PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA optimalisa PEMANFAATA

The Learning University

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN BIOLUMINESENSI KUNANG-KUNANG (Photuris sp)
SEBAGAI LAMPU ALAMI UNTUK MENGURANGI RISIKO TERKENA
RADIASI LAMPU NEON DAN SEJENISNYA

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Maulidiya Nur Jannah
Intan Surya Mentari
Reza Amrollahi
Rhenta Fervin

140341602717 / 2014
130331603193 / 2013
140312604832 / 2014

140332602302 / 2014

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW atas petunjuk untuk selalu berada di jalan yang diridhoiNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas
Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul “Pemanfaatan
Bioluminesensi Kunang-Kunang (Photuris sp) Sebagai Lampu Alami untuk
Mengurangi Risiko Terkena Radiasi Lampu Neon dan Sejenisnya” dengan baik
tanpa suatu halangan yang berarti.
Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) ini
dapat terselesaikan berkat dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
a. Ibu Nuning Wulandari, S.Si, M.Si selaku dosen pendamping yang telah
banyak memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan penulisan
Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT).

b. Kedua orang tua, terutama ibu penulis yang selalu memberikan dukungan
dan do’anya.
c. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
tulisan ini dapat memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya
bagi penulis dan pembaca.

Malang, 22 Maret 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
RINGKASAN ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
Manfaat Penulisan ................................................................................ 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian/Telaah Pustaka ........................................................ 4
Solusi yang Sudah Pernah Dilakukan .................................................. 7
Kehandalan Gagasan ............................................................................ 8
Pihak-Pihak yang Terkait ..................................................................... 8
Strategi Implementasi ........................................................................... 8
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan ...................................................................... 9
Teknik Implementasi ............................................................................ 9
Prediksi Manfaat .................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ........ vi

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan
Pembagian Tugas ........................................................... xiii
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana ................... xiv

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian Abdomen Kunang-Kunang .............................................. 4
Gambar 2. Substruktur lentera kunang-kunang .............................................. 4
Gambar 3. Mekanisme Reaksi Kimia Pada Kunang-Kunang ........................ 5
Gambar 4. Eksitasi dioxietanon ...................................................................... 5
Gambar 5. Energi Eksitasi .............................................................................. 5
Gambar 6. Energi Eksitasi .............................................................................. 6
Gambar 7. Oxyluciferin bentuk enolate (1) dan
Oxyluciferin bentuk keto (2) ......................................................... 6
Gambar 8. Tabel Panjang Gelombang Cahaya Tampak................................. 7
Gambar 9. Kunang-kunang dengan warna cahaya berbeda ........................... 7

v


1
PEMANFAATAN BIOLUMINESENSI KUNANG-KUNANG (Photuris sp)
SEBAGAI LAMPU ALAMI UNTUK MENGURANGI RISIKO TERKENA
RADIASI LAMPU NEON DAN SEJENISNYA
Maulidiya Nur Jannah1, Intan Surya Mentari3,
Reza Amrollahi2, Rhenta Fervin3
1
Jurusan Biologi, 2Jurusan Marematika, 3Jurusan Kimia
Universitas Negeri Malang, Malang

RINGKASAN
Lampu neon dan sejenisnya yang menggunakan energi listrik memiliki
radiasi yang bisa dipancarkan, karena lampu-lampu tersebut didalamnya
mengandung sinar ultraviolet (UV) maupun sinar inframerah. Radiasi ini bisa
berdampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti kanker kulit dan lain sebagainya.
Seorang ahli biokimia telah berhasil menciptakan lampu tanpa energi listrik yang
berasal dari alga. Namun pemanfaatannya lebih difokuskan pada upaya untuk
mengurangi efek rumah kaca karena alga dapat menyerap karbondioksida. Oleh
karena itu penulis membuat sebuah gagasan yaitu dengan memanfaatkan

