PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP KEMAMPUAN MENENMUKAN POKOK-POKOK BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK ASSISI PEMATANG SIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA
TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP
KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK BERITA
OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK
ASSISI PEMATANGSIANTAR TAHUN
PEMBELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MARIA KARTIKA NABABAN
NIM 2113111050
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... . iv
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR... . ix
DAFTAR LAMPIRAN... .. x
BAB I PENDAHULUAN... .. 1
A. Latar Belakang Masalah... . 1
B. Identifikasi Masalah... . 7
C. Pembatasan Masalah ... .. 8
D. Rumusan Masalah ... .. 8
E. Tujuan Penelitian ... .. 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kerangka Teoretis ... 11
1. Pengertian Model Pembelajaran... 11
2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 12
3. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif ... 15
4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif... 18 5. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua
(7)
v
Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray) ... 19
6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray) ... 22
7. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray) ... 25
8. Kemampuan Menemukan Pokok-pokok Berita ... 26
B. Kerangka Konseptual ... 35
C. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
1. Lokasi Penelitian ... 38
2. Waktu Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
1. Populasi Penelitian ... 38
2. Sampel Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 40
D. Desain Penelitian... 40
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Jalannya Eksperimen... 46
H. Organisasi Pengolahan Data ... 51
(8)
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56
A. Hasil Penelitian... 56
1. Hasil Penelitian Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)... 56
a. Rata-rata (Mean) Pre-test...58
b. Standar Deviasi Pre-test... 58
c. Standar Error Pre-test... 59
2. Hasil Penelitian Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)... 61
a. Rata-rata (Mean) Post-test... 63
b. Standar Deviasi Post-test... 63
c. Standar Error Post-test... 64
3. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita... 66
B. Uji Persyaratan Analisis Data... 68
1. Uji Normalitas ... 68
2. Uji Homogenitas... 73
(9)
vii
C. Temuan Hasil Penelitian ... 77
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Simpulan ... 88
B. Saran ... 89
(10)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 18
Tabel 2.2 Contoh Menemukan Unsur Berita 5W + 1H ... 30
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 39
Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test ... 41
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Menemukan Pokok-pokok Berita ... 44
Tabel 3.4 Kategori Penilaian ... 46
Tabel 3.5 Jalannya Eksperimen Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-pokok Berita ... 46
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Menemukan Pokok-pokok Berita Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Pre-Test... 56
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test... 58
Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test... 59
Tabel 4.4 Hasil Tes Kemampuan Menemukan Pokok-pokok Berita Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Post-Test... .... 61
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test... 63
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test... 65
(11)
ix
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pre-Test... 69 Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Post-Test... 71 Tabel 4.10 Uji Homogenitas... 75 Tabel 4.11 Perbedaan Perolehan Skor Pada Kelompok Pre-Test dan
(12)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Prosedur Pengelompokan Model Pembelajaran Kooperatif... 20 Gambar 2.2 Skema Model Pembejaran Dua Tinggal Dua Tamu
(Two Stay Two Stray)... 24
Gambar 4.1 Diagram Skor Menemukan Pokok-pokok Berita Sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray)... 60 Gambar 4.2 Diagram Skor Menemukan Pokok-pokok Berita Setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray)... 65
(13)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus... 93
Lampiran 2 RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu(Two Stay Two Stray)... 95
Lampiran 3 Instrumen Tes... 104
Lampiran 4 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors... 106
Lampiran 5 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z... 107
Lampiran 6 Nukilan Tabel Nilai “t” untuk berbagai df... 108
Lampiran 7 Tabel Harga Distribusi F... 109
Lampiran 8 Dokumentasi... 112
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum di Indonesia terus mengalami pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sama seperti perubahan yang terjadi dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Musclich (2007:10) mengatakan bahwa “KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/ sekolah.” Setiap satuan pendidikan akan mengembangkan kurikulum, sehingga akan terjadi berbagai variasi dan jenis kurikulum. Namun, perbedaan itu tetap berpedoman pada Standar Nasional Pendidikan (SNP/PP. No. 19 Tahun 2005).
