PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.
PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM
MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN
MEDAN T. A 2013/2014
SKRIPSI
Oleh :
LAILAN SYAFIRA PUTRI LUBIS NIM. 1103151032
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM
MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN
MEDAN T. A 2013/2014
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
LAILAN SYAFIRA PUTRI LUBIS NIM. 1103151032
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji yang sangat mendalam penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik – baiknya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul : Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan Self Esteem Siswa Di Kelas VIII SMP Pembangun Medan, adalah sebuah usaha yang disusun penulis untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat – syarat dalam mencapai gelar Serjana Pendidikan ( S.Pd ) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis tidak dapat menampilkan partisipasi pihak lain yang turut memberikan bantuan moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih sedalam – dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan, Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku pembantu dekan I,
bapak Drs. Aman Simaremare, M.S selaku pembantu dekan II dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, Mpd selaku pembantu Dekan III.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan juga Ibu Dra. Nurarjani, M.pd selaku sekertaris jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan di Unimed.
4. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik ( PA ) sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Unimed.
5. Bapak Drs. Nasrun. MS, Ibu Dra. Nurarjani. M.Pd, dan Ibu Dra. Zulhaini. S , selaku dosen penyelaras sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan, dan kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah banyak memberikan Ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada penulis
(8)
selama berada didalam maupun diluar perkuliahan selama saya mengikuti proses perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada penulis terutama dalam usaha surat – menyurat.
8. Rasa hormat kepada Bapak H. Muhammad Yusuf, BA Selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Pembangun Medan, Wakil Kepsala sekolah, guru koordinator, PKS SMP Swasta Pembangun Medan, seluruh guru – guru yang mengajar, serta seluruh staf tata usaha SMP Swasta Pembangun Medan yang membantu peneliti, terima kasih atas izin, bantuan dan kerjasama kepada penulis selama penelitian di sekolah tersebut.
9. Khusus buat keluarga tercinta teristimewa kedua orang tua saya, M. Riza Paruhuman Lubis (ayahanda) dan Eka Zuriana (Ibunda) yang telah banyak memberi kasih sayang kepada penulis dalam segi moril, materil, dan spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan S1 pada Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan / BK FIP Universitas Negeri Medan. Terimakasih selalu mendoakan dan memperjuangkan penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studi sampai keperguruan tinggi. 10.Adik-Adik ku yang tersayang: M. Auliya Rahman Lubis dan Luthfiyah Syakirah Lubis
atas doa, kasih sayang, bantuan dan dukungannya selama ini.
11.Sahabat-sahabatku tersayang: Dewi Sartika, Febrisa Rahim, Khairunnisa, Mei Lina Handayani Siregar, dan Syeiha Gerar Hendri dan buat teman – teman sekelas BK reguler B 2010 tanpa terkecuali yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada siswa/i SMP Swasta Pembangun Medan yang membantu penulis dalam pengisian angket, dan kesediannya menjadi subjek penelitian dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Atas segala dukungan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya, seiring doa semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, serasa mengharap ridho-Nya dan dengan segala kerendahan hati penulis menyerahkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(9)
Penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling . Terimakasih.
Medan, 2014 Penulis
LAILAN SYAFIRA PUTRI LUBIS NIM. 1103151032
(10)
ABSTRAK
LAILAN SYAFIRA PUTRI LUBIS. NIM. 1103151032. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan Self Esteem Siswa Di Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah pengaruh layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik dalam meningkatkan self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik dalam meningkatkan self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah ekperimen dengan desain pre-test dan post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah 8 orang siswa yang memiliki self esteem rendah, yang akan diberikan layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket yaitu menggunakan angket self esteem, yang sebanyak 50 butir penyataan angket self esteem terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliabel. Dan menjadi 35 butir pernyataan angket self esteem sebagai pengumpul data.