kemampuan bioluminesensi pada kunang-kunang untuk membuat lampu alami
tanpa menggunakan energi listrik. Kunang-kunang dapat memancarkan cahayanya
sendiri melalui proses yang disebut bioluminesensi. Melalui serangkaian tahapan
reaksi kimia, serta dengan bantuan enzim luciferase dan beberapa zat tertentu,
senyawa luciferin yang terdapat dalam bagian abdomen kunang-kunang bereaksi
dengan ATP membentuk sejumlah zat kimia yang dibutuhkan oleh organisme
tersebut dan juga menghasilkan cahaya. Cahaya inilah yang dimanfaatkan untuk
pembuatan lampu alami kunang-kunang. Dengan lampu alami yang berasal dari
kunang-kunang ini diharapkan dapat mengurangi risiko terkena radiasi lampu neon
dan sejenisnya. Penulis merekomendasikan kepada masyarakat agar menggunakan
lampu alami kunang-kunang setiap harinya. Sehingga masyarakat terhindar dari
dampak buruk radiasi yang ditimbulkan oleh lampu neon dan sejenisnya. Serta
dapat menjadi salah satu upaya penghematan energi, karena penggunaan lampu ini
tanpa menggunakan energi listrik.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi,
tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan obor dan lentera dengan sumber
cahaya berupa api, atau biasa disebut dengan oblik sebagai alat penerangan.
Sekarang sudah ada listrik dan lampu yang bisa menerangi ruangan tanpa harus

bersusah payah menyalakan api, belum lagi harus menyiapkan bahan bakarnya
berupa minyak tanah.
Jenis lampu yang biasa digunakan oleh masyarakat saat ini adalah lampu
neon. Menurut Sb (2014), lampu neon atau Fluorescent lamp adalah jenis lampu
yang memanfaatkan perpendaran cahaya dari fosfor karena adanya radiasi

2
ultraviolet dari uap/gas mercury (mercury vapor ) yang teraliri energi listrik.
Mercury vapor sering disebut orang dengan “gas neon”, karena itu lampu yang
menggunakannya juga disebut “lampu neon”. Lampu neon memerlukan tegangan
AC tinggi untuk penyalaannya, karena itu lampu ini selalu identik sebagai lampu
AC tegangan tinggi. Lampu ini tidak bisa diterapkan pada sistem supply DC
tegangan rendah. Jika lampu neon hendak dioperasikan dengan supply DC
tegangan rendah, harus didahului dengan sebuah unit konverter/perubah penaik
tegangan.
Penggunaan lampu neon maupun lampu listrik lainnya dapat menimbulkan
dampak buruk bagi kesehatan. Menurut Led Murah (2013), bahaya jangka panjang
dari lampu fluorescent adalah radiasi Sinar Ultraviolet (UV) yang dipaparkan oleh
lampu. Sebaik apapun sebuah lampu itu dibuat, sinar UV selalu dikeluarkan. Sinar
UV adalah salah satu komponen yang merusak dari sinar matahari yang mencapai

permukaan bumi, yang secara langsung dapat merusak jaringan organik dan
memicu kanker.
Kedipan dan kesilauan dari lampu CFL juga menyebabkan sakit kepala dan
mempengaruhi pembelajaran dan kemampuan untuk berkonsentrasi. Meskipun
manusia tidak dapat melihat lampu neon berkedip, sistem sensorik pada beberapa
individu entah bagaimana dapat mendeteksi kedipan. Sejak lampu fluorescent
diperkenalkan pada tempat kerja, ada keluhan tentang sakit kepala/ migrain,
ketegangan mata dan ketidaknyamanan mata umum. Keluhan ini telah dikaitkan
dengan cahaya dari lampu neon berkedip (Led Murah, 2013).
Studi klinis jangka panjang juga menyimpulkan lampu neon di sekolah
mungkin terkait dengan banyak masalah akademik dan kesehatan. Sebuah studi
2006 menemukan bahwa siswa di sekolah dengan cahaya alami, bukan lampu neon
memiliki tingkat pembelajaran 10% sampai 21% lebih tinggi dan skor tes yang
lebih tinggi. Lampu neon dapat memicu sakit kepala, migrain dan gejala fisik
lainnya. Banyak anak-anak telah disalahartikan dengan ketidakmampuan belajar,
ADD / ADHD, masalah membaca dan disleksia semua karena siswa harus bekerja
di bawah lampu neon. Dengan lampu neon, beberapa siswa menunjukkan
hiperaktif, kelelahan, lekas marah, dan rendahnya konsentrasi (Led Murah, 2013).
Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan
familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ia berkerabat dengan kumbang kelapa

atau kutu beras hanya berbeda keluarga, kunang-kunang tergolong keluarga
Lampyridae. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di
daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Dari 2000-an lebih jenis kunangkunang, sebagian besar ditemukan hidup di daerah tropis termasuk Indonesia.
Namun jarang ada orang yang ingin memelihara kunang-kunang. Menemukan
hewannya saja juga susah. Hal itu disebabkan karena habitatnya sudah terusik oleh
ulah-ulah manusia sehingga mereka sulit berkembang biak. Maka, manusia juga lah
yang harus menjaga habitatnya dan mengembalikannya agar seimbang sehingga
hewan-hewan seperti kunang-kunang ini dapat senantiasa melangsungkan

3
keturunannya. Bila tidak, suatu saat nanti kunang-kunang berada dalam kategori
binatang langka (Sugeng, 2011).
Kunang-kunang adalah salah satu jenis serangga yang dapat mengeluarkan
cahaya yang dikenal dengan istilah bioluminesensi (Efwinda, dkk., 2014). Cahaya
ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar
inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan
warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96% (Sugeng,
2011). Dengan memanfaatkan Bioluminesensi pada kunang-kunang, dapat dibuat
lampu alami tanpa harus mengkhawatirkan efek radiasi sinar ultraviolet maupun
sinar inframerah.

Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengurangi penggunaan lampu
yang berdampak buruk bagi kesehatan. Misalnya dengan menggunakan lampu
alami yang cahayanya bersumber dari kunang-kunang.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, tujuannya adalah sebagai
berikut.
1. Mengurangi penggunaan lampu listrik yang berdampak buruk bagi kesehatan
karena radiasi yang ditimbulkan.
2. Menciptakan lampu alami dari pemanfaatan bioluminesensi kunang-kunang.
3. Mengetahui kemampuan kunang-kunang dalam proses bioluminesensi, proses
bioluminesensi kunang-kunang itu sendiri, dan enzim yang berperan dalam
proses tersebut.
Manfaat Penulisan
Berdasarkan uraian pada latar belakang, manfaatnya adalah sebagai
berikut.
1. Bagi Penulis
a. Memberikan informasi mengenai kemampuan kunang-kunang dalam proses
bioluminesensi, proses bioluminesensi kunang-kunang itu sendiri, dan
enzim yang berperan dalam proses tersebut.
b. Mengembangkan keterampilan dan kecermatan dalam melakukan penelitian.

2. Bagi masyarakat
a. Mengurangi risiko terkena dampak buruk dari radiasi lampu neon atau
sejenisnya.
b. Bahan informasi sebagai landasan mengambil keputusan dalam kehidupan
apabila mengalami kondisi yang berkaitan.
c. Menjadi salah satu wacana yang memperkaya khasanah pengetahuan ilmu
masyarakat.
4. Bagi Pemerintah
Karya tulis ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam rangka
merumuskan kebijakan dan menformulasikan langkah sosialisasi kepada

4
masyarakat agar tercipta warga negara yang sehat dan cerdas secara intelektual,
emosional, dan spiritual, dan pada akhirnya membawa kemajuan bagi bangsa
dan negara.
GAGASAN
Kondisi Kekinian/Telaah Pustaka
Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan
familia dalam ordo kumbang Coleoptera (Sugeng, 2011). Kunang-kunang adalah
salah satu jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang dikenal dengan
istilah bioluminisensi. Pada kunang-kunang, kemampuan bioluminisensi, memiliki
fungsi antara lain sebagai alat komunikasi, menarik perhatian pasangan, dan
waspada terhadap predator (Efwinda, dkk., 2014).

Gambar 1. Bagian Abdomen Kunang-Kunang (Sarvida, dkk., 2013)
Organ bioluminisensi yang ada pada kunang-kunang berada pada bagian
atas ekor dan sisi yang yang mengenai sirip perut / abdomen. Kunang-kunang
memiliki sel pemantul cahaya (fotosit) pada ruas abdomen ke 4 dan 5 yang
mengandung banyak luciferin. Senyawa luciferin bereaksi dengan adenosin
triphosfat (ATP). Senyawa luciferin menjadi aktif dengan bantuan enzim luciferase.
Sebelum sampai ke mata kita, cahaya dari tubuh kunang-kunang mengalami
refleksi dan refraksi. Dibawah ini adalah gambar dari bagian tubuh kunang-kunang
yang masing masing memiliki kontribusi dalam mengurangi refleksi internal total
yang dapat menyebabkan hilangnya foton sehingga dapat meningkatkan ekstraksi
cahaya (Efwinda, dkk., 2014).

