Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut (Studi Pada UD. CTK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dilihat dari maraknya transaksi
bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis
yang menuntut para pelaku bisnis melakukan mekanisme penyesuaian dengan
menempuh kerjasama di antara pelaku bisnis. Pelaksanaan kegiatan bisnis seharihari, ternyata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang
melakukannya dengan bekerja sama dengan pihak lokal dan ada yang
melakukannya dengan pihak asing. Ada yang melakukannya untuk pribadi, dan
ada pula yang melakukannya untuk kepentingan perusahaan.
Hubungan-hubungan
bisnis
demikian
tentunya
dilakukan
karena
mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri. Secara pasti, tujuan mereka
melakukan hubungan bisnis tidak lain dimaksudkan untuk saling mencari
keuntungan satu sama lain. Selain itu ada tujuan lain seperti untuk mempercepat
proses pemasaran produknya kemasyarakat luas, ada pula yang bertujuan
membantu pihak lain karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya
secara langsung di suatu negara. Namun ada pula yang melakukannya karena
ketidakmampuannya untuk berbisnis, atau pun masalah permodalannya, serta
tujuan-tujuan lainnya.
Hubungan bisnis tersebut banyak diwarnai berbagai macam “janji” yang
merupakan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, dibutuhkan sebidang
tanah maka kita dapat membelinya, maka terjadilah perjanjian yang objeknya
1
Universitas Sumatera Utara
sebidang tanah, diperlukan kerja sama dalam suatu kegiatan usaha dengan pihak
lain, maka kita dapat mengadakan suatu perjanjian kerja sama dan lain
sebagainya.
Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2
(dua) orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk
memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan
akan digunakan maupun tidak.
Istilah kontrak ini sering disebut dengan istilah “perjanjian” sebagai
terjemahan dari “agreement” dalam bahasa Inggris, atau “overeenkomst” dalam
bahasa Belanda, di samping itu, ada juga istilah yang sepadan dengan istilah
kontrak, yaitu istilah “transaksi” yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris
“transaction”. Namun demikian, istilah “kontrak” (sebagai terjemahan dari istilah
Inggris “contract” adalah yang paling modern, paling luas dan paling lazim
digunakan, termasuk pemakaiannya dalam dunia bisnis. 1
Pengertian perjanjian atau kontrak diatur di dalam Pasal 1313 KUH Perdata,
yang berbunyi : “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. 2 Adapun
pengertian perjanjian menurut Pasal 1 ayat (7) Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 Tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang
mendefenisikan perjanjian sebagai: “Suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha
untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis”.
1
Munir Faudy (1), Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005),
2
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Hlm 9.
2
Universitas Sumatera Utara
Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata
sepakat, cakap dalam hukum, hal tertentu dan suatu sebab yang halal,
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Apabila dalam
suatu perjanjian telah terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka
suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya. 3
Kebebasan berkontrak adalah suatu kebebasan para pihak yang terlibat
dalam suatu kontrak untuk mengadakan atau tidak mengadakan suatu perjanjian,
kebebasan untuk menentukan dengan siapa mengadakan perjanjian, kebebasan
untuk menentukan isi perjanjian, dan kebebasan untuk menentukan bentuk dari
perjanjian. 4
Jual beli merupakan kontrak yang sangat populer dan sangat banyak di
gunakan orang, baik jual beli yang besar-besaran sampai dengan jual beli yang
kecil-kecil semacam jual beli permen di kios-kios terhadap jenis jual beli tersebut
berlaku ketentuan hukum tentang jual beli. 5
Perjanjian jual beli adalah persetujuan di mana penjual mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan kepada pembeli suatu barang sebagai milik (en eigendom te
leveren) dan menjaminnya (vrijwaren) pembeli mengikatkan diri untuk membayar
harga yang diperjanjikan. Ada tiga hal yang tercantum dalam defenisi ini, yaitu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan barang kepada pembeli, menjaminnya,
serta membayarnya. 6
3
Komariah, Hukum Perdata, (Malang: Penerbit UMM Press, 2008), Hlm. 138.
Ridwan Khairandy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2004), Hlm. 38.
5
Munir Faudy (1), Op.Cit. Hlm. 25.
6
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), Hlm. 48.
