PENGARUH KEMAMPUAN AWAL, SIKAP WIRAUSAHA TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK SWASTA TELADAN MEDAN SUMATERA UTARA KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kebadirat Tuban Yang
Maba Kuasa atas berkat dan karunianya saja sebingga penulis
dapat
menyelesaikan
tesis
ini
dengan judul:
"Hubungan
Kemampuan Awal, dan Sikap Wirausaha dengan Kreativitas dan
Hasil Belajar Pemahaman dan Pembacaan Gambar Teknik.
Penyusunan dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari
batuan berbagai pihak, oleb karena itu dengan rendab hati dan rasa
hormat, penulis mengucapkan terima kasib yang setinggitingginya kepada Bapak Prof. DR. Sukirno, M.Pd. dan Bapak
Prof. DR. Abdul Hamid,K, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan
II, yang telab banyak memberi bimbingan dan araban untuk dapat
menyelesaikan tesis ini. Demikian juga narasumber Bapak Prof.
DR. Harun Sitompul, M.Pd. Bapak DR. Sabat Siagian, M.Pd. dan
Bapak
DR.H.
Syaiful
Sagala, M.Pd.
yang telab
banyak
memberikan masukan demi penyempurnaan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor
Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. DR. Belferik Manullang,
selaku Direktur PPs Unimed, Bapak Prof.DR. Muhammad
Badiran, M.Pd. dan DR. Sabat Siagian, M.Pd. selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, dan Bapak dan
lbu Dosen serta staf PPs Unimed yang telab banyak memberikan
ilmu selama mengikuti perkuliaban di Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
v
Demikian juga kepada Bapak Ir. H. Ponijan Asri, MM.
selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan
Tenaga Kependidikan
Medan,
dan juga
rekan-rekan
widyaiswara yang memberi ijin, dorongan tanggapan dan masukan
dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Kepala Sekolah dan guru-guru SMK Swasta Teladan Sumatera
Utara Kelompok Teknologi dan Industri, yang telah memberi ijin
dan bantuan untuk melaksanakan penelitian ini.
Dengan
rendah
hati
dan
rasa
hormat
penulis
menyampaikan terima kasih kepada ayahanda St. P. Sianturi
(Aim) dan ibunda R. Nababan yang tercinta atas jasa beliau yang
membesarkan dan mendidik penulis sampai dapat menyelesaikan
S2 di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih istimewa kepada istriku tersayang
Mariakim Sinaga dan anak-anaku Frederick Raymond, Rio Sastro,
Gomgom Suryadi, dan Frans Gabriel, yang membantu, dan
berkorban memberi semangat dan dorongan sehingga penulis
dapat menyelesaikan S2 di Unimed. Kepada istri dan anakku
kupersembahkan karyaku ini semoga dapat menggugah hati dan
pikiran untuk meraih dan menggapai cita-citamu.
Akhir kata penulis ucapakan tiada gading yang tak retak,
tiada karya yang sempurna, hanya Dialah yang sempurna, dan
segala sesuatu yang kita lakukan adalah demi kemulianNya.
Medan, Juni 2009
Maruasas Sianturi
NIM.061188230037
VI
ABSTRAK
Pengaruh
Kemampuan
MARUASAS SIANTURI.
Awal, Sikap Wirausaha terhadap Kreativitas dan Hasil
Belajar Pemahaman dan Pembacaan Gambar Teknik
Siswa SMK Swasta Teladan Sumatera Utara Medan
Kelompok Teknologi dan Industri Program Keahlian
Otomotif. Tesis. Medan: Program Studi: Teknologi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
April2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
(I) kemampan awal terhadap kreativitas, (2) sikap wirausaha
terhadap kreativitas, (3) kemampuan awal terhadap hasil
belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik, (4) sikap
wirausaha terhadap hasil belajar pemahaman dan pembacaan
gambar teknik dan, (5) kreativitas terhadap hasil belajar
pemahaman dan pembacaan gambar teknik. Dengan
mengetahui hubungan tersebut pihak sekolah dapat
mengembangkan fakor-faktor yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Teladan
Sumatera Utara Medan. Populasi penelitian adalah seluruh
kelas tiga jurusan Otomotif dengan jumlah 108 orang, sampel
penelitian sebanyak 87 orang yang dipilih secara random.
Data variabel penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa skor kemampuan awal (X 1) yaitu data nilai ujian
nasional SMP tahun 2005/2006, skor sikap wirausaha (X 2),
skor kreativitas (Y 1) dan skor hasil belajar pemahaman dan
pembacaan gam bar teknik (Y 2). Untuk memperoleh data
tersebut digunakan kuesioner untuk sikap wirausaha, tes figural
dan verbal untuk kreativitas, dan tes pilihan ganda untuk hasil
belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik, sedangkan
kemampuan awal dengan studi dokumen yaitu daftar nilai ujian
nasional SMP tahun 2005/2006.
1
ABSTRACT
Influence
early
MARUASSAS
SIANTURI.
Capability, Entrepreneurs Attitude toward Creativity and
Outcome of study Comprehension and Read Engineering
Draw for student of SMK Swasta Teladan Sumatra Utara
Medan, Technology and Industry Group Automotive Skill
Program. Thesis. Medan : Study Program : Education
Technology Postgraduate School, State University of Medan,
May 2009.
The objectives researh are to know relating (1) to early
capability toward creativity, (2) to entrepreneurs attitude
toward creativity, (3) to early capability toward outcome of
study comprehension and read of Engineering Draw ( 4) to
entrepreneurs attitude toward outcame of study comprehension
and read engineering draw and, (5) to creativity toward
outcome of study comprehension and read engineering draw.
By knowing its relation with school, it can develop some
factors that can increase outcome of student's study.
This research is done at SMK Swasta Teladan Sumatra
Utara Medan. The research population is whole class 31h, that
its major Automotive with amount 108 people, research sample
is 87 people who are chosen by random.
Variable data for this research is qualitative data that
contains early capability score (X 1) namely data of national
examine score SMP Period 2005 I 2006, entrepreneurs attitude
score (X 2), creativity score (Y 1) and outcome score of study
comprehension and read engineering draw (Y2). To get its data
is used by questioner for entrepreneurs attitude , figural and
verbal test for creativity , and miltiple choice test for outcome
of study comprehension and read engineering draw, whereas
early capability with document study namely list of national
examine score SMP Period 2005 I 2006.
iii
Testing method with path analize and linier regression
analize with processing data use program SPSS 14. Outcome
of Path analize is equation of structure I is Y1 = .104 X1 +
.392 x2 + Cl and structure 2 is y2 = .255 XI+ .461 x2 + .646
Y1 + E2 .Equation of structure 1 states that path coefficient X1
toward Y1 ( Pylxl ) = .104 or 10,4%, path coefficient X2
toward Y 1 ( Py 1y2 ) = .392 or 39,4 % and another analyze
factor (E1) .846 or 84,6 % . Equation of structure 2 states that
path coefficient X 1 toward Y2 ( Py2x1 ) = .255 or 25,5 %, path
coefficient x2 toward y 2 ( p y2x2 ) = .461 or 46,1 % path
coefficient Y 1 toward Y2 (Py2y1 ) = .646 or 64,6 %whereas
another analize factors (~> 2 ) .733 or 73,3 %.
iv
DAFTARISI
LEN.UB~PRSTJA
ABSTRAK ......................................................... ~ ........
KATA PENGANTAR .......•........................................
DAFTAR lSI ..•..••.••. ..•.............. .... .•....... .. .....
DAFTAR TABEL
•......•............•...........................
DAFTAR GAMBAR ................................................
DAFTAR LAMPIRAN
....................................
BABI
BAB II
: PENDAHULUAN
................. .
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
........ .
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah ................. .
E. Tujuan Penelitian .................. .
F. Manfaat Penelitian .................. .
v
VII .
x
xi
xii
I
I
II
I2
13
13
I4
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA
BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS . . . . . . . . . ..................... ...
15
A. Kerangka Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . . . .
IS
15
I. Hakikat Hasil Belajar
2. Hakikat Kemampuan Awal . . . .
20
3. Hakikat Kreativitas .. . . .. . .. .. . ..
25
29
4. Hakikat Sikap Wirausaha ... . ..
B. Hasil Penelitian yang Rei evan ......
c.
Kerangka Berpikir ...................
I. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Kreativitas
·························
2. Hubungan Sikap Wirausaha dengan
Kreativitas .................................
3. Hubungan Sikap Wirausaha dengan
Hasil Belajar ··························
4. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Hasil Belajar ............................
5. Hubungan Kreativitas dengan Hasil
..........................
Belajar
vii
37
38
38
4I
43
44
46
BABill
BAB IV
D. Paradigma Variabel Penelitian ............
E. Pengajuan Hipotesis Penelitian ...........
47
50
: METODOLOGI PENELITIAN .......
51
A. Tempat dan Waktu ·····················
B. Populasi dan Sampel
...........
c. Teknik Pengambilan Sam pel ..........
D. Variabel dan Defenisi Operasional
Penelitian .................................
E. Teknik Pengumpulan Data ............
I. Pelaksanaan Uji Coba ................
2. Instrumen Hasil Belajar ..............
3. Instrumen Kreativitas ...............
4. Instrumen Sikap Wirausaha .........
F. Teknik Analisis Data
············
I. Data Hilang ······················
2. Data Ekstrem ........................
3. NormalitasData
..............
4. Kolinieritas
·······················
5. Linieritas Hubungan ·············
6. Perhitungan Koefisien Jalur
G. Hipotesis Statistik ......................
51
51
52
: HASIL.PENELITIAN
··················
69
.. ... .. ..... .. ......... ........
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Kemampuan A wal .....
2. Deskripsi Sikap Wirausaha
3. Deskripsi Kreativitas . . . . . . ... ... .. ..
4. Deskripsi Hasil Belajar ... ... ........
69
70
71
73
75
B. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . .........
I. Model Jalur
........................
2. Koefisien Jalur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Hubungan antar Variabel ... ... ... ....
C. Uji Persyaratan Analisis
...................