Gambar 2. Substruktur lentera kunang-kunang (Bay dan Vigneron, 2009)

5
Menurut Bay & Vigneron (2009), lentera kunang-kunang terletak pada
permukaan ventral abdomen di bawah kutikula Lentera ditemukan dalam segmen
kedua dan ketiga dari perut. Tujuh substruktur diidentifikasi:(1) antena, (2) struktur
kisi memanjang, (3) sisik, (4) dua dimensi kristal fotonik dalam kutikula, (5) celah
antara kutikula dan photocytes, (6) membran pembungkus ruang photocytes, (7)
photocytes, di mana reaksi bioluminescence berlangsung, terstruktur oleh
akumulasi sebaran bola kecil, yang diidentifikasi sebagai peroksisom. (Reaksi
cahaya luciferin-luciferase).
Di bawah ini merupakan proses mekanisme reaksi yang terjadi pada
kunang-kunang:

Gambar 3. Mekanisme Reaksi Kimia
Pada Kunang-Kunang (Branchini, tanpa tahun)
Tahap pertama pembentukan senyawa luciferil adenalite (1) dengan cara
penggabungan antara senyawa luciferin dan ATP. Tahap kedua merupakan tahap
penentu reaksi, pada tahap ini terjadi reaksi antara luciferi adenilate (1) dengan
oksigen menghasilkan senyawa aktif penghasil cahaya yaitu senyawa oxyluciferin
(5). Namun sebelum terbentuk senyawa oxyluciferin, terbentuk terlebih dulu
senyawa intermediet yaitu luciferin dioxetanon (4), untuk menjadi senyawa
oxyluciferin, senyawa luciferin dioxetanon ini melepaskan CO2 sehingga terjadi
eksitasi elektron dan melepaskan energi (Branchini, tanpa tahun).
Gambar 4, 5, dan 6 (Efwinda, dkk., 2014), menunjukkan proses eksitasi
cahaya yang terjadi pada atom dioxietanon:

Gambar 4. Eksitasi dioxietanon

Gambar 5. Energi Eksitasi

6

Gambar 6. Energi Eksitasi
Energi eksitasi yang diinduksi dalam suatu molekul atau atom oleh suatu
foton ditransmisikan dalam bentuk cahaya. Energi yang dibawa foton adalah
sebagai berikut
dimana h = konstanta planck = 6,62 x 10-34 J/s, c =
kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s, lamda= panjang gelombang (m), dan f = fekuensi
gelombang (Hz).
Energi yang dilepaskan oleh senyawa luciferin dioxetanon selanjutnya di
absorbsi oleh senyawa oxyluciferin yang kemudian akan dijadikan sebagai
gemerlap cahaya kedap-kedip yang dikeluarkan oleh kunang-kunang. Warna
cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang berbeda-beda tergantung dari besarnya
energi dan panjang gelombang yang dihasilkan, adapaun besarnya energi dan
panjang gelombang yang dihasilkan pada proses pembentukan cahaya dipengaruhi
oleh bentuk senyawa oxyluciferin. Jika senyawa oxyluciferin berbentuk keto, maka
cahaya yang dihasilkan berwarna merah. Sementara itu jika senyawa oxyluciferin
berbentuk enolate, cahaya yang dihasilkan berwarna hijau-kuning (Efwinda, dkk.,
2014). Oxyluciferin bentuk keto dan enolate dapat terjadi dengan cara saling
melepaskan dan menangkap H+ seperti pada gambar berikut:

Gambar 7. Oxyluciferin bentuk enolate (1) dan
Oxyluciferin bentuk keto (2)

7

Gambar 8. Tabel Panjang Gelombang Cahaya Tampak

Gambar 9. Kunang-kunang dengan warna cahaya berbeda
Cahaya yang kita lihat dari kunang-kunang termasuk ke dalam gelombang
elektromagnetik dan masuk dalam golongan cahaya tampak dengan kisaran energi
yang dihasilkan sekitar 1,8 - 3,1 eV. Energi tersebut membentuk panjang
gelombang dengan kisaran antara 0,4 nm – 0,7 nm. Cahaya kunang-kunang dapat
berupa cahaya berwarna hijau, kuning, jingga, atau merah, yang dipengaruhi oleh
panjang gelombang yang terbentuk yaitu sekitar 530 nm- 635 nm (Efwinda, dkk.,
2014).
Terang dan redupnya gemerlap cahaya kedap-kedip dipengaruhi oleh gas
NO yang dihasilkan oleh enzim NOS. Gas NO sebagai saklar pada sistem kedapkedip cahaya yang dihasilkan kunang-kunang, gas NO imerupakan inhibitor dari
penggunaan O2 pada mitokondria. Oksigen yang tidak digunakan dalam
mitokondria akan diarahkan oleh gas NO menuju peroksisom, semakin banyak
jumlah oksigen yang masuk ke peroksisom maka akan semakin terang cahaya yang
dihasilkan kunang-kunang dan sebaliknya jika jumlah oksigen yang masuk ke
peroksisom sedikit, maka cahaya yang dihasilkan kunang-kunang akan redup (Tufts
University, 2001).
Solusi yang Pernah Dilakukan
Sebelumnya telah ada juga lampu alami tanpa energi listrik yang berasal
dari alga. Lampu tersebut membutuhkan energi dengan cara menangkap
karbondioksida di udara dan menggunakannya sebagai bahan bakar penghasil