4
3
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya kontrak jual beli antara pihak penjual dan pembeli adalah pada
saat terjadinya persesuaian kehendak dan pernyataan antara mereka tentang
barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum
dibayar lunas (Pasal 1458 KUH Perdata). Walaupun telah terjadinya persesuaian
antara kehendak dan pernyataan, namun belum tentu barang itu menjadi milik
pembeli, karena harus diikuti proses penyerahan (levering) benda. 7
Tujuan dari segala perjanjian ialah untuk dipenuhi oleh seseorang yang
berjanji. Kalau semua orang melaksanakan teori yang dikemukakan Hugo de
Groot bahwa suatu janji harus ditepati, maka tidak perlu hukum perjanjian. Akan
tetapi sesuai dengan kodrat manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri
tanpa mau memperdulikan kepentingan orang lain, maka tidaklah mengherankan
kalau dalam bidang perjanjian banyak orang yang tidak menepati janji kepada
siapa janji itu diucapkan. Disinilah letak hukum perjanjian itu, yaitu untuk
mengatur hal-hal yang menyangkut janji atau dengan perkataan lain yang mereka
adakan.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan mencapai
3,25 juta km2 atau sekitar 63 persen wilayah Indonesia. Laut Indonesia memiliki
potensi produksi lestari ikan laut yang cukup besar, dengan asumsi sekitar 6,51
juta ton/tahun atau 8,2 persen dari total potensi produksi ikan laut dunia. 8
Industri perikanan dan kelautan di tanah air nampaknya akan menjadi salah
satu sektor primadona di tahun ini hingga tahun-tahun mendatang. Pasalnya,
pemerintahan Joko Widodo sudah mencanangkan sektor maritim sebagai salah
7
Ibid. Hlm 49.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Estimasi
Potensi Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
8
4
Universitas Sumatera Utara
satu fokus pengembangan negara ini. Sektor perikanan memang memiliki potensi
yang besar bagi perekonomian Indonesia, dengan luas perairan sekitar 70 persen
dari total wilayah Indonesia, sektor perikanan menyimpan kekayaan terpendam
yang patut terus dikembangkan.
Pengembangan bisnis jual beli ikan diperlukan penanganan ikan yang baik.
Penanganan ikan setelah penangkapan atau pemanen pemegang peranan penting
untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang
menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat
kesegarannya. Semakin segar ikan sampai ke tangan pembeli maka harga jual ikan
tersebut akan semakin mahal. Tingkat kesegaran ikan ini sangat terkait dengan
cara penanganan ikan. Penanganan yang tepat merupakan kunci keberhasilan
mempertahankan kesegaran ikan, karena hal tersebut menjadi salah satu faktor
yang sangat penting untuk menentukan nilai jualnya.
Praktek pelaksanaannya yaitu dalam bentuk perjanjian jual beli ikan segar
hasil laut yang dilakukan antara UD. CTK Gabion Belawan (Perusahaan yang
memiliki izin ekspor ikan) dengan konsumen (pembeli) dilakukan secara tertulis
maupun secara tidak tertulis (lisan). Hal ini mengacu kepada Pasal 1338 KUH
Perdata mengenai asas kebebasan berkontrak, artinya para pihak bebas
menentukan bentuk perjanjian yang mereka perbuat, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis (lisan). Perjanjian yang dibuat secara lisan atau tidak tertulis
sesungguhnya tetap mengikat para pihak dan tidak menghilangkan hak dan
kewajiban dari pihak yang bersepakat. Namun untuk kemudahan pembuktian,
acuan bekerja sama dan melaksanakan transaksi, sebaiknya dibuat secara tertulis.
Hal ini juga dimaksudkan, agar apabila terdapat perbedaan pendapat dapat
5
Universitas Sumatera Utara
kembali mengacu kepada perjanjian yang telah disepakati.Pihak-pihak yang
mengadakan jual beli diharuskan untuk melaksanakan kewajiban yang sudah
menjadi tanggungannya. Apabila salah satu pihak tidak dapat atau lalai
melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, maka pihak yang lain dapat
menuntut ganti rugi atas kesalahannya.
Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu :
a. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan;
b. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung
terhadap cacat-cacat yang tersembunyi.
Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu
dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan perjanjian jual beli
ikan ini terdapat konsekuensi yaitu kesepakatan untuk melakukan jual beli yang
tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang,
tetapi dalam kenyataannya pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar kadang
terjadi suatu perselisihan antara para pihak UD. CTK dengan konsumen.
Fenomena mengenai perjanjian yang tidak seimbang dapat dicermati dalam
beberapa perjanjian konsumen dalam bentuk standar baku yang di dalamnya
memuat klausul-klausul yang cenderung berat sebelah.
Berdasarkan hal inilah yang membuat penulis selaku Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara tertarik
mengangkat
judul skripsi:
“TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN JUAL BELI IKAN
SEGAR HASIL LAUT (STUDI PADA UD. CIAM TIAU KIONG (CTK))”
6
Universitas Sumatera Utara
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD.
CTK ?
2.
Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian
jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?
3.
Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada
UD.CTK
2.
Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan
perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.
3.
Untuk mengetahui penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.
D. Manfaat Penulisan
Adapun penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.
Secara teoretis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana bentuk pelaksanaan jual beli ikan segar hasil laut, hak dan
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian, dan penyelesaian
7
Universitas Sumatera Utara
sengketa jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jual beli
tersebut.
2.
Secara praktis penulisan ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi
para pihak yang melaksanakan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada
UD. CTK. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan informasi bagi masyarakat dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang perjanjian jual beli ikan segar hasil laut.
E. Metode penelitian
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 9
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif merupakan pendekatan yang
dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahanbahan hukum lain. Penelitian dengan yuridis normatif secara garis besar ditujukan
kepada penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf
9
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), Hlm 38.
8
Universitas Sumatera Utara
sinkronisasi hukum. 10 Sedangkan jenis penelitian yuridis empiris adalah penelitian
dengan melihat suatu kenyataan hukum di dalam masyarakat. 11 Penelitian yuridis
empiris dapat direalisasikan kepada penelitian terhadap efektivitas hukum yang
sedang berlaku ataupun penelitian terhadap identifikasi hukum.
Sifat dari penelitian ini deskriptif analistis, maksudnya adalah dari
penelitian ini dapat diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang
permasalahan yang diteliti dan menguraikan permasalahan-permasalahan yang
disertai dengan pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan yang tersebut.
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder
yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan
yang terdiri dari:
a.
Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mengikat yang berupa norma/peraturan dasar dan
peraturan perundang-undangan yang terkait objek penelitian. Dalam
penelitian ini bahan hukum primer seperti Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dan Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut Pada UD. CTK serta
hasil wawancara dengan staff maupun General Manager pada UD. CTK.
b.
Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai
bahan hukum primer seperti buku-buku, jurnal, tulisan-tulisan ilmiah hukum,
yang terkait dengan objek penelitian ini.
10
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (jakarta: Sinar Grafika,1996), Hlm.
11
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Hlm. 105.
13.
9
Universitas Sumatera Utara
c.
Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan
mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus
hukum, jurnal, buku-buku mengenai perjanjian, dan lain sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sekunder (bahan hukum) dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Alat
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen untuk
memperoleh data sekunder, dengan membaca, mempelajari, dan menganalisa data
primer, sekunder maupun tersier yang berkaitan dengan penelitian ini. Di samping
itu ada teknik wawancara dengan pekerja ataupun Direktur UD. CTK yang dalam
penelitian ini memiliki kapasitas sebagai informan dan narasumber.
F. Keaslian Penulisan
Penelitian ini berjudul: “Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli
Ikan Segar Hasil Laut (studi pada UD. CTK)”. Berdasarkan hasil penelusuran
sementara yang telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara (USU) sejauh yang diketahui tidak ditemukan judul yang sama
dengan judul penulisan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang ada kaitannya
dengan masalah yang penulis bahas adalah sebagai berikut:
1. Putri Indah Sari (090200247)
“Perjanjian Jual Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN.
IV Dolok Sinumbah Dengan PT. Habonaron Do Bona”.
2. Sartika Mutasiana Frivora Purba (080200075)
10
Universitas Sumatera Utara
“Tinjauan Hukum Jual Beli Rumah Dalam Perjanjian Kredit (Studi Pada
PT. Bank Tabungan Negara Cabang Pematang siantar)”.
