PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I MTS AL-WASHLIYAH TEMBUNG T.P 2012/2013.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA

MATERI ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I MTs AL-WASHLIYAH

TEMBUNG T.P 2012/2013

Oleh: Gongna Sari NIM 408121053

Program Studi Pendidikan Fisika

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs. Al-Washliyah Tembung T.P. 2012/ 2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Ibu Dra. Derliana, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada, Bapak Mukti Hamzah Harahap, M.Si, Bapak Drs. Sehat Simatupang M.Si dan Bapak Abdul Rais, S.Pd, ST, M.Si sebagai dosen penguji I, II dan III, yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Manter Sihotang selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, dan kepada Ibu Dra. Derliana, M.Si selaku ketua jurusan Fisika, Bapak Sehat Simatupang M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika, Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Muhammad Zubir Nasution, S.Ag selaku kepala sekolah MTs. Al-Washliyah Tembung dan Ibu Lespida Utama Pulungan M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf


(3)

administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda Hj. Yusniar Lubis yang terus memberikan dukungan baik moril maupun materil, do’a, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti. Kepada abangda (M. Lutfi Pardede, Ansari Pardede dan M.Abduh Pardede, Ahmad Hisam Daulay), kakanda (Ningsih, Nazmah pardede, Elvi), serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya skripsi ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat – sahabat terbaik (Abdul Azis, Fera Adetya, Thiarma, Febri, Lia Afrianti, Mustika, Aplia dan Annisa). Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Arlina Rangkuti yang tidak pernah bosan memberi semangat kepada penulis, dan teman – teman kos yang baik hati dan tidak sombong. Dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada rekan seperjuangan Fisika Dik A 2008, serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, 2012

Penulis,

Gongna Sari NIM. 408121053


(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Kerangka Teoritis 6

2.1.1 Pengertian Belajar 6

2.1.2 Pengertian Aktivitas Belajar 7

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar 7

2.1.4 Model Pembelajaran Inquiry Training 8

2.1.5 Materi Pelajaran 10

2.1.5.1 Zat dan Wjudnya 10

2.1.5.2 Sifat dan Susunan Partikel Berbagai Wujud Zat 11

2.1.5.3 Perubahan Wujud Zat 12

2.1.5.4 Gaya Antar Partikel 13

2.1.5.5 Massa Jenis 15

2.2 Kerangka Konseptual 17

2.3 Hipotesis 18

BAB III METODE PENELITIAN 19

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

4.2 Populasi Dan Sampel 19

3.2.1 Populasi Penelitian 19

3.2.2 Sampel Penelitian 19

3.3 Variabel Penelitian 19

3.3.1 Variabel Bebas 19

3.3.2 Variabel Terikat 19

3.4 Jenis Dan Desain Penelitian 19

3.5 Prosedur Penelitian 20

3.6 Instrumen Penelitian 23


(5)

vii

3.6.1.1 Validitas Tes 23

3.6.1.2 Reliabilitas 25

3.6.1.3 Tingkat Kesukaran 25

3.6.1.4 Daya Beda 25

3.6.2 Lembar Observasi 26

3.7 Teknik Analisis Data 26

3.7.1 Menentukan Mean dan Simpangan Baku 27

3.7.2 Uji Normalitas 27

3.7.3 Uji Homogenitas 28

3.7.4 Pengujian Hipotesis 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1 Hasil Penelitian 32

4.1.1 Data Hasil Penelitian 32

4.1.2 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 32

4.1.3 Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 34

4.1.4 Analisis Data Penelitian 37

4.1.4.1Uji Normalitas Data 37

4.1.4.2Pengujian Homogenitas Data 37

4.1.4.3Pengujian Hipotesis 38

4.1.5 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa 39

4.2 Pembahasan 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1 Kesimpulan 43

5.2 Saran – Saran 43


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Massa Jenis Beberapa Bahan 16

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Control Group

Design 20

Tabel 3.2 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Zat dan Wujudnya 21

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar 25

Tabel 4.1 Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 32

Tabel 4.2 Hasil Pretes Siswa Ekesperimen 33

Tabel 4.3 Hasil Postes Siswa Eksperimen 34

Tabel 4.4 Hasil Pretes Siswa Kontrol 35

Tabel 4.5 Hasil Postes Siswa Kontrol 36

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Normalitas 37

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 38


(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Letak partikel zat padat yang tersusun teratur 11 Gambar 2.2 Partikel-partikel zat cair yang tersusun tidak teratur 12 Gambar 2.3 Partikel-partikel dalam gas dapat bergerak dengan bebas 12