8
cahaya dengan produk buangan berupa oksigen. Seorang ahli biokimia Perancis
yang bernama Pierre Calleja, membuat inovasi untuk membuat lampu dari alga
yang diklaim bahwa alga tersebut mempunyai kemampuan untuk menyerap
karbondioksida 200 kali lebih besar dibandingkan pohon, atau setara dengan
kemampuan menyerap 1 ton emisi karbon per-tahunnya.
Namun pemanfaatan lampu alga ini bukan sekedar menjadi lampu penerang
di taman tapi juga berfungsi mengurangi efek rumah kaca. Jadi pemanfaatannya
difokuskan pada penyerapan karbondioksida untuk mengurangi efek rumah kaca,
bukan untuk mengurangi risiko dampak buruk kesehatan oleh radiasi lampu neon
dan sejenisnya. Sedangkan pemanfaatan bioluminesensi kunang-kunang sebagai
lampu alami adalah untuk mengurangi risiko terkena radiasi lampu yang bisa
berdampak buruk bagi kesehatan.
Kehandalan Gagasan
Penelitian menunjukan, pada proses pembangkitan bioluminesensi sekitar
95 persen energi diubah menjadi cahaya. Hanya 5 persennya diubah menjadi panas.
Itulah sebabnya cahaya yang dihasilkan kunang-kunang tidak terasa panas. Para
ahli menjuluki bioluminesensi ini sebagai cahaya dingin. Sebagai perbandingan
misalnya dengan lampu pijar. Efisiensi lampu pijar modern, yang disebutkan
sebagai hemat energi hanya sekitar 5 sampai 10 persen. Jadi kebalikan dari cahaya
dingin yang diproduksi mahkluk hidup, lampu pijar mengubah sekitar 90 persen
energi menjadi panas.
Perbedaan antara lampu kunang-kunang dan lampu biasa (lampu bohlam
dan neon), antara lain:
a. Berdasarkan sumber energi, (1) Cahaya kunang-kunang berasal dari “Sinar
Dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah; (2)
Lampu biasa (Bohlam dan Neon): Cahayanya berasal dari perubahan energi
listrik menjadi energi kalor dan cahaya.
b. Berdasarkan efisiensi cahaya, (1) Kunang-kunang: Cahaya kunang-kunang
sangat efisien, sampai 96%-100% energinya benar-benar diubah menjadi
cahaya; (2) Lampu biasa (Bohlam dan Neon): Kurang efisien karena hanya
berkisar 5%-15% dari energi listrik yang diubah menjadi cahaya. Namun,
sisanya sebagian besar diubah menjadi energi panas.
Pihak-Pihak yang Terkait
Gagasan ini melibatkan kaum intelektual seperti ahli biokimia dan para
ilmuwan lainnya yang mengerti tentang bagaimana pembuatan lampu alami dari
kunang-kunang. Selain itu juga membutuhkan partisipasi masyarakat untuk
mengembangbiakkan dan melestarikan kunang-kunang. Wirausahawan/wati juga
dibutuhkan sebagai produsen lampu alami kunang-kunang untuk kemudian
didistribusikan ke masyarakat.

9
Strategi Implementasi
Tahapan yang akan dilakukan meliputi pengumpulan/pengoleksian kunangkunang untuk kemudian dikembangbiakkan. Lalu para ahli dan ilmuwan membuat
sampel atau contoh lampu alami kunang-kunang dengan cara memicu kunangkunang agar mengeluarkan cahayanya menggunakan zat dan enzim-enzim yang
diperlukan seperti enzim luciferase. Setelah itu produsen memperbanyak produk
lampu alami kunang-kunang tersebut untuk kemudian didistribusikan ke
masyarakat.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Gagasan dalam pengusulan program kreativitas mahasiswa ini adalah
pembuatan lampu alami tanpa energi listrik dengan memanfaatkan kemampuan
bioluminesensi kunang-kunang. Kunang-kunang memiliki senyawa yang disebut
luciferin. Melalui serangkaian tahapan reaksi kimia, luciferin dengan bantuan
enzim luciferase dan beberapa zat tertentu bereaksi dengan ATP membentuk
sejumlah zat kimia yang dibutuhkan oleh organisme tersebut dan juga
menghasilkan cahaya. Cahaya inilah yang dimanfaatkan untuk pembuatan lampu
alami.
Teknik Implementasi
Tahapan yang akan dilakukan meliputi pengumpulan/pengoleksian kunangkunang untuk kemudian dikembangbiakkan. Lalu para ahli dan ilmuwan membuat
sampel atau contoh lampu alami kunang-kunang. Setelah itu produsen
memperbanyak produk lampu alami kunang-kunang tersebut untuk kemudian
didistribusikan ke masyarakat.
Prediksi Manfaat
Pemanfaatan bioluminesensi kunang-kunang sebagai lampu alami
bermanfaat untuk mengurangi risiko terkena radiasi lampu neon dan sejenisnya
yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan seperti kanker kulit dan lain sebagainya.
Serta dapat menjadi salah satu upaya penghematan energi, karena penggunaan
lampu ini tanpa menggunakan energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Bay, Annick & Vigneron, Jean Pol. 2009. Light extraction from the
bioluminescent organs of fireflies. Proc. of SPIE, Vol. 7401 740108.
Branchini, Bruce R. Firefly Bioluminescence, (online), (http://www.nihonhotaru.com/report/data/pdf11.pdf), diakses 22 Maret 2015.