3. Chandra Yadi Simatupang (060200024)
“Perjanjian Jual Beli Melalui Internet Ditinjau Dari Aspek Hukum
Perjanjian”.
Substansi yang dibahas dalam ketiga penulisan di atas tersebut adalah
berbeda pembahasannya dengan pembahasan dalam penulisan ini. Oleh karena itu
penulisan ini adalah asli adanya, artinya secara akademis, penulisan ini dapat
dipertanggung jawabkan keasliannya karena belum ada yang membuat penulisan
yang sama dengan judul ini.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai karya ilmiah skripsi ini memiliki sistematika yang teratur dan saling
berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan
tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub
bab, adapun dalam kelima bab tersebut terdiri dari:
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan,
serta sistematika penulisan dari skripsi ini.
BAB II :
TINJAUAN
UMUM
MENGENAI
PERJANJIAN
MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Bab ini membahas tentang pengertian perjanjian dan syarat syahnya
suatu perjanjian menurut KUHPerdata, jenis-jenis perjanjian dalam
11
Universitas Sumatera Utara
KUHPerdata dan asas-asas umum dalam perjanjian, hak dan
kewajiban para pihak dalam perjanjian, akibat hukum dan berakhirnya
suatu perjanjian, prestasi dan wanprestasi dalam perjanjian, serta
pembelaan debitur yang prestasi
BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI JUAL BELI
Bab ini membahas tentang perjanjian jual beli yang dimulai dari
pengertian perjanjian jual beli, subjek dan objek perjanjian jual beli,
hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, bentukbentuk perjanjian jual beli, serta risiko dalam perjanjian jual beli.
BAB IV : PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI IKAN SEGAR HASIL
LAUT PADA UD. CTK
Bab ini menguraikan pokok dari permasalahan yakni mengenai
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut, hak dan
kewajiban para pihak dalanm pelaksanaan perjanjian jual beli ikan
segar hasil laut, serta penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi
dalam perjanjian jual beli tersebut.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran yang menjadi pokokpokok pikiran penulis, berdasarkan atas uraian-uraian yang telah
dikemukakan dalam skripsi ini sebelumnya.
12
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dilihat dari maraknya transaksi
bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis
yang menuntut para pelaku bisnis melakukan mekanisme penyesuaian dengan
menempuh kerjasama di antara pelaku bisnis. Pelaksanaan kegiatan bisnis seharihari, ternyata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang
melakukannya dengan bekerja sama dengan pihak lokal dan ada yang
melakukannya dengan pihak asing. Ada yang melakukannya untuk pribadi, dan
ada pula yang melakukannya untuk kepentingan perusahaan.
Hubungan-hubungan
bisnis
demikian
tentunya
dilakukan
karena
mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri. Secara pasti, tujuan mereka
melakukan hubungan bisnis tidak lain dimaksudkan untuk saling mencari
keuntungan satu sama lain. Selain itu ada tujuan lain seperti untuk mempercepat
proses pemasaran produknya kemasyarakat luas, ada pula yang bertujuan
membantu pihak lain karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya
secara langsung di suatu negara. Namun ada pula yang melakukannya karena
ketidakmampuannya untuk berbisnis, atau pun masalah permodalannya, serta
tujuan-tujuan lainnya.
Hubungan bisnis tersebut banyak diwarnai berbagai macam “janji” yang
merupakan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, dibutuhkan sebidang
tanah maka kita dapat membelinya, maka terjadilah perjanjian yang objeknya
1
Universitas Sumatera Utara
sebidang tanah, diperlukan kerja sama dalam suatu kegiatan usaha dengan pihak
lain, maka kita dapat mengadakan suatu perjanjian kerja sama dan lain
sebagainya.
Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2
(dua) orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk
memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan
akan digunakan maupun tidak.
Istilah kontrak ini sering disebut dengan istilah “perjanjian” sebagai
terjemahan dari “agreement” dalam bahasa Inggris, atau “overeenkomst” dalam
bahasa Belanda, di samping itu, ada juga istilah yang sepadan dengan istilah
kontrak, yaitu istilah “transaksi” yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris
“transaction”. Namun demikian, istilah “kontrak” (sebagai terjemahan dari istilah
Inggris “contract” adalah yang paling modern, paling luas dan paling lazim
digunakan, termasuk pemakaiannya dalam dunia bisnis. 1
Pengertian perjanjian atau kontrak diatur di dalam Pasal 1313 KUH Perdata,
yang berbunyi : “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. 2 Adapun
pengertian perjanjian menurut Pasal 1 ayat (7) Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 Tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang
mendefenisikan perjanjian sebagai: “Suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha
untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis”.