Dari hasil analisis diperoleh data Pre-Test sikap siswa rata-rata = 69 termasuk kategori rendah dan Standart Deviasi (SDX) = 1,19, sedangkan hasil analisis data Post-Test memiliki = 106,1 termasuk kategori sedang dan Standart Deviasi (SDY) = 5,82. Teknik uji hipotesis menggunakan rumus uji wilcolxon (J) yang memperoleh hasil Jhitung = 0 sedangkan harga Jtabel = 4, Oleh karena J(0) < J0,05 (4) dan diperkuat dengan H0 ditolak apabila Z Hitung < ZTabel. Karena nilai ZHitung = -2,25 dan itu lebih kecil dari nilai ZTabel = -1,96. maka H0 ditolak H1 tidak dapat ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humnaistik dalam meningkatkan self esteem siswa kelas VIII di SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014 pada taraf nyata = 0,05. Hal ini terlihat dari Jhitung < Jtabel (0 > 4) atau Z ≤ Zα/2 (-2,25 < -1,96) . Atau Hipotesis dapat diterima.
Kata Kunci : Konseling Kelompok, Pendekatan Eksistensial Humanistik, Self Esteem
(11)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………....……… i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……….... 9
C. Batasan Masalah ……… 9
D. Rumusan Masalah ……… 10
E. Tujuan Penelitian ……… 10
F. Manfaat Penelitian ……… 10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1.Self esteem 1.1. Pengertian Self esteem ……….. ……… 12
1.2. Komponen-Komponen Self esteem……… 14
1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Self esteem ……….. ………. 15
1.4. Karakteristik Self esteem ……… ………. 19
1.5. Proses Pembentukan Self esteem……….. ………. 24
1.6. Aspek-Aspek Self esteem ………... 25
2.Konseling Kelompok Dan Pendekatan Eksistensial Humanistik 2.1. Layanan Konseling Kelompok……….. 28
(12)
2.2. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok ……... ………… 32
2.3. Pengertian Konseling Eksistensial Humanistik………... 34
2.4. Tujuan Konseling Eksistensial Humanistik ………. 36
2.5. Ciri-Ciri Konseling Eksistensial Humanistik ………. 37
2.6. Langkah-langkah Penerapan Eksistensial Humanistik …………. 39
2.7. Prosedur Konseling Eksistensial Humanistik ………. 40
3.Penggunaan Konseling Eksistensial Humanistik Untuk Meningkatkan Self esteem Siswa ……… 49
B. Kerangka Konseptual ………..………...……….. 51
C. Hipotesis ………..……….… 52
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 53
B. Subjek Penelitian ……….… 53
C. Operasional Variabel Penelitian ……….… 53
D. Desain Penelitian ……….… 55
E. Langkah-Langkah Penelitian ……….… 55
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket ……… 56
2. Kisi-Kisi Angket ……… 57
G. Uji Instrumen ……… 58
1. Uji Validitas ……… 58
2. Uji Reliabilitas ……… 59
H. Teknik Analisis ……….... 60
1. Uji Wilcolxon (J) ……….... 60
(13)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….……… 62
B. Uji Validitas ……….……… 63
C. Uji Reliabilitas ……….……… 63
D. Deskripsi Hasil Penelitian ……….………… 63
1. Variabel Mengelolah Self Esteem ………. 63
2. Data Pre-Test Self Esteem ………. 64
3. Data Post-Test Self Esteem ………. 65
E. Uji Hipotesis ……… 67
F. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 68
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 71
B. Saran ……… 71
DAFTAR PUSAKA ……… 73
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ….……….. 57
Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Self Esteem ……….…..… 57
Tabel 4.1. Hasil Pre-test ……….. 64
Tabel 4.2. Hasil Post-Test ………..… 65
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 . Angket……….…… 75
LAMPIRAN 2 . Validitas Angket……….…… 78
LAMPIRAN 3 . Perhitungan Validitas Angket Self Esteem……… 80
LAMPIRAN 4. Perhitunga Reliabilitas Angket Self Esteem ……….… 83
LAMPIRAN 5 . Angket……….……… 87
LAMPIRAN 6 . Skor Data Pre-Test Self Esteem………..… 89
LAMPIRAN 7 . Skor Data Post-Test Self Esteem……….… 90
LAMPIRAN 8 . Tabulasi Data Penelitian……….……….… 91
LAMPIRAN 9 . Perhitungan Kategori Pre-Test Self Esteem…………...….… 92
LAMPIRAN 10. Perhitungan Harga Rata-rata Standart Deviasi Pre-Test.…. 94 LAMPIRAN 11. Perhitungan Kategori Post-Test Self Esteem……… 96
LAMPIRAN 12. Perhitungan Harga Rata-rata Standart Deviasi Post-Test…. 98 LAMPIRAN 13. Uji Hipotesis……… 100
LAMPIRAN 14. Perhitungan Peningkatan Self Esteem……… 104
LAMPIRAN 15. Laporan Konseling Kelompok……… 105
LAMPIRAN 16. RPL Konseling Kelompok ………..… 111
(16)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masa remaja, penampilan anak berubah. Pristiwa pubertas berupa hormonal yang merubah dan mempengaruhi emosi maupun bentuk tubuh yang menuju dewasa. Pikiran mereka yang berubah, mereka lebih dapat untuk berpikir secara abstrak dan hipotesis. Perasaan mereka berubah terhadap hampir segala hal. Bagaimana para remaja menyatukan perubahan-perubahan drastis yang terjadi pada mereka baik secara fisik, kognitif dan pshikisnya, dalam menemukan pemahaman diri mereka (sense of self) yang membentuk identitas diri dan self esteem (harga diri) mereka.