10
Efwinda, Shelly, dkk. 2014. Dibalik Gemerlap Kedap-Kedip Cahaya Pada
Kunang-Kunang (Lampyridae), (online),
(http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/01/dibalik-gemerlap-kedapkedip-cahaya-pada-kunang-kunang-lampyridae-624475.html), diakses 18
Maret 2015.
Led Murah. 2013. Dampak Kesehatan Lampu CFL Dibanding Dengan Lampu
LED, (online), (http://led-murah.blogspot.com/2013/04/dampak-kesehatanlampu-cfl-dibanding.html), diakses 21 Maret 2015.
Muj. Bio-Lumininisens, (online), (http://www.kelasmikrokontrol.com/jurnal/iptek/bagian-3/bio-lumininisens.html), diakses 18
Maret 2015.
Sarvida, Meli dkk. 2013. Pengaruh Logam Berat Terhadap Sifat Fisis Pemancaran
Cahaya dari Bioluminisensi Kunang-kunang (Pteroptyx tener). PILLAR OF
PHYSICS, Vol. 2, Oktober 2013, 107-114.
Sb, Sandi. 2014. Lampu Neon atau Fluorescent Lamp, (online),
(http://www.sandielektronik.com/2014/03/lampu-neon.html), diakses 21
Maret 2015.
Sugeng. 2011. Kunang-kunang, (online),
(http://kiteklik.blogspot.com/2011/03/kunang-kunang.html), diakses 18
Maret 2015.
Tufts University. 2001. Nitric oxide and Firefly Flashing, (online),
(http://www.ase.tufts.edu/biology/firefly/), diakses 22 Maret 2015.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Asal

7 Alamat Tinggal
8 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama
SDN 1
Institusi Mojopanggung

Maulidiya Nur Jannah
P
S1 Pendidikan Biologi
140341602717
Banyuwangi, 14 Agustus 1996
Jalan Teratai, RT 3 RW 3, Ling.
Sukorojo, Banjarsari, Kabupaten
Banyuwangi
Jalan Terusan Ambarawa 15, Malang
maulidiyanj6@gmail.com
089696602622

SMP
SMPN 1 Giri

SMA
SMAN 1 Giri

PTN/PTS
Universitas
Negeri
Malang
Biologi
2014sekarang

Jurusan IPA
Tahun
2002-2008
2008-2011
2011-2014
MasukLulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Waktu dan
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar
Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.
Malang, 23 Maret 2015
Pengusul,

(Maulidiya Nur Jannah)
vi

Lampiran 1. Biodata Anggota
Anggota 1:
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Asal
7 Alamat Tinggal
8 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi SDN
Baleharjo 2

Intan Surya Mentari
P
S1 Pendidikan Kimia
130331603193
Pacitan, 24 Januari 1995
Jalan S Parman 22, Pacitan
Jalan Terusan Ambarawa 15, Malang
intansurya95@gmail.com
087758471292
SMP
SMPN 1
Pacitan

SMA
SMAN 1
Pacitan

PTN/PTS
Universitas
Negeri
Malang
Kimia
2013sekarang

Jurusan
IPA
Tahun Masuk- 2001-2007
2007-2010
2010-2013
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Waktu dan
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar
Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.
Malang, 23 Maret 2015
Pengusul,

(Intan Surya Mentari)
vii

Anggota 2:
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Asal
7

Alamat Tinggal

8 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama
SDN
Institusi Tamanharjo 1