1. Data Hilang .. ...... ... ........... ........ ...... ...
77
77
78
78
80
80
Vlll
52
54
54
55
58
58
63
63
63
64
64
66
66
68
2.
3.
4.
5.
Data Ekstrem .. .. ... ... ... ........ ... ..... .. .
N ormalitas Data...............................
Kolinieritas
...............................
Linieritas Hubungan
..................
8I
8I
82
85
D. Perhitungan Statistik
..................
87
I. Koefisien Korelasi Antar Variabel ..
87
2. Penentuan Arah Jalur . . . . . . . . . . . . . . . ...
87
89
3. Perhitungan Koefisien Jalur ... ... ...
4. Perhitungan Pengaruh . . . . . . . . . . . . . . . .
89
9I
5. Pengujian Hipotesis Penelitian . . . .. .
E. Pembahasan dan Interprestasi Hasil
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93
I. Konstelasi Variabei Penelitian . . . . . . . 93
2. Interprestasi Hasil Penelitian . . . . . . . . . 94
a. Pengaruh Kemampuan Awal
94
dengan Kreativitas ... ... .. .... .......
b. Pengaruh Sikap Wirausaha dengan
Kreativitas ................................ 95
c. Pengaruh Kemampuan Awai
dengan Hasil Beiajar .................. 96
d. Pengaruh Sikap Wirausaha dengan
Hasil Belajar............................... 97
e. Pengaruh Kreativitas dengan Hasil
Belajar ...................... ....... 98
................... 98
F. Keterbatasan Penelitian
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN-SARAN .• . . . . . •. . •. . . . . •. . . . . . . . . . . . . .. .. . .•.
A. Kesimpulan ...... .. ... ... .. .... .. ... ... ... ...... .. ....
B. Implikasi ............................................
C. Saran-Saran
...............................
I 0I
I0 I
102
I 04
DAFTAR PUSTAKA
106
LAMPIRAN
Ill
RIWAYATHIDUP
192
IX
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
I. Kisi-Kisi soal Tes Hasil Belajar Pemahaman dan
55
Pembacaan Gambar Teknik ..........................
2. Kategori Pemberian Skor Sikap Wirausaha . . .
59
3. Kisi-Kisi Kuessioner Sikap Wirausaha ... .......
60
4. Deskripsi Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..............
69
4.1. Ringkasan Deskripsi Data V ariabel
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
69
4.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan
70
Awal (X 1) •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
4.3. Distribusi Frekuensi Sikap
72
Wirausaha (X 2) • •• •• ••• •••• •• •• ••• • •• •• ••••• ••••• •••
4.4. Distribusi Frekuensi Kreativitas (Y 1) •••••
74
4.5. Distribusi Frekuensi Hasil
Belajar (Y 2) ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
76
4.6. Korelasi Kemampuan Awal, Sikap Wirausaha,
Dengan Kreativitas
.. ... ... ... ... ...... .. ... .
83
4. 7. Korelasi Kemampuan Awal, Sikap Wirausaha,
Dengan Hasil Belajar ..........................
84
4.8. Koefisien Korelasi antar Variabel ...........
87
4.9. Signifikansi Koefisien Jalur
.............
9I
4.1 0. Signifikansi Koefisien Jalur dengan
Residual .......................... ~ ..... ... .. ....
92
5. TarafKesukaran Butir Tes Hasil Belajar........
I23
6. Daya Pembeda Butir Tes Hasil Belajar .........
I25
7. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar ........
132
133
8. Perhitungan Reabilitas tes Hasil Belajar ........
9. Perhitungan Validitas Kuessioner Sikap
I36
Wirausaha ... .. . . .. ... ... ... ... . . . ... ...... ... ......
I 0. Ringkasan Perhitungan V arians Kuessioner
Sikap Wirausaha . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .
138
II. Kisi-Kisi Instrumen S ikap Wirausaha .. .. .........
I40
X
DAFTAR GAMBAR
Gam bar:
Hal am an
1. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Hasil Belajar ...................................................
2. Hubungan V ariabel Exsogenous dengan
Endogenous ...... .. .... .............. .. ..... ..... .... ... ... ..
3. Histogram Skor Kemampuan Awal ....... .. ... .
4. Histogram Skor Sikap Wirausaha
.............
5. Histogram Skor Kreativitas ...........................
6. Histogram Skor Hasil Belajar ........................
7. Koefisien Jalur dalam Variabel Penelitian.......
8. Model Dekomposisi Variabel Penelitian. .. ...
Xl
22
48
71
73
75
77
88
94
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp iran
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Halaman
In strumen Hasil Belajar ...... .. .... .. ...... .... .......... ...
Kuessioner Sikap Wirausaha
..........................
Analisis Hasil Uji coba Tes Hasil Belajar............
Analisis Hasil Uji Coba Kuessioner Sikap
Wirausaha ...... .......................................
Data Kemampuan Awal (X 1) .. .............. ..........
Data Sikap Wirausaha (X 2)
..........................
Data Kreativitas (Y 1)
........ .... ............ ..............
Data Hasil Belajar (Y 2) ......................................
Rekapitulasi Data V ariabel Penelitian .. ...... .....
Perhitungan Mo, Md, dan Standar Deviasi.........
Uji Normalitas Variabel Penelitian
.............
Analisis Regressi V ariabel Penelitian
Nomogram Harry King..............................
Hasil Perhitungan F dengan SPSS
.............
Hasil Perhitungan t dengan SPSS
.............
Hasil Perhitungan SD dengan SPSS
.............
Surat Tugas Melaksanakan Penelitian . . . . . . . . . . . . . .
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian..
Daftar Riwayat Hidup .................................
xii
Ill
118
122
135
141
143
147
150
154
159
167
173
180
182
185
187
191
193
194
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
menumbuhkembangkan
merupakan
ilmu
sebuah
pengetahuan
ajang
untuk
dan
bakat
intelektualitas alamiah manusia, di samping untuk menanamkan
nilai-nilai dan ajaran nonnatif dan etis sebagai pembentukan
kesadaran dalam bingkai mencerdaskan bangsa di satu sisi dan
membangun nilai luhur memanusiakan manusia secara global di
sisi lain. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi
manusia baik sebagai nalar imaginatif ataupun nalar praktis.
Pendidikan berfungsi secara imaginatif sebagai pengasah karakter
dan eksistensi setiap manusia dalam memfonnat dan mengelola
pola pikir secara reflektif, dan praktis. Pendidikan juga berfungsi
sebagai alat pencapaian aktual terhadap berbagai kebutuhan hidup
yang menuntut adanya keahlian (skill) dan ini seyogyanya
ditunjang oleh pendidikan yang memadai.
Dalam Undang Undang nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
dinyatakan
bahwa
:
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bennartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal 5
menyatakan: seluruh jalur jenjang dan jenis pendidikan di
1
Indonesia harus memiliki konsekwensi yang sama yaitu bermuara
kepada tujuan pendidikan nasional yang dapat mengembangkan
sumber daya manusia secara terarah, terpadu, dan menyeluruh
dengan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen yang ada secara optimal sesuai dengan potensinya
dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan
memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya
manusia, namun dalam pelaksanaannya dihadapkan dengan
tantangan yang sangat besar.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mencapai tujuan tersebut dengan mendirikan dan membenahi
sekolah menengah kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang merupakan salah satu dari jenis pendidikan formal, dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas tentu harus
diimbangi dengan kualitas tamatan. agar dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan
kerja.
Berubahnya
paradigma
tentang
Sekolah
Menengah
Kejuruan (SMK) dari supply driven menjadi demand driven dan
market driven, dari sebagai penyedia tenaga kerja menjadi melatih
tenaga kerja berdasarkan kebutuhan pemakai dan pasar kerja,
maka untuk mengimplementasikan perubahan di atas. Direktorat
Dikmenjur
tahun
Reengineering
bertujuan
2001
yang
untuk
telah
terangkum
melakukan
mencanangkan
dalam
antara
kebijakan
lain
program
Reposisi
"Penataan
bidang/program keahlian SMK, Penataan sistem penyelenggaraan
diktat, dan peningkatan peran SMK sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan kejuruan terpadu." Dari kebijakan tersebut maka SMK
2
dituntut berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
ada, supaya tidak terjadi lagi kekeliruan bahwa sebagian besar
lulusan SMK begitu selesai studinya cenderung untuk berupaya
mencari pekerjaan yang berperan sebagai buruh pabrik, pegawai
dan sebagainya. Jarang para tamatan SMK yang mau dan mampu
menciptakan serta mengembangkan lapangan pekerjaan sendiri.
Tujuan
Program
Keahlian
Kejuruan
secara umum
mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan
penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk beketja dalam bidang tertentu. Secara
khusus tujuan Program Keahlian Teknologi dan lndustri adalah
membekali peserta didik dengim keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten: (a) bekerja baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang keahliannya,
(b) memilih karier, berkompetisi, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahliannya, (c) mampu berkomunikasi
antar sesama dalam bahasa nasional dan internasional, (d)
memiliki sikap kreatif, inovatif, dan jiwa wirausaha dan, (e)
memiliki sikap taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian pendidikan membutuhkan sebuah lokus
yang mewadahinya, yang sampai saat ini disebut sekolah. Sekolah
sebagai wadah formal pendidikan, terutama sekolah menengah
kejuruan, memiliki kebijakan standarisasi pendidikan secara
nasional. Dalam menetapkan standarisasi pendidikan bangsa saat
3
ini hanya dilakukan dengan pelaksanaan uji kompetensi dan ujian
akhir nasional (UAN) secara simultan di seluruh wilayah hukum
Indonesia.
Menurut
Gaffar
(Kompas,
14
April
2007),
penyelenggaraan ujian akhir nasional dengan alasan pengendalian
mutu pendidikan justru melanggengkan tradisi penghamburan
anggaran
negara,
anggaran daerah, dan dana masyarakat.
Penghamburan itu terjadi karena manajemen pengendalian mutu
justru tidak menunjukkan upaya gigih memacu peningkatan mutu.