Gambar 2.4 Diagram Perubahan Wujud Zat 12

Gambar 2.5 Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung 14

Gambar 2.6 Gejala Kapilaritas 15

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen 33 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Siswa Kelas Eksperimen 34 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Pretes Siswa Kelas Kontrol 35 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Siswa Kelas Kontrol 36 Gambar 4.5 Diagram Batang Rata – Rata Nilai Aktifitas Siswa 39


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen 45 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol 70

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 91

Lampiran 4 Jawaban Lembar Kerja Siswa 94

Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 96

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar 104

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 109

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Belajar Siswa 110

Lampiran 9 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa 111 Lampiran 10 Tabel Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian 112 Lampiran 11 Tabel Tingkat Kesukaran Tes dan Daya Pembeda Instrumen

Penelitian 114

Lampiran 12 Perhitungan Validitas dan Reabilitas 116 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes dan Daya Pembeda Instrumen

Penelitian 118

Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 119 Lampiran 15 Tabulasi Pretes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 128 Lampiran 16 Tabulasi Postes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 130

Lampiran 17 Data Pretes dan Postes Siswa 132

Lampiran 18 Perhitungan Nilai Rata – rata, Standar Deviasi dan Varians 134 Lampiran 19 Prosedur Perhitungan Uji Normalitas Data 139

Lampiran 20 Uji Homogenitas 143

Lampiran 21 Prosedur Pengujian Hipotesis 1 145


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Inti dari proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar. Proses belajar – mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar – mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.

Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas tidak diarahkan kepada kemampuan berpikir dan hanya diarahkan kepada kemampuan untuk menghapal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, misalnya mata pelajaran science tidak dapat mengembangkan kemampuan anak berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran didalam kelas.

Pelaksanaan proses pembelajaran IPA, khususnya mata pelajaran fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa (ekonofisika.com). Karena banyak siswa yang terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam mempelajari fisika dan merasa bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Akibatnya, hasil belajar fisika siswa relatif rendah. Selain faktor individu siswa tersebut, pengajaran fisika yang disajikan juga kurang menarik sehingga mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam belajar fisika.

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang cukup menarik, apalagi didukung dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat dan perkembangannya pada saat ini menempatkan fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting.


(10)

2

Permasalahan yang dihadapi guru fisika, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar fisika. Kesulitan – kesulitan tersebut antara lain kesulitan dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran fisika, koneksi fisika, penerjemahan soal cerita, dan lain-lain.

Pada kenyataannya pelajaran fisika kurang digemari oleh siswa, yang beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan membosankan karena dipenuhi oleh rumus – rumus. Selama ini siswa bahkan mengenal fisika sebagai suatu pelajaran yang sangat menakutkan, salah satu penyebabnya karena pada saat proses pembelajaran fisika, guru jarang melibatkan siswa dan hanya menekankan siswa untuk menghafal rumus – rumus.

Metode pengajaran fisika yang menuntut siswa untuk menghafal berbagai rumus perlu dihilangkan. Dalam metode pengajaran fisika tanpa rumus ini, yang diutamakan adalah logika berpikir dengan didasari pemahaman mengenai konsep dasar dan logika fenomena fisika. Yohanes Surya, pakar ilmu fisika (Kompas, 16 Oktober 2009) dalam nasional.kompas.com mengatakan “Saya berharap siswa sekolah tidak lagi menjadi robot karena harus menghafalkan rumus – rumu”.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di MTs Al-Washliyah Tembung Medan, dari hasil angket yang disebarkan kepada 38 siswa kelas VII diperoleh data bahwa 22 orang mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, 11 orang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 5 orang mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik karena menurut siswa fisika itu tidak terlepas dari rumus – rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya membahas soal – soal fisika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lespida Utama Pulungan, M.Pd mengatakan bahwa minat siswa belajar fisika kurang akibatnya nilai ujian fisika tergolong rendah. Model pembelajaran yang diketahui Ibu Lespida sudah cukup bervariasi, seperti Cooperative Jigsaw dan Number Head Together, namun model pembelajaran tersebut jarang diterapkan dalam kelas dan metode yang lebih sering


(11)

3

dilakukan yaitu ceramah, sedangkan pembelajaran yang berlangsung hanya dengan mencatat dan mengerjakan soal.