Reza Amrollahi
L
S1 Matematika
140312604832
Jombang, 27 Mei 1995
Komplek Kartanegara C-94, RT 10 RW
06, Desa Tamanharjo, Singosari, Malang
Komplek Kartanegara C-94, RT 10 RW
06, Desa Tamanharjo, Singosari, Malang
amrollahi_reza@yahoo.co.id
08814950652

SMP
SMPN 1
Singosari

SMA
SMAN 1
Lawang

PTN/PTS
Universitas
Negeri
Malang
Matematika
2014Sekarang

Jurusan IPA
Tahun
2002-2008
2008-2011
2011-2014
MasukLulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Waktu dan
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar
Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.
Malang, 23 Maret 2015
Pengusul,

(Reza Amrollahi)
viii

Anggota 3:
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Asal

Rhenta Fervin
P
S1 Kimia
140332602302
Banyuwangi, 11 September 1995
Dusun Kedungrejo, RT 03 RW 01, Desa
Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo,
Kabupaten Banyuwangi
Jalan Terusan Surabaya 56b, Malang
rhenta_fervin@yahoo.co.id
085234629361

7 Alamat Tinggal
8 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
PTN/PTS
Nama Institusi 1. SDN 3
SMPN 1
SMAN 1 Giri Universitas
Sambimulyo Bangorejo
Negeri
2. SDN 2 Jajag
Malang
Jurusan
IPA
Kimia
Tahun Masuk- 1. 2002-2006
2008-2011
2011-2014
2014Lulus
2. 2006-2008
sekarang
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Waktu dan
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar
Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.
Malang, 23 Maret 2015
Pengusul,

(Rhenta Fervin)
ix

Lampiran 1. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
Nuning Wulandari, S.Si, M.Si
2 Jenis Kelamin
P
3 NIP / NIDN
19770103 200501 2 001 / 003017702
4 Golongan / Pangkat
IIIb/penata muda
5 Jabatan Fungsional Akademik Asisten Ahli
6 Perguruan Tinggi
Universitas Negeri Malang
7 Alamat
Jalan Semarang 5, Malang
8 Telp./Faks.
(0341) 551312, psw. 255; (0341) 562180
Fax. (0341) 551921; (0341) 562180
9 Tempat dan Tanggal Lahir
Malang, 03 Januari 1977
10 Alamat Rumah
Pondok Alam Sigura gura A2/04 Malang
11 E-mail
nuningwulandari.s@bio.um.ac.id
ningwulandaridebakti@gmail.com
12 Nomor Telepon/HP
0341-588077 / 085646555358
B. Riwayat Pendidikan
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun
Lulus

Jenjang

2000

Sarjana (S-1)

1998

Magister (S-2)

Perguruan Tinggi

Jurusan/
Bidang Studi

UNIVERISTAS
BRAWIJAYA
UGM YOGYAKARTA

Biologi
Biologi

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahu
n
2005
2006
2007

2007

2008
2008

Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri)
Pelatihan Applied Approach On going
process
Pelatihan praktikum Fisiologi Hewan di
LSIH ITB 21 Juni- 31 Juni di LSIH ITB
Workshop Vascular Smooth Muscle and
Adipocyte Cell Culture and
Immnocytochemistry. Central Laboratory
of Life Sciences.
Kursus Bahasa Inggris di Pusat Bahasa
Fakultas Sastra UM. 25 Juni-24 Agustus
2007
Peserta Pelatihan Metodologi Penelitian.
11-14 Februari 2008
Seminar dan Lokakarya Penyusunan
Proposal Pengabdian kepada
Masyarakat dan Penulisan Buku Teks
bagi Dosen/ Pustakawan Perguruan
Tinggi Negeri/ Swasta se Jawa Timur. 15
Maret 2008.

Penyelenggara
LP3M -UM

Jangka
Waktu
80 jam

PHKI UM

36 jam

Fakultas
Kedokteran.
UB

8 jam

UM

120 jam

Lemlit UM

36 jam

LP3M UM

8 jam

x

2008

Diklat Nasional Penulisan Jurnal Ilmiah..
26 Agustus 2008.