1
Munir Faudy (1), Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005),
2
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Hlm 9.
2
Universitas Sumatera Utara
Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata
sepakat, cakap dalam hukum, hal tertentu dan suatu sebab yang halal,
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Apabila dalam
suatu perjanjian telah terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka
suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya. 3
Kebebasan berkontrak adalah suatu kebebasan para pihak yang terlibat
dalam suatu kontrak untuk mengadakan atau tidak mengadakan suatu perjanjian,
kebebasan untuk menentukan dengan siapa mengadakan perjanjian, kebebasan
untuk menentukan isi perjanjian, dan kebebasan untuk menentukan bentuk dari
perjanjian. 4
Jual beli merupakan kontrak yang sangat populer dan sangat banyak di
gunakan orang, baik jual beli yang besar-besaran sampai dengan jual beli yang
kecil-kecil semacam jual beli permen di kios-kios terhadap jenis jual beli tersebut
berlaku ketentuan hukum tentang jual beli. 5
Perjanjian jual beli adalah persetujuan di mana penjual mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan kepada pembeli suatu barang sebagai milik (en eigendom te
leveren) dan menjaminnya (vrijwaren) pembeli mengikatkan diri untuk membayar
harga yang diperjanjikan. Ada tiga hal yang tercantum dalam defenisi ini, yaitu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan barang kepada pembeli, menjaminnya,
serta membayarnya. 6
3
Komariah, Hukum Perdata, (Malang: Penerbit UMM Press, 2008), Hlm. 138.
Ridwan Khairandy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2004), Hlm. 38.
5
Munir Faudy (1), Op.Cit. Hlm. 25.
6
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), Hlm. 48.
4
3
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya kontrak jual beli antara pihak penjual dan pembeli adalah pada
saat terjadinya persesuaian kehendak dan pernyataan antara mereka tentang
barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum
dibayar lunas (Pasal 1458 KUH Perdata). Walaupun telah terjadinya persesuaian
antara kehendak dan pernyataan, namun belum tentu barang itu menjadi milik
pembeli, karena harus diikuti proses penyerahan (levering) benda. 7
Tujuan dari segala perjanjian ialah untuk dipenuhi oleh seseorang yang
berjanji. Kalau semua orang melaksanakan teori yang dikemukakan Hugo de
Groot bahwa suatu janji harus ditepati, maka tidak perlu hukum perjanjian. Akan
tetapi sesuai dengan kodrat manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri
tanpa mau memperdulikan kepentingan orang lain, maka tidaklah mengherankan
kalau dalam bidang perjanjian banyak orang yang tidak menepati janji kepada
siapa janji itu diucapkan. Disinilah letak hukum perjanjian itu, yaitu untuk
mengatur hal-hal yang menyangkut janji atau dengan perkataan lain yang mereka
adakan.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan mencapai
3,25 juta km2 atau sekitar 63 persen wilayah Indonesia. Laut Indonesia memiliki
potensi produksi lestari ikan laut yang cukup besar, dengan asumsi sekitar 6,51
juta ton/tahun atau 8,2 persen dari total potensi produksi ikan laut dunia. 8
Industri perikanan dan kelautan di tanah air nampaknya akan menjadi salah
satu sektor primadona di tahun ini hingga tahun-tahun mendatang. Pasalnya,
pemerintahan Joko Widodo sudah mencanangkan sektor maritim sebagai salah
7
Ibid. Hlm 49.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Estimasi
Potensi Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
8
4
Universitas Sumatera Utara
satu fokus pengembangan negara ini. Sektor perikanan memang memiliki potensi
yang besar bagi perekonomian Indonesia, dengan luas perairan sekitar 70 persen
dari total wilayah Indonesia, sektor perikanan menyimpan kekayaan terpendam
yang patut terus dikembangkan.
Pengembangan bisnis jual beli ikan diperlukan penanganan ikan yang baik.
