PERAN MASYARAKAT TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN MEDAN DENAI.

(1)

PERAN MASYARAKAT TERHADAP RUANG TERBUKA

HIJAU DI KECAMATAN MEDAN DENAI

KOTA MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

AYU ARQAMAH SURBAKTI NIM. 309431002

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

vi ABSTRAK

Ayu Arqamah Surbakti. 309431002. Peran Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Denai. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peran masyarakat dalam penyediaan RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai dan (2) kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga di Kecamatan Medan Denai yang terdiri dari 31.180 rumah tangga. Sampel dari penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus krejcie. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi tidak langsung dan teknik documenter. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskritif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Luas lahan dan luas bangunan rumah yang dimiliki masyarakat dikategorikan kecil dan luas halaman pekarangan terbanyak adalah luas lahan pekarangan < 30 meter sebanyak 139 (52%). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 119 (44%) masyarakat tidak memiliki taman pekarangan atau RTH privat. Sebanyak 11% masyarakat memiliki 1 pohon. Sementara persentase terbanyak adalah masyarakat yang tidak memiliki pohon di pekarangan rumah yaitu sebanyak 57%. (2) Hanya 18% rumah tangga yang tanggap terhadap pengolahan sampah di Kecamatan Medan denai. Seluruh rumah tangga tidak pernah menyumbangkan dana untuk kebutuhan taman kelurahan maupun taman kecamatan. Hanya 48 rumah tangga yang bersedia menyumbangkan tanaman untuk taman kelurahan ataupun taman kecamatan, mayoritas rumah tangga tidak pernah melakukan perawatan tanaman yaitu sebanyak 70 %. Perawatan tanaman yang dilakukan seluruh anggota keluarga sebanyak 5%. Dan yang mengikuti penyuluhan di kecamatan medan denai hanya sebanyak 34 rumah tangga atau 13%.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang penulis rasakan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Drs. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staf

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

5. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu membimbing dan memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Geografi.

7. Bapak Darwin S.Si, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.

8. Ibu Tumiar Sidauruk M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.


(6)

iv

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 10. Bapak Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi.

11. Bapak Darwin S.Sos selaku KaSi KeSos Kecamatan Medan Denai terima kasih sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Ishak Surbakti dan Ibunda Roosjida Batubara yang sudah berusaha membiayai sekolah penulis dari sekolah dasar sampai sarjana. Terimakasih yang tak terhingga untuk doa yang selalu dipanjatkan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

13. Kakak Ismariana Surbakti, Intan Zoraya Surbakti, Indah Putri Surbakti, Bayu Lian Surbakti dan adek akak Raja Surbakti yang telah memberi tawa canda dan doa kesuksesan yang telah kalian berikan.

14. Adek Ola Cimut dan Surya yang selalu memberi tawa disaat akak & aunty mengalami tingkat kejenuhan dalam mengerjakan skripsi.

15. Best Friend Rudy Fantony Manurung, Tio Vhanta, Lisa Ningsih yang banyak memberi kenangan terindah semasa kuliah.

16. Teman seperjuangan, B’ Reguler 2009.

17. Gue_Need : Cahaya, Desi dan Yanti makasih atas kebersamaannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca hingga pada akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, February 2014


(7)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 6

B. Penelitian Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36


(8)

viii

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Kondisi Fisik ... 37

B. Kondisi Non Fisik ... 39

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 62

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1 Kerangka Berfikir ... 33

2 Peta Administrasi Kotamadya Medan ... 45

3 Peta Administrasi Kecamatan Medan Denai ... 46

4 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Denai ... 47


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1 Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan RTH ... 12

