cara islam menerapkan sebuah konsep pend

Belajar Dari Islam Menerapan Konsep Pendidikan dengan Pendekatan
Dunia pendidikan Islam di Indonesia khususnya, dan dunia Islam pada umumnya
masih dihadapkan pada berbagai persoalan mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang
kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan metode guru,
kurikulum dan sebagainya. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan
dengan berbagai upaya. Penataran guru, pelatihan tenaga pengelola pendidikan dan lain
sebagainya harus dilakukan, namun tak terelakkan jika masalah pendidikan terus
bermunculan.
Pada dasarnya, Islam sendiri telah memberi kontribusinya terhadap pendidikan pada
beberapa abad silam. Dimana masa keemasan pun pernah diraih oleh Islam, yang mana
mereka sangat menghormati ilmu dan memuliakan cendikiawan. Jika kita mengulas kembali
tujuan pendidikan pada abad pertengahan kala itu sebelum Islam mengalami kemunduran
pada akhir abad ke-11, dapat kita ambil dua kesimpulan yaitu tujuan keagamaan itu sendiri
dan tujuan duniawi. Tujuan keagamaan, berdasar pada (a) Qur’an sebagai sumber
pengetahuan, (b) landasan ruhaniyah dalam pendidikan, (c) tawakal kepada Allah, (d) akhlak
agama, (e) menomorduakan mata kuliah sekuler daripada mata kuliah agama, (f) manusia
adalah sederajad dihadapan Allah, (g) meninggikan Muhammad Saw. Di atas seluruh nabi,
(h) mempercayai enam rukun Iman (Allah, Malaikat, Kitab Suci, Nabi-Nabi, hari Kiamat,
Takdir), dan (i) mempercayai serta mengamalkan perintah-perintah agama, termasuk
pengakuan keimanan (Tiada Tuhan selain Allah), zakat, puasa, dan haji. Sedangkan tujuan
keduniawi (sekular), dimana pentingnya keduniaan dinyatakan dalam hadist Muslim, yang

dikaitkan kepada Muhammad Saw, beliau bersabda, “yang terbaik diantara kamu bukanlah
yang melalaikan dunianya untuk mengejar akhiranya, atau melainkan akhirat karena
menngejar dunia. Yang terbaik diantara kamu adalah yang berusaha untuk mencari
keduanya.” Diantara tujuan-tujuan ini adalah menggali semua ilmu pengetahuan,
sebagaimana wahyu dari Allah, pendidikan terbuka bagi orang lain, kecuali yang membatasi
hanyalah kemampuan dan minat saja. Dan bimbingan serta pengajaran adalah sangat penting
untuk meningkatkan (memprakasai) ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan
selanjutnya pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang tinggi dalam arti mental. Dalam pendidikan islam,

pendidikan adalah bimbingan atau tuntunan yang dilakukan dengan sengaja oleh orang
dewasa (pendidik kepada peserta didik) berdasarkan syariat islam agar terbentuk kepribadian
muslim (insan kamil).
Dalam melaksanakan proses pendidikan diperlukan cara – cara agar pendidikan yang
dilaksanakan sesuai dengan cita-cita pendidikan, yaitu terwujudnya insan kamil serta
terlaksananya kegiatan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam pembukaan UUD 45. caracara tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan. Pendekatan disini diperlukan
agar peserta didik bisa benar-benar memahami apa yang sedang dipelajarinya dan bisa

mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Terdapat beberapa macam pendekatan yang
digunakan dalam pendidikan terutama pendidikan islam.
Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam bentuk metode
pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan (approach). Untuk pendekatan
pendidikan Islam, kita dapat berpijakan pada firman Allah swt. Sebagai berikut:
1. QS. Al-Baqarah ayat 151
) ‫كومنوا تنععل نممونن‬
‫ب نوال علحك عنمنة نوي منعل لممك معم نما ل نعم تن م‬
‫ك ننما أ نعرنسل عننا لفيك معم نرمسول لمن عك معم ي نتعملو ن‬
‫عل ني عك معم آنيالتننا نوي منزلكيك معم نوي منعل لممك ممم ال علكنتا ن‬
(١٥١
Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.
2. QS. Al-Imran ayat 104
‫خي علر نوي نأ عمممرونن لبال عنمععمرو ل‬
(١٠٤) ‫حونن‬
‫عونن لإنلى ال ع ن‬
‫نول عتنك معن لمن عك معم أ م ل نمةة ي نعد م‬