Coopersmith (1998) mengatakan bahwa self esteem merupakan penilaian yang dibuat oleh individu tentang kehormatan dirinya, dan kebiasaan individu dalam memandang dirinya baik sikap penerimaan, penolakan diri dan kepercayaan diri dalam mengakui kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhagaan diri (Sudrajat, 2009).
Anak yang berusia remaja berusaha mencari jati dirinya dengan mencoba hal-hal baru yang belum ditemui sebelumnya. Mereka berusaha menemukan dan mengembangkan diri dalam kelompok sosialnya. Remaja mengalami transisi dan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya yang membawa mereka untuk lebih mandiri lagi sebagai anak-anak. Namun di sisi lain, mereka belum mecapai taraf kedewasaan karena mereka masih belum bisa secara penuh mempertanggung
(17)
2
jawabkan keputusan yang telah mereka ambil, karena posisi mereka masih labil dan sering berubah-ubah dalam menentukan sikap dan mengambil keputusan.
Setiap anak mengharapkan dirinya mampu berkembang secara optimal dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bahkan bisa lebih dari orang lain atau yang ia rasa sebagai saingannya. Perkembangan kemampuan dan potensi seseorang tidak akan terwujud begitu saja apabila tidak diusahakan dengan baik oleh dirinya sendiri serta peran dari berbagai pihak. Salah satu upaya nyata yang sampai saat ini terus dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan dan potensi yang dimiliki individu adalah melalui meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya melalui pendidikan formal berupa peningkatan kualitas kemampuan akademik. Namun juga diperlukan adanya penanaman kemampuan karakter pada peserta didik guna menciptakan Sumber Daya Manusia yang cerdas dan berbudi luhur sebagai penerus bangsa yang benar-benar kuat, bangga namun rendah hati dan berjuang terus untuk memajukan negaranya dengan kerja keras, jujur, self esteem dan tanggung jawab. Dan hal ini tidak hanya sekolah yang berjuang untuk menciptakannya namun perlu kerjasama dari keluarga dan masyarakat untuk menanamkan karakter positif dalam jiwa anak.
Kebutuhan perkembangan pribadi yang perlu ditanamkan pada anak didik adalah kemampuan menghargai diri dan menghargai orang lain. Penghargaan terhadap diri sendiri maupun pada orang lain tidak muncul begitu saja pada diri individu. Semua butuh proses berupa didikan dan pengalaman yang dialami oleh individu untuk memiliki kesadaran atas keberadaan dan posisi dirinya. Seperti yang kita ketahui pada teori Hierarki Kebutuhan Motif menurut A.H. Maslow (Sarwono, 2009: 33) yang mengatakan bahwa manusia harus memiliki dan
(18)
3
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dari kebutuhan biologis dan fisiologis, rasa aman, cinta kasih dan memiliki serta dimiliki, dan self-esteem agar mampu memenuhi kebutuhan terakhir untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan citra dirinya sendiri atau mengaktualisasikan dirinya.