2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... 14

3 Jenis Penggunaan Lahan ... 38

4 Komposisi Penduduk Menurut Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk ... 39

6. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 40

7 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk ... 42

8 Jumlah Lembaga Pendidikan... 42

9 Sarana Kesehatan ... 43

10 Jumlah Lapangan Olahraga ... 44

11 Komposisi Responden Berdasarkan Umur ... 48

12 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

13 Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 49

14 Jenis Pekerjaan Responden ... 50

15 Pendapatan Responden ... 51

16 Lama Tinggal Responden ... 52

17 Status Kepemilikan Rumah Responden ... 53

18 Luas Lahan Responden ... 53

19 Luas Bangunan Rumah Responden ... 54

20 Luas Taman Pekarangan ... 55

21 Jumlah Pohon Pekarangan... 56


(11)

x

23 Jumlah Tanaman Bunga ... 57

24 Keikutsertaan Responden dalam Pengolahan Sampah ... 58

25 Keikutsertaan Responden dalam Menyumbangkan Uang ... 59

26 Keikutsertaan Masyarakat Dalam Hal Menyumbangkan Tanaman... 59

27 Perawatan Taman Pekarangan Responden ... 60

28 Pelaku Perawatan Tanaman Yang Ada Di Pekarangan ... 61


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Tabel Krejcie ... 68

2. Gambar Rumah/Pekarangan Responden ... 69

3. Lembar Angket Responden ... 71

4. Data Identitas Responden ... 75

5. Peran masyarakat dalam Menyediakan RTH ... 86


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat sehingga mendorong alih fungsi ruang terbuka hijau menjadi lahan-lahan permukiman, perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan terbangun dan lahan terbuka. Lahan terbangun semakin lama semakin banyak dan luas, sementara ruang terbuka dan hutan kota semakin menyempit. Perluasan lahan terbangun sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di kota. Lahan terbuka yang pada umumnya merupakan ruang terbuka hijau kota semakin banyak di konversi menjadi bangunan (Fandeli, 2004).

Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan juga pintu gerbang Indonesia bagian Barat dengan jumlah penduduk 2.117.224 jiwa dengan luas wilayah 26.510 Ha (BPS 2011) dimana perkembangan hutan kota di Medan dimulai sejak tahun 1980 yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan taman, jalur hijau, kebun dan perkarangan serta hutan kota. Hutan kota sendiri merupakan kawasan di dalam kota yang didominasi oleh berbagai jenis pohon yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan juga sebagai plestarian berbagai jenis tumbuhan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami (Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003).


(14)

2

Sebagai sebuah kota, Kota Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional. Demikian pula dengan kawasan industrinya. Pendek kata, seolah semua tidak ingin jauh-jauh dari pusat kota. Tendensi pertumbuhan yang semakin menuju ke pusat ini ibarat pola alamiah makhluk hidup yang tidak bisa jauh-jauh dari sumber makanannya. Akibatnya, Medan bertambah sumpek dengan belasan bangunan beton yang akan segera menjelma menjadi pusat perbelanjaan (Profil kota Medan).

Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan mewacanakan akan membuat Ruang Terbuka Hijau di setiap kecamatan untuk mendukung program “Go Green”. Ruang Terbuka Hijau Kota Medan pada tahun-tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat stres karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial.

Kecamatan Medan Denai mempunyai luas 9.91 km² (BPS 2011) dan permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan, termasuk kemajuan teknologi, industri dan transportasi, selain sering mengubah konfigurasi alami lahan/bentang alam perkotaan juga menyita lahan-lahan tersebut dan berbagai


(15)

3

bentukan ruang terbuka lainnya. Kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Di lain pihak, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan pencemar dan telah menimbulkan berbagai ketidak nyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH sebagai suatu teknik bioengineering dan bentukan biofilter yang relatif lebih murah, aman, sehat, dan menyamankan.

Kecamatan Medan Denai adalah wilayah Timur Kota Medan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang., dengan penduduknya berjumlah 141.866 (BPS 2011). Daerah ini pada dahulunya adalah bekas perkebunan Tembakau Deli. Karena merupakan daerah pengembangan maka di Kecamatan Medan Denai ini banyak terdapat usaha Agrobisnis seperti pengolahan kopi. Potensi dan produk unggulan dari Kecamatan ini berupa produksi sepatu, sandal, produksi moulding, bahan bangunan dan produksi Sulaman Bordir.

Banyaknya usaha Agrobisnis di Kecamatan Medan Denai menyebabkan alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun dikarenakan sebagian masyarakat lebih mementingkan usaha yang mereka kelola daripada memanfaatkan lahan untuk ditanami pepohonan. Kurangnya pengetahuan masyarakat setempat tentang pentingnya ruang terbuka hijau juga menyebabkan menurunnya jumlah ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Denai sementara keberadaan ruang terbuka hijau diharapkan mampu memberikan citra kota yang asri, nyaman, ekonomis dan berkelanjutan. Kebijakan alokasi ruang terbuka hijau sebesar 30% (20% RTH publik dan 10% RTH privat) dari total luas kota merupakan sesuatu yang harus


(16)

4

diperjuangkan oleh pemerintah kecamatan Medan Denai Kota Medan. Oleh sebab itu perlu peran masyarakat untuk meningkatkan luasan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai.

Mengingat pengelolaan ruang terbuka terkait erat dengan kepentingan masyarakat luas maka pemerintah perlu melibatkan peran serta masyarakat (Mulyono ; 153). Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hijau dan merawat ruang terbuka hijau yang telah ada di sekitarnya. Masyarakat merupakan unsur utama perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota karena masyarakat juga memiliki hak untuk berperan serta dalam rangka melestarikan Ruang Terbuka Hijau.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : Masyarakat merupakan unsur utama perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota karena masyarakat juga memiliki hak untuk berperan serta dalam rangka melestarikan Ruang Terbuka Hijau.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah, maka penulis membatasi peran masyarakat terhadap Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai yang terdiri atas ; 1) Peran masyarakat berdasarkan penyediaan RTH Pekarangan. 2) Kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan.


(17)

5

D. Perumusan Masalah

Adapun yang Menjadi perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah peran masyarakat dalam penyediaan RTH pekarangan di

Kecamatan Medan Denai Kota Medan?

2. Bagaimanakah kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam penyediaan RTH

Pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

2. Mengetahui bagaimana kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kota Medan dalam meningkatkan Ruang Terbuka Hijau.

2. Sebagai pertimbangan bagi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan untuk lebih tanggap terhadap Ruang Terbuka Hijau.

3. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis tentang Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.


(18)

64 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peran masyarakat terhadap ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Denai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran masyarakat dalam menyediakan RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai dikatakan rendah. Dalam arti masyarakat tidak berperan dalam menyediakan RTH pekarangan.

2. Kepedulian masyarakat pada RTH pekarangan dalam pengolahan sampah, menyumbang dana, menyumbang tanaman, perawatan tanaman, pelaku perawatan tanaman, mengikuti penyuluhan di katakan rendah.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Pembangunan kota kecamatan dimasa yang akan datang harus tetap mengacu kepada tata ruang wilayah kecamatan yang telah ada. Ketersediaan ruang terbuka hijau yang sudah ada saat ini harap dipertahankan keadaannya di tahun yang akan datang. Pemerintah perlu membangun taman lingkungan sesuai kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk agar tercipta kualitas lingkungan yang bersih dan sehat. Berdasarkan Peraturan


(19)

65

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008, pemerintah Kecamatan Medan Denai harus memiliki Taman Kecamatan.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan untuk gemar menanam pohon dan tanaman dalam bentuk pot, memelihara tanaman yang sudah ditanam oleh Dinas Pertamanan maupun masyarakat, sehingga mampu mencegah polusi udara sekaligus mampu menciptakan lingkungan yang sejuk dan indah.


(20)

66

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1998. Intruksi Kementrian Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan.

Jakarta: Departemen Dalam Negeri. Achmad, R., 1994, Kandungan Logam Berat dalam Berbagai Jenis Sayuran yang

ditanam di Lokasi Padat Lalu Lintas, Tesis. Jakarta:Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan, UI.

Amba, 1998. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kotamadya Ambon, Maluku). Tesis. Bogor : Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian : Satuan Pendekatan Praktek,

Jakarta : Rineka Cipta.

Baiquini, 2002. Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan. Yogyakarta: Transmedia Global Wacana.

Biro Pusat Statistik: Medan. 2011. Profil Medan Denai 2011.