Mekanisme ujian akhir nasional (UAN) hanya membuat siswa
terpacu belajar keras untuk lu1us ujian. Begitu besar biaya yang
terbuang, sementara substansi dan prinsip pendidikan sebagai
sebuah proses jadi terabaikan oleh pihak sekolah.
Lebih lanjut Gaffar mengemukakan berkaitan dengan
besamya anggaran yang harus dikeluarkan o1eh negara, .daerah,
dan masyarakat untuk penyelenggaraan UAN. Untuk UAN
jenjang SL TP dan SLT A tahun 2004 Depdiknas mengalokasikan
anggaran negara sebesar Rp 260 miliar, mengalami kenaikan
dibanding tahun lalu yang besamya Rp 217 miliar. ltu belum
termasuk dana yang dikeluarkan pemerintah daerah lewat APBD.
Selanjutnya, dengan alasan dana terbatas, sekolahpun akhimya
tidak bisa menghindar dari tradisi memungut dana UAN dari
orangtua siswa. Bahkan, untuk kepentingan UAN, para orangtua
juga masih harus mengeluarkan biaya ekstra untuk anaknya yang
terpaksa ikut pelajaran tambahan agar bisa lulus UAN.
Hasil pendidikan adalah wujud kinerja sekolah, yang
merupakan prestasi yang dicapai dari semua proses dan perilaku
4
(Miarso,2005).
Untuk
melihat
tingkat
pencapaian
tujuan
pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Dengan demikian
evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang
tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu
dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk
mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat
dilihat apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat
mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat
mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama
sekali. Ujian nasional bagi sekolah merupakan bagian dari proses
pendidikan untuk mengukur ketercapaian tujuan institusional
pendidikan.
Pelaksaan
ujian
nasional
tersebut
merupakan
penjabaran dari amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
dan PP No. 19 tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. Ujian
nasional
itu sendiri
bukan
merupakan
tujuan
akhir dari
pendidikan, akan tetapi merupakan tujuan antara dari tujuan akhir
yang menghasilkan tamatan yang kompeten dan kompetetif. Ujian
Nasional adalah sebagai salah satu pertimbangan untuk : (1)
Pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, (2) Seleksi
masuk jenjang pendidikan siswa berikutnya,
(3) Penentuan
kelulusan siswa dari suatu satuan pendidikan,
( 4) Akreditasi
satuan pendidikan, (5) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pembangunan
pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan kondisi yang
5
diharapkan. dan difokuskan pada tiga pilar kebijakan pendidikan
yaitu : pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan
mutu. relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; serta
peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik tentang
pengelolaan pendidikan. Selanjutnya dikatakan bahwa SMK harus
melaksanakan uji kompetensi, karena merupakan kunci dari sistem
diklat kejuruan dengan pola CBT (Competency Based Training),
dimana
prosesnya
akan
ditetapkan
oleh
Badan
Nasional
Standarisasi Profesi (BNSP) dan dilaksanakan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP). Uji kompetensi dimaksudkan untuk
membantu
dunia
usaha/industri
dalam
merekrut
dan
mempromosikan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidangnya dan memacu peningkatan kompetensi yang
bersangkutan. Untuk itu SMK harus melakukan reposisi sebagai ·
upaya penataan kembali konsep, perencanaan dan implementasi
pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan mutu sumberdaya
manusia yang mengacu pada kecenderungan (trend) kebutuhan
pasar kerja, baik dalam lingkup lokal. nasional, regional maupun
internasional. (Gatot HP: dalam Supriadi, 2002)
Fungsi pendidikan kejuruan adalah: (I) menyiapkan siswa
menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan
kualitas hidup. mampu mengembangkan dirinya. dan memiliki
keahlian
dan
keberanian
membuka
peluang
meningkatkan
penghasilan, (2) menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif
memenuhi keperluan tenaga ketja dunia usaha dan industry,
menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain,
merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang
6
berpenghasilan (produktif), (3) menyiapkan s1swa menguasai
IPTEK, sehingga
mampu
rnengikuti,
menguasat,
dan
rnenyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK, dan memiliki
kemampuan dasar untuk dapat rnengcmbangkan diri secara
berkelanjutan.
Fungsi lain dari sekolah adalah menumbuhkembangkan
kreativitas siswa, namum sampai saat sekarang minat dan bakat
yang telah dimiliki masing-masing siswa kurang mendapat
perhatian untuk dikembangkan di sekolah, agar siswa lebih kreatif
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang
dimilikinya. Kreativitas siswa sering terhalang karena: ( 1) rasa
takut, takut akan kegagalan, takut karena kesalahan, takut
dimarahi atau dihukum, dan rasa takut lainnya sering menghambat
seseorang untuk berfikir kreatif, (2) rasa puas, kepuasan,
kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan.
Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah
merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali
terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang
tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang barn,
belajar sesuatu yang barn, ataupun menciptakan sesuatu yang
barn, (3) rntinitas tinggi dari pekerjaan seperti kegiatan ekstra
kurikuler yang wajib diikuti walupun siswa tidak mempunyai
minat ban bakat, mernpakan salah satu dari hambatan untuk
berpikir kreatif, (4) kemalasan mental yang mernpakan hambatan
untuk berpikir kreatif biasanya disebabkan karena seseorang tidak
pernah mau mencoba atau memikirkan sesuatu yang barn selain
dari tugasnya, (5) birokrasi proses pengambilan keputusan yang
7
lama atau proses birokrasi yang terlalu berliku-liku sering
mematahkan
semangat
orang
untuk
berkreasi
ataupun
menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar
organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah
yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top
management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang,
(6) terpaku pada masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan,
kerugian memang menyakitkan. Usaha untuk memperbaiki
ataupun mengatasi masalah tersebut bukan berarti harus terhenti.
Justru dengan adanya masalah, merasa terdorong untuk memacu
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih
cepat, lebih efektif, (7) "stereotyping" lingkungan dan budaya
sekitar yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap
sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir
kreatif.
Kreativitas memang rriasih harus ditunjang dengan senjata
sukses
lainnya,
tetapi,
orang
yang
memiliki
dan
bisa
mengoptimalkan kreativitas mereka, dapat menggeser mereka
yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana
jika
siswa
mengalami
hambatan
untuk
mengoptimalkan
kreativitasnya? Apakah sekolah dapat membantu siswa agar
kreativitas yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal?
Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin
berkilau. Jadi sudah siapkah siswa untuk membuat kreativitas
agar semakin berkilau?
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam pembelajaran
adalah pendidikan kewirausahaan. Beberapa tahun terakhir ini
8
kata wirausaha (entrepreneurship) menjadi perbincangan di
kalangan . pendidikan kejuruan, ini tidak terlepas dari adanya
fenomena di mana banyak lulusan yang menganggur, karena
jumlah lulusan tidak sebanding dengan peluang kerja yang
tersedia. Kondisi ini mendorong para praktisi pendidikan untuk
melakukan reorientasi terhadap -wama" lulusannya, yang dinilai
bemuansa semata-mata pencari kerja (job seeker), bukan pencipta
kerja (job creator).
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia
pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang
memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku kewirausahaan
yang sasarannya peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan,
maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada
umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Disisi lain, secara
historis masyarakat Indonesia memiliki sikap feodal yang diwarisi
dari penjajah Belanda, ikut mewamai orientasi pendidikan di
Indonesia. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan
output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan
mereka bahwa pekerja (terutama pegawai negeri) adalah priyayi
yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh warga
masyarakat.
Persoalan
lain yang dialami
lulusan
sekolah
menengah kejuruan mengundang perhatian masyarakat. Misalnya,
masih
banyak tamatan yang belum
mampu berwirausaha
disebabkan faktor proses pembelajaran, fasilitas, dan lingkungan
yang kurang kondusif. Juga timbul gejala merosotnya kejujuran
dan tanggung jawab sosial sehingga secara tidak langsung turut
9
memberi sumbangsih pada proses pembelajaran di sekolah. Dalam
proses pembelajaran, guru umumnya bersikap parsial. Guru
matematika,
misalnya,
hanya bertanggung jawab membina
kemampuan berpikir, guru olahraga dan kesehatan hanya merasa
wajib membina kesehatan dan kekuatan fisik siswa, atau guru
agama yang hanya merasa wajib menanamkan iman. Akibatnya,
pribadi siswa seolah-seolah dapat dibagi-bagi secara blok.
Masalah lain juga digambarkan
Human Development
Index (HDI) Indonesia tahun 200 I berada pada peringkat ke- I 02
dan I 62 negara di dunia. Indonesia kalah dengan Vietnam (I 01)
dan kalahjauh dengan Philipines (70), Thailand (66) dan Malaysia
(56). Sedangkan menurut laporan dari International Institute of
Management Development tahun yang sama, daya saing SDM
Indonesia menempati urutan 4 7 dan 48 negara. Dari data ini dapat
diketahui betapa rendahnya daya saing SDM Indonesia untuk
memperoleh posisi kerja yang baik dalam era globaL
Berdasarkan survei HDI dan laporan dari International
Institute
of
Management
Development,
perlu
dilakukan
konsolidasi agar pendidikan dapat membekali siswa dengan
pembentukan kepribadian yang utuh. Perlu diterapkan prinsip
pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik
atau vokasional semata, tapi ditambah muatan akhlak sebagai
acuan dan membuat pendidikan kalbu melalui pendekatan
wirausaha. Dari uraian Jatar belakang bahwa kemampuan awal
yang dimiliki caJon siswa SMK, kreativitas, dan sikap wirausaha
sangat berperan dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
SMK.
10
B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka
diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian
ini yakni: Apakah caJon siswa yang masuk ke SMK adalah orang
yang mempunyai minat dan bakat? Apakah prosedur penerimaan
siswa baru dilaksanakan? Apakah pembelajaran di SMK mengacu
pada kegiatan indudtri/usaha? Apakah kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan kreativitas dan jiwa
wirausaha? Apakah kegiatan unit produksi dilakukan bersamasama dengan siswa? Apakah dalam kegiatan siswa diberi
tanggungjawab? Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk penguasaan kompetensi tersedia dengan cukup? Apakah
sarana dan prasarana untuk pengembangan diri siswa tersedia?