Pentingnya self esteem dimiliki oleh manusia agar ia mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal. Bila self esteem tidak terpenuhi secara baik, hal ini yang membuat banyak remaja yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan baik di lingkungan sosialnya. Hal ini menimbulkan pergolakan diri dalam diri remaja berupa rasa minder, tertutup, malu, tidak percaya diri dan hal-hal negatif lainnya yang dapat menghambat perkembangan bakat dan kemajuan dirinya. Permasalahan ini yang dapat menimbulkan pergolakan dalam psikologisnya remaja yang akan mempengaruhi prestasi belajarnya dan menimbulkan kenakalan-kenakalan remaja. Namun, apabila kebutuhan dari self esteem dapat terpenuhi secara optimal, kemungkinan mereka akan memperoleh pengakuan dalam lingkungan sosialnya, tampil dengan merasa lebih bernilai dalam lingkungannya, sehingga menimbulkan prestasi belajar yang tinggi dikarenakan penghargaan dirinya yang tinggi.
Self esteem merupakan konstruk yang penting dalam kehidupan sehari-hari juga berperan serta dalam menentukan tingkah laku seseorang. Penilaian seseorang secara umum terhadap dirinya sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun positif yang akhirnya menghasilkan kesadaran diri atas keberadaan dan kegunaan diri dalam menjalankan kehidupan yang disebut dengan self esteem (harga diri). Individu dengan memiliki self esteem tinggi tidak akan mudah terpengaruh dengan penilaian orang lain tentang dirinya mengenai tingkah
(19)
4
lakunya, sifatnya, pemikirannya dan kepribadiannya baik itu positif maupun yang negatif yang ada di dalam dirinya. Penilaian terhadap diri sendiri dapat membantu seseorang untuk dapat lebih mengenal dirinya sendiri dan potensi apa yang dimilikinya sehingga ia dapat menerima dan mengasah serta menonjolkan potensi yang ia miliki untuk menjadi manusia yang memiliki kualitas sumber daya yang tinggi.
Peningkatan self-esteem individu dilakukan sejak dini terutama pada remaja yang masih mengalami kesulitan dalam menemukan self esteemnya. Hal tersebut dilakukan melalui perubahan pola pendidikan Indonesia dan orangtua yang memfokuskan pada penanaman pendidikan yang dapat menumbuhkembangkan self esteem anak sejak dini. Dan selanjutnya melakukan layanan konseling yang dilakukan oleh konselor guna membantu mengembangkan serta memperbaiki self esteem yang dimiliki oleh anak untuk menjadi lebih baik lagi dan positif.
Selanjutnya kerja konselor yang harus lebih aktif dalam memberi dukungan pada anak-anak didik dengan melakukan salah satu layanan konseling yang diharapkan dapat membantu dalam memperbaiki self esteem anak. Kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik ini berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup kemampuan kesadaran diri, kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib, tanggung jawab pribadi, usaha untuk menemukan makna hidup, keberadaan diri dalam kehidupan sosial, kematian dan kecenderungan dasar untuk mengembangkan dirinya secara maksimal.
Pendekatan eksistensial humanistik yang berfokus pada kondisi manusia, yang menekankan pada pemahaman serta penanganan pada kemampuan yang
(20)
5
dimiliki oleh individu dengan jalan mendorongnya. Idealnya bukan hanya mengurusnya secara baik saja namun memajukan dan mengembangkannya, menjadi sesuatu tergantung pada cita-cita atau keinginan anak itu sendiri. Sehingga anak mampu mengaktualisasikan dirinya secara utuh. Mengetahui keinginan dan dirinya sendiri, sehingga anak dapat menjadi manusia yang mampu menghargai kehidupan dan dapat memberikan yang terbaik untuk dirinya, lingkungan maupun orang lain yang ada disekitarnya.