Penanganan ikan setelah penangkapan atau pemanen pemegang peranan penting
untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang
menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat
kesegarannya. Semakin segar ikan sampai ke tangan pembeli maka harga jual ikan
tersebut akan semakin mahal. Tingkat kesegaran ikan ini sangat terkait dengan
cara penanganan ikan. Penanganan yang tepat merupakan kunci keberhasilan
mempertahankan kesegaran ikan, karena hal tersebut menjadi salah satu faktor
yang sangat penting untuk menentukan nilai jualnya.
Praktek pelaksanaannya yaitu dalam bentuk perjanjian jual beli ikan segar
hasil laut yang dilakukan antara UD. CTK Gabion Belawan (Perusahaan yang
memiliki izin ekspor ikan) dengan konsumen (pembeli) dilakukan secara tertulis
maupun secara tidak tertulis (lisan). Hal ini mengacu kepada Pasal 1338 KUH
Perdata mengenai asas kebebasan berkontrak, artinya para pihak bebas
menentukan bentuk perjanjian yang mereka perbuat, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis (lisan). Perjanjian yang dibuat secara lisan atau tidak tertulis
sesungguhnya tetap mengikat para pihak dan tidak menghilangkan hak dan
kewajiban dari pihak yang bersepakat. Namun untuk kemudahan pembuktian,
acuan bekerja sama dan melaksanakan transaksi, sebaiknya dibuat secara tertulis.
Hal ini juga dimaksudkan, agar apabila terdapat perbedaan pendapat dapat
5
Universitas Sumatera Utara
kembali mengacu kepada perjanjian yang telah disepakati.Pihak-pihak yang
mengadakan jual beli diharuskan untuk melaksanakan kewajiban yang sudah
menjadi tanggungannya. Apabila salah satu pihak tidak dapat atau lalai
melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, maka pihak yang lain dapat
menuntut ganti rugi atas kesalahannya.
Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu :
a. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan;
b. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung
terhadap cacat-cacat yang tersembunyi.
Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu
dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan perjanjian jual beli
ikan ini terdapat konsekuensi yaitu kesepakatan untuk melakukan jual beli yang
tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang,
tetapi dalam kenyataannya pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar kadang
terjadi suatu perselisihan antara para pihak UD. CTK dengan konsumen.
Fenomena mengenai perjanjian yang tidak seimbang dapat dicermati dalam
beberapa perjanjian konsumen dalam bentuk standar baku yang di dalamnya
memuat klausul-klausul yang cenderung berat sebelah.
Berdasarkan hal inilah yang membuat penulis selaku Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara tertarik
mengangkat
judul skripsi:
“TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN JUAL BELI IKAN
SEGAR HASIL LAUT (STUDI PADA UD. CIAM TIAU KIONG (CTK))”
6
Universitas Sumatera Utara
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD.
CTK ?
2.
Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian
jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?
3.
Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada
UD.CTK
2.
Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan
perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.
3.
Untuk mengetahui penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.
D. Manfaat Penulisan
Adapun penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.
Secara teoretis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana bentuk pelaksanaan jual beli ikan segar hasil laut, hak dan
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian, dan penyelesaian
7
Universitas Sumatera Utara
sengketa jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jual beli
tersebut.
2.
Secara praktis penulisan ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi
para pihak yang melaksanakan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada
UD. CTK. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan informasi bagi masyarakat dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang perjanjian jual beli ikan segar hasil laut.
E. Metode penelitian
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 9
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif merupakan pendekatan yang
dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahanbahan hukum lain. Penelitian dengan yuridis normatif secara garis besar ditujukan
kepada penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf
9
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), Hlm 38.
8
Universitas Sumatera Utara
sinkronisasi hukum. 10 Sedangkan jenis penelitian yuridis empiris adalah penelitian
dengan melihat suatu kenyataan hukum di dalam masyarakat. 11 Penelitian yuridis
empiris dapat direalisasikan kepada penelitian terhadap efektivitas hukum yang
sedang berlaku ataupun penelitian terhadap identifikasi hukum.
Sifat dari penelitian ini deskriptif analistis, maksudnya adalah dari
penelitian ini dapat diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang
permasalahan yang diteliti dan menguraikan permasalahan-permasalahan yang
disertai dengan pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan yang tersebut.