Implementasi KTSP di setiap sekolah dan satuan pendidikan akan memiliki warna yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan wilayah dan daerah masing-masing; sesuai dengan karakteristik masing-masing sekolah dan satuan pendidikan; serta sesuai pula dengan kondisi, karakteristik, dan kemampuan peserta didik. Terkait hal ini, Muslich (2007: 10) mengatakan “Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan (sekolah) untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar.”
(15)
2
Standar kompetensi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam KTSP. Mursini (2012: 168) menjelaskan bahwa “Standar Kompetensi, yaitu ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.” Selanjutnya, Mulyasa (2009:239) mengatakan bahwa “Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.” Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa yang meliputi aspek keterampilan berbahasa, yakni menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Keempat keterampilan berbahasa diuraikan dalam standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam KTSP.
Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana) yang didengar melalui radio/televisi merupakan salah satu materi pembelajaran yang terdapat di dalam kompetensi dasar dari standar kompetensi memahami isi berita radio/televisi oleh siswa kelas VIII SMP. Pengajaran menemukan pokok-pokok berita terdiri dari unsur-unsur berita apa (what), siapa
(who), di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Dalam pembelajaran ini diharapkan siswa mengetahui serta mampu menuliskan keenam pokok-pokok berita berdasarkan hasil kegiatan menyimak/mendengarkan.
(16)
3
Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki arti kemiripan makna dengan mendengar, dan mendengarkan. Oleh karena itu, ketiga istilah tersebut sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian. Tarigan (1996:2) mengatakan bahwa
“Keterampilan atau kemampuan menyimak merupakan keterampilan menangkap bunyi-bunyi yang diucap atau dibacakan oleh orang lain dan diubah menjadi bentuk makna untuk dievaluasi, ditarik kesimpulan, dan ditanggapi.” Jadi menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau peran serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada Kompetensi Dasar menemukan pokok-pokok berita mengharuskan siswa untuk mampu menuliskan unsur-unsur berita 5W + 1H dengan tepat. Namun, pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam proses belajar menemukan pokok-pokok berita 5W + 1H dari berita yang diperdengarkan. Dalam jurnal Sari (2013:5) yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Teams
Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Kutoarjo” dipaparkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam menyimak berita tergolong rendah, yakni 53,82. Selanjutnya, Suharyadi (2013:26) dalam jurnal
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Media Audio dan Model Pembelajaran Stratta pada Siswa Kelas VIII SMP N 13 Purworejo
(17)
4
masih tergolong rendah dengan rata-rata 66, 52. Selanjutnya, Ashar (2014: 244) dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII.3
Mts. Zainul Hasan Balung Jember Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share (TPS)” mengatakan bahwa hasil belajar siswa dalam menyimak berita tercatat 85% mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Penelitian tentang rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak pokok-pokok berita juga dilakukan oleh Kusniati (2013: 6) dalam jurnal yang berjudul
“Kemahiran Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Bintan” mengatakan bahwa
Jumlah siswa yang dapat menjawab semua unsur-unsur berita dan menjadi skor tertinggi siswa dalam menjawab unsur-unsur berita, sebanyak 5 siswa (11,3%) dari 44 siswa. Kemudian 20 siswa (45,5%) dari 44 siswa dapat menjawab lima unsur-unsur berita. Siswa yang menjawab empat unsur-unsur berita sebanyak 10 siswa (22,7%) dari 44 siswa. Sedangkan, skor terendah terdapat pada skor 3 sebanyak 9 siswa (20,4%) dari 44 siswa.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyimak suatu berita untuk menemukan pokok-pokok berita di beberapa sekolah masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita secara umum disebabkan oleh beberapa hal. Daryanto (dalam Munthe, 2013:3) mengatakan bahwa
Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk
(18)
5
hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran.
Selanjutnya, Munthe (2013) mengatakan bahwa
Dari hasil wawancara peneliti yakni Munthe, lemahnya kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya faktor internal siswa, siswa kurang teliti, pemahaman akan pokok-pokok berita masih kurang, kondisi belajar, pengajar (guru) yaitu penyampaian materi ajar sehingga siswa kurang memahami.
Berdasarkan beberapa data di atas, perlu dilakukan tindak lanjut terhadap masalah yang muncul dalam proses belajar menyimak agar siswa kelas VIII SMP dapat menemukan pokok-pokok berita dengan tepat. Pemilihan model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran perlu dilakukan oleh guru.