‫علن ال عممن عك نلر نومأول نلئنك مهمم ال عممعفلل م‬
‫ف نوي نن عنهعونن ن‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orangorang yang beruntung”.
Dari kedua firman Alalh tersebut, menurut Jalaluddin Rakhmat (1979:117-119) dan
Zainal Abidin Ahmad (1979:138-140) pendekatan pendidikan Islam dikatergorikan dalam
enam kategori yang bisa kita jadikan acuan untuk pembelajaran dalam pencapaian kurikulum
2013 yang lebih menekankan ranah afektif. Diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Tilawah (Pengajaran)
Pendekatan ini meliputi membacakan ayat-ayat allah yang bertujuan memandang
fenomena alam seagai ayat-Nya, mempunyai keyakinan bahwa semua ciptaan Allah memiliki
keteraturan yang bersumber dari Rabb Al-Alamin, serta memandang bahwa segala yang ada

tidak diciptakan-Nya secara sia-sia belaka. Bentuk tilawah mempunyai indikasi Tafakkur
(berpikir) dan Tadzakkur (berdikir).
Aplikasinya:
Pembentukan kelompok ilmiah, bimbingan ahli, kompetisi ilmiah dengan landasan akhlak
Islam, dan kegiatan lainnya seperti penelitian, pengkajian, seminar dan lainnya
2. Pendekatan Tazkiyah (Penyucian)
Pendekatan ini meliputi menyuvikan diri denganupaya Amar Ma’ruf nahi munkar

(tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara
kebersihan diri dan lingkungannya, memelihara dan mengembangkan akhlak yang baik.
Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis dan social.
Aplikasinya:
Gerakan kebersihan, kelompok-kelompok usrah, riyadhah keagamaan, ceramah, tablig,
pemeliharaan syiar islam, kepemimpinan terbuka, teladan pendidikan serta pengembangan
kontrol sosial.
3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Mengajarkan Al-Qur’an dengan menjelaskan hukum halal dan haram. Pendekaatan
inni bertujuan untuk membaca, memahami dan merenungkan Al-Qur’an dan As-sunah
sebagai keterangannya.
Aplikasinya: Pembelajaran membaca Al-qur’an, diskusi tentang Al-Qur’an dibawah
bimbingan para akhli, memonotoring pengajian islam, kelmpok diskusi dan lomba kreativis
islam.
4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan ta’lim al-kitab
Aplikasinya: Mengadakan perenungan (reflective thinking), reinovasi, studi banding
antarlembaga pendidikan, antarlembaga pengkajian, antarlembaga penelitian dan sebagainya.
5. Yu’alim-kum ma lam Takunu Ta’limun
Suatu pendekatan yang mengajarkan suatu hal yang memang benar-benar asing dan

belum diketahui, sehingga pendekatan ini membawa peserta didik pada suatu alam pikiran
yang benar-benar luar biasa. Indikatornya penemuan teknologi canggih yang membawa
manusia ke luar angkasa.
Aplikasinya:
Mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu kehidupan
manusia sehari-hari.
6. Pendekatan Islah (Perbaikan)

Pelepasan beban dan belenggu-belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap
penderiataan orang lain, sanggup menganalisis kepincangan-kepincangan yang lemah, dan
berupaya menjembatani perbedaaan paham.
Aplikasinya:
Kunjungan ke kelompok dhuafa’, kampanye amal soleh, kebiasaan bersedekah, dan proyekproyek sosial serta mengembangkan Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (BAZIS).
Mengingat diberlakukannya kurikulum 2013 di Indonesia yang lebih menekankan
pada efektifnya, maka peran kita sebagai calon pendidik tidak hanya mengandalkan modelmodel pembelajaran yang ada saja. Tetapi pada kurikulum 2013 selain murid yang lebih aktif,
seorang Pendidik juga dituntut untuk lebih kreatif dalam penyampaian informasi kepada
murid. Kemampuan untuk mengasah kreatifitas perlu dilakukan mengingat tantangan yang
harus dihadapi pada dunia pendidikan semakin bertambah. Apalagi hanya menunggu
berakhirnya tahun 2014, suatu hal yang tak bisa terelakkan lagi bahwa Indonesia akan
dihadapkan oleh MEA 2015 (Masyarakat Ekonomi Asean) dimana kegiatan dari sisi

kehidupan sudah tidak ada batas-batasanya lagi. Mulai dari segi ekonomi, pendidikan, sosial,
dan budaya.
Sistem MEA adalah sistem dimana setiap negara sudah tidak memiliki batasanbatasan lagi. Semua unsur akan berbaur menjadi satu, tak terkecuali unsur budaya ketimuran
kita yang sejak lama menjadi ciri khas dari Indonesia. Maka penguatan pondasi akan moral
sangat dibutuhkan melalui peningkatan ranah afektif yang ditonjolkan oleh kurikulum baru
kita dengan menerapkan nilai-nilai moralitas melalui pembelajaran Agama maupun
pembelajaran yang lainnya sebagai langkah awal menghadapi MEA nanti.