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder
yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan
yang terdiri dari:
a.
Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mengikat yang berupa norma/peraturan dasar dan
peraturan perundang-undangan yang terkait objek penelitian. Dalam
penelitian ini bahan hukum primer seperti Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dan Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut Pada UD. CTK serta
hasil wawancara dengan staff maupun General Manager pada UD. CTK.
b.
Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai
bahan hukum primer seperti buku-buku, jurnal, tulisan-tulisan ilmiah hukum,
yang terkait dengan objek penelitian ini.
10
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (jakarta: Sinar Grafika,1996), Hlm.
11
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Hlm. 105.
13.
9
Universitas Sumatera Utara
c.
Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan
mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus
hukum, jurnal, buku-buku mengenai perjanjian, dan lain sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sekunder (bahan hukum) dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Alat
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen untuk
memperoleh data sekunder, dengan membaca, mempelajari, dan menganalisa data
primer, sekunder maupun tersier yang berkaitan dengan penelitian ini. Di samping
itu ada teknik wawancara dengan pekerja ataupun Direktur UD. CTK yang dalam
penelitian ini memiliki kapasitas sebagai informan dan narasumber.
F. Keaslian Penulisan
Penelitian ini berjudul: “Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli
Ikan Segar Hasil Laut (studi pada UD. CTK)”. Berdasarkan hasil penelusuran
sementara yang telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara (USU) sejauh yang diketahui tidak ditemukan judul yang sama
dengan judul penulisan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang ada kaitannya
dengan masalah yang penulis bahas adalah sebagai berikut:
1. Putri Indah Sari (090200247)
“Perjanjian Jual Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN.
IV Dolok Sinumbah Dengan PT. Habonaron Do Bona”.
2. Sartika Mutasiana Frivora Purba (080200075)
10
Universitas Sumatera Utara
“Tinjauan Hukum Jual Beli Rumah Dalam Perjanjian Kredit (Studi Pada
PT. Bank Tabungan Negara Cabang Pematang siantar)”.
3. Chandra Yadi Simatupang (060200024)
“Perjanjian Jual Beli Melalui Internet Ditinjau Dari Aspek Hukum
Perjanjian”.
Substansi yang dibahas dalam ketiga penulisan di atas tersebut adalah
berbeda pembahasannya dengan pembahasan dalam penulisan ini. Oleh karena itu
penulisan ini adalah asli adanya, artinya secara akademis, penulisan ini dapat
dipertanggung jawabkan keasliannya karena belum ada yang membuat penulisan
yang sama dengan judul ini.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai karya ilmiah skripsi ini memiliki sistematika yang teratur dan saling
berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan
tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub
bab, adapun dalam kelima bab tersebut terdiri dari:
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan,
serta sistematika penulisan dari skripsi ini.
BAB II :
TINJAUAN
UMUM
MENGENAI
PERJANJIAN
MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Bab ini membahas tentang pengertian perjanjian dan syarat syahnya
suatu perjanjian menurut KUHPerdata, jenis-jenis perjanjian dalam
11
Universitas Sumatera Utara
KUHPerdata dan asas-asas umum dalam perjanjian, hak dan
kewajiban para pihak dalam perjanjian, akibat hukum dan berakhirnya
suatu perjanjian, prestasi dan wanprestasi dalam perjanjian, serta
pembelaan debitur yang prestasi
BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI JUAL BELI
Bab ini membahas tentang perjanjian jual beli yang dimulai dari
pengertian perjanjian jual beli, subjek dan objek perjanjian jual beli,
hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, bentukbentuk perjanjian jual beli, serta risiko dalam perjanjian jual beli.
BAB IV : PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI IKAN SEGAR HASIL
LAUT PADA UD. CTK
Bab ini menguraikan pokok dari permasalahan yakni mengenai
pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut, hak dan
kewajiban para pihak dalanm pelaksanaan perjanjian jual beli ikan
segar hasil laut, serta penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi
dalam perjanjian jual beli tersebut.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran yang menjadi pokokpokok pikiran penulis, berdasarkan atas uraian-uraian yang telah
dikemukakan dalam skripsi ini sebelumnya.
12
Universitas Sumatera Utara