Maslow (Calhoun & Acocella, 1995 : 28) memberikan batasan tentang pribadi yang telah beraktualisasi diri, yaitu penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain; yang mana ia mampu menerima dirinya secara utuh dengan memberikan penilaian yang tinggi pada individualitas dan keunikan pada diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya, seseorang yang telah beraktualisasi akan mampu melihat sesuatu seperti apa adanya tanpa menghindari rasa sakit dan kecewa, mampu memelihara dan mempunyai sahabat karib yang mana mereka mampu mengungkapkan dirinya secara terbuka namun tahu batasan dalam menjaga hak pribadi dan otonom mereka, memiliki rasa puas diri yang tinggi dan jika diperlukan mampu untuk bertahan sendirian (bertahan pada pendapat sendiri meski yang lain tidak setuju), memiliki kesadaran akan tujuan dalam hidupnya ; mereka membuat keputusan berdasarkan pada apa yang menjadi tujuan akhir hidupnya, meskipun harus merasakan sakit atau pun kecewa. Seseorang yang telah beraktualisasi juga memiliki spontanitas dan sederhana. Mereka menjalani kehidupan secara alami, penuh ketentraman dan tak mau terikat pada aturan. Kesembilan ciri lainnya orang yang telah mengaktualisasikan dirinya, yaitu kemampuan untuk mengemukakan berita, naluri yang mistis untuk bersatu dengan
(21)
6
alam dan kemanusiaan, memiliki rasa persaudaraan dengan semua orang, mampu menempatkan orang lain sebagai suatu individu tanpa terpengaruh agama, ras, dll, memiliki pemikiran yang jenih tentang benar dan salah, memiliki humor, kreatifitas dan kemampuan menolak untuk pengaruh lain yang tidak sesuai dengan patokan-patokan pribadinya.
Dari hal-hal yang dikatakan oleh Maslow tersebut akan terpenuhi dengan sempurna setelah orang tersebut dapat mengerti dan memahami dirinya secara utuh yaitu memiliki self esteem yang tinggi. Bila seseorang terutama remaja yang memiliki self esteem yang rendah dan mengalami penurunan maka dapat menyebabkan mereka kurang mampu mengaktualisasikan diri secara optimal dan akhirnya menjadi makin tidak berkembang sama sekali. Gejala penurunan self esteem akan menunjukkan rasa rendah diri, memiliki rasa malu dan ragu yang berlebihan, menjauh dari pergaulan di lingkungan sekitarnya, merasa tidak berharga, mengalami kecemasan dalam menghadapi sesuatu terutama hal-hal yang baru, serta tidak mampu bersemangat dalam mengikuti pelajaran di kelas daan saat berinteraksi dengan lingkungan pergaulannya. Perasaan rendah diri pada siswa akan membuat ia sulit untuk berinteraksi sehingga membuatnya menjadi terasing dari lingkungan sosialnya. Mereka menjadi tertutup dan berusaha menjauhkan diri dari lingkungan. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam pergaulannya sehingga menjadi pribadi yang cenderung menyendiri dan terasingkan. Hal ini terjadi tidak lain karena kurangnya self esteem yang dimiliki oleh siwa. Para guru bidang studi dan konselor sekolah belum mampu mengatasi masalah ini dalam mengoptimalkan rasa penghargaan diri yang baik serta tinggi untuk diri mereka. Guru-guru cenderung utuk memberikan hukuman baik fisik
(22)
7
maupun kata-kata dan bahkan tidak peduli dengan tingkah anak yang kurang sesuai atau melakukan kesalahan yang akan membuat rasa self esteem anak semakin berkurang.
Disamping melihat dari penelitian-penelitian orang lain tentang perkembangan self esteem remaja dalam menghadapi masalah atau pun dalam peningkatan self esteem remaja dan pengalaman diri, baik dari pengalaman pribadi di saat masa sekolah serta hasil wawancara awal dengan guru bidang studi yang memiliki peran penting dalam memperhatikan, mengurus, dan mengetahui data-data siswa-siswi dibandingkan dengan guru-guru lainnya di sekolah SMP Pembangun Medan. Hasil wawancara awal tersebut memang terdapat beberapa siswa dalam setiap masing-masing kelas memiliki beberapa anak yang lebih sibuk dengan dirinya sendiri dan bahkan menjadi tidak peduli atau berusaha untuk tidak terlihat yang menjadikannya tidak dianggap ada di dalam kelas. Hal itu membuatnya terlalu pendiam serta cuek di dalam kelasnya, tidak mau sama sekali untuk menjawab pertanyaan dengan lancar, padahal kalau diperhatikan dan pendekatan yang lebih intens, ia sebenarnya mampu namun tidak berani karena selalu mengganggap dirinya negatif, merasa tidak mampu melakukan apa pun, dan selalu merasa bersalah atas apa yang ia lakukan sehingga ia pun berusaha agar tidak terlihat atau terlalu aktif dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam kelas, masyarakat, organisasi bahkan pergaulannya.
Berdasarkan hasil penelitian Ida Ayu Sanisca Nanda, Nyoman Dantes, dan Ni Nengah Madri Antari yang berjudul “Pengaruh Implementasi Konseling Eksistensial Humanistik Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa Teralienasi” pada siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja.
(23)
8
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari layanan konseling eksistensial humanistik dengan teknik modeling terhadap terjadinya peningkatan self-esteem siswa yang teralienasi di kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja.
Pada kenyataannya, proses dan model yang digunakan saat ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling kebanyakan yang berada di sekolah belum aktif dalam membantu siswa. Kebanyakan siswa tidak memahami permasalahan yang sedang dihadapinya, karenanya perlu ada yang mengerti dan menunjukkan jalan atau pun mengarah anak ke arah yang lebih baik, namun, kenyataannya banyak saat ini pemberian nasehat yang biasa diberikan oleh orang tua maupun guru hanya membuat siswa mendengarkan saja tanpa berfikir apa yang harus ia lakukan untuk menyelesaikan permasalahannya terutama dalam hal peningkatan self esteemnya. Sebenarnya anak butuh contoh serta panutan yang baik, jelas dan logika dari orang tua dan guru. Serta perlu adanya bimbingan, arahan dan kasih sayang dari guru, orangtua dan keluarga, bukannya terlalu banyak tuntutan sesuai dengan keinginan orangtua dan orang-orang yang ada disekitar mereka. Tetapi siswa seharusnya dibuat sadar akan kebutuhan dirinya sendiri dalam memiliki penghargaan dan bangga pada dirinya sendiri sehingga ia dapat menentukan arah hidupnya sendiri, dapat menghargai orang lain dan alam, tahu bersyukur, merasa bahagia, serta dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk orang-orang sekitarnya dan bahkan negaranya.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, untuk mengetahui pencapaian keberhasilan siswa dalam mengatasi masalahnya, yaitu dalam meningkatkan self esteem siswa, maka diperlukan suatu penelitian yang mencoba mengaitkan
(24)
9
layanan konseling kelompok dengan pendekatan teori eksistensial humanistik yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan self esteem siswa. Oleh karena itu dari latar belakang yang ada, maka peneliti merasa penting dan tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan hal di atas serta mengangkatnya menjadi judul penelitian, yaitu : Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan Self esteem Siswa Di Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang diidentifikasi akibat dari permasalahan self-esteem yang dialami oleh siswa-siswi di tingkat SMP, antara lain :
1. Siswa kurang mampu dalam membuat keputusan dalam mengatasi masalahnya sendiri dan selalu bergantung kepada orang lain.
2. Siswa cenderung menarik diri, berdiam diri di kelas, dan tidak bisa mengemukakan pendapatnya dengan baik
3. Siswa tidak memiliki semangat belajar dan tujuan hidup yang kuat serta jelas untuk membuatnya berjuang dalam meraihnya.
4. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah belum aktif dalam membantu siswa.
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian dan permasalahan yang hendak diulas dalam penelitian ini serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda-beda
(25)
10
maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan diteliti, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan “Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan Self esteem Siswa Di Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan self esteem Siswa Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Dari masalah-masalah yang ada pada uraian tersebut maka penulis ingin memperoleh gambaran tentang tujuan dalam penelitian ini, yaitu : untuk melihat pengaruh penggunaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik dalam meningkatkan self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan tahun ajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : a. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informan bagi : Bagi Konselor
(26)
11
Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menangani masalah siswa yang mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan rendahnya self esteem yang dimiliki siswa.
Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan bahan tambahan untuk menangani masalah anak yang berprilaku tidak memiliki self esteem yang rendah dengan selalu mengeluh, berdiam diri dan bahkan menjadi agresif atau nakal.
Bagi Siswa
Dapat dijadikan masukan dan pemahaman untuk bisa memiliki pemahaman diri tentang pentingnya memiliki self esteem agar bisa mengaktualisasikan diri secara optimal.
b. Manfaat Konseptual
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori Bimbingan Konseling khususnya mengenai Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Pendekatan Eksistensial Humanistik dan menjadi tambahan referensi untuk kajian-kajian psikologi dan komunikasi interpersonal khususnya tentang pengaruhnya dalam meningkatkan self esteem individu.
(27)
71
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013-2014.
Ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang telah diperoleh
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan pada beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi pihak sekolah, guru-guru mata pelajaran dan terutama kepada konselor sekolah agar lebih memperhatikan masalah siswa-siswi, tidak hanya melalui prestasi dalam bentuk nilai saja tetapi perlu melihat kelebihan lain yang dimiliki oleh siswa sehingga mereka tidak merasa minder, tidak berguna dan tidak berharga. Salah satu caranya dnegan mengadakan konseling kelompok eksistensial humanistik. Mereka perlu dukungan dan motivasi untuk dapat melihat keberhargaan dan kebergunaan diri mereka sehingga mereka dapat memiliki arah hidup yang jelas, memiliki tanggung jawab, optimis dan sadar akan keinginan dalam kebaikan dirinya, keluarganya, orang lain, lingkungan dan negaranya.
(28)
72
2. Konselor sekolah hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan konseling kelompok yang diadakan.
3. Untuk para siswa hendaknya terus meningkatkan self esteem-nya . bukan untuk menjadi manusia yang sombong dan angkuh tetapi dimaksudkan pemenuhan kebutuhan diri demi memperoleh keberhasilan hidup dalam keluarga, sekolah, dan bermasyarakat. Dimana yang dimaksud adalah menjadi pribadi yang kuat, tanggung jawab, mandiri, tidak egois, tidak pesimis dan mengeluh terus menerus. Para siswa diharapkan dapat meningkatkan self esteem nya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang memperluas kapasitas untuk mencapai kebahagiaan dirinya dan orang-orang sekitarnya.
(29)
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Calhoun, James F., dan Acocella, Joan R. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaanedisi ke tiga. Terjemahan oleh Prof. Dr.Ny.R.S. Satmoko. Semarang : IKIP Semarang Press
Christiani, Lusi. 2013. Meningkatkan Self esteem Siswa Melalui Penerapan Konseling Realita di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Medan : Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak dipublikasikan
Clemes, Haris., Bean, Reynold., dan Clark, Aminah. 1995. Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Terjemahan oleh Dra. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Binaputra Aksara
Corey, Gerald. 2010. Teori Praktek Konsleing dan Psikoterapi. Terjemahan oleh E. Koswara. Bandung : PT. Refika Aditama
Dewi, Rosmala. Hj. DR. M.Pd. Kons,. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan : Pasca Sarjana UNIMED
Gladding, Samuel T., 2012. Konseling Profesi Menyeluruh Ed. 6. Jakarta : PT. Indeks
http://www.tqm.com. (online) diakses 17 Desember 2013
Irawati, Neny, dan Hajat, Nurahma. 2012. Hubungan Antara Self esteem (Self esteem) dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMKN 48 Di Jakarta Timur. Jurnal Econosains- vol X, No 2 Agustus 2012, p. 193-210
Nanda, Ida Ayu, Dantes, Nyoman, dan Antari, Ni Nengah Madri. 2013. Pengaruh Implementasi Konseling Eksistensial Humanistik Dengan Teknik ModelingUntuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa Teralienasi Di Kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja (online), (http://pasca.undiksha.ac.id/jurnal.pdf) diakses 17 desember 2013
(30)
74
Oktavianti, Ridha, dkk. 2008. Self esteem. Makalah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia. p. 1-30
Sari, Citra Puspita. 2010. Self esteem Pada Remaja Putri Yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Psikologi Universitas Gunadrama. p. 1-14
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Depok : Rajawali Press
Sudjana. 2002. Metoda Statistika Ed.6. Bandung : PT. Tarsito Bandung
Sudrajat, Akhmad. 2009. Self esteem. (online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/). Diakses 1 Desember 2013
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UPT UNNES Press
Winkel, W.S. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Terjemahan oleh Dr. MM. Sri Hstuti, M,Si Jakarta : Grasindo
(1)
maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan diteliti, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan “Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan Self esteem Siswa Di Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Eksistensial Humanistik Dalam Meningkatkan self esteem Siswa Kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Dari masalah-masalah yang ada pada uraian tersebut maka penulis ingin memperoleh gambaran tentang tujuan dalam penelitian ini, yaitu : untuk melihat pengaruh penggunaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik dalam meningkatkan self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan tahun ajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : a. Manfaat Praktis
(2)
Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menangani masalah siswa yang mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan rendahnya self esteem yang dimiliki siswa.
Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan bahan tambahan untuk menangani masalah anak yang berprilaku tidak memiliki self esteem yang rendah dengan selalu mengeluh, berdiam diri dan bahkan menjadi agresif atau nakal.
Bagi Siswa
Dapat dijadikan masukan dan pemahaman untuk bisa memiliki pemahaman diri tentang pentingnya memiliki self esteem agar bisa mengaktualisasikan diri secara optimal.
b. Manfaat Konseptual
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori Bimbingan Konseling khususnya mengenai Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Pendekatan Eksistensial Humanistik dan menjadi tambahan referensi untuk kajian-kajian psikologi dan komunikasi interpersonal khususnya tentang pengaruhnya dalam meningkatkan self esteem individu.
(3)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self esteem siswa di kelas VIII SMP Pembangun Medan Tahun Ajaran 2013-2014.
Ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang telah diperoleh
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan pada beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi pihak sekolah, guru-guru mata pelajaran dan terutama kepada konselor sekolah agar lebih memperhatikan masalah siswa-siswi, tidak hanya melalui prestasi dalam bentuk nilai saja tetapi perlu melihat kelebihan lain yang dimiliki oleh siswa sehingga mereka tidak merasa minder, tidak berguna dan tidak berharga. Salah satu caranya dnegan mengadakan konseling kelompok eksistensial humanistik. Mereka perlu dukungan dan motivasi untuk dapat melihat keberhargaan dan kebergunaan diri mereka sehingga mereka dapat memiliki arah hidup yang jelas, memiliki tanggung jawab, optimis dan sadar
(4)
2. Konselor sekolah hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan konseling kelompok yang diadakan.
3. Untuk para siswa hendaknya terus meningkatkan self esteem-nya . bukan untuk menjadi manusia yang sombong dan angkuh tetapi dimaksudkan pemenuhan kebutuhan diri demi memperoleh keberhasilan hidup dalam keluarga, sekolah, dan bermasyarakat. Dimana yang dimaksud adalah menjadi pribadi yang kuat, tanggung jawab, mandiri, tidak egois, tidak pesimis dan mengeluh terus menerus. Para siswa diharapkan dapat meningkatkan self esteem nya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang memperluas kapasitas untuk mencapai kebahagiaan dirinya dan orang-orang sekitarnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Calhoun, James F., dan Acocella, Joan R. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaanedisi ke tiga. Terjemahan oleh Prof. Dr.Ny.R.S. Satmoko. Semarang : IKIP Semarang Press
Christiani, Lusi. 2013. Meningkatkan Self esteem Siswa Melalui Penerapan Konseling Realita di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Medan : Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak dipublikasikan
Clemes, Haris., Bean, Reynold., dan Clark, Aminah. 1995. Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Terjemahan oleh Dra. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Binaputra Aksara
Corey, Gerald. 2010. Teori Praktek Konsleing dan Psikoterapi. Terjemahan oleh E. Koswara. Bandung : PT. Refika Aditama
Dewi, Rosmala. Hj. DR. M.Pd. Kons,. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan : Pasca Sarjana UNIMED
Gladding, Samuel T., 2012. Konseling Profesi Menyeluruh Ed. 6. Jakarta : PT. Indeks
http://www.tqm.com. (online) diakses 17 Desember 2013
Irawati, Neny, dan Hajat, Nurahma. 2012. Hubungan Antara Self esteem (Self esteem) dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMKN 48 Di Jakarta Timur.
(6)
Oktavianti, Ridha, dkk. 2008. Self esteem. Makalah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia. p. 1-30
Sari, Citra Puspita. 2010. Self esteem Pada Remaja Putri Yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Psikologi Universitas Gunadrama. p. 1-14
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Depok : Rajawali Press
Sudjana. 2002. Metoda Statistika Ed.6. Bandung : PT. Tarsito Bandung
Sudrajat, Akhmad. 2009. Self esteem. (online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/). Diakses 1 Desember 2013
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UPT UNNES Press
Winkel, W.S. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Terjemahan oleh Dr. MM. Sri Hstuti, M,Si Jakarta : Grasindo