Berdasarkan beberapa masalah yang dipaparkan di atas, dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut diperlukan suatu cara dalam memotivasi siswa untuk mau belajar dan membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Bagi seorang tenaga pendidik (khususnya guru) ini merupakan tantangan, karena guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang bervariasi sehingga siswa tidak menganggap fisika itu sulit dan membosankan.

Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan – latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka – teki kepada siswa. Siswa – siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah – masalah yang masih menjadi teka – teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inquiry training.

Peneliti sebelumnya (Novita, 2011) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan wujudnya Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011”, diperoleh nilai rata-rata pretes 44,5 dan setelah diberi perlakuan yaitu Model Pembelajaran Inquiry Training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 71,3. Dari hasil penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar dengan penerapan Inquiry Training. Adapun kelemahan dalam penelitian ini


(12)

4

adalah kurang mampu mengontrol kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif dan waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan masalah kadang – kadang melebihi batas waktu yang telah disediakan, sehingga waktu untuk melakukan kegiatan berikutnya kurang maksimal. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menambah beberapa fasilitator untuk memantau kegiatan dan membantu siswa dalam memecahkan masalah agar waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang disediakan sehinggan pembelajaran lebih terarah dan efektif.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Al-Washliyah Tembung T.P 2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka diidentifikasikan beberapa masalah:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika di sekolah. 2. Hasil belajar siswa pada materi fisika masih sangat rendah.

3. Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan dalil. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.

1.3Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan peneliti, peneliti merasa perlu memberikan batasan masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan lebih dalam dan terarah. Masalah yang akan diuji peneliti adalah :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII Mts Al-Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2012 – 2013.

2. Model pembelajaran inquiry training diterapkan di kelas Eksperimen pada materi Zat dan wujudnya.

3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai pengamatan aktivitas.


(13)

5

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari batasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training?

2. Bagaimanakah Aktifitas siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry ? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran model pembelajaran inquiry training

terhadap hasil belajar siswa pada materi Zat dan wujudnya di Kelas VII Mts Al-Washliyah?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama

mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training.

2. Untuk mengetahui aktifitas siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah Semester I Pada Materi Zat dan wujudnya.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training.


(14)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi zat dan wujudnya kelas VII MTs Al-Washliyah Tembung memiliki rata-rata 75,43 dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok zat dan wujudnya memiliki rata-rata 67,22.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh rata – rata skor 82,22 dengan kategori aktif.

3. Dari analisis data dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII semester 1 MTs Al-Washliyah Tembung yang berarti Ho ditolak Ha diterima.

5.2Saran-saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran inquiry training. Sebab jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa, peneliti yang menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak”.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebelum memulai percobaan sebaiknya terlebih dahulu menjelaskan prosedur percobaan dengan lebih jelas agar tidak menimbulkan kebisingan dan suasana kelas menjadi kondusif.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada materi yang sama disarankan untuk mempersiapkan puzling event yang berbeda untuk menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.


(15)

44

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

FMIPA, UNIMED, 2008, Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, UNIMED, Medan.

Hakim, Thursan., (2005), Belajar Secara Efektif, Penerbit Puspa Swara, Jakarta

Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Karim, S., (2008), Belajar IPA, bse, Jakarta

Kompas, (2009), www.nasional.kompas.com

Novita, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi Kelas VIII SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sardiman, A., M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana.,(2005), Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit PT Rosdakarya , Bandung

Sudjana.,(2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta

Usman, U., (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung


(1)

Permasalahan yang dihadapi guru fisika, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar fisika. Kesulitan – kesulitan tersebut antara lain kesulitan dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran fisika, koneksi fisika, penerjemahan soal cerita, dan lain-lain.

Pada kenyataannya pelajaran fisika kurang digemari oleh siswa, yang beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan membosankan karena dipenuhi oleh rumus – rumus. Selama ini siswa bahkan mengenal fisika sebagai suatu pelajaran yang sangat menakutkan, salah satu penyebabnya karena pada saat proses pembelajaran fisika, guru jarang melibatkan siswa dan hanya menekankan siswa untuk menghafal rumus – rumus.