Mulyasa mengatakan (2009: 5)
Secara jujur diakui bahwa sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tesebut dalam pembelajaran (who
is behind the classroom). Untuk itu, guru perlu membuat strategi
ataupun menerapkan model-model pembelajaran di kelas guna meningkatkan minat belajar siswa dan membuat proses belajar mengajar tidak hanya sebatas mempelajari teori tanpa tau makna dari pembelajaran tersebut.
Sehubungan dengan upaya untuk membuat pembelajaran menemukan pokok-pokok berita lebih mudah, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran ini bukanlah sesuatu yang baru lagi di dunia pendidikan. Proses belajar dengan menggunakan model ini akan membantu siswa untuk lebih
(19)
6
memahami satu materi yang sedang diajarkan guru. Trianto (2011: 56)
menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.” Dalam model ini, guru berperan hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa lebih banyak bekerja bersama dengan teman-temannya. Dengan demikian, proses belajar mengajar tidak lagi monoton karena model pembelajaran kooperatif ini melibatkan siswa bekerja secara berkolabirasi untuk mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satunya yakni Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Model pembelajaran kooperatif tipe ini mengajak siswa untuk tidak saja berdiskusi dengan teman yang ada dalam kelompoknya saja melainkan dengan kelompok lainnya. Lie (2010: 61)
mengatakan bahwa “Struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.”
Selanjutnya, Aqib (2013:35) menyatakan bahwa
Metode pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two
Stay Two Stray) adalah model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk saling bekerja sama, saling bantu-membantu di dalam kelompok kecil dan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
Pada penelitian ini, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dalam proses belajar menemukan pokok-pokok berita sebagai salah satu cara yang diharapkan oleh peneliti dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi
(20)
7
mendengarkan/menyimak. Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pada waktu dan tempat tertentu yang benar-benar terjadi/ berdasarkan fakta, menarik dan memiliki nilai penting yang dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa. Pada penelitian ini guru akan memutar rekaman berita kemudian siswa akan menyimak dan menuliskan unsur berita 5W + 1H bersama dengan teman kelompok. Setelah itu, siswa akan saling membagikan hasil diskusi kelompok mereka dengan kelompok lain yang mereka datangi. Dengan begitu suasana belajar lebih menyenangkan karena seluruh siswa berperan aktif. Kefektifan model ini sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia pada pembelajaran peningkatan kemampuan apresiasi dongeng siswa kelas VII SMP dan menunjukkan hasil yang meningkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP
Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. kurangnya perhatian sekolah pada proses pembelajaran menyimak. 2. siswa belum mampu menemukan pokok-pokok isi berita dengan tepat.
(21)
8
3. siswa merasa bosan dengan proses belajar karena proses belajar masih monoton.
4. model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalahan pada identifikasi masalah di atas serta keterbatasan kemampuan untuk meneliti keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu dibuat pembatasan masalah.
Penelitian ini membatasi masalahnya, yaitu pada masalah model pembelajaran yang dilakukan guru kurang bervariasi. Oleh karena itu, peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) untuk melihat keefektifan penerapan model pembelajaran tersebut pada materi pembelajaran menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
1. Bagaimanakah kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pamatangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ?
(22)
9
2. Bagaimanakah kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pamatangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ?
3. Apakah ada pengaruh yang positif dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Tahun Pembelajaran 2014/2015 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui kemampuan menemukan pokok-pokok berita sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two
Stay Two Stray) siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pamatangsiantar
Tahun Pembelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui kemapuan menemukan pokok-pokok berita setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two
Stay Two Stray) oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi
Pamatangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui pengaruh positif pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dalam kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pamatangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015.
(23)
10
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi di bidang pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia khususnya kemampuan menemukan pokok-pokok berita.
b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam memicu minat belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sebagai bahan masukan bagi guru, terutama bagi guru Bahasa Indonesia dalam memilih, mempergunakan metode pembelajaran dan mempertahankan mutu pengajarannya.
d. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti masalah yang sama tetapi di tempat yang berbeda.
e. Menambah wawasan penulis sebagai calon guru melihat perbedaan pengaruh penggunaan metode pembelajaran.
f. Sebagai sumbangsih untuk kemajuan dunia pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
(24)
88
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis tentang pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay
Two Stray) terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa
kelas VIII SMP swasta Katolik Assisi Pematangsiantar, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan Model Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata 47,75.
2. Kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 75,75.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay
Two Stray) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menemukan
pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari
(25)
89
2,03. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita (Hipotesis alternatif (Ha) diterima).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran, yakni:
1. Kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sudah tergolong baik, namun perlu ditingkatkan lagi dari segi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. 2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya
menggunakan sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian siswa.
3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran menemukan pokok-pokok berita.
(26)
90
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Isjoni. 2009.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Ks, Usman. 2009. Television News Reporting & Writing: Panduan Praktis
Menjadi Jurnalis Televisi. Depok: Ghalia Indonesia.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa, H. E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mursini. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Medan: UNIMED Press.
Muslich, Mansur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Malang: Bumi Aksara.
Muslich, Mansur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Malang: Bumi Aksara.
Sanjaya. Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
(27)
91
Shahab, A.A. 2008. Cara Mudah Menjadi Jurnalis. Jakarta: Diwan Publish. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 1996. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Munthe. Basani Ias Febria. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran ‘ Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Ashar. Ubaidi. 2014. “Peningkatkan Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII.3 Mts. Zainul Hasan Balung Jember Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)” dalam Jurnal NOSI, Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014.
Kusniati. 2013. “Kemahiran Menyimak Berita Dengan Menggunakan Media
Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Bintan” dalam Artikel E-Journal.
Sari, Shinta Prawita. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Kutoarjo” dalam jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Suharyadi. 2013. “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Media
Audio dan Model Pembelajaran Stratta pada Siswa Kelas VIII SMP N 13 Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014” dalam Jurnal Program Studi
(28)
92
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo, Vol. No. 1, No. 3, Juni 2013.
(1)
10
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi di bidang pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia khususnya kemampuan menemukan pokok-pokok berita.
b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam memicu minat belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sebagai bahan masukan bagi guru, terutama bagi guru Bahasa Indonesia dalam memilih, mempergunakan metode pembelajaran dan mempertahankan mutu pengajarannya.
d. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti masalah yang sama tetapi di tempat yang berbeda.
e. Menambah wawasan penulis sebagai calon guru melihat perbedaan pengaruh penggunaan metode pembelajaran.
f. Sebagai sumbangsih untuk kemajuan dunia pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
(2)
88 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis tentang pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP swasta Katolik Assisi Pematangsiantar, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan Model Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata 47,75.
2. Kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 75,75.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari
(3)
89
2,03. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap kemampuan menemukan pokok-pokok berita (Hipotesis alternatif (Ha) diterima).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Assisi Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran, yakni:
1. Kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sudah tergolong baik, namun perlu ditingkatkan lagi dari segi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. 2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya
menggunakan sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian siswa.
3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran menemukan pokok-pokok berita.
(4)
90 (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Isjoni. 2009.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Ks, Usman. 2009. Television News Reporting & Writing: Panduan Praktis Menjadi Jurnalis Televisi. Depok: Ghalia Indonesia.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa, H. E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mursini. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Medan: UNIMED Press.
Muslich, Mansur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Malang: Bumi Aksara.
Muslich, Mansur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara.
Sanjaya. Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
(5)
91
Shahab, A.A. 2008. Cara Mudah Menjadi Jurnalis. Jakarta: Diwan Publish. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 1996. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Munthe. Basani Ias Febria. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran ‘ Berpikir-Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Ashar. Ubaidi. 2014. “Peningkatkan Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII.3 Mts. Zainul Hasan Balung Jember Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)” dalam Jurnal NOSI, Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014.
Kusniati. 2013. “Kemahiran Menyimak Berita Dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Bintan” dalam Artikel E-Journal.
Sari, Shinta Prawita. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Kutoarjo” dalam jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Suharyadi. 2013. “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Media Audio dan Model Pembelajaran Stratta pada Siswa Kelas VIII SMP N 13 Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014” dalam Jurnal Program Studi
(6)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo, Vol. No. 1, No. 3, Juni 2013.