Apakah guru dan staf sekolah bersedia membantu siswa bila
mengalami masalah? Apakah tamatan SMK mampu membuka
lapangan kerja? Apakah tamatan SMK dapat diserap dunia
usaha/industri? Apakah kompetensi yang dimiliki tamatan SMK
sesuai kebutuhan pasar? Apakah ada pengaruh sikap wirausaha
dan kreativitas siswa terhadap basil
bel~ar
di SMK?
Apakah
kreativitas yang dimiliki siswa telah dikembangkan di SMK?
Apakah siswa yang kreativitas tinggi mempunyai sikap wirausaha
dan hasil belajar yang baik? Apakah ada pengaruh sikap wirausaha
terhadap hasil belajar? Apakah ada kontribusi sikap wirausaha
terhadap kreativitas siswa? Faktor apa yang sangat berpengaruh
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar?
Namun
demikian,
mengingat berbagai keterbatasan yang penulis hadapi dan agar
11
penelitian yang akan direncanakan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Jatar belakang dan identifikasi masalah di
atas dan keterbatasan penulis dalam hal dana, tenaga, dan waktu,
penelitian ini akan meneliti hanya tiga faktor yang diduga ada
hubungan yang signifikan dengan basil belajar siswa mata
pelajaran kejuruan kompetensi pembacaan dan pemahaman
gambar teknik yaitu kemapuan awal, sikap wirausaha dan
kreativitas. Kemampuan awal yang dimaksud adalah kemampuan
yang diperoleh siswa pada saat masuk ke SMK yaitu jumlah nilai
basil ujian nasional SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Matematika, yang diujikan pada tahun 2005/2006
yang
sangat
pemahaman
berperan
untuk
mata pelajaran
memudahkan
kejuruan
di
siswa
dalam
SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Program Studi Teknik Otomotif pada
tahun ajaran 2008/2009 dengan studi dokumentasi.
Kreativitas
adalah
kecenderungan
untuk
mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dan dorongan
untuk berkembang dengan orang lain, yang meliputi: kreativitas
verbal dan figural.
Sikap wirausaha adalah kecenderungan sikap yang selalu
berusaha
mencari
perubahan,
menanggapinya,
dan
memanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Sikap tersebut meliputi:
(I) kognitif yaitu persepsi tentang sikap wirausaha, kepercayaan
diri, dan streotype wirausaha, (2) Afeksi yaitu perasaan atau
12
emosional terhadap wirausaha, (3) Konatif yaitu respon terhadap
wirausaha.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar mata
pelajaran
kejuruan
pemahaman
gambar
otomotif
teknik
kompetensi
meliputi:
pembacaan
pengertian
dan
gambar,
membedakan garis, memahami proyeksi, membaca komponen,
dan toleransi, yang dilakukan melalui tes hasil belajar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan Jatar belakang, identifikasi, dan pembatasan
masalah, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan kemampuan awal dengan kreativitas?
2. Apakah ada hubungan sikap wirausaha dengan kreativitas?
3. Apakah ada hubungan kemampuan awal dengan hasil belajar
mata
pel~arn
kejuruan
kompetensi
pembacaan
dan
pemahaman gambar teknik ?
4. Apakah ada hubungan sikap wirausaha dengan hasil belajar
mata
pel~arn
kejuruan
kompetensi
pembacaan
dan
pemahaman gambar teknik?
5. Apakah ada hubungan kreativitas dengan hasil belajar mata
pelajaran kejuruan kompetensi pembacaan dan pemahaman
gam bar teknik?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
I.
Besarnya hubungan kemampuan awal terhadap kreativitas
2.
Besarnya hubungan sikap wirausaha terhadap kreativitas
13
BABY
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pengujian bipotesis penelitian yang diajukan terbukti babwa
basil
belajar pemabaman dan pembacaan
dipengarubi
oleb kemampuan awal,
gambar teknik
sikap wirausaba dan
kreativitas siswa. Dari basil analisis dan pengujian bipotesis
penelitian ini dapat disimpulkan:
I. Terdapat pengarub positip antara kemampuan awal dengan
kreativitas siswa, tetapi tidak terdapat bubungan linier yang
signifikan karena koefisien jalur 0, I 04 san gat rendab.
2. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara sikap
wirausaha dengan kreativitas.
3. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara kemampuan
awal dengan basil belajar pemabaman dan pembacaan gambar
teknik.
4. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara sikap
wirausaba dengan basil belajar pemabaman dan pemabacaan
gambar teknik.
5. T erdapat pengarug positip yang signifikan antara kreativitas
dan basil belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik.
Hasil analisis bipoteisis menemukan babwa terdapat satu
variabel dengan pengarub sangat lemab yaitu kemampuan awal,
satu variabel dengan pengarub cukup yaitu sikap wirausaha, dan
satu variabel dengan pengarub kuat yaitu kreativitas. Hal tersebut
menggambarkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa
101
pada waktu tamat SMP tidak begitu besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan belajar di SMK swasta Teladan Sumatera Utara.
Sikap wirausaha dan kreativitas siswa yang paling dominan
mendukung keberhasilan belajar.
B.
Implikasi
1. Implikasi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Hasil belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik
kelas tiga program keahlian otomotif SMK swasta Teladan
Sumatera Utara masih kurang memuaskan, pada hal gambar
merupakan
kompetensi
yang
harus
dikuasai
seorang
teknisi/pekerja, karena setiap pekerjaan disampaikan melalui
gambar, dengan kata lain gambar adalah bahasa teknik. Alokasi
waktu yang digunakan untuk pemahaman dan pembacaan gambar
teknik sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK swasta
Teladan Sumatera Utara dilaksakan hanya satu semester, sehingga
perlu penambahan waktu belajar atau mengintegrasikan materi
gambar pada kompetensi kejuruan lainnya.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan jangan hanya
menstransfer ilmu sesuai tuntutan
KTSP,
pendidik harus
memikirkan pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan
kreativitas, dan jiwa wirausaha. Sejalan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi materi pelajaran dapat diperoleh dari berbagai
sumber belajar, diantaranya melalui kerja nyata pada lini produksi,
belajar melalui penugasan berdasarkan masalah, melalui internet
dan sebagainya. Dengan membiasakan siswa bekerja secara nyata,
penugasan dan sebagainya, maka siswa akan lebih kreatif dan
102
dapat mengambil sikap sesaui dengan basil kelja dan masalah
yang dihadapi.
2. Implikasi terhadap Sekolah
Sekolah sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan
pendidikan sering lupa akan tugas dan tanggungjawabnya
terutama sekolah swasta yang kebanyakan berorientasi pada
bisnis, sudah saatnya memikirkan kebutuhan siswa agar dapat
belajar dengan baik, dapat beraktivitas mengembangkan diri. Hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan membangun kelas unggulan
yang sekarang disebut kelas wirausaha, dengan cara memilih
siswa yang memiliki jiwa wirausaha dan kreativitas yang tinggi.
Sekolah pada umumnya hanya dapat memberikan berbagai
keterampilan dan pengetahuan dalam bentuk simulasi sehingga
tidak mungkin diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang
profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama yang erat
antara sekolah dan industri, baik dalam perencanaan dan
penyelenggaraan, maupun dalam pengolalaan pendidikan.
Upaya lain untuk membentuk profesionalitas siswa
sekolah kejuruan adalah dengan membentuk Unit Produksi di tiap
lembaga pendidikan. Dengan adanya Unit Produksi ini maka suatu
lembaga pendidikan kejuruan akan dapat menerima pekerjaan
nyata dari industri dan siswa akan berpengalaman langsung
dengan pekerjaan nyata pada bidang profesi. Disamping dapat
meningkatkan
keahlian
siswa,
unit
produksi
juga
dapat
menghasilkan dana yang dapat digunakan untuk keperluan
penyelenggaraan pendidikan. Hal lain yang perlu dikembangkan
103
adalah sikap dan kemampuan adaptif perlu dibina sedini mungkin
sehingga sikap tersebut terintemalisasi dalam diri siswa dan
menjadi
bagian
dari
hidupnya.
Sikap
lain
yang
perlu
dikembangkan sedini mungkin untuk menjadi pekerja adaptif,
kreatif dan profesional adalah suatu sikap yang senantiasa
memikirkan nilai tambah terhadap setiap upaya yang dilakukan.
Sikap adaptif, kreatif, dan sikap senantiasa mengupayakan nilai
tambah ini dapat melalui pemahaman terhadap antar hubungan
sistem-sistem adaptif manusia.
C.
Saran-Saran
Hasil penelitian yang dikasanakan peneliti pada SMK
swasta Teladan Sumatera Utara kelompok teknologi dan industri
ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian baik dari
pengurus yayasan dan pelaksana pendidikan dalam ini kepala
sekolah dan guru diantaranya:
1. Perlu peninjauan kembali isi KTSP khususnya kompetensi
pemahaman dan pembacaan gambar teknik menyangkut
alokasi waktu dan materi pembelajaran agar disesuaikan
dengan
standar
kompetensi
lulusan
program
keahlian
otomotif.
2. Perlu diadakan kelas
unggulan/wirausaha dengan cara
memilih siswa yang memiliki sikap terhadap wirausaha dan
kreativitas yang tinggi.
3. Menyediakan saranalprasarana untuk menunjang terbentuknya
kreasi siswa yang dilakukan melalui kegiatan ektra kurikuler.
104
4. Mengoptimalkan kegiatan unit produksi sekolah dengan
melibatkan siswa bekerja secara nyata, yang dikelola secara
profesional.
5. Pembelajaran sebaiknya dilakukan bukan hanya mentransfer
ilmu tetapi lebih konfrehensif, sehingga dapat berguna bagi
kehidupan siswa kelak dan masyarakat pada umumnya.