Metode pengajaran fisika yang menuntut siswa untuk menghafal berbagai rumus perlu dihilangkan. Dalam metode pengajaran fisika tanpa rumus ini, yang diutamakan adalah logika berpikir dengan didasari pemahaman mengenai konsep dasar dan logika fenomena fisika. Yohanes Surya, pakar ilmu fisika (Kompas, 16 Oktober 2009) dalam nasional.kompas.com mengatakan “Saya berharap siswa sekolah tidak lagi menjadi robot karena harus menghafalkan rumus – rumu”.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di MTs Al-Washliyah Tembung Medan, dari hasil angket yang disebarkan kepada 38 siswa kelas VII diperoleh data bahwa 22 orang mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, 11 orang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 5 orang mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik karena menurut siswa fisika itu tidak terlepas dari rumus – rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya membahas soal – soal fisika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lespida Utama Pulungan, M.Pd mengatakan bahwa minat siswa belajar fisika kurang akibatnya nilai ujian fisika tergolong rendah. Model pembelajaran yang diketahui Ibu Lespida sudah cukup bervariasi, seperti Cooperative Jigsaw dan Number Head Together, namun model pembelajaran tersebut jarang diterapkan dalam kelas dan metode yang lebih sering


(2)

dilakukan yaitu ceramah, sedangkan pembelajaran yang berlangsung hanya dengan mencatat dan mengerjakan soal.

Berdasarkan beberapa masalah yang dipaparkan di atas, dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut diperlukan suatu cara dalam memotivasi siswa untuk mau belajar dan membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Bagi seorang tenaga pendidik (khususnya guru) ini merupakan tantangan, karena guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang bervariasi sehingga siswa tidak menganggap fisika itu sulit dan membosankan.

Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan – latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka – teki kepada siswa. Siswa – siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah – masalah yang masih menjadi teka – teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inquiry training.

Peneliti sebelumnya (Novita, 2011) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan wujudnya Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011”, diperoleh nilai rata-rata pretes 44,5 dan setelah diberi perlakuan yaitu Model Pembelajaran Inquiry Training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 71,3. Dari hasil penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar dengan penerapan Inquiry Training. Adapun kelemahan dalam penelitian ini


(3)

adalah kurang mampu mengontrol kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif dan waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan masalah kadang – kadang melebihi batas waktu yang telah disediakan, sehingga waktu untuk melakukan kegiatan berikutnya kurang maksimal. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menambah beberapa fasilitator untuk memantau kegiatan dan membantu siswa dalam memecahkan masalah agar waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang disediakan sehinggan pembelajaran lebih terarah dan efektif.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Al-Washliyah Tembung T.P 2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka diidentifikasikan beberapa masalah:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika di sekolah. 2. Hasil belajar siswa pada materi fisika masih sangat rendah.

3. Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan dalil. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.

1.3Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan peneliti, peneliti merasa perlu memberikan batasan masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan lebih dalam dan terarah. Masalah yang akan diuji peneliti adalah :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII Mts Al-Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2012 – 2013.

2. Model pembelajaran inquiry training diterapkan di kelas Eksperimen pada materi Zat dan wujudnya.

3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai pengamatan aktivitas.


(4)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari batasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training?

2. Bagaimanakah Aktifitas siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry ? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran model pembelajaran inquiry training

terhadap hasil belajar siswa pada materi Zat dan wujudnya di Kelas VII Mts Al-Washliyah?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama

mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training.

2. Untuk mengetahui aktifitas siswa kelas VII Mts Al-Washliyah selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry training.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas VII Mts Al-Washliyah Semester I Pada Materi Zat dan wujudnya.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi zat dan wujudnya kelas VII MTs Al-Washliyah Tembung memiliki rata-rata 75,43 dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok zat dan wujudnya memiliki rata-rata 67,22.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh rata – rata skor 82,22 dengan kategori aktif.

3. Dari analisis data dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII semester 1 MTs Al-Washliyah Tembung yang berarti Ho ditolak Ha diterima.

5.2Saran-saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran inquiry training. Sebab jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa, peneliti yang menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak”.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebelum memulai percobaan sebaiknya terlebih dahulu menjelaskan prosedur percobaan dengan lebih jelas agar tidak menimbulkan kebisingan dan suasana kelas menjadi kondusif.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada materi yang sama disarankan untuk mempersiapkan puzling event yang berbeda untuk menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

FMIPA, UNIMED, 2008, Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, UNIMED, Medan.

Hakim, Thursan., (2005), Belajar Secara Efektif, Penerbit Puspa Swara, Jakarta

Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Karim, S., (2008), Belajar IPA, bse, Jakarta

Kompas, (2009), www.nasional.kompas.com

Novita, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi Kelas VIII SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sardiman, A., M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana.,(2005), Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit PT Rosdakarya , Bandung

Sudjana.,(2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta

Usman, U., (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung