. Karakteristik siswa yang diteliti dari penelitian ini hanya terbatas kepada kemampuan berpikir logis. Untuk itu kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kemampuan awal, retensi, motivasi belajar, gaya belajar.


(2)

107

3. Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis diterapkan pada mata pelajaran Matematika dan pada ranah kognitif, disarankan untuk peneliti lain dapat meneliti dalam bidang studi lainnya.


(3)

108

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York; Longman.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. DeBono, E. 1990. Lateral Thinking, Alihbahasa: Budi. Jakarta: Binarupa Aksara. Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Jakarta: Diknas Dirjen

Pendidikan Tinggi.

Dick, Walter, Carey, L. dan Carey, J.O. 2009. The Systematic Design of Instruction, Seventh Edition. New Jersey: Pearson.

Djaali dan Muljono, P. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, E.W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Gagne, R. M. 1976. The Conditions Of Learning, New York: Holt Rinehart and Winston.

Gagne, R.M., Wager, W.W., Golas, K.C dan Keller, J.M. 2005. Principles of Instructional Design, Fitfth Edition. Belmont: Thomsom Wadsworth.

Gredler, M.E.B. 1994. Learning and Instruction Theory Into Practice, Belajar dan Membelajarkan. Penerjemah: Munandir. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hamalik, O. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, K. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana Unimed. Hergenhahn, B.R dan Olson, M.H. 2008. Theories of Learning. Penerjemah: Tri


(4)

109

Lie, A. 2004. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Merril, M.D dan Twitchel D.G. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey; Englewood Cliffs.

Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.

Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System, Decision Making in

Course Planning and Curriculum Design, London: Kagan Page.

Rothwell, W.J. dan Kazanas, H.C. 2004. Mastering The Instructional Design Process: A Systematic Appproach Third Edition. San Fransisco, Pfeiffer. Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu

Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia. Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2013. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

__________. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J.W. 2008. Educational Pyschology, Alihbahasa: Triwibowo B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Seels, B. dan Richey, R. C. 1994. Instructional Technology; The Definition And Domains of The Field. Washington: AECT, Alihbahasa: Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardji dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Semiawan, C. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Ed. Sabarti Akhadiah MK dan Winda Dewi Listysari. Jakarta: Prenada Media Group.


(5)

Siregar, E. Dan Nara, H. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto, 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Snelbecker, E.G. 1974. Learning Theory, Instructional Theory and Psychoeducational Design, New York: Mc Graw Hill.

Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

__________. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar:. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suriasumantri, J.S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Syah. M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat Dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta; Leuser Cita Pustaka

Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Wibawa, B. 2013. Model Analisis Kinerja Guru Dan Strategi Peningkatannya Untuk Menyongsong Perubahan Kurikulum, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan yang diselenggarakan PPs Universitas Negeri Jakarta, 27 Maret 2013.


(6)

111

Winkel, W.S 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Woolfolk, A. 2009. Educational Psychology. Alihbahasa: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.