105
Puji dan syukur penulis ucapkan kebadirat Tuban Yang
Maba Kuasa atas berkat dan karunianya saja sebingga penulis
dapat
menyelesaikan
tesis
ini
dengan judul:
"Hubungan
Kemampuan Awal, dan Sikap Wirausaha dengan Kreativitas dan
Hasil Belajar Pemahaman dan Pembacaan Gambar Teknik.
Penyusunan dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari
batuan berbagai pihak, oleb karena itu dengan rendab hati dan rasa
hormat, penulis mengucapkan terima kasib yang setinggitingginya kepada Bapak Prof. DR. Sukirno, M.Pd. dan Bapak
Prof. DR. Abdul Hamid,K, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan
II, yang telab banyak memberi bimbingan dan araban untuk dapat
menyelesaikan tesis ini. Demikian juga narasumber Bapak Prof.
DR. Harun Sitompul, M.Pd. Bapak DR. Sabat Siagian, M.Pd. dan
Bapak
DR.H.
Syaiful
Sagala, M.Pd.
yang telab
banyak
memberikan masukan demi penyempurnaan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor
Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. DR. Belferik Manullang,
selaku Direktur PPs Unimed, Bapak Prof.DR. Muhammad
Badiran, M.Pd. dan DR. Sabat Siagian, M.Pd. selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, dan Bapak dan
lbu Dosen serta staf PPs Unimed yang telab banyak memberikan
ilmu selama mengikuti perkuliaban di Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
v
Demikian juga kepada Bapak Ir. H. Ponijan Asri, MM.
selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan
Tenaga Kependidikan
Medan,
dan juga
rekan-rekan
widyaiswara yang memberi ijin, dorongan tanggapan dan masukan
dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Kepala Sekolah dan guru-guru SMK Swasta Teladan Sumatera
Utara Kelompok Teknologi dan Industri, yang telah memberi ijin
dan bantuan untuk melaksanakan penelitian ini.
Dengan
rendah
hati
dan
rasa
hormat
penulis
menyampaikan terima kasih kepada ayahanda St. P. Sianturi
(Aim) dan ibunda R. Nababan yang tercinta atas jasa beliau yang
membesarkan dan mendidik penulis sampai dapat menyelesaikan
S2 di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih istimewa kepada istriku tersayang
Mariakim Sinaga dan anak-anaku Frederick Raymond, Rio Sastro,
Gomgom Suryadi, dan Frans Gabriel, yang membantu, dan
berkorban memberi semangat dan dorongan sehingga penulis
dapat menyelesaikan S2 di Unimed. Kepada istri dan anakku
kupersembahkan karyaku ini semoga dapat menggugah hati dan
pikiran untuk meraih dan menggapai cita-citamu.
Akhir kata penulis ucapakan tiada gading yang tak retak,
tiada karya yang sempurna, hanya Dialah yang sempurna, dan
segala sesuatu yang kita lakukan adalah demi kemulianNya.
Medan, Juni 2009
Maruasas Sianturi
NIM.061188230037
VI
ABSTRAK
Pengaruh
Kemampuan
MARUASAS SIANTURI.
Awal, Sikap Wirausaha terhadap Kreativitas dan Hasil
Belajar Pemahaman dan Pembacaan Gambar Teknik
Siswa SMK Swasta Teladan Sumatera Utara Medan
Kelompok Teknologi dan Industri Program Keahlian
Otomotif. Tesis. Medan: Program Studi: Teknologi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
April2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
(I) kemampan awal terhadap kreativitas, (2) sikap wirausaha
terhadap kreativitas, (3) kemampuan awal terhadap hasil
belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik, (4) sikap
wirausaha terhadap hasil belajar pemahaman dan pembacaan
gambar teknik dan, (5) kreativitas terhadap hasil belajar
pemahaman dan pembacaan gambar teknik. Dengan
mengetahui hubungan tersebut pihak sekolah dapat
mengembangkan fakor-faktor yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Teladan
Sumatera Utara Medan. Populasi penelitian adalah seluruh
kelas tiga jurusan Otomotif dengan jumlah 108 orang, sampel
penelitian sebanyak 87 orang yang dipilih secara random.
Data variabel penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa skor kemampuan awal (X 1) yaitu data nilai ujian
nasional SMP tahun 2005/2006, skor sikap wirausaha (X 2),
skor kreativitas (Y 1) dan skor hasil belajar pemahaman dan
pembacaan gam bar teknik (Y 2). Untuk memperoleh data
tersebut digunakan kuesioner untuk sikap wirausaha, tes figural
dan verbal untuk kreativitas, dan tes pilihan ganda untuk hasil
belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik, sedangkan
kemampuan awal dengan studi dokumen yaitu daftar nilai ujian
nasional SMP tahun 2005/2006.
1
ABSTRACT
Influence
early
MARUASSAS
SIANTURI.
Capability, Entrepreneurs Attitude toward Creativity and
Outcome of study Comprehension and Read Engineering
Draw for student of SMK Swasta Teladan Sumatra Utara
Medan, Technology and Industry Group Automotive Skill
Program. Thesis. Medan : Study Program : Education
Technology Postgraduate School, State University of Medan,
May 2009.
The objectives researh are to know relating (1) to early
capability toward creativity, (2) to entrepreneurs attitude
toward creativity, (3) to early capability toward outcome of
study comprehension and read of Engineering Draw ( 4) to
entrepreneurs attitude toward outcame of study comprehension
and read engineering draw and, (5) to creativity toward
outcome of study comprehension and read engineering draw.
By knowing its relation with school, it can develop some
factors that can increase outcome of student's study.
This research is done at SMK Swasta Teladan Sumatra
Utara Medan. The research population is whole class 31h, that
its major Automotive with amount 108 people, research sample
is 87 people who are chosen by random.
Variable data for this research is qualitative data that
contains early capability score (X 1) namely data of national
examine score SMP Period 2005 I 2006, entrepreneurs attitude
score (X 2), creativity score (Y 1) and outcome score of study
comprehension and read engineering draw (Y2). To get its data
is used by questioner for entrepreneurs attitude , figural and
verbal test for creativity , and miltiple choice test for outcome
of study comprehension and read engineering draw, whereas
early capability with document study namely list of national
examine score SMP Period 2005 I 2006.
iii
Testing method with path analize and linier regression
analize with processing data use program SPSS 14. Outcome
of Path analize is equation of structure I is Y1 = .104 X1 +
.392 x2 + Cl and structure 2 is y2 = .255 XI+ .461 x2 + .646
Y1 + E2 .Equation of structure 1 states that path coefficient X1
toward Y1 ( Pylxl ) = .104 or 10,4%, path coefficient X2
toward Y 1 ( Py 1y2 ) = .392 or 39,4 % and another analyze
factor (E1) .846 or 84,6 % . Equation of structure 2 states that
path coefficient X 1 toward Y2 ( Py2x1 ) = .255 or 25,5 %, path
coefficient x2 toward y 2 ( p y2x2 ) = .461 or 46,1 % path
coefficient Y 1 toward Y2 (Py2y1 ) = .646 or 64,6 %whereas
another analize factors (~> 2 ) .733 or 73,3 %.
iv
DAFTARISI
LEN.UB~PRSTJA
ABSTRAK ......................................................... ~ ........
KATA PENGANTAR .......•........................................
DAFTAR lSI ..•..••.••. ..•.............. .... .•....... .. .....
DAFTAR TABEL
•......•............•...........................
DAFTAR GAMBAR ................................................
DAFTAR LAMPIRAN
....................................
BABI
BAB II
: PENDAHULUAN
................. .
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
........ .
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah ................. .
E. Tujuan Penelitian .................. .
F. Manfaat Penelitian .................. .
v
VII .
x
xi
xii
I
I
II
I2
13
13
I4
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA
BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS . . . . . . . . . ..................... ...
15
A. Kerangka Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . . . .
IS
15
I. Hakikat Hasil Belajar
2. Hakikat Kemampuan Awal . . . .
20
3. Hakikat Kreativitas .. . . .. . .. .. . ..
25
29
4. Hakikat Sikap Wirausaha ... . ..
B. Hasil Penelitian yang Rei evan ......
c.
Kerangka Berpikir ...................
I. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Kreativitas
·························
2. Hubungan Sikap Wirausaha dengan
Kreativitas .................................
3. Hubungan Sikap Wirausaha dengan
Hasil Belajar ··························
4. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Hasil Belajar ............................
5. Hubungan Kreativitas dengan Hasil
..........................
Belajar
vii
37
38
38
4I
43
44
46
BABill
BAB IV
D. Paradigma Variabel Penelitian ............
E. Pengajuan Hipotesis Penelitian ...........
47
50
: METODOLOGI PENELITIAN .......
51
A. Tempat dan Waktu ·····················
B. Populasi dan Sampel
...........
c. Teknik Pengambilan Sam pel ..........
D. Variabel dan Defenisi Operasional
Penelitian .................................
E. Teknik Pengumpulan Data ............
I. Pelaksanaan Uji Coba ................
2. Instrumen Hasil Belajar ..............
3. Instrumen Kreativitas ...............
4. Instrumen Sikap Wirausaha .........
F. Teknik Analisis Data
············
I. Data Hilang ······················
2. Data Ekstrem ........................
3. NormalitasData
..............
4. Kolinieritas
·······················
5. Linieritas Hubungan ·············
6. Perhitungan Koefisien Jalur
G. Hipotesis Statistik ......................
51
51
52
: HASIL.PENELITIAN
··················
69
.. ... .. ..... .. ......... ........
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Kemampuan A wal .....
2. Deskripsi Sikap Wirausaha
3. Deskripsi Kreativitas . . . . . . ... ... .. ..
4. Deskripsi Hasil Belajar ... ... ........
69
70
71
73
75
B. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . .........
I. Model Jalur
........................
2. Koefisien Jalur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Hubungan antar Variabel ... ... ... ....
C. Uji Persyaratan Analisis
...................
1. Data Hilang .. ...... ... ........... ........ ...... ...
77
77
78
78
80
80
Vlll
52
54
54
55
58
58
63
63
63
64
64
66
66
68
2.
3.
4.
5.
Data Ekstrem .. .. ... ... ... ........ ... ..... .. .
N ormalitas Data...............................
Kolinieritas
...............................
Linieritas Hubungan
..................
8I
8I
82
85
D. Perhitungan Statistik
..................
87
I. Koefisien Korelasi Antar Variabel ..
87
2. Penentuan Arah Jalur . . . . . . . . . . . . . . . ...
87
89
3. Perhitungan Koefisien Jalur ... ... ...
4. Perhitungan Pengaruh . . . . . . . . . . . . . . . .
89
9I
5. Pengujian Hipotesis Penelitian . . . .. .
E. Pembahasan dan Interprestasi Hasil
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93
I. Konstelasi Variabei Penelitian . . . . . . . 93
2. Interprestasi Hasil Penelitian . . . . . . . . . 94
a. Pengaruh Kemampuan Awal
94
dengan Kreativitas ... ... .. .... .......
b. Pengaruh Sikap Wirausaha dengan
Kreativitas ................................ 95
c. Pengaruh Kemampuan Awai
dengan Hasil Beiajar .................. 96
d. Pengaruh Sikap Wirausaha dengan
Hasil Belajar............................... 97
e. Pengaruh Kreativitas dengan Hasil
Belajar ...................... ....... 98
................... 98
F. Keterbatasan Penelitian
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN-SARAN .• . . . . . •. . •. . . . . •. . . . . . . . . . . . . .. .. . .•.
A. Kesimpulan ...... .. ... ... .. .... .. ... ... ... ...... .. ....
B. Implikasi ............................................
C. Saran-Saran
...............................
I 0I
I0 I
102
I 04
DAFTAR PUSTAKA
106
LAMPIRAN
Ill
RIWAYATHIDUP
192
IX
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
I. Kisi-Kisi soal Tes Hasil Belajar Pemahaman dan
55
Pembacaan Gambar Teknik ..........................
2. Kategori Pemberian Skor Sikap Wirausaha . . .
59
3. Kisi-Kisi Kuessioner Sikap Wirausaha ... .......
60
4. Deskripsi Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..............
69
4.1. Ringkasan Deskripsi Data V ariabel
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
69
4.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan
70
Awal (X 1) •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
4.3. Distribusi Frekuensi Sikap
72
Wirausaha (X 2) • •• •• ••• •••• •• •• ••• • •• •• ••••• ••••• •••
4.4. Distribusi Frekuensi Kreativitas (Y 1) •••••
74
4.5. Distribusi Frekuensi Hasil
Belajar (Y 2) ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
76
4.6. Korelasi Kemampuan Awal, Sikap Wirausaha,
Dengan Kreativitas
.. ... ... ... ... ...... .. ... .
83
4. 7. Korelasi Kemampuan Awal, Sikap Wirausaha,
Dengan Hasil Belajar ..........................
84
4.8. Koefisien Korelasi antar Variabel ...........
87
4.9. Signifikansi Koefisien Jalur
.............
9I
4.1 0. Signifikansi Koefisien Jalur dengan
Residual .......................... ~ ..... ... .. ....
92
5. TarafKesukaran Butir Tes Hasil Belajar........
I23
6. Daya Pembeda Butir Tes Hasil Belajar .........
I25
7. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar ........
132
133
8. Perhitungan Reabilitas tes Hasil Belajar ........
9. Perhitungan Validitas Kuessioner Sikap
I36
Wirausaha ... .. . . .. ... ... ... ... . . . ... ...... ... ......
I 0. Ringkasan Perhitungan V arians Kuessioner
Sikap Wirausaha . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .
138
II. Kisi-Kisi Instrumen S ikap Wirausaha .. .. .........
I40
X
DAFTAR GAMBAR
Gam bar:
Hal am an
1. Hubungan Kemampuan Awal dengan
Hasil Belajar ...................................................
2. Hubungan V ariabel Exsogenous dengan
Endogenous ...... .. .... .............. .. ..... ..... .... ... ... ..
3. Histogram Skor Kemampuan Awal ....... .. ... .
4. Histogram Skor Sikap Wirausaha
.............
5. Histogram Skor Kreativitas ...........................
6. Histogram Skor Hasil Belajar ........................
7. Koefisien Jalur dalam Variabel Penelitian.......
8. Model Dekomposisi Variabel Penelitian. .. ...
Xl
22
48
71
73
75
77
88
94
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp iran
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Halaman
In strumen Hasil Belajar ...... .. .... .. ...... .... .......... ...
Kuessioner Sikap Wirausaha
..........................
Analisis Hasil Uji coba Tes Hasil Belajar............
Analisis Hasil Uji Coba Kuessioner Sikap
Wirausaha ...... .......................................
Data Kemampuan Awal (X 1) .. .............. ..........
Data Sikap Wirausaha (X 2)
..........................
Data Kreativitas (Y 1)
........ .... ............ ..............
Data Hasil Belajar (Y 2) ......................................
Rekapitulasi Data V ariabel Penelitian .. ...... .....
Perhitungan Mo, Md, dan Standar Deviasi.........
Uji Normalitas Variabel Penelitian
.............
Analisis Regressi V ariabel Penelitian
Nomogram Harry King..............................
Hasil Perhitungan F dengan SPSS
.............
Hasil Perhitungan t dengan SPSS
.............
Hasil Perhitungan SD dengan SPSS
.............
Surat Tugas Melaksanakan Penelitian . . . . . . . . . . . . . .
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian..
Daftar Riwayat Hidup .................................
xii
Ill
118
122
135
141
143
147
150
154
159
167
173
180
182
185
187
191
193
194
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
menumbuhkembangkan
merupakan
ilmu
sebuah
pengetahuan
ajang
untuk
dan
bakat
intelektualitas alamiah manusia, di samping untuk menanamkan
nilai-nilai dan ajaran nonnatif dan etis sebagai pembentukan
kesadaran dalam bingkai mencerdaskan bangsa di satu sisi dan
membangun nilai luhur memanusiakan manusia secara global di
sisi lain. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi
manusia baik sebagai nalar imaginatif ataupun nalar praktis.
Pendidikan berfungsi secara imaginatif sebagai pengasah karakter
dan eksistensi setiap manusia dalam memfonnat dan mengelola
pola pikir secara reflektif, dan praktis. Pendidikan juga berfungsi
sebagai alat pencapaian aktual terhadap berbagai kebutuhan hidup
yang menuntut adanya keahlian (skill) dan ini seyogyanya
ditunjang oleh pendidikan yang memadai.
Dalam Undang Undang nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
dinyatakan
bahwa
:
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bennartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal 5
menyatakan: seluruh jalur jenjang dan jenis pendidikan di
1
Indonesia harus memiliki konsekwensi yang sama yaitu bermuara
kepada tujuan pendidikan nasional yang dapat mengembangkan
sumber daya manusia secara terarah, terpadu, dan menyeluruh
dengan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen yang ada secara optimal sesuai dengan potensinya
dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan
memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya
manusia, namun dalam pelaksanaannya dihadapkan dengan
tantangan yang sangat besar.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mencapai tujuan tersebut dengan mendirikan dan membenahi
sekolah menengah kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang merupakan salah satu dari jenis pendidikan formal, dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas tentu harus
diimbangi dengan kualitas tamatan. agar dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan
kerja.
Berubahnya
paradigma
tentang
Sekolah
Menengah
Kejuruan (SMK) dari supply driven menjadi demand driven dan
market driven, dari sebagai penyedia tenaga kerja menjadi melatih
tenaga kerja berdasarkan kebutuhan pemakai dan pasar kerja,
maka untuk mengimplementasikan perubahan di atas. Direktorat
Dikmenjur
tahun
Reengineering
bertujuan
2001
yang
untuk
telah
terangkum
melakukan
mencanangkan
dalam
antara
kebijakan
lain
program
Reposisi
"Penataan
bidang/program keahlian SMK, Penataan sistem penyelenggaraan
diktat, dan peningkatan peran SMK sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan kejuruan terpadu." Dari kebijakan tersebut maka SMK
2
dituntut berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
ada, supaya tidak terjadi lagi kekeliruan bahwa sebagian besar
lulusan SMK begitu selesai studinya cenderung untuk berupaya
mencari pekerjaan yang berperan sebagai buruh pabrik, pegawai
dan sebagainya. Jarang para tamatan SMK yang mau dan mampu
menciptakan serta mengembangkan lapangan pekerjaan sendiri.
Tujuan
Program
Keahlian
Kejuruan
secara umum
mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan
penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk beketja dalam bidang tertentu. Secara
khusus tujuan Program Keahlian Teknologi dan lndustri adalah
membekali peserta didik dengim keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten: (a) bekerja baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang keahliannya,
(b) memilih karier, berkompetisi, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahliannya, (c) mampu berkomunikasi
antar sesama dalam bahasa nasional dan internasional, (d)
memiliki sikap kreatif, inovatif, dan jiwa wirausaha dan, (e)
memiliki sikap taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian pendidikan membutuhkan sebuah lokus
yang mewadahinya, yang sampai saat ini disebut sekolah. Sekolah
sebagai wadah formal pendidikan, terutama sekolah menengah
kejuruan, memiliki kebijakan standarisasi pendidikan secara
nasional. Dalam menetapkan standarisasi pendidikan bangsa saat
3
ini hanya dilakukan dengan pelaksanaan uji kompetensi dan ujian
akhir nasional (UAN) secara simultan di seluruh wilayah hukum
Indonesia.
Menurut
Gaffar
(Kompas,
14
April
2007),
penyelenggaraan ujian akhir nasional dengan alasan pengendalian
mutu pendidikan justru melanggengkan tradisi penghamburan
anggaran
negara,
anggaran daerah, dan dana masyarakat.
Penghamburan itu terjadi karena manajemen pengendalian mutu
justru tidak menunjukkan upaya gigih memacu peningkatan mutu.
Mekanisme ujian akhir nasional (UAN) hanya membuat siswa
terpacu belajar keras untuk lu1us ujian. Begitu besar biaya yang
terbuang, sementara substansi dan prinsip pendidikan sebagai
sebuah proses jadi terabaikan oleh pihak sekolah.
Lebih lanjut Gaffar mengemukakan berkaitan dengan
besamya anggaran yang harus dikeluarkan o1eh negara, .daerah,
dan masyarakat untuk penyelenggaraan UAN. Untuk UAN
jenjang SL TP dan SLT A tahun 2004 Depdiknas mengalokasikan
anggaran negara sebesar Rp 260 miliar, mengalami kenaikan
dibanding tahun lalu yang besamya Rp 217 miliar. ltu belum
termasuk dana yang dikeluarkan pemerintah daerah lewat APBD.
Selanjutnya, dengan alasan dana terbatas, sekolahpun akhimya
tidak bisa menghindar dari tradisi memungut dana UAN dari
orangtua siswa. Bahkan, untuk kepentingan UAN, para orangtua
juga masih harus mengeluarkan biaya ekstra untuk anaknya yang
terpaksa ikut pelajaran tambahan agar bisa lulus UAN.
Hasil pendidikan adalah wujud kinerja sekolah, yang
merupakan prestasi yang dicapai dari semua proses dan perilaku
4
(Miarso,2005).
Untuk
melihat
tingkat
pencapaian
tujuan
pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Dengan demikian
evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang
tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu
dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk
mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat
dilihat apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat
mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat
mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama
sekali. Ujian nasional bagi sekolah merupakan bagian dari proses
pendidikan untuk mengukur ketercapaian tujuan institusional
pendidikan.
Pelaksaan
ujian
nasional
tersebut
merupakan
penjabaran dari amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
dan PP No. 19 tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. Ujian
nasional
itu sendiri
bukan
merupakan
tujuan
akhir dari
pendidikan, akan tetapi merupakan tujuan antara dari tujuan akhir
yang menghasilkan tamatan yang kompeten dan kompetetif. Ujian
Nasional adalah sebagai salah satu pertimbangan untuk : (1)
Pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, (2) Seleksi
masuk jenjang pendidikan siswa berikutnya,
(3) Penentuan
kelulusan siswa dari suatu satuan pendidikan,
( 4) Akreditasi
satuan pendidikan, (5) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pembangunan
pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan kondisi yang
5
diharapkan. dan difokuskan pada tiga pilar kebijakan pendidikan
yaitu : pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan
mutu. relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; serta
peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik tentang
pengelolaan pendidikan. Selanjutnya dikatakan bahwa SMK harus
melaksanakan uji kompetensi, karena merupakan kunci dari sistem
diklat kejuruan dengan pola CBT (Competency Based Training),
dimana
prosesnya
akan
ditetapkan
oleh
Badan
Nasional
Standarisasi Profesi (BNSP) dan dilaksanakan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP). Uji kompetensi dimaksudkan untuk
membantu
dunia
usaha/industri
dalam
merekrut
dan
mempromosikan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidangnya dan memacu peningkatan kompetensi yang
bersangkutan. Untuk itu SMK harus melakukan reposisi sebagai ·
upaya penataan kembali konsep, perencanaan dan implementasi
pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan mutu sumberdaya
manusia yang mengacu pada kecenderungan (trend) kebutuhan
pasar kerja, baik dalam lingkup lokal. nasional, regional maupun
internasional. (Gatot HP: dalam Supriadi, 2002)
Fungsi pendidikan kejuruan adalah: (I) menyiapkan siswa
menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan
kualitas hidup. mampu mengembangkan dirinya. dan memiliki
keahlian
dan
keberanian
membuka
peluang
meningkatkan
penghasilan, (2) menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif
memenuhi keperluan tenaga ketja dunia usaha dan industry,
menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain,
merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang
6
berpenghasilan (produktif), (3) menyiapkan s1swa menguasai
IPTEK, sehingga
mampu
rnengikuti,
menguasat,
dan
rnenyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK, dan memiliki
kemampuan dasar untuk dapat rnengcmbangkan diri secara
berkelanjutan.
Fungsi lain dari sekolah adalah menumbuhkembangkan
kreativitas siswa, namum sampai saat sekarang minat dan bakat
yang telah dimiliki masing-masing siswa kurang mendapat
perhatian untuk dikembangkan di sekolah, agar siswa lebih kreatif
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang
dimilikinya. Kreativitas siswa sering terhalang karena: ( 1) rasa
takut, takut akan kegagalan, takut karena kesalahan, takut
dimarahi atau dihukum, dan rasa takut lainnya sering menghambat
seseorang untuk berfikir kreatif, (2) rasa puas, kepuasan,
kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan.
Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah
merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali
terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang
tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang barn,
belajar sesuatu yang barn, ataupun menciptakan sesuatu yang
barn, (3) rntinitas tinggi dari pekerjaan seperti kegiatan ekstra
kurikuler yang wajib diikuti walupun siswa tidak mempunyai
minat ban bakat, mernpakan salah satu dari hambatan untuk
berpikir kreatif, (4) kemalasan mental yang mernpakan hambatan
untuk berpikir kreatif biasanya disebabkan karena seseorang tidak
pernah mau mencoba atau memikirkan sesuatu yang barn selain
dari tugasnya, (5) birokrasi proses pengambilan keputusan yang
7
lama atau proses birokrasi yang terlalu berliku-liku sering
mematahkan
semangat
orang
untuk
berkreasi
ataupun
menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar
organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah
yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top
management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang,
(6) terpaku pada masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan,
kerugian memang menyakitkan. Usaha untuk memperbaiki
ataupun mengatasi masalah tersebut bukan berarti harus terhenti.
Justru dengan adanya masalah, merasa terdorong untuk memacu
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih
cepat, lebih efektif, (7) "stereotyping" lingkungan dan budaya
sekitar yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap
sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir
kreatif.
Kreativitas memang rriasih harus ditunjang dengan senjata
sukses
lainnya,
tetapi,
orang
yang
memiliki
dan
bisa
mengoptimalkan kreativitas mereka, dapat menggeser mereka
yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana
jika
siswa
mengalami
hambatan
untuk
mengoptimalkan
kreativitasnya? Apakah sekolah dapat membantu siswa agar
kreativitas yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal?
Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin
berkilau. Jadi sudah siapkah siswa untuk membuat kreativitas
agar semakin berkilau?
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam pembelajaran
adalah pendidikan kewirausahaan. Beberapa tahun terakhir ini
8
kata wirausaha (entrepreneurship) menjadi perbincangan di
kalangan . pendidikan kejuruan, ini tidak terlepas dari adanya
fenomena di mana banyak lulusan yang menganggur, karena
jumlah lulusan tidak sebanding dengan peluang kerja yang
tersedia. Kondisi ini mendorong para praktisi pendidikan untuk
melakukan reorientasi terhadap -wama" lulusannya, yang dinilai
bemuansa semata-mata pencari kerja (job seeker), bukan pencipta
kerja (job creator).
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia
pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang
memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku kewirausahaan
yang sasarannya peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan,
maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada
umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Disisi lain, secara
historis masyarakat Indonesia memiliki sikap feodal yang diwarisi
dari penjajah Belanda, ikut mewamai orientasi pendidikan di
Indonesia. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan
output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan
mereka bahwa pekerja (terutama pegawai negeri) adalah priyayi
yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh warga
masyarakat.
Persoalan
lain yang dialami
lulusan
sekolah
menengah kejuruan mengundang perhatian masyarakat. Misalnya,
masih
banyak tamatan yang belum
mampu berwirausaha
disebabkan faktor proses pembelajaran, fasilitas, dan lingkungan
yang kurang kondusif. Juga timbul gejala merosotnya kejujuran
dan tanggung jawab sosial sehingga secara tidak langsung turut
9
memberi sumbangsih pada proses pembelajaran di sekolah. Dalam
proses pembelajaran, guru umumnya bersikap parsial. Guru
matematika,
misalnya,
hanya bertanggung jawab membina
kemampuan berpikir, guru olahraga dan kesehatan hanya merasa
wajib membina kesehatan dan kekuatan fisik siswa, atau guru
agama yang hanya merasa wajib menanamkan iman. Akibatnya,
pribadi siswa seolah-seolah dapat dibagi-bagi secara blok.
Masalah lain juga digambarkan
Human Development
Index (HDI) Indonesia tahun 200 I berada pada peringkat ke- I 02
dan I 62 negara di dunia. Indonesia kalah dengan Vietnam (I 01)
dan kalahjauh dengan Philipines (70), Thailand (66) dan Malaysia
(56). Sedangkan menurut laporan dari International Institute of
Management Development tahun yang sama, daya saing SDM
Indonesia menempati urutan 4 7 dan 48 negara. Dari data ini dapat
diketahui betapa rendahnya daya saing SDM Indonesia untuk
memperoleh posisi kerja yang baik dalam era globaL
Berdasarkan survei HDI dan laporan dari International
Institute
of
Management
Development,
perlu
dilakukan
konsolidasi agar pendidikan dapat membekali siswa dengan
pembentukan kepribadian yang utuh. Perlu diterapkan prinsip
pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik
atau vokasional semata, tapi ditambah muatan akhlak sebagai
acuan dan membuat pendidikan kalbu melalui pendekatan
wirausaha. Dari uraian Jatar belakang bahwa kemampuan awal
yang dimiliki caJon siswa SMK, kreativitas, dan sikap wirausaha
sangat berperan dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
SMK.
10
B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka
diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian
ini yakni: Apakah caJon siswa yang masuk ke SMK adalah orang
yang mempunyai minat dan bakat? Apakah prosedur penerimaan
siswa baru dilaksanakan? Apakah pembelajaran di SMK mengacu
pada kegiatan indudtri/usaha? Apakah kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan kreativitas dan jiwa
wirausaha? Apakah kegiatan unit produksi dilakukan bersamasama dengan siswa? Apakah dalam kegiatan siswa diberi
tanggungjawab? Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk penguasaan kompetensi tersedia dengan cukup? Apakah
sarana dan prasarana untuk pengembangan diri siswa tersedia?