Dahlan, EN. 1992. Hutan Kota Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan. Jakarta : APHI

Dardak A. Hermanto. 2006. Peran Penataan Ruang dalam Mewujudkan Kota Berkelanjutan di Indonesia. Penataan Ruang Berbasis Aspek Ekologis untuk Mewujudkan Kota Berkelanjutan.

Dinas Pertamanan, 2003. Medan: Profil Pertamanan Kota Medan

Gulo, Berkat. 2008. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Kota Medan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU. Sumatera Utara.

Hardjasoemantri koesnadi, 1991. Hukum Perlindungan Lingkungan ; Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Irwan ZD. 2007. Fungsi Taman Hutan Kota. Science : http//re-searchengines.com /0707 zoeraini.html.(Juni 2013).

Manulang, S. 1999. Kesepakatan Konservasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi. Jakarta :Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Nazaruddin. 1996. Penghijauan Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.


(21)

67

Pakpahan, Edward. 2011. Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bengkulu Selatan. Skripsi.

Medan : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007. Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan No. 05/PRT/M Tahun 2008.

Purnomohadi N. 2001. Pengelolaan RTH dalam Tatanan Program BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal Widyaiswara LH, Bidang Managemen SDA dan Lingkungan. KLH. Sadyohutomo Mulyono, 2009. Manajemen Kota dan Wilayah.

Sirait, Maringan. 2011. Metode Penelitian Geografi. Medan: FIS. Jurusan Pendidikan Geografi. Unimed.

Simonds, JO. 1983. Landscape Architecture. New York

Sumarmi. 2006. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH. Malang : Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar UM.

Soekanto,1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tjokroamidjodjo, 1996. Perencanaan Pembangunan. Jakarta : Gunung Agung. Undang-undang No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang.

Wijanarko, Bambang. 2006. Kemungkinan Penerapan CO-Management Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Di Pantai Utara Kota Surabaya. Tesis.

Semarang : Magister Teknik pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Dipenogoro.

(http://green.kompasiana.com/iklim/2013/04/03/ketergantungan-dunia-akan-hutan-indonesia-541907.html)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7636/3/09E01296.pdf.txt) (

http://werdhapura.penataanruang.net/pusat-informasi/saya-ingin-tahu/peran-masyarakat)

(http://www.pemkomedan.go.id/mdnden.php)

( http://www.yousaytoo.com/tabel-jumlah-sampel-berdasar-tabel-krejcie-dan-morgan/2726478)


(1)

diperjuangkan oleh pemerintah kecamatan Medan Denai Kota Medan. Oleh sebab itu perlu peran masyarakat untuk meningkatkan luasan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai.

Mengingat pengelolaan ruang terbuka terkait erat dengan kepentingan masyarakat luas maka pemerintah perlu melibatkan peran serta masyarakat (Mulyono ; 153). Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hijau dan merawat ruang terbuka hijau yang telah ada di sekitarnya. Masyarakat merupakan unsur utama perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota karena masyarakat juga memiliki hak untuk berperan serta dalam rangka melestarikan Ruang Terbuka Hijau.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : Masyarakat merupakan unsur utama perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota karena masyarakat juga memiliki hak untuk berperan serta dalam rangka melestarikan Ruang Terbuka Hijau.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah, maka penulis membatasi peran masyarakat terhadap Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai yang terdiri atas ; 1) Peran masyarakat berdasarkan penyediaan RTH Pekarangan. 2) Kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan.


(2)

D. Perumusan Masalah

Adapun yang Menjadi perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah peran masyarakat dalam penyediaan RTH pekarangan di

Kecamatan Medan Denai Kota Medan?

2. Bagaimanakah kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam penyediaan RTH

Pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

2. Mengetahui bagaimana kepedulian masyarakat terhadap RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kota Medan dalam meningkatkan Ruang Terbuka Hijau.

2. Sebagai pertimbangan bagi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan untuk lebih tanggap terhadap Ruang Terbuka Hijau.

3. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis tentang Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.


(3)

64 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peran masyarakat terhadap ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Denai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran masyarakat dalam menyediakan RTH pekarangan di Kecamatan Medan Denai dikatakan rendah. Dalam arti masyarakat tidak berperan dalam menyediakan RTH pekarangan.

2. Kepedulian masyarakat pada RTH pekarangan dalam pengolahan sampah, menyumbang dana, menyumbang tanaman, perawatan tanaman, pelaku perawatan tanaman, mengikuti penyuluhan di katakan rendah.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Pembangunan kota kecamatan dimasa yang akan datang harus tetap mengacu kepada tata ruang wilayah kecamatan yang telah ada. Ketersediaan ruang terbuka hijau yang sudah ada saat ini harap dipertahankan keadaannya di tahun yang akan datang. Pemerintah perlu membangun taman lingkungan sesuai kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk agar tercipta kualitas lingkungan yang bersih dan sehat. Berdasarkan Peraturan


(4)

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008, pemerintah Kecamatan Medan Denai harus memiliki Taman Kecamatan.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan untuk gemar menanam pohon dan tanaman dalam bentuk pot, memelihara tanaman yang sudah ditanam oleh Dinas Pertamanan maupun masyarakat, sehingga mampu mencegah polusi udara sekaligus mampu menciptakan lingkungan yang sejuk dan indah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1998. Intruksi Kementrian Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan.

Jakarta: Departemen Dalam Negeri. Achmad, R., 1994, Kandungan Logam Berat dalam Berbagai Jenis Sayuran yang

ditanam di Lokasi Padat Lalu Lintas, Tesis. Jakarta:Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan, UI.

Amba, 1998. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kotamadya Ambon, Maluku). Tesis. Bogor : Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian : Satuan Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Baiquini, 2002. Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan. Yogyakarta: Transmedia Global Wacana.

Biro Pusat Statistik: Medan. 2011. Profil Medan Denai 2011.

Dahlan, EN. 1992. Hutan Kota Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan. Jakarta : APHI

Dardak A. Hermanto. 2006. Peran Penataan Ruang dalam Mewujudkan Kota Berkelanjutan di Indonesia. Penataan Ruang Berbasis Aspek Ekologis untuk Mewujudkan Kota Berkelanjutan.

Dinas Pertamanan, 2003. Medan: Profil Pertamanan Kota Medan

Gulo, Berkat. 2008. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Kota Medan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU. Sumatera Utara.

Hardjasoemantri koesnadi, 1991. Hukum Perlindungan Lingkungan ; Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Irwan ZD. 2007. Fungsi Taman Hutan Kota. Science : http//re-searchengines.com /0707 zoeraini.html.(Juni 2013).

Manulang, S. 1999. Kesepakatan Konservasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi. Jakarta :Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Nazaruddin. 1996. Penghijauan Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.


(6)

Pakpahan, Edward. 2011. Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bengkulu Selatan. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007. Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan No. 05/PRT/M Tahun 2008.

Purnomohadi N. 2001. Pengelolaan RTH dalam Tatanan Program BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal Widyaiswara LH, Bidang Managemen SDA dan Lingkungan. KLH. Sadyohutomo Mulyono, 2009. Manajemen Kota dan Wilayah.

Sirait, Maringan. 2011. Metode Penelitian Geografi. Medan: FIS. Jurusan Pendidikan Geografi. Unimed.

Simonds, JO. 1983. Landscape Architecture. New York

Sumarmi. 2006. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH. Malang : Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar UM.

Soekanto,1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tjokroamidjodjo, 1996. Perencanaan Pembangunan. Jakarta : Gunung Agung. Undang-undang No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang.

Wijanarko, Bambang. 2006. Kemungkinan Penerapan CO-Management Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Di Pantai Utara Kota Surabaya. Tesis. Semarang : Magister Teknik pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Dipenogoro.

(http://green.kompasiana.com/iklim/2013/04/03/ketergantungan-dunia-akan-hutan-indonesia-541907.html)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7636/3/09E01296.pdf.txt)

(http://werdhapura.penataanruang.net/pusat-informasi/saya-ingin-tahu/peran-masyarakat)

(http://www.pemkomedan.go.id/mdnden.php)

(http://www.yousaytoo.com/tabel-jumlah-sampel-berdasar-tabel-krejcie-dan-morgan/2726478)