2008

Diklat Nasional Pengelolaan Jurnal
Ilmiah.. 26 Agustus 2008

2008

International Conference of Nano
Technology. 19 July 2008.
Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Guru SBI Bidang MIPA (14 Februari
2009)
Pelatihan Nasional pembuatan Media
Pembelajaran Sains Sebagai Bahan
Penulisan Karya Ilmiah dalam Rangka
peningkatan Keprofesionalan Tenaga
Pendidik (1-2 Agustus 2009)
Training of Trainer (TOT). Bidang
Penalaran Universitas Negeri Malang.
12-14 Juni 2009.
Pelatihah bahasa Jerman A1 kerjasama
Univeristas Negeri Malang dan DAAD. di
Fakultas Sastra UM.November 2009Februari 2010
Workshop: 8th Basic Molecular Biology
Course on Stem Cell ’Treatment with
Stem Cell’
Workshop Penyuntingan Artikel Ilmiah
Dosen Jurusan Biologi FMIPA UM untuk
menghasilkan Karya Ilmiah yang
Berkualitas (30 Juli 2010)
Workshop Pembelajaran Matakuliah
Bidang Studi Biologi Berbasis Inkuiri dan
Pengembangan Silabus
Pelatihan Pemandu Latihan Kertampilan
Manajemen Mahasiswa (PP-LKMM)
Orientasi Pengembangan Pendamping
Kemahasiswaan (OPPEK). 7-8 Juli 2010
Workshop Pelatihan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran “On Line
Learning”. Diselenggarakan oleh LP3
UM. 20-22 Juli 2010

2009

2009

2009

2009
2010
2010

2010

2010

2010

2010

2011

English Course DIKTI Programme for
Academic Purpose. Diselenggarakan
oleh Direktorat Ketenagaan DIKTI tahun
November 2010-Februari 2011

Jurnal
Pendidikan
BIologi FMIPA
UM
Jurnal
Pendidikan
BIologi FMIPA
UM
PPTI UMLemlit
UM-FMIPA

8 jam

JPB Jur.
Biologi FMIPA
UM

16 jam

Kemahasiswa
an UM

42 jam

DAAD-Jurusan
Sastra Jerman
UM

90 jam

UB Malang

8 jam

PHKI UM

8 jam

PHKI UM

8 jam

Kemahasiswa
an UM

20 jam

LP3M UM

24 jam

8 jam

8 jam
8 jam

360 jam
DIKTI

xi

2011

Lokakarya Pembelajaran Laboratorium
Berbasis Isu-Isu Kontekstual.
Diselenggarakan oleh PHKI Biologi. 26
Maret. 2011.

PHKI Biologi
UM

8 jam

2011

Workshop Active Learning for Higher
Students. 17-25 April 2011.

LP3 UM

56 jam

2011

Workshop Nasional Authentic
Assesment dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Malang 23 Juli 2011.

Jurnal
Pendidikan
Biologi FMIPA
UM

8 jam

2011

Lokarya Penulisan Artikel Ilmiah Untuk
Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas
Karya Ilmiah Dosen. 28 Juli 2011

PHKI BIologi
UM

8 jam

2011

Lokakarya Pengembangan Standar
Perangkat Perkuliahan pada Matakuliah
Proses Belajar Mengajar (PBM).. 22 Juni
2011

PHKI Biologi
UM

8 jam

2011

Workshop Peningkatan Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Batu 15-18 Desember
2011.

LP3 UM

32 jam

2012

Internship “Neuronal Stem Cell” at
Center for Regenerative Therapish
Disease (CRTD) Dresden-Germany. 22
October-22 November 2012

CRTD –
Dresden
Germany

120 jam

Malang, 26 Maret 2015
Dosen Pendamping

(Nuning Wulandari, S.Si, M.Si)
NIDN. 003017702

xii

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM
Progran
Bidang
Alokasi Uraian Tugas
Studi
Ilmu
Waktu
(jam/mi
nggu)
1
Maulidiya Nur S1
Biologi
20 jam Mencetuskan
Jannah /
Pendidikan
/
ide, membuat
140341602717 Biologi
minggu gagasan, mecari
tahu tentang
struktur anatomi
kunang-kunang
dan bagian
mana yang
mengeluarkan
cahaya, serta
finishing
proposal
2
Intan Surya
S1
Kimia
20 jam Mencari
Mentari /
Pendidikan
/
referensi,
130331603193 Kimia
minggu mencari tahu
tentang proses/
mekanisme
bioluminesensi
pada kunangkunang, dan
membuat
ringkasan
3
Reza
S1
Matematika 20 jam Mencari
Amrollahi /
Matematika
/
referensi,
140312604832
minggu mencari tahu
tentang energi
eksitasi, dan
membuat bagian
kesimpulan
4
Rhenta Fervin S1 Kimia
Kimia
20 jam Mencari
/
/
referensi,
140332602302
minggu mencari tahu
tentang proses/
mekanisme
reaksi kimia
yang terjadi
pada kunangkunang hingga
menghasilkan
cahaya, dan
membuat bagian
pendahuluan
xiii