Apakah guru dan staf sekolah bersedia membantu siswa bila
mengalami masalah? Apakah tamatan SMK mampu membuka
lapangan kerja? Apakah tamatan SMK dapat diserap dunia
usaha/industri? Apakah kompetensi yang dimiliki tamatan SMK
sesuai kebutuhan pasar? Apakah ada pengaruh sikap wirausaha
dan kreativitas siswa terhadap basil
bel~ar
di SMK?
Apakah
kreativitas yang dimiliki siswa telah dikembangkan di SMK?
Apakah siswa yang kreativitas tinggi mempunyai sikap wirausaha
dan hasil belajar yang baik? Apakah ada pengaruh sikap wirausaha
terhadap hasil belajar? Apakah ada kontribusi sikap wirausaha
terhadap kreativitas siswa? Faktor apa yang sangat berpengaruh
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar?
Namun
demikian,
mengingat berbagai keterbatasan yang penulis hadapi dan agar
11
penelitian yang akan direncanakan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Jatar belakang dan identifikasi masalah di
atas dan keterbatasan penulis dalam hal dana, tenaga, dan waktu,
penelitian ini akan meneliti hanya tiga faktor yang diduga ada
hubungan yang signifikan dengan basil belajar siswa mata
pelajaran kejuruan kompetensi pembacaan dan pemahaman
gambar teknik yaitu kemapuan awal, sikap wirausaha dan
kreativitas. Kemampuan awal yang dimaksud adalah kemampuan
yang diperoleh siswa pada saat masuk ke SMK yaitu jumlah nilai
basil ujian nasional SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Matematika, yang diujikan pada tahun 2005/2006
yang
sangat
pemahaman
berperan
untuk
mata pelajaran
memudahkan
kejuruan
di
siswa
dalam
SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Program Studi Teknik Otomotif pada
tahun ajaran 2008/2009 dengan studi dokumentasi.
Kreativitas
adalah
kecenderungan
untuk
mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dan dorongan
untuk berkembang dengan orang lain, yang meliputi: kreativitas
verbal dan figural.
Sikap wirausaha adalah kecenderungan sikap yang selalu
berusaha
mencari
perubahan,
menanggapinya,
dan
memanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Sikap tersebut meliputi:
(I) kognitif yaitu persepsi tentang sikap wirausaha, kepercayaan
diri, dan streotype wirausaha, (2) Afeksi yaitu perasaan atau
12
emosional terhadap wirausaha, (3) Konatif yaitu respon terhadap
wirausaha.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar mata
pelajaran
kejuruan
pemahaman
gambar
otomotif
teknik
kompetensi
meliputi:
pembacaan
pengertian
dan
gambar,
membedakan garis, memahami proyeksi, membaca komponen,
dan toleransi, yang dilakukan melalui tes hasil belajar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan Jatar belakang, identifikasi, dan pembatasan
masalah, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan kemampuan awal dengan kreativitas?
2. Apakah ada hubungan sikap wirausaha dengan kreativitas?
3. Apakah ada hubungan kemampuan awal dengan hasil belajar
mata
pel~arn
kejuruan
kompetensi
pembacaan
dan
pemahaman gambar teknik ?
4. Apakah ada hubungan sikap wirausaha dengan hasil belajar
mata
pel~arn
kejuruan
kompetensi
pembacaan
dan
pemahaman gambar teknik?
5. Apakah ada hubungan kreativitas dengan hasil belajar mata
pelajaran kejuruan kompetensi pembacaan dan pemahaman
gam bar teknik?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
I.
Besarnya hubungan kemampuan awal terhadap kreativitas
2.
Besarnya hubungan sikap wirausaha terhadap kreativitas
13
BABY
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pengujian bipotesis penelitian yang diajukan terbukti babwa
basil
belajar pemabaman dan pembacaan
dipengarubi
oleb kemampuan awal,
gambar teknik
sikap wirausaba dan
kreativitas siswa. Dari basil analisis dan pengujian bipotesis
penelitian ini dapat disimpulkan:
I. Terdapat pengarub positip antara kemampuan awal dengan
kreativitas siswa, tetapi tidak terdapat bubungan linier yang
signifikan karena koefisien jalur 0, I 04 san gat rendab.
2. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara sikap
wirausaha dengan kreativitas.
3. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara kemampuan
awal dengan basil belajar pemabaman dan pembacaan gambar
teknik.
4. Terdapat pengarub positip yang signifikan antara sikap
wirausaba dengan basil belajar pemabaman dan pemabacaan
gambar teknik.
5. T erdapat pengarug positip yang signifikan antara kreativitas
dan basil belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik.
Hasil analisis bipoteisis menemukan babwa terdapat satu
variabel dengan pengarub sangat lemab yaitu kemampuan awal,
satu variabel dengan pengarub cukup yaitu sikap wirausaha, dan
satu variabel dengan pengarub kuat yaitu kreativitas. Hal tersebut
menggambarkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa
101
pada waktu tamat SMP tidak begitu besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan belajar di SMK swasta Teladan Sumatera Utara.
Sikap wirausaha dan kreativitas siswa yang paling dominan
mendukung keberhasilan belajar.
B.
Implikasi
1. Implikasi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Hasil belajar pemahaman dan pembacaan gambar teknik
kelas tiga program keahlian otomotif SMK swasta Teladan
Sumatera Utara masih kurang memuaskan, pada hal gambar
merupakan
kompetensi
yang
harus
dikuasai
seorang
teknisi/pekerja, karena setiap pekerjaan disampaikan melalui
gambar, dengan kata lain gambar adalah bahasa teknik. Alokasi
waktu yang digunakan untuk pemahaman dan pembacaan gambar
teknik sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK swasta
Teladan Sumatera Utara dilaksakan hanya satu semester, sehingga
perlu penambahan waktu belajar atau mengintegrasikan materi
gambar pada kompetensi kejuruan lainnya.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan jangan hanya
menstransfer ilmu sesuai tuntutan
KTSP,
pendidik harus
memikirkan pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan
kreativitas, dan jiwa wirausaha. Sejalan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi materi pelajaran dapat diperoleh dari berbagai
sumber belajar, diantaranya melalui kerja nyata pada lini produksi,
belajar melalui penugasan berdasarkan masalah, melalui internet
dan sebagainya. Dengan membiasakan siswa bekerja secara nyata,
penugasan dan sebagainya, maka siswa akan lebih kreatif dan
102
dapat mengambil sikap sesaui dengan basil kelja dan masalah
yang dihadapi.
2. Implikasi terhadap Sekolah
Sekolah sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan
pendidikan sering lupa akan tugas dan tanggungjawabnya
terutama sekolah swasta yang kebanyakan berorientasi pada
bisnis, sudah saatnya memikirkan kebutuhan siswa agar dapat
belajar dengan baik, dapat beraktivitas mengembangkan diri. Hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan membangun kelas unggulan
yang sekarang disebut kelas wirausaha, dengan cara memilih
siswa yang memiliki jiwa wirausaha dan kreativitas yang tinggi.
Sekolah pada umumnya hanya dapat memberikan berbagai
keterampilan dan pengetahuan dalam bentuk simulasi sehingga
tidak mungkin diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang
profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama yang erat
antara sekolah dan industri, baik dalam perencanaan dan
penyelenggaraan, maupun dalam pengolalaan pendidikan.
Upaya lain untuk membentuk profesionalitas siswa
sekolah kejuruan adalah dengan membentuk Unit Produksi di tiap
lembaga pendidikan. Dengan adanya Unit Produksi ini maka suatu
lembaga pendidikan kejuruan akan dapat menerima pekerjaan
nyata dari industri dan siswa akan berpengalaman langsung
dengan pekerjaan nyata pada bidang profesi. Disamping dapat
meningkatkan
keahlian
siswa,
unit
produksi
juga
dapat
menghasilkan dana yang dapat digunakan untuk keperluan
penyelenggaraan pendidikan. Hal lain yang perlu dikembangkan
103
adalah sikap dan kemampuan adaptif perlu dibina sedini mungkin
sehingga sikap tersebut terintemalisasi dalam diri siswa dan
menjadi
bagian
dari
hidupnya.
Sikap
lain
yang
perlu
dikembangkan sedini mungkin untuk menjadi pekerja adaptif,
kreatif dan profesional adalah suatu sikap yang senantiasa
memikirkan nilai tambah terhadap setiap upaya yang dilakukan.
Sikap adaptif, kreatif, dan sikap senantiasa mengupayakan nilai
tambah ini dapat melalui pemahaman terhadap antar hubungan
sistem-sistem adaptif manusia.
C.
Saran-Saran
Hasil penelitian yang dikasanakan peneliti pada SMK
swasta Teladan Sumatera Utara kelompok teknologi dan industri
ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian baik dari
pengurus yayasan dan pelaksana pendidikan dalam ini kepala
sekolah dan guru diantaranya:
1. Perlu peninjauan kembali isi KTSP khususnya kompetensi
pemahaman dan pembacaan gambar teknik menyangkut
alokasi waktu dan materi pembelajaran agar disesuaikan
dengan
standar
kompetensi
lulusan
program
keahlian
otomotif.
2. Perlu diadakan kelas
unggulan/wirausaha dengan cara
memilih siswa yang memiliki sikap terhadap wirausaha dan
kreativitas yang tinggi.
3. Menyediakan saranalprasarana untuk menunjang terbentuknya
kreasi siswa yang dilakukan melalui kegiatan ektra kurikuler.
104
4. Mengoptimalkan kegiatan unit produksi sekolah dengan
melibatkan siswa bekerja secara nyata, yang dikelola secara
profesional.
5. Pembelajaran sebaiknya dilakukan bukan hanya mentransfer
ilmu tetapi lebih konfrehensif, sehingga dapat berguna bagi
kehidupan siswa kelak dan masyarakat pada